ANALISIS HARGA JUAL TERHADAP KUALITAS MAKANAN DI WARTEG SUMBER JAYA

JENIS-JENIS BAHAN FINISHING FURNITURE DISAIN INTERIOR
(MINGGU IX)
POLITUR
Politur merupakan salah satu jenis reka oles atau finishing yang sangat populer
pada pembuatan perabot, perlengkapan rumah tangga dan komponen bangunan seperti
Kosen jendela, daun pintu, bingkai hantaran tangga, lisplank bagian dalam bangunan
dan langit-langit ruang yang terbuat dari kayu.
•. :
Penggunaan politur dimulai pada tahun 1630 di India, yaitu sejak ditemukannya bahan selak
(shellac) dari sejenis insek, yaitu kutu lak yang bernama Laccifer Kern
Dengan ditemukannya selak kebanyakan orang menyebutnya sirlak (shellac), dimungkinkan
pembuatan bahan pelapis permukaan kayu yang sangat menarik, baik warna maupun
keindahannya. Jauh bedanya jika dibandingkan dengan reka oles primitive. Benda yang
dipanaskan di atas bara api hingga kecoklatan dan digosok (disangkling) dengan kayu keras
atau digosok dengan buah kemiri dan diusap dengan daun pisang kering ( klaras ).
Hasil politur juga masih lebih indah bila dibandingkan dengan reka oles kuno untuk
ukiran gebyok, yang berbahan getah batang pisang yang dibusukkan, dicampur
dengan minyak tembakau dan pinang. Keawetannya memang tinggi, tetapi daya
kilapnya kurang.
'
Pengerjaan politur dengan cara konvensional tidak terlalu sukar, dapat dengan mudah

dipraktekkan oleh pekerja-pekerja yang berpendidikan rendah, bahkan oleh orang yang tak
berpendidikan.
Harga politur pun relatif rendah. Harga politur dapat dijangkau oleh masyarakat kecil, sehingga
seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati hasil reka oles politur ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

A. MANFAAT POLITUR
Politur bukan sekadar melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu. melainkan juga
mempertajam dan memperingan pola serat Kayu, serta yang paling penting menjaga kestabilan
kayu dari pengaruh cuaca di luar lingkungannya.
Pemolituran yang tepat juga rnengurangi reaksi kayu terhadap suhu dan kelembaban
sekitarnya.. Zat cair atau uap air dalam udara bebas tidak dapat masuk Ke dalam pori-pori
kayu karena politur yang dilapiskan merupakan film atau lapisan yang membungkus dan
mengisolasi pori-pori pada bidang permukaan luar. Penutupan pori-pori oleh politur,mempersulit jalan uap air keluar atau penguapan air dari dalam kayu. Kayu yang telah dipolitur
seluruh permukaannya akan menjadi stabii baik bentuk ataupun ukurannya.


Sering terjadi selembar papan yang masih mentah (belum dipolitur) cepat mengembang,
menyusut bahkan melengkung bila .ditaruh ditempat bebas dalam keadaan terlindung
maupun diterpa sinar matahari langsung. Namun, papan yang sama akan Kurang
menunjuKkan reaksi bila telah dipolitur pada keseluruhan permukaannya. Memang
kadang-kadang ada pelengkungan atau reaksi, tetapi persentase reaksinya tidak sebesar
papan yang masih dalam keadaan mentah.
Guna menunjang keindahan penampilan kayu atau perabot serta kerajinan, dapat juqa
diiakukan pemolituran berwarna. Warna-warna yang dipakai akan menimbulkan kesan
harmonis dengan barang-barang interior di sekitarnya. Kayu yang "dipolitur akan
memberikan Kesan hangat, halus dan anggun Kesan hangat, timbul karena pola Serat
masih tampil. Reka oles politur membentuk lapisan transparan natural atau transparan
berwarna. Ada pula politur yang berwarna kedap hingga menutup gambar pola serat.
Namun, pemolituran hanya dilakukan pada bagian kecil dari bidang perabot, sekadar
sebagai aksen pemanis bentuk, menunjang desain perabot.
Dengan memolitur kayu, kayu menjadi lebih awet meskipun politur sendiri bukan bahan
pengawet.. Politur menghambat Kerusakan kayu, kayu terlindung dan cahaya dan panas
yang langsung maupun tak langsung. Kayu tetap terlindung dari sinar ultra violet matahari.
Mungkin lapisan politur benda akan kusam dan menua, sehingga dengan perbaikan
lapisan politurnya saja, keindahan reka oles bisa dikembalikan. Kayu yang dipolitur juga
tidak diserang cendawan atau jarnur serta bebas dari pelapukan Karena kayu itu tetap

stabil dan kering akibat perlindungan yang telah diberikan lapisan selak.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

B. BAHAN POLITUR
Politur dibuat dari selak dengan pelarut soiritus, menggunakan warna pigmen atau
dyestuff yang larut alcohol atau pewarna larut air. Campuran ini kemudian dioleskan
denqan kuas atau dioleskan dengan kain bal (kaos perca) pada permukaan perabot dan
kerajinan.

1. Selak
Selak atau shellac dibuat fari lak, sejenis dammar atau getah hasil sekresi. Kutu lak
( laccifer kerr ) yang hidupnya parasitis pada tumbuhan tertentu. Hasil sekresi
tersebut dikeluarkan disekeliling badan kutu sebagai proteksi terhadap musuh dari
luar dan keadaan alam sekitarnya. Lak berasal dari kata laksa ( sansekerta ) artinya
100.000 yaitu ungkapan karena begitu banyak jumlah larva yang menetas dan
berkembang biak.

Kutu lak atau laccifer kerr yang dikembangkan di Yogyakarta seluas 1.300 Ha dan
di Probolinggo seluas 3.750 Ha berasal dari India dan dapat dibudidayakan pada
pohon-pohon kesambi ( Schleisbera oleosa Merr ) dan akasia ( Acacia villosa wild ).
Jenis lain yang dapat dipakai sebagai pohon
inang adalah ploso ( Butea monosperma ) ,
widara ( Ziziphus jujube Lam ).
Ternyata pohon kesambi yang terbaik sebab
tahan terhadap musim kering, mempunyai
daya tunas yang baik dan dapat tumbuh bagus
ditanah yang trendah kesuburannya.

DARI STOKLAK MENJADI SELAK
PUTIH BATANGAN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Stoklak yang menempel pada sisi

Bawah pohon inang, hasil sekresi
kutu Lacifer Kerr

Berdasarkan sistematika biologi, kutu lak termasuk kelas Insecta, ordo Rhynchota, family
Coccidea, genus laccifer. Selain species Laccifer Kerr, dikenal juga species lain yaitu
Laccifer javahus Chamo yang hidup di pohon .durian (Durio Spp) dan Tachardia aurantiaca
Cockl yang hidup di pohon kesambi dan sonokeling (Dalbergia 'latifolia Roxb).
Pembiakan kutu lak berlaku generatif dan secara partenogenesis. Cara generatif yaitu
cara pembiakan dengan pembuahan oleh kutu jantan, sedang cara partenogenesis adalah
produksi telur dari larva oleh kutu lak betina tanpa pembuahan oleh kutu jantan.
Partenogenesis terjadi pada musim hujan atau kalau kutu jantan mati atau punah
semuanya. Cara partenogenesis akan menghasilkan larva dengan dua jenis keiamin,
jantan dan betina serta dua-.duanya menghasilkan bahan selak. Partenogenesis
merupakan anugerah alam sehingga kutu lak terhindar dari kemusnahan total.
Kutu lak menetap pada cabang yang masih muda. Kemudian, ditusukkannya probos-cinya
(seperti jarum) ke dalam jaringan phloem dan xylin (Xylem) yang terdapat dalam jaringan
Hasil kerokan
bahan seedlak

stok-lak


rnenjadi

batang tanaman dan dihisapnya cairan makanan.
Pada umumnya koloni lak menetap di sisi bawah cabang. Jumlah larva lak biasanya 150200ekortiapjarak2,5 cm dan setelah berumur 5 bulan stoklak (koloni lak) sudah dapat
dipungut, dan dikerok menjadi seedlak atau butiran lak. Dari seedlak ini kemudian
Seedlak diproses
menjadi serpihan
selak kuning

dilakukan metode pelelehan yang lazim dilakukan di India. Cara yang cedua adalah
melarutkan seedlak dalam alkohol dan cara yang terakhir melarutkan seedlak dalam alkali

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

atau bahan basa, menyaring larutan tadi, kemudian memisahkan larutan lak dari zat
pelarutnya dengan metode presipitasi.

Dengan hasil lebih dari 16 ton per tahun, maka sejak tahun 1956 didirikan pabrik selak di
Probolinggo hingga kini.
Dari seedlak dihasilkan selak (shellac) yang berwarna kuning berbentuk serpihan .(selak
emping) dan dijual di toko besi sebagai resin politur. Hasil politurannya bernuansa kuning
hingga kayu berkesan tua; tidak diperlukan zat pewarna.
Selain itu, dijual pula selak putih dalam bentuk batangan. Selak putih didapatkan dengan
cara memproses bahan selak kuning menjadi selak putih, sehingga hasil pemolituran
menjadi tetap alami (natural). Bahan ini sangat baik bagi kayu yang berwarna muda seperti
ramin, mahoni, mindi, pinus dan kayu lam yang diinginkan tetap cerah seperti warna kayu
aslinya.
Pemucatan bahan selak kuning melalui proses pencucian, pelelehan dan titrasi asam,
tidak kita bahas secara rinci dalam buku ini. Dapat disebutkan antara lain bahanbahannya, adalah soda abu (Na2CO3), kaporit (CaCICX,), asam sulfat (H2SO , » • ;

Penggunaan kaus afal atau kaus perca harus
dari bahan katun atau benang kapas. Hal ini
sangat penting karena bahan politur dapat
terserap dengan awet dan baik. Dengan
penyerapan yang baik, kaus tidak terlalu
sering dicelupkan ke dalam politur.


Lain

halnya

dari

bahan

Ion,

atau

an

politur

apabila
halus,

kaus

misalnya

serat-serat
tidak

baik,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

sintetik
daya

yang

dipakai

serat

polyester,
lainnya.


serapnya

adalah
ni
Penyerap

tidak

awet

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

serta

licin

lepas


dari

dipegang.
pegangan

Kaus
kita.

pengoles
Karena

berkali-kali
itu,

terjadi

bercak tak halus pada permukaan politur, bekas lipatan kaus basah yang lepas dari
tangan.
Hal yang perlu diperhatikan lagi dalam menyiapkan kaus perca untuk memolitur yaitu memilih
kaus yang polos dan berwarna putih atau terang. Hal itu perlu_djperhatikan mengingat adanya
pewarna tekstil yang mudah luntur serta menimbulkan warna yang tidak dikehendaki pada
permukaan perabot kita.

SISTEM POLITUR NATURAL BENING

PENGISIAN PORI KAYU
Gunakan wood filler jenis water base
Amplas
dengan

15 menit setelah kering amplas habis
no.

80-180

PELAPISAN PENDASARAN 1
Pelapisan dengan politur, gunakan kuas/ kaus
Amplas
dongan

no.

20 menit amplas dengan cara basah

80-200

PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN BIDANG BENDA KERJA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Pelapisan dengan politur sangat cair, kauskan agak lembab sampai kilap sekali

Catatan :
Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pendasaran yang ke-1,
sehingga pembuatan dempul sesuai dengan warna.
Pelapisan akhir dapat diulang berkali-kali, namun setiap tahapnya harus diamplas
dengan amplas nomor 400.

C. MEMOLITUR BENDA KERJA KAYU

Memolitur benda kerja. kayu, misalnya perabot dan benda kerajinan kayu, sedikit berbeda
dari cara memolitur benda kerja yang terbuat dari bambu maupun rotan, yaitu pada pengisian
pori-pori kayu dengan filler. Benda kerja yang terbuat dari bambu dan rotan tak memerlukan
pengisian pori. Tahapan proses pemolituran, pewarnaan, dan pengkilapan kedua golongan
itu sama.
Memolitur mebel dan benda kerajinan kayu dibagi atas beberapa jenis hasilnya.
Hasil yang pertama adalah politur natural; Kedua, politur warna transparan dan
yang terakhir politur denqan warna yanq Kedap atau warna yang menutup pola serat.

1. Politur natural bening (warna alami)
Politur warna alami atau natural tanpa
warna

dilakukan

dengan

tahapan

sebagai berikut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

a.Pertama-tama

kita

membersihkan

bidang permukaan kayu yang akan
dipolitur dengan kertas gosok atau
kertas amplas untuk memotong
serat yang berdiri dan kasar. Di
samping

itu

juga

untuk

membersihkan noda lem, minyak,
garis

pensil,

yang

keindahan
Searah serat dengan blok kayu

mengganggu
permukaan.

Pengamplasan atau penggosokan
itu dilakukan dengan kertas amplas
nomor 80 - 180, dan harus searah
serat kayu.

Tahap berikutnya, yaitu pengisian porib.

pori kayu bagi jenis kayu bertekstur
kasar, misalnya jati, sungkai, kamfer,
mahoni, mindi dan lainnya. Sedangkan
kayu yang teksturnya halus seperti
pinus, agathis, pulai, jelutung, tidak
memerlukan tahapan ini.
Sampai 1965, orang melakukan

£~2. ''' ^'L^l *-'

pengisian

pori

ngarangi,

yaitu

dengan
kayu

cara

di-gosok

dengan balu apung yang diimpor
Filler larut thinner

dari Cina. Batu apung digosokkan
pada kapur dernpul dan oker. Ketiga
macam serbuk itu ditekan ke dalam
pori kayu. Sekarang cara kerja ini
sangat langka dilakukan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Filler larut air
Batu apung yang ada di pasaran adalah hasil lokal, yang banyak mengandung pasir. Pasir
ini akan menggores kayu sehingga mengurangi keindahan penampilan permukaan.
Bahan pengisi pori kayu (wood filler) yang dipakai sekarang adalah bubur filler yang dapat
dibeli di toko besi, baik yang berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak.
Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri Kita membuat adonan kapur dempul putih
atau talk halus, ditambah secukupnya dengan tepung pigmen
yang disesuaikan dengan warna kayunya, misalnya kayu jati
dengan tepung oker. Perlu ditambahkan lem perekat sebagai
resin atau pengikatnya. Pada pembuatan filler berpelarut air
dapat dipakai lem DVAc atau lem putih sebanyak 5% dari berat
kedua tepung tadi. Kemudian, aduk serta encerkan dengan air
hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan ke
kayu.
Pengisian bubur filler ke dalam pori kayu dapat dilakukan dengan kape atau sekerap tembok, dengan
digosok kain bekas, hingga pori kenyang. Filler kita
biarkan kering dalam beberapa menit.
Pengisian pori-pori pada benda kerja ukiran dapat
dilakukan dengan kuas. Namun, bubur filler harus
lebih encer hingga dapat masuk ke celah-celah
ukiran.

Pengisian pori
pada ukiran

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Setelah dikuaskan, biarkan bubur setengah kering,
lalu sikat dengan sikat ijuk kuat-kuat hingga kering.
Pada pengisian pori benda ukiran, sebaiknya
digunakan jenis bubur filler solvent base atau yang
larut.

Filler larut air

Batu apung yang ada di pasaran adalah hasil Iokal, yang banyak mengandung pasir. Pasir
ini akan menggores kayu sehingga mengurangi keindahan penampilan permukaan.
Bahan pengisi pori kayu (wood filler) yang dipakai sekarang adalah bubur filler yang dapat
dibeli di toko besi, baik yang berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak.
Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri Kita membuat adonan kapur dempul putih
atau talk halus, ditambah secukupnya dengan tepung pigmen
yang disesuaikan dengan warna kayunya, misalnya kayu jati
dengan tepung oker. Perlu ditambahkan lem perekat sebagai
resin atau pengikatnya. Pada pembuatan filler berpelarut air
dapat dipakai lem DVAc atau lem putih sebanyak 5% dari berat
kedua tepung tadi. Kemudian, aduk serta encerkan dengan air
hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan ke
kayu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Pengisian bubur filler ke dalam pori kayu dapat
dilakukan dengan kape atau sekerap tembok, dengan
digosok kain bekas, hingga pori kenyang. Filler kita
biarkan kering dalam beberapa menit.
Pengisian pori-pori pada benda kerja ukiran dapat
dilakukan dengan kuas. Namun, bubur filler harus
lebih encer hingga dapat masuk ke celah-celah
ukiran.
Setelah dikuaskan, biarkan bubur setengah kering,
lalu sikat dengan sikat ijuk kuat-kuat hingga kering.
Pada pengisian pori benda ukiran, sebaiknya
digunakan jenis bubur filler solvent base atau yang
larut,

Langkah selanjutnya adalah pembersihan bubur filler kering yang rnasih terdapat di
permukaan kayu dengan amplas nomor 150-180, sehingga permukaan kayu bersih
serta rata. Yang tersisa adalah filler kering yang ada dalam pori saja.
Pengisian pori ini sangat penting karena akan mempercepat dan mempersingkat pekerjaan
politur. Di samping itu, terjadi penghematan bahan politur karena mengurangi penyerapan
bahan politur oleh pori-pori kayu pada jenis kayu bertekstur kasar.
Di antara kesalahan yang terjadi adalah penggunaan tepung oker yang tidak sesuai dengan
warna kayu sehingga permukaan akan kelihatan buruk. Karena itu, pemilihan warna tepung
harus djlakukan dengan seksama.
c. Pelapisan dasar
Proses ini merupakan tahapan ketiga dari pekerjaan memolitur. Pada tahap ini lapisan
dasar diberikan untuk mengeraskan serat, serta mengikat filler supaya tidak terangkat
lepas dari pori-pori.
Pendasaran dilakukan dengan dikuaskan, selapis demi selapis tipis-rata serta tanpa
meninggalkan bekas kuas. Pendasaran dilakukan dengan politur, yang terbuat dari selak
dilarutkan ke dalam spiritus dengan perbandingan 1 ons selak dengan 1 liter spiritus.
Pemakaian selak putih atau kuning tergantung pada Selera hanya.saja, bila kita

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

menggunakan selak putih perlu memilih spiritus yang tidak terlalu biru sehingga warna asli
dan alami serat kayu tidak berubah
menjadi kebiru-biruan. Selak emping langsung
dapat

dilarutkan

seperti

emping.

karena
Selak

bentuknya
putih

perlu

yang
kita

hancurkan dulu dengan ditumbuk atau diserut
dengan ketam kasar sehingga menjadi serpihan
halus dan mudah larut.
Sete!ah 15 menit, permukaan bidang hasil
pendasaran akan menjadi kering.
Akan terlihat di beberapa tempat tertinggal
bekas-bekas penguasan yang tak rata dan serat-serat kayu halus yang muncul di permukaan.
Serat-serat itu muncul karena pembasahan oleh
spiritus, sering tidak tampak, namun apabila diraba dengan tangan akan terasa kasar. Munculan serat dan bekas kuas harus diamplas rata
sampai permukaannya terasa halus. Untuk
pengamplasan dipakai kertas amplas nomor 180 240.
Baik dan tidaknya hasil pemolituran sangat ditentukan

oleh

pengamplasan

pada

tahap

pendasaran ini.
Pendasaran dikuaskan dengan tipis-tipis

Selesai tahap pendasaran, pada umumnya dilakukan perbaikan permukaan. Kayu yang
berlubang karena mata kayu busuk atau bekas pukulan dan pecah-pecah sambungan ditutup
dengan dempul yang telah disesuaikan warnanya.
Pembuatan dempul sangat sederhana, yaitu dengan cara merebus sebungkah parafin
atau lilin putih di dalam kaleng yang dipanaskan hingga lilin cair. Bubuhkan talk
serta oker atau tepung pigmen yang sesuai dengan warna kayu dan aduk hingga
campuran homogen betul, kemudian dinginkan. Setelah itu, dempulkan hasil itu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

pada cacat lubang bidang politur dengan kape at.au sekerap hingga padat menutup
lubang yang rusak.
Melalui tahap penguasan politur berulang-ulang, maka kerataan permukaan dempul serta
kekilapannya akan sama dengan bidang politur di sekitarnya.
d. Pengolesan lapisan politur pada permukaan
dengan kaus perca merupakan proses
tahap

berikutnya.

Keuntungan

penggunaan kaus pada tahap ini, yaitu
bekas garis-garis usapan politur seperti
pada pe-makaian kuas, tidak tampak.
Sudut tumpul kaus perca yang digulung
padat, tidak memutus pelapisan atau tidak
lepas

dari

bidang

polituran

Kaus perca dilipat sepadat mungkin

secara

mengejut, hingga bekasnya halus.
Kaus perca untuk penguasan ini dilipat sepadat
mungkin

kemudian

oleskan secara berputar
beberapa

kali

hingga

terdapat pelapisan yang
menutup.Untuk
meratakan
garis

bekas

beberapa
putaran,

usap dan oleskan politur
berulang-ulang

.searah

serat

dengan

kayu

sedikit lebih ditekan.
Cara memutar, cepat menutup pori-pori

Yang perlu diperhatikan dalam penguasan dengan kain kaus perca ini yaitu pemerasan kaus
harus apuh, tidak boleh terlalu basah, lembab-lembab saja. Lipatan kaus, setelah dicelupkan
ke kaleng tempat politur, diperas kuat-kuat sampai tidak menetes. Penguasan dengan kaus
sangat basah bisa melunakkan kembali lapisan sebelumnya. Lapisan itu akan terkelupas
mentah (botak), kelihatan kayunya. Cacat ini sangat sulit diperbaiki. Areal yang terkelupas

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

hanya kecil, maka perbaikannya harus dilakukan secara khusus pada tempat yang terkelupas
itu. Baru setelah hasil perbaikan itu sama dengan bidang sekitar pemolituran boleh
diperlakukan menyeluruh sampai rata.

e. Pada tahap yang kelima kita lakukan pengamplasan secara basah dengan amplas
nomor 180 – 240, yang tahan terhadap air.

Pengamplasan cara ba.sah

Cara memegang kortas amplas

Pengamplasan dilakukan apabila penampilan bidang politur sudah menuti 50%.
Permukaan yang sudah mengkilap cukup tebal, namun pori-pori masih belum
tertutup semua.
Bagi pemula, langkah kelima ini sangat sulit diterima karena lapisan yang sudah
mengkilap harus dikurangi dan diratakan dengan amplas. Pengamplasan base
dengan air ini sangat penting karena akan meratakan bekas usapan putar pada tahap
keempat. Demikian pula dikurangi lapisan politur yang terlalu tebal beberapa
tempat, karena pada bidang yang sama masih ada pori-pori yang belum tertutup.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

1) Dengan pengamplasan basah, jarak
politur yang sudah tebal dengan
bidang politur yang masih berpori

Lapisan politur dikauskan tebal sesuai tahap

dapat

keempat

dikurangi,

hingga

proses

pemolituran tahap lanjutnya menjadi
rata tipis namun porinya tertutup.

Pengamplasan cara basah meratakan lapisan

2)

politur

Keuntungan pengamplasan basah

dengan amplas duko yang tahan air adalah
lapisan politur mudah diamplas dan tidak
menempel pada butir-butir amplas.
3) Amplas lebih tahan lama dibandingkan
dengan pengamplasan kering. Sesudah

Hingga lapisan akhir tertutup halus dan rata

pengamplasan basah permukaan
menjadi kering sehingga akan tertinggal
tepu
ng

putih,

serbuk

amplasan

politur

yang

menempel di permukaan bidang kerja. Serbuk
ini

harus

segera

dibersihkan

Selanjutnya kita bisa melanjutkan ke tahap
terakhir.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Tahap pemolituran yang terakhir ini adalah pelapisan denqan memakai kaus seperti tahap-tahap
sebelumnya, namun dengan campuran politur lebih encer.

Kaus

bagian

dalam

yang

Politur

tahap

akhir

kasar tidak untuk sisi luar

tidak boleh diusapkan

lipatan

memutar
Pelapisannya harus dilakukan secara apuh
serta searah serat, tidak dengan memutar
karena akan meninggalkan. Kesan kurang
halus. Campuran politur akhir ini harus
encer.

Campuran

yang

dipakai

untuk

pelapisan pendasaran boleh diencerkan dua
setengah

kalinya,

menambahkan

spiritus

atau

dengan

baru

sebanyak

150%.
Pelapisan tahap akhir harus searah
dengan serat kayu
Bila kita harus membuat politur baru, dapat dengan perbandingan selak spiritusnya 1 ons
dengan 2,5 liter spiritus.
Beberapa tukang tradisional sering menutup lapisan akhir politur ini dengan campuran lama,
yang diendapkan satu malam, sehingga endapan terpisah dengan spiritus jernihnya.
Kemudian, yang jernih ditiriskan dan diarnbil sebagai larutan pelapis akhir. Hasilnya sangat
memuaskan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Pengausan pada tahap akhir ini dilakukan dengan tekanan, hingga hasilnya padat. Semakin
padat lapisan politur dioleskan, reaksi serat-serat kayu semakin berkurang. Daya hidup seratserat kayu pada permukaan terhambat oleh lapisan politur yang semakin padat melapisi
permukaan itu. Serat-serat kayu tidak mungkin berdiri lagi.
Dalam pengausan akhir, selain keapuhan kaus, perlu juga diperhatikan lagi bahwa kaus tidak
terlipat terbalik. Kaus kasar harus di bagian dalam. Kalau lipatan kaus terbalik, bulu-bulu
kaus akan terlepas dan menempel di permukaan bidang poiitur serta berakibat buruk.
Hasilnya kasar, tidak mengkilap.

Tebal tipisnya lapisan politur juga mempengaruhi bidang permukaan kayu. Lapisan yang tipis
akan lebih hemat, tetapi sering pori-pori tidak tertutup sama sekali. Pada lapisan politur yang
terlalu tebal, pori-pori akan tertutup dengan baik, namun penggunaan politur akan lebih
banyak dan boros serta waktunya panjang. Lapisan politur yang ideal adalah tidak terlalu
tebal dan juga tidak terlalu tipis. Yang penting tidak mengubah identitas kayu, namun kayu
menjadi lebih indah. Sisi teknik pun mudah dicapai.
Apabila serat-serat kayu tidak berdiri lagi, pori-pori sudah tertutup rata dan hasilnya
mengkilap, dapat dikatakan tahap ini telah selesai dan pekerjaan memolitur pun usai.

VERNIS KOPAL

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Vernis atau pernis di beberapa tempat di Indonesia disebut juga rengas.
Vemis, bahan pelapis akhir yang tak berwarna ( clear ) dapat memberikan
film melalui penguapan solvent ( evaporation ), disertai oksidasi dengan udara
( polymerisation ) oleh sejumlah unsure yang terkandung di dalam vernis.
Pengeringan vernis terjadi karena penguapan pelarut (evaporation) dan bukan karena
reaksi ikatan rantai. silang secara kimiawi ( crosslinking ) diantara unsure yang terkandung.
Maka lapisan film vernis yang terbentuk dipermukaan kayu atau benda kerja, tidak tahan
panas, tidak tahan cuaca, serta tidak tahan terhadap pengenceran ( thinner / solvent )
Oleh karena itu sebagai bahan reka oles, vernis hanya digunakan unutk pelapisan perabot
dan benda – benda kerja yang berada dibawah atap ( interior ).
Disebut vernis kopal, karena memang berasal dari Manila Copal yaitu resin atau harsa
yang ditoreh dari pohon Copal. Pada saat ini, vernis bukan hanya dari resin copal. Namun,
didalam masyarakat, kopal identik dengan vernis. Tambahan kata kopal dimaksudkan untuk
menyatakan vernis yang berasal dari resin getah dan minyak nabati. Umumnya, vernis
dibuat dari bermacam-macam resin atau harsa, berasal dari alam atau buatan manusia,
sintetik alkid misalnya.
Dewasa ini, vernis begitu banyak variasi dan ragamnya. Namun, secara garis besar vernis
dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan utama.

Yang pertama, vernis minyak ( o il varnish}, dibuat dari resin sintesa kimiawi maupun alam
serta minyak nabati yang mampu mengering (drying oi l } , dengan penambahan bahan
pengering ( drier ).
Yang kedua, vemis spiritus ( spirit varnish ) hanya terbuat dari bahan resin tanpa tambahan
drying oil. Politur juga termasuk dalam kelompok spirit varnish ini.
Resin alam yang dipakai dalam pembuatan vernis, berasal dari getah yang ditoreh dari
jenis pohon jarum (coniverus), misalnya kauri (Agathis alba), pinus (Pinus mercusii), serta
pohon harsa atau penghasil resin lainnya yang berdaun lebar dari famili Depterocarpus
spp. yang banyak tumbuh di Asia Tenggara.
Pohon Agathis Australis, menghasilkan resin kauri copal. Pohon Agathis Alba, menghasilkan resin manila copal. Pohon pinus menghasilkan rosin (Gum rosin atau gondorukem). Sedangkan kelompok Shorea dan Hopea (balau) serta kelompok Depterocarpaceae menghasilkan resin damar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Resin kopal larut seluruhnya dalam alkohol murni, sedangkan damar tidak larut.
Kopal tidak larut dalam minyak terpentin dan minyak tanah, sedang damar dapat
terlarut dalam terpentin, dalam minyak tanah hanya larut sebagian saja. Namun.
setelah menjadi vernis, kedua-duanya dapat diencerkan dengan minyak terpentin.
Resin berubah sifatnya karena pemanasan dalam proses pelelehan menjadi vernis.
Cara pengenceran dengan terpentin atau afdunner memudahkan pekerja dalam
:

penyemprotan atau penguasan.
Beberapa minyak nabati yang kering setelah kontak dengan udara ( drying oil ) banyak
juga dipakai dalam pembuatan vernis. Misalnya minyak dari biji buah lin yang berasal dari
negara China (Linseed oif), minyak kayu tung (Tung oif), minyak biji jarak yang telah
didehidrasi (Dehydrated Castor Oif), dan minyak kedelai (Soyabean oil).
Banyak pengrajin mebel dan pengusaha yang hanya mengambil barang mentah dari
sentra industri mebel, kemudian melakukan reka oles vernis buatan sendiri dan
menjualnya ke toko mebel di pinggir kota. Demikian pula banyak pekerjaan borongan dan
tender kursi untuk sekolah dan perabot kuliah, yang direka oles dengan bahan vernis
campuran sendiri.
Aplikasinya dengan kaus perca sama dengan aplikasi politur selak. Sebagian tukang
menyebutnya dengan istilah politur atom, beberapa daerah sentra industri .mebel
menamainya politur selo. Bahan baku politur atom atau lebih tepat vernis selo, buatan
sendiri dari bahan bongkahan resin India Timur yang dilarutkan dengan bensin / premium
(petroleum solvent) sampai encer dan mudah dikuaskan atau cukup licin untuk dikauskan.
Kelompok resin ini mirip dengan resin damar. Hanya saja damar mudah larut pada
berbagai solvent, sedangkan resin India Timur hanya terbatas pada petroleum solvent.
Resin India Timur, banyak didapat juga di Indonesia dan dijual di toko besi dengan harga
yang sangat murah. Nama perdagangan yang telah dikenal oleh tukang reka oles, yaitu
selo atau batu. Juga disebut selak batu, karena memang resinnya mengeras dan
mempunyai kulit seperti bongkahan batu akik. Sedangkan selo berasal dari bahasa Jawa
halus, yang berarti batu.
Resin batu juga merupakan nama internasional dan dikenal dalam perdagangan dunia
bahan cat. Resin batu ini dipungut dari batang pohon yang luka dan tidak ditoreh seperti
pohon damar. Oleh masyarakat sekitar hutan, bahan tersebut dikumpulkan dan dijual atau
disetor ke pengumpul untuk diekspor sebagai bahan vernis. Sebenarnya resin batu, atau
terkenal dengan Black East India dan Pale East India, sangat baik dipakai untuk vernis
oleoresin dan spar vernis yang mahal, asal dicampur dengan minyak nabati yang bisa
kering (drying oil) sehingga memperbaiki sifatnya yang keras menjadi lebih fleksibel dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

tahan goresan. Dengan resin batu ini, biasa dibuat vernis untuk lantai kayu (parquet),
demikian pula untuk resin cat marka jalan karena tahan gesekan dan tetap awet
menempel, serta baik sebagai resin cat yang harus disemprotkan pada substrat
aluminium. Untuk beberapa jenis batu gerinda, sebagai perekat butirannya digunakan
resin selo ini.

Sayang sekali, politur atom hanya dibuat sendiri oleh tukang kayu secara primitif dengan
merncampur bensin, tanpa pemberian formula drying oil, sehingga hasil politurannya walaupun
keras, tahan air, tahan air panas, namun mudah rapuh, serta kurang kegilapannya. Untuk
mengatasi kekurang gilapannya, umumnya tukang reka oles melapisinya dengan selapis
politur selak berpelarut spiritus sehingga kurang tahan terhadap air walaupun mengkilap.
Permukaannya akan memutih bila tersiram air panas.
Bagi anyaman rotan, vernis selo dan vernis kopal masih dianggap kurang baik karena anyaman
rotan khususnya pada dudukan kursi, tidak statis, dan s.elalu bergerak lentur, sehingga lapisan
vernisnya mudah retak. Untuk itu, sangat disarankan yemis yang terbuat dari bahan sintetik
alkid.
PENGAPLIKASIAN VERNIS KOPA
L
Vernis kopal dapat diaplikasi dengan kuas ataupun disemprotkan. Namun umumnya
pengaplikasiannya cukup denqan dikuaskan saja, mengingat kualitas hasil benda kerjanya
tidak perlu sangat halus seperti pada reka oles politur.
Reka oles vernis paling sering dilakukan pada pelapisan akhir barang-barang keraiinan kayu ,
bamboo, rotan dan tempurung kelapa, serta pelindung tahan air pada payung kertas. Juga
banyak dipakai unutk memvernis perabot-perabot yang ditempatkan di beranda depan rumah,
perabot asrama, serta perabot-perabot sederhana lainnya.
Meskipun demikian, dengan teknik aplikasi yang baik, seorang tukang vernis atau tukang reka
oles dapat menampilkan hasil. pelapisan vernis yang halus, sehalus hasil politur selak,
bahkan dengan satu keunggulan lain, yakni tahan terhadap air.
Langkah.-langkahnya sebagai berikut.
1.

Pertama-tama, kita harus menyiapkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

permukaan kayu dengan cara meng-

amplas dengan amplas nomor 80-180
hingga permukaan bersih dari noda lem
dan garis-garis pensil. Benda kerja diam-

plas searah serat.

Langkah kelima adalah yang terpenting, pelapisan vernis terakhir (top coat). Digunakan vernis
yang telah dien-cerkan hingga mempunyai kekentalan 12,5 detik, dengan

3.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Tahap selanjutnya, yaitu penguasan dasar, dilakukan dengan vernis kopal. F
nguasannya dimulai dari searah serat, kemudian dengan melintang, selanjutn searah
dengan serat kembali. Biarkan kering sempurna kurang lebih 2-3 jar.

minyak cat atau terpentin. Pengencerannya diukur dengan mangkuk viskosit;
DIN 4 atau Ford cup 4. Vernis sekarang mudah dikuaskan atau lebih lane
apabila harus disemprotkan.
Apabila ingin berhasil bagus, ulangi topcoat sekali lagi (tahap kelima), nami 'sebelumnya permukaan
4.

vernis harus kering betui, dan diamplas dulu dengan kert; amplas nomor 400 secara basah.
dikuaskan

2.

Tahap kedua adalah pengisian pori-pori kayu. Untuk pengisian pori kayu dapat
digunakan bubur filler berpelarut air, tekan dengan spatula atau sekerap maupun
dikuaskan, kemudian digosok dengan kain hingga kering dan diamplas dengan amplas
nomor 240 hingga bersih halus.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

SISTEM REKA OLES CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

disemprotkan

PELAPISAN DASAR PERMUKAAN
Gunakan primer atau meni kayu.

Amplas dengan nomor 150

3 jam tunggu kering,
Amplas ringan

PENGISIAN PORI KAYU
Gunakan plamir berpelarut afdunner
Amplas nomor 180-240

12 jam tunggu kering,
Amplas rata.

PELAPISAN ANTARMEDIA
Gunakan cat dasar alkid enamel
Amplas nomor 220-320

4-5 jam tunggu kering,
Amplas basah

PELAPISAN AKHIR
Gunakan cat alkid sintetik resin enamel
Catatan :
Tempat pengeringan cat harus :


Berventilasi baik



Bebas debu dan kotoran



Tidak dilalui orang yang lalu lalang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

Penggunaan. sistem reka oles sintetik resin enamel, atau disebut cat kuas, cat setengah duko
dan cat pthalit alkid, sudah sangai meluas. Hampir semua orang pernah menggunakannya. Cat
ini disebut alkid karena bahan pengikatnya (binder) atau getahnya (resin) memang dari jenis
sintesis alkid.
Bahan oles ini dipakai untuk mengecat benda-benda kerja yang penempatannya di luar ruang.
Bagian bangunan yang sering dicat dengan sintetik alkid adalah kosen serta daun jendelanya,
pintu dan lisplank, serta pada konstruksi bangunan yang terkena sinar matahari. Pengecatan
pada perabot, misalnya untuk mengecat perabot taman. kursi taman kanak-kanak, perabot
besi, dan juga perabot kayu yang diinginkan mempunyai penampilan warna enamel tertutup.
Jenis cat ini pasarannya sangat luas. Semua toko besi menyediakan cat alkid sintetik resin
enamel ini.
Sistem aplikasi jenis cat ini termasuk tua. Telah lama tertanam di benak masyarakat bahwa
pengecatannya sangat

mudah. Pengaplikasiannya cukup dikuaskan, walaupun

sebenarnya dapat pula dilakukan dengan cara disemprotkan. Waktu kering cat alkid ini cukup
lama, rata-rata 12 jam atau bahkan 1 hari. Karena waktu keringnya panjang, maka penampilan
lapisan permukaan cat ini sangat mengkilap. Cat alkid mengering secara oksidasi, yakni
menangkap oksigen dari udara. Karena itu, perlu ada sirkulasi udara yang baik. Di tempat
tertutup, cat ini mengalami kesulitan untuk mengering. Waktu keringnya menjadi lebih lama.
Cat alkid sangat baik untuk pengecatan eksterior. Di sampinq karena mengeringnya secara
oksidasi .Cat ini tahan terhadap sinar ultra VIOLET dan sinar matanari yang sangat merusak
kayu dengan adanya perlindungan itu kayu menjadi lebih awet.
Dengan pengecatan alkid yang melapis kedap seluruh permukaan, kayu menjadi lebih awet,
tidak mudah lapuk diserang jamur maupun diserang rayap kayu kering dan kumbang. Hal itu
disebabkan adanya meni alkid yang berwarna merah, sangat beracun bagi cendawan dan juga

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

rayap dan thether, kumbang kecil pembubuk kayu (powder post beatle). Pigmen merah tua,
yang dipakai sebagai tepung meni atau extender umumnya dari bahan red lead, bersifat
racun. Pada kayu yang mempunyai zat ekstraktif tinggi, sulit dihentikan keluarnya getah dan zat
ekstraksinya yang akan mengotori penampilan permukaan cat. Dengan rnernilih primer, atau
meni yang berpigmen aluminium, seperti yang dipakai untuk mengecat tiang listrik, lunturan
minyak atau getah kayu dapat tertahan hingga tidak ada problem minyak kayu luntur ke cat
atas (bleeding}.

A. BEKERJA DENGAN CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

Pekerjaan diawali dengan pembersihan semua kotoran yang bertindak sebagai isolator,
misalnya pelumas, debu dan pengotor lainnya. Permukaan kayu diamplas dengan amplas
nomor 80-150. Setelah bersih, selanjutnya dilakukan tahapan reka oles sebagai berikut.
1.

Pelapisan sea/erpada permukaan kayu dengan kuas. Pelapis sealer ini sering disebut
men/, primer, atau undercoat. Meni berfungsi sebagai lapisan penambah daya rekat
atau adhesi bagi lapisan cat tahap berikutnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Selain itu, lapisan sealer atau meni juga berfungsi untuk mengeraskan sera kayu sehingga
serat mudah terpotong rata oleh amplas. Bahan ini berguna pula untuk mencegah pelunturan
zat ekstraktif yang dikandung kayu ke permukaan dan mengurangi penyerapan cat akhir oleh
kayu.
2.

Setelah 3-4 jam, meni akan mengering Untuk
meratakannya, meni diamplas dengan amplas
nomor 150.

3.

Tahap ketiga ialah pengisian pori kayu dan
perataan permukaan dengan plami (plamuur)
yang

diaplikasikan

dengar

sekerap.

Permukaan akan memiliki ketebalan, rata dan
tidak porous (berlubang renik). Plamir yang
digunakan berpelarut terpentin atau afdunner.

4. Setelah kering betul, yaitu kurang lebih
12 jam, permukaan benda sudah
bisa

diamplas.

Amplas

yang

digunakan sebaiknya berkehalusan
180-240.
Untuk

pengamplasan

digunakan

blok kayu atau sanding block, yang
terbuat dari karet keras.
5. Pada tahap ini kita lakukan pengecatan
antarmedia dengan menggunakan cat
dasar alkid. .Cat dasar ini biasanya
berwarna

putih

dan

berpelarut

afdunner. Setelah 4-5 jam, cat dasar
boleh

diamplas

dengan

kertas

amplas nomor 240-320, dengan cara
basah atau dengan tambahan air,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

hingga mudah pengerjaannya serta
awet amplasnya.
6.

Pelapisan akhir, adalah tahapan reka oles alkid sintetik yang paling penting. Sebab dari
pelapisan ini, akan kelihatan baik dan buruknya pekerjaan reka oles kita. Pada pelapisan
akhir, kita lapiskan cat alkid yang telah ditentukan warnanya dengan metode lintang bujur.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Motodo lintang bujur

1. Mengiku'i arah serat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

'•'.. Melintang serat kayu

Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM II

Cat ini harus lebih encer dari cat dasar sehingga mudah dikuaskan. Hendaknya digunakan
kuas yang halus agar tidak ada bekas kuas ( brush mark ). Untuk mengencerkan cat dengan
afdunner, biasa digunakan perbandingan 1 bagiar cat dengan 1 bagian afdunner.
Benda yang sudah dicat diletakkan di tempat yang udaranya bersirkulasi atau tempat
terbuka. Tempat itu bebas debu dan jauh dari lalu lintas karyawan. Pelapisan akhir bisa
lebih tebal, misalnya pada kesalahan kerja banyak debu menempel, cat masih belum rata
dan belum halus.
Pengolesan cat dapat diulangi dengan metode lintang bujur. Namun, lapisan sebelumnya
harus diamplas basah lagi dengan kertas amplas nomor 400.

B. PENGOLESAN CAT PADA PERABOT BERSUDUT
Pengolesan cat pada bidang lebar dapat kita lakukan dengan cara lintang bujur, seperti yang telah
kita bahas. Namun, pada benda kerja yang mempunyai banyak sudut, tarikan Kuas pada sudut
ataupun sudut luarnya harus diperhatikan. Hal ini sangat penting. Lebihan olesan kuas bidang datar
atau bidang tegak akan meleleh dan mengalir Ke bawah pada permukaan bidang lainnya.
Lelehan itu akan meninggalkan bekas.
1.

Pengecatan sudut luar
Untuk pengecatan sudut luar porabot sebaiknya
digunakan metode penguasan balas sudut. Metode ini
menghasilkan olesan sudut luar yang bersih, tanpa
cacat lelehan (saging). Lelehan cat alkid segera
diratakan oleh penguasan bidang tegak sisi lain
sebelum cat mengering. Alkid sintetik yang kita
kuaskan mempunyai waktu kering yang lambat
sehingga menguntungkan perataan lelehannya.

2. Pengecatan sudut dalam
Pengolesan cat pada bagian sudut dalam benda kerja dilakukan dengan metode 'penguasan
lepas sudut. Kuas ditarik dari sisi dalam keluar, selanjutnya dari sisi awal yang sama tadi
kuas ditarik ke arah yang berlawanan.

Dengan cara penguasan lepas sudut ini, tidak terjadi timbunan (deposit) cat alkid pada
sudutnya. Deposit yang terbentuk di sudut akan mengakibatkan cacat kerut (wrinkle) pada
sudut itu.
CARA MENIRISKAN KUAS

Setelah dicelupkan ke dalam cat, kuas harus ditiriskan. Caranya memerlukan penelaahan.
Hal ini sangat penting, khususnya pada cat sintetik alkid. Kalau penirisan dilakukan pada bibir
kaleng, sisa tirisan akan mengendap dalam alur bibir kaleng. Seusai mengecat, maka tutup kaleng
tidak dapat menutup dengan rapat sehingga udara dan oksigen bisa masuk ke dalam kaleng.
Mengingat cat alkid mengering melalui oksidasi, maka lapisan cat paling atas akan mengering dan
membentuk lapisan film (kering permukaan). Adapun cat di bawah film yang kering, akan menjadi gel
atau berubah seperti agar-agar.
Untuk menggunakan cat itu lagi, kita harus menyobek lapisan kering itu, kemudian mengaduk cat
sisanya. Cat sisa di bawah lapisan kering yang menjadi gel seperti agar-agar akan bercampur
dengan cat bagian dasar yang masih baik, akan terjadi butiran-butiran (prilling). Pada waktu
dikuaskan, butir-butir itu mengotori permukaan pengecatan, hasilnya tidak rata.

C. MEMILIH DAN MENYIMPAN KUAS DENGAN BENAR
Reka oles cat sintetik alkid dengan kuas sudah umum dilakukan. Cat alkid lambat mengering
sehingga kuas dapat berjalan dengan lancar. Cat yang cepat kering sulit sekali dikuaskan.
Sebelum diratakan, permukaan sudut mengeras. Pemaksaan akan meninggalkan bekas kuas. Di
samping itu, kuas akan mengeras dan kaku sehingga sulit digunakan.

Terasa selembut sutera

Jenis rambut kuas

Daya s;3rap

Pemilihan kuas yang baik merupakan syarat bagi tukang cat alkid sintetik. Dengan kuas yang baik
akan dihasilkan permukaan pengecatan yang baik pula. Kuas yang baik ditandai dengan banyaknya
cabang pada ujung bulu masing-masing. Ada yang bercabang dua atau tiga. Kuas yang bulunya tidak
bercabang atau berbulu tunggal hanya cocok untuk penguasan cat dasar atau meni. Perbedaan kuas
bulu tunggal dengan kuas bulu bercabang adalah pada kemampuan daya serapnya. Yang bercabang
lebih banyak menyerap cat sehingga penggunaannya lebih panjang, tak sering perlu dicelupkan ke
cat. Hasil penguasannya pun lebih halus.
Penyimpanan kuas yang telah dipakai, atau pembersihannya, harus diutamakan setelah
pengecatan. Penyimpanan kuas yang sudah bersih dapat dilakukan dengan dua cara, pertama cara
kering dan yang kedua dengan cara basah.

Dilipat, direkat dengan selotip

Pelarut

Dalam galon

Dalam kaleng
penutup

besar

dengan

Besl beton

Galon __:

D.

MENGECAT ULANG CAT SINTETIK ALKID YANG SUDAN TUA

Bila
torasi

kita
bagian

nampilan
rnasih

baik
baik

harus

mengecat

bangunan
dan
tidaknya

yang

terawat,
lapisan

telah
kita
yang

ulang
tua

harus
lama

agar

kosen

atau

meres

berpe-

menguji

dulu

untuk

dicat

kembali.

;
Apabila cat tua sudah rapuh dan rentan, tak ada gunanya kita mengecat
di atasnya. Cat yang sudah tua tidak baik sebagai dasar cat yang baru,
karena selain memudarkan kekilapan cat di atasnya, juga akan timbul
retak dan mengelupas. Kadang-kadang cat lama mengeriput (wrinkle)
dan kepermukaan seperti kulit buaya (aligatoring). Cat semacam itu
sebaiknya dikerok.
Untuk menguji cat lama, dapat kita gunakan sendok makan. Goreskan punggung sendok itu
kepermukaan cat lama. Apabila

Cat

akan

Pembersihan

mengerut, dengan

pada

mudah

meniakai

dibuang

dengan sekerap

ornamen

pengungkit gigi
dengan
digulung

kapas

permukaan cat lama. Apabila goresannya hanya membekas bening, maka cat lama tersebut
boleh dipakai sebagai dasar pengecatan berikutnya.
Namun, apabila bekas goresan punggung sendok memutih dan rapuh mengapur, lapisan
lama harus dibuang dergan cara mengerok atau mengangkatnya dengan paint remover.
Remover dapat dikuaskan begitu saja pada permukaan cat tua. Setelah 5-10 menit, cat yang
terkena remover akan mengalami stres keriput-angkat. Cat mengerut dan mudah dilepas atau
diangkat dengan sekerap. Remover dapat pula digunakan untuk mengangkat cat dengan
dasar minyak ataupun lacquer serta cat lateks.
Untuk cat oven (sieving enamel), waktunya agak lama, yakni 30 menit; remover
mulai.bereaksi melepuhkan cat.
Pada bidang lengkung, untuk pengangkatan cat yang melepuh oleh remover dapat
digunakan kapuk baja (steel wool).
Untuk lekukan yang tersembunyi dan ornamen pada pekerjaan ukir dapat