FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH TAHUN 2017

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU
HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH
TAHUN 2017
Zulfitria D.1 Nani Yuniar2 Irma Yunawati3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo123
dzulfitria@yahoo.co.id1naniyuniar@yahoo.co.id2irmayunawati@gmail.com3
Pelayanan antenatal terpadu atau dikenal dengan istilah antenatal care (ANC) adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini
mungkin kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai selesai di
wilayah kerja puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada tahun 2017 di Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten
Buton Tengah sebanyak 250 orang dan sampel yang diambil sebanyak 69 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel yang mempunyai hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil yaitu
sikap ibu (nilai p value = 0,000), dukungan keluarga (nilai p value = 0,008 dan sikap petugas (nilai p value = 0,003)
sedangkan pengetahuan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal

care (nilai p value = 0,153). Kesimpulan dan saran kepada petugas kesehatan perlu meningkatkan lagi penyuluhan
atau promosi tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak kepada ibu hamil

Kata Kunci : Pemanfaatan antenatal care, Pengetahuan, sikap ibu, dukungan keluarga, dan sikap petugas

1

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,

THE FACTORS CORRELATED TO THE UTILIZATION OF ANTENATAL
CARE IN PREGNANT WOMEN IN WORKING AREA OF LOCAL
GOVERNMENT CLINIC OF CENTRAL MAWASANGKA
REGENCY OF CENTRAL BUTON IN 2017

ABSTRACT

Integrated antenatal care (ANC) is a comprehensive antenatal care and have a quality that is given
to all pregnant women who aim to detect as early as possible abnormalities/disorders/diseases

suffered by pregnant women. This study aimed to determine the factors correlated to the utilization
of antenatal care in working area of Local government clinic of Central Mawasangka, Regency of
Central Buton in 2017. The type of study was an analytic observational by cross-sectional
approach. The study was conducted in May 2017 in working area of Local government clinic of
Central Mawasangka, Regency of Central Buton. The population in this study was all pregnant
women who checked pregnancy in 2017 at Local government clinic of Central Mawasangka,
Regency of Central Buton as many as 250 people and the samples taken as many as 69 people.
The results showed that the variables that had correlation to the utilization of antenatal care by
pregnant women were mothers’ attitude (pvalue = 0.000), family’s support (pvalue = 0.008) and
health workers’ attitude (pvalue = 0.003), while mothers’ knowledge did not have a significant
correlation to the utilization of antenatal care (pvalue = 0.153). Conclusion and suggestion to health
workers i.e. they need to improve more counseling or promotion of the importance of maternal
and child health towards pregnant women.

Keywords: utilization of antenatal care, knowledge, mothers’ attitude, family’s support,
health workers’ attitude

2

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
PENDAHULU
Pelayanan antenatal terpadu atau dikenal dengan
istilah antenatal care (ANC) adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini
mungkin kelainan/ gangguan/ penyakit yang diderita
oleh ibu hamil. Pelayanan antenatal rutin meliputi
intervensi medis serta saran kesehatan yang diterima
oleh ibu hamil selama kehamilannya dan ini merupakan
poin kunci bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dalam peningkatan kesehatan dan
pencegahan komplikasi1
Kematian ibu menurut World Health Organization
(WHO) adalah kematian yang terjadi pada saat
kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah
persalinan dengan penyebab yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dari kehamilan atau
persalinannya. Penyebab langsung kematian dikenal

dengan nama trias klasik yaitu pendarahan (28%),
eklampsia (13%), komplikasi aborsi (11%), infeksi (10%)
dan partus lama (9%) sedangkan penyebab tidak
langsung yaitu ibu hamil menderita penyakit atau
komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan,
misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus,
hepatitis, anemia dan malaria. Penyebab tersebut
sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan
antenatal care yang memadai2
Angka kematian ibu di dunia masih tinggi,
terutama di negara-negara berkembang. Setiap hari
sekitar 800 perempuan meninggal akibat komplikasi
kehamilan atau persalinan di dunia. Secara global pada
tahun 2014, diperkirakan ada 289.000 kematian ibu
selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO,
2014). Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih
tinggi. Angka kematian ini berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas. Bukan karena sebab lain.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Sementara target AKI di tahun 2015 adalah 102
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Jadi, target angka
ini masih jauh dari yang harus dicapai. Angka kematian
ibu di Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebanyak 305 ibu
dan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran
hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup
Tujuan dari Millennium Development Goals
(MDG’s) yaitu menurunkan angka kematian bayi menjadi
23 per 1000 kelahiran hidup dan target MDGs sekarang
meningkatkan kesehatan ibu untuk menurunkan AKI
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan

tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan pelayanan
ANC bagi ibu hamil. Pelayanan ANC merupakan
pemeriksaan pada ibu hamil selama masa kehamilannya
untuk
mencegah
terjadinya

komplikasi
dan
mempersiapkan kelahiran yang sehat. ANC merupakan
salah satu program untuk menurunkan AKI. Pelayanan
antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
care yang ditetapkan.
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah
sebuah program berkelanjutan dimana di dalamnya
terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur
dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs ini di
terbitkan pada tanggal 21 oktober 2015 menggantikan
program sebelumnya yaitu Millennium Development
Goals (MDGs) sebagai tujuan pembangunan bersama
sampai tahun 2030 yang disepakati oleh berbagai Negara
dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Adapun tujuan SDGs yang ke tiga yaitu kesehatan yang
baik (Sistem Kesehatan Nasional) menjamin kehidupan
yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua

orang disegala usia. Pada tahun 2030 mengurangi angka
kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita
yang dapat dicegah, dengan seluruh Negara berusaha
menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga
12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita
25 per 1.000 kelahiran hidup3.
Menurut Kementerian Kesehatan (2016), selain
permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya
yaitu upaya penurunan AKI dan AKB, pengendalian
penyakit HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria serta
peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk KB),
terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu: 1)
kematian akibat penyakit tidak menular, 2)
penyalagunaan narkotika dan alkohol, 3) kematian dan
cedera akibat kecelakaan lalu lintas, 4) universal health
coverage, 5) kontaminasi dan polusi air, udara, dan
tanah, serta 6) penanganan krisis dan kegawat
daruratan.
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara, kunjungan pertama (K1) pada tahun 2014
sebanyak 96,14% dan kunjungan keempat (K4) sebanyak
81,41% dan pada tahun 2015 K1 sebanyak 92,90% dan K4
sebanyak 80,50%, sedangkan AKB pada tahun 2013
berjumlah 390 bayi, sedangkan pada tahun 2014 AKB
berjumlah 427 bayi dan pada tahun 2015 AKB berjumlah
406 bayi. Sedangkan AKI pada tahun 2015 di Buton
Tengah berjumlah 160 orang 6.

3

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Buton Tengah tahun 2015 kunjungan pertama (K1)
berjumlah 98,89% dan kunjungan keempat (K4)
sebanyak 78,46% sedangkan pada tahun 2016
mengalami penurunan yang signifikan untuk K1 yaitu
berjumlah 76,51% dan K4 berjumlah 80,4%. Data

tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya ibu hamil
kurang melakukan pemeriksaan kunjungan K1 secara
teratur (Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah
2016). Berdasarkan data dari Puskesmas Mawasangka
Tengah tahun 2015 K1 berjumlah 89,35% dan K4
sebanyak 58,43% sedangkan pada tahun 2016 baik K1
maupun K4 mengalami penurunan yang sangat signifikan
yaitu K1 sebanyak 64,79% dan K4 sebanyak 50,13%. 7

paling sedikit adalah responden yang berada pada
kelompok umur 31-35 tahun dengan jumlah 11
responden (15,9%).
Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mawasangka Tengah Kabupaten Buton
Tengah Tahun 2017
No
1

Pendidikan

Tidak sekolah

Jumlah
(n)
5

Persen
(%)
7,2

SD
25
36,2
SMP
17
24,6
SMA
15
21,7
METODE

Akademi/perg
7
10,1
uruan tinggi
Total
69
100
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Data Primer : mei 2017
Tengah yang merupakan salah satu Puskesmas yang
Pada tabel 2 proporsi responden yang paling
rendah pertolongan persalinan pada ibu hamil tahun
banyak
adalah responden yang memiliki tingkat
2017 yang berjumlah 250 orang. Jenis penelitian ini
pendidikan
SD yakni 25 responden (36,2%), dan yang
adalah penelitian observasional analitik dengan
paling
sedikit
adalah responden yang tidak memilki
menggunakan pendekatan cross sectional, untuk melihat
tingkat
pendidikan
yakni 5 responden (7,2%).
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil,
dukungan keluarga dan sikap petugas kesehatan dengan
Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
pemanfaatan pelayanan antenatal care.
Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah
yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada tahun
Tahun 2017
2017 di Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten
Buton Tengah sebanyak 250 orang. Sampel yang
No. Pekerjaan Responden
Jumlah Persen
digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada
(n)
(%)
rumus Lameshow (1997).8
1
Tidak Bekerja
19
27,5
HASIL
Petani/buruh
27
39,1
2
A. Analisis Univariat
PNS/TNI/POLRI
3
4,3
3
1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017
No
1
2
3
4

Umur

Jumlah (n)

Persen (%)

20-25
22
31,9
26-30
23
33,3
31-35
11
15,9
36-40
13
18,8
Total
69
100
Data Primer: mei 2017
proporsi responden yang paling banyak adalah
responden yang berada pada kelompok umur 26-30
tahun dengan jumlah 23 responden (33,3%) dan yang

2
3
4
5

4

Wiraswasta/pegawai
swasta

8

11,6

5

Dan lain

12

17,4

69

100,0

Jumlah
Sumber : Data Primer mei 2017

proporsi responden yang paling banyak adalah
responden yang bekerja sebagai petani/buruh yakni 27
responden (39,1%), dan yang paling sedikit adalah
responden yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI yakni 3
responden (4,3%).
Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Suami
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017

4

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
No

Pekerjaan Responden

Jumlah
(n)

Persen
(%)

1

Tidak Bekerja

19

27,5

2

Petani/buruh

27

39,1

3

PNS/TNI/POLRI

3

4,3

4

Wiraswasta/pegawai
swasta

8

11,6

5

Dan lain

12

17,4

Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah
Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017
No. Sikap Ibu Jumlah (n)
Persen (%)
1

Negatif

53

76,8

2

Positif

16

23,2

Jumlah
69
100,0
Sumber : Data Primer mei 2017
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa 69 responden,
proporsi responden sebagian besar dengan sikap yang
negatif yaitu sebanyak 53 orang (76,8%).

Data Primer : November 2016
Pada tabel 4 proporsi responden yang paling
banyak adalah responden yang bekerja sebagai Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Dukungan
Keluarga Terhadap Pemanfaatan Antenatal
petani/buruh yakni 18 responden (26,1%), dan yang
Care Di Wilayah Kerja Puskesmas
paling sedikit adalah responden yang tidak memilki
Mawasangka Tengah Kabupaten Buton
bekerja yakni 4 responden (5,8%).
Tengah Tahun 2017
No.
Dukungan
Keluarga Jumlah (n) Persen (%)
2. Variabel Yang Di Teliti

1
Kurang
48
69,6
Tabel
5.
Distribusi
Responden
Menurut
2
Cukup
21
30,4
Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Jumlah
69
100,0
Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton
Sumber : Data Primer mei 2017
Tengah Tahun 2017
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa dari 69
No. Pemanfaatan
responden,
proporsi responden sebagian besar dengan
Pelayanan ANC Jumlah (n) Persen (%)
keluarga yang kurang yaitu sebanyak 48 orang (69,6%).
Tidak
1
57
82,6
memanfaatkan
Tabel 9 Distribusi Responden Menurut Sikap Petugas
2
memanfaatkan
12
17,4
Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care Di
Wilayah
Kerja Puskesmas Mawasangka
Jumlah
69
100.0
Tengah
Kabupaten
Buton Tengah Tahun 2017
Sumber : Data Primer mei 2017
No.
Sikap Petugas
Jumlah (n) Persen (%)
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 69
1
Negatif
50
72,5
responden,
sebagian
besar
responden
tidak
2
Positif
19
27,5
memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 57
responden (82,6%).
Jumlah
69
100,0
Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Sumber : Data Primer mei 2017
Terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care Di
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa dari 69
Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka Tengah responden, proporsi responden sebagian besar dengan
Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017
sikap yang negatif yaitu sebanyak 50 orang (72,5%).
No. Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Persen (%)
1

Kurang

56

81,2

2

Cukup

13

18,8

Jumlah
69
100.0
Sumber : Data Primer mei 2017
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa dari 69
responden, proporsi responden
yang memiliki B. Analisis Bivariat
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 56 orang (81,2 %).
Tabel 7 Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu
Tabel 10. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care Di
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di

5

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017
Pengeta
huan Ibu

Cukup

Pemanfaatan Pelayanan
ANC
Tidak
Memanfaa
Memanfaa
tkan
tkan
n
%
n
%

N

%

44

56

100

78,6

12

21,4

Total

Kurang

13

100,0

0

0,0

13

100

Total

57

82,6

17,4

62,0

69

100

Dukung
an
Kelurga

Pemanfaatan Pelayanan
ANC
Tidak
Memanfaa
Memanfaa
tkan
tkan
n
%
N
%

N

%

Cukup

44

91,7

4

8,3

48

100

Kurang

13

61,9

8

38,1

21

100

Total

57

82,6

12

17,4

69

100

ρ
value

0,153

Sumber: Data Primer, mei 2017

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 56
responden yang memiliki pengetahuan kurang, ada 44
responden yang tidak memanfaatkan pelayanan
antenatal care dan 12 responden yang memanfaatkan
pelayanan antenatal care. Sedangkan yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 13 responden, semuanya
tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care.

Tabel

Pemanfaatan Pelayanan
ANC
Tidak
Memanfaat
Memanfaa
kan
tkan
n
%
N
%

N

%

Negatif

49

92,5

4

7,5

56

100

Positir

8

50,0

8

50,0

13

100

Total

57

82,6

12

17,4

69

100

Total

ρ
value

0,000

ρ
value

0,008

Sumber: Data Primer, mei 2017
Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 48
responden yang memiliki dukungan keluarga kurang,
sebanyak 44 (91,7%) responden yang tidak
memanfaatkan pelayanan ANC dan 4 (8,3%) responden
yang memanfaatkan pelayanan ANC. Sedangkan dari 21
responden yang memiliki dukungan keluarga cukup,
sebanyak 13 (61,9) responden yang tidak memanfaatkan
pelayanan ANC dan 8 (38,1%) responden yang
memanfaatkan pelayanan ANC.

Tabel 11. Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas
Mawasangka
Tengah
Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017
Sikap
Ibu

Total

Sikap
Petuga
s

11.

Hubungan Sikap Petugas Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun
2017

Pemanfaatan Pelayanan
ANC
Tidak
Memanfaat
Memanfaa
kan
tkan
n
%
n
%

N

%

Negatif

46

92,5

4

8,0

50

100

Positir

11

57,0

8

42,1

19

100

Total

57

82,6

12

17,4

69

100

Total

ρ
value

0,003

Sumber : Data Primer mei 2017
Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 53
responden yang memiliki sikap negatif, sebanyak 49
(92,5%) responden yang tidak memanfaatkan pelayanan
ANC dan 4 (7,5%) responden yang memanfaatkan
pelayanan ANC. Sedangkan dari 16 responden yang
memiliki sikap positif, ada 8 (50,0%) responden yang
tidak memanfaatkan pelayanan ANC dan 8 (50,0%)
reponden yang meanfaatkan pelayanan ANC.

Sumber: Data Primer, mei 2017
Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 50
responden yang berpendapat sikap petugas kesehatan
negatif terdapat 46 responden (92,0%) yang tidak
memanfaatkan pelayanan ANC dan 4 responden (8,0%)
yang memanfaatkan pelayanan ANC. Sedangkan dari 19
responden yang memiliki sikap petugas kesehatan positif
terdapat 11 responden yang memanfaatkan pelayanan
dan 8 responden (42,1%) yang tidak memanfaatkan
pelayanan.
Tabel 11. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan DISKUSI
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mawasangka a. Pengetahuan Ibu
Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun
2017

6

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
Pengetahuan merupakan indikator dari orang
melakukan tindakan terhadap sesuatu, jika seseorang
didasari pada pengetahuan yang baik terhadap
kesehatan maka orang tersebut akan memahami
bagaimana kesehatan itu dan mendorong untuk
mengaplikasikan apa yang diketahuinya. Dari pernyataan
yang dikutip dari buku Notoatmodjo ini maka
pengetahuan memang mempunyai hubungan yang
sangat dekat dengan perilaku individu, dalam konteks
penelitian ini adalah perilaku ibu yang memanfaatkan
pelayanan antenatal care, karena pngetahuan
merupakan salah satu ukuran dan indikator dari perilaku
kesehatan8.
Hasil penelitian menjukkan bahwa dari 69
responden, proporsi responden dengan pengetahuan
kurang yaitu sebanyak 56 orang (81,2 %), dan responden
dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 13 orang
(18,8%). Sedangkan uji statistik menjelaskan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan
nilai P value = 0,153. Rendahnya tingkat pengetahuan
responden dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang
baik dari petugas kesehatan dalam hal memberikan
informasi atau penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan seseorang
memungkinkan orang tersebut untuk mengaplikasikan
pengetahuannya dan informasi yang didapatkan kepada
orang lain.
Akan tetapi disisi lain masih ada juga responden
yang berpengetahuan kurang dan masih kurangnya
memanfaatkan pelayanan antenatal care hal ini di
karenakan ibu sangat memikirkan kondisi kesehatan
kandungannya, ditambah dengan jarak dari tempat
pelayanan kesehatan dekat dan keluarga yang sangat
mendukung
ibu
untuk
selalu
memeriksakan
kesehatannya di pelayanan kesehatan. Hal ini didukung
oleh teori Suryanto (2007) yang menyatakan bahwa
informasi adalah salah satu organ pembentuk
pengetahuan. Semakin banyak seseorang memperoleh
informasi, maka semakin baik pula pengetahuannya,
sebaliknya semakin kurang informasi yang diperoleh,
maka semakin kurang pengetahuannya. Hasil penelitian
yang di lakukan oleh Ulul Lailatul Mardiyah, (2014)
dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember
Tahun 2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan (p=0.031, phi =0,262) memiliki hubungan
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasil
penelitian lain juga yang dilakukan oleh Lina (2006) yang
menyatakan semakin baik pengetahuan seseorang,
makin mudah menerima informapsi sehingga makin baik

pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan suatu
bentuk tahu yang diperoleh dari pengetahuan, akal dan
pikiran seseorang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu pada akhirnya memungkinkan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
b. Sikap Ibu
Sikap
mencerminkan
penilaian
yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan
terhadap obyek sikap sebagai kecenderungan yang
dipelajari, sikap mempunyai kemampuan memotivasi
yaitu mendorong konsumen kearah perilaku tertentu
atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Selain itu
sikap relatif konsisten dengan perilaku yang
dicerminkannya meskipun sikap bisa berubah9.
Seperti terlihat pada tabel 9 menunjukkan bahwa
dari 69 responden, diperoleh data 53 responden dengan
sikap negatif (76,8%), dan responden dengan sikap yang
positif yaitu sebanyak 16 (23,2%). Hasil uji statistik
penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap ibu
dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal care dengan nilai P value = 0,000.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika ibu memiliki sikap
yang baik maka akan berdampak juga pada pemanfaatan
pelayanan antenatal care.
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ulul Lailatul Mardiyah dkk (2014)
menunjukkan bahwa sikap ibu memiliki hubungan yang
signifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
care. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis menunjukkan
nilai probabilitas sebesar 0,025 atau nilai ρ lebih kecil dari
0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan
antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
care.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurul
syamsiah (2014) juga menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini dapat
dilihat dari uji statistik chisquare dengan nilai P value =
0,008.
Berdasarkan hasil wawancara dari lapangan, disisi
lain responden yang memiliki sikap positif akan tetapi
tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care hal ini
disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu
jarak tempu ke fasiltas kesehatan, transportasi yang
tidak mendukung serta kurangnya dukungan keluarga
terutama suami. Sedangka responden yang memiliki
sikap negatif dalam memanfaatkan pelayanan antenatal
care hal ini di karenakan kurangnya kepercayaan ibu
hamil kepada petugas kesehatan dan lebih memilih
kepada petugas non kesehatan (dukun). Sejalan dengan

7

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
penelitian Mariam (2008) bahwa jarak tempat tinggal
berhubungan dengan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang kemudian mempengaruhi frekuensi
antenatal care. Kemudian terjangkaunya tempat
pelayanan kesehatan semakin mendukung tentang
pemanfaatan pelayanan antenatal care secara teratur.
Hal ini sesuai dengan penelitian Murniati (2007) yang
menyatakan transportasi yang sulit atau waktu tempuh
yang lama mengakibatkan munculnya perasaan malas
atau enggan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan
dan memeriksakan kehamilannya.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
mempunyai tiga komponen pokok, yakni Kepercayaan
(kenyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek,
Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap
objek dan Kecenderungan untuk bertindak 10.

istri yang sedang hamil serta mengantar ibu untuk
memeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nur Inaya Rauf (2013) menunjukkan
bahwa dukungan keluarga memiliki hubungan yang
signifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
care. Hal ini dapat dilihat dari hasil ananlisis uji statistik
dengan menggunakan chisquare diperoleh nilai P value =
0,006 karena p > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Gita Nirmala Sari
(2015) mengatakan bahwa memiliki hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal care hal ini dapat
dilihat dengan dengan uji statistik chisquare nilai P value
= 0,017.
Faktor penyebab masalah kesehatan salah
satunya adalah faktor pendukung yaitu faktor yang
terwujud dalam lingkungan fisik, termasuk didalamnya
adalah berbagai macam sarana dan prasarana untuk
terjadinya perilaku kesehatan, misalnya status ekonomi,
puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban
dan lain sebagainya. Status ekonomi dalam hal ini adalah
penghasilan keluarga memiliki peranan cukup besar
dalam hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal care12.

c. Dukungan Keluarga

d. Sikap Petugas

Dukungan dapat diartikan sebagai satu diantara
fungsi pertalian atau ikatan sosial segi fungsionalnya
mencakup dukungan emosional, mendorong adanya
ungkapan perasaan, memberi nasihat atau informasi,
pemberian bantuan material. Sebagai fakta sosial yang
sebenarnya sebagai kognisi individual atau dukungan
yang dirasakan melawan dukungan yang diterima 11.
Seperti terlihat pada tabel 10 menunjukkan
bahwa dari 69 responden, proporsi responden dengan
dukungan keluarga yang kurang yaitu sebanyak 48 orang
(69,6%), dan responden dengan keluarga yang cukup
yaitu sebanyak 21 orang (30,4%). Hasil uji statistik
penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan nilai P
value = 0,008.
Kurangnya dukungan keluarga terutama suami
disebabkan karena jarangnya suami berada di rumah.
Suami lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah
disebabkan pekerjaan suami seperti nelayan, petani dan
merantau diluar daerah sehingga jarang memperhatikan

Secara umum sikap dapat di rumuskan sebagai
kecenderungan beberapa berespons (secara positif dan
negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu.
Sikap mengandung suatu penelitian emosial/efektif
(senang, benci, sedih, dsb), disamping itu komponen
kognitif (kecenderungan dalam bertindak). Dalam hal ini
pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek 13.
Seperti yang terlihat pada tabel 11 menunjukkan
bahwa dari 69 responden, diperoleh data sebanyak 50
responden dengan sikap negatif (72,5%), dan 19
responden yang memiliki sikap positif (27,5%). Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap petugas dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal care dengan nilai P value = 0,003.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurlaelah (2012) hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,044
karena nilai p0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada
hubungan antara sikap petugas dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal care.
Semakin tinggi sikap petugas kesehatan yang
mendukung maka semakin tinggi pula perilaku
kunjungan pemeriksaan kehamilan, dan semakin rendah
sikap petugas kesehatan yang tidak mendukung maka
semakin rendah pula perilaku kunjungan pemeriksaan
kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori Lawrence Green
tahun 1980 bahwa sikap petugas kesehatan yang
merupakan faktor penguat dapat mempengaruhi
perubahan perilaku. Dalam upaya untuk lebih
meningkatkan motivasi ibu hamil akan pentingnya
pemeriksaan antenatal care secara teratur, maka sangat
diperlukan peran dari petugas kesehatan (bidan,
perawat, dokter) sebagai pelaksana dalam memberikan
pelayanan antenatal care dalam segi penampilan, sikap
juga profesionalisme, karena sebagian ibu hamil akan
kembali memeriksakan diri dan kehamilannya ke tempat
yang sama jika dirinya merasa dihargai dan diasuh
dengan baik. Dengan pelayanan petugas kesehatan yang
baik dan prefesional, diharapkan lebih meningkatkan
motivasi dan kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan
diri dan kehamilannya secara teratur14.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam hasil penelitian faktor
yang berhubungan dengan Pemanfaaatan Pelayanan
antenatal care pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun
2017 adalah :
1. Pengtahuan ibu tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal

care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun 2017.
2. Sikap ibu memiliki hubungan terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja
Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton
Tengah tahun 2017.
3. Dukungan keluarga memiliki hubungan terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) di
wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah
Kabupaten Buton Tengah tahun 2017.
4. Sikap petugas memiliki hubungan terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) di
wilayah kerja Puskesmas Mawasangka Tengah
Kabupaten Buton Tengah tahun 2017
SARAN
Adapun saran dalam hasil penelitian faktor yang
berhubungan dengan pemanfaaatan pelayanan
antenatal care pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah tahun
2017 adalah :
1. Kepada petugas kesehatan perlu meningkatkan lagi
penyuluhan tentang pentingnya kesehatan ibu dan
anak kepada ibu hamil.
2. Kepada para ibu hamil, sebaiknya melakukan
pemeriksaan kesehatan kehamilan secara rutin
sehingga petugas dapat memberikan pelayanan yang
optimal yaitu sesuai dengan standar kesehatan.
3. Kepada Pemerintah, perlunya tambahan sarana
kesehatan di Puskesmas agar kualitas pelayanan ANC
di Puskesmas Mawasangka Tengah dapat ditingkatkan
dan petugas lebih meningkatkan kinerjanya sehingga
ibu hamil juga akan lebih terpanggil untuk melakukan
kunjungan ke Puskesmas.
4. Bagi peneliti, lain agar melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel lain yang dapat berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan antennal care di
wilayah kerja puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kamal. 2013. Factors associated with the timing of
antenatal care seeking in Bangladesh. Asia-Pacific
journal of public health. Volume 6 nomor 1 halaman
2215-3642.
2. World Health Organization (WHO).2014. WHO,
UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends in maternal
mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health
Organization.

9

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X ,
3. Kementerian kesehatan. 2016. Menkes sampaikan
agenda SDGs dalam RAKERKESNAS 2016.
Kementerian kesehatan.
4. Data Puskemas Mawasangka Tengah Manado.
Volume 3 Nomor 2 halaman 99-113. 2016.
Pemanfaatan pelayanan antenatal care.
5. Dinas Kesehatan kabupaten Buton Tengah. 2016.
Data pelayanan antenatal care kabupaten buton
tengah. Kota lakudo.
6. Dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara. 2015.
Profil kesehatan Sulawesi tenggara. Kendari.
7. Soekidjo Notoadmojo. 2007. Promosi kesehatan dan
ilmu perilaku. Jakarta: Rineka cipta.
8. Nur Inayah Rauf.2013. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di
Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013.
Jurnal Makassar : fakultas Kesehatan Masyarakat.
UNHAS.
9. Notoadmotjho. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan .
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
10. Rustam Muhammad. 2012. Hubungan antara
pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan
kepatuhan pelaksaan antenatal care pada ibu hamil
primigravida di puskesmas batua raya kota
Makassar. [Skiripsi]. Makassar. Program studi S1
keperawatan. STIKes Mega Rezky.
11.Murniati. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu
hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. (Tesis) Medan:
sekolah pasca sarjana. Universitas Sumatra Utara.
12.Juliwanto Elvistro. 2009. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan memilih penolong
persalinan pada ibu hamil di kecamatan Babul
Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2008.
[Tesis]. Medan: sekolah Pasca sarjana. Universitas
Sumatera Utara.
13.Damopolili T. A. J,. Rina. K., & Yolanda B., 2015.
Hubungan standar pelayanan antenatal care dan
kebijakan program pelayanan antenatal care dengan
pengetahuan antenatal care terintegrasi di wilayah
kerja puskesmas Gogagoman kota kobamobagu.
Jurnal e-Journal Keperawatan (eKp) manado. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sam ratulangi

10