KOORDINASI DAN KOLABORASI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

KOORDINASI DAN
KOLABORASI

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2016

Biodata


Nama: Mustari Kurniawati, SIP., MPA

 Tempat,

tanggal lahir : Klaten, 23 -12- 1977
 NIP : 19771223 200501 2001
 Pangkat/Gol : Penata Tk. I/IIId
 Jabatan : Kepala Subbagian Umum dan SDM
PKP2A III LAN
 E-mail : ari_kurniawati@yahoo.com
 Pendidikan :

 S2, Magister Administrasi Publik UGM
(2008-2009)
 S1, Ilmu Pemerintahan UGM (1996-2001)
 HP. 085228571100

2

Diskripsi Singkat
 membekali

peserta dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengertian, membekali peserta
dengan kemampuan menerapkan koordinasi
dan kolaborasi melalui pembelajaran
pengertian koordinasi dan kolaborasi,
peranan koordinasi dan kolaborasi, dan
penerapan koordinasi dan kolaborasi.

Materi Pokok
Penjelasan


konsep
koordinasi dan kolaborasi
Peranan koordinasi dan
kolaborasi
Penerapan koordinasi
dan kolaborasi

METODE
Pembekalan
Pengayaan
Studi

Materi

Kasus
Test Evaluasi
Diskusi – Presentasi

Indikator Hasil Belajar

Setelah

mengikuti pembelajaran ini
peserta dapat:
Menjelaskan

konsep koordinasi dan

kolaborasi;
Menjelaskan

peranan koordinasi dan
kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan;

Menerapkan

koordinasi dan kolabroasi
untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan

Pengertian Koordinasi



Koordinasi berasal dari kata bahasa Inggris
coordination yang berarti being co-ordinate, yaitu
adanya koordinat yang bersamaan dari dua garis
dalam bidang datar, yang dapat diartikan bahwa
dua garis yang berpotongan pada koordinat
tertentu.
a
Y
b
Titik koordinat

abas/2005

X

7

Pengertian Koordinasi



Di dalam administrasi, koordinasi bersangkut paut
dengan penyerasian serta penyatuan tindakan dari
sekelompok orang (William H. Newman)



Koordinasi adalah penyerasian yang teratur usahausaha untuk menyiapkan jumlah yang cocok menurut
mestinya, waktu dan pengarahan pelaksanaan hingga
menghasilkan tindakan-tindakan harmonis dan terpadu
menuju sasaran yang telah ditentukan. (george R. Terry)



Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan
kegiatan dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat
mencapai tujuan organisasi secara efektif. (James AF
Stoner)
abas/2005


8

Pengertian Koordinasi


Koordinasi adalah bekerja bersama seerateratnya dibawah seorang pemimpin.
(Penjelasan UUD)



Koordinasi kegiatan vertikal di Daerah adalah:
Upaya yang dilaksanakan oleh Kepala Wilayah
guna mencapai keselarasan, keserasian dan
keterpaduan baik perencanaan maupun
pelaksanaan tugas serta kegiatan semua
instansi vertikal, dan antara instansi vertikal
dengan dinas daerah agar tercapai hasil guna
dan daya guna (PP. No. 6 th 1988)
abas/2005


9

Pengertian Koordinasi


Koordinasi pada hakekatnya merupakan upaya memadukan
(mengintegrasikan), menyerasikan dan menyelaraskan berbagai
kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap
gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran bersama. (LAN, 1997)

abas/2005

10

Dr. Awaluddin Djamin M.P.A :Koordinasi adalah
suatu usaha kerja sama antara badan, instansi,
unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sehingga terdapat saling mengisi, membantu

dan melengkapi.
Drs. H Malayu S.P Hasibuan :Koordinasi adalah
kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan
mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan
pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam
mencapai tujuan oganisasi.
Handoko :Koordinasi adalah proses
pengitegrasian tujuan-tujuan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen
atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Koordinasi
1.

Perbedaan
dalam
orientasi
terhadap
tujuan

tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan
pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai
kepentingan organisasi yang baik. misalnya bagian penjualan
menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan
daripada kualtias produk. bagian akuntansi melihat pengendalian
biaya sebagai faktor paling penting sukses organisasi.

2.

Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih
memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera
atau dalam periode waktu pendek. biasanya bagian penelitian dan
pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka
panjang.

3. Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi
dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian

dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat
mengemukakan pendapat serta berdiskusi
satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi
mungkin mempunyai metode-metode dan
standar yang berbeda untuk mengevaluasi
program terhadap tujuan dan untuk balas
jasa bagi karyawan.

Pentingnya Koordinasi :
Mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran atau
kekosongan pekerjaan.

1.

2.

3.

4.

5.

Agar pekerja dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk
mencapai tujuan perusahaan.

Dapat memanfaatkan sarana dan prasarana dalam pencapaian tujuan.
Agar semua unsur manajemen dan pekerjaan masing-masing individu
karyawan harus membantu tercapainya tujuan organisasi.
Agar semua tugas, kegiatan dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran
yang diinginkan.

Tipe-tipe koordinasi :
1.

Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan
yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuankesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawab.
Koordinasi vertical secara relative mudah diilakukan atasan dapat
memberi sanksi aparat yang sulit diatur.

2.

Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau
kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.

Sifat-sifat koordinasi :
1.
2.

3.

Koordinasi bersifat dinamis, bukan statis

Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang
koordinasi (manager) dalam rangka mencapai sasaran
Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan

Tujuan Koordinasi :
1.

Menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran

Mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke
arah tercapainya sasaran perusahaan

2.

3.
4.
5.
6.

Menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan

Menghindari keterampilan overlanding Dari sasaran perusahaan
Menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran perusahaan
Mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan unsur manajemen ke
arah sasaran organisasi atau perusahaan

Syarat-syarat koordinasi :
1.

Sense of cooperation (perasaan untuk bekerja sama),
harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang
pekerjaan, bukan orang per orang

Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering
diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar bagianbagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan
2.

3.

Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian
harus saling menghargai kegiatan organisasi. Adanya
tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan
merupakan pertanda kurang sempurnanya koordinasi

4. Konsep kesatuan tindakan, hal ini
merupakan inti dari koordinasi.
Kesatuan usaha berarti harus
mengatur sedemikian rupa usahausaha tiap kegiatan individu sehingga
terdapat adanya keserasian dalam
mencapai hasil
5. Tujuan koordinasi adalah tujuan
bersama, kesatuan dari usaha
meminta suatu pengertian kepada
semua individu, agar ikut serta
melaksanakan tujuan sebagai
kelompok dimana mereka bekerja

Pengertian Kolaborasi
1. Tindakan kerjasama antara satu orang atau
lebih untuk mencapai sesuatu
2. Berhianat karena bekerja dengan musuh
pada situasi perang
3. Usaha memecahkan “masalah atau konflik”
secara bersama-sama bukan melalui proses
mediasi.

abas/2005

20

Manfaat kolaborasi
1. Memberikan pelayanan atau usaha
yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional.
2. Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efesiensi sumber
daya.
3. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
4. Meningkatkan kohesivitas antar pelaku yang terlibat di dalamnya
5. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar
terlibat di dalamnya

abas/2005

pelaku yang

21

Tujuan kolaborasi
1. memecahkan masalah;
2. menciptakan sesuatu;
3. menemukan sesuatu di dalam sejumlah
hambatan.

abas/2005

22

DEFINISI


Pengertian kolaborasi



Kolaborasi adalah proses yang mendasar dari bentuk kerjasama yang
melahirkan kepercayaan, integritas dan terobosan melalui
pencapaian konsensus, kepemilikan dan keterpaduan pada semua
aspek organisasi.



Kolaborasi adalah pendekatan utama yang akan menggantikan
pendekatan hirarki pada prinsip-prinsip pengorganisasian untuk
memimpin dan mengelola lingkungan kerja pada abad 21.

.



Komponen Dalam Kolaborasi dan pemikiran kolaborasi
Ø  Lima komponen utama yang harus diperhatikan yaitu:



1.      Collaborative Culture.



Seperangkat nilai-nilai dasar yang membentuk tingkah laku dan
sikap bisnis. Di sini yang dimaksudkan adalah budaya dari orangorang yang akan berkolaborasi.



2.      Collaborative Leadership.



Suatu kebersamaan yang merupakan fungsi situasional dan bukan
sekedar hirarki dari setiap posisi yang melibatkan setiap orang
dalam organisasi.

.



3.      Strategic Vision.



Prinsip-prinsip pemandu dan tujuan keseluruhan dari organisasi
yang bertumpu pada pelajaran yang berdasarkan kerjasama intern
dan terfokus secara strategis pada kekhasan dan peran nilai
tambah di pasar



4.      Collaborative Team Process.



Sekumpulan proses kerja non birokrasi dikelola oleh tim-tim
kolaborasi dari kerjasama profesional yang bertanggung jawab
penuh bagi keberhasilannya dan mempelajari keterampilanketerampilan yang memungkinkan mereka menjadi mandiri.



5.      Collaborative Structure.[1]



Pembenahan diri dari sistem-sistem pendukung bisnis (terutama
sistem informasi dan sumberdaya manusia), memastikan
keberhasilan tempat kerja yang kolaboratif.[2] Para anggotanya
merupakan kelompok intern yang melihat organisasi sebagai
pelanggan dan terfokus pada kualitas di segala aspek kerjanya.



Dengan demikian, kolaborasi sebenarnya merupakan salah satu
karakteristik dalam strategi negosiasi yang utamanya untuk
mencapai kesepakatan bersama dari adanya kepentingan yang
berbeda-beda dari pihak-pihak yang sesungguhnya mempunyai
kepentingan yang sama atas suatu tujuan. Kunci dari keberhasilan
kolaborasi adalah: "Jalan terbaik manakah yang akan kita tempuh
untuk mencapai tujuan bersama"



Organisasi secara keseluruhan harus saling mengisi kerangka
budaya kerja, sehingga cukup kuat untuk menggantikan hirarki.
Kerangka kerja tidak harus sebuah program atau teknik atau cara
yang canggih untuk memanipulasi masa depan akan tetapi harus
didasarkan pada prinsip-prinsip dasar, peningkatan hubungan
kerja yang stabil, menolong menetapkan ketentuan-ketentuan
baru, dan memampukan para manajer menggunakan nilai-nilai
kebersamaan dalam pengambilan keputusan.

.

THE SEVEN CORE VALUES


Menghormati orang lain (Respect for people).



Landasan utama dari setiap organisasi adalah kepuasan masingmasing individu. Setiap orang yang akan berkolaborasi menginginkan
posisi yang kuat dan adanya kesamaan. Mereka menginginkan
kepuasan pribadi yang tinggi dan atau lingkungan kerja yang
mendukung dan mendorong kepuasan Dirinya.



Penghargaan dan integritas rnemberikan pengakuan, etos
kerja (Honor and integrity).



Dalam banyak budaya, kehormatan integritas membentuk perilaku
individu. Misalnya: budaya hara-kiri di Jepang sebagai akibat
kurangnya rasa kehormatan diri dan integritas.

.



Rasa memiliki dan bersekutu (Ownership and alignment).



Ketika semua pegawai merasa memiliki tempat kerjanya,
pekerjaan dan perusahaannya maka mereka akan memeliharanya
dengan baik.



Konsensus (Consensus).



Ini adalah kesepakatan umum bahwa kegunaan yang amat besar
adalah hubungan kerja yang dilandasi oleh keinginan untuk
menang-menang (win-win amounts to). Dalam tempat kerja yang
kolaboratif keputusan 100% harus fully agreed untuk mencapai
win-win. Ini artinya mereka harus melalui ketidaksetujuannya
sebagai usaha kuat dalam mencapai tujuan.

.



Penuh rasa tanggung jawab dan tanggunggugat (Full
responsibility and Accountability).



Dalam paradigma hirarki, orang menjadi tertutup satu dengan
lainnya, karena uraian pekerjaannya, tugas-tugasnya dan karena
unit organisasinya. Setiap orang kenyataannya hanya bertanggung
jawab pada daftar tugas pekerjaannya. Di tempat kerja yang
kolaboratif, ditempatkan kembali konteks dari akuntabilitas.



Ada beberapa tingkat akuntabilitas :



a.       Accountability as personal integrity-Akuntabilitas
sebagai integritas seseorang



b.      Accountability as direct dealings-Akuntabilitas sebagai
penawaran langsung



c.       Accountability as coaching and counseling –
Akuntabilitas sebagai bukti kegiatan administratif, yaitu bahwa
pertanggungjawaban penuh dan akuntabilitas itu sejajar yang
merupakan integritas dari masing-masing individu dan integritas
kolektif sebagai orang dewasa dan professional.

.



Hubungan saling mempercayai (Trust-based Relationship).



Semua orang menginginkan adanya kepercayaan dan keterbukaan
dalam bekerja, mereka juga ingin dipercaya. Akan tetapi
kepercayaan tidak datang dengan mudahnya. Kenyataannya,
banyak di antara mereka kurang saling mempercayai. Inilah yang
menyulitkan dalam suatu organisasi.



Pengakuan dan pertumbuhan (Recognition and Growth) Hal
terpenting dalam tempat kerja yang kolaboratif adalah mendorong
orang untuk mau bekerja, dan segera memberi pengakuan
terhadap hasil kerja seseorang bagi semua anggota tim atau
kelompok.

PEMIKIRAN KOLABORASI


Perubahan total.



Kolaborasi bukanlah sebuah program yang secara teknis untuk
memecahkan masalah, tetapi merupakan perubahan total cara
bekerja bersama. Artinya bersama-sama memikirkan pelanggan, dan
saling berperilaku baik terhadap satu sama lain.



Etos kerja baru.



Kolaborasi merupakan etos kerja yang menghargai pemikiran, bahwa
pekerjaan dapat diselesaikan bersama dengan orang lain secara bahu
membahu.

.



Sikap kebersamaan.



Kolaborasi memiliki nilai-nilai dasar untuk membangun hubungan
yang saling mempercayai.



Pengambilan keputusan.



Kolaborasi memberikan nuansa kerangka kerja kedekatan selalu
keputusan bisnis atau keputusan organisasi baik itu keputusan
mengenai strategi, pelanggan, masyarakat, atau sistem kerja
melalui keikutsertaan pekerja dalam pelaksanaan.



Suatu metode dan alat.



Kolaborasi juga menghasilkan suatu metode dan alat yang
membantu angkatan kerja untuk bersatu, memiliki rasa tanggung
jawab mensukseskan usaha dan membantu suatu sistem
organisasi yang menghasilkan kinerja yang baik.

Tujuan Manajemen Kolaborasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menyediakan instrumen untuk mengenali stakeholder
Meningkatkan kerjasama antar stakeholder
Menciptakan mekanisme pemberdayaan masyarakat
Menciptakan mekanisme pemberdayaan masyarakat
Menciptakan mekanisme pembelajaran yang dialogis
Memperbaiki tindakan tindakan perlindungan sumberdaya hutan
Menyediakan sistem manajemen yang terbuka dan selalu melakukan
improvement”

abas/2005

33

Kendala Kolaborasi (Gray 1989)
1. Komitmen yang bertentangan dengan kolaborasi
2. Sejarah permusuhan yang dilandasi perbedaan ideologi dalam waktu
lama
3. Kondisi dimana kebijakan tidak memperhatikan alokasi SD
4. Perbedaan persepsi atas resiko
5. Kerumitan bersifat teknis
6. Budaya kelembagaan dan politik/no legitimasi
7. Unilateral action (satu pihak memiliki power melakukan aksi sepihak

abas/2005

34

Elemen penting pada tahapan kolaborasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Inisiasi dan motivasi
Media komunikasi/informasi
Analisis bersama situasi
Negosiasi dan kesepakatan Stakeholder
Membangun kapasitas perubahan
Kemitraan dan anlisis pelaksanaaan
Membuat dan memelihara proses
Membuat dan mendorong mekanisme kelola konflik

abas/2005

35

Prinsip kolaborasi dalam mengatasi
konflik
1. Melibatkan para pihak yang relevan
2. Membangun konsensus secara bertahap
3. Merancang peta proses
4. Merancang proses fasilitasi
5. Mengendalikan memori kelompok

abas/2005

36

Prinsip kolaborasi
1.Transparan dan saling menghormati
2.Pembagian peran yang bertanggung
jawab
3.Hubungan kerja yang efektif
4.Membangun kearifan local
5.Menghormati perbedaan dan keragaman
6.Kontinyu dan adaptif
7.Skala lebih luas
abas/2005

37

TERIMA KASIH