PENGARUH ZAKAT INFAQ SHADAQOH ZIS INDEKS

PENGARUH ZAKAT,INFAQ, SHADAQOH (ZIS), INDEKS PEMBAGUNAN MANUSIA
(IPM) DAN KEMISKINAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI
SUMATRA BARAT TAHUN 2013-2016
Vika Fatimatuz Zahro
ariefmufraini@uinjkt.ac.id, M. Arief Mufraini
vikafazahro@gmail.com, UIN Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
This study aims to analyze the Influence of Zakat, Infaq and Shadaqah (ZIS), Human
Development Index (HDI) and Poverty to Economic Growth Rate in West Sumatra Province
Year 2013-2016. The data used in this study is secondary data and the method used is panel data
regression analysis using Fixed Effect Model with the help of Eviews 9 to get an overview about
the relationship between one variable with another variables. The sample in this study consisted
of 19 cities/regencies in West Sumatra Province for 4 years from 2013-2016.
The results showed that the variable of HDI and Poverty has a significant influence on the rate
of economic growth partially. While the ZIS does not have a significant effect on the rate of
economic growth partially. The result of regression analysis simultaneously obtained that ZIS,
IPM and Poverty together influence Economic Growth Rate. The prediction ability of the three
variables to the Economic Growth Rate is 84.15% and the remaining 15.85% is influenced by
other factors not included in the research model.
Keywords: Economic Growth Rate of West Sumatra Province, Zakat, Infaq and Shadaqah

(ZIS), Human Development Index (HDI) and Poverty, Panel Data
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS),
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi Sumatra Barat Tahun 2013-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis regresi data panel menggunakan Fixed Effect
Model dengan bantuan program Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari 19 kota/kabupaten di Provinsi Sumatra Barat selama 4 tahun yaitu dari tahun 20132016.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel IPM dan Kemiskinan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi secara parsial. Sedangkan ZIS tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi secara parsial. Hasil
analisis regresi secara simultan diperoleh bahwa ZIS, IPM dan Kemiskinan secara bersama-sama

mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi. Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut
terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi sebesar 84.15% dan sisanya 15.85% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata Kunci : Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatra Barat, Zakat, Infaq dan
Shadaqah (ZIS), Indeks Pembangunan manusia (IPM) dan Kemiskinan
PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto rill atau
pendaptan nasional rill. Adanya keseimbangan dalam suatu perekonomian merupakan salah
satau target dalam rangka peningkatan perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara tidak luput dilihat dari pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi pada negara tersebut.
Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan mampu memberikan efek
yang tinggi terhadap bidang-bidang yang lain sebab ketika suatu negara mengalami pertumbuhan
ekonomi maka pendapatan nasional suatu negara akan terdongkrak naik sehingga bisa
dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur perekonomian.
Menurut Sadeq (1990) dalam pertumbuhan ekonomi juga ada beberapa fakor yang
mempengaruhi pertumbuhan itu sendiri. Faktor tersebut adalah sumber daya yang dapat dikelola
(Invistible resources), sumber daya manusia (human resources), wirausaha (entrepreneurship)
dan teknologi.
Dalam penelitian Beik (2016) pertumbuhan ekonomi menurut ekonomi Islam bukan
sekedar terkait dengan peningkatan terhadap barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek
moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi dan ukhrawi. Untuk
keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata dilihat dari sisi pencapaian materi semata
atau hasil dari kuantitas, namun juga ditinjau dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial dan
kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu terjadinya
keterbelakangan, kekacauan, dan jauh dari nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, maka dipastikan

pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan ekonomi Islam
Dalam perspektif ekonomi Islam juga terdapat faktor yang mempengaruh pertumbuhan
ekonomi yaitu penyaluran dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah). Zakat dalam bentuk bantuan
konsumtif yang diberikan kepada mustahik akan meningkatkan pendapatan mustahik, yang
berarti daya beli mustahik tersebut atas suatu produk yang menjadi kebutuhannya akan
meningkat pula. Peningkatan daya beli atas suatu produk ini akan berimbas pada peningkatan
permintaan atas suatu produk tersebut. Peningkatan permintaan berarti akan terjadi peningkatan
produksi suatu perusahaan, imbas dari peningkatan produksi adalah penambahan kapasitas
produksi yang hal ini berarti perusahaan akan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Hal ini
berarti tingkat pengangguran akan semakin berkurang. Sementara itu di sisi lain peningkatan
produksi akan berakibat pada meningkatnya pula pajak yang dibayarkan kepada negara, baik
pajak perusahaan, pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan. (Al Arif, 2009).
Dari penjelasan tersebut dijelaskan bahwa zakat mampu menghasilkan efek pengganda
(multiplier effect) dalam perekonomian. Dana zakat dalam bentuk bantuan konsumtif saja
mampu memberkan efek pengganda yang signifikan, apalagi zakat yang diberikan dalam bentuk
bantuan produktif seperti modal kerja atau dana bergulir, maka yang didapat akan lebih besar
dalam suatu perekonomian (Al Arif, 2009).

Sumber daya manusia yang berkualitas terbentuk dari Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang berkualitas pula, dengan faktor penunjangnya ialah pengukuran dari angka harapan

hidup yang tinggi, angka melek huruf, pendidikan serta standar hidup yang layak. Tingkat
pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap
dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun
terhadap kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (Dewi dan
I Ketut, 2014).
Pertumbuhan ekonomi yang baik tercermin dari pengurangan tingkat kemiskinan, artinya
pertumbuhan ekonomi seharusnya dapat mengurangi jumlah penduduk miskin secara signifikan.
Salah satu penelitian yang menguatkan pendapat tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh
Piotrowska (2016) hasil estimasi data panel membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi secara
signifikan mempengaruhi penurunan kemiskinan dan mendorong perubahan distribusi
pendapatan yang mendukung kelompok miskin. Tetapi tingginya pertumbuhan ekonomi suatu
daerah tidak menjamin kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut (Soleh, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu
perekonomian. Kesejahteraan dan kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya
pertumbuhan yang ditunjukkan oleh perubahan output nasional. Adanya perubahan output dalam
perekonomian merupakan analisis ekonomi jangka pendek.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

kapasitas itu sendiri ditentukakan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi, institional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan
kedaan yang ada (Todaro, 2006)
b. Pertumbuhan Ekonomi Perspektif Islam
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu petunjuk berkehidupan untuk memperoleh
kebahagiaan atau kemenangan di akhirat nanti dengan jalan berbelanja dijalan Allah serta
diamalkan seperti halnya perilaku Rasullullah SAW dalam keseharian sepanjang kehidupan
Manusia.
Menurut Ahmad (1997) dalam pertumbuhan ekonomi perpsektif Islam, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan itu sendiri yaitu sumber daya yang dapat dikelola, sumber daya
manusia, wirausaha dan teknologi
Islam melihat bahwa faktor-faktor di atas juga sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Kekhususan pertumbuhan dan pembangunan dalam Islam ditekankan pada perhatian yang sangat
serius pada pengembangan sumber daya manusia. Ini tidak hanya di wujudkan dalam
keberhasilan pemenuhan kebutuhan material saja, namun juga kebutuhan dan persiapan
menyongsong kehidupan akhirat.

c. Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
1. Zakat
Zakat merupakan ibadah yang dapat diartikan banyak hal, baik secara etimologi maupun secara
terminologi. Secara etimologi (bahasa) kata “zakat” merupakan kata dasar (masdar) dari zakat

yang berarti tumbuh, berkah, bersih dan bertambahnya kebaikan (Qardawi, 2004).
2. Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu
kepentingan Hafihuddin (2004). Sedangkan definisi infaq menurut Hidayat (2010) adalah
pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali memperoleh rezeki sebanyak yang
dikehendakinya.
3. Shadaqah
Menurut Inoed (2005) menyatakan bahwa shadaqah berasal dari kata shadaqa yang
berarti benar, dan dapat dipahami dengan memberikan atau mendermakan sesuatu kepada orang
lain Dalam konsep ini, shadaqah merupakan wujud dari keimanan dan ketaqwaan seseorang,
artinya orang yang suka bershadaqah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Dalam
istilah syariat Islam, shadaqah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan
ketentuan-ketentuannya. Sisi perbedaannya hanya terletak pada bendanya. Infaq berkaitan
dengan materi, sedangkan shadaqah berkaitan dengan materi dan non materi, baik dalam bentuk
pemberian uang atau benda, tenaga atau jasa, menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan,
mengucapkan takbir, tahmid, tahlil bahkan yang paling sederhana adalah tersenyum kepada
orang lain dengan ikhlas.Shadaqah mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan AlQur’an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Shadaqah berarti memberi derma, termasuk
memberi derma untuk memenuhi hukum dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur’an dan
sunnah. Zakat juga dapat disebut shadaqah karena zakat juga merupakan derma yang diwajibkan
sedangkan shadaqah adalah sukarela. Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu

pungutan wajib, sedangkan shadaqah diberikan secara sukarela.
d. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
UNDP (United Nation Development Programe) mendefenisikan pembangunan manusia
sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut
penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end) sedangkan upaya pembangunan
dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin
tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah
produktivitas, pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan.
e. Kemiskinan
Bank Dunia (2006) mendefinisikan kemiskinan adalah keadaan kelaparan, kurang tempat
tinggal kurang sandang, dan kurang pendidikan. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang
masuk dalam kategori miskin, diantaranya:
a. Rendahnya pendapatan dan asset untuk memenuhi kebutuhan dasar,seperti makanan, tempat
tinggal, pakain, kesehatan dan pendidikan.
b. Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di depan institusi dan masyarakat.
c. Rentan terhadap guncangan ekonomi.

Hampir setiap negara, kemiskinan selalu terpusat di tempat-tempat tertentu, yaitu biasanya
dipedesaan atau di daerah-daerah yang kekurangan sumber daya. Persoalan kemiskinan juga
selalu berkaitan dengan masalah-masalah lain,misalnya lingkungan.

METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan menggunakan program
komputer Eviews 9.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2005). Metode penentuan sampel akan sangat membantu dalam penelitian yang
dihadapkan pada sampel yang beragam dari suatu populasi. Data yang digunakan berupa data
sekunder periode 2012-2015. Studi kasus Provinsi Sumatra Barat. Adapun sampel yang
digunakan merupakan Judgement Sampling.
Pada metode judgement sampling atau purposive sample pengumpulan data atas dasar
strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Pada dasarnya sampel dipilih
berdasarkan pendapat analis dan hasil penelitian digunakan untuk menarik kesimpulan tentang
item-item di dalam sampel.
Tabel 3.1
Daftar Kabupatan/Kota di Provinsi Sumatra Barat
No
Kabupaten/ Kota
1
Kepulauan Mentawai

2
Pesisir Selatan
3
Kabupaten Solok
4
Sijunjung
5
Tanah Datar
6
Padang Pariaman
7
Agam
8
Lima Puluh Kota
9
Pasaman
10
Solok Selatan
11
Dharmasraya

12
Pasaman Barat
13
Padang
14
Kota Solok
15
Sawah Lunto
16
Padang Panjang
17
Bukittinggi
18
Payahkumbuh
19
Pariaman

C. Metode Data Panel
Menurut Winarno (2011) data panel adalah jenis data yang merupakan gabungan antara
data runtut waktu (time series) dengan data silang (cross section). Data runtut waktu adalah data

yang terdiri atas suatu objek tetapi meliputi beberapa periode waktu. Sedangkan data seksi silang
adalah data yang terdiri atas beberapa objek (misalnya data beberapa perusahaan) pada suatu
waktu. Uji regresi data panel ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen ZIS, IPM dan Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra
Barat.
Menurut Gujarati (2003) keuntungan menggunakan data panel yaitu:
1) Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross section dalam rentan waktu
tertentu, maka data panel akan memperhitungkan secara eksplisit heterogenitas tersebut.
2) Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi yang lebih baik, tingkat
kolinearitas yang lebih kecil antar variabel dan lebih efisien.
3) Penggunaan data panel mampu meminimalisasi bisa yang dihasilkan jika kita meregresikan
data individu ke dalam agregasi yang luas.
Jika kita meregresikan data individu ke dalam agregasi yang luas. Dalam data panel, hilangnya
suatu variabel akan tetap menggambarkan perubahan lainnya akibat penggunaan data time series.
Selain itu, penggunaan data yang tidak lengkap (unbalanced data) tidak akan mengurangi
ketajaman estimasi.
D. Pemodelan Data Panel
Model Regresi Panel menurut Widarjono (2009):
Pertumbuhan Ekonomiit= α + β1ZISit + β2IPMit + β3Kemiskinanit + εit
Dimana :
α = Konstanta
t = waktu
i = (Kota/kabupaten)
ε = Error term
Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data tabel dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan, antara lain (Dedi, 2012):
a. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan model regresi data panel adalah dengan uji
Common Effect atau Pooled Least Square. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling
sederhana karena hanya menggabungkan antara data time series dan data cross section.
Pendekatan ini mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang dimiliki oleh data panel (Ghozali,
2013).
Secara umum, bentuk model linear yang dapat digunakan untuk memodelkan data panel adalah :
Yit = Xitβit + Ɛit
Dimana:
Yit : observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t (yakni variabel dependen yang
merupakan suatu data panel)

Xit : variabel independen dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t disini diasumsikan
Xit memuat variabel konstanta
Ɛit : adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0 dan variansi homogen
dalam waktu serta independen dengan Xit.
Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni pengaruh dari perubahan dalam X
diasumsikan bersifat konstanta dalam waktu kategori cross section.
b. Fixed effect Model (FEM)
Selanjutnya langkah kedua yaitu menguji model regresi data panel dengan menguji model
Fixed Effect. Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan
koefisien regresor yang sama. Fixed Effect disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki
slope konstanta yang tetap besarannya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan
koefisien regresinya, tetap besarannya dari waktu ke waktu (time invariant). Untuk membedakan
satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini
sering disebut dengan Least Square Dummy Variables (LSDV). (Winarno, 2011)
c. Random effect Model (REM)
Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan metode Fixed Effect yang
menggunakan variabel dummy, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan
variabel dummy, metode Random Effect menggunakan residual, yang diduga memiliki
hubungan antar waktu dan antar objek. Namun untuk menganalisis dengan metode Random
Effect, objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien. (Winarno, 2011).
E. Tahapan Analisis Data
Untuk menganalisis data panel diperlukan uji spesifikasi model yang tepat untuk
menggambarkan data. Uji tersebut yaitu:
a.

Uji Chow

Uji chow adalah pengujian untuk menentukan model apa yang akan dipilih antara
common effect model atau fixed effect model. Hipotesis uji chow adalah:
H0: common effect model
H1 : fixed effect model
Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak yang artinya model panel yang harus digunakan
adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0 diterima maka model panel yang harus
digunakan adalah Common Effect Model. Selanjutnya bisa juga dilihat dari nilai probabilitas,
apabila probabilitas < α 5% maka model panel yang digunakan adalah Fixed Effect Model, dan
sebaliknya apabila probabilitas > α 5% maka model panel yang digunakan adalah Common
Effect Model (PLS).
b.

Uji Hausman

Uji Hausman adalah uji yang digunakan untuk menentukan model antara Fixed Effect model
atau Random Effect model. Dengan hipotesis yaitu:
H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model
Penentuan model bisa dilihat dari nilai profitabilitas, apabila profitabilitas < α 5% maka model
panel yang harus digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya apabila profitabilitas > α
5% maka model panel yang harus digunakan adalah Random Effect Model.
F. Uji Asumsi Klasik
Dengan pemakaian metode Ordinary Least Squared (OLS), untuk menghasilkan nilai
parameter model penduga yang lebih tepat, maka diperlukan pendekteksian apakah model
tersebut menyimpang dari asumsi klasik atau tidak, deteksi tersebut terdiri dari:
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada
korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas (Suliyanto, 2011). Multikolinearitas
adalah kondisi adanya hubungan linier variabel independen. Karena melibatkan beberapa
variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana
(yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen). Masalah
multikolinearitas biasanya muncul karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan
menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang memiliki hubungan linier yang
kuat dengan variabel lain. Namun jika tidak mungkin dihilangkan maka tetap harus dipakai
(Winarno, 2011)
Dalam penelitian ini uji multikolinearitas akan dilakukan dengan melihat pada nilai koefisien
korelasinya pada hasil uji correlation dengan menggunakan matriks korelasi. Jika hasil koefisien
korelasi pada output menunjukan hasil di atas 0,8 maka diduga terjadi multikolinearitas.
Sebaliknya, jika koefisien rendah di bawah 0,8 maka diduga model terbebas dari masalah
multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk
terjadi ketidaksamaan varian dari residual model regresi. Data yang baik adalah data yang
homokedastisitas. Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varians dari setiap gangguan tidak
konstan. Dampak adanya hal tersebut adalah tidak efisiennya proses estimasi, sementara hasil
estimasinya sendiri tetap konsisten dan tidak “reliable” atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heretokedastisitas (Supranto, 2004).
Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas, dalam hal ini akan dilakukan dengan cara
melihat pengujian White Heteroskedasticity bertujuan untuk mendeteksi apakah varians dari
setiap unsur error term menunjukkan suatu angka yang konstan. (Widarjono, 2009)

F. Pengujian Signifikan
a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian
parsial terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95%

dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5% dengan ketentuan degree of freedom (df) = n-k,
dimana n adalah besarnya sampel, k adalah jumlah variabel. Dasar pengembalian keputusan
adalah:
Jika t-hitung < t-tabel
: H0 diterima dan H1 ditolak
Jika t-hitung > t-tabel
: H0 ditolak dan H1 diterima
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Pengaruh Zakat infaq
shadaqah, Indeks Pembangunan Manusia, Produk Domestik Regional Bruto, dan Gini Rasio.
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (pertumbuhan ekonomi di
Sumatra Barat). Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat
kesalahan (α) 5% dengan degree of freedom (df1) = k-1, degree of freedom (df2) = n-k. dasar
pengambilan keputusan adalah :
Jika f-hitung < F-tabel
: H0 diterima dan H1 ditolak
Jika f-hitung > F-tabel
: H0 ditolak dan H1 diterima
c. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Dengan uji koefisien determinasi
dapat diketahui berapa persen variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, atau berapa
persen pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Untuk menguji koefisien determinasi bisa dilihat dari nilai Adjusted R-squared, koefisien
determinasi bernilai antara 0 dan 1. Jika nilai Adjusted R-square mendekati 1 maka semakin
baik, dan sebaliknya jika nilai Adjusted R-square mendekati 0 maka semakin buruk.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).
HASIL PENELITIAN
1. Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas

ZIS
IPM
KEMISKINAN

ZIS
1.000000
0.099659
-0.253857

IPM
0.099659
1.000000
0.171936

KEMISKINAN
-0.253857
0.171936
1.000000

Sumber: Data Output Eviews

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai
koefesien korelasi antar variabel independen dalam penelitian ini berada pada kisaran angka
dibawah 0,9 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
terbebas dari masalah multikolinieritas.

Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS

0.396170
1.234166
0.861229

Prob. F(3,72)
Prob. Chi-Square(3)
Prob. Chi-Square(3)

0.7561
0.7448
0.8348

Hasil output pada tabel 4.2 menunjukan nilai Probabiliti F-statistik adalah sebesar 0.7561 >
α=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung heteroskedastisitas.
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Data panel merupakan gabungan dari data time series (runtun waktu) dan cross section
(data silang). Dalam analisis data panel terdapat tiga pemodelan :
Tabel 4.3
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect Model, Fixed Effect
Model dan Random Effect Model
Common Effect Model
(t-Statistic & Prob)

Fixed Effect Model
(t-Statistic & Prob)

Random Effect
Model (t-Statistic &
Prob)

C

11.86660

0.0000

7.486143

0.0000

10.10276

0.0000

ZIS?

-9.677761

0.0000

-0.811266

0.4208

-14.47967

0.0000

IPM?

7.196391

0.0000

-6.034032

0.0000

5.436656

0.0000

KEMISKINAN?

-1.101126

0.2745

-2.789213

0.0073

-2.565898

0.0124

Variabel

Adjusted R- squared

0.636880

0.841517

0.641796

F- statistic

44.84778

19.96360

45.79259

Prob (F- statistic)

0.000000

0.000000

0.000000

Sumber: Output Eviews
Tabel 4.3 merupakan hasil regresi data panel dengan common effect, fixed effect dan
random effect, maka langkah selanjutnya dilihat dari hasil uji chow. Uji chow ini dilakukan
untuk menentukan model terbaik yang akan digunakan antara common effect atau fixed effect.
Hasil uji chow dapat dilihat sebagai berikut:

Hasil Uji chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: WILAYAH
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic
6.164868
84.874158

d.f.

Prob.

(18,54)
18

0.0000
0.0000

Sumber : Output Eviews
Hasil uji chow pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross section adalah
0.0000 yang menunjukkan bahwa 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu model yang
dipilih adalah Fixed Effect Model. Selanjutnya setelah di dapat hasil regresi Random Effect
Model maka dilakukan pengujian seterusnya ke uji hausman.
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: WILAYAH
Test cross-section random effects

Test Summary
Cross-section random

Chi-Sq.
Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

0.000000

3

1.0000

* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.

Sumber : Output Eviews
Berdasarkan hasil uji hausman pada Tabel 4.3, dapat dilihat dari nilai probabilitas crosssection random yaitu sebesar 1.0000 yang menunjukkan bahwa 1.0000 > 0.05, maka H0 diterima
sehingga model terbaik yang dipilih adalah Random Effect Model. Namun menurut Kristanto dan
Sumani (2015) jika nilai probabilitas 1.0000 berarti random effect model adalah model yang
lebih tepat untuk digunakan, tetapi jika terdapat peringatan yang menunjukkan bahwa variance
pada uji hausman tidak valid sehingga hasil uji hausman menjadi tidak valid. Maka kesimpulan
dari uji hausman yang tidak valid membuat penelitian ini harus kembali menggunakan hasil dari
uji sebelumnya yaitu fixed effect. Berarti dapat disimpulkan model yang tepat digunakan dalam
penelitian ini adalah fixed effect model.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pemodelan Menggunakan Fixed Effect Model
Variable
C
ZIS?
IPM?
KEMISKINAN?
Sumber: Output Eviews

Coefficient
35.46926
-0.040096
-0.418236
-0.086454

Berdasarkan tabel, maka ditemukan hasil perhitungan ZIS, IPM dan Kemiskinan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Barat sebagai berikut :
Pertumbuhan Ekonomi = 35.46926 - 0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454
Kemiskinan
Dari model di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 35.46926 menunjukkan bahwa jika variabel independen (ZIS,
IPM, dan Kemiskinan) adalah nol, maka kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar
35.46926 .
2) Nilai koefisien regresi jumlah dana ZIS sebesar -0.040096 yang berarti setiap
kenaikan jumlah dana ZIS naik 1%, maka pertumbuhan ekonomi mengalami
penurunan sebesar - 0.040096.
3) Nilai koefesien regresi IPM sebesar -0.418236 yang berarti setiap kenaikan IPM naik
1% maka pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar -0.418236.
4) Nilai koefesien regresi jumlah Kemiskinan sebesar -0.086454 yang berarti setiap
kenaikan tingkat Kemiskinan naik 1% maka pertumbuhan ekonomi mengalami
penurunan -0.086454.
b. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Merujuk pada Tabel 4.3 dengan menggunakan Fixed Effect Model maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis:
 Pengaruh ZIS terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung variabel ZIS 0.811266 dan nilai
t-tabel adalah sebesar 1.99394 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari ttabel (0.811266 < 1.99394). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu
sebesar 0,4208 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa ZIS tidak memiliki pengaruh
terhadap Pertumbuhan Ekonomi
 Pengaruh IPM terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung variabel IPM 6.034032 dan nilai
t-tabel adalah sebesar 1.99394 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari ttabel (6.034032 < 1.99394). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu
sebesar 0,0000 < 0.05, hal ini menunjukkan IPM memiliki pengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.
 Pengaruh Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung variabel Kemiskinan 2.789213
dan nilai t-tabel adalah sebesar 1.99394 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil
dari t-tabel (2.789213 < 1.99394). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu
sebesar 0,0073 < 0.05, hal ini menunjukkan IPM memiliki pengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.
c. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil output eviews pada Tabel 4.3, nilai F hitung yaitu sebesar
19.96360 sementara F tabel dengan α = 5% adalah sebesar 2,73. Dengan demikina
Fhitung > Ftabel (19.96360 > 2.73). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu
sebesar 0.000000 < 0.05, sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ZIS,

IPM dan Kemiskinan secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Barat, sehingga model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Merujuk pada Tabel 4.3 nilai Adjusted R-squared untuk fixed effect model adalah
sebesar 0.841517. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 84.15%. Dapat diartikan juga
bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan
sebesar 84.15% terhadap variabel dependen, dan sisanya 15.85% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pengaruh Zakat, Infaq dan
Shadaqah (ZIS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap Laju
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat. Berdasarkan penemuan dan pembahasan di
atas maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa secara parsial variabel Zakat, Infaq dan
Shadaqah (ZIS) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, variabel kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi..
2. Variabel ZIS, IPM dan Kemiskinan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Laju Pertumbuhan Ekonomi sehingga mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 84,15%
dan sisanya 15,85% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto. 2012. Efek Multiplier Zakat Terhadap Pendapatan di Propinsi DKI
Jakarta. Al-Iqtishad Vol. IV No. 1. Hlm 51-65.
Ahmad, Khursid. 1997. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam Etika Ekonomi
Politik. Risalah Gusti: Jakarta.
Beik, Irfan Syauqi. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dedi, Rosadi. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
Eviews. Yogyakarta : Andi Offset
Dewi, Nyoman Laiya S dan I Ketut Sutrisna. 2014. Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan
Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali. E-jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana. Vol.3, No.3. Hlm 76-123

Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika, Teori, Konsep
dan Aplikasi dengan Eviews 8, Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Mufraini, M Arief. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran dan
Membangun Jariangan, Jakarta: Kencana
Hafidhuddin, Didin. 2004. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, Jakarta: Piramedia.
Hidayat, Mohammad. 2010. Pengantar Ekonomi Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim.
Inoed, Amiruddin dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman Badan Amiln Zakat
Sumatera Selatan), Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istianingsih, Ninik. 2016 Dalam Review Kajian Ekonomi Islam. Jurnal Aplikasi Ekonomi dan
Bisnis Vol 1, No.1 Hlm 1-16
Izzah, Nurul. 2015. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau tahun 1994-2013. At Tijaroh. Volume 1, No.2
Hlm 1-17
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomika Indonesia. Edisi pertama, (Yogyakarta : Penerbit UUP
STIM YKPN
Piotrowska, Maria. 2016. The Direct and Indirect Effects Of The Pro-Poor Growth. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 18, No. 3. Hlm 252-278
Qardawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat, terj Salman Harun dkk, cet 7, Bogor: Pustaka Lentera
Antar Nusa.
Sadeq, Abdul Hasan Muhammad. 1990. Economic Development in Islam. Malaysia: Pelindung
Publicarion.
Sarea, Adel. 2012 Zakat as a Benchmark To Evaluate Economi Growth: An Alternative
Approach. International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 No. 18. Hlm. 242Soleh, Ahmad. 2013. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal
Ekombis Review. Hlm. 1-15
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Supranto, J. 2004. Ekonometrika, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Susanto, Aris Budi dan Lucky Rachmawati. 2012. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lamongan. Jurnal
Pendidikan Ekonomi (JUPE), Vol.1, No.3). Hlm 1-18

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis, edisi
kedua. Yogyakarta: Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia
Wijayanto, Anton. 2006. Analisis Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan
dan Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi. Vol.16, No.02. Hlm 418-428
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN
Daftar Website:
http://www.bps.go.id
http://www.kemenag.go.id