NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAK

NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT

NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT
A.

Peran Nilai dan Norma Sosial Dalam Proses Sosialisasi

Norma dan nilai mempunyai kaitan yang sangat erat dalam rangka mempengaruhi perilaku
masyarakat agar tercipta keteraturan dalam tatahubungan antar warga masyarakat. Norma
sosial dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat .
oleh sebab itu norma dilengkapi dengan sanksi-sanksi sebagai bentuk ikatan bagi semua
masyarakat untuk mematuhinya. Dalam suatu masyarakat nilai dan norma terus mengalami
perkembangan sesuai dengan peradaban masyarakat tersebut. Makin maju masyarakat norma
dan nilai semakin bersifat ekplisit dan mempunyai jenis yang bermacam-macam untuk
mengatur secara terperinci berbagai kelangsungan hidup masyarakat.

a)

B. Nilai Sosial Dalam Masyarakat
Pengertian Nilai Sosial
Nilai sosial adalah segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar oleh

masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan diharapkan
oleh masyarakat. Tiap masyarakat memiliki sistem yang berbeda yang bersifat turun-temurun
dari generasi ke generasi. Nilai dapat bersumber dari nilai keagamaan, adat-istiadat maupun
etika yang terus berkembang dalam masyarakat.
Oleh karena nilai mengandung tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan maka dapat
dikatakan bahwa nilai adalah hasil dari pertimbangan moral. Nilai bisa berbeda dari
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ada beberapa ahli sosiologi yang
mengemukakan rumusan tentang nilai sosial;

1.

Kimball Young
Kimball Young Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

2.

A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.


3.

Woods
Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari

4.

M.Z.Lawang
M.Z.Lawang nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan
dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.

5.

Hendropuspito
Hendropuspito Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

b)


Tolak

Ukur

Nilai

Sosial

Tolok ukur nilai sosial berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain, dan
antara satu generasi dengan generasi berikutnya selalu mengalami perubahan. Ada 2 syarat
supaya
a.
c)
a.
b.
c.
d.
e.
d)
a)


tolok

ukur

dalam

Penghargan

harus

diberikan

masyarakat
oleh

bersifat
seluruh

tetap


warga

yaitu:
masyarakat

b. Tolok ukur yang dibuat harus diterima oleh masyarakat.
Manfaat dan Fungsi Nilai Sosial
Alat untuk menetapkan harga dan kelas sosial seseorang dalam masyarakat.
Faktor penentu bagi manusia dalam menjalankan perannya.
Pembentuk cara berfikir dan berprilaku secara ideal dalam masyarakat.
Pengawas, penuntun, pendorong dan penekan individu untuk berbuat baik.
Alat solidaritas yang mendorong masyarakat untuk bekerjasama.
Jenis-Jenis Nilai Sosial
Berdasarkan Pendapat Ahli (Notonagoro);
Nilai Material
Nilai material adalah nilai yang muncul karna materi tersebut. Nilai terkandung di dalam

benda yang dinamakan nilai materil.
b)

Nilai Vital
Nilai vital adalah nilai yang ada karena kegunaanya. Nilai yang muncul karena kegunaanya
dinamakan nilai vital.
c)
Nilai Kerohaniaan
Nilai keohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.cth; mendengar
ceramah
-

agama.
Nilai

Nilai
Nilai

Nilai

kerohanian

kebenaran;

keindahan

kebaikan

bersumber

(estetis);

(moral);

dibedakan
bersumber

bersumber

pada

tasa

4


macam;

pada

akal

pada

perasaan

kehendak

manusia

e)
a.

- Nilai religius; bersumber pada kepercayaan
Ciri-ciri Nilai Sosial

Terbentuk dari hasil interaksi sosial antar warga masyarakat. Cth: nilai kedisipilinan yang

b.
c.

dimiliki seseorang karena kebiasaan yang diajarkan dirumahnya.
Dapat disebarluaskan melalui pergaulan. Cth; nilai menghargai persahabatan.
Terbentuk melalui proses belajar. Cth; nilai menghargai antrian.

d.

Berbeda-beda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Cth; nilai menghargai

waktu, berbeda antara orang barat dengan orang Indonesia.
e.
Mempunyai pengaruh yang berbeda pada setiap orang.Cth; orang yang mengaggap uang
adalah segala-galanya akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang.
f.
Pembentuk kepribadian seseorang baik positif maupun negatif. Cth; orang yang
mengutamakan kepentingan pribadi dari pada umum akan menjadikan individu tersebut yang

g.
f)

egois.
Hasil seleksi dari berbagai aspek kehidupan.
Peran

Nilai

sosial

Peran nilai sosial adalah sebagai berikut;
a.
Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi
seseorang. Misalnya, kelompok masyarakat atas, kelompok masyarakat menengah dan
kelompok masyarakat bawah.
b.
Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang
c.


berlaku di dalam masyarakat.
Memotifasi atau memberi semangat dalam mewujudkan dirinya seperti yang diharapkan

oleh penanan-perananya dalam mencapai tujuan.
d.
Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk bekerja sama untuk mencapai sesuatu
yang tidak dapat dicapai sendiri.
e.
Pengawas, penekan, pendorong untuk berbuat baik.
C.
a.

Norma Sosial Dalam Masyarakat
Pengertian Norma Sosial
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.
Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi
sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu
kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib

b.
1.
a)

sebagaimana yang diharapkan.
Jenis-Jenis Norma Sosial
Norma berdasarkan sumber
Norma Agama
Norma agama merupakan norma yang berisi pedoman bagi manusia untuk menjalankan
pertintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Norma ini menjunjung manusia untuk

memperoleh kebahagiaan dan keselamatan manusia di dunia maupun di akhirat.
b)
Norma Adat

Norma adat merupakan norma yang mengatur tentang rutinitas perilaku sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
c)
Norma kesusilaan/ kesopanan
Norma kesusilaan/ kesopanan dalalah norma masyarakat untuk mengatur hubungan manusia
dalam rangka menghargai harkat dan martabat manusia yang lain. Pelanggaran pada norma
d)

ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik maupun bati.
Norma Hukum
Norma hukum adalah himpunan peraturan yang formal dan tertulis ketentuan sanksi tegas
dibandingkan dengan norma-norma yang lain. Norma ini ditujukan kepada masyarakat yang
berisi ketentuan-ketentuan, hak dan kewajiban. Norma ini bertujuan untuk menjaga ketertiban

dan kedamaian dan akan dikenakan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.
2. Norma berdasarkan daya ikatnya
a)
Cara (usage) yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan seseorang tapi tidak secara terus
menerus. Cth; cara makanyang baik menggunakan tangan kanan dan tidak bersuara.
b)
Kebiasaan ( folkways) yaitu perbuatan yang berulang-ulang dan sama yang dilakukan
secara sadar, serta mempunyai tujuan yang jelas dan dianggap baik. Cth; membuang sampah
c)

pada tempatnya.
Tata Kelakuan yaitu perbuatan yang mecerminkan sifat-sifat tertentu suatu masyarakat yang
dilakukan secara sadar sebagai bentuk pengawasan terhadap anggota masyarakat. Cth;

d)

larangan perbuatan zina, mencuri dsb.
Adat Istiadat yaitu kumpulan tata kelakuan yang tertinggi yang bersifat kekal dan kuat
terhadap masyarakat. Cth; pelanggaran terhadap pelaksanaan upacara adat.

D.

Perbedaan Nilai Dan Norma Sosial

Ø
Ø
Ø
Ø
Ø

Nilai Sosial
Berada lebih dulu dibandingkan norma.
Bersifat implisit.
Belum memiliki sanksi.
Tidak tertulis.
Berfungsi sebangai pedoman perilaku.

Ø
Ø
Ø
Ø
Ø

Norma Sosial
Norma dibuat untuk melaksanakan nilai.
Bersifat ekplisit (nyata, jelas & tegas).
Telah memiliki sanksi.
Tertulis.
Berfungsi mengatur dan membatasi perilaku.

E.
a)
b)
c)

Fungsi Nilai Sosial Dan Norma Sosial
Sebagai petunjuh arah dan pemersatu
Sebagai benteng perlindungan
Sebagai pendorong

F.

Penyebab Terjadinya Perubahan Nilai dan Norma

Norma dan nilai pada dasarnya akan mengalami perubahan atau pergeseran sesuai dengan
kebutuhan masyarakat berkaitan dengan pengaturan prilaku warga masyarakat untuk
menciptakan tertib sosial. Faktor-faktor penyebab perubahan nilai dan norma diantaranya:
1.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu dan teknologi berkembang dengan seiringnya manusia yang terus berinovasi baru untuk
membantu dan mempermudah kehidupan manusia, pengaruh perkembangan iptek juga

2.

mempengaruhi nilai dan norma masyarakat.
Pengaruh kebudayaan asing;
Dengan meluasnya pergaulan manusia, terutama di era globalisasi dan dan informasi saat ini
yang melintas batas-batas negara telah mengakibatkan keinginan-keinginan untuk meniru
atau mengadopsi budaya asing tertentu kedalam kebudayaan setempat, seperti cara
berpakaian (fashion), sistem pendidikan, sistem pertanian, sistem perdagangan dan

sebagainya.
3. Lingkungan baru
Nilai dan norma ccenderung berubah jika seseorang menempati daerah atau lingkungan baru.
Dengan perpindahan tersebut terjadi asimilasi yang lambat laun akan mengikuti nilai dan
norma sosial yang dianut oleh masyarakat setempat sehingga nilai dan norma yang dibawa
dari daerah asal akan memudar.
G.
a.

Sosialisasi
Pengerian sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam

proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
b. Tujuan Sosialisasi
·
Untuk mengetahui nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
·
Untuk mengetahui sosial budaya dalam masyarakat.
·
Untuk mengetahui alam sekitar.
·
Untuk mengtahui lingkungan sosial.
c.
Bentuk dan tahap sosialisasi
1. Bentuk sosialisasi
Peter L. Berger membedakan sosialisasi menjadi dua jenis yaitu ;
a.

sosialisasi primer
sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun
atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan
lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang
lain di sekitar keluarganya.Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak

menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di
dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan
interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
b.

Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi
suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
'pencabutan' identitas diri yang lama.

2.

Tahap-tahap sosialisasi
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan
menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
· Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap
ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata
"makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna
kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara
tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
· Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran
yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma
diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang
apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata
lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada
tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai
terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi
seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
· Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri

pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di
luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang
berlaku di luar keluarganya.
· Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya
pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang
lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap
ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
3.

Media sosialisasi
Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada
empat media sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan media sosialisasi berlainan dan
tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda
dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh media sosialisasi lain. Misalnya,
di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan
menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya
dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila
pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau
selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani
oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh media sosialisasi yang
berlainan.

·

Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) media sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan
saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah.
Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family),
media sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas
beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga

inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh
orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat
media sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi
(baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga
pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya
terutama orang tuanya sendiri.
·

Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia
ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan
sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam
proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa
remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang
individu. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak
sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain
dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan
dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang
mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai
keadilan.

·

Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Media massa merupakan salah satu media sosialisasi yang paling berpengaruh Menurut
Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan
berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di
lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam
melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus
dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

·

Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat
tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
a.

Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan
perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.

b.

Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.

c.

Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului
dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor,
kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal,
penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.

·

Media-media lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh
institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.
Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan
membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh media ini sangat besar.

H.
a.

Kepribadian
Pengertian kepribadian
Berikut ini adalah pengertian kepribadian menurut para ahli;

·

Koentjaraningratmenyebut kepribadian sebagai susunan dari akal dan jiwa yang
menentukan tingkah laku atau tindakan individu.

·

Roucek mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor biologis, psikologi, dan
sosiologi yang mendasari perilaku seorang individu.

b.

Faktor penentu kepribadian
1.

Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah
karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis,
dan

psikologis

bawaan

dari

individu.]

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap
argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian
seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen
anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar
ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari
faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan
agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan
bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang
memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut. Para peneliti telah
mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan
dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri
perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar
ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan
pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain,
kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata
lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik
dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
2.

Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah
lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor
lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh,
budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang
secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur
yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan,
kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka
melalui buku, sistemsekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung
ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang
menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga
daripada pekerjaan dan karier.
Diposkan oleh SepMarlhyn
http://sepmarlyhn.blogspot.com/2012/04/nilai-dan-norma-yang-berlaku-di.html

Nilai dan Norma Sosial yang ada pada Masyarakat

NILAI SOSIAL

1.

PENGERTIAN

Nilai sosial adalah : Nilai adalah kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain untuk mengambil keputusan.
Pengertian nilai sosial menurut para ahli:
1)

AWG.

Green

Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relative berlangsung disertai emosi terhadap objek
yang dituju.
2)

Woods
Nilai sosial adalah petujuk – petunjuk yang umum yang telah berlangsung lama dan bertujuan
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan manusia dalam kehidupan sehari – hari.

3)

Kimball

Young

Nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa
yang penting.
4)

D.

Hendropuspito

Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena terbukti mempunyai daya
guna
2.

fungsional

bagi

perkembangan

hidup

bersama.

MACAM-MACAM NILAI
Macam-Macam Nilai Menurut Prof.Dr.Notonagoro:

A.

Nilai Material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.

B.

Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengandalkan
kegiatan atau aktivitas .

C.

Nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia .
Nilai Kerohanian dibedakan atas empat Macam :

a)

Nilai Kebenaran atau kenyataan, yakni bersumber dari unsur akal manusia ( Nalar, Ratio,
Budi, Cipta )

b)

Nilai Keindahan, yakni bersumber dari unsur rasa manusia ( Perasaan, Estetika )

c)

Nilai Moral atau Kebaikan, yakni bersumber dari unsur kehendak atau kemauan ( Karsa,
etika )

d)

Nilai Regius, yakni merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi, dan mutlak yang
bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia.
Anggapan masyarakat tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan benar keberadaan nilai bersifat abstrak dan ideal dapat disebut sebagai suatu nilai.

3.

BENTUK-BENTUK
1.

NILAI

:

Pemikiran

2.

Perilaku

3. Benda
ü

Contoh

nilai

sosial

dalam

masyarakat

Indonesia

:

- masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai keramahan, sehingga bangsa Indonesia

dikenal

sebagai

bangsa

yang

ramah.

- masyarakat Indonesia menjunjung tinggi nilai kepedulian sosial, sehingga ketika ada
musibah

di

ü

suatu

daerah,

bantuan

Contoh

dari

berbagai

nilai

daerah

di

segera

datang.

sekolah:

- sekolah menjunjung tinggi nilai disiplin waktu, sehingga ketika ada siswa yang terlambat,
diberikan

sanksi.

ü

Contoh

nilai

dalam

bisnis:

- kemudahan transaksi merupakan sesuatu yang dianggap penting untuk memperlancar
urusan bisnis
4.

CIRI-CIRI

NILAI

SOSIAL:

1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
2.

Disebarkan

3.

Terbentuk

diantara
melalui

warga
sosialisasi

masyarakat.
(proses

belajar).

4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
5.

Dapat

6.

Memiliki

mempengaruhi
pengaruh

perkembangan

yang

berbeda

diri

seseorang.

antarwarga

masyarakat.

7. Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.
5.

FUNGSI NILAI SOSIAL

Fungsi

nilai

sosial

bagi

kehidupan

manusia:

1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan "harga" sosial dari suatu
kelompok.
2.

Dapat

mengarahkan

masyarakat

dalam

berpikir

dan

bertingkah

laku.

3. Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial
dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
4.
5.

Sebagai
Sebagai

alat

solidaritas
alat

di

kalangan

pengawas

anggota
perilaku

kelompok.
manusia.

-

Memberikan

harapan

-

Mengarahkan

yang

cara

baik,

sikap

berperasaan,

mandiri,

berpikir,

dan

bertanggungjawab

berkehendak,

dan

bertindak

(UN 2011)
6.

Jenis-jenis nilai
Menurut

a.

1.

Nilai

Prof.

material

Contoh

:

nilai

yang

nilai

Dr.

Notonegoro

:

berguna

bagi

manusia.

jasmani

material

:

-

makanan

-minuman
2.

pakaian
Nilai

kerohanian

Contoh

:

nilai

yang

nilai

-

berguna

rohani

kerohanian

berdzikir,

-

bagi

membaca

manusia.

:

mengingat

Allah

Al

Qur'an

-

sholat

3. Nilai vital : nilai yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas.
Contoh

nilai

-

kalkulator

-

buku

:

bagi

paket

-

vital
bagi

motor

bendahara
siswa

bagi

kelas

saat

belajar

tukang

ojek

Nilai dominan : nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya.
Contoh

:

- bagi umat Islam mengerjakan ibadah wajib lebih tinggi kedudukannya dari mengerjakan
ibadah
-

sunnah

menghormati

orang

tua

lebih

utama

dari

menghormati

orang

lain

Nilai yang mendarah daging (internalized value) : nilai yang telah menjadi kepribadian.
Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seorang masih kecil dan apabila ia tidak
melakukannya

ia

akan

merasa

Contoh
-

bersalah.
:

makan

dengan

- berpamitan kepada orang tua bila bepergian

tangan

kanan

b.

Macam-macam
1.

Nilai

nilai

berdasarkan

immaterial:

wujudnya:

tidak

Sulit

berwujud.

untuk

berubah.

Contoh: ideologi, gagasan (ide), pemikiran dan sistem politik, dan peraturan-peraturan.
2.

Nilai

material:

berwujud.

untuk

berubah.

Mudah
Contoh:
Nilai

etika

karya
:

nilai

seni,
tentang

gedung,
apa

jembatan,

yang

Contoh

baik

rumah,

dan

apa

yang

dan

pakaian.
buruk.

:

Bertutur kata baik dan tidak marah meskipun berhadapan dengan orang yang kasar.
(UN 2011)
NORMA SOSIAL
1.

PENGERTIAN
Norma sosial : aturan berperilaku dalam masyarakat.
Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah
tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau tindakan
yang menyimpang.norma dibangun atas nilai sosial dan norma sosial diciptakan untuk
mempertahankan nilai sosial.

a.

pengertian

norma

sosial

menurut

para

ahli:

1)Menurut TH. L. Vanhoeven, (Kamus Latin – Indonesia, Ende – Flores, Nusa Indah).
Berdasarkan arti kata norma menurut asal katanya dapat menggunakan padanan kata untuk
norma,

yaitu

kaidah

(patokan,

standar,

dan

ukuran)

2)Menurut Robert M. Z. Lawang norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok
tertentu.
2.

FUNGSI
-

Mengatur

NORMA
perilaku

manusia

SOSIAL
dalam

:
berinteraksi

- Memberi sanksi terhadap perilaku menyimpang dalam masyarakat
3.

SIFAT
1.

Norma

NORMA:
formal

-

Bersumber

dari

lembaga

Contoh:

surat

2.

keputusan,

yang

resmi
Tertulis

peraturan

daerah,

Norma
-

undang-undang
nonformal

Tidak

tertulis

Contoh: aturan dalam keluarga, adat istiadat.

4.

MAKNA NORMA
Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong
bahkan menekan orang perorangan, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk
mencapai nilai-nilai sosial.

5.

MACAM-MACAM NORMA DAN SANGSINYA
1. Macam-macam norma dan sanksinya dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan
mengikatnya terdapat beberapa macam norma :

a.

Tata cara ( usage )
Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sangsi
yang sangat ringan terhadap pelanggarnya.
Misalnya : Cara memegang garpu atau sendok ketika makan,
Pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat,
tetapi hanya sekedar celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.

b.

Kebiasaan (folkways)

Kebiasaan atau Folkways merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat
sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Folkways mempunyai kekuatan untuk
mengikat yang lebih besar dari pada cara.
Misalnya: Mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai tanda
penghormatan kepada orang yang lebih tua. Apabila tindakan itu tidak dilakukan maka
sanksinya adalah berupa teguran, sindiran, atau perunjingan.
c.

Tata Kelakuan (mores)
Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama atau ideology
yang dianut oleh masyarakat.
Misalnya : Larangan berzina,berjudi,minum-minuman keras, penggunaan narkotika dan zatzat adiktif (obat-obatan terlarang) dan mencuri.
Tata kelakuan sangat penting dalam masyarakat,karena berfungsi :

a)

Memberikan batas-batas pada kelakuan-kelakuan individu.Setiap masyarakat mempunyai
tata kelakuan masing-masing yang seringkali berbeda yang satu dengan yang lain.

b)

Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya.Disatu pihak tata
kelakuan memaksa agar individu menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan
yang berlaku,dan di lain pihak memaksa masyarakat untuk menerima individu berdasarkan
kesanggupannya menyesuaikan dirinya dengan tata kelakuan yang berlaku.

c)

Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota-anggota masyarakat sehingga
mengkukuhkan ikatandan mendorong tercapainya integrasi social yang kuat.

d.

Adat ( customs )
Adat merupakan norma ynag tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, sehingga anggotaanggota masyarkat yang melanggar adat istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang
kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan.
Misalnya : Pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian,apabila terjadinya
perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi
tercemar, tetapi seluruh keluarga bahkan masyarakatnya.

e.

Hukum (laws)
Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Ketentuan sanksi
terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan dengan norma-norma yang disebut
terdahulu.

2. Macam-macam norma dan sanksinya dibedakan berdasarkan jenis atau sumbernya,
yaitu :
A.

Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sanksinya: mendapat dosa

B.

Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau dari hati nurani
sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa yang buruk.
Sanksinya: akan dikucilkan orang lain

C.

Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat .
Sanksinya: akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam pergaulan .

D.

Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturan-peraturan oleh pemerintah.
Sanksinya: dipenjara atau denda.

http://roysyaffersamosir.blogspot.com/2013/02/nilai-dan-norma-sosial-yang-adapada.html

A. NILAI SOSIAL
1. Pengertian Nilai Sosial
Nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk.
Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas dan luhur untuk dikerjakan dan
diperhatikan.
Pendapat beberapa ahli tentang arti nilai sosial :
a. George Spindler:
Nilai sosial adalah Core Values of a Culture yang artinya pola-pola sikap dan
tindakan yang menjadi acuan bagi individu dan masyarakat.
b. Charles F. Andrain:
Nilai sosial adalah konsep-konsep yang sangat umum mengenai sesuatu yang
ingin dicapai serta memberikan arah tindakan-tindakan mana yang harus diambil.
c. AWG. Green:
Nilai sosial adalah kesadaran yang relatif berlangsung disertai emosi terhadap
objek yang dituju.
d. Woods:
Nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama dan
bertujuan mengarahkan tingkah laku dan kepuasan manusia dalam kehidupan
sehari-hari
e. Kimball Young :

nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar
dan apa yang penting
f. D. Hendropuspito:
Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena terbukti
mampunyai daya guna fungsional bagi perkembangan hidup bersama
g. Koentjaraningrat:
Nilai sosial adalah konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat
penting dalam hidup.
Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat terhadap segala sesuatu
yang dianggap baik, penting, luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi
perkembangan dan kebaikan hidup bersama.
2. Tolok Ukur Nilai Sosial
Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan
penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian
besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.
Tolok ukur hanya bersifat sementara, karena masyarakat terus berubah. Dari
pengalaman kita ketahui bahwa tolok ukur yang sudah lama berlaku di dalam suatu
masyarakat dapat goyah pada suatu saat.
Proses modernisasi dewasa ini ternyata membawa dampak yang besar, antara lain
masuknya semangat sekularisme. Salah satu akibatnya adalah pudarnya nilai sosial
tradisional.
Tidak ada tolok ukur nilai yang bersifat kekal (absolute).
Dua syarat yang harus dipenuhi agar tolok ukur nilai menjadi bersifat tetap adalah :

a. Penghargaan itu harus diberikan dan disetujui oleh seluruh atau sebagian besar
anggota masyarakat, jadi bukan atas keinginan atau penilaian individu.
b. Tolok ukur itu harus diterima sungguh-sungguh oleh masyarakat, minimal oleh
sebagian besar.
3. Sumber-sumber Nilai Sosial
Nilai sosial yang merupakan acuan untuk besikap dan bertindak terumuskan dalam
wujud konsep-konsep yang sangat umum yang hidup dalam alam pikiran masyarakat,
sebenarnya tidak datang dengan sendirinya. Nilai sosial hadir dipahami dan diyakini
oleh anggota-anggota masyarakat, sebenarnya merupakan hasil dari proses produksi
atau perumusan dari tiga sumber.
Ketiga sumber tersebut adalah :
a. Tuhan
Banyak masyarakat yang mempunyai nilai sosial yang bersumber dari Tuhan,
yaitu melalui ajaran yang disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Karena ajaran
agama sesungguhnya berisi nilai-nilai sosial yang memberikan pedoman
bagaimana cara bersikap dan bertindak bagi manusia. Oleh karena itu, banyak
ahli menyebutkan bahwa nilai sosial yang bersumber dari Tuhan dinamakan nilai
theonom. Contoh nilai theonom adalah negara Arab Saudi yang menggunakan
kitab suci Alquran sebagai pedoman nilai sosial bagi penyelenggaraan negara dan
bagi acuan bersikap dan bertindak warga negaranya.
b. Masyarakat
Ada juga nilai sosial yang dirumuskan dari kesepakatan banyak orang anggota
masyarakat. Nilai sosial yang berasal dari hasil kesepakatan banyak orang ini
disebut nilai heteronom. Contohnya, Pancasila yang berisi ajaran nilai yang
harus dijadikan pedoman oleh seluruh warga negara dan para penyelenggara
negara di Indonesia merupakan rumusan hasil kesepakatan bapak-bapak pediri
bangsa (founding father).

c. Individu
Selain Tuhan dan masyarakat, nilai sosial juga diproduksi dan dirumuskan oleh
seorang individu. Biasanya orang-orang yang biasa merumuskan suatu nilai dan
nilai-nilai tersebut dipakai oleh masyarakat sebagai acuan bersikap dan bertindak,
adalah orang-orang yang memiliki kelebihan tertentu dibanding orang-orang lain
pada umumnya. Nilai sosial yang bersumber dari seorang individu ini disebut
nilai otonom. Contoh nilai otonom adalah konsep Trias Politika atau konsep
yang mengajarkan perlunya pembagian kekuasaan menjadi eksekutif, legislatif
dan yudikatif yang dikemukakan oleh John Jacques Rousseau. Sekarang ajaran
Trias Politika tersebut telah menjadi bagian penting dari ajaran demokrasi yang
telah diterapkan di sebagian besar negara-negara di dunia.
4. Ciri-ciri nilai sosial:
1. Merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi sosial
2. Ditransformasikan melalui proses belajar
3. Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan sosial
4. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia
5. Memiliki efek yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia
6. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat
5. Klasifikasi nilai sosial
1) Menurut Max Scheller
Max Schellermembedakan nilai-nilai sosial kedalam empat jenis tingkat yang
tersusun secara hierarkhis, yaitu :
a. Nilai-nilai Kenikmatan

Dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan dan
menyenangkan, yang menyebabkan orang-orang memperoleh kenikmatan dan
kesenangan.
b. Nilai-nilai Kehidupan
Dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang paling penting bagi kehidupan.
Misalnya : kesehatan, kesejahteraan umum, terjadinya saling pengertian dan
keharmonisan dalam masyarakat.
c. Nilai-nilai Kejiwaan
Dalam nilai-nilai kejiwaan ini meliputi nilai-nilai yang tidak tergantung pada
keadaan jasmaniah maupun lingkungannya. Misalnya: masalah-masalah
berkaitan dengan keindahan, kehalusan budi dan kebenaran.
d. Nilai-nilai kerohanian
Pada tingkatan nilai-nilai kerohanian ini terdapat modalitas nilai dari yang suci
dan yang paling tidak suci. Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilainilai pribadi, terutama Allah sebagai Pribadi tertinggi
2) Menurut Prof. Dr. Notonagoro
Prof. Dr. Notonagoro membedakan nilai sosial ke dalam tiga jenis yaitu :
a. Nilai material, yaitu nilai-nilai yang berwujud manfaat kebendaan yang sangat
berguna bagi jasmani seseorang atau masyarakat umum.
b. Nilai vital, yaitu semua hal yang sangat penting atau vital berguna bagi manusia
untuk dapat hidup dan mengadakan aktivitas.
c. Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu semua hal yang berguna bagi kebutuhankebutuhan rohaniah manusia.
Nilai spiritual ini dibedakan menjadi empat macam yaitu :

1) Nilai kebenaran (logis), yaitu nilai yang bersumber dari akal dan dibenarkan
oleh akal.
2) Nilai keindahan (estetis), yaitu nilai yang berasal dari unsur rasa manusia.
3) Nilai moral (etis), yaitu nilai yang berasal dari unsur kehendak atau karsa
manusia.
4) Nilai agama (religius), yaitu nilai yang merupakan nilai Ketuhanan,
kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
5) Berdasarkan ciri-cirinya
Berdasarkan ciri-cirinya nilai dibedakan menjadi:
1. Nilai yang mendarah daging / terencanakan
Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan mendorong timbulnya tindakan
tanpa dipikirkan lagi. Pelanggaran atas nilai-nilai ini akan mengakibatkan
timbulnya perasaan malu atau bersalah yang dalam dan sukar dilupakan.
Misalnya:
a. Orang yang taat beragama akan merasa berdosa apabila melanggar salah satu
ajaran agamanya.
b. Seorang prajurit akan menolong temannya yang terluka di medan
pertempuran, meskipun membahayakan jiwanya sendiri.
2. Nilai dominan
Yaitu nilai yang dianggap lebih penting dari nilai-nilai lainnya. Ukuran dominan
tidaknya sebuah nilai didasarkan pada:
a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
b. Lamanya nilai itu dianut oleh anggota kelompok

c. Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut
d. Tingginya kedudukan (prestise) orang-orang yang menganut nilai tersebut
6. Peran Nilai Sosial
Pada umumnya nilai sosial memiliki fungsi bagi individu anggota suatu masyarakat
maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.
Ada lima fungsi dari nilai sosial, yaitu :
a. Alat untuk menentukan harga dan kelas sosial seseorang
b. Mengarahkan cara berpikir dan berperilaku
c. Penentu dalam menjalankan peran sosial
d. Alat solidaritas diantara anggota kelompok
e. Alat pengawas dan penekan seseorang agar berperilaku baik
7. Perbedaan tata nilai
Berlakunya nilai dan norma sosial itu tergantung waktu dan tempat. Nilai dan norma
waktu dulu berbeda dengan nilai dan norma waktu sekarang. Antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain juga dapat berbeda.
B. NORMA SOSIAL

1. Pengertian Norma Sosial
Norma sosial adalah bentuk nyata (konkret) nilai-nilai yang terdapat dalam
masyarakat yang merupakan pedoman berperilaku dalam masyarakat.
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku
manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian.

2. Ciri-ciri norma sosial:
a. Umumnya tidak tertulis.
b. Hasil dari kesepakatan bersama.
c. Ditaati bersama.
d. Bagi pelanggar diberikan sanksi.
e. Mengalami perubahan .
3. Klasifikasi Norma Sosial
1) Berdasarkan tingkatannya, norma di dalam masyarakat dibedakan menjadi
empat.
a. Cara (usage)
Merupakan suatu kebiasaan dalam berperilaku namun lebih bersifat pada
hubungan antar individu yang sangat terbatas. Sehingga norma jenis ini hanya
memiliki daya ikat yang sangat lemah, dan penyimpangan terhadap cara tidak
mengakibatkan hukuman berat tetapi sekedar celaan. Misalnya, orang
memiliki cara masing-masing untuk minum pada waktu bertemu. Ada yang
minum dengan mengeluarkan bunyi sebagai tanda kepuasan, tetapi ada yang
minum dengan tanpa mengeluarkan bunyi.
Soetandyo Wignyosubroto memperkenalkan dua istilah yaitu :
· Pattern of Behaviour, yaitu tingkah laku berpola, karena dilakukan secara
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
· Pattern for Behaviour, yaitu aturan-aturan yang mempola tingkah laku,
misalnya norma hukum dan norma agama.
b. Kebiasaan (Folkways)

Merupakan tingkah laku yang berulang-ulang yang ada di dalam masyarakat
yang dianggap sebagai pedoman bersama. Contoh : kalau makan dengan
menggunakan tangan kanan, berjabat tangan dengan tangan kanan, wanita
berjalan di sebelah kiri sedangkan laki-laki di sebelah kanannya, yang muda
menghormat yang tua dan yang tua menyayang yang muda, dlsb.
c. Tata kelakuan (Mores)
Merupakan kebiasaan-kebiasaan yang hidup di dalam masyarakat sebagai
norma pengatur dan dilaksanakan sebagai alat pengawas oleh masyarakat
terhadap anggotanya. Di satu pihak, tata kelakuan ini bersifat memaksa
http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-ii-nilai-dan-norma-yangberlaku.htmlterhadap suatu perbuatan; dan di pihak lain, tata kelakuan
merupakan larangan sehingga secara langsung tata kelakuan ini menjadi alat
agar anggota masyarakat mau menyesuaikan tindakan-tindakannya. Dalam
pandangan beberapa sosiolog ada yang menyamakan adat-istiadat (customs)
dengan tata kelakuan (mores).
d. Adat istiadat (Custom)
Merupakan tata kelakuan yang ada di dalam masyarakat yang telah terintegrasi
secara kuat yang sudah berlangsung lama secara turun-temurun. Misalnya,
salah satu hukum adat di Jawa yang membagi berbeda antara warisan untuk
anak laki-laki dengan anak perempuan yang dikenal dengan sak pikul sak
gendongan dimana anak laki-laki mendapat sak pikul atau dua bagian dan anak
perempuan mendapatkan sak gendongan atau setengah dari bagian laki-laki.
Ada juga adat yang mengatur tentang garis keturunan matrilineal atau menurut
garis ibu misalnya di Sumatera Barat dan ada pula keturunan patrilineal atau
menurut garis ayah misalnya di Sumatera Utara.
e. Hukum (Laws).
Hukum merupakan salah satu norma yang merupakan konkretisasi dari sistem
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hukum dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Hukum tertulis (seperti UUD ’45, Tap MPR, UU dan lain-lain)

2) Hukum tidak tertulis atau yang dikenal dengan istilah konvensi (kebiasaan
yang dilakukan berulang sehingga menjadi patokan hukum meskipun
tidak tertulis). Contoh hukum tidak tertulis dalam proses hukum yang
dikenal dengan yurisprudensi, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
oleh pengadilan/hukum dalam menetapkan suatu perkara hukum.
Beragam macam norma yang telah disebutkan dapat meningkatkan peran dan
kekuatan ikatan yang diberikan kepada masyarakat penganutnya. Dengan proses
evolutif tertentu bentuk-bentuk jenis norma yang memiliki ikatan atau
konsekuensi lemah, dalam pelaksanaan atau pelanggarannya dapat meningkatkan
daya ikatan dan efek konsekuensi yang ditimbulkan. Cara (usage) lewat
perulangan oleh masyarakat penganutnya dapat menjadi kebiasaan (folkways).
Demikian pula kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan diterima bukan saja
sebagai cara tertentu melainkan memiliki fungsi evaluatif bagi perilaku anggota
masyarakat dapat meningkat menjadi tata kelakuan (mores). Pada akhirnya tata
kelakuan yang kekal dan dengan kuat terintegrasi dalam pola perilaku masyarakat
akan meningkat lagi fungsinya menjadi adat-istiadat (customs).
Dengan proses tersebut beragam norma yang berlaku dalam masyarakat menjadi
bagian

tertentu

dalam

masyarakat.

Proses

ini

disebut

pelembagaan

(institutinalization). Atau dengan kata lain norma-norma tersebut dikenal, diakui,
dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pelembagaan norma bukan saja dalam pengertian bahwa ia mengalami
pemapanan

dan

menempati

satu

status

tertentu

dalam

masyarakat

(institutionalized).
Lebih jauh lagi proses yang mereka yakini kebenarannya. Kesadaran untuk
meyakini norma dan menjadikannya sebagai patokan dalam bertindak
menunjukkan jika norma-norma tersebut telah mendarah daging dalam diri para
penganutnya. Proses ini disebut sebagai internalisasi. Norma-norma sosial akan
beroperasi secara efektif jika dan hanya jika ia mengalami proses internalisasi
dalam diri setiap anggota masyarakat. Dalam proses masyarakat tidak saja cukup
mengenal atau mengetahui norma tertentu, lebih jauh lagi mereka juga memiliki
keinginan untuk senantiasa menjaga keyakinan itu dengan mengamalkannya
dalam hidup sehari-hari.
2) Berdasarkan aspek-aspeknya, norma sosial dibedakan menjadi:

a. Norma agama
Adalah aturan-aturan yang merupakan petunjuk hidup bagi manusia yang
berasal dari Tuhan. Pada umumnya aturan-aturan bertindak dan berperilaku
dalam norma agama sudah tertulis di dalam kitab suci masing-masing agama :
Al Quran (Islam), Injil (Kristen), Weda (Budha), Tripitaka (Hindu), dan lainlain.
b. Norma kesusilaan
Berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak. Pelanggaran terhadap
norma ini akan berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir)
ataupun batin (dijauhi).
Misalnya, pelacuran, berzina, korupsi dan lain-lain.
c. Norma kesopanan
Adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat celaan, kritik
hingga pengucilan, tergantung pada tingkat pelanggarannya. Contoh: tidak
meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan
kanan.
d. Norma kebiasaan
Adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibuat secara sadar atau tidak, berisi
petunjuk tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, hingga
pengucilan secara batin. Contoh: membawa oleh-oleh apabila pulang dari
suatu tempat, bersalaman ketika bertemu dengan orang lain.
e. Norma hukum
Adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga- lembaga tertentu, misalnya
pemerintah sehingga dapat dengan tegas melarang serta memaksa orang untuk

dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu. Pelanggaran
terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi berupa denda atau hukuman fisik
(dipenjara atau bahkan dihukum mati). Contoh: wajib membayar pajak,
dilarang menerobos lampu merah.
f. Mode (Fashion)
Merupakan cara dan gaya melakukan atau membuat sesuatu yang sifatnya
berubah-ubah namun selalu diikuti orang banyak. Mode biasanya dengan
imitasi atau peniruan sesuatu yang terjadi pada masyarakat. Contoh, cara-cara
dan model-model potongan rambut, model pakaian, topi, dll. Mode atau
fashion ini sering bersifat periodik, yaitu mengikuti musim sehingga cepat
berganti.
4. Peran norma sosial
a. Memberi batasan yang berupa perintah atau larangan dalam berperilaku
b. Memaksa individu menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku
c. Menjaga solidaritas antaranggota masyarakat.
5. Norma Sosial Sebagai Kontrol Tingkah Laku
Para sosiolog melihat bahwa norma sosial merupakan suatu patokan tingkah laku
yang berbentuk kode-kode (codes). Kode adalah peratutan-peraturan yang
mengandung sanksi atau hukuman dan bisa bersifat memaksa. Seperti pada kode
kehakiman sebagaimana terdapat pada kitab undang-undang pidana, perdata, yang
mengandung hukuman denda dan penjara. Namun, kode sosial pada umumnya timbul
dengan tanpa paksaan. Kode sosial yang timbul dengan tanpa paksaan, biasanya
menjadi suatu kode yang telah berlangsung dan diterima oleh sekelompok orang atau
masyarakat pada umumnya secara sukarela. Sehingga penyelewengan atau
penyelenggaraannya jarang terjadi, karena orang takut kepada sanksi atau
hukum