pokok pokok pementasan drama

POKOK-POKOK
PEMENTASAN KARYA SASTRA
Oleh
Agustinus Suyoto, S.Pd

Apakah perbedaan antara membaca karya sastra,
melisankan karya sastra, dan mendramakan karya
sastra (memvisualisasikan karya sastra)? Mungkin
batasan secara nonilmiah adalah sebagai berikut.
Kalau kita membaca karya sastra, berarti kita
membaca karya sastra (puisi ataupun cerpen)
untuk diri kita sendiri. Komunikasi terjadi antara
kita (pembaca) dengan teks sastra secara
langsung. Maka, fokus membaca karya sastra
adalah berusaha memahami karya sastra (teks
sastra) untuk kepentingan diri sendiri.

 Sedangkan yang dimaksud melisankan karya

sastra adalah membacakan karya sastra
untuk membantu orang lain memahami karya

sastra itu. Jadi, kita membacakan karya sastra
(secara bersuara) untuk membantu orang lain
(pendengar) memahami teks sastra yang
telah kita baca sebelumnya. Jadi, teks sastra
mempercayakan isinya pada kita (sebagai
pelisan) dan kita menyampaikannya kepada
orang lain (penonton

 Dan yang dimaksud mendramakan karya

sastra (menvisualisasikan karya sastra)
adalah pementasan karya sastra di mana kita
(sebagai pementas) bertindak sebagai tokohtokoh yang diciptakan oleh penulis karya
sastra. Segala sesuatu yang ada di dalam teks
sastra tersebut sedapat mungkin
divisualisasikan, walaupun tentu saja terbatas
pada kemampuan kita dalam membawanya
ke panggung.

POKOK-POKOK PIKIRAN

MELISANKAN KARYA SASTRA

 Pertama-tama kita harus memahami terlebih

dahulu apa yang hendak kita baca. Sebab
membaca karya sastra di hadapan plbik sama
hanya menyampaikan maksud yang
terkandung di dalam karya sastra tersebut.
Bila kita sendiri tidak memahami apa yang
hendak kita sampaikan, maka mustahil para
pendengar akan dapat memahaminya pula.
Akibatnya pembacaan yang kita lakukan tidak
komunikatif.

 Memberikan penafsiran yang kreatif terhadap

apa yang hendak kita baca. Sebuah karya
sastra yang sederhana dapat terkesan lebih
bermutu bila cara baca atau
menyampaikannya dengan penafsiran yang

kreatif oleh di pembaca.

 Ciptakan suasana dramatik yang disesuaikan

dengan isi dan penafsiran sastra yang dibaca
mulai dari awal hingga akhir pembacaan
setiap karya sastra tersebut.

 Tentukan karakter kita sebagai si pembaca

sesuai dengan penafsrian dan isi sastra yang
hendak kita baca secara konsisten. Sebab
karakter adalah salah satu unsur daya tarik
dalam sebuah pertunjukan.

 Pergunakan teknik penampilan seperti teknik-

teknik akting. Teknik penampilan pada
hakikatnya adalah cara untuk memperjelas
apa yang akan kita sampaikan pada penonton

di samping juga memberikan suasana artistik
keindahan

Alat-alat yang dapat kita gunakan dalam
teknik penampilan terdiri dari berbagai
bentuk
 Yang tak terlihat dan tak terdengar :

imajinasi, konsentrasi, asosiasi,
penjiwaan, pemikiran, perasaan.
 Yang terlihat : gerak tubuh, fisik, bloking,
wajah
 Yang terdengar : artikulasi, speed, pitch,
intonasi

Yang Tak Terlihat dan Tak Terdengar
 Imajinasi. Dalam melinsankan karya sastra kita

mengimajinasikan panggung sebagai tempat yang digambarkan
dalam teks sastra.

 Konsentrasi : adalah pemusatan pemikiran untuk siap
menghadapi segala sesuatu yang terjadi di panggung. Jadi yang
dimaksud konsentrasi di sini bukan konsentrasi pada teks tetapi
konsentrasi pada pementasan di panggung.
 Asosiasi : mencoba merangsang asosiasi penonton, apa yang
kita lakukan di panggug akan menciptakan pengaruh artistik
pada diri penonton.
 Penjiwaan (penghayatan) : secara imajinatif terlibat dalam
suasana teks yang akan kita bawakan.
 Pemikiran : mempertajam analisa dari karya sastra yang akan
kita baca dengan cara menambah pengetahuan yang
berhubungan dengan isi teks, bukti-bukti sejarah, dll.
 Perasaan : mempertajam kemampuan emosi kita dan variasivariasinya.

Yang Terlihat
 Gerakan. Gerak tubuh terkategorikan menjadi tiga,

gerak-gerak kecil, gerak sedang, dan gerak besar.
Gerak kecil misalnya mengedipkan mata,
membelalakkan mata, menoleh. Gerak sedang

misalnya bersalaman, bergeser, menengok. Sedangkan
gerak besar misalnya merentangkan kedua tangan,
menggebrak meja, berputar, mengacungkan telunjuk
sambil condong badannya.
 Bloking. Yang dimaksud bloking seberanya adalah
penempatan diri di panggung. Bloking meliputi gerakan
perpindahan tempat dari kiri ke kanan, dari depan ke
belakang, dari bawah ke atas dan sebagainya.
 Mimik (air muka). Permainan unsur-unsur muka kita
seperti melirik, melotot, mencibir, menjulurkan lidah,
memoncongkan bibir, dsb.

Yang Terdengar (Suara)
 Artikulasi : yaitu jelas tidaknya pengucapan

kata-kata yang kita ucapkan.
 Intonasi , yaitu irama dari ucapan-ucapan
kita
 Volume, yaitu keras lemahnya suara kita.
 Speed , yaitu kecepatan (cepat lambatnya)

pengucapan.
 Pitch, yaitu tinggi rendahnya nada.
 Warna, yaitu timbre, besar kecilnya suara,
cempreng tidaknya suara, serak tidaknya
suara

Teknik Penampilan

Teknik Muncul
 Teknik Muncul, yaitu teknik pertama kali kita

muncul di atas pentas. Teknik ini dimaksudkan
untk menimbulkan suatu kesan yang sangat
khusus dari hadirin terhadap kita. Hal ini dapat
dicapai dengan jalan melakukan jeda beberapa
saat pada saat kita muncul di panggung. Khusus
bagi aktor teater yang hendak melakukan akting,
setelah melakukan jeda harus segera disusul
dengan menginformasikan watak atau karakter
yang hendak dimainkan. Setelah itu ia

menginformasikan sedikit situasi sebelum ia
masuk ke pentas.

Teknik Memberi Isi
 Teknik Memberi Isi, adalah teknik untuk

menghidupkan kalimat yang hendak kita
ucapkan, agar kalimat tersebut lebih dipahami,
dirasakan, dan dinikmati oleh penonton. Teknik
ini erat hubungnnya dengan penertian dan
penafsiran kita terhada apa yang hendak kita
baca atau mainkan, dengan menggunakan
unsur suara.

Teknik Pengembangan

Teknik Membina Puncak (klimak)

Teknik Timing


Teknik Pointing (menonjolkan)

Tempo.

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara kemampuan siswa dalam memecahkan soal cerita dengan kemampuan memecahkan soal non cerita pokok bahasan pecahan pada murid kelas VI Cawu I SDN I Gebang Jember tahun Pelajaran 1999 / 2000.

0 44 70

Pengaruh penggunaan permainan monopoli sebagai media pengajaran matematika terhadap minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar : studi eksperimen di SDIT Al-hikmah pela Mampang Kelas V pada pokok bahasan bangun datar

3 36 80

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok bahasan gerak: penelitian kuasi eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak Jakarta Selatanso

0 71 166

Analisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas x semester 1 di MA Annajah Jakarta Tahun pelajaran 2013/2014

0 41 180

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Persamaan unsur pokok pada merek gudang garam dan gudang baru (analisis putusan ma nomor 162 K/Pdt.Sus-HKI/2014)

3 34 133

Pembelajaran drama dengan penggunaan teknik permainan kartu watak pada siswa kelas X jurusan pemasaran di SMK Nusantara Legoso - Ciputat Tangerang

0 17 148

Pemelih4araan data pokok pegawai negeri sipil dengan menggunakan microsoft access pada Direktorat Ajudan Jenderal TNI AD Bandung : laporan hasil kerja praktek

0 5 56

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

0 7 62