Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Demonstrasi) dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sojol Utara
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Demonstrasi) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sojol Utara
Mirzan, Achmad Ramadhan, dan Muchlis Djirimu
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 1 Sojol Utara melalui penerapan strategi pembelajaran aktif. Subjek dalam penelitin ini adalah siswa kelas IV berjunlah 19 orang terdiri atas 9 orang laki-laki dan 10 orang perempuan yang terdaftar pada Tahun 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 73,68% , persentase nilai rata-rata aktivitas guru 72% kategori baik dan persen nilai rata-rata aktivitas siswa 64,06% kategori cukup. Pada tindakan siklus II hasil belajar siswa meningkat, diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 100%, nilai rata-rata aktivitas guru 95% kategori sangat baik dan nilai rata-rata aktivitas siswa 89,06% kategori sangat baik. Hasil yang diperoleh telah memenuhi indikator ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik atau sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sojol Utara pada pembelajaran IPA.
Kata Kunci: Strategi pembelajaran aktif, metode demonstrasi, hasil belajar, benda dan sifatnya.
I. PENDAHULUAN
Peran guru sebagai pendidik generasi muda bangsa diharapkan dapat mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa untuk kemudian mencari solusinya. Dalam proses pembelajaran masih terdapat kecenderungan guru meminimalkan aktivitas dan keterlibatan siswa, siswa lebih banyak pasif. Kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang mengerti dan memahami karakteristik siswa, yaitu karakteristik siswa sekolah dasar yang pada umumnya lebih memahami segala sesuatu yang bersifat kongkrit. Siswa lebih senang belajar dan akan paham dengan segala sesuatu jika sudah diperlihatkan dengan hal-hal nyata berupa benda atau pengalaman langsung di alam.
Kondisi yang sering dihadapi siswa kelas IV SDN 1 Sojol Utara adalah siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak keluar masuk ruangan belajar. Namun ketika diberikan evaluasi siswa tidak dapat menjawab dengan benar soal yang diberikan. Hasil ulangan yang tidak memuaskan padahal guru telah memberikan pengulangan. Siswa tetap saja tidak memahami konsep dari materi yang telah disampaikan. Kondisi seperti ini membuat pembelajaran IPA kurang menarik dimata siswa dan cenderung membosankan, karena penyampaian guru didominasi metode konvensional yaitu ceramah.
Data hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Sojol Utara tahun ajaran 2014/2015, daya serap klasikal hanya mencapai 58,62% dengan ketuntasan klasikal 67,85%. Hasil yang diperoleh masih jauh dari indikator pembelajaran yaitu kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA yaitu minimal 80%. Hasil yang diperoleh memberikan indikasi bahwa dalam pemberian materi, tidak cukup hanya dengan ceramah saja. Sangat penting bagi guru untuk menerapkan strategi dan pendekatan serta harus pintar memodifikasi pendekatan tersebut, sehingga masalah-masalah pembelajaran yang terjadi dapat segera teratasi.
Confusius dalam (Munthe, 2009) mengungkapkan strategi pembelajaran yang paling baik adalah strategi pembelajaran aktif, yaitu melibatkan siswa dalam praktik (berbuat). Strategi pembelajaran aktif diantaranya adalah demonstrasi. Sagala (2008) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontokan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya. Muhibbin (2000) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan.
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA sangat evektif karena peralatan yang disediakan sedikit dan tidak memerlukan waktu yang lama (Suparno, 2007). Melalui demonstrasi dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung (Ramayulis, 2005). Pemanfaatan metode demonstrasi penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna (Roestiyah, 2001).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas tentang penerapan strategi pembelajaran aktif (demonstrasi) di kelas IV SDN 1 Sojol Utara. Melalui penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat meningkat.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yang mengacu pada model kemmis dan Mc Taggart Depdiknas, (2003) yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Kemmis menggambarkan tahap-tahap tersebut pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart
2.2 Seting dan Subyek penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 1 Sojol Utara. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV yang mengikuti mata pelajaran IPA pada tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
2.3 Rencana Tindakan Siklus I 1.
Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan pada kegiatan perencanaan sebelum melakukan penelitian adalah:
b) Membuat skenario yang akan digunakan dalam penelitian a 1 2 3 4 b 7 6 8 5 Keterangan
0 : Pratindakan 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan siklus 1 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana siklus 2 6 : Pelaksanaan siklus 2 7 : Observasi siklus 2 8 : Refleksi siklus 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2
a) Menyiapkan materi ajar.
c) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru
2. Pelaksanaan Tindakan a.
c) Memberikan motivasi kepada siswa.
a) Mengemukakan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang akan didemostrasikan.
h) Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.
g) Mengarahkan kelompok siswa untuk melaksanakan demonstrasi dan mencatat hasil yang diperoleh.
f) Mencontohkan cara melaksanakan demonstrasi.
e) Memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan demonstrasi.
d) Menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan.
c) Membentuk siswa ke dalam 4 kelompok.
b) Memperkenalkan alat dan bahan yang akan didemonstrasikan
Kegiatan Inti ± 50 menit
d) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran
b.
d) Menyampaikan Kompetensi dasar dan indikator/tujuan pembelajaran yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Menuliskan judul konsep pembelajaran/pokok bahasan materi
a) Mengingatkan kembali materi yang dipelajari sebelumnya serta menghubungkannya dengan pelajaran yang akan diberikan (Apersepsi).
Pendahuluan ± 5 menit Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
Membuat tes awal yang diberikan kepada siswa sebagai tes prasyarat, untuk menentukan berapa jumlah siswa yang memiliki kemampuan belajar baik, cukup dan kurang yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk pembentukan kelompok belajar yang sifatnya heterogen.
h) Menentukan personil yang terlibat dalam team observer dan evaluasi. i)
g) Membuat lembar evaluasi/tes hasil belajar individu setiap akhir tindakan.
f) Membuat Lembar Kerja Siswa
e) Menyiapkan alat/media pembelajaran yang diperlukan
i) Mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil demonstrasi.
j) Memberikan kesempatan kepada kelompok siswa lainnya untuk menanggapi hasil laporan kelompok lain.
c.
Pentup ± 15 menit
a) Bersama siswa menarik kesimpulan materi pembelajaran yang diajarkan berdasarkan hasil pembahasan pengamatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Memberikan penghargaan pada hasil kerja kelompok, berupa pujian, skor perkembangan dan lain-lain yang membangkitkan semangat belajar anak.
c) Memberikan evaluasi/soal pada akhir pertemuan.
3. Pengamatan (Observasi) Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh- pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan didalam kelas. Hasil pengamatan tersebut merupakan dasar untuk melakukan refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya.
4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti, teman sejawat dan guru menganalisis hasil tes dan lembar observasi yang didapatkan untuk melihat kekurangan dan kelebihan serta sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama tindakan pembelajaran berlangsung.
2.4 Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya saja beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai dengan tetap berorientasi pada penggunaan metode demonstrasi. Pelaksanaan siklus II berorientasi pada hasil belajar siswa pada siklus I. Apabila pada siklus I belum mencapai standar ketuntasan yanag ditetapkan maka akan dilanjutkan ke siklus II.
2.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
2.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dinyatakan dalam bentuk persentase dihitung dengan rumus:
Persentase Nilai rata-rata (NR) = x 100% Dengan Kriteria keberhasilan tindakan dapat ditentukan (Hadi, 2003) yaitu:
75% < NR < 100% : Sangat baik 50% < NR < 75% : Baik 25% < NR < 50% : Cukup baik 0% < NR < 25% : Kurang baik
Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan apabila hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada kategori baik atau sangat baik.
b) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes, dianalisis menggunakan rumus:
1) Daya Serap Individu:
X DSI = x 100% Y
Keterangan : X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal
DSI = Daya Serap Individu
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Depdiknas, 2004). 2)
Ketuntasan Belajar secara Klasikal: N
KBK
= X 100 %
S
N = banyaknya siswa yang tuntas Keterangan :
S = banyaknya siswa seluruhnya
KBK = ketuntasan belajar klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 85 % siswa telah tuntas secara individual (Depdiknas, 2004).
2.6 Indikator Kinerja
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika hasil observasi aktivitas guru dan siswa tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila diperoleh persentase daya serap individual siswa lebih dari atau sama dengan 65% dan persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan 85% (Depdiknas, 2004).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Tindakan Siklus I
1) Perencanaan
Kegiatan pada tahap perencanaan adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran, instrumen, materi ajar, alat dan bahan dalam kegiatan demonstrasi serta kesiapan teman sejawat dalam mendampingi peneliti di kelas.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dibuat dengan materi pembelajaran perubahan sifat benda menggunakan pembelajaran aktif (metode demonstrasi). Analisis hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I
Aspek perolehan Hasil
Nilai tertinggi 90 (5 orang) Nilai terendah 60 (5 orang) Jumlah Siswa 19 orang Jumlah Siswa yang tuntas 14 orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas 5 orang Ketuntasan Klasikal 73,68%
Analisis hasil belajar siswa (Tabel 1) diperoleh nilai tertinggi 90 (5 orang), nilai terendah 60 (5 orang), dan ketuntasan belajar klasikal 73,68%. Dari tabel tersebut, ketuntasan belajar klasikal masih rendah, belum mencapai indikator ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan yairu minimal 85%.
3. Observasi pelaksanaan pembelajaran
Hasil observasi aktitivitas siswa dan guru dalam menerapkan demonstrasi disajikan pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa.
Siklus I Siklus II Aspek Yang Diamati
Kegiatan awal: 1.
Mencatat tujuan pembelajaran.
2.
3
4 Memperhatikan penjelasan guru.
3.
3
4 Duduk dengan rapih dan tenang.
4. Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru
Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
3
3
4. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
3. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.
Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Menyampaikan materi yang harus dipelajari.
Kegiatan Awal: 1.
Tabel 3. Hasil observasi aktivitas guru.
3
Baik Pada tabel 2 hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I kategori cukup 64,06%, mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 25% menjadi sangat baik 89,06%.
Kategori Penilaian Baik Sangat
64 Persentase nilai rata-rata (%) 64,06% 89,06%
64
57 Skor Maksimal
41
2
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
9. Memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan
8. Menjelaskan tentang metode pembelajaranyang akan digunakan.
7. Membentuk siswa ke dalam 4 kelompok.
6. Memperkenalkan alat dan bahan yang akan didemonstrasikan
4 Kegiatan Inti: 5. Mengemukakan materi pelajaran dalam kehidupan sehari- hari yang akan didemostrasikan.
3
4 Jumlah Skor perolehan
4
3
11. Menanyakan kepada guru bila ada kesulitan dalam melaksanakan demonstrasi.
4
3
3
Menanggapi hasil kerja kelompok lain.
13. Melaporkan hasil demonstrasi 14.
12. Mencatat hasil kegiatan demonstrasi.
10. Melaksanakan demonstrasi.
2
9. Memperhatikan guru melaksanakan demonstrasi.
8. Memperhatikan arahan guru tentang pelaksanaan demonstrasi.
7. Membentuk kelompok dengan tertib.
6. Memperhatikan dengan benar alat dan bahan yang akan digunakan dalam demonstrasi.
3 Kegiatan Inti 5. Memperhatikan penjelasan guru.
3
2
3
2
3
4
16. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.
15. Bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3 Kegiatan akhiri.
3
4
4
3
1
3
4
4
4
1
2
2
4 demonstrasi.
10.
2
4 Mencontohkan cara melaksanakan demonstrasi.
11.
2
3 Mengarahkan kelompok siswa untuk melaksanakan demonstrasi dan mencatat hasil yang diperoleh.
12.
2
4 Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.
13.
3
4 Mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil demonstrasi.
14.
2
3 Memberikan kesempatan kepada kelompok siswa lainnya untuk menanggapi hasil laporan kelompok lain. Kegiatan akhir: 15.
3
4 Membimbing siswa menyimpulkan materi yang disajikan.
16.
4
4 Memberikan evaluasi.
47
47 Jumlah Skor Perolehan
64
64 Skor Maksimal 72% 95%
Persentase nilai rata-rata (%) Baik Sangat
Kategori Penilaian Baik
Tabel 3 hasil observasi aktivitas guru memberikan gambaran adanya peningkatan aktivitas guru sebesar 23% dari siklus I kategori baik 72%, menjadi sangat baik 95% pada siklus II.
4. Refleksi Tindakan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi siklus adalah memperhatikan pelaksanaan siklus I mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelaksanaan observasi. Berdasarkan analisis hasil belajar siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 73,68%. Hasil ini belum mencapai dari indikator yang ditetapkan yaitu minimal 80%. Hasil yang diperoleh dicocokkan dengan hasil pengamatan oleh teman sejawat selanjutnya mendidiskusikan penyebab rendahnya hasil belajar. Refleksi hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Refleksi aktivitas siswa dan guru
Siklus I Siklus II Aktivitas siswa
- pertanyaan yang penguatan/penghargaan
Menjawab Memberikan disampaikan guru. kepada siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Memperhatikan guru
- melaksanakan demonstrasi.
- memperhatikan demonstrasi.
Menjelaskan kepada siswa pentingnya
Melaksanakan demonstrasi.
Menanyakan kepada guru bila ada Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kesulitan dalam melaksanakan pelaksanaan domonstrasi. demonstrasi.
- Memberikan penguatan kepada siswa yang bertanya.
- Mencatat hasil kegiatan demonstrasi.
- Menjelaskan tentang pentingnya mencatat dan melaporkan setiap hasil kegiatan demonstrasi.
- Melaporkan hasil demonstrasi
- Menanggapi hasil kerja kelompok lain.
- Memotivasi siswa agar mempunyai keberanian untuk menanggapi hasil kerja kelompok lain jika tidak sesuai.
Aktivitas guru
- Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.
- Memotivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat melakukan demostrasi, membuat laporan hasil dan dapat mempresentasikan dengan baik hasil pengamatannya.
- Mencontohkan cara melaksanakan demonstrasi.
- Mengarahkan kelompok siswa untuk melaksanakan demonstrasi dan mencatat hasil yang diperoleh.
- Mengulang contoh demonstrasi apabila siswa belum memahaminya.
- Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.
- Memaksimalkan bimbingan kepada kelompok siswa yang beramasalah dalam melaksanakan demonstrasi.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menangapi hasil kelompok lain jika belum sesuai.
2. Hasil belajar siswa siklus II Hasil evaluasi dapat belajar siswa disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II
Aspek perolehan Hasil
Nilai tertinggi 94 (8 orang) Nilai terendah 74 (2 orang) Jumlah Siswa 19 orang Jumlah Siswa yang tuntas 19 orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas - Ketuntasan Klasikal 100%
Dari Tabel 5 diperoleh skor tertinggi 94 (8 orang), terendah 74 (2 orang), dan KK 100%, semua siswa yang mengikuti pembelajaran tuntas belajar secara individu. Hasil belajar siswa pada siklus II memberikan gambaran bahwa metode demonstrasi yang digunakan guru sesuai dengan materi yang diajarkan dan pelaksanaannya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang disarankan dalam metode demonstrasi.
3.2 Pembahasan
Penerapan strategi pembelajaran aktif (demonstrasi) dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN 1 Sojol Utara dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus Masing-masing siklus mengikuti tahapan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan perangkat pembelajaran, instrumen penilaian, alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga memastikan kesiapan teman sejawat sebagai observer dalam mendampingi peneliti melaksanakan pembelajaran. Setelah semua kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajar sudah siap, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan untuk siklus I dengan alokasi waktu 4x35 menit pada materi sifat benda dan satu kali pertemuan siklus II alokasi waktu 2x45 menit pada materi perubahan wujud benda. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menerapkan metode demonstrasi. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA dianggap evektiv karena biaya peralatan sedikit, tidak memerlukan watu yang lama dan guru tetap dapat memberikan motivasi berpikir kritis bagi siswa (Suparno, 2007).
Pelaksanaan pembelajaran siklus I belum memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan persen KBK yang disarankan yaitu minimal 85%. Hasil belajar siswa yang diperoleh hanya mencapai persen KBK 73,68%. Rendahnya persen KBK disebabkan oleh belum maksimalnya aktivitas siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi. Aktivitas siswa dan guru belum maksimal dalam pembelajaran diantaranya adalah; 1) perhatian siswa terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan demonstrasi, 2) keterlibatan siswa melaksanakan demonstrasi kurang, 3) merasa malu dan takut bertanya kepada guru jika terdapat masalah dalam melaksanakan demonstrasi, 4) belum dapat menulis dan membuat laporan hasil pengamatan, 5) penguatan yang diberikan guru kurang, 6) motivasi kepada siswa rendah dan 6) perhatian guru masih terfokus pada kelompok yang dapat melakukan demostrasi dengan baik. Secara umum pada siklus I persen NR aktivitas guru 72% kategori baik (B) dan persen NR aktivitas siswa 64,06% kategori baik (B).
Pelaksanaan pembelajaran siklus II sama dengan pembelajaran siklus I yakni menerapkan metode demostrasi. Pada tahap ini peneliti memperhatikan hasil refleksi siklus I (Tabel 4.4) dengan cara memaksimalkan kegiatan yang dianggap kurang dan memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I. Hal ini penting dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi.
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh persen KBK 100%, nilai tertinggi 94 (8 orang), nilai terendah 74 (2 orang), semua siswa yang mengikuti pembelajar tuntas belajar secara individu. Hasil yang diperoleh sesuai denga hasil pengamatan baik aktivitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Meningkatnya hasil belajar siswa pada siklus II karena semua siswa aktif dalam melaksanakan demonstrasi, melakukan pengamatan dan melaporkan hasil yang diperoleh setelah melaksanakan demonstrasi. Selain itu didukung pula oleh peran guru dalam memotivasi dan memberikan penguatan kepada siswa dalam melaksanakan demonstrasi. Hal ini sesuai Mulyasa (2008) dalam melaksanakan demonstrasi, 1) dapat menarik seluruh perhatian siswa, dan 2) semua peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan pada siklus II diperoleh persen NR aktivitas guru 95% kategori sangat baik (SB) dan persen NR aktivitas siswa 89,06% kategori sangat baik (SB). Hal ini menunjukkan bahwa semua kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah dapat teratasi dengan baik.
Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa dan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan gambaran bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif yaitu penerapan metode demonstrasi, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sojol Utara khususnya pada materi benda dan sifatnya.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran aktif melaui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sojol Utara pada pembelajaran IPA khususnya materi benda dan sifatnya.
1. Hasil belajar siswa ketuntasan belajar klasikal (KBK) siklus I 73,68%, siklus II meningkat menjadi 100%, dan aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran berada pada kategori sangat baik (SB).
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.Depdiknas.(2004). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hadi. A. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Muhibbin. (2000). Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani. Ramayulis. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sagala. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Suparno. (2007). Metodologi Pembelajaran Kontruktivisme dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.