Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle (Penelitian Tindakan Kelas V SDN Tugu 2 Depok)

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Tugu 2 Depok)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

EDAH JUBAEDAH

NIM 109018300061

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Edah Jubaedah. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle (Penelitian Tindakan Kelas V SDN Tugu 2 Depok)

Kata Kunci : Strategi Pembelajaran Akif Crossword Puzzle, Hasil Belajar IPA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle. Penelitian dilakukan di SDN Tugu 2 Depok pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dua siklus melalui empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar wawancara, tes hasil belajar IPA dan dokumentasi.

Hasil penelitian mengungkapkan, bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar tiap siklusnya. Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 79,94 dengan persentase (70,58%) yang mencapai KKM dan meningkat pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa menjadi 84,5 dengan persentase (87,5%) siswa yang mecapai KKM. Selain itu penerapan strategi pembelajaran aktif

Crossword Puzzle juga meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 68,37% menjadi 83,75% pada siklus II.


(6)

ii

Edah Jubedah. Efforts to Improve Learning Outcomes Science Through Active Learning Strategies Crossword Puzzle (Classroom Action Research SDN Tugu 2 Depok).

Keywords: Crossword Puzzle Strategy Active Learning, Learning Outcomes IPA The purpose of this study is to analyze the application of active learning strategies Crossword Puzzle in improving student learning outcomes and students' science learning activities using active learning strategies Crossword Puzzle. The study was conducted in SDN Tugu 2 Depok in the academic year 2013/2014. The method used in this research is Classroom Action Research (CAR) conducted two cycles through four stages, namely planning, implementation, observation, and reflection. Instrument used is the observation sheet activities of teachers and students, the questionnaires, science achievement test and documentation.

The results of the study revealed that the application of active learning strategies Crossword Puzzles can improve student learning outcomes in the fifth grade science this green plant material that is characterized by increased learning outcomes of each cycle. I cycle the average value of student learning outcomes to achieve 79.94 percent (70.58%), which reached the KKM and increased in the second cycle the average value of student learning outcomes to be 84.5 percent (87.5%) of students who mecapai KKM. Besides, the implementation of active learning strategies Crossword Puzzles also improve students' learning activities to learning science. This can be seen from the percentage of student learning activities in the first cycle of 68.37% to 83.75% In the second cycle.


(7)

iii Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan untaian rahmat, hidayah dn karunia sehingga penulis skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle” Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terealisasikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada yang terhormat :

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA.Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr.Fauzan, MA. Selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta dosen pembimbing II, yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si. Selaku dosen pembimbing I, yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi, ditengah kesibukan yang padat.

4. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang mencurahkan seluruh ilmunya.

5. Kepala sekolah, dewan guru, staf TU, serta siswa siswi SDN Tugu 2 Depok yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.


(8)

iv

hentinya memberikan dukungan dan doa yang tulus.

7. Kakak-Kakakku tersayang Kaka Ahmad Haryadi, Kaka Khoerul Jannah, Kaka Umar Dani, Kaka Anita Wulandari dan Kaka Amin Fauzi yang telah memberikan segala bantuan dan dorongan semangatnya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku angkatan 2009 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Lulu, Dewi, Shita, Fadhliyah, Dwi, Tajnur, Nana, Asri, dan sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas ketersediaanya dalam memberikan dukungan, kasih saying serta perhatian kepada penulis.

9. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat ku Sarah Nuraida, Erna Maulida, Eka Peblusianti, Ika Fitria Fatmawati, Ima Damayanti, Heri Dermawan yang memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10.Staf Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, dan Staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan dalam pembutan surat-surat dan sertifikat.

11.Pimpinan dan Staf Perpustkaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarief Hidayatullah, yang telah membantu penullis dalam menyediakan serta memeinjamkan lieteratur yang dibutuhkan.

12.Kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

v

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini. Smoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi seluruh pembaca sekalian, serta lembaga pendidikan sebagai informasi dalam peningkatan mutu pendidikan.

Jakarta Maret 2014


(10)

vi

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKKAN A. Acuan Teori dan Fokus yang diteliti ... 9

1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Konsep Dasar Hasil Belajar ... 10

a. Pengertian Hasil Belajar ... 11

b. Macam-macam Hasil Belajar ... 13


(11)

vii

a. Strategi Pembelajaran Aktif ... 25

b.Karekteristik Pembelajaran Aktif ... 33

6. Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) a. Sejarah Umum Crossword Puzzle ... 34

b. Prosedur Umum Penerapan Crossword Puzzle ... 34

c. Kelebihan dan Kekurangan Crossword Puzzle ... 35

B. Penelitian Yang Relevan ... 36

C. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ... 38

C. Subjek Penelitian ... 41

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 41

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 42

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 44

G. Jenis Data dan Sumber Data ... 45

H. Instrument-Instrument Pengumpulan Data ... 45

I. Teknik Pengumpulan Data ... 47

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 48

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ... 50


(12)

viii

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 54

1. Penelitian Pendahuluan ... 54

2. Pelaksanaan Siklus I ... 54

3. Pelaksaanaan Siklus II ... 68

B. Analisis Data ... 79

1. Hasil Belajar Siswa ... 79

2. Lembar Observasi Guru ... 80

3. Lembar Observasi Siswa ... 81

C. Pembahasan ... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LEMBAR UJI REFERENSI LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

ix

Tabel.3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 49

Tabel 3.4 Interpretasi Lembar Observasi ... 51

Tabel 3.5 Tingkatan Hasil Belajar ... 52

Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru Siklus I ... 61

Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 62

Tabel 4.3 Nilai Pretest Pada Siklus I ... 64

Tabel 4.4 Rekap Data Nilai Pretest Siklus I ... 65

Tabel 4.5 Nilai Posttest Pada Siklus I ... 66

Tabel 4.6 Refleksi Siklus I ... 68

Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Siklus II ... 74

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 75

Tabel 4.9 Nilai Pretest Pada Siklus II ... 77

Tabel 4.10 Rekap Data Nilai Pretest Siklus II ... 77


(14)

x

Gambar 2.1 Efektifitas Model Pembelajaran ... 30

Gambar 4. 1 Suasana Tes Siklus I ... 59

Gambar 4.2 Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja ... 71


(15)

xi

Diagram 4.2 Grafik Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II ... 81 Diagram 4.3 Grafik Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 82


(16)

xii


(17)

xiii

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 106

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklu I dan Siklus II ... 119

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrument ... 131

Lampiran 5 Soal Tes Siklus I ... 142

Lampiran 6 Soal Tes Siklus II ... 145

Lampiran 7 Nilai Ulangan Siswa Kelas 5 ... 147

Lampiran 8 Lembar Obervasi Guru dan Siswa ... 148

Lampiran 9 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Guru ... 155

Lampiran 10 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Siswa ... 161

Lampiran 11 Lembar Wawancara Observasi Awal dengan Guru ... 165

Lampiran 12 Lembar Wawancara Siklus I ... 167

Lampiran 11 Lembar Wawancara Siklus II ... 169

Lampiran 12 Uji Validitas Soal ... 171

Lampiran 13 Uji Referensi ... 206

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ... 207

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 208


(18)

1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kuliatas hidup. Melalui proses tersebut dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dasar pengertian pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, hati nuraninya secara utuh. Adapun fungsi pendidikan adalah mencetak peserta didik yang berilmu atau berwawasan luas. Sehingga peserta didik tersebut mampu dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Dalam Mulyasana, Edgar Dalle menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung disekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersipakan peserta didik agar dapat memainkan perananan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.1

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pngendalian diri, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diimiliki dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

1

Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, ( Bandung : PT. Remaja Roasdakarya, 2011 ) h. 4

2


(19)

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menjadikan peserta didik memiliki pengetahuan yang luas, memiliki keterampilan, memiilki kepribadian yang baik dan aktif dalam pembelajaran.Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan harus berkualitas yang baik. Dengan pendidikan yang berkualitas akan mampu mencapai tujuan dari pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Samana, Pengajaran disekolah yang ditujukan kepada siswa harus bersifat mendidik (membangun siswa seutuhnya), pengajaran bukan hanya berperan (menyambung) dalam pembinaan intelektual (penambahan pengetahuan serta melatih kerja akal) dan bukan hanya mementingkan nilai praktis (pragmatis) yang berupa pelatihan keterampilan kerja, tetapi jasa sekolah hendaknya sampai pengembangan kepribadian siswa yang mencakup pula pembentukan konatif (kehendak) dan pembentukan afektif (yang berpuncak pada pengalaman nilai hidup yang luhur).3

Profesional dan kreatifitas guru merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar karena guru harus berinteraksi dengan siswa secara penuh untuk menemukan makna belajar yang berarti yang memungkinkan siswa belajar giat dengan motivasi yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru tidak saja dituntut mampu melakukan transformasi ilmu terhadap siswa saja, tetapi juga mampu memilih strategi, serta metode yang efektif dan efisien.

Sistem pembelajaran pendidikan pada umumnya pada saat ini masih didominasi oleh metode ceramah yang bersifat monoton. Dimana metode ini tidak begitu banyak mengembangkan keaktifan siswa serta kemampuan berpikir siswa terutama dalam memecahkan suatu permasalahan. Namun masih banyak dijumpai dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode yang monoton, dimana dalam metode tersebut guru hanya memberikan materi melalui ceramah, memberikan catatan, dan pemberian tugas. Salah satu cara untuk mengaktifkan belajar siswa dalam proses belajar mengajar yaitu guru

3

Sri Maryani, Upaya meningkatkan hasil belajar biologi melalui strategi

pembelajaran Crossword puzzle pada materi ekosistem dengan media power point kelas VII SMP muhammadiyah 10 surakarta, skripsi: UMS2012.


(20)

harus menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi, oleh sebab itu sangat dianjurkan agar guru menggunakan kombinasi metode atau strategi pembelajaran setiap kali mengajar. Strategi pembelajaran itu sendiri terdiri dari beberapa macam yang masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA dapat diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pembelajaran langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

IPA adalah salah satu mata pelajaran yang harus di ajarkan di sekolah dasar, namun pada kenyataannya pelajaran ini di anggap oleh sebagian anak didik (siswa) sebagai mata pelajaran yang relatife sulit. Dari hasil observasi penulis di SDN TUGU 2 pada tanggal 09 juli 2013 pada kelas V pada mata pelajaran IPA menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan secara optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, yaitu (1) Sebagian siswa kurang termotivasi dan kurang tertarik belajar. Hal ini disebabkan karena kurang meyukai materi dan kurang tertarik dengan penyampain guru, (2) Keaktifan dalam proses pembelajaran masih kurang baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru, (3) Metode atau Strategi yang kurang bervariasi sehingga membuat siswa merasa jenuh dan bosan pada saat proses pembelajaran berlangsung, (4) Banyaknya siswa yang melamun dan mengantuk saat pembelajaran berlangsung, (5) dimana hasil belajar IPA kelas SDN Tugu 2 dari 36 siswa masih dibawah rata-rata KKM, berdasarkan hasil nilai ulangan harian IPA kelas 5 SDN Tugu 2 tahun 2012/2013 pada konsep Tumbuhan Hijau rata-rata siswa memperoleh 62,85 masih dibawah KKM.


(21)

Mengacu pada masalah-masalah tersebut, diduga dipengaruhi oleh kurang variasi penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga disaat melakukan pembelajaran kurang interaksi antara guru dengan siswa. Sehingga siswa kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas dengan baik. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh.4

Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar. Selain kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan di sekolah, lemahnya pengetahuan dan pendidikan orang tua siswa yang bisa menghambat perkembangan psikologis anak, serta kurangnya pendekatan guru terhadap siswa yang masih dibawah rata-rata juga dapat berpengaruh pada kegiatan belajar.

Berdasarkan dari beberapa masalah yang ada pada hasil observasi sebelumnya, peneliti hanya mengambil satu masalah saja yaitu, tentang hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle, karena dengan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat melibatkan siswa secara aktif sejak awal dan menyenangkan. Bukan hanya dalam keaktifan siswa saja, tetapi Crossword Puzzle juga melibatkan semua siswa untuk berpikir dalam pembelajaran ketika mengisi Teka-Teki Silang, dengan kesan yang didapat siswa pada materi yang sedang dipelajari lebih kuat sehingga dapat menigkatkan hasil belajar siswa. Dan di dukung dengan beberapa jurnal yang ada, yang berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle.

Active Learning merupakan suatu strategi ataupun teknik yang dikembangkan untuk siswa agar lebih aktif belajar. Guru pun dituntut berpikir kreatif untuk mampu menciptkan suasana yang menarik tanpa membuat bosan dalam proses belajar mengajar, sehingga belajar menjadi menarik dan lebih

4

Dimyati, dan Mudjiono.Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2006), Cet. Ke-3 h. 7


(22)

bermakna. Perlunya Active Learning dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan kadar keaktifan siswa dalam belajar merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran serta hasil pembelajaran.

Salah satu strategi dalam Active Learning adalah Crossword Puzzle atau Teka-Teki Silang (TTS). Crossword Puzzle dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan sehingga pembelajaran akan lebih efektif. Crossword Puzzle adalah salah satu strategi pembelajaran aktif bagi siswa yang dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang baik tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan metode ini melibatkan siswa secara aktif sejak awal.5

Crossword Puzzle juga sebagai salah satu metode pengajaran permianan kelas yang digunakan untuk meningkatkan persaingan siswa dengan kelompok. Dalam metode ini dapat melibatkan semua siswa untuk berpikir dalam pembelajaran pada waktu mengisi Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) dan semua siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. Dengan kesan yang didapat siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Linda Indriawati Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran

Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sawahan Juwiring Klaten telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Sawahan Juwiring Klaten. Sebelum pelaksanaan tindakan siswa yang bisa yang bisa mencapai nilai ketuntasan belajar ada 16 dengan persentase 43,24% setelah pelaksanaan pada siklus I siswa yang bisa mencapai nilai ketuntasan belajar ada 22 dengan persentase 61,11% dan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dengan nilai ketuntasa belajar 83,78% atau 31 siswa. Demikian penelitian ini dapat

5 Hisyam Zaini,

Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta : Pustaka Insan Mardani, 2008) h. 71


(23)

disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Crossword PuzzleI

dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode Crossword Puzzle sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainya. Bahkan interaksi ini lebih didominasi oleh interaksi siswa dengan siswa sedangan guru hanya bersifat sebagai moderator saja. Sehingga tercipta suatu kondisi kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan, hal ini karena strategi pembelajaran Crossword Puzzle tepat digunakan untuk menyampaikan materi secara praktis. Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle”.

B.

Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah-masalah yang relevan pada penelitian ini adalah:

1. Strategi Pembelajaran yang masih monoton cenderung satu arah (teacher center)

2. Rendahnya Hasil belajar karena siswa kurang menyenangi pelajaran IPA 3. Proses belajar siswa yang kurang melibatkan keaktifan siswa

4. Banyak siswa yang melamun dan tertidur di kelas.

5. Suasana kelas yang kurang kondusif selama proses pembelajaran

C.

Pembatasan Masalah Penelitian

Karena keterbatasan waktu penelitian dan luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan agar pembahasan masalah lebih terarah dan terfokus pada masalah pokok. Berdasarkan pertimbangan itu maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini dibatasi dengan


(24)

mengharapkan dengan strategi ini hasil belajar siswa dalam belajar meningkat.

2. Hasil belajar IPA yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada hasil tes kognitif saja

3. Konsep yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Tumbuhan Hijau pada semester ganjil kelas V

D.

Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah Penerapan dengan Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi Tumbuhan di kelas V semester 1 SDN Tugu 2?”

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang).

F.

Kegunaan Hasil Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian tindakkan di kelas V SDN TUGU 2 di harapkan dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi siswa, guru, dan sekolah dan peneliti, yaitu:

1. Siswa menjadi lebih aktif, kreatif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Guru lebih bervariasi dalam menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

3. Bagi sekolah dapat dijadikan bahan acuan untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan belajar mengajar yang baik.


(25)

4. Bagi peneliti, Dapat memberikan Informasi serta Pengalaman dengan mengenalkan dan menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle

(Teka-teki Silang)dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dan bisa sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.


(26)

9

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKKAN

A.

Acuan Teori dan Fokus yang diteliti

1. Pengertian Pembelajaran

Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.1

Menurut M.Sobry Sukitno yang dikutip oleh Pupuh Fahturahman dan M. Sobry Sukitno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2

Senada dengan Slameto mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3

Nana sudjana dalam bukunya menjelaskan bahwa belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.4 Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

1

Winkel Sj, M.sc., Psikologi Pengajaran,(Yogyakarta: Bumi Abadi,2004), h. 59

2

Pupuh Fahturohman dan M. Sobry Sukitno, M.Pd., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 5

3

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2010), h. 2

4 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Sinar Baru


(27)

Sedangkan Biggs mendefinisikan belajar kepada tiga macam rumusan yaitu:5 1) Secara kuntitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan

pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyak.

2) Secara Intitusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” pengasahan terhadap pengusaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari.

3) Secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar ialah proses memperoleh arti-arti pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa.

Lebih ringkas tentang definisi belajar diungkapkan oleh Gage yang mendefinisikan belajar adalah “suatu proses di mana organisme berubah perilakunya akibat pengalaman.” Sedangkan Morgan mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.6 Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi pendidikan menyimpulkan bahwa, “secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”7

Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dialami dan yang akan merubah kemampuan diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu relative tetap dan didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.

5 Muhibbin Syah (ed)., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), Cet.IX, h.91

6

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. XX, h. 84

7


(28)

2. Konsep Dasar Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Aspek perubahan ini mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.8 Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran, aspek afektif berkaitan dengan sikap, sedangkan psikomotorik keterampilan dan gerak tubuh. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada murid-muridnya.9 Oleh karena itu seorang guru perlu mengetahui kemampuan siswanya setelah terjadi proses pembelajaran dengan cara mengadakan tes. Hasil tes tersebut dapat berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan proses belajar mengajar, dan dapat memberikan gambaran kemajuan belajar bagi siswa.

Hasil adalah suatu istilah untuk menunjukkan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan sesuatu usaha. Bila dikaitkan denga belajar berarti hasil yang menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasilnya. Proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Didalam proses belajar mengajar tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari hasil belajar. Dalam hal ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat terlihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses pembelajaran.

8

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 45

9 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT


(29)

Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.10 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses diri seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila proses pembelajaran telah mewujudkan sasaran atau hasil belajar yang beranekaragam. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajarnya.

Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan filsafatnya untuk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar telah dapat dikatakan berhasil. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khususnya dapat tercapai.11 Menurut Howard dan Kingsley hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Dalam proses belajar mengajar guru semaksimal mungkin agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang disampaikan dapat di proses di dalam kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman, pemecahan, pengertian dan kemampuan dalam pemecahan masalah, untuk kemudian bila diperlukan dapat diproduksi kembali.

Hasil belajar merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang subyek didik dalam menyelesaikan program belajar yang di bebankan kepada siswa, sehingga terlihat adanya perubahan perilaku secara keseluruhan. Dalam hal ini penentu baik atau tidaknya hasil belajar siswa adalah siswa itu sendiri, karena siswalah yang bertanggung jawab terhadap komitmen dirinya menjalani proses

10

Mulyono Abdulrahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan BelajarI, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h.

11 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaeni, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:


(30)

belajar dari gurunya, hasil belajar dapat diukur melalui tes dalam bentuk nilai atau diamati dengan jalan membandingkan sebelum dan sesudah belajar.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan proses perubahan tingkah laku seseorang terjadi secara bertahap. Dari tahapan tersebut seseorang akan mendapatkan pengalaman yang nantinya akan dijadikan pelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. Dari penambahan pengalaman dan pelatihan inilah maka perubahan tingkah laku pun terjadi dan sifatnya menetap. Perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang merata, maksudnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dan hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Gagne membagi lima katagorie hasil belajar, yaitu: Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik.12 1) Informasi Verbal

Kecakapan untuk mengkomunikasikan secara verbal pengetahuannya dengan fakta-fakta. Dengan kata lain individu mampu mengatakan secara proposional apa yang telah dipelajari. Pengungkapan informasi yang telah disimpan didalam “tempat penyimpanan ingatan” itu dapat juga menggunakan „kunci’ verbal yang lain. Misalnya dengan diagram tertentu siswa dapat mengingat kembali pengertian fungsi. Infomasi verbal ini diperoleh dengan lisan membaca buku, mendengar radio dan sebagainya.

Fungsi yang dimaksud itu adalah:

a) Prasyarat belajar lebih lanjut

b) Kepraktisan dalam kehidupann sehari-hari dari individu

12 Nana Sudjana, Penelitian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja


(31)

c) Pengetahuan yang terorganisasi menjadi bentuk-bentuk yang saling berkaitan merupakan acuan berpikir.

2) Keterampilan Intelektual

Kapabilitas untuk membuat diskriminasi, menguasai konsep dan aturan serta memecahkan masalah. Kapabilitas tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh manusia dengan belajar. Begitu sesuatu dipelajari, kapabilitas itu dapat muncul berulang kali dalam berbagai penampilan.

3) Strategi Kognitif

Kecakapan kognitif adalah kecakapan untuk mengelola dan mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis, mengendalikan tingkah laku peserta didik itu sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan, cara untuk melakukan proses belajar, termasuk retensi dan berpikir. Adapun tipe-tipe belajar kognitif. Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif terbagi menjadi enam, yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.13

a) Yang dimaksud dengan pengetahuan hafalan atau yang dikatakan bloom dalam istilah knowledge adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai, atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini responden biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali atau menghafal saja.

b) Yang dimaksud dengan pemahaman atau komprehensi mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini responden tidak hanya hafal secara verbalitis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.

13


(32)

c) Kemampuan berpikir yang ketiga adalah aplikasi atau penerapan. Responden dituntut untuk kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya.

d) Tingkat kemampuan analisis, yaitu kemampuan responden untuk menganalisis, atau menguraikan suatu integritas, atau situasi tertentu ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentukkannya. e) Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi. Dengan

kemampuan evaluasi, responden-responden diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu.

4) Sikap

Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara ajeg terhadap stimulus itu. Respon tersebut dapat positif (menerima) atau negative (menolak) terhadap suatu objek tergantung terhadap penilaian terhadap objek yang dimaksud sebagai objek yang berharga atau tidak berharga.

5) Keterampilan motorik

Keterampilan motorik kecakapan yang dicerminkan oleh adanya kecepatan, ketepatan dan kelancaran, gerakan otot dan anggota badan.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Terdapat dua macam faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua faktor besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Macam-macam faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:14 1) Faktor internal

a) Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat dalam kandungan sampai sesudah lahir.

14 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka


(33)

Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Cacat tubuh dapat mempengaruhi belajar. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik sehat dan segar dapat mempengaruhi belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologi ini meliputi sebagai berikut. Pertama intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Dalam waktu yang sama siswa, siswa mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada mempunyai intelegensi yang rendah. Kedua, perhatian. Untuk menjamin hasil belajar yang lebih baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran yang tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Ketiga, minat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Keempat, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga harus diusahakan dari kondisi yang bebas dari kelelahan.


(34)

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga yang baik, suasana rumah yang nyaman, keadaan ekonomi keluarga yang baik dan latar belakang kebudayaan terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

b) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa . hal yang paling mempengaruhi keberhasilan para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

c) Faktor lingkungan masyarakat

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan non formal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP Depdiknas, bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses


(35)

penemuan.” Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empiric dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

Asy’ari, Muslichah menyatakan bahwa keterampilan proses perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar misalnya, mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketempilan proses terintegrasi, misalnya merancang dan melakukan ekperimen yang meliputi hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjati menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis.15

Menurut Depdiknas menyatakan bahawa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: 16

a. Sikap; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur dengan benar, IPA bersifat open ended.

b. Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

c. Produk; IPA sebagai produk merupakan hasil upaya partisipasi IPA terdahulu dan umumnya berupa fakta, konsep, teori, hukum, produser informasi telah

15

http://sekolah-dasar.ne/2011..pembelajaran-ipa-di-sekolah..html

16 Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: lembaga penelitian UIN Jakarta,


(36)

tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku atau dokumen yang semuanya dapat dianggap sebagai body of knowledge. Dalam pembelajaran IPA alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak pernah habis sehingga dalam proses mendapatkan ilmu IPA menjadi sangat penting. Produk IPA juga terkait dengan perkembangan teknologi.

d. Aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Pada proses pembelajaran IPA keempat aspek tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami pengetahuan secara kegiatan ilmiah atau metode ilmiah yang meniru ilmuan dalam menentukan fakta baru.

Depdiknas menyatakan terdapat tiga kemampuan dalam IPA; Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diketahui, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, Dikembangkannya sikap ilmiah.

Menurut Cross Belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai. Pendidikan sains bukan saja berguna bagi anak dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupannya yang akan datang. Menurut Alverman pembelajaran sains akan menjadi lebih berarti bila sains diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi.


(37)

4. Materi Pembutan makanan pada Tumbuhan Hijau a. Cara tumbuhan hijau membuat makanannya

Untuk membuat makanannya, tumbuhan memerlukan air dan gas karbondioksida. Tumbuhan menyerap air dari tanah. Air dari tanah diserap oleh akar. Dari akar, air disalurkan melalui pembuluh angkut (xylem) hingga sampai kedaun. Adapun gas karbon dioksida diperoleh dari udara yang masuk melalui pori-pori daun (stomata). Selain air dan gas karbon dioksida, tumbuhan juga membutuhkan cahaya matahari untuk membuat makanannya. Fotosintesis dapat pula terjadi dengan bantuan cahaya lain. Oleh karena itu, proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dinamakan fotosintesis. Fotosintesis berarti pembentukkan makanan menggunakan cahaya (foto = cahaya, sintesis = pembentukkan). Proses pembuatan makanan pada tumbuhan umumnya terjadi di daun.

Bagaimana tumbuhan menyerap energi cahaya? Tumbuhan menyerap energi cahaya melalui klorofil. Klorofil disebut juga zat hijua daun. Klorofil terdapat dalam kloroplas. Dari uraian tersebut, kamu bisa melihat pada bagan berikut ini yang menjelaskan secara singkat proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau.


(38)

Karbohidrat dan oksigen Secara singkat, proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:

Air dan Karbondioksida Dengan bantuan cahaya matahari

Proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat (zat makanan) yang digunakan untuk tumbuh, berbunga, dan berbuah. Bagaimana dengan tumbuhan yang tidak berdaun hijau? Adakah tumbuhan, disekitarmu, yang berdaun putih, kuning, atau merah? Sebenarnya daun-daun yang tidak berwana hijau pun mengandung klorofil. Sinar matahari memiliki peran yang sangat penting dalam proses fotosintesis. Apakah zat makanan dan oksigen hasil fotosintesis tetap berada di dalam daun? Perhatikanlah gambar diatas. Zat makanan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Zat makanan tersebut sebagaian besar untuk pertumbuhan tanaman. Sisanya disimpan di dalam akar, batang dan daun sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut dapat dimanfaatkan manusia dan hewan seperti singkong, ubi jalar, dan kentang.

b. Tempat menyimpan cadangan makanan

Telah pelajari sebelumnya bahwa zat makanan hasil fotosintesis digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan sebagai cadangan makanan atau untuk keperluan lainnya. Cadangan makanan oleh tumbuhan disimpan pada akar atau batang. Sebagai contoh tanaman tebu dan sagu menyimpan cadangan makanannya pada akar sehingga disebut umbi akar.

Pernahkan kamu melihat singkong, tebu, anggur, padi atau bayam? Singkong adalah contoh tumbuhan yang menyimpan cadangan makanannya di akar. Tebu merupakan contoh tumbuhan yang menyimpan cadangan makanannya di batang. Adapun anggur adalah contoh tumbuhan yang menyimpan cadangan makanannya didalam biji di antaranya padi. Sayuran yang sering kamu makan, seperti bayam adalah contoh tumbuhan yang menyimpan cadangan makanannya dalam daun.


(39)

Gambar cadangan makanan pada akar, batang, daun, bunga dan biji sebagai berikut:

Tebu Sagu

Kentang Wortel

Pepaya Kembang Turi


(40)

Bayam Kangkung

c. Tumbuhan sebagai penghasil sumber makanan

Semua tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri. Telah kamu pelajari pula bahwa tumbuhan membuat makanan di dalam kloroplas. Bahan-bahan yang digunakan tumbuhan untuk membuat makanan adalah zat hijau daun, air, karbon dioksida, dan cahaya matahari. Proses membuat makanan ini disebut fotosintesis. Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Dengan karbohidrat, tumbuhan dapat tumbuh, berbunga, dan menghasilkan buah. Energi yang terkandung di dalamnya dilepas jika diperlukan. Jika energi ini tidak dibutuhkan, karbohidrat yang terbentuk dapat diubah menjadi bentuk lain, yaitu sebagai cadangan makanan yang dapat disimpan pada akar, batang, daun, buah dan biji tumbuhan.

Proses pembuatan makanan disebut asimilasi karbon. Di sebut demikian, karena pada peristiwa tersebut tumbuhan menggunakan zat karbon yang berasal dari karbon dioksida. Tumbuhan mengambilnya dari udara. Karbon dioksida dihasilkan manusia dan hewan. Tumbuhan juga menghasilkan CO pada saat pernapasan.

d. Tumbuhan Hijau sebagai Sumber Energi

Bahan makanan yang kamu makan banyak berasal dari tumbuhan. Tahukah kamu, apakah kegunaan makanan bagi tubuhmu? Makanan merupakan sumber energi. Berarti tumbuhan hijau merupakan sumber energi bagi manusia.


(41)

Bagaimana dengan hewan? Hewan juga memerlukan makanan sebagai sumber energi. Perhatikan gambar berikut ini:

Tupai Sapi

Makanan hewan-hewan pada gambar di atas adalah tumbuhan. Biji-bijian yang dimakan tupai berasal dari tumbuhan. Demikian juga rumput yang dimakan oleh sapi merupakan tumbuhan. Berarti hewan pun memperoleh energi dari tumbuhan. Cara memperoleh energi dari tumbuhan ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Pada waktu kelas IV, kamu telah mempelajari bahwa hewan pemakan tumbuhan di sebut herbivora contohnya kuda zebra. Dengan demikian sapi secara langsung memperoleh energi dari tumbuhan. Berbeda dengan harimau yang karnivora. Harimau memakan kuda zebra. Berarti, harimau memperoleh energi dari tumbuhan secara tidak langsung melalui kuda zebra.


(42)

5. Strategi pembelajaran Aktif Crossword Puzzle

a. Strategi pembelajaran Aktif

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis garis besar haluan untuk bertindak dan berusaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.

Dalam dunia pendidikan, “strategi diartikan sebagai a paln, method, or series of activities designed to achievies a particular educational goal” (J.R Dadid, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.17

Menurut Sulistyono, dalam trianto menyatakan bahwa “strategi belajar sebagai tindakan khusus yang dilakukan seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru.”18

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan perencanaan seseorang untuk mempermudah suatu kegiatan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Menurut Uno, pembelajaran memiliki hakikat perencanaan dan perancangan (desain) sebagai langkah untuk membelajarkan siswa. Itu sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan tetapi berinteraksi dengan sumber belajar lainnya. Oleh karena itu menurut Degeng,

17

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran beroreintasi standar proses pendidikan, (Jakarta: kencana, 2008), cet. 6 h. 124

18 Trianto, Model model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,


(43)

pembelajaran memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa.19

Proses pembelajaran pada hakikatnnya merupakan pelayanan khusus yang diperuntukkan bagi siswa yang diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang memilki karakteristik pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif, dan pekerja produktif, komponen-komponen yang terlibat mencakup tujuan, bahan, metode, alat, evaluasi termasuk siswa dan gurunya.

Upaya menciptakan proses pembelajaran efektif, dapat dilakukan dengan mewujudkan perilaku belajar pada siswa yang terkait dengan proses pembelajaran yang efektif dapat terwujud melalui kegiatan yang memiliki cirri-ciri:

1) Berpusat pada siswa

2) Interaksi edukatif antara guru dan siswa 3) Guru yang professional

4) Bahan pelajaran yang sesuai dan bermanfaat 5) Suasana demokratis dan lingkungan yang kondusif

6) Variasi metode mengajar dan sarana belajar yang menunjangnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau upaya yang dirancang oleh pendidik dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar serta terjadinya interaksi optimal antar guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.

19


(44)

Adapun strategi pembelajaran aktif, pembelajaran aktif atau active learning

adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.20

Sebagai kata majemuk, secara terminology, istilah pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Dalam

active learning, cara belajar dengan mengedarkan saja akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan dengar, melihat, mendiskusikan dengan siswa lain akan lebih paham, dengan cara mendengar, melihat, mendiskusikan dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus dengan mengajarkan belajar aktif, yang merupakan langkah cepat, menyenangkan dan menarik.21 Disamping itu pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tertuju pada proses pembelajaran.

Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari kedalam suatu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan belajar aktif ini siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

20 Wina Sanjaya,“trategi Pe belajara , Berorie tasi “ta dar Proses Pe didika

, (Jakarta: Kencana 2006), h. 124

21 Pembelajaran Aktif, Hu a isasi Pe didika , dari www.etum.edu.com


(45)

Pembelajaran aktif menurut Zaini dkk adalah suatu pembelajaran yang menuntut siswa belajar secara aktif untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber dengan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar lebih maksimal.22 Informasi yang didapat siswa nantinya dibahas dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tetapi juga kemampuan analisis dan sintesis. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Di sisi lain, Silberman menyatakan “lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif.”23

Keuntungan menggunakan strategi Active Learning bahwasanya setiap realita siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, ada siswa yang lebih senang membaca, ada siswa yang senang berdiskusi, dan ada juga yang senang praktek langsung inilah yang disebut dengan gaya belajar atau learning style. Untuk membantu siswa dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperlihatkan. Untuk dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam mengandalkan indera yang banyak. Seperti kutipan satu pertanyaan, mengapa belajar aktif? Alasanya karena belajar aktif itu sangat diperlukan siswa untuk mendapat belajar yang maksimum.

Adapun dari sisi guru sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat membatu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian. Bagi guru yang sibuk mengajar strategi ini dapat dipakai dengan strategi yang tidak membosankan.

22

Hisyam Zaini. Dkk, Strategi pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. xiv

23 Mel Siberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:


(46)

Pembelajaran aktif merujuk kepada kaedah dimana pelajar melakukan sesuatu termasuk memproses, mengguna, dan membuat merefleksi terhadap apa yang diberikan. Dengan menggunakan kaedah pembelajaran aktif bukan berarti pengajar tidak perlu lagi memberikan arahan, walau bagaimanapun pemberian arahan merupakan suatu yang penting untuk disampaikan.

Guru dapat memulai pembelajaran aktif dari awal pembelajaran, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Tujuan-tujuan ini adalah sebagai berikut:

a) Membentuk tim: membantu siswa untuk lebih mengenal satu sama lain dan saling menciptakan semangat kerja sama dan interdependensi. b) Penilaian sederhana: guru mempelajari sikap, pengetahuan dan

pengalaman siswa.

c) Keterlibatan belajar langsung: guru menciptakan minat siswa terhadap pelajaran.

Ketiga tujuan diatas, bila dicapai akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan keinginan siswa untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptkan norma kelas yang positif.24 Dapat dilihat dari bagan Edgar Dale berikut ini:25

24 Mel Silberman, ibid, hal 62 25

T.M.A. Ari Samadhi, 2008, Pembelajaraan Aktif (Active Learning) (online), Teaching Improvement Worksop, Engineering Education Develoment Project APD Loan No 1432-INO, Tersedia: www.jurnalskripsi.com. Diakases 27 januari 2009


(47)

Gambar 1. Efektifitas Model Pembelajaran

Gambar diatas menunjukkan efektivitas pembelajaran antara pembelajaran pasif dengan pembelajaran aktif. Pembelajaran pasif biasanya dilakukan dengan tahap membaca, mendengarkan, melihat gambar, menonton video sampai melihat suatu kebiasaan suatu tempat. Sedangkan pembelajaran aktif sendiri terdiri dari partisipasi dalam diskusi, memberikan pendapat sampai melakukan penerapan.

Dalam pembelajaran aktif ini, cara belajar dengan mendengarkan saja akan sangat cepat lupa dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendengar, melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan.


(48)

Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian polio menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Mc. Keachie menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70% dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 10 menit terakhir.26

Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi dilingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas yang lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan indera visual, sehingga apa yang dipelajari dikelas tersebut cenderung untuk dilupakan.

Pembelajaran aktif pertama kali diperkenalkan filosop kenamaan cina, Confucius, dia mengatakan:

What I hear, I forget (apa yang dengar, saya lupa)

What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat)

What I do, I understand (apa saya lakukan, saya mengerti)

Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif. Silberman telah memodifikasi pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham belajar aktif, yaitu:

What I hear, I forget (Apa yang saya dengar, saya lupa)

What I hear and see, I remember a liitle (Apa yang saya dengar dan lihat, saya inget sedikit)

26


(49)

What I hear see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand (Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau didiskusikan dengan beberapa teman lainnya, saya mulai paham)

What I hear, see discus and do. I acquire knowledge and skill (Apa yang saya dengar, lihar, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan)

What I teach to another, I master ( Apa yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai).27

Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakkan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara ketepatan berbicara guru dengan tingkat kemampuan siswa apa yang disampaikan oleh guru. Kebanyakkan guru berbicara sekitar 100-200 kata permenit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50 – 100 kata permenitnya, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berfikir.

Active Learning pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan Active Learning Strategy pada anak didik dapat membantu ingatan mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran yang sukses.

27


(50)

b.Karakteristik pembelajaran aktif

Menurut Bowell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1) Penekanan proses penyampaian bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2) Siswa tidak hanya mendengarkan materi secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi.

3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi.

4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.

5) Umpan balik yang lebih cepat akan menjadi pada proses pembelajaran.28 Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan dan penuh gairah, serta siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk bergerak leluasa dan berpikir. Selama proses belajar dapat beraktivitas, bergerak, dan melakukan sesuatu dengan aktif, keaktifan siswa hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.

28

T.M.A. Ari Samadhi, 2008, Pembelajaraan Aktif (Active Learning) (online), Teaching Improvement Worksop, Engineering Education Develoment Project APD Loan No 1432-INO, Tersedia: www.jurnalskripsi.com. Diakases 27 januari 2009


(51)

6.

Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)

a. Sejarah Umum Crossword Puzzle

Crossword Puzzle (Teka Teki Silang atau disingkat TTS) adalah suatu permainan mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata yang berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori “Mendatar” dan “Menurun” tergatung posisi kata-kata yang harus diisi.

Pada tahun 1913, Arthur Wynne menerbitkan TTS dalam majalah New York World dengan format seperti yang kita kenal saat ini dan sering disebut sebagai TTS pertama. TTS kemudian menjadi fitur mingguan di majalah tersebut. Buku kumpulan TTS pertama terbit pada 1924, diterbitkan oleh Simon dan Schuster. Bukunya terbukti laris dan TTS menjadi salah satu benda terpopuler pada tahun 1924. Pada tahun 1970-an di Jakarta terbit “Asah Otak”, sebuah majalah TTS dan berbagai teka-teki lainnya. Penerbitan ini ternyata sukses sehingga banyak terbiatan serupa yang segera mengikutinya.

b. Prosedur Umum Penerapan Crossword Puzzle

Ketika pembelajaran aktif mulai diimplementasikan langkah-langkah yang harus dijlani yaitu:29

Ditulis kata-kata kunci,terminologi atau nama-nama yang berhubngan dengan materi yang telah diberikan oleh guru.

1) Dibuat kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang dapat dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.

2) Dibuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pertanyaan mengarah kepada kata-kata tersebut.

29


(52)

3) Teka-teki ini dibagikan kepada peserta didik. Dapat dilakukan individu atau kelompok.

4) Ditentukan batasan waktu untuk mengerjakan teka-teki.

5) Kelompok atau individu yang mengerjakan paing cepat dan bemar diberi hadiah.

c. Kelebihan dan Kekurangan Crosssword Puzzle

Teka-teki silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal. Mendesain tes uji pada Crossword puzzle mengndang keterlibatan dan partisipasi langsung. Crossword puzzle dapat diselesaikan secara individu atau secara tim/kelompok.30 Crossword puzzle juga sebagai ssalah satu metode pengajaran permainan kelas yang digunakan untuk meningkatkan persaingan siswa dengan kelompok dan materi pelajaran yang cocok. Crossword puzzle berhubungan dengan Lexical Memory (Memory Kosa Kata), kata-kata dapat ditemukan dari pertanyaan pada TTS. Pendapat ini dibuat mengenai keefektifan petunjuk Semantic, Orthographic, Phonetic, dan Thematic.

Namun, Crossword puzzle hanya dapat mengukur keberhasilan belajar siswa pada konsep yang sifatnya hafalan. Karena berdasarkan prosedur pembuatan

Crossword puzzle hanya menitikberatkan kepada konsep yang banyak menggunakan istilah-istilah asing. Dengan TTS siswa hanya mencari kata kunci (key word) dari konsep yang dipelajarinya, jadi Crossword puzzle sulit diaplikasikan untuk konsep yang banyak membutuhkan analisis.

30 Melvin L. Silberman,Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta;


(53)

B.

Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Annisa Ika Cahyani 2012, dengan judul Penerapan strategi pembelajaran Croosword Puzzle dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 3 mojosongo telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP negeri 3 mojosongo. Partisipasi siswa pada refeleksi awal (86,11%) siklus 1, pada siklus 2 sebesar (91,67%). Prosentasi ini menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran terjadi peningkatan 6% setiap siklus pertisipasi belajar matematika pada siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 3 mojosongo. Berdasarkan analisis hasil penelitian tersebut, maka peneliti merefleksi bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.31

2. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh linda indriawati tahun 2012, dengan judul peningkatan hasil belajar IPA melalui strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-teki silang) pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sawahan Juwiring Klaten. Hasil penelitian menunjukkan dapat dilihat dari prosentase pada silkus 1 sebesar (61,11%) dan pada siklus 2 sebesar (83,78%). Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle pada kelas IV SD Negeri 1 Sawahan Juwiring Klaten dapat meningkatkan hasil belajar.32

31

Annisa Ika Cahyani, Penerapan Strategi Croosword Puzzle Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa Kelas VII SMP Negri 3 Mojosongo, (Surakarta, UMS, 2012)

32

Linda Indriawati, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Crosssword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sawahan Juwiring Klaten, (Surakarta, UMS 2012)


(54)

C.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir d iatas, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan adalah: “Terdapat peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle”.


(55)

38

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tugu 2 yang beralamat lengkap Jl.Radar auri no 42 Kel.Mekarsari RT. 04 Rw 10. Peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut karena dekat dengan rumah dan tempatnya yang mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Dan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dari bulan Juli sampai bulan Februari 2014.

B.

Metode dan Desain Intervensi Tindakan

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lebih yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, dengan sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan siswa.1

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam mengenai proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan siklus I. Jika indikator keberhasilan yang diharapkan telah bercapai, maka penelitian akan dihentikan. Namun jika belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya hingga

1Suharsimi Arikunto,

Penelitian Tindakkan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) Cet. Pertama, h.3.


(56)

indikator keberhasilan tercapai. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula,2 dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Tahapan perencanaan merupakan tahapan awal yang berupa kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi.

Dalam penelitian ini yang dikategorikan sebagai tahapan tahap perencanaan sebagai berikut adalah:

a. Menelaah materi pembelajaran dan menelaah indikator bersama tim kolabolator (guru kelas).

b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan oleh skenario melalui strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle.

c. Menyiapkan sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

d. Menyiapkan instrumen, lembar kerja siswa TTS dan soal tes akhir siklus

e. Menyiapkan lembar observasi untuk kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakkan (Acting)

Tahapan ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas. Peneliti berlaku sebagai perlu tindakan sedangkan guru kelas sebagai pengamat (observer).

2


(57)

3. Pengamatan (Observing)

Dalam tahapan ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakkan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksud sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasi semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan kolabolator.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu ada perbaikan. Tahapan ini dilaksanakan dengan maksud perbaikan kegiatan sebelumya yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.

Secara lebih rinci produser pelaksanaan PTK itu dapat digambarkan dengan alur sebagai berikut:3

3


(58)

Permasalahan Perencanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi I

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan/pengumpulan data II

Refleksi II

Permasalahan baru hasil refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya Siklus I

Siklus II

Bagan 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

C.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SDN Tugu 2 Mekarsari kelas V Semester I tahun pelajaran 2013/2014.Banyaknya siswa 36 orang dengan komposisi 23 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

D.

Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru kelas V yang bertindak sebagai observer (pengamat).


(59)

E.

Tahapan Intervesi Tindakan

Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi., serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III, dan seterusnya. Prosedur atau langkah-langkah penelitian, secara berurutan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Tahap intervesi pada kegiatan pendahuluan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Obeservasi ke SD Negeri Tugu 2 kota Depok dan melihat proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA serta mewawancari guru kelas dan siswa. Kemudian ditemukan masalah kurangnya keakfian siswa dan hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran IPA.

b. Menyusun proposal penelitian c. Membuat instrument penelitian d. Megurus surat izin penelitian e. Menghubungi kepala sekolah 2. Alur setiap siklus

a. Perencanaan

Tahap kegiatan perencanaan sebagai berikut:

1) Mebuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle

2) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan 4) Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa


(60)

5) Membuat lembar wawancara guru dan siswa

6) Menyiapkan soal tes hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA 7) Mempersiapkan sumber pelajaran dan media pembelajaran 8) Mempersiapkan alat dokumentasi

b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Awal Pembelajaran

1) Melakukan pretest

2) Melakukan apersepsi “siapa yang mempunyai tumbuhan hijau dirumah, dan bagaimana tumbuhan itu memenuhi makanannya sendiri?

3) Guru menginformasikan materi yang akan mereka pelajari. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Pembelajaran

1) Guru membagi siswa dalam 6 kelompok kecil guru memberikan LKS. 2) Guru menjelaskan prosedur LKS yang menggunkan strategi

pembelajaran Crossword puzzle (TTS).

3) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk melengkapi TTS yang ada pada LKS yang berkaitan materi yang sedang dipelajari.

4) Guru memberikan arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan. 5) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya.

Kegiatan Penutup

1) Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat dan memberikan penguatan serta memberikan kesempan kepada siswa untuk bertanya 2) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran 3) Memberikan soal tes pada akhir siklus

4) Guru menutup pelajaran 5) Mewawancari siswa


(61)

c. Observasi

Tahapan ini peneliti dibantu oleh observer, adapun tahapan obeservasi meliputi:

1) Mengamati kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle .

2) Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle .

d. Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran dalam siklus 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan

3) Merencanakan perencanaan tidak lanjut untuk siklus selanjutnya.

F.

Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian ini yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Tugu 2 kota depok melalui penerapan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle

meningkat mencapai rata-rata 70%.

2. Tujuh puluh lima persen (75%) siswa kelas V SDN Tugu 2 kota depok mengalami ketuntasan belajar individual sebesar >70 dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi tumbuhan hijau.


(62)

G.

Jenis Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau pernyataan bukan berupa angka.Dalam penelitian ini data kualitatif yang digunakan berupa hasil observasi guru dan aktivitas belajar IPA melalui strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle, hasil wawancara dengan guru dan siswa, catatan lapangan, dan hasil dokumentasi selama proses pembelajaran.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle.

Sumber data: sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.

H.

Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Instrument Tes

Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada aspek ingatan (C ), pemahaman (C ), penerapan (C ) dan Menganalisis (C ). Peneliti sengaja menguji kemampuan siswa hanya pada empat aspek tersebut didasarkan pada kemampuan siswa disekolah dasar yaitu pada tingkat operasional konkrit. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk Tes objektif bentuk pilihan ganda (Multiple-Choice) adalah soal tes bentuk pilihan ganda


(63)

dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sebelumnya telah diuji cobakan terlebih dahulu.

2. Instrument non Tes

Dalam instrument non tes yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Lembar observasi

Lembar observasi ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi guru dalam belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran (Lihat lampiran)4. Lembar observasi guru dalam belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle , apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar observasi aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengatasi pembelajaran di kelas.

b. Lembar wawancara

Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. (Lihat lampiran)5

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung (Lihat lampiran).6 Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang perlu dicatat.

4

Lembar Observasi, hal. 144

5

Lembar wawancara,hal.150

6


(64)

d. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi berisikan tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran sebelumnya dan dokumentasi pada proses pembelajaran berupa foto-foto kegiatan siswa.

I.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil observasi guru dan aktivitas siswa terhadap mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Crossword Puzzle data diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.

2. Nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA data yang diperoleh dari tes pada mata pelajaran IPA yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

3. Catatan lapangan: catatan lapangan yang dimaksud untuk melengkapi data-data yang tidak direkam dalam lembar observasi.

4. Hasil wawancara: peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan siswa pada pra penelitian dan pada tahap akhir siklus.

5. Hasil dokumntasi: dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolabolator melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

TENTANG PENULIS

Nama lengkap penulis yaitu Edah Jubaedah.,lahir di Bogor . Pada tanggal 07 Mei 1991 dari pasangan bapak Madi dan ibu Saronih. Penulis berkebangsaan dan beragama islam, penulis merupakan anak ketiga dari 2 bersaudara. Kini penulis beralamat di kampung Sindang karsa RT03 RW 07 No.15 Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Kota Depok.

Adapun riwayat pendidikan penulis yaitu pada tahun 2003 penulis lulus dari MI.Nurul Falah. Kemudian melajutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Karimiyah lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009 lulus dari Madrasah Aliyah (MA) Al-Karimiyah Sawangan-Depok.

Penulis pernah mengikuti kegiatan organisasi di sekolah diantaranya pernah menjadi anggota OSIS di Mts Al-Karimiyah sebagai seksi Pendidikan, dan pada saat MA. Al-Karimiyah pernah menjadi anggota IPPK (Ikatan Pondok Pesantren Al-Karimiyah) sebagai sekretaris IPPK. Dan pernah menjadi anggota BEM-J PGMI UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.


Dokumen yang terkait

“Pengaruh Penggunaan Media Presentasi Pada Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan di SMAN 87 Jakarta

0 8 246

Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat

10 57 183

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SDN Sukopuluhan 01 Tahun Pelajara

0 1 16

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SDN Sukopuluhan 01 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 6

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SDN Sukopuluhan 01 Tahun Pelajara

1 2 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI EKOSISTEM Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Materi Ekosistem Dengan Media Power Point Siswa Kel

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI EKOSISTEM Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Materi Ekosistem Dengan Media Power Point Siswa Kel

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ips Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Sendang Karanggede Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ips Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Sendang Karanggede Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 13

PENGEMBANGAN MAGIC CROSSWORD PUZZLE SEBA

0 1 9