Belajar Ke Luar Negeri Media Evolusi Dir

Belajar Ke Luar Negeri, Media Evolusi Diri
“Karya ini Dibuat untuk Mengikuti Lomba Essay SG Singapore Studback”

Oleh:
Mairita Relawati
e-mail: mairitarelawati1@gmail.com

YOGGYAKARTA
2017

Belajar Ke Luar Negeri, Media Evolusi Diri
A. Pendahuluan
Tugas dunia pendidikan adalah mempunyai tugas yang kompleks
berkaitan dengan membangkitkan motivasi, memberi penyadaran dan
pengharapan bagi peserta didiknya. Menciptakan generasi yang bervisi
dan bermisi terhadap kehidupannya adalah sesuatu yang penting.
Bangunan visi dan misi yang jelas akan membangkitkan motivasi untuk
berprestasi, dan prestasi hidup amatlah penting karena kesuksesan hidup
di masa depan adalah akumulasi prestasi itu sendiri. Tugas selanjutnya
bagi dunia pendidikan adalah memberi kesadaran terhadap peserta
didiknya. Proses penyadaran adalah dialektika antara realitas dunia luar

dengan kediriannya, antara harapan dan kenyataan, antara peluang dan
hambatan, serta antara kelemahan dan kekuatan.
Generasi yang harapan adalah generasi yang memiliki harapan
untuk menjadi lebih baik, lebih bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan
Negaranya. Harapan menjadi lebih baik adalah sebuah evolusi diri,
sebuah proses dialektika antara kondisi kediriannya sekarang dengan
norma-norma positif yang berlaku dalam masyarakat, agama, dan
bernegara, serta dalam cakupan lokal, nasional dan Internasional. Jadi
belajar ke luar negeri juga bisa disebut salah satu bentuk evolusi diri.
Orang yang cerdas pastinya ia tidak ingin melulu menggali ilmu di
tempatnya. Iya, salah satunya bisa ke luar kota kemudian untuk jenjang
selanjutnya ia bisa melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
Mengapa bisa demikian? Dan mengapa belajar ke luar negeri
menjadi media evolusi diri?

2

B. Isi
Bagi pelajar Indonesia mendapatkan kesempatan belajar ke luar
negeri pasti menjadi sebuah pengalaman berharga. Karena tidak hanya

kemampuan akademik yang semakin diasah, tapi juga beragam softskill
bisa didapatkan.
Mengapa ujung tombak dari belajar bisa ke luar negeri? Menjadi
anak yang belajar ke tempat perantauan bisa jadi menyenangkan ataupun
menyeramkan. Menyenangkan karena mungkin salah satu dari anda
merasakan bebas dari aturan orang tua, pandangan negatif orang lain,
mungkin saja karena itu anda bisa mengangkat darajat keluarga, dan
bertemu teman-teman dari berbagai pulau di Indonesia dan mungkin dari
luar. Anda bisa mencoba ini itu, bahkan menjadi karakter yang baru. Tapi
di sisi lain, merantau bisa menyeramkan karena semua urusan hidup harus
diurus dan difikirkan sendiri. Mungkin juga anda kesepian, dan tidak ada
keluarga yang mengurus saat sakit atau waktu dibutuhkan, tapi ada
kemungkinan untuk kita begitu mudah untuk menghubungi keluarga
ketika kita benar-benar merasa terjepit.
Namun akan berbeda ketika belajar ke luar negeri. Belajar ke luar
negeri bisa menjadi media evolusi diri kita. Salah satunya belajar ke luar
negeri akan menjadikan seseorang yang tidak manja. Survive di luar
negeri akan jauh lebih sulit dibanding hidup di negeri sendiri. Misalnya
jika kita menjadi mahasiswa di negeri sendiri,”tanggal tua. Makan mie
instan sampai minggu depan. Kemudian terlintas difikiran, televon orang

rumah minta transferan lagi? Kan uangnya habis untuk fotokopi skripsi
bukan untuk lainnya. Jadi mahasiswa Belanda: “wah, beasiswa bulan ini
dirapel lagi? Duh, makan pakai apa saya sampai bulan depan? Minggu
ini harus dapet pekerjaan, toko sebelah terima karyawan baru tidak ya?..
merantau ke negeri orang anda tidak bisa mengandalkan transferan dari
rumah untuk memenuhi kebutuhan.

3

Beberapa manfaat belajar ke luar negeri sebagai media evolusi diri
adalah:
1. Membentuk karakter diri menjadi lebih mandiri (Survive)
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi diri dengan berbahasa
asing dan berkesempatan memahami dan menyaksikan
langsung budayanya. Misalnya jika belajar ke tempat yang
kesehariaannya berbahsa Inggris, mungkin kemampuan bahasa
Inggrisnya lah yang akan lebih teruji, tapi jika mendapatkan
tempat yang kesehariannya menggunakan bahasanya sendiri,
misalnya di Jepang, maka kesehariannya kita akan dilatih
menggunakan bahasa Jepang itu sendiri. Karena di Jepang

adalah salah satu Negara yang berkomunikasi dengan
bahasanya sendiri.
3. Mempunyai kesempatan untuk Travelling ke negeri tetangga
dan berkumpul dengan pelajar Indonesia yang berprestasi dan
menginspirasi (PPI)
4. Ketika pulang ke negeri sendiri, mempunyai koneksi dari
seluruh penjuru dunia. Kuliah ke luar negeri juga akan
memudahkan dalam mengakses berbagai referensi buku-buku
langka dan diajar oleh dosen-dosen terbaik di bidangnya secara
langsung.
5. Belajar ke luar negeri akan membuat sadar betapa anda sangat
mencintai budaya negeri sendiri.
6. Ketika pulang ke Indonesia semua pengalaman, potensi yang
dimiliki akan menjadi investasi sendiri untuk negeri.
Tapi di lain sisi masih banyak yang beranggapan untuk belajar ke
luar negeri membutuhkan banyak biaya, kecakapan dalam hal apapun,
dan yang paling sering ditakutkan adalah kecakapan dalam komunikasi
berbahasa asing dan biaya. Lupakan semua itu. Karena sekarang begitu

4


banyak sumber untuk belajar dan banyak pihak pula yang menyiapkan
beasiswa untuk lanjut belajar di dalam maupun luar negeri.
Salah satu contoh ajang beasiswa yang sering dikejar pelajar
Indonesia saat ini adalah seperti beasiswa LPDP. Dan tidak mudah pula
untuk meraih beasiswa tersebut. Persyaratan salah satunya adalah sudah
mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) surat bukti penerimaan dari
Universitas yang dituju dan untuk mendapatkan LoA tersebut begitu
banyak persyaratan dan rintangan yang harus dilalui. LoA ini nanti akan
dibawa untuk tes beasiswa LPDP. Jika tahap ini sudah diterima, langkah
selanjutnya bisa langsung mengurus visa pelajar dan berangkat ke
universitas tujuan dengan biaya LPDP. Jika merasa tidak mau atau
merasa repot untuk mendaftar sendiri, anda bisa meminta juga bantuan
dari mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di negara tujuan anda
untuk membantu proses pendaftaran. Perhimpunan Pelajar Indonesia
negara/kota pilihan. Kontak pengurus PPI di sana dan tanyakan mengenai
pendaftaran di universitas tujuan1.
Tentunya ketika belajar ke luar negeri tak luput dari berbagai
rintangan-rintangan yang membuat kita terkadang putus asa, lebih
semangat atau lebih termotivasi lagi. Menurut Astria Okta Hediani salah

satu Administrator Outbond dalam pembekalan mahasiswa Universitas
Airlangga menuturkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi apabila
kita melanjutkan belajar di luar negeri adalah “Yang paling essensial itu
isu kesehatan. Di Indonesia kesehatannya normal, namun sampai sana
ternyata ada masalah. Karena suasananya juga berbeda dari negara kita,”
ungkapnya seperti yang dinukil dari laman Unair, Minggu (1/1/2017)
Selain dalam hal kesehatan, tantangan lainnya yang harus dihadapi
adalah pada kesulitan akademik. Salah satu contoh yang sering terjadi
adalah mis-communication, misalnya ada mahasiswa studi di korea yang

1

Inspira Research Center. Jamu LPDP Hal 27-28. Yogyakarta 2016

5

jam kelasnya bersamaan. Dia menginginkan masuk ke kelas A, tapi
dengan dosen kelas B tidak bisa dilobi, karena terkendala komunikasi.
Karena setiap universitas memiliki sistem yang berbeda-beda. Misalnya
dalam jumlah SKS yang ada di luar negeri ternyata lebih banyak

memiliki tugas, jadi kebanyakan merasa sulit jika ingin mengikuti UKM
yang ada. Jika di Indonesia bisa mengambil 24 SKS, tapi di sana berbeda.
Setelah mempersiapkan semua tentunya tidak lupa pula difikirkan
pencapaian apa saja yang ingin dicapai ketika belajar ke luar negeri.
Belajar ke luar negeri mau dapat apa? Pertanyaan seperti ini harus
difikirkan karena telah mendapatkan kepercayaan kuliah ke luar negeri,
dan mendapatkan tanggung jawab besar yang harus dijalankan selama
menjalani beasiswa. Jangan sampai idealisme yang dituliskan melalui
aplikasi beasiswa dan yang diuji ketika wawancara tes beasiswa hanya
menjadi sebuah “bumbu perayu, omongan semata” agar mendapatkan
sponsor sekolah ke luar negeri.
Semua pencapaian tidak akan tercapai jika tidak memiliki tekat
yang kuat, keinginan untuk bertahan. Mengingat belajar ke luar negeri
adalah kesempatan emas bagi kita. Tidak hanya diri sendiri yang akan
bangga, namun orang tua, keluarga, dan bahkan tetangga sendiri akan
tertular rasa bangga tesebut. Sebagaimana yang diucapkan oleh John
Dewey bahwa “education is not preparation for life, education is life it
self”, benar-benar menyiapkan pola fikir untuk ke depannya.
Sehingga ketika pulang ke Indonesia apa yang dikerjakan di negeri
orang itu tidak sia-sia, bisa mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang

diperoleh. Apa yang didapatkan bisa menjadi nilai tersendiri untuk negeri
sendiri. Semua perjalan, pengalaman, dan pelajaran yang didapatkan di
luar negeri jelas berbeda dengan pelajar Indonesia yang bersekolah di
dalam negeri sendiri.
Dengan segala kemampuan bahasa, pengetahuan unik, kerja keras,
dan hidup disiplin yang telah terlatih selama belajar ke luar negeri. Akan

6

menjadi nilai tersendiri ketika pulang ke Indonesia. Bukan hanya ijazah
yang bisa dikontribusikan, tapi juga semua pengalaman, pelajaran yang
telah membuat anda menjadi orang yang tahan banting, cepat
beradaptasi, dan mudah bergaul itu akan menjadi poin penting tersendiri.
Ini adalah salah satu bentuk dari belajar ke luar negeri, media evolusi
diri.
Ini adalah kualitas sumber daya manusia yang akan dilirik oleh
banyak perusahaan dan instansi. Dan itu bisa menjadi peluang besar
untuk membantu memajukan negara ini salah satunya melalui menjadi
tenaga didik yang mendidik peserta didik dengan intensional. Oleh
karena itu, kesempatan belajar ke luar negeri seyogianya jangan disiasiakan. Kesempatan tersebut menjadi media bagi diri kita untuk

berevolusi diri menjadi sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki
kemampuan intelektual dalam skala lokal ataupun nasional tetapi juga
internasional.

7

DAFTAR PUSTAKA
Inspira Research Center. Jamu LPDP Hal 27-28. Yogyakarta 2016

8

Identitas Diri

Nama

: Mairita Relawati

Asal

: Curup-Bengkulu


Domisili

: Yogyakarta

Pekerjaan

: Mahasiswi

Instansi

: Kampus Terpadu UMY 2013

Pengalaman

:

1. Menjadi Sekretaris Komisi Internal DPM fakultas
2. Menjadi ketua komisi Internal dari periode 2014 -2016
3. Mengikuti berbagai kepanitiaan (SC, Penanggung jawab, ketua, dan

anggota)
4. Menjadi anggota himpunan di Prodi 2013-2016
5. Menjadi sekretaris Pubdekdok IMASASI (Ikatan Mahasiswa Study
Arab Indonesia) Yogyakarta
6. Mendapatkan Apresiasi dari Bpk.Anies Baswedan (Mengikuti Lomba
KTI dalam Simposium Guru 2016)
Contact

: mairitarelawati1@gmail.com (085230926701)

9