PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEKERJA
ANAK DI INDONESIA

NAMA

:SILVIA INDRIYANI

NIM

:1600024210

KELAS

:C

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
TAHUN 2017

A.PENDAHULUAN

Anak merupakan anugerah dari sang maha kuasa yang tidak ternilai dan tidak dapat
digantikan dengan apaun,maka selaku orang tua harus wajib menjaga dan memenuhi
kebutuhannya selayak mungkin,Namun diindonesia bukanlah suatu fenomena yang baru jika
anak-anak terlibat secara aktif dalam kegiatan ekonomi untuk menjalankan perannya sebagai
pekerja.Meskipun disuatu sisi diakui adanya upaya-upaya dari berbagai pihak yang
bermaksud

untuk

memberikan

“perlindungan”terhadap

anak-anak

yang

“terpaksa”

bekerja,namun pada kenyataanya usaha-usaha itu belumlah menunjukan hasil yang

maksimal,masih banyak ditemui berbagai kasus pekerja anak,yang mengarah pada bentukbentuk pengeksploitasian anak dan berbagai insiden perlakuan salah pada anak,yang
mengakibatkan luka,keluhan dan cacat fisik serta moral-sosial pada saat ia melalukan
pekerjaannya(Prof.Dr.H.Muladi,SH,2009:201)
Sejumlah temuan penelitian menunjukan bahwa munculnya pekerja anak ini disebabkan
karena,adanya tekanan ekonomi yang memaksa mereka untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan ekonomi,baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,maupun sebagai suatu
bentuk partisipasi dari anak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan kelangsungan hidup
keluarganya.Karena

dianggap

telah

ikut

bertanggung

jawab

terhadap


ekonomi

keluarga(Prof.Dr.H.Muladi,SH,2009:204)
Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum
terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak(fundamental rightand freedoms of children)
serta berbagai perlindungan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak,masalah
perlindungan anak mencakup hal yang sangat luas(Barda,1997:67)
Permasalhan perlindungan anak ini juga permasalahan kehidupan manusia.Disini yang
menjadi subyek dan obyek pelayanan dalam kegiatan perlindungan anak sama-sama
mempunyai hak dan kewajiban.Kalau kita telaah secara mendalam secara jelas,bahwa citra
yang tepat mengenai manusia dan kemanusiaan akan lebih mengerti apa yang dimaksud
dengan

membangun

manusia

seutuhnya,yang


meliputi

juga

kegiatan

melindungi

anak,khususnya anak sendiri dan anak masyarakat disekitar(Shanty,dellyan,1988:6)
Menurut saya,sebenarnya Hak asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu
dalam menentukan jalan hidupnya,namun hak asasi manusia juga tidak lepas dari kontrol

bentuk norma-norma yang ada.Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa
membeda-bedakan suku,golongan,keturunan,jabatan,agama dan usia.Maka dari itu sesama
makhluk ciptaan tuhan kita harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing
individu.Namun pada kenyataanya kita melihat perkembangan HAM dinegara ini masih
banyak bentuk pelanggaran HAM yang sering kita temui.
Berdasarkan latarbelakang diatas saya akan memaparkan tentang Apa saja faktor-faktor
yang penyebab pekerja anak, Bagaimana upaya penyelarasan Hak sebagai Anak dan Pekerja,
Apa saja bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.


B.KAJIAN TEORI
Berikut beberapa teori ynag menjelaskan tentang Hak Asasi Manusia(HAM)
A.Teori Realitas
Yang mendasari pandangannya pada asumsi adanya sifat manusia yang menekankan
self interest dan egoisme dalam dunia seperti bertindak anarkis.Dalam situasi anarkis prinsip
universal moral yang dimiliki setiap individu tidak dapat berlaku dan berfungsi.Untuk
mengatsi situasi demikian negara harus mengambil tindakan berdasarkan power dan security
dalam rangka menjaga kepentingan nasional dan keharmonisan sosial dibenarkan(ICCE UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,2003:217)
B..Teori Relativitas Kultural
Berpandangan bahwa nilai-nilai moral dan budaya bersifat partikular(khusus).Hal ini
berarti bahwa nilai-nilai moral HAM bersifat lokal dan spesifik,sehingga berlaku khusus pada
suatu negara.Dalam kaitan dengan penerapan HAM,menurut teori ini ada tiga model
penerapan HAM yaitu:
a.Penerrapan HAM yang lebih menekankan pada hak sipil,hak politik dan hak pemilikan
pribadi.
b.Penerapan HAM yang lebih menekankan pada hak ekonomi dan hak sosial
c.Penerapan HAM yang lebih menekankan pada hak penentuan nasib sendiri (self
determinatin) dan pembangunan ekonomi.

C.Teori Radikal Universalitas
Berpandangan bahwa semua nilai termasuk nilai-nilai HAM adalah bersifat universal
dan tidak bisa dimodifikasi untuk menyesuaikan adanya perbedaan budaya dan sejarah suatu
negara((ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2003:218).
Dalam kaitan dengan ketiga teori tentang nilai-nilai HAM itu ada dua arus pemikiran
atau pandangan yang saling tarik menarik dalam melihat relativitas nilai-nilai HAM yaitu
strong relativist dan weak relativist.Strong relativist beranggapan bahwa nilai HAM dan nilainilai lainnya secara prinsip ditentukan oleh budaya dan lingkungan tertentu.Sedangkan.

universal HAM hanya menjadi pengontrol dari nilai-nilai HAM yang didasasri oleh nilai
budaya lokal atau lingkungan yang spesifik.Berdasarkan pandangan ini diakui adnya nilainilai HAM lokal(partikular)dan nilai-nilai HAM yang universal.
Sedangkan weak relativist memberi penekanan bahwa nilai-nilai HAM bersifat universal dan
sulit untuk dimodifikasi berdasarkan pertimbangan budaya tertentu.Berdassarkan pandangan
ini nampak tidak adanya pengakuan terhadap nilai-nilai HAM lokal melainkan hanya
mengakui adanya nilai-nilai HAM universal.
1.1 Faktor penyebab pekerja anak
a.Faktor Ekonomi
Sejumlah temuan penelitian menunjukan bahwa munculnya pekerja anak ini disebabkan
karena,adanya tekanan ekonomi yang memaksa mereka untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan ekonomi,baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,maupun sebagai suatu
bentuk partisipasi dari anak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan kelangsungan hidup

keluarganya.Karena
keluarga.Sebagian

dianggap
besar

telah

orang

ikut

tua

bertanggung

mengirim

jawab


anaknya

terhadap

untuk

ekonomi

bekerja,dalam

kenyataannya,tidak mengehendaki anak mereka untuk bekerja dalam usia dini .Keikutsertaan
dalam lingkungan pendidikan dipandang sebagai hal yang relatif lebih penting dan dipandang
sebagai hal yang penting untuk hidup yang lebih baik bagi anak-anak mereka dari pada
bekerja.Latar belakang dengan alasan kondisi ekonomi dengan tujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup hidupnya sendiri ataupun keluarganya.Bagi mereka,penghassilan yang
diperoleh terutama dan pertama tentunya untuk memenuhi kebutuhan primer tentunya,seperti
untuk makan ,sehingga mereka tidak mempunai kesempatan untuk menyisihkan sebagian
pendapatannya untuk pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Tjandraningsih,I. Dan White,B (1991)berdasarkan
penelitiannya terhadap pekerja anak pada sektor manufaktur dijawa barat,bahwa yang

menyebabkan pekerja anak adalah kebutuhan akan pekerja anak.Bagi para pengusaha
dipandang mempunyai produktivitas tinggi

dan upah rendah,serta mudah diatur dalam

pekerjaan yang didominasi oleh pekerja dewasa,merupakan daya tarik yang luar biasa bagi
anak untuk terjun kedalam pasaran tenaga kerja.

b.Faktor Budaya
Peran perempuan dalam keluarga sangat penting,meskipun norma-norma budaya
menekankan bahwa tempat perempuan adalah dirumah sebagai istri dan ibu,juga diakui
bahwa perempuan seringkali menjadi pencari nafkah tambahan/pelengkap buat kebutuhan
keluarga.Rasa tanggung jawaab dan kewajiban membuat banyak wanita bermigrasi untuk
bekerja agar dapat membantu keluarga mereka.
Disini ada bebrapa kemungkinan.Pertama,pada masyarakat desa yang masih tertekan oleh
adat-istiadat menganggap bahwa perempuan dapat diikahkan secepatnya ketika sudah
dianggap cukup waktuya,walaupun belum matang secara psikis dan fisik. Hal ini yang
mengakibatkan banyak anak-anak perempuan dibawah umur menanggung beban selayaknya
perempuan dewasa sebagai istri.
c.Perkawinan Dini

perkawinan dini mempunyai implikasi yang serius pada anak perempuan termasuk bahaya
kesehata,putus

sekolah,kesempatan

ekonomi

yang

terbatas,gangguan

perkembangan

pribadi,dan sering juga perceraian dini.Anak perempuan yang sudah sah bercerai dianggap
sebagai orang dewasa dan rentan terhadap trafiking disebabkan oleh kerapuhan ekonomi
mereka.
d.Faktor Pendidikan
Alasan utama seorang anak menjadi sebagai pekerja adalah karena keterbelakangan
mereka untuk mengenyam pendidikan.Satu hal yang paling bisa dilakukan oleh pemerintah
mendatang adalah melaksanakan progam-progam pendidikan berbiaya rendah dan

mengakomodasi kebutuhan keterampilan tertentu bagi anak.Sebab selama ini anak-anak
“dipaksa”bekerja karena tuntutan ekonomi keluarga .Upah anak adalah salah satu sumber
pemasukan keluarga.Dengan pendidikan yang murah dan pemberian keterampilan
praktis,mereka diharapkan tidak lagi menganggap sekolah tidak memberikan keuntungan
apa-apa dan malah membuat kondisi keluarga makin terpuruk.Diperlukan inovasi untuk
membuat pendidikan menjadi hal diterima didaerah yang menjadi kantong-kantong pekerja
anak.Pendidikan yang diadakan tentu tidak sama dengan pendidikan yang diadakan
disekolah-sekolah formal lain,yang orangtuanya dianggap mampu mencukupi kebutuhan
keluarga sehari-hari.Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah memasukan keterampilan
yang bisa “dijual”.Sehingga anak punya keterampilan yang bisa mendatangkan

pemasukan.Misalnya,lewat koperasi sekolah atau unit usaha sekolah.untuk mendukung itu
diperlukan juga balai pelatihan kerja yang memberikan pelatihan dan dukungan dana bagi
orang tua mereka.
e.Faktor Perubahan proses produksi
Perkembangan zaman yang juga menuntut pada kecanggihan teknologi membuat bebrapa
perusahaan melakukan proses produksi menggunakan alat-alat teknologi canggih,sehingga
banyak sekali pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh tenaga ahli menjadi lebih cepat
selesai hanya dengan hitungan waktu yang sangat singkat dikerjakan oleh sebuah alat.Ynag
tersisa hanyalah pekerjaan kasar dan serabutan yang ternyata banyak anak yang diambil
untuk diperkerjakan,tentu saja dengan upah yang murah dan perlindugan jaminan yang
minim,karena masih dianggap sebagai anak yang tidak mengetahui apa-apa dan dituntut
untuk selalu menuruti aturanyang dibuat oleh perusahaan tempat bekerja.
2.1 Upaya penyelarasan hak sebagai anak dan pekerja
Kebijakan pemerintah untuk melarang anak agar tidak bekerja secara absolut pada
akhirnya tidak dapat dipertahankan.kebijakan ini memang bukan hal yang negatif,setidaknya
dari aspek ekonomi.Pekerja anak disektor formal masih memperoleh hak yang sam seperti
pekerja dewasa.Disatu sisi terlihat sikap dan tindakan yang hanya memperlakukan pekerja
anak sebagaimana lazimnya sebagai pekerja sehingga hak-haknya hampir sebagian besar
disamakan dengan hak pekerja dewasa,tanpa melihat kebutuhan konkrit dari anak yang
membutuhkan pematangan fisik,kecerdasan,emosional,sosial dan pematangan susila seiring
dengan perkembangan usianya.Upaya melindungi pekerja anak ini dibebankan dengan porsi
yang lebih besar,kepada para pengusaha.
Sedangkan disisi lain muncul sikap yang tetap ingin menarik anak dari kegiatan
ekonomi.Langkah ini berupa pemeberian berbagai macam perlindungan agar anak dapt
berkembang dalam segala aspeknya secara wajar,dan mengabaikan adnya hak-hak anak untuk
bekerja,pembebanan kewajiban terbesar untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan
anak ini,pada orang tua atau lingkungan keluarganya.Masa anak-anak merupakan hadiah
yang terbaik bagi anak. Masa dimana mereka dapat bermain dan bercanda secara bebas dan
kesempatan untuk belajar semaksimal mungkin.
Menurut UU No.44 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak .Undang-undnag tersebut
berusaha memberikan jaminan atau hak terhadap anak,yang meliputi:

a.Anak berhak atas kesejahteraan,perawatan,asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih
sayang yang baik baik dalam keluarganya maupun didalamasuhan,khususnya untuk
tumbuh dan berkembang dengan wajar.
b.Anak

berhak

atas

pelayan

untuk

berkembang

kemampuan

dan

kehidupan

sosialnya,sesuai dengan kepribadian dan kebudayaan bangsa,untuk menjadi warga negara
yang baik dan beruna.
c.Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik sesama kandungan maupun
sesudah dilahirkan.
d.Anak berhak aats perlindungan terhadpa lingkungan hidup yang membahayakan dan
menghambat pertumbungan dan perkembangannya dengan wajar.
Pemberian jaminan ini merupakan perwujudan

kesejahteraan anak.Pihak yang

pertamakali mempunyai tanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak ini baik secara
rohani,jasmani maupun sosial adalah orang tua (pasal 99 UU Kesejahteraan Anak).
Pengakuan dan perlindungan hak-hak anak bertujuan agar mereka dapt tumbuh dan
berkembang secara wajar sebagai anak,serta menghindari sejauh mungkin anak-anak dari
berbagai

macam

ancaman

dan

gangguan,yang

mungkin

datang

dari

luar

lingkungannya,Maupun dari anak itu sendiri.Misalnya,perlakuan tidak wajar,berupa tindakan
yang

merupakan

kelalaian

dan

kezaliman,kekerasa,penyalahgunaan

atas

hak

diri

anak(eksploitasi),serta diskriminasi sosial dan penelantaran anak.
Meskipun undang-undang tersebut bermaksud untuk menjamin,memelihara dan
mengamankan kepentingan anak secara wajar,namun sepertinya belumlah mengakui
eksistensi pekerja anak,sebagai suatu kelompok anak-anak yang sebenarnya mengalami
hambatan.
Konvensi Hak Anak(KHA)sering disebut sebagai instrumen internasional yang
komprehensif,sejauh menyangkut kmaslah perlindungan anak,khususnya dalam hubungannya
dengan anak yang bekerja.Satu-satunya ketentuan yang menyangkut pekerja anak dalam
KHA terdapat dalam pasal 32,yang menyatankan :
(1) Negara peserta akan mengakui hak anak atas perlindungan dari eksploitasi ekonomi
dan dari pekerjaan yang membahayakan atau mengganggu pendidikan anak,atau yang
merugikan kesehatan atau perkembangan fisik,mental,spiritual,moral dan sosial anak.

(2) Negara peserta akan mengambil langkah-langkah legislatif,administratif,sosial dan
pendidikan guna menjamin implementasi pasal ini.
Untuk tujuan ini dan dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang relevan dari
instrumen internasional lainnya,negara peserta secara khusus akan:
a.Menetapkan batas usia minimum atau batas-batas usia minimum bagi pekerja upah
b.Menetapkan peraturan yang sesuai mengenai jam kerja dan kondisi kerja
c.Menetapkan hukuman atau sanksi-sanksi lainya yang sesuai guna menjamin pelaksanaan
efektif pasal ini.
3.1 Bentuk-bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia,
Banyak macam pelanggaran Hak Asasi Manusi diindonesia,dari sekian banyak kasus
HAM yang terjadi,tidak sedikit juga yang belum tuntas secara hukum,hal itu tentu saja tak
lepas dari kemauan dan itikad baik pemerintah untuk menyelesaikan sebagai pemegang
kekuasaan sekaligus pengendali keadilan bagi bangsa ini.
a.Kasus HAM yang bersifat berat,meliputi:
1.Pembunuhan masal(genosida:setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
mengahncurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa.
2.Pembunuhan sewenang-wenang atau diluar putusan pengadilan
3.Penyiksaan
4.Penghilangan orang secara paksa
5.Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.
Yakni suatu pembatasan,pelecehan atau bahkan pengucilan secara tidak langsung
didasarkan pada perbedaan manusia,atas dasar agama,suku,ras,kelompok,golongan,jenis
kelamiin,etnik,keyakinan

beserta

politik

yang

selanjutnya

berimbas

pada

penguranga,bentuk penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan
dasar dalam kehidupan yang baik secara individu,maupun kolektif didalam berbagai
aspek kehidupan.

b.Kasus pelanggaran HAM yang biasa,meliputi:
1.Pemukulan
2.Penganiayaan yakni perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan
raa sakit yang teramat atau penderitaan baik itu jasmani maupun rohani pada seseorang
untuk mendapat pengakuan dari seorang ataupun orang ketiga.
3.Pencemaran nama baik
4.Mengahalangiorang untuk mengekspresikan pendapatnya.
Indonesia sebagai negara hukum,sedikitnya harus memiliki tiga ciri-ciri pokok sebagai
berikut :
a.Pengakuan perlindungan atas HAM yang mengandung persamaan dalm bidang
politik,sosial,ekonomi,hukum,budaya,dan lain sebagainya
b.Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh suatu
kekuasaan lain apapun.
c.Menjunjung

tinggi

asas

legalitas

(Mohammad

Kusnardi

dan

Bintan

R.Saragih,1983:27).
Salah satu aspek kemanusiaan yang sangat mendasar dan asasi adalah hak untuk hidup
dan hak untuk melangsugkan kehidupan,karena hak-hak tersebut diberikan langsung oleh
Tuhan kepada setiap manusia.
Oleh karena itu setiap upaya perampasan terhadap nyawa termasuk didalamnya tindak
kekerasan lainnya,pada hakekatnya merupakan pelanggaran HAM yang berat bila dilakukan
secara sewenang-wenang dan tanpa dasar pembenaran yang sah menurut hukum dan
perundangan yang berlaku(Barda Nawawi Arif,1996:76-77).
3.2.Bentuk-bentuk pelanggaran HAM pada Anak
1.pelanggaran HAM dalam lingkungan keluarga yakni:
a.Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya(tentang masuk
sekolah,memilih pekerjaan,dipaksa untuk bekerja)
b.Orang tua menyiksa,menganiaya,membunuh,anaknya sendiri

c.Orang tua memaksakan anak untuk bekerja daripada bersekolah
d.Orang tua membatasi waktu bermain anak dengan memaksa untuk belajar
e.Pembuangan bayi dan penelantaran anak
2.Pelanggaran HAM dalam lingkungan sekolah:
a.Guru membeda-bedakan siswanya disekolah(berdasarkan kepintaran,kekayaan dan
perilakunya)
b.Membayaran iuran sekolah yang terlalu tinggi tanpa diimbangi fasilitas yang
diperoleh.
c.Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik
d.Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain
3.Pelanggaran HAM dalam masyarakat
a.Pertikaian antar kelompok/antar geng atau antar suku
b.Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota masyarakat
yang tertangkap basah melakukan perbuatan asusila
c.Merusak sarana/fasilitas umum karena ecewa atau tidak puas dengan kebijakan yang
ada.
3.3 Pasal yang mengatur HAM pada Anak
a.Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup dan berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
b.Pasal 28 B
(2)Setiap anak berhak atas kelangsuangan hidup,tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerassan dan didiskriminasi.
c.Pasal 28 C

(1)Setiap

orang

berhak

mengembangkan

diri

melalui

pemenuhan

kebutuhan

dasarnya,berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi,seni dan budaya,demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan
umat manusia.
(2)Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif
untuk membangun masyarakat bangsa dan negara.
d.Pasal 28 G
(1)Setipa orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga,kehormatan,martabatdan
harta benda yang dibawah kekuasaannya serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi manusia.
(2)Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara politik dari negara lain.
e.Pasal 28 I
(1)Hak untuk hidup hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak
beragama,hak untuk tidak diperbudak,hak untuk diakui secara pribadi dihadapan
hukum,dan hak untuk tidak dintuntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
(2)Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang didiskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersikap diskriminatif itu.
Di indonesia,istilah kejahatan terhadap kemanusiaan secara yuridis baru dikenal sejak
diundangkannya UU No.26 Tahun 2000.Berdassarkan UU tersebut,salah satu kewenangan
yang dimiliki oleh pengadilan HAM adalah mengadili kejahatanterhadap kemanusiaan
sebagai salah satu pelanggaran HAM yang berat.
Beradsarkan penjelasan pasal 7 UUNo.26 Tahun 2000 kejahtan terhadap kemanusiaan
dalam ketentuan UU ini sesuai dengan Rome Statute of International Criminal Court.Oleh
karena itu ,berbagai logika dan spirit hukum serta perundang-undangan yang menjiwai dan
terkait atas dasar Statuta Roma haruslah dipahami dengan baik(Muladi,2000:1).

3.4.Undang-undang yang mengatur tentang hak Anak
1.UU No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak
2.UU No.23 tahun 1979 tentang perlindungan anak
3.UU No.3 tahun 1997 tentang pengadilan anak
4.Keputusan Presiden No.36 tahun 1990 tentang ratifikasi konversi hak anak
Kejahatan

manusia

diindonesia

sebagaimana

diatur

dalam

No.26

tahun

2000,mengadopsi statuta roma 1998 yang menjadi dasar pembentukan Internasional
Criminal Court (ICC) sebagai peradilan internasional permanen yang berwenang
mengadili salah satu kejahatan internasional berupa kejahatan terhadap kemanusiaan
(Crimes Against Humanity).
Dalam pasal 9 UU No.26 tersebut ,dinyatakan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan
diatur dalam pasal 7 huruf (b) adalah meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditunjukan secara langsung terhadap penduduk sipil,berupa:
a.Pembunuhan
b.Pemusnahan
c.Perbudakan
d.Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
e.Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenangwenang yang melanggar ketentuan pokok hukum internasional.
f.Penyiksaan
g.Perkosaan,perbudakanseksual,pelacuran secara paksa,pemaksaan kehamilan,pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bentuk kekerasan seksula yang lain.
h.Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham, politik,ras,kebangsaan,etnis,budaya,agama jenis kelamin,atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional.

i.Penghilangan orang secara paksa
j.Kejahatan apartheid.

C.PENUTUP
1.Kesimpulan
Kebijakan pemerintah untuk melarang anak agar tidak bekerja secara absolut pada
akhirnya tidak dapat dipertahankan .Kebujakan ini memang bukan hal yang negatif,setidaktidaknya dari aspek ekonomi.Pekerja anak disektor formal ,selama ini,memperoleh hak yang
sama seperti halnya pekerja dewasa .Pemerintah belum pernah menetapkan kebijakan khusus
tentang hak pekerja anak ,yakni hak seorang anak,yaitu hak untuk memperoleh biaya
pendidikan formal .Bahkan UU Perlindungan anak juga belum menampakan adanya
perlindungan khusus bagi anak yang bekerja disektor formal.Sementara pengusaha
hendaknya juga merasa ada kewajiban untuk mewujudkan kepentingan tersebut ,sebab hal itu
dapat dianggap sebagai investasi jangka panjang bagi perusahaan.
2.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
Muladi.2005.Hak Asasi Manusia.Bandung:Refika Aditama.
Azra,Azyumardi.2000.Pendidikan Kewarganegaraab(civic education).Jakarta:Kencana
Bahan kuliah pendidikan kewarganegaraan.
www.Hamdasar.blogspot.co.id/2015.