PENGARUH DIVIDEN TERHADAP HUBUNGAN ANTAR

Jurnal e-maksi Harapan
Vol. 1, No. 1, Februari 2013

PENGARUH DIVIDEN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA RETURN ON ASSETS,
DEBT TO EQUITY RATIO, DAN CURRENT RATIO DENGAN HARGA SAHAM
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI
ZUWINA MIRAZA
(zuwinamiraza@gmail.com)
Dosen Tetap STIE Harapan Medan
ABSTRACT
The purpose of this study is to empirically analyze the effect of accounting variables –
current ratio, return on assets, debt to equity ratio, and dividend – on stock prices of the mining
companies registered on Indonesian Stock Exchange between 2008 - 2010. Purposive sampling
technique was used in terms of colected samples. There was thirty one mining companies
registered on Indonesian Stock Exchange, but only twelve companies involved in this study based
on criterias, published audited and comprehensive income statement also provide dividend
annually from 2008 to 2010. This study used multiple regression in two way analysis model with
level of significance 5%.
The result shows that: (1) current ratio, return on assets, and debt to equity ratio
simultaneously and significantly effect dividend; (2) partially only return on asset give significant
effect to dividend, while current ratio and debt to equity ratio did not give significant effect to

dividen; (3) current ratio, return on asset, and debt to equity ratio simultaneously and significantly
effect stock price; (4) partially only return on asset give significant effect to stock price; (5) return
on asset directly and indirectly effect stock price, however dividend give higer impact to stock
price.
Keywords:

Current Ratio, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Stock
Price

pertambangan yang begitu besar karena daya
beli konsumen industri melemah tanpa diikuti
pengurangan produksi atau pasokan dari para
produsen pertambangan. Krisis ekonomi
global yang terjadi pada tahun 2008 dan
anjloknya harga komoditas telah meluruhkan
keuntungan
perusahaan-perusahaan
pertambangan.
Menurut
survey

Pricewaterhouse Coopers, laba perusahaanperusahaan tambang publik pada tahun 2008
melorot 33% dibandingkan laba mereka
tahun 2007, hal ini menurunkan rasio
profitabilitas (Rubiyantoro dkk, 2009).

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini pasar modal di Indonesia telah
menjadi suatu lembaga investasi yang
berperan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini
dikarenakan pasar modal memiliki fungsi
ekonomi, yaitu menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) kepada pihak yang
membutuhkan dana (perusahaan). Pasar
modal menjadi wadah alternatif bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana guna
menjalankan dan mengembangkan usahanya
selain melalui lembaga keuangan. Sebagai

efeknya yang terjadi di pasar modal, harga
saham selalu mengalami fluktuasi.

Secara teoritis fluktuasi harga saham
tergantung pada penawaran dan permintaan
akan saham. Harga saham perusahaan
mencerminkan juga nilai perusahaan. Jika
suatu perusahaan mencapai prestasi baik,
maka saham perusahaan tersebut akan
banyak diminati oleh investor. Menurut Ang
(1997) ada dua faktor yang mempengaruhi
return suatu investasi yaitu pertama, faktor
internal perusahaan seperti kualitas dan
reputasi
manajemennya,
struktur

Turunnya
permintaan
konsumen

terhadap produk manufaktur, terutama di
negara-negara industri, berpengaruh pada
pengurangan permintaan bahan baku industri
seperti logam dan energi. Kondisi ini
menyebabkan turunnya permintaan produk
51

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

Februari

permodalannya, struktur hutang perusahaan,
dan sebagainya, kedua adalah menyangkut
faktor
eksternal,
misalnya
pengaruh
kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan

sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya
terjadinya inflasi, dan sebagainya.

(2006) meneliti mengenai keterkaitan antara
kebijakan dividen terhadap harga saham pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, hasilnya mengindikasikan
bahwa
kebijakan
dividen
tidak
mempengaruhi harga saham.

Faktor internal tersebut digambarkan
melalui laporan keuangan perusahaan, yang
memuat lima macam rasio keuangan, antara
lain; rasio likuiditas yaitu rasio yang
mengukur kemampuan likuiditas jangka
pendek perusahaan dengan melihat aktiva
lancar relatif terhadap hutang lancarnya.

Kedua rasio solvabilitas, yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban jangka panjang.
Ketiga, rasio profitabilitas yaitu rasio yang
mengukur
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Keempat, rasio aktivitas yaitu rasio yang
mengukur
seberapa
jauh
efektivitas
perusahaan dalam mengerjakan sumber
dananya. Kelima adalah rasio pasar yaitu
rasio yang mengukur harga pasar saham
relatif terhadap nilai bukunya.

Faktor-faktor

yang
menjadi
pertimbangan dalam menentukan kebijakan
dividen antara lain profitabilitas, likuiditas,
dan solvabilitas perusahaan. Menurut Ang
(1997), profitabilitas merupakan faktor
pertama yang menjadi pertimbangan direksi
dalam membayarkan dividen. Peningkatan
profitabilitas
dapat
tercermin
dari
meningkatnya ROA (Return on Assets) yang
kemudian diharapkan akan meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam membayarkan
dividen. Faktor kedua yang mempengaruhi
pembayaran dividen adalah rasio likuiditas.
Salah satu ukuran dari likuiditas perusahaan
adalah CR (Curent Ratio). CR merupakan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Semakin
tinggi
CR
menunjukkan
kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan
Houston, 2006). Faktor ketiga adalah DER
(Debt to Equity Ratio ), Brigham dan Houston
(2006) berpendapat bahwa kontrak hutang
biasanya membatasi pembagian dividen dari
laba yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena
pembayaran hutang dan bunga akan
didahulukan dari pada pembayaran dividen,
sehingga bagian laba bersih yang akan
dibagikan sebagai dividen akan menjadi
semakin kecil.

Selain mengacu kepada kinerja
perusahaan yang tergambar pada laporan

keuangan, investor juga mengharapkan
pertumbuhan dividen yang stabil. Sesuai
dengan pendapat Brigham dan Houston
(2006) yang menyatakan bahwa manajer
percaya bahwa investor lebih menyukai
perusahaan yang mengikuti dividend payout
ratio yang stabil. Kebijakan dividen pada
hakikatnya adalah suatu keputusan untuk
menentukan berapa
besarnya
bagian
pendapatan perusahaan yang akan dibagikan
pada pemegang saham. Dalam menetapkan
kebijakan dividen, manajer keuangan
dihadapkan pada keputusan penggunaan
keuntungan yang diperoleh, akan dibagikan
dalam bentuk dividen atau ditahan untuk
keperluan tambahan investasi atau kombinasi
keduanya (Yuningsih dan Kolmi, 2002).
Besarnya dividen dapat dilihat dari rasio

pembayaran dividen atau dividend payout
ratio (DPR), yaitu persentase dari laba
setelah pajak yang dibagikan kepada
pemegang saham.

Rumusan Masalah
Uraian latar belakang masalah di atas
menunjukkan bahwa
hasil penelitian
mengenai pengaruh rasio keuangan dan
dividen terhadap harga saham masih sangat
bervariatif. Mengingat laba, leverage dan
dividen masih menjadi perhatian yang
penting bagi investor maka penelitian ini
ingin
menganalisis
kembali
temuan
penelitian
sebelumnya

dari
sudut
fundamental perusahaan, yaitu rasio yang
terdapat dalam laba (profitabilitas), leverage,
juga rasio likuiditas terhadap harga saham
perusahaan-perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.

Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Deitiana (2011), Nurmala
52

2013

Zuwina Miraza

Dengan demikian rumusan masalah yang
dapat diambil adalah:

Debt to equity ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan hutang) terhadap total
shareholder’s
equity
yang
dimiliki
perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini
mencerminkan
kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar
hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kewajibannya dan rasio yang
semakin rendah akan menunjukkan semakin
tinggi kemampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya.

1. Apakah variabel CR, ROA, dan DER
berpengaruh signifikan terhadap
dividen?
2. Apakah variabel CR, ROA, dan DER
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham?
3. Apakah variabel variabel CR, ROA,
dan DER berpengaruh tidak langsung
terhadap harga saham melalui
variabel dividen?
4. Apakah model penelitian fit dengan
data?

Peningkatan
utang
akan
mempengaruhi tingkat pendapatan bersih
yang tersedia bagi pemegang saham, artinya
semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan
semakin
menurunkan
kemampuan
perusahaan membayar deviden (Sudarsi
dalam Marlina dan Danica, 2009). Oleh
karena itu, semakin rendah DER akan
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajibannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Current Ratio Terhadap Dividen

Likuiditas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban
finansial untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya.
Likuiditas perusahaan merupakan faktor
penting yang harus dipertimbangkan sebelum
mengambil keutusan untuk menetapkan
besarya dividen yang akan dibayarkan
(Riyanto, 2001). Karena deviden bagi
perusahaan merupakan kas keluar, maka
semakin besar likuiditas perusahaan secara
keseluruhan akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden. Salah
satu ukuran rasio likuiditas adalah dengan
menggunakan current ratio (CR).

Pengaruh CR Terhadap Harga Saham
Current Ratio yang rendah akan
menyebabkan terjadi penurunan harga pasar
dari harga saham yang bersangkutan.
Sebaliknya Current Ratio terlalu tinggi juga
belum tentu baik, karena pada kondisi
tertentu hal tersebut menunjukkan banyak
dana perusahaan yang menganggur (aktivitas
sedikit) yang akhirnya dapat mengurangi
kemampulabaan perusahaan.
Current Ratio yang tinggi dapat
disebabkan adanya piutang yang tidak
tertagih dan persediaan yang belum terjual,
yang tentunya tidak dapat digunakan secara
cepat untuk membayar hutang. Disisi lain
perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang
tinggi akan lebih cenderung memiliki aset
lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa
mengalami penurunan nilai pasarnya
(menjual efek). Perusahaan dengan posisi
tersebut sering kali terganggu likuiditasnya,
sehingga investor lebih menyukai untuk
membeli saham-saham perusahaan dengan
nilai aktiva lancar yang tinggi dibandingkan
perusahaan yang mempunyai nilai aktiva
lancar yang rendah (Ang, 1997).

Pengaruh ROA Terhadap Dividen
Daya tarik utama bagi pemilik
perusahaan (pemegang saham) dan para
calon investor dalam suatu perusahaan adalah
profitabilitas. Hanafi (2004) menyatakan
bahwa profitabilitas mempengaruhi kebijakan
pembayaran
dividen
karena
dividen
dibagikan dari keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan, maka besarnya
keuntungan tentu akan mempengaruhi
besarnya dividen yang akan dibagikan.
Dengan kata lain profitability mempengaruhi
hubungan yang positif.
Pengaruh DER terhadap Dividen

53

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

Februari

menunjukkan perbandingan antara dana
pinjaman atau utang dan modal dalam upaya
pengembangan perusahaan. Jika Debt to
Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, ada
kemungkinan harga saham perusahaan akan
rendah karena jika perusahaan memperoleh
laba,
perusahaan
cenderung
untuk
menggunakan laba tersebut untuk membayar
utangnya dibandingkan dengan membagi
dividend (Dharmastuti, 2004).

Semakin besar current ratio yang
dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
operasionalnya terutama modal kerja yang
sangat penting untuk menjaga perfomance
kinerja perusahaan yang pada akhirnya
mempengaruhi performance harga saham.
Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada
investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut sehingga dapat meningkatkan return
saham.

Pengaruh
Saham

Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham

Dividen

Terhadap

Harga

Dividen sangat penting karena
mempengaruhi
kesempatan
investasi
perusahaan, harga saham, struktur finansial,
arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan
perkataan lain, dividen menggambarkan
informasi mengenai performa (performance )
perusahaan. Dalam membayar dividen
kepada
para
pemegang
sahamnya,
perusahaan
mungkin
tidak
dapat
mempertahankan dana yang cukup untuk
membiayai
pertumbuhannya
dimasa
mendatang. Sebaliknya, maka saham
perusahaan menjadi tidak menarik bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
harus dapat mempertimbangkan antara
besarnya laba yang akan ditahan untuk
mengembangkan perusahaan.

Return on Assets (ROA) adalah
perbandingan antara laba bersih perusahaan
dengan total aset yang dimiliki oleh
perusahaan (Brigham dan Houston, 2006).
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa banyak keuntungan yang
mejadi hak pemilik modal sendiri (saham).
ROA adalah rasio yang memberikan
informasi pada para investor tentang seberapa
besar tingkat pengembalian modal dari
perusahaan yang berasal dari kinerja
perusahaan menghasilkan laba.

Semakin besar nilai ROA maka
tingkat pengembalian yang di harapkan
investor juga besar. Semakin besar nilai ROA
maka
perusahaan
dianggap
semakin
menguntungkan oleh sebab itu investor
kemungkinan akan mencari saham ini
sehingga
menyebabkan
permintaan
bertambah dan harga penawaran dipasar
sekunder terdorong naik (Martini dan
Yolana, 2005). Pernyataan tersebut di perkuat
oleh hasil penelitian Deitiana (2011),
Natarsyah (2000) yang menemukan bahwa
ROA mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham.

Dividen
dapat
membantu
memberikan informasi yang baik mengenai
manajemen perusahaan ke pasar modal
(Myers dalam Deitiana, 2011), sehingga
dapat dikatakan bahwa dividen dapat
dipandang sebagai sinyal terhadap prospek
perusahaan (Miller dalam Deitiana, 2011).
Keputusan untuk meningkatkan dividen
hanya dilakukan bila manajemen yakin akan
dapat mempertahankan peningkatan tersebut
pada masa yang akan datang.

Pengaruh DER Terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio (DER) adalah
perbandingan antara hutang yang dimiliki
perusahaan
dan
total
ekuitasnya
(Dharmastuti, 2004). DER mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh
beberapa bagian dari modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini

Hubungan CR, ROA, DER, Dividen, dan
Harga Saham
Berdasarkan uraian teori dan tinjauan
atas penelitian terdahulu maka hubungan
antara CR, ROA, DER, Dividen dan Harga
Saham dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

54

2013

Zuwina Miraza

Gambar 1. Kerangka Hubungan Pengaruh CR, ROA, dan DER Terhadap Harga
Saham dengan Dividen Sebagai Variabel Intervening
Hipotesis
b.

Berdasar pada kerangka pemikiran
dan dukungan teori-teori dari penelitian
terdahulu, maka penulis mengajukan
beberapa hipotesis sebagai berikut:
- Hipotesis untuk substruktur pertama,
dengan variabel dividen sebagai endogen:
a. H01: Tidak ada hubungan linier
antara CR, ROA, dan DER
dengan dividen perusahaan
pertambangan
b. Ha1: Ada hubungan linier antara
CR, ROA, dan DER dengan
dividen
perusahaan
pertambangan.

-

dan DER dengan harga saham
perusahaan pertambangan.
Ha3: Dividen berpengaruh tidak
langsung terhadap hubungan
antara CR, ROA, dan DER
dengan
harga
saham
perusahaan pertambangan.

Hipotesis keempat
:
a. H04 : Model penelitian tidak
dengan data penelitian.
b. Ha4: Model penelitian tidak
dengan data penelitian

fit
fit

METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

- Hipotesis untuk substruktur kedua,
dengan variabel harga saham sebagai
endogen:
a. H02: Tidak ada hubungan linier
antara CR, ROA, dan DER
dengan
harga
saham
perusahaan pertambangan.
b. Ha2: Ada hubungan linier antara
CR, ROA, dan DER dengan
harga
saham
perusahaan
pertambangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan pertambangan yang
terdaftar (listing) di BEI. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Direktory (ICMD), jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan.
Sampel yang digunakan ditentukan
dengan teknik purposive sampling yaitu
pemilihan sampel perusahaan non keuangan
selama periode penelitian berdasarkan
kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang
ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai
berikut:

- Hipotesis ketiga :
a. H03: Dividen tidak berpengaruh
secara tidak langsung terhadap
hubungan antara CR, ROA,

1. Perusahaan pertambangan yang telah go
public, yang tercatat di BEI sejak tahun
55

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

2007 s/d 2011 secara terus menerus
(tidak pernah mengalami delisting)

meneruskan
hariannya.

2. Perusahaan
pertambangan
yang
mempublikasikan laporan keuangan
teraduit sejak tahun 2008-2010.
3. Perusahaan
pertambangan
yang
memberikan dividen selama periode
penelitian.

dan

bisnis

Aktiva Lancar
CR =

Defenisi

Kewajiban Lancar
X2 : Return on Assets
Return
on
Assets
(ROA)
merupakan rasio keuangan yang
banyak
digunakan
untuk
mengukur kinerja perusahaan,
khususnya
menyangkut
profitabilitas perusahaan. Rasio
ini
mengukur
tingkat
pengembalian atas investasi dari
pemegang saham biasa. ROA
dapat dirumuskan sebagai berikut
(Brigham dan Houston, 2006):

Definisi
operasional
variabel
merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Penelitian ini menggunakan
dua jenis variabel, yaitu variabel eksogen dan
variabel endogen.
1.

kegiatan

Current
Ratio
(CR)
merupakan alat ukur bagi
kemampuan
likuiditas
(solvabilitas jangka pendek) yaitu
kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar.
Sehingga
secara
matematis
Current
Ratio
(CR) dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Berdasarkan
kriteria
tersebut
ditetapkanlah jumlah sampel sebanyak 12
perusahaan,
dari
31
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI.
Variabel
Penelitian
Operasional

Februari

Variabel
eksogen yaitu variabel
independen
yang
mempengaruhi
variabel dependen (Santoso, 2007).
Variabel eksogen dalam penelitian ini
antara lain:
X1 : Current Ratio
Likuiditas
perusahaan
menggambarkan
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya
(Sawir, 2005). Untuk mengukur
likuiditas
perusahaan
dalam
penelitian ini menggunakan rasio
current ratio (CR). Current ratio
merupakan salah satu ukuran
likuiditas
bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
untuk
melunasi
kewajiban jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang
dimilikinya. Rasio ini dihitung
dengan membagi aktiva lancar
dengan
kewajiban
jangka
pendeknya. Rasio ini sering
disebut dengan rasio modal kerja
yang menunjukkan jumlah aktiva
lancar yang tersedia yang dimiliki
oleh perusahaan untuk merespon
kebutuhan-kebutuhan bisnis dan

Laba bersih yang tersedia bagi
pemegang saham
ROA =
Total Aset
X3 : Debt to Equity Ratio
Salah satu aspek yang dinilai
dalam
mengukur
kinerja
perusahaan adalah aspek leverage
atau utang perusahaan. Utang
merupakan komponen penting
perusahaan, khususnya sebagai
salah satu sarana pendanaan.
Penurunan kinerja sering terjadi
karena perusahaan memiliki utang
yang cukup besar dan kesulitan
dalam
memenuhi
kewajiban
tersebut.
Rasio utang terhadap ekuitas
(Debt to Equity Ratio) merupakan
rasio yang mengukur sejauh mana
besarnya utang dapat ditutupi oleh
modal
sendiri.
Rasio
ini
menggambarkan
perbandingan
56

2013

Zuwina Miraza

utang dan ekitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan
kemampuan
modal
sendiri
perusahaan
tersebut
untuk
memenuhi seluruh kewajibannya
(Sawir, 2005). ROE dapat
dihitung sebagai berikut:

(reinvestment)
atau
ditahan
(retained) di dalam perusahaan.
Dividend Payout Ratio (DPR)
dapat dihitung dengan rumus
(Ang, 1997) :
Dividen per lembar saham
DPR =

Total debt

Laba per lembar saham

DER =
Y :

Total Equity

2.

Variabel endogen, yaitu variabel
dependen yang dipengaruhi oleh
variabel independen/eksogen (Santoso,
2007).
Variabel
endogen
dalam
penelitian ini antara lain:
Z : Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio adalah
suatu
keputusan
untuk
menentukan berapa besar bagian
dari pendapatan perusahaan yang
akan dibagikan pada para
pemegang saham dan yang akan
diinvestasikan
kembali

Harga Saham
Saham merupakan salah satu
bentuk efek atau surat berharga
yang diperdagangkan di pasar
modal (bursa). Pengukuran dari
variabel harga saham ini yaitu
harga penutupan saham (closing
price) tiap perusahaan yang
diperoleh dari rata-rata harga
saham setiap bulan.

Kaitan antar variabel penelitian dapat
dilihat pada gambar Model Diagram Jalur
Penelitian berikut (Gambar 2).

Gambar 2. Model Diagram Jalur Pengaruh Dividen Terhadap Hubungan CR,
ROA, dan DER dengan Harga Saham
ρzx2
ρzx3
ρyx1
ρyx2
ρyx3
ε1
ε2

Keterangan:
X1
: Variabel Return on Asset
X2
: Variabel Debt to Equity Ratio
X3
: Variabel Current Ratio
Z
: Variabel Dividend Payout Ratio
Y
: Variabel Harga Saham
ρzx1 : Koefisien Jalur X1 ke Z
57

: Koefisien Jalur X2 ke Z
: Koefisien Jalur X3 ke Z
: Koefisien Jalur X1 ke Y
: Koefisien Jalur X2 ke Y
: Koefisien Jalur X3 ke Y
: Residu Sub Struktur 1
: Residu Sub Struktur 2

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji
heterokedastisitas, dan uji linieritas.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dilakukan
melalui penelitian kepustakaan yaitu
pengumpulan data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan audit perusahaan yang
dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2008 sampai dengan
2010.

d. Menentukan Besar Koefisien Jalur
Besarnya koefisien jalur didapat dari
nilai Standardized Coefficients Beta yang
tampak pada lembar output tabel t-test uji
regresi serta menghitung koefisien penuh
(pengaruh langsung dan tidak langsung)
variabel eksogen terhadap variabel
endogen.

Teknik Analisis Data
Teknik
analisis
data
yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
dengan regresi linier berganda model analisis
dua jalur. Langkah-langkah dalam melakukan
pengujian data dengan menggunakan analisis
jalur adalah sebagai berikut:

e. Analisis Jalur Model Trimming
Jika ada jalur yang tidak signifikan maka
dilakukan analisis jalur model trimming,
yaitu model yang digunakan untuk
memperbaiki suatu model struktur
analisis jalur, dengan cara mengeluarkan
dari model, variabel eksogen yang
koefisien jalurnya tidak signifikan
(Riduwan dan Kuncoro, 2008).

a. Menentukan Hipotesis dan Persamaan
Struktural




Februari

Ha1: Variabel CR, ROA, dan
DER, berpengaruh signifikan
terhadap Dividen
(Z = Pzx1X1+Pzx2X2+Pzx3X3+ε1)

f.

Fit and Validity Model

Model yang telah dibentuk diuji apakah
telah memiliki kesesuaian dengan data
atau tidak. Caranya dengan melakukan
uji kesesuaian model (goodness-of-fit
test) (Darmawan dkk, 2010).

Ha2: Variabel CR, ROA, dan
DER, berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham
(Y = Pzx1X1+Pzx2X2+Pzx3X3+ε2)

b. Membuat Model Jalur

g. Uji Hipotesis

Model jalur yaitu diagram yang
menggambarkan
hubungan
antara
variabel bebas, perantara, dan tergantung,
yang ditunjukkan melalui anak panah.
Anak panah tunggal menunjukkan
hubungan sebab akibat antara variabel
exogenous dengan variabel endogenous.
Model jalur yang memperlihatkan
hubungan antara CR, ROA, dan DER
dengan dividen dan harga saham dapat
dilihat melalui Gambar 1.

Pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan uji t dan uji F. Uji statistik
t pada dasarnya menunjukkan seberapa
besar pengaruh masing-masing variabel
bebas/independen terhadap variabel
terikat/dependen. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan t-hitung dengan ttabel pada derajat signifikan 5% (α =
0,05). Dari analisis ini sekaligus dapat
diketahui besarnya kontribusi masingmasing faktor tersebut terhadap harga
saham, dengan melihat keofisien
determinan secara parsial (R2) dari
masing-masing faktor variabel. Uji
statistik f (simultan) dilakukan untuk
mengetahui
apakah
variabel
bebas/independen secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat/independen.

c. Uji Asumsi
Penelitian ini juga menguji asumsi yang
melekat pada regresi linier berganda agar
data-data yang digunakan terbebas dari
asumsi
klasik.
Analisis
Jalur
mensyaratkan beberapa uji asumsi yang
harus dipenuhi, antara lain uji normalitas,
58

2013

Zuwina Miraza

Uji
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan menggunakan uji Glejser. Dasar
pengambilan keputusannya adalah bahwa
jika variabel bebas signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel terikat, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas, demikian
sebaliknya. Dari hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa data terbebas dari gejala
multikolinieritas dan heterokedastisitas. Hasil
uji heterokedastisitas menyimpulkan bahwa
pada kedua model penelitian tidak terjadi
heterokendastisitas.

HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji regresi dan
analisis jalur, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik untuk melihat apakah terdapat
bias pada model persamaan. Model
persamaan yang baik adalah model yang
bebas dari bias.
Besaran
degree
of
freedom
menentukan apakah model overidentified
atau identified. Jika df untuk model penelitian
tertentu bernilai negatif maka model tersebut
dikatakan underidentified, artinya estimasi
dan penilaian model tidak perlu dilakukan.
Jika df bernilai nol, maka disebut identified,
karena sudah teridentifikasi, estimasi dan
penilaian atas model juga tidak perlu
dilakukan. Namun jika df bernilai positif
maka model tersebut overidentified, artinya
pengujian atas model dapat dilakukan
(Santoso, 2007). Dengan memperhatikan
model diagram jalur sebagaimana tampak
pada gambar 1., df positif maka model
disebut overidentified, artinya estimasi dan
penilaian terhadap model layak dilakukan.

Uji autokorelasi dilakukan dengan uji
Durbin-Watson. Indikator yang digunakan
untuk menilai ada tidaknya gejala
autokorelasi yaitu du < DW < 4 – du. Dari
hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada gejala autokorelasi yang dibuktikan
dengan nilai du=1,654 < DW=2,333 < 4du=2,346 untuk substruktur 1 dan du=1,654
< DW=2,239 < 4-du=2,346 untuk substruktur
2.
Uji liniertitas dilakukan dengan
menggunakan Ramsey Test (Ghozali, 2006).
Hasil olah data mengindikasikan bahwa
kedua model sudah terspesifikasi linier, yang
dibuktikan dengan nilai F hitung > F tabel,
yaitu 34,26 > 2,92 untuk substruktur 1 dan
45,24 > 2,53 untuk substruktur 2.

Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogrov Smirnov satu
arah. Dari hasil uji Kolmogrov Smirnov atas
model penelitian diperoleh nilai signifikansi
K-S Test 0,693 untuk substruktur 1 dan 0,266
untuk substruktur 2, maka dapat disimpulkan
data berasal dari populasi yang terdistribusi
secara normal.

Hasil Uji Analisis Jalur
Pengaruh Variabel Cash Ratio, Return on
Assets, dan Debt to Equity Ratio Terhadap
Dividen

Nilai indikator yang umum dipakai
untuk menilai ada tidaknya gejala
multikolinieritas antar variabel eksogen
adalah jika nilai tolerance variabel bebas <
0,10 atau nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).
Hasil uji multikolinieritas antar variable
diketahui bahwa pada kedua model
independen
penelitian
tidak
terjadi
multikolinieritas.

Untuk melihat pengaruh variabel CR,
ROA, dan DER terhadap dividen, dilakukan
uji regresi linier berganda. Nilai koefisien
jalur berserta taraf signifikansi yang
membuktikan pengaruh CR, ROA, dan DER
terhadap Dividen, terlihat dalam Tabel 1

Tabel 1
Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Variabel Cash Ratio, Return on Assets,
dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividen
Variabel
Cash Ratio (X1)
Return on Assets (X2)
Debt to Equity Ratio (X3)
Sumber: Data Sekunder Diolah

Signifikansi (t)
0,430
0,000
0,773

59

ρ (Koefisien Jalur)
0,069
0,895
-0,026

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

penelitian ini ditemukan bahwa cash ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap
dividen. Hal ini terjadi karena kenaikan CR
di beberapa perusahaan disebebkan oleh
kenaikan piutang, sehingga cash tidak
dapat didistribusikan untuk peningkatan
dividen.

Hasil
pengolahan
data
memperlihatkan bahwa variabel CR, ROA,
dan DER berpengaruh signifikan terhadap
variabel Dividen, dengan nilai koefisien
determinasi 84%. Hal ini berarti variasi
perubahan dividen dapat dijelaskan sebesar
84% oleh variasi perubahan dari CR, ROA,
dan DER. Nilai probabilitas signifikansi
adalah sebesar 0,000. Sehingga Ha yang
menyatakan CR, ROA, dan DER
berpengaruh signifikan terhadap Dividen
dapat dibuktikan kebenarannya.

Penelitian yang dilakukan oleh
Wicaksana (2012) juga mengemukakan
bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap
dividen, demikian juga DER berpengaruh
signifikan terhadap dividen dengan
korelasi negatif. Secara teoritis juga dapat
ditarik kesimpulan jika hutang yang
diproksikan dengan DER meningkat, maka
cash akan dalokasikan untuk membayar
hutang-hutang yang sifatnya segera,
sehingga sisa laba dalam bentuk cash tidak
akan dialokasikan sebagai dividen. Namun
pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI, DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap dividen, beberapa
perusahaan yang memiliki tingkat hutang
tinggi tetap menjaga stabilitas dividennya.
Hal ini dilakukan perusahaan untuk
menjaga investor agar tetap tidak menjual
saham perusahaan secara besar-besaran.
Jika terjadi penjualan saham secara besarbesaran maka harga saham akan runtuh.

Berdasarkan hasil uji analisis jalur
diatas, dapat disimpulkan bahwa CR,
ROA,
dan
DER
secara
simultan
berpengaruh signifikan terhadap dividen
Namun secara parsial hanya ROA yang
berpengaruh secara signifikan terhadap
Dividen (Gambar 3). Artinya semakin
tinggi return on asset dari perusahaan
maka akan semakin besar pula sisa laba
yang dapat dibagikan sebagai dividen
kepada investor. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Marlina dan Danica (2009), yang
menyimpulkan bahwa variabel ROA
berpengaruh signifikan terhadap dividen.
Beberapa
peneliti
terdahulu
menyimpulkan bahwa
cash ratio
berpengaruh terhadap dividen, namun pada

Gambar 3.

Februari

Model Diagram Jalur Hubungan Variabel CR, ROA, dan DER
Terhadap Dividen

60

2013

Zuwina Miraza

CR, ROA, dan DER terhadap Harga Saham,
terlihat dalam Tabel 2.

Pengaruh Variabel Current Ratio, Return
on Assets, dan Debt to Equity Ratio
Terhadap Harga Saham
Nilai koefisien jalur berserta taraf
signifikansi yang memperlihatkan pengaruh

Tabel 2
Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Variabel Cash Ratio, Return on Assets, dan
Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham
Variabel
Cash Ratio (X1)
Return on Assets (X2)
Debt to Equity Ratio (X3)

Signifikansi (t)
0,421
0,000
0,829

ρ (Koefisien Jalur)
0,075
0,884
-0,021

Sumber: Data Sekunder Diolah

CR, ROA, dan DER. Nilai probabilitas
signifikansinya adalah sebesar 0,000,
sehingga Ha yang menyatakan CR, ROA,
dan DER berpengaruh signifikan terhadap
harga saham dapat dibuktikan kebenarannya
(Gambar 4).

Berdasarkan hasil pengolahan data
diketahui bahwa variabel CR, ROA, dan
DER berpengaruh signifikan terhadap
variabel harga saham, dengan nilai koefisien
determinasi 81,8%. Hal ini berarti variasi
perubahan harga saham dapat dijelaskan
sebesar 81,8% oleh variasi perubahan dari

Gambar 4.

Model Diagram Jalur Hubungan CR, ROA, dan DER Terhadap
Harga Saham

Berdasarkan hasil uji analisis jalur
untuk substruktur kedua, dapat disimpulkan
bahwa CR, ROA, dan DER secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Namun secara parsial hanya ROA
yang berpengaruh secara signifikan terhadap
harga. Semakin tinggi return on asset dari
perusahaan maka akan semakin tinggi pula

harga yang bersedia dibayarkan oleh investor
atas saham perusahaan yang bersangkutan.
Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil fenomena situasi ekonomi pasca
krisis global yang terjadi pada tahun 2007.
Saat terjadinya krisis global harga-harga
saham mengalami penurunan yang signifikan
terutama
harga
saham
perusahaan
61

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

Februari

tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan ekspektasi
investor, yang lebih menyukai jumlah kas
yang tinggi dibandingkan dengan jumlah
piutang yang tinggi. Investor yang merasa
resah akan penurunan harga saham di masa
mendatang akan menjual saham-sahamnya
sehingga harga pasar saham akan mengalami
penurunan.

pertambangan yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
penyebab utama terjadi penurunan harga
saham perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI adalah karena terjadi
penurunan yang signifikan pada ROA.
Berbeda dengan beberapa penelitian
yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang
mengatakan DER berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Pada penelitian ini
DER tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga
saham.
DER
yang
tinggi
mengindikasikan jumlah utang yang tinggi
dibandingkan dengan modal sendiri. Namun
kenyataan ini jika didukung dengan ROA dan
CR yang optimal, maka perusahaan akan
mampu mengelola kembali hutang-hutangnya
dengan baik. Sehingga DER juga tidak
mempengaruhi ekspektasi investor terhadap
perusahaan
secara
signifikan.
Pada
kenyataannya penurunan nilai DER di
beberapa perusahaan pertambangan selama
periode penelitian tidak didukung dengan
kestabilan tingkat ROA, ROA yang menurun
akan meresahkan pemegang saham.

Analisis Jalur Model Trimming
Hasil olah data memperlihatkan
bahwa ada variabel eksogen yang signifikan
mempengaruhi variabel endogen, namun ada
juga beberapa variabel yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
eksogen. Karenanya model jalur tersebut
perlu diperbaiki dengan metode trimming
yaitu dengan cara mengeluarkan variabelvariabel yang koefisien jalurnya tidak
signifikan (Riduwan dan Kuncoro, 2008).
Metode trimming dilakukan dengan
membuang variabel-variabel yang tidak
signifikan. Setelah dilakukan metode
trimming, maka model analisis jalur akan
berubah seperti terlihat pada gambar 5.

Demikian juga halnya dengan CR
yang tinggi pada beberapa perusahaan
disebabkan oleh karena jumlah piutang yang

Gambar 5. Model Diagram Jalur Hubungan Variabel ROA Terhadap Dividen
dan Harga Saham Setelah Dilakukan Metode Trimming

Berdasarkan pada gambar 5.,
diketahui bahwa variabel ROA berpengaruh
signifikan terhadap dividen dengan nilai
koefisien jalur sebesar 0,884 yang dibuktikan
dengan nilai probabilitas signifikansi
(ρ=0,000) yang lebih kecil dari α=0,05. Besar
kontribusi variabel ROA terhadap variabel
dividen adalah 88%. Dengan demikian,

persamaan struktural untuk pengaruh ROA
terhadap Dividen adalah:
.
Z = 0,884X2 + ε1
Variabel
ROA
berpengaruh
signifikan terhadap harga saham dengan nilai
koefisien jalur sebesar 0,895. Besar
62

2013

Zuwina Miraza

dilakukan trimming, model kedua dinilai
memiliki kemampuan lebih untuk membuat
generalisasi tentang pengaruh variabel ROA
terhadap dividen dan harga saham.

kontribusi variabel ROA terhadap harga
saham adalah 89%. Dengan demikian,
persamaan struktural untuk pengaruh ROA
terhadap harga saham adalah:
Y = 0,895X1 +ε2

Pengaruh Variabel Return on Assets
Terhadap Harga Saham melalui Variabel
Dividen

Goodness of Fit Model

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
bahwa nilai koefisien jalur antara dividen dan
harga saham adalah sebesar 0,907 atau
90,7%. Model struktur jalur setelah
menggunakan
variabel
intervening
digambarkan seperti terlihat pada gambar 6.

Nilai chi square (χ2) diperoleh dari
tabel distribusi chi square untuk df=2 dan
α=0,05 adalah 5,99. Dari hasil perhitungan,
diperoleh nilai W hitung 7,80. Dengan
demikian W hitung = 7,80 > χ2 = 5,99. Maka
dinyatakan H0 ditolak. Kesimpulannya model
awal dan model kedua (setelah dilakukan
trimming) berbeda secara signifikan. Matriks
korelasi sampel berbeda dengan matriks
korelasi estimasi. Ini berarti pula, setelah

Tabel 3
Standardized Coefficients Beta Pengaruh Dividen

Terhadap Harga Saham
Coefficients(a)
Model
1

(Constant)
DPR

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-1,750
,654
,447

,017

Standardized Coefficients
Beta
,907

T
B
-2,677

Sig.
Std. Error
,011

26,990

,000

a Dependent Variable: HS
Sumber: Data Sekunder Diolah

Gambar 6.

Model Diagram Jalur Pengaruh Variabel ROA Terhadap Harga
Saham Melalui Variabel Dividen Setelah dilakukan Metode
Trimming

63

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

Februari

Nilai koefisien jalur sebesar 0,907 kemudian digunakan sebagai pengali untuk variabel eksogen
seperti tampak pada Tabel 4.

Tabel 4
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Variabel ROA terhadap Harga Saham

Variabel
ROA

Pengaruh Langsung
(X Y)
0,895

Pengaruh Tidak
Langsung
(X
Y
Z)
0,884 x 0,907 = 0,802

Pengaruh Total
(Langsung + Tidak
Langsung)
0,895 + 0,802 = 1,697

Sumber: Data Sekunder Diolah

ROA menggambarkan sejauh mana
kemampuan
aset-aset
yang
dimiliki
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dari setiap aset yang digunakan sehingga
sering dikaitkan dalam hal penilaian kinerja
operasional perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia di perusahaan.

SIMPULAN dan SARAN
Simpulan
Dari hasil olah data penelitian,
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

ROA sering dijadikan alat untuk
menilai keberlangsungan usaha perusahaan.
Kenaikan dan atau penurunan ROA juga
akan mempengaruhi ekspektasi investor
terhadap yield yang akan diperoleh atas
investasi yang dilakukan. Dimana jika ROA
meningkat diharapkan dividen juga akan
meningkat, sebaliknya jika ROA menurun
maka investor beranggapan dividen akan
menurun pula. Hal ini dapat dibuktikan dari
data
beberapa
perusahaan
yang
mengindikasikan peningkatan dan atau
penurunan ROA diikuti oleh peningkatan dan
atau penurunan dividen.
Peningkatan dividen akan menarik
perhatian investor untuk melakukan investasi.
Dengan demikian, jika peningkatan ROA
yang berarti adanya keberlangsungan usaha,
didukung dengan peningkatan dividen yang
berarti peningkatan kesejahteraan pemegang
saham, maka akan menambah besar
kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Keadaan ini akan menyebabkan kenaikan
atas harga saham perusahaan yang
bersangkutan.

64

1.

Variabel CR, ROA, dan DER (eksogen)
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dividen (endogen). Kontribusi pengaruh
variabel eksogen terhadap variabel
endogen adalah sebesar 84%. Namun
secara parsial hanya variabel ROA yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap
dividen dengan nilai koefisien jalur
sebesar 89%. Semakin tinggi tingkat
ROA perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI maka akan semakin
tinggi pula ratio dividennya. Sebaliknya,
jika tingkat ROA mengalami penurunan
maka dividen juga akan menurun.

2.

Variabel CR, ROA, dan DER (eksogen)
berpengaruh signifikan terhadap variabel
harga saham (endogen). Kontribusi
pengaruh variabel eksogen terhadap
variabel endogen adalah sebesar 81%.
Namun secara parsial hanya variabel
ROA yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham dengan nilai
koefisien jalur sebesar 88%. Semakin
tinggi nilai ROA perusahaan maka akan
semakin tinggi pula harga saham
perusahaan tersebut, dan sebaliknya.

3.

Variabel
CR
dan
DER
tidak
berpengaruh terhadap harga saham
melalui variabel dividen. Hanya variabel
ROA yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham melalui variabel

2013

Zuwina Miraza

dan Peran Serta Dengan Kesadaran
Lingkungan Hidup Serta Kesanggupan
MembayarMasyarakat Sekitar Bantaran
Sungai di Kota Pekanbaru. Journal of
Environmental Science. Program Studi
Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau,
ISSN 1978-5283. Vol.4 No.2, Juni, Hal
103-116.

dividen dengan total pengaruh langsung
dan tidak langsung sebesar 167%.
4.

Model yang lebih baik dalam
memprediksi perubahan harga saham
adalah
model
setelah
dilakukan
trimming dimana ROA dianggap lebih
mampu memprediksi perubahan harga
saham dari pada CR dan DER.

Deitiana, Tita, (2011). Pengaruh Rasio
Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan
Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. STIE Trisakti ,
Vol.13 No.1, April. Hlm 57-66.

Saran
Saran yang diajukan berdasarkan
dengan penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini terkait dengan fenomena
yang terjadi pasca krisis global di tahun
2007 dan dibatasi hanya untuk
perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI. Sehingga tidak dapat
digeneralisasikan
untuk
keadaankeadaan yang berbeda.
2.

3.

Dharmastuti, Fara. (2004). Analisis Pengaruh
Earning Per Share, Price Earnings,
Return on Investment, Debt to Equity
Ratio dan Profit Margin dalam
Menetapkan Harga Saham Perdana
(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar
di BEI). Jurnal Penelitian Balance
Vol.2 No.1, September, Hal 14-28.

Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder, sehingga ada
kemungkinan perusahaan melakukan
window dressing, meskipun sudah di
audit oleh auditor indeoenden.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh. (2004). Manajemen
Keuangan. Yogyakarta : BPFE.

Untuk peneliti yang tertarik dengan
topik
yang
sama,
hendaknya
menggunakan sebaran data yang lebih
luas, sehingga hasil penelitian dapat
digeneralisasikan
untuk
berbagai
keadaan.

Marlina, Lisa dan Danica, Clara. (2009).
Analisis Pengaruh Cash Position, Debt
to Equity Ratio, dan Return on Assets
terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal
Manajemen Bisnis. Vol.2 No.1, Januari,
Hal 1-6.

DAFTAR PUSTAKA

Martini, D dan Yolana, C. (2005). Variabel
yang
Mempengaruhi
Fenomena
Underpricing pada Penawaran Saham
Perdana di BEJ tahun 1994-2001.
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Solo, 15-16 September.

Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar
Modal Indonesia . Jakarta : Mediasoft
Indonesia.
Anastasia, Njo. (2003). Analisis Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematik
terhadap Harga Saham Properti di BEI.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan .
Universitas Indonesia. Vol.5 No.2,
November, Hal 123-132.

Natarsyah, Syahib. (2000). Analisis Pengaruh
Beberapa Faktor Fundamental dan
Risiko Sistematik terhadap Harga
Saham
(Kasus
Industri
Barang
Konsumsi yang Go Publik di Pasar
Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia. Vol.15 No.3, Maret,
Hal 49-55.

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F.
(2006).
Dasar-Dasar
Manajemen
Keuangan. Buku 1, Edisi 10. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.

Nurmala. (2006). Pengaruh Kebijakan
Dividen Terhadap Harga Saham
Perusahaan-perusahaan Otomotif di

Darmawan, B., Saam, Z., Zulkarnain. (2010).
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku,
65

51 - 66

Jurnal e-maksi Harapan

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Mandiri.
Vol.9 No.1, September, Hal 17-24.

Februari

Sawir, Agnes. (2005). Analisis Kinerja
Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Permana,
Yogi.
(2009).
Pengaruh
Fundamental Keuangan, Tingkat Bunga
dan Tingkat Inflasi terhadap Pergerakan
Harga Saham (studi Kasus Perusahaan
Semen yang terdaftar di BEI). Jurnal
Akuntansi-Universitas
Gunadarma .
September, Hal 1-6.

Ulupui, I.G.K.A. (2007). Analisis Pengaruh
Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap Return
Saham (Studi pada Perusahaan Makanan
dan Minuman dengan Kategori Industri
Barang Konsumsi di BEJ. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis. Vol.2 No.1,
Januari, Hal 14-25.

Riduwan dan Kuncoro, Ahmad Engkos.
(2008). Cara Menggunakan dan
Memaknai
Analisis
Jalur
(Path
Analisys). Bandung : Alfabeta.

Wicaksana, I Gede Anandhita, (2012).
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis. Universitas Udayana, Vol.1
No.2, Juni, Hal 56-66.

Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-Dasar
Pembelanjaan
Perusahaan .
Edisi
Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta
: BPFE.

Yuningsih dan Kolmi, Maisah.(2002).
Akuntansi Biaya. Cetakan Kedua.
Malang : Penerbit UMM Press.

Santoso,
Singgih.
(2007).
Structural
Equation Modelling: Konsep dan
Aplikasi dengan AMOS. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.

Rubiyantoro, R. Widiyanto dan Y. Putro, G.
(2009). Laba Perusahaan Tambang
Publik
2008
anjlok
33%.
www.kontan.co.id. Diakses pada tanggal
27 Oktober 2011.

Sasongko, Noer dan Wulandari, Nila. (2006).
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio
Profitabilitas terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur di BEJ.
Empirika. Vol.19 No.1, Juni, Hal 64-80.

66