TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGALIHAN PNS
DASAR, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
PENGALIHAN PNS DAN PELAKSANAAN KEGIATAN INSPEKTUR MIGAS DI DAERAH
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah;
3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2016 Tentang
Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Yang Menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
B. SUBSTANSI DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
Pengalihan sebagian urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral
yang semula menjadi urusan Provinsi dan atau Kabupaten Kota menjadi urusan
pemerintah pusat serta yang semula menjadi urusan Kabupaten Kota menjadi
urusan Provinsi.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
Pasal 48 huruf e bahwa Badan Kepegawain Negara bertugas antara lain menyusun
norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan manajemen Aparatur
Sipil Negara
3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2016 Tentang
Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Yang Menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Untuk mendukung penyelenggaraan urusan Pemerintahan Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral, sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah maka dilaksanakan pengalihan pegawai negeri
sipil provinsi dan atau Kabupaten Kota adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten Kota yang :
a. Menduduki Jabatan Fungsional Inspektur Tambang;
b. Menduduki Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi;
c. Melaksanakan pengawasan pertambangan yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Gubernur/Bupati/ Walikota;
d. Mengisi kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur Tambang atau Inspektur
Minyak dan Gas Bumi yang saat ini masih menduduki jabatan pelaksana;
e. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional
Inspektur Tambang yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai Inspektur
Tambang dan bekerja pada unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi
bidang pengelolaan pertambangan;
f. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional
Inspektur Minyak dan Gas Bumi yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai
Inspektur Minyak dan Gas Bumi dan beker.la pada unit kerja yang
melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan minyak dan gas bumi; dan
g. Telah lulus pendidikan Diploma IV (D-lV) program konsentrasi Keinspekturan
Tambang dan Keinspekturan Minyak dan Gas Bumi.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah, Pasal 119 bahwa :
1. Urusan Pemerintahan Daerah yang penyediaan aparaturnya menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat, aparatur Pemerintah Pusat tersebut bekerja pada dinas.
2. Aparatur Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara
operasional berada di bawah dinas dan secara administrasi berada di bawah
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan.
3. Belanja pegawai bagi aparatur Pemerintah Pusat dibebankan pada
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dan biaya operasional untuk
melaksanakan tugas dibebankan pada anggaran dinas.
4. Penilaian kinerja aparatur Pemerintah Pusat yang bekerja pada dinas dilakukan
oleh kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian berdasarkan rekomendasi
dari kepala dinas.
C. TUGAS INSPEKTUR MIGAS
Pengertian
: 1. Inspektur Minyak dan Gas Bumi adalah PNS yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan
Inspeksi Minyak dan Gas Bumi.
2. Ilmu Minyak dan Gas Bumi adalah pengetahuan tentang bidang
minyak dan gas bumi yang disusun secara sistematis menurut
metoda-metoda tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejalah-gejalah tertentu di bidang minyak dan gas
bumi.
Tugas Pokok
: Melakukan inspeksi, pengujian, penelaahan proses dan gejala
berbagai aspek minyak dan gas bumi, mengembangkan metoda dan
teknik inspeksi, melaporkan dan menyebarluaskan hasil inspeksi.
Dasar Pelaksanaan : 1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
23/M.PAN/4/2002 Tanggal 19 April 2002.
2. Surat Keputusan Bersama Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1245
K/70/MEM/2002 dan Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas
Bumi dan Angka Kreditnya.
3. Keputusan Presiden
4. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
Pasal 14 ayat (3) bahwa Urusan Pemerintahan bidang energi dan
sumber daya mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
berkaitan dengan pengelolaan minyak dan gas bumi menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat.
D. MAKSUD
1. Penyelenggaran urusan pemerintahan di bidang kegiatan usaha Minyak dan Gas
Bumi di daerah.
2. Menginspeksi suatu sistem, agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai standarisasi
peralatan dan prosedur kerja sehingga instalasi migas dapat beroperasi dengan
handal, aman dan akrab lingkungan, serta sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
3. Terlaksananya Kegiatan Usaha Hulu dan Kegiatan Usaha Hilir yang menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai standar dan mutu yang berlaku, kaidah
keteknikan yang baik, dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4.
TUJUAN
a. Mengefektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha eksplorasi dan eksploitasi
secara berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas
minyak dan gas bumi milik negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui
mekanisme yang terbuka dan transparan.
b. Mengevektifitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pengelohan, pengangkutan,
penyimpanan, dan niaga secara akuntabel yang diselenggarakan melalui mekanisme
persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.
c. Badan usaha atau bentuk usaha tetap menjamin standar dan mutu yang berlaku sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan kaidah
keteknikan yang baik
d. Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
serta pengelolaan lingkungan hidup dan menaati ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
e. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang sebesarbesarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta memperkuat posisi
industri dan perdagangan indonesia
f.
MANFAAT
1. Terkontrolnya kondisi teknis peralatan kerja, sehingga alat kerja dapat dioperasikan
secara efisien dan aman (tidak membahayakan) tanpa mengganggu kegiatan produksi.
2. Mencegah/meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, tindakan
tidak aman dan memelihara lingkungan kerja dan kelancaran proses produktivitas
kerja, yang dapat diketahui sedini mungkin adanya sumber-sumber terjadinya
penyebab kecelakaan kerja, sehingga dapat diambil tindakan preventif.
3. Mencegah/meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan akibat kegiatan usaha
minyak dan gas bumi.
4. Ter-arahnya sistem pengolaan pada hulu migas, hingga sampai pada sistem
pendistribusian di hilir migas yang sesuai dengan standarisasi dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Tercapainya tujuan diatas, menghasilkan nilai maksimal pada dua sektor untuk
kepentingan kemaslahatan orang banyak yakni :
a. Sektor Hulu Migas
Menjamin kesinambungan dan dapat meningkatkan produktivitas minyak dan gas
bumi, yang bermanfaat untuk penerimaan Negara yakni :
Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Minyak Bumi dengan imbangan 84,5 % untuk
Pemerintah Pusat dan 15,5 % Pemerintah Daerah dengan rincian, 3 % untuk
provinsi, 6 % kabupaten/kota penghasil, 6 % untuk kabupaten/kota tetangga
dan sisanya sebesar 0,5 % dialokasikan untuk anggaran pendidikan dasar.
Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Gas Bumi dengan imbangan 69,5 % untuk
Pemerintah Pusat dan 30,5 % Pemerintah Daerah dengan rincian, 6 % untuk
provinsi, 12 % kabupaten/kota penghasil, 12 % untuk kabupaten/kota tetangga
dan sisanya sebesar 0,5 % dialokasikan untuk anggaran pendidikan dasar.
b. Sektor Hilir Migas
Menjamin kesinambungan suplay dan ter-arah penyaluran BBM/LPG untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang sesuai peraturan perundang-undangan, yang
bermanfaat pada sektor penerimaan Daerah yakni :
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) untuk BBM Tertentu
sebesar 5 %.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) untuk BBM Non Subsidi
sebesar 7, 5 %.
g.
PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi oleh PNS Provinsi dan atau Kabupaten Kota yang dialihkan
menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian ESDM untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi di daerah adalah tidak
terakomodirnya anggaran operasional yang melekat pada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Barat, sebagaimana telah diatur Pasal 119 pada Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah.
PENGALIHAN PNS DAN PELAKSANAAN KEGIATAN INSPEKTUR MIGAS DI DAERAH
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah;
3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2016 Tentang
Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Yang Menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
B. SUBSTANSI DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
Pengalihan sebagian urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral
yang semula menjadi urusan Provinsi dan atau Kabupaten Kota menjadi urusan
pemerintah pusat serta yang semula menjadi urusan Kabupaten Kota menjadi
urusan Provinsi.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
Pasal 48 huruf e bahwa Badan Kepegawain Negara bertugas antara lain menyusun
norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan manajemen Aparatur
Sipil Negara
3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2016 Tentang
Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Yang Menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Untuk mendukung penyelenggaraan urusan Pemerintahan Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral, sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah maka dilaksanakan pengalihan pegawai negeri
sipil provinsi dan atau Kabupaten Kota adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten Kota yang :
a. Menduduki Jabatan Fungsional Inspektur Tambang;
b. Menduduki Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi;
c. Melaksanakan pengawasan pertambangan yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Gubernur/Bupati/ Walikota;
d. Mengisi kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur Tambang atau Inspektur
Minyak dan Gas Bumi yang saat ini masih menduduki jabatan pelaksana;
e. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional
Inspektur Tambang yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai Inspektur
Tambang dan bekerja pada unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi
bidang pengelolaan pertambangan;
f. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional
Inspektur Minyak dan Gas Bumi yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai
Inspektur Minyak dan Gas Bumi dan beker.la pada unit kerja yang
melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan minyak dan gas bumi; dan
g. Telah lulus pendidikan Diploma IV (D-lV) program konsentrasi Keinspekturan
Tambang dan Keinspekturan Minyak dan Gas Bumi.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah, Pasal 119 bahwa :
1. Urusan Pemerintahan Daerah yang penyediaan aparaturnya menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat, aparatur Pemerintah Pusat tersebut bekerja pada dinas.
2. Aparatur Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara
operasional berada di bawah dinas dan secara administrasi berada di bawah
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan.
3. Belanja pegawai bagi aparatur Pemerintah Pusat dibebankan pada
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dan biaya operasional untuk
melaksanakan tugas dibebankan pada anggaran dinas.
4. Penilaian kinerja aparatur Pemerintah Pusat yang bekerja pada dinas dilakukan
oleh kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian berdasarkan rekomendasi
dari kepala dinas.
C. TUGAS INSPEKTUR MIGAS
Pengertian
: 1. Inspektur Minyak dan Gas Bumi adalah PNS yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan
Inspeksi Minyak dan Gas Bumi.
2. Ilmu Minyak dan Gas Bumi adalah pengetahuan tentang bidang
minyak dan gas bumi yang disusun secara sistematis menurut
metoda-metoda tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejalah-gejalah tertentu di bidang minyak dan gas
bumi.
Tugas Pokok
: Melakukan inspeksi, pengujian, penelaahan proses dan gejala
berbagai aspek minyak dan gas bumi, mengembangkan metoda dan
teknik inspeksi, melaporkan dan menyebarluaskan hasil inspeksi.
Dasar Pelaksanaan : 1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
23/M.PAN/4/2002 Tanggal 19 April 2002.
2. Surat Keputusan Bersama Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1245
K/70/MEM/2002 dan Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas
Bumi dan Angka Kreditnya.
3. Keputusan Presiden
4. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
Pasal 14 ayat (3) bahwa Urusan Pemerintahan bidang energi dan
sumber daya mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
berkaitan dengan pengelolaan minyak dan gas bumi menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat.
D. MAKSUD
1. Penyelenggaran urusan pemerintahan di bidang kegiatan usaha Minyak dan Gas
Bumi di daerah.
2. Menginspeksi suatu sistem, agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai standarisasi
peralatan dan prosedur kerja sehingga instalasi migas dapat beroperasi dengan
handal, aman dan akrab lingkungan, serta sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
3. Terlaksananya Kegiatan Usaha Hulu dan Kegiatan Usaha Hilir yang menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai standar dan mutu yang berlaku, kaidah
keteknikan yang baik, dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4.
TUJUAN
a. Mengefektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha eksplorasi dan eksploitasi
secara berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas
minyak dan gas bumi milik negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui
mekanisme yang terbuka dan transparan.
b. Mengevektifitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pengelohan, pengangkutan,
penyimpanan, dan niaga secara akuntabel yang diselenggarakan melalui mekanisme
persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.
c. Badan usaha atau bentuk usaha tetap menjamin standar dan mutu yang berlaku sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan kaidah
keteknikan yang baik
d. Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
serta pengelolaan lingkungan hidup dan menaati ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
e. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang sebesarbesarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta memperkuat posisi
industri dan perdagangan indonesia
f.
MANFAAT
1. Terkontrolnya kondisi teknis peralatan kerja, sehingga alat kerja dapat dioperasikan
secara efisien dan aman (tidak membahayakan) tanpa mengganggu kegiatan produksi.
2. Mencegah/meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, tindakan
tidak aman dan memelihara lingkungan kerja dan kelancaran proses produktivitas
kerja, yang dapat diketahui sedini mungkin adanya sumber-sumber terjadinya
penyebab kecelakaan kerja, sehingga dapat diambil tindakan preventif.
3. Mencegah/meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan akibat kegiatan usaha
minyak dan gas bumi.
4. Ter-arahnya sistem pengolaan pada hulu migas, hingga sampai pada sistem
pendistribusian di hilir migas yang sesuai dengan standarisasi dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Tercapainya tujuan diatas, menghasilkan nilai maksimal pada dua sektor untuk
kepentingan kemaslahatan orang banyak yakni :
a. Sektor Hulu Migas
Menjamin kesinambungan dan dapat meningkatkan produktivitas minyak dan gas
bumi, yang bermanfaat untuk penerimaan Negara yakni :
Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Minyak Bumi dengan imbangan 84,5 % untuk
Pemerintah Pusat dan 15,5 % Pemerintah Daerah dengan rincian, 3 % untuk
provinsi, 6 % kabupaten/kota penghasil, 6 % untuk kabupaten/kota tetangga
dan sisanya sebesar 0,5 % dialokasikan untuk anggaran pendidikan dasar.
Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Gas Bumi dengan imbangan 69,5 % untuk
Pemerintah Pusat dan 30,5 % Pemerintah Daerah dengan rincian, 6 % untuk
provinsi, 12 % kabupaten/kota penghasil, 12 % untuk kabupaten/kota tetangga
dan sisanya sebesar 0,5 % dialokasikan untuk anggaran pendidikan dasar.
b. Sektor Hilir Migas
Menjamin kesinambungan suplay dan ter-arah penyaluran BBM/LPG untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang sesuai peraturan perundang-undangan, yang
bermanfaat pada sektor penerimaan Daerah yakni :
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) untuk BBM Tertentu
sebesar 5 %.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) untuk BBM Non Subsidi
sebesar 7, 5 %.
g.
PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi oleh PNS Provinsi dan atau Kabupaten Kota yang dialihkan
menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian ESDM untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi di daerah adalah tidak
terakomodirnya anggaran operasional yang melekat pada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Barat, sebagaimana telah diatur Pasal 119 pada Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah.