PENGEMBANGAN DAN STUDI TABUNG SOLAR KOLE
1
PENGEMBANGAN DAN STUDI TABUNG SOLAR KOLEKTOR
DENGAN PIPA KALOR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
SOLAR WATER HEATER
Stephanie Rawi
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424
Indonesia
ABSTRAK
Krisis Energi telah menjadi salah satu dari masalah besar di Dunia
sekarang. Penggunaan energi terbaukan harus dikembangkan. Untuk mencegah
eksplorasi berlebihan dari penggunaan sumber energi tak terbarukan, energi
Matahari dapat menjadi solusi yang menjanjikan. Salah satu alat yang dapat
memanfaatkan energi Matahari adalah tabung solar kolektor. Tabung solar
kolektor memanfaatkan teknologi vakum untuk mengurangi kalor yang hilang dan
meningkatkan performanya. Efek dari vakum terhadap tabung solar kolektor
dengan pipa kalor ganda dipelajari dan diinvestigasi secara eksperimen
berdasarkan perbedaan kalor yang hilang dari 2 jenis tabung solar kolektor, yang
divakum dan yang tidak. Eksperimen ini menggunakan lampu halogen dengan
68.8 Watt sebagai simulator dari Matahari berdasarkan karakterisasi di atas atap
gedung Engineering Center. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan dari temperatur maksimum dan juga waktu mencapai steady state.
Untuk mencapai suatu keadaan steady, tabung kolektor yang telah divakum
memerlukan waktu mencapai 13500 sekon sedangkan tabung yang tidak divakum
hanya memerlukan waktu 10000 sekon. Prototipe yang telah divakum memiliki
temperatur pada keadaan steady 2.09o C lebih tinggi dibandingkan dengan tabung
yang tidak divakum. Pengurangan tekanan dari tabung vakum kolektor Hasil dari
eksperimen menunjukkan bahwa tabung kolektor yang telah divakum memiliki
performa yang lebih baik dimana dapat dilihat pada temperatur puncak, waktu
steady, dan juga kalor yang hilang dimana efisiensinya dapat mencapai 41.58 %
dengan sistem yang telah didesain.
Kata Kunci: Solar Kolektor,Energy Terbarukan,Pipa Kalor, Vakum
ABSTRACT
Since the lack of energy source is one of global issues, Renewable energy
usage must be developed. To prevent the deficiency of non-renewable energy
source, solar energy seems to be promising. One of instrument that uses solar
energy is tube solar collector. Tube solar collectors use vacuum condition that
could reduce heat loss and increase its performance. Effect of vacuum at tube
solar collector based on dual heat pipes was investigated experimentally with
regard to heat loss. This experiment used 68.88 Watt halogen lamp as simulator of
the sun based on characterization on the rooftop. Measurement results indicate the
difference on maximum temperature and steady time. To reach steady state
condition, vacuumed prototype needs 13500 second meanwhile un-vacuumed
prototype need 10000 second. Vacuumed prototype has 2.09 oC higher steady
temperature than the other one. Reduction of pressure at tube solar collector
affected by vacuum condition were studied. The results indicate that vacuum is
2
corresponded with peak temperature, steady time, and heat loss since vacuumed
solar collector has higher efficiency which reach 41.58% at designed system.
Keywords: Solar Collector,Renewable Energy,Heat Pipe, Vacuum
PENDAHULUAN
Keperluan akan energi selalu meningkat setiap tahunnya ditandai dengan
peningkatan jumlah penduduk di dunia. Emisi karbon dioksida yang disebabkan
karena konsumsi energi adalah penyebab utama dari pemanasan global.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan kawan-kawan, emisi karbon
dioksida di Indonesia setiap tahunnya pada bidang pertanian, energi terbuang dan
lainnya mencapai angka 451 juta tons karbon dioksida [1]. Sumber energi
matahari memiliki potensi yang besar sebagai sumber energi terbarukan untuk
mengurangi pemanasan global di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang
memiliki iklim tropis. Negara yang akan sumber daya alam ini menerima radiasi
energi Matahari yang tinggi setiap harinya. Energi tersebut dapat mencapai 4
kWh/m2 setiap harinya [2]. Potensi energi Matahari yang besar itu tentu dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi di Indonesia. Tetapi sayangnya pemanfaatan
sumber energi Matahari di Indonesia masih sangat rendah dan belum
dikembangkan secara maksimal. Pemanfaatan energi Matahari di Indonesia baru
mencapai angka 5 % dari total sumber energi Matahari yang dapat dimanfaatkan.
Alat yang dapat mengumpulan energi matahari adalah solar kolektor. Solar
kolektor ada dua jenis secara umum yaitu jenis kolektor dengan pelat datar dan
kolektor dengan tabung vakum. Solar kolektor tabung vakum memiliki performa
yang lebih baik dibandingkan dengan kolektor tipe pelat datar berdasarkan kalor
yang hilang [3]. Dengan pengurangan kalor yang hilang dikarenakan vakum,
tabung kolektor memiliki efisiensi yang lebih besar pada temperatur ambien udara
yang lebih rendah. Banyak sekali investigasi yang dilakukan untuk meneliti
mengenai karakterisasi dari performa secara keseluruhan dari solar kolektor
dengan tabung vakum. Penelitian – penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli
menunjukkan bahwa efisiensi total dari tabung vakum solar kolektor mencapai
angka 50 – 60 % [4-6].
Pipa kalor digunakan pada tabung vakum solar kolektor sebagai media
untuk memindahkan panas dari tabung vakum menuju tempat untuk pemanfaatan
panas dari Matahari. Pipa kalor merupakan suatu alat dengan termal konduktivitas
yang tinggi. Pipa kalor ini dapat menghantarkan panas dari satu tempat ke tempat
lain dengan jumlah yang besar tanpa input elektrik [7]. Pipa kalor merupakan
tabung yang terdiri dari material berporos yang disebut wick dan juga fluida kerja.
Pipa kalor ini terdiri dari 3 bagian penting yaitu bagian evaporator, kondensor dan
juga zona adiabatik. Evaporator merupkan bagian yang berfungsi untuk menyerap
panas Matahari dan menghantarkannya menuju bagian kondensor [8]. Bagian
kondensor merupakan bagian yang akan melepas panas yang telah dihantarkan
3
oleh fluida kerja. Cairan yang telah dikondensasi akan kembali menuju evaporator
dikarenakan adanya perbedaan tekanan kapilaritas [9]. Pipa kalor biasanya
menggunakan media berporos yang disebut wick. Wick ini digunakan untuk
meningkatkan performa dalam menghantarkan panas. Performa pipa kalor
maksimum ketika memiliki lapisan wick mencapai tiga lapis [10].
Performa dari tabung vakum solar kolektor sangat tergantung pada kualitas
dari vakum. Kualitas dari vakum akan mempengaruhi kemampuan perpindahan
panas di dalam tabung vakum solar kolektor [11]. Insulasi perpindahan panas
secara konveksi akan meningkatkan performa dari tabung vakum solar kolektor
[12]. Para ahli telah menemukan bahwa tekanan gas di dalam tabung vakum akan
meningkat ketika tabung vakum telah lama digunakan. Tekanan gas dari tabung
vakum tersebut meningkat dikarenakan adanya kebocoran [13]. Tekanan di dalam
tabung vakum solar kolektor harus sekitar 10 -5 mbar untuk menghilangkan semua
kalor yang hilang secara konveksi maupun konduksi.
TUJUAN
Penelitin ini memiliki tujuan untuk mempelajar efek dari vakum terhadap
performa dari tabung solar kolektor dengan pipa kalor ganda. Performa solar
kolektor yang meningkat akan meningkatkan performa dari solar water heater.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan adalah di Laboratorium Applied Heat
Transfer Research Group, Gedung Engineering Center FT-UI. Penelitian ini
dilakukan selama 3 bulan terhitung dari Agustus 2014 – November 2014.
Metode dan Model Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental/rekayasa. Penelitian ini diarahkan untuk membuktika hipotesa
peneliti yang mengatakan bahwa vakum memiliki efek yang sangat besar terhadap
performa dari tabung solar kolektor. Model penelitian yang digunakan adalah
penelitian lapangan dimana dilakukan pengukuran terhadap beberapa variabel
secara langsung. Data yang telah didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik untuk diolah dan dianalisis
Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
4
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tabung vakum dan
tabung yang tidak vakum. Temperatur yang didapatkan dari kinerja tabung
vakum dan tidak vakum inilah yang akan diolah dan dianalisis
2. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah
perubahan temperatur. Perubahan temperatur berdasarkan dari intensitas
cahaya lampu halogen.
Rancangan Solar Kolektor
Gambar 1. Desain Tabung Vakum Solar Kolektor
Tabung solar kolektor ini menggunakan pipa kalor yang terbuat dari
tembaga. Pipa kalor tembaga tersebut memiliki diameter ¼”, panjang evaporator
mencapai 47 cm, dan panjang dari zona adiabatic mencapai 9 cm. Total panjang
dari pipa kalor dengan bagian kondensor dapat mencapai 63.6 cm. Pada bagian
kondensor terdapat perbesaran diameter untuk meningkatkan perpindahan kalor.
Wick terbuat dari stainless steel screen mesh wire dengan 200 mesh. Untuk fluida
kerja digunakan aquades. Tabung vakum terbuat dari kaca dengan panjang
mencapai 50.5 cm. Sisi akhir dari tabung vakum ditutup dengan silinder
penyangga yang terbuat dari stainless steel dengan diameter 13 cm dan tebal 0.5
cm. Tabung divakum hingga -5 inchHg. Untuk meningkatkan perpindahan kalor,
maka digunakanlah fin yang terbuat dari tembaga dengan tebal 1 mm yang
dihubungkan dengan pipa kalor ganda yang telah disediakan .
Rancangan Penelitian
1) Alat dan Bahan
5
Alat:
Kolam surya, pompa vakum, voltage regulator, laptop, NI DaQ, Modul NI
9111, dan Thermocouple
Bahan:
Tabung kaca, pantant tabung kaca, pipa kaor, akrilik dudukan solar kolektor,
fluida air suling, dan screen mesh 250 stainless steel.
2) Rancangan Pengujian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode observasi. Dimana
alat solar kolektor yang telah dibuat akan diuji secara langsung. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan modul NI 9111 dan juga software Labview
8.5. Pertama – tama alat solar kolektor dimasukkan kedalam kolam surya.
Kolam surya diisolasi sedemikian rupa sehingga tidak ada kalor yang hilang
ke lingkungan. Setelah itu lampu halogen yang telah terpasang dinyalakan.
Pengambilan data akan dilakukan oleh komputer dengan software Labview.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2. Skematik dari Eksperimen
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data melalui observasi di
lapangan dan data yang telah didapat dievaluasi dengan metode kualitatif. Data
yang telah diperoleh merupakan data kuantitatif yaitu berupa angka – angka yang
menunjukka temperatur dari solar kolektor. Selanjutnya hasil dari analisis data
6
secara kualitatif ini akan disajikan dalam bentuk grafik. Grafik tersebut akan
menunjukkan perbedaan dari tabung yang telah divakum dan yang tidak divakum
Meotde Penyimpulan/Penafsiran Penelitian
Metode penyimpulan peneltiian dapat dilakukan dengan menghitung
performa dari alat yang telah diuji. Perbedaan temperatur dari pipa kalor bagian
evaporator dan kondensor akan menunjukkan performa dari solar kolektor. Kalor
yang telah dihitung nantinya aka ndibandingkan dan diobservasi berdasarkan
dasar teori yang telah didapatkan
HASIL DAN DISKUSI
Untuk mendapatkan suatu data yang steady, maka penelitian dilakukan
dengan menggunakan suatu kotak isolasi yang disebut kolam surya. Dari
karakterisasi yang dilakukan di atap gedung, lampu halogen dengan 68.8 Watt
digunakan sebagai simulator dari Matahari. Karakterisasi menunjukkan bahwa
heat flux yang diserap prototipe sama dengan heat flux yang diserap ketika diuji di
bawah Sinar Matahari secara langsung. Hal ini ditunjukkan dengan temperatur
ambien yang sama dengan nilai mencapai 33o C.
Dari gambar 3a dan 3b, ditunjukkan bahwa prototipe tabung solar kolektor
yang telah divakum mencapai keadaan steady pada detik ke 13500 sedangkan
tabung vakum solar kolektor yang tidak divakum mencapai keadaan steady pada
detik ke 10000. Pada saat keadaan steady, temperatur pada ujung, tengah, awal
evaporator dan kondensor menunjukkan angka 76.25o C,74.54o C,70.75o C, dan
65.25o C untuk tabung solar kolektor yang tidak divakum. Perbedaan temperatur
pada ujung evaporator dan kondensor menunjukkan nilai 11o C, sedangkan untuk
tabung kolektor yang divakum perbedaan temperaturnya mencapai 13.61o C.
Temperatur pada keadaan steady untuk tabung vakum menunjukkan nilai 74.61o
C, 72.8o C, 69.76o C, dan 60.55o C.
(a)
(b)
7
Gambar 3. Hasil Penelitian : (a) Tabung Kolektor yang Telah Divakum (b)
Tabung Kolektor yang Tidak Divakum
Kalor yang hilang dari sistem dapat dihitung dengan persamaan 1
dikarenakan temperatur pada dinding dalam dan dinding luar dari kotak isolasi /
kolam surya diukur. Konduktivitas termal, ketebalan, dan area dari dinding yang
terbuat dari styrofoam dan kayu diketahui. Dengan menggunakan informasi dari
kalor yang hilang, efisiensi sistem dapat diketahui dengan persamaan ke 2, dan
resistansi termal dari pipa kalor dapat diketahui dengan persamaan ke 3.
A
∆T
l
(1)
Q=k
Qinput −Qlosses
100
Qinput
(2)
ɳ=
R=
∆T
Qinput −Qlosses
(3)
Efisiensi dari tabung kolektor yang telah divakum adalah 41.58 %. Nilai
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tabung kolektor yang tidak divakum
dengan nilai efisiensi hanya 27.24 %. Prototipe tabung kolektor yang telah
divakum memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan tabung yang
tidak divakum berdasarkan efisiensinya. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
vakum merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan performa dari solar
kolektor. Tekanan gas yang terdapat didalam tabung kaca dikurangi hingga berada
pada nilai dibawah tekanan atmosfer untuk mendapatkan pengurangan koefisien
kalor yang hilang secara signifikan [14].
Perpindahan kalor dari tabung kaca dari prototipe kolektor yang tidak
divakum secara keseluruhan disebabkan karena konveksi natural dan radiasi.
Keberadaan dari tekanan gas yang tidak uniform akan meningkatkan kalor yang
hilang dari tabung kolektor yang tidak divakum. Isolasi udara dan gas diciptakan
pada tabung yang telah divakum. Resistansi termal dari medium perpindahan
kalor pada tabung gas akan ditingkatkan dengan menurunkan tekanan didalamnya.
Hal ini akan mempengaruhi perbedaan temperatur pada awal eksperimen hingga
mencapai keadaan steady. Keadaan steady merupakan suatu kondisi dimana tidak
ada perubahan temperatur terhadap waktu secara signifikan. Waktu yang
diperlukan untuk mencapai keadaan steady dari tabung yang telah divakum lebih
lama 3500 sekon dibandingkan yang tidak divakum. Ini menunjukkan bahwa
vakum memiliki efek terhadap waktu steady solar kolektor.
8
Temperatur maksimum dari tabung vakum lebih tinggi dibandingkan
dengan tabung kolektor yang tidak divakum dikarenakan adanya pengurangan
kalor yang hilang didalam tabung. Menurunkan konduktivitas termal dari medium
perpindahan kalor akibat dari vakum menunjukkan bahwa objek yang lebih panas
akan mempertahankan panasnya lebih lam dikarenakan adanya kenaikan
temperatur maksimum [15]. Jika tekanan terus dikurangi dikarenakan vakum,
maka aliran panas juga akan dikurangi. Mengaplikasikan vakum, konduksi gas
akan ditekan dan konduksi hanya akan terjadi pada tabung dan pipa kalor dari
tabung kolektor yang telah divakum [16]. Alhasil, tabung vakum memiliki kalor
yang hilang lebih rendah.
KESIMPULAN
a. Tabung kolektor yang telah divakum memiliki performa yang lebih baik
dibandingkan dengan tabung kolektor yang tidak divakum dengan efisiensi
41.58 %.
b. Waktu steady dari tabung vakum lebih lama dibandingkan dengan tabung
yang tidak divakum
c. Perbedaan temperatur dari evaporator dan kondensor lebih tinggi pada tabung
vakum dikarenakan pengurangan kalor yang hilang
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin berterima kasih kepada DRPM Universitas Indonesia yang
telah mendanai penelitian ini melalui “Peneltian Unggulan Perguruan Tinggi’.
REFERENSI
[1] Sari, Agus P.; Martha Maulidya; Ria N. Butarbutar; Rizka E.
Sari; and Wisnu Rusmantoro ,Executive Summary:
Indonesia and Climate Change –45 Working Paper on
Current Status and Policies(2007).
[2] Indonesia energy outlook & statistic 2006. Depok, Indonesia: Energy
Reviewer, University of Indonesia;2006.
[3] Vendan, Shunmuganathan, Manojkumar T., Thanu Shiva C., Study on design
of an evacuated tube solar collector for high temperature steam generation,
International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering
(2008), 2250-2459.
[4] Kim Y.,Seo T., Thermal performance comparisons of the glass evacuated tube
solar collector with shapes of absorber tube, Renewable Energy 32 (2007),
772-795.
[5] Morrison G.L.,Budiharjo I.,Behnia M., Measurement and simulation of flow
rate in a water-in-glass evacuated tube solar water heater, Solar Energy 78
(2005), 257-267.
9
[6] Zhang X.R.,Yamaguchi H., An experimental study on evacuated tube solar
collector using supercritical CO2, Applied Thermal Engineering 28 (2008),
1225-1233
[7] Chaudry Nasarullah H., Hughes Richard B., Ghani Abdul S., A review of heat
pipe systems for heat recorvery and renewable energy
applications,Renewable and sustainable energy reviews 16 (2012), 22492259.
[8] R. Kempers, A.J. Robinson, D. Ewing,C.Y. Ching, Characterization of
evaporator and condenser thermal resistances of a screen mesh wicked
heat pipe, International Jounal of Heat and Mass Transfer 51 (2008), 60396046.
[9] C. Charles, Roberts JR., A review of heat pipe liquid delivery concepts, Heat
resources systems 1 (1981), 261-266.
[10] R. Kempers,D. Ewing, C.Y. Ching, Effect of number of mesh layers and fluid
loading on the performance of screen mesh wicked heat pipes, Applied
Thermal Engineering 26 (2006), 585-595.
[11] B.W. Abdul, B. Reiner, Z. Felix, Experimental and theoretical evaluation of
the overall heat loss coefficient of vacuum tubes of a solar collector, Solar
energy 85 (2011), 1447-1456.
[12] S.J. Mamouri, D.H. Gholami, Ghiasi M., Shafii M.B., Shiee Z., Experimental
invenstigation of the effect of using thermosypohon heat pipes and vacuum
glass on the performance of solar still, Energy 75 (2014), 501-507.
[13] Window,B., Harding G. L., Progress in the material science of all glass
evacuated collectors, Solar Energy 32 (1984), 609-623.
[14] A. Siddharth, C. Shobhit, Udayakumar R., Ali M., Thermal analysis of
evacuated solar tube collectors, Journal of petroleum and gas engineering
2 (2011), 74-82.
[15] Danielson Phil, Why create a vacuum, A journal of pratical and usefull
vaccum technology (2012).
[16] B. Thomas, O. Peter, R. Manfred, S. Gloria, Flat plate collector for process
heat with full surface alluminium absorber, vacuum super insulation and
front foil, Energy Procedia 48 (2014), 9-17.
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas diri
1.
Nama Lengkap
Stephanie Rawi
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Teknik Mesin
4.
NIM
1306413580
5.
Tempat dan Tanggal Lahir
Bekasi, 25 Juni 1995
6.
e-mail
[email protected]
7.
No. Telepon/HP
085714789800
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD Bunda Hati Kudus
Cibubur
SMP
SMP Bunda Hati Kudus
Cibubur
Jurusan
SMA
SMA Bunda Hati Kudus
Cibubur
IPA
Tahun masuk-lulus
2001-2007
2007-2010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
.
1
Jenis Penghargaan
Peringkat ke 1 Siswa Berprestasi se-SMA Bunda Hati
Institusi Pemberi
Penghargaan
SMA Bunda Hati
Tempat
Bogor
11
Kudus Cibubur 2010-2013
Kudus Cibubur
2
Juara 1 Mading 3D SINOFEST UI 2012
FIB UI
UI Depok
3
Peserta OSN Fisika Kabupaten Bogor 2012
Kabupaten Bogor
Bogor
4
Peserta Volunteering Exchange AIESEC 2015
AIESEC LC
Timisoara
Romania
5
Juara 2 Debat Bahasa Indonesia OIM FTUI 2014
FT UI
Depok
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 2 Maret 2015
Pengusul,
Stephanie Rawi
NIM. 1306413580
12
Lampiran 2. Biodata Anggota Kelompok
2.1 Biodata Anggota Kelompok ke-1
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap
Amaranggana Novianti
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Teknik Mesin
4.
NIM
1306368936
5.
Tempat dan Tanggal Lahir
Jakarta, 1 November 1994
6.
e-mail
[email protected]
7.
No. Telepon/HP
085692138088
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD Tunas
Jakasampurna
Bekasi
SD
SDN Pondok
Kelapa 05
Pagi Jakarta
SMP
SMPN
252
Jakarta
Jurusan
Tahun masuk-lulus 2001-2005
SMA
SMAN 71
Jakarta
IPA
2005-2007
20072010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
13
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
.
1
Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
2
Peserta Orientasi Lapangan Pertolongan Pertama
Palang Merah
Indonesia
Jakarta
Timur
3
Peserta Pendidikan dan Latihan Kepalangmerahan
Palang Merah
Indonesia
Jakarta
Timur
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
SMPN 252 Jakarta
Tempat
Jakarta
Timur
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian.
Depok, 2 Maret 2015
Anggota,
Amaranggana Novianti
NIM. 1306368936
14
2.2 Biodata Anggota Kelompok ke-2
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap
Raghda Novitaningrum
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Teknik Mesin
4.
NIM
1306370322
5.
Tempat dan Tanggal Lahir
Buntok, 13 November 1995
6.
e-mail
[email protected]
7.
No. Telepon/HP
085735235866
B. RiwayatPendidikan
Nama Institusi
SD
SDN 04 Nambangan
Kidul Kota Madiun
SMP
SMPN 3 Kota Madiun
SMA
SMAN 6 Kota Madiun
Jurusan
-
-
IPA
Tahun masuk-lulus
2001-2007
2007-2010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
.
Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
.
Jenis Penghargaan
1
Harapan II Lomba Desain Batik Cipta Karya Magetan
tahun 2014
Institusi Pemberi
Penghargaan
BUPATI
MAGETAN
Tempat
Magetan,
Jawa Timur
15
2
Top 10 Poster OKK UI 2013
BEM UI 2013
Kota Depok
3
Juara III Teknologi Tepat Guna Tahun 2012
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat KB dan
Ketahanan Pangan
Kota
Madiun
4
Peserta Pemilihan Pelopor Pelajar Lalu Lintas tahun
2011
Dinas Perhubungan,
Komunikasi &
Informatika
Kota
Madiun
5
Harapan II Lomba Cerdas Cermat P4 tahun 2011
Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan
Olahraga
Kota
Madiun
6
Peringkat 5 OSN Biologi Seleksi Eks-Karisidenan
Madiun tahun 2011
Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan
Olahraga
Kota
Madiun
7
Duta HIV/ AIDS Kota Madiun tahun 2010
Dinas Kesehatan
Kota
Madiun
8
Peserta Sarahsehan Generasi Muda dalam Rangka Hari
Pahlawan tahun 2010
BK3S Provinsi Jawa
Timur
Kota
Surabaya
9
Juara I Tim Bola Voli Putri O2SN tahun 2009
Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan
Olahraga
Kota
Madiun
10
Peserta Pembinaan Bela Negara Siswa SMP tahun 2009
Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur
Kota
Surabaya
11
Top 10 Olimpiade Fisika Univ. Brawijaya tahun 2008
Universitas
Brawijaya
Kota
Malang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
16
Depok, 2 Maret 2015
Anggota,
Raghda Novitaningrum
NIM. 1306370322
2.3 Biodata Anggota Kelompok ke-3
17
PENGEMBANGAN DAN STUDI TABUNG SOLAR KOLEKTOR
DENGAN PIPA KALOR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
SOLAR WATER HEATER
Stephanie Rawi
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424
Indonesia
ABSTRAK
Krisis Energi telah menjadi salah satu dari masalah besar di Dunia
sekarang. Penggunaan energi terbaukan harus dikembangkan. Untuk mencegah
eksplorasi berlebihan dari penggunaan sumber energi tak terbarukan, energi
Matahari dapat menjadi solusi yang menjanjikan. Salah satu alat yang dapat
memanfaatkan energi Matahari adalah tabung solar kolektor. Tabung solar
kolektor memanfaatkan teknologi vakum untuk mengurangi kalor yang hilang dan
meningkatkan performanya. Efek dari vakum terhadap tabung solar kolektor
dengan pipa kalor ganda dipelajari dan diinvestigasi secara eksperimen
berdasarkan perbedaan kalor yang hilang dari 2 jenis tabung solar kolektor, yang
divakum dan yang tidak. Eksperimen ini menggunakan lampu halogen dengan
68.8 Watt sebagai simulator dari Matahari berdasarkan karakterisasi di atas atap
gedung Engineering Center. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan dari temperatur maksimum dan juga waktu mencapai steady state.
Untuk mencapai suatu keadaan steady, tabung kolektor yang telah divakum
memerlukan waktu mencapai 13500 sekon sedangkan tabung yang tidak divakum
hanya memerlukan waktu 10000 sekon. Prototipe yang telah divakum memiliki
temperatur pada keadaan steady 2.09o C lebih tinggi dibandingkan dengan tabung
yang tidak divakum. Pengurangan tekanan dari tabung vakum kolektor Hasil dari
eksperimen menunjukkan bahwa tabung kolektor yang telah divakum memiliki
performa yang lebih baik dimana dapat dilihat pada temperatur puncak, waktu
steady, dan juga kalor yang hilang dimana efisiensinya dapat mencapai 41.58 %
dengan sistem yang telah didesain.
Kata Kunci: Solar Kolektor,Energy Terbarukan,Pipa Kalor, Vakum
ABSTRACT
Since the lack of energy source is one of global issues, Renewable energy
usage must be developed. To prevent the deficiency of non-renewable energy
source, solar energy seems to be promising. One of instrument that uses solar
energy is tube solar collector. Tube solar collectors use vacuum condition that
could reduce heat loss and increase its performance. Effect of vacuum at tube
solar collector based on dual heat pipes was investigated experimentally with
regard to heat loss. This experiment used 68.88 Watt halogen lamp as simulator of
the sun based on characterization on the rooftop. Measurement results indicate the
difference on maximum temperature and steady time. To reach steady state
condition, vacuumed prototype needs 13500 second meanwhile un-vacuumed
prototype need 10000 second. Vacuumed prototype has 2.09 oC higher steady
temperature than the other one. Reduction of pressure at tube solar collector
affected by vacuum condition were studied. The results indicate that vacuum is
2
corresponded with peak temperature, steady time, and heat loss since vacuumed
solar collector has higher efficiency which reach 41.58% at designed system.
Keywords: Solar Collector,Renewable Energy,Heat Pipe, Vacuum
PENDAHULUAN
Keperluan akan energi selalu meningkat setiap tahunnya ditandai dengan
peningkatan jumlah penduduk di dunia. Emisi karbon dioksida yang disebabkan
karena konsumsi energi adalah penyebab utama dari pemanasan global.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan kawan-kawan, emisi karbon
dioksida di Indonesia setiap tahunnya pada bidang pertanian, energi terbuang dan
lainnya mencapai angka 451 juta tons karbon dioksida [1]. Sumber energi
matahari memiliki potensi yang besar sebagai sumber energi terbarukan untuk
mengurangi pemanasan global di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang
memiliki iklim tropis. Negara yang akan sumber daya alam ini menerima radiasi
energi Matahari yang tinggi setiap harinya. Energi tersebut dapat mencapai 4
kWh/m2 setiap harinya [2]. Potensi energi Matahari yang besar itu tentu dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi di Indonesia. Tetapi sayangnya pemanfaatan
sumber energi Matahari di Indonesia masih sangat rendah dan belum
dikembangkan secara maksimal. Pemanfaatan energi Matahari di Indonesia baru
mencapai angka 5 % dari total sumber energi Matahari yang dapat dimanfaatkan.
Alat yang dapat mengumpulan energi matahari adalah solar kolektor. Solar
kolektor ada dua jenis secara umum yaitu jenis kolektor dengan pelat datar dan
kolektor dengan tabung vakum. Solar kolektor tabung vakum memiliki performa
yang lebih baik dibandingkan dengan kolektor tipe pelat datar berdasarkan kalor
yang hilang [3]. Dengan pengurangan kalor yang hilang dikarenakan vakum,
tabung kolektor memiliki efisiensi yang lebih besar pada temperatur ambien udara
yang lebih rendah. Banyak sekali investigasi yang dilakukan untuk meneliti
mengenai karakterisasi dari performa secara keseluruhan dari solar kolektor
dengan tabung vakum. Penelitian – penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli
menunjukkan bahwa efisiensi total dari tabung vakum solar kolektor mencapai
angka 50 – 60 % [4-6].
Pipa kalor digunakan pada tabung vakum solar kolektor sebagai media
untuk memindahkan panas dari tabung vakum menuju tempat untuk pemanfaatan
panas dari Matahari. Pipa kalor merupakan suatu alat dengan termal konduktivitas
yang tinggi. Pipa kalor ini dapat menghantarkan panas dari satu tempat ke tempat
lain dengan jumlah yang besar tanpa input elektrik [7]. Pipa kalor merupakan
tabung yang terdiri dari material berporos yang disebut wick dan juga fluida kerja.
Pipa kalor ini terdiri dari 3 bagian penting yaitu bagian evaporator, kondensor dan
juga zona adiabatik. Evaporator merupkan bagian yang berfungsi untuk menyerap
panas Matahari dan menghantarkannya menuju bagian kondensor [8]. Bagian
kondensor merupakan bagian yang akan melepas panas yang telah dihantarkan
3
oleh fluida kerja. Cairan yang telah dikondensasi akan kembali menuju evaporator
dikarenakan adanya perbedaan tekanan kapilaritas [9]. Pipa kalor biasanya
menggunakan media berporos yang disebut wick. Wick ini digunakan untuk
meningkatkan performa dalam menghantarkan panas. Performa pipa kalor
maksimum ketika memiliki lapisan wick mencapai tiga lapis [10].
Performa dari tabung vakum solar kolektor sangat tergantung pada kualitas
dari vakum. Kualitas dari vakum akan mempengaruhi kemampuan perpindahan
panas di dalam tabung vakum solar kolektor [11]. Insulasi perpindahan panas
secara konveksi akan meningkatkan performa dari tabung vakum solar kolektor
[12]. Para ahli telah menemukan bahwa tekanan gas di dalam tabung vakum akan
meningkat ketika tabung vakum telah lama digunakan. Tekanan gas dari tabung
vakum tersebut meningkat dikarenakan adanya kebocoran [13]. Tekanan di dalam
tabung vakum solar kolektor harus sekitar 10 -5 mbar untuk menghilangkan semua
kalor yang hilang secara konveksi maupun konduksi.
TUJUAN
Penelitin ini memiliki tujuan untuk mempelajar efek dari vakum terhadap
performa dari tabung solar kolektor dengan pipa kalor ganda. Performa solar
kolektor yang meningkat akan meningkatkan performa dari solar water heater.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan adalah di Laboratorium Applied Heat
Transfer Research Group, Gedung Engineering Center FT-UI. Penelitian ini
dilakukan selama 3 bulan terhitung dari Agustus 2014 – November 2014.
Metode dan Model Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental/rekayasa. Penelitian ini diarahkan untuk membuktika hipotesa
peneliti yang mengatakan bahwa vakum memiliki efek yang sangat besar terhadap
performa dari tabung solar kolektor. Model penelitian yang digunakan adalah
penelitian lapangan dimana dilakukan pengukuran terhadap beberapa variabel
secara langsung. Data yang telah didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik untuk diolah dan dianalisis
Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
4
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tabung vakum dan
tabung yang tidak vakum. Temperatur yang didapatkan dari kinerja tabung
vakum dan tidak vakum inilah yang akan diolah dan dianalisis
2. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah
perubahan temperatur. Perubahan temperatur berdasarkan dari intensitas
cahaya lampu halogen.
Rancangan Solar Kolektor
Gambar 1. Desain Tabung Vakum Solar Kolektor
Tabung solar kolektor ini menggunakan pipa kalor yang terbuat dari
tembaga. Pipa kalor tembaga tersebut memiliki diameter ¼”, panjang evaporator
mencapai 47 cm, dan panjang dari zona adiabatic mencapai 9 cm. Total panjang
dari pipa kalor dengan bagian kondensor dapat mencapai 63.6 cm. Pada bagian
kondensor terdapat perbesaran diameter untuk meningkatkan perpindahan kalor.
Wick terbuat dari stainless steel screen mesh wire dengan 200 mesh. Untuk fluida
kerja digunakan aquades. Tabung vakum terbuat dari kaca dengan panjang
mencapai 50.5 cm. Sisi akhir dari tabung vakum ditutup dengan silinder
penyangga yang terbuat dari stainless steel dengan diameter 13 cm dan tebal 0.5
cm. Tabung divakum hingga -5 inchHg. Untuk meningkatkan perpindahan kalor,
maka digunakanlah fin yang terbuat dari tembaga dengan tebal 1 mm yang
dihubungkan dengan pipa kalor ganda yang telah disediakan .
Rancangan Penelitian
1) Alat dan Bahan
5
Alat:
Kolam surya, pompa vakum, voltage regulator, laptop, NI DaQ, Modul NI
9111, dan Thermocouple
Bahan:
Tabung kaca, pantant tabung kaca, pipa kaor, akrilik dudukan solar kolektor,
fluida air suling, dan screen mesh 250 stainless steel.
2) Rancangan Pengujian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode observasi. Dimana
alat solar kolektor yang telah dibuat akan diuji secara langsung. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan modul NI 9111 dan juga software Labview
8.5. Pertama – tama alat solar kolektor dimasukkan kedalam kolam surya.
Kolam surya diisolasi sedemikian rupa sehingga tidak ada kalor yang hilang
ke lingkungan. Setelah itu lampu halogen yang telah terpasang dinyalakan.
Pengambilan data akan dilakukan oleh komputer dengan software Labview.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2. Skematik dari Eksperimen
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data melalui observasi di
lapangan dan data yang telah didapat dievaluasi dengan metode kualitatif. Data
yang telah diperoleh merupakan data kuantitatif yaitu berupa angka – angka yang
menunjukka temperatur dari solar kolektor. Selanjutnya hasil dari analisis data
6
secara kualitatif ini akan disajikan dalam bentuk grafik. Grafik tersebut akan
menunjukkan perbedaan dari tabung yang telah divakum dan yang tidak divakum
Meotde Penyimpulan/Penafsiran Penelitian
Metode penyimpulan peneltiian dapat dilakukan dengan menghitung
performa dari alat yang telah diuji. Perbedaan temperatur dari pipa kalor bagian
evaporator dan kondensor akan menunjukkan performa dari solar kolektor. Kalor
yang telah dihitung nantinya aka ndibandingkan dan diobservasi berdasarkan
dasar teori yang telah didapatkan
HASIL DAN DISKUSI
Untuk mendapatkan suatu data yang steady, maka penelitian dilakukan
dengan menggunakan suatu kotak isolasi yang disebut kolam surya. Dari
karakterisasi yang dilakukan di atap gedung, lampu halogen dengan 68.8 Watt
digunakan sebagai simulator dari Matahari. Karakterisasi menunjukkan bahwa
heat flux yang diserap prototipe sama dengan heat flux yang diserap ketika diuji di
bawah Sinar Matahari secara langsung. Hal ini ditunjukkan dengan temperatur
ambien yang sama dengan nilai mencapai 33o C.
Dari gambar 3a dan 3b, ditunjukkan bahwa prototipe tabung solar kolektor
yang telah divakum mencapai keadaan steady pada detik ke 13500 sedangkan
tabung vakum solar kolektor yang tidak divakum mencapai keadaan steady pada
detik ke 10000. Pada saat keadaan steady, temperatur pada ujung, tengah, awal
evaporator dan kondensor menunjukkan angka 76.25o C,74.54o C,70.75o C, dan
65.25o C untuk tabung solar kolektor yang tidak divakum. Perbedaan temperatur
pada ujung evaporator dan kondensor menunjukkan nilai 11o C, sedangkan untuk
tabung kolektor yang divakum perbedaan temperaturnya mencapai 13.61o C.
Temperatur pada keadaan steady untuk tabung vakum menunjukkan nilai 74.61o
C, 72.8o C, 69.76o C, dan 60.55o C.
(a)
(b)
7
Gambar 3. Hasil Penelitian : (a) Tabung Kolektor yang Telah Divakum (b)
Tabung Kolektor yang Tidak Divakum
Kalor yang hilang dari sistem dapat dihitung dengan persamaan 1
dikarenakan temperatur pada dinding dalam dan dinding luar dari kotak isolasi /
kolam surya diukur. Konduktivitas termal, ketebalan, dan area dari dinding yang
terbuat dari styrofoam dan kayu diketahui. Dengan menggunakan informasi dari
kalor yang hilang, efisiensi sistem dapat diketahui dengan persamaan ke 2, dan
resistansi termal dari pipa kalor dapat diketahui dengan persamaan ke 3.
A
∆T
l
(1)
Q=k
Qinput −Qlosses
100
Qinput
(2)
ɳ=
R=
∆T
Qinput −Qlosses
(3)
Efisiensi dari tabung kolektor yang telah divakum adalah 41.58 %. Nilai
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tabung kolektor yang tidak divakum
dengan nilai efisiensi hanya 27.24 %. Prototipe tabung kolektor yang telah
divakum memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan tabung yang
tidak divakum berdasarkan efisiensinya. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
vakum merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan performa dari solar
kolektor. Tekanan gas yang terdapat didalam tabung kaca dikurangi hingga berada
pada nilai dibawah tekanan atmosfer untuk mendapatkan pengurangan koefisien
kalor yang hilang secara signifikan [14].
Perpindahan kalor dari tabung kaca dari prototipe kolektor yang tidak
divakum secara keseluruhan disebabkan karena konveksi natural dan radiasi.
Keberadaan dari tekanan gas yang tidak uniform akan meningkatkan kalor yang
hilang dari tabung kolektor yang tidak divakum. Isolasi udara dan gas diciptakan
pada tabung yang telah divakum. Resistansi termal dari medium perpindahan
kalor pada tabung gas akan ditingkatkan dengan menurunkan tekanan didalamnya.
Hal ini akan mempengaruhi perbedaan temperatur pada awal eksperimen hingga
mencapai keadaan steady. Keadaan steady merupakan suatu kondisi dimana tidak
ada perubahan temperatur terhadap waktu secara signifikan. Waktu yang
diperlukan untuk mencapai keadaan steady dari tabung yang telah divakum lebih
lama 3500 sekon dibandingkan yang tidak divakum. Ini menunjukkan bahwa
vakum memiliki efek terhadap waktu steady solar kolektor.
8
Temperatur maksimum dari tabung vakum lebih tinggi dibandingkan
dengan tabung kolektor yang tidak divakum dikarenakan adanya pengurangan
kalor yang hilang didalam tabung. Menurunkan konduktivitas termal dari medium
perpindahan kalor akibat dari vakum menunjukkan bahwa objek yang lebih panas
akan mempertahankan panasnya lebih lam dikarenakan adanya kenaikan
temperatur maksimum [15]. Jika tekanan terus dikurangi dikarenakan vakum,
maka aliran panas juga akan dikurangi. Mengaplikasikan vakum, konduksi gas
akan ditekan dan konduksi hanya akan terjadi pada tabung dan pipa kalor dari
tabung kolektor yang telah divakum [16]. Alhasil, tabung vakum memiliki kalor
yang hilang lebih rendah.
KESIMPULAN
a. Tabung kolektor yang telah divakum memiliki performa yang lebih baik
dibandingkan dengan tabung kolektor yang tidak divakum dengan efisiensi
41.58 %.
b. Waktu steady dari tabung vakum lebih lama dibandingkan dengan tabung
yang tidak divakum
c. Perbedaan temperatur dari evaporator dan kondensor lebih tinggi pada tabung
vakum dikarenakan pengurangan kalor yang hilang
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin berterima kasih kepada DRPM Universitas Indonesia yang
telah mendanai penelitian ini melalui “Peneltian Unggulan Perguruan Tinggi’.
REFERENSI
[1] Sari, Agus P.; Martha Maulidya; Ria N. Butarbutar; Rizka E.
Sari; and Wisnu Rusmantoro ,Executive Summary:
Indonesia and Climate Change –45 Working Paper on
Current Status and Policies(2007).
[2] Indonesia energy outlook & statistic 2006. Depok, Indonesia: Energy
Reviewer, University of Indonesia;2006.
[3] Vendan, Shunmuganathan, Manojkumar T., Thanu Shiva C., Study on design
of an evacuated tube solar collector for high temperature steam generation,
International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering
(2008), 2250-2459.
[4] Kim Y.,Seo T., Thermal performance comparisons of the glass evacuated tube
solar collector with shapes of absorber tube, Renewable Energy 32 (2007),
772-795.
[5] Morrison G.L.,Budiharjo I.,Behnia M., Measurement and simulation of flow
rate in a water-in-glass evacuated tube solar water heater, Solar Energy 78
(2005), 257-267.
9
[6] Zhang X.R.,Yamaguchi H., An experimental study on evacuated tube solar
collector using supercritical CO2, Applied Thermal Engineering 28 (2008),
1225-1233
[7] Chaudry Nasarullah H., Hughes Richard B., Ghani Abdul S., A review of heat
pipe systems for heat recorvery and renewable energy
applications,Renewable and sustainable energy reviews 16 (2012), 22492259.
[8] R. Kempers, A.J. Robinson, D. Ewing,C.Y. Ching, Characterization of
evaporator and condenser thermal resistances of a screen mesh wicked
heat pipe, International Jounal of Heat and Mass Transfer 51 (2008), 60396046.
[9] C. Charles, Roberts JR., A review of heat pipe liquid delivery concepts, Heat
resources systems 1 (1981), 261-266.
[10] R. Kempers,D. Ewing, C.Y. Ching, Effect of number of mesh layers and fluid
loading on the performance of screen mesh wicked heat pipes, Applied
Thermal Engineering 26 (2006), 585-595.
[11] B.W. Abdul, B. Reiner, Z. Felix, Experimental and theoretical evaluation of
the overall heat loss coefficient of vacuum tubes of a solar collector, Solar
energy 85 (2011), 1447-1456.
[12] S.J. Mamouri, D.H. Gholami, Ghiasi M., Shafii M.B., Shiee Z., Experimental
invenstigation of the effect of using thermosypohon heat pipes and vacuum
glass on the performance of solar still, Energy 75 (2014), 501-507.
[13] Window,B., Harding G. L., Progress in the material science of all glass
evacuated collectors, Solar Energy 32 (1984), 609-623.
[14] A. Siddharth, C. Shobhit, Udayakumar R., Ali M., Thermal analysis of
evacuated solar tube collectors, Journal of petroleum and gas engineering
2 (2011), 74-82.
[15] Danielson Phil, Why create a vacuum, A journal of pratical and usefull
vaccum technology (2012).
[16] B. Thomas, O. Peter, R. Manfred, S. Gloria, Flat plate collector for process
heat with full surface alluminium absorber, vacuum super insulation and
front foil, Energy Procedia 48 (2014), 9-17.
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas diri
1.
Nama Lengkap
Stephanie Rawi
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Teknik Mesin
4.
NIM
1306413580
5.
Tempat dan Tanggal Lahir
Bekasi, 25 Juni 1995
6.
[email protected]
7.
No. Telepon/HP
085714789800
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD Bunda Hati Kudus
Cibubur
SMP
SMP Bunda Hati Kudus
Cibubur
Jurusan
SMA
SMA Bunda Hati Kudus
Cibubur
IPA
Tahun masuk-lulus
2001-2007
2007-2010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
.
1
Jenis Penghargaan
Peringkat ke 1 Siswa Berprestasi se-SMA Bunda Hati
Institusi Pemberi
Penghargaan
SMA Bunda Hati
Tempat
Bogor
11
Kudus Cibubur 2010-2013
Kudus Cibubur
2
Juara 1 Mading 3D SINOFEST UI 2012
FIB UI
UI Depok
3
Peserta OSN Fisika Kabupaten Bogor 2012
Kabupaten Bogor
Bogor
4
Peserta Volunteering Exchange AIESEC 2015
AIESEC LC
Timisoara
Romania
5
Juara 2 Debat Bahasa Indonesia OIM FTUI 2014
FT UI
Depok
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 2 Maret 2015
Pengusul,
Stephanie Rawi
NIM. 1306413580
12
Lampiran 2. Biodata Anggota Kelompok
2.1 Biodata Anggota Kelompok ke-1
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap
Amaranggana Novianti
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Teknik Mesin
4.
NIM
1306368936
5.
Tempat dan Tanggal Lahir
Jakarta, 1 November 1994
6.
[email protected]
7.
No. Telepon/HP
085692138088
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD Tunas
Jakasampurna
Bekasi
SD
SDN Pondok
Kelapa 05
Pagi Jakarta
SMP
SMPN
252
Jakarta
Jurusan
Tahun masuk-lulus 2001-2005
SMA
SMAN 71
Jakarta
IPA
2005-2007
20072010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
13
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
.
1
Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
2
Peserta Orientasi Lapangan Pertolongan Pertama
Palang Merah
Indonesia
Jakarta
Timur
3
Peserta Pendidikan dan Latihan Kepalangmerahan
Palang Merah
Indonesia
Jakarta
Timur
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
SMPN 252 Jakarta
Tempat
Jakarta
Timur
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian.
Depok, 2 Maret 2015
Anggota,
Amaranggana Novianti
NIM. 1306368936
14
2.2 Biodata Anggota Kelompok ke-2
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap
Raghda Novitaningrum
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Teknik Mesin
4.
NIM
1306370322
5.
Tempat dan Tanggal Lahir
Buntok, 13 November 1995
6.
[email protected]
7.
No. Telepon/HP
085735235866
B. RiwayatPendidikan
Nama Institusi
SD
SDN 04 Nambangan
Kidul Kota Madiun
SMP
SMPN 3 Kota Madiun
SMA
SMAN 6 Kota Madiun
Jurusan
-
-
IPA
Tahun masuk-lulus
2001-2007
2007-2010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
.
Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
.
Jenis Penghargaan
1
Harapan II Lomba Desain Batik Cipta Karya Magetan
tahun 2014
Institusi Pemberi
Penghargaan
BUPATI
MAGETAN
Tempat
Magetan,
Jawa Timur
15
2
Top 10 Poster OKK UI 2013
BEM UI 2013
Kota Depok
3
Juara III Teknologi Tepat Guna Tahun 2012
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat KB dan
Ketahanan Pangan
Kota
Madiun
4
Peserta Pemilihan Pelopor Pelajar Lalu Lintas tahun
2011
Dinas Perhubungan,
Komunikasi &
Informatika
Kota
Madiun
5
Harapan II Lomba Cerdas Cermat P4 tahun 2011
Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan
Olahraga
Kota
Madiun
6
Peringkat 5 OSN Biologi Seleksi Eks-Karisidenan
Madiun tahun 2011
Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan
Olahraga
Kota
Madiun
7
Duta HIV/ AIDS Kota Madiun tahun 2010
Dinas Kesehatan
Kota
Madiun
8
Peserta Sarahsehan Generasi Muda dalam Rangka Hari
Pahlawan tahun 2010
BK3S Provinsi Jawa
Timur
Kota
Surabaya
9
Juara I Tim Bola Voli Putri O2SN tahun 2009
Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan
Olahraga
Kota
Madiun
10
Peserta Pembinaan Bela Negara Siswa SMP tahun 2009
Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur
Kota
Surabaya
11
Top 10 Olimpiade Fisika Univ. Brawijaya tahun 2008
Universitas
Brawijaya
Kota
Malang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
16
Depok, 2 Maret 2015
Anggota,
Raghda Novitaningrum
NIM. 1306370322
2.3 Biodata Anggota Kelompok ke-3
17