PEDOMAN, BENTUK DAN TEKNIK PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

PEDOMAN, BENTUK DAN TEKNIK PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD

Sarkawi 1 Fakultas Hukum Universitas Mataram ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pedoman, Bentuk dan Tehnik Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa Pedoman Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap Pemerintah Daerah diatur di dalam UUDN RI Tahun 1945, UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, PP No.16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota setempat. Bentuk Pelaksanaan fungsi penga- wasan DPRD dilakukan dalam bentuk Dengar Pendapat, Kunjungan Kerja, Pembentukan Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna, Pengawasan Tentang Pengelolaan Barang dan Jasa, Pengawasan Tentang Proses Pengadaan barang dan Jasa dan Pengawasan Tentang Kinerja Pemerintah, serta Reses. Tehnik pelaksanaan fungsi pengawasan antara lain; (1) Merespons Pengaduan Masyarakat; (2) Pengawasan ke Unit Layanan; (3) Pengawasan ke SKPD; (4) Pengawasan kepada Kepala Daerah.

Kata Kunci : Pedoman, Bentuk, Teknik, Fungsi Pengawasan DPRD.

ABSTRACT GUIDELINES, FORMS AND TECHNICAL IMPLEMENTATION OVERSIGHT FUNCTION OF COUNCIL

The purpose of this study was to determine the Guidelines, Forms and Technical Implementation oversight function of Council. This research uses normative research with the approach of legislation and conceptual approaches. Research results can be concluded that the Guidelines on the oversight function of Parliament to the Regional Government in UUDN RI In 1945, Law No. 23 Year 2014 About Local Government, Law 27 Year 2009 on MPR, DPR, DPD and DPRD, PP 16 Year 2010 on Guidelines for Preparation of the Regional Representatives Council Regulation on the Rules of the Regional Representatives Council, and Regional Representatives Council Regulation district or local town. Implementation forms of oversight function of Parliament is done in the form of hearings, visit Working, Forming Tools Other Fittings required and formed by the plenary session, the Supervisory About Goods and Services Management, Process Monitoring On Procurement of goods and services and Supervision On Government Performance, as well as the recess. Technics implementation oversight functions, among others; (1) Respond to Public Complaints; (2) Monitoring Unit to Service; (3) Monitoring to SKPD; (4) Monitoring the Regional Head.

Keywords : Guidelines, Forms, Engineering, Oversight Function of Council.

1 Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Pokok Muatan

PEDOMAN, BENTUK DAN TEKNIK PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD ....................................................................................................................................... 21

A. PENDAHULUAN............................................................................................................. 22

B. PEMBAHASAN ............................................................................................................... 24

1. Pedoman Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD ................................................... 24

2. Bentuk Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD....................................................... 33

3. Tehnik Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD....................................................... 37

C. PENUTUP......................................................................................................................... 42

A. PENDAHULUAN

Sebagai representasi dari masyarakat di daerah, DPRD memiliki tiga fungsi,

Dalam Pasal 18 ayat (3) UUD 1945 yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan dinyatakan bahwa “Pemerintah daerah

fungsi pengawasan. Ketiga fungsi ini provinsi, daerah kabupaten dan kota

dinyatakan di dalam Pasal 343 undang- memiliki Dewan Perwakilan Rakyat yang

undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang anggota-anggotanya

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan pemilihan umum (Pemilu)”. DPRD yang

dipilih

melalui

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan merupakan lembaga perwakilan rakyat

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat yang berkedudukan di daerah kabupaten

Daerah maupun dalam Pasal 41 UU No. 32 dan kota yang berkedudukan sebagai unsur

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. penyelenggara

pemerintahan

daerah

Dalam Pasal 43 UU No. 32 tahun kabupaten/ kota di samping kepala daerah 2004 tentang Pemerintahan Daerah diatur itu sendiri. Kedudukan DPRD sebagai

tentang Hak dan Kewajiban DPRD yakni; penyelenggara pemerintahan ini diatur

hak interpelasi, hak angket dan hak untuk dengan jelas di dalam Undang-undang menyatakan pendapat. 2 Hak Interpelasi

Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis adalah hak DPRD untuk meminta

keterangan kepada kepala daerah mengenai Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

kebijakan pemerintah daerah yang penting Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

dan strategis yang bedampak luas pada Daerah dan UU Nomor 32 tahun 2004

1 kehidupan masyarakat, daerah dan Negara. tentang Pemerintah Daerah. Hak angket adalah pelaksanaan fungsi

pengawasan DPRD untuk melakukan

1 Dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009

penyelidikan terhadap suatu kebijakan

tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

tertentu kepada daerah yang penting dan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

strategis serta berdampak luas pada

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu dalam Pasal 342 disebutkan bahwaDPRD kabupaten/kota merupakan

kehidupan masyarakat, daerah dan Negara

lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan

yang

diduga

bertentangan dengan

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

peraturan perundang-undangan. Sedangkan

kabupaten/kota . Berbeda halnya dengan Kedudukan DPRD di daerah provinsi disebutkan dalam Pasal 291 UU

hak menyatakan pendapat adalah hak

No. 2 7 Tahun 2009 dinyatakan bahwa “ DPRD provinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

Pemerintah Daerah, yang menyebutkan bahwa “DPRD daerah provinsi. Perbedaan tersebut tidak substansial,

merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan hanya terletak pada wilayah hukum saja yaitu daerah

berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah provinsi dan daerah kabupaten/kota saja. Selanjutnya di

daerah. 2

dalam Pasal 40 UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pasal 43 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004

22 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

DPRD 5 untuk menyatakan pendapat peraturan perundang-undangan. terhadap kebijakan kepala daerah atau

Setelah panitia angket melaksanakan mengenai kejadian luar biasa yang terjadi

kemudian harus di daerah disertai dengan rekomendasi

tugasnya

maka

menyerahkan hasilnya ke DPRD dengan penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut merahasiakan semua hasil kerjanya pelaksanaan hak interpelasi dan hak

tersebut. Dan pelakasanaan ketiga hak angket.

DPRD itu termasuk hak angket diatur Pelaksanaan hak angket di atas

dalam peraturan Tata Tertib DPRD yang dilakukan setelah diajukan hak interpelasi

berpedoman pada peraturan perundang- oleh DPRD dan harus mendapatkan 6 undangan.

persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD Sebagai lembaga perwakilan rakyat

yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga di daerah, DPRD mempunyai beberapa

perempat) dari jumlah anggota DPRD dan tugas dan wewenang yang berkaitan

putusan diambil dengan persetujuan dengan fungsi pengawasan, 7 terdapat dalam sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari

jumlah anggota DPRD yang hadir. 4

6 Pasal 43 ayat (3) - ayat (6)

Untuk menggunakan hak angket

7 Pasal 43 ayat (7) dan ayat (8)

maka DPRD membentuk panitia angket

Tugas dan wewenang DPRD ini diatur dalam UU No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan

yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD

DPRD , mengenai Tugas dan Wewenang DPRD yaitu

yang bekerja dalam waktu paling lama 60

dalam Pasal 344 ayat (1) yang selengkapnya menyatakan

(enam puluh) hari, setelah itu panitia

bahwa DPRD kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang:

angket itu harus menyampaikan hasil

1) membentuk

peraturan

daerah kabupaten/kota

kerjanya kepada

DPRD.

Dalam

bersama bupati/walikota;

2) melaksanakan tugasnya, panitia angket membahas dan memberikan persetujuan rancangan dapat peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan memanggil, mendengar, dan

dan belanja daerah kabupaten/kota yang diajukan

memeriksa seseorang yang dianggap

oleh bupati/walikota;

mengetahui masalah yang sedang diselidiki

3) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan

serta untuk meminta menunjukkan surat

belanja daerah kabupaten/kota;

atau dokumen yang berkaitan dengan hal

4) mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian

yang sedang diselidiki.

bupati/walikota

dan/atau wakil bupati/wakil walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui

Apabila seseorang yang dipanggil,

gubernur

untuk

mendapatkan pengesahan

didengar, dan diperiksa oleh panitia pengangkatan dan/atau pemberhentian;

5) memilih wakil bupati/wakil walikota dalam hal

angket, wajib

seseorang

tersebut

terjadi kekosongan jabatan wakil bupati/wakil

memenuhi panggilan panitia angket

walikota;

6) kecuali ada alasan yang sah menurut memberikan pendapat dan pertimbangan kepada

pemerintah daerah kabupaten/ kota terhadap rencana

peraturan perundang-undangan. Sehingga

perjanjian internasional di daerah;

apabila seseorang telah dipanggil oleh

7) memberikan persetujuan terhadap rencana kerja

panitia angket dengan patut secara sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah

daerah kabupaten/kota;

berturut-turut, namun

tetap

tidak

8) meminta laporan keterangan pertanggungjawaban

memenuhi panggilan panitia angket, maka

bupati/walikota

dalam penyelenggaraan

panitia angket dapat memanggil secara pemerintahan daerah kabupaten/kota;

9) memberikan persetujuan terhadap rencana kerja

paksa dengan bantuan Kepolisian Negara

sama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga

Republik Indonesia sesuai dengan

yang membebani masyarakat dan daerah; 10) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan

4 Penjelasan Pasal 43 UU No. 32 Tahun 2004 11) melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur Pasal 43 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Pasal 344 ayat (1) huruf “c”, Undang - oleh DPRD kabupaten dan kota dalam Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang

melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang

yaitu dengan cara meminta pejabat negara menyatakan bahwa tugas dan wewenang

tingkat kabupaten/kota, pejabat pemerintah DPRD adalah melaksanakan pengawasan

kabupaten/kota, badan hukum, dan warga terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan

masyarakat untuk memberikan keterangan anggaran pendapatan dan belanja daerah

tentang sesuatu hal yang perlu ditangani kabupaten/kota.

demi kepentingan bangsa dan negara. Sedangkan dalam Pasal 42 (3) UU

Tindakan tersebut didasarkan pada Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pasal 349 Undang-Undang Nomor 27 Pemerintahan Daerah diatur pula tentang

Tahun 2009 tentang Majelis Permusya- tugas dan kewenangan DPRD yaitu:

waratan Rakyat, Dewan Perwakilan Melaksanakan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan pelaksanaan peraturan

pengawasan

terhadap

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bahwa peraturan perundang-undangan lainnya,

daerah dan

DPRD Kabupaten dan Kota dalam keputusan

melaksanakan tugas dan wewenangnya, kebijakan pemerintah daerah dalam

walikota/bupati,

APBD,

berhak meminta pejabat negara tingkat melaksanakan program pembangunan

pejabat pemerintah daerah dan kerjasama internasional.

kabupaten/kota,

kabupaten/kota, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan

Untuk mendukung pelaksanaan tugas tentang sesuatu hal yang perlu ditangani

dan wewenangnya, DPRD mempunyai hak

demi kepentingan bangsa dan negara. untuk:

Berdasarkan uraian di atas, maka di

1. Meminta keterangan kepada bupati/ dalam tulisan ini dirasa penting untuk

walikota mengenai

kebijakan

dibahas mengenai; Pedoman, Bentuk dan pemerintah kabupaten / kota yang

Tehnik Pelaksanaan Fungsi Pengawasan penting dan strategis serta berdampak

DPRD.

luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

B. PEMBAHASAN

2. Melakukan penyelidikan terhadap

1. Pedoman

Pelaksanaan Fungsi

kebijakan pemerintah kabupaten/kota

Pengawasan DPRD

yang penting dan strategis serta Agar pelaksanaan fungsi peng-

berdampak luas pada kehidupan awasan DPRD dalam penyelenggaraan

masyarakat, daerah, dan negara yang pemerintahan daerah berjalan efektif, maka

diduga bertentangan dengan ketentuan harus memiliki pedoman-pedoman kerja peraturan perundang-undangan. DRPD khususnya yang berkaitan dengan

3. Menyatakan

pelaksanaan fungsi pengawasan yang kebijakan bupati / walikota atau

pendapat

terhadap

dituangkan dalam bentuk peraturan mengenai kejadian luar biasa yang

perundang-undangan. Hal ini dikatakan terjadi di daerah disertai dengan

karena tujuan hukum adalah untuk rekomendasi penyelesaiannya.

mencapai kedamaian dalam pergaulan antar manusia dan kedamaian tersebut akan

Hak tersebut di atas dapat digunakan tercapai dengan menciptakan suatu

8 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009, Bagian

keserasian antara ketertiban yang bersifat

Kelima mengenai Hak DPRD Kabupaten/Kota yaitu

lahiriah dengan ketenteraman yang bersifat

Pasal 349 (1) DPRD kabupaten/kota mempunyai hak: a. interpelasi; b. angket; dan c. menyatakan pendapat.

24 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

9 batiniah. 11 kepentingan golongan saja. Oleh karena itu hukum merupakan

Pelaksanaan fungsi Pengawasan oleh sarana menciptakan ketertiban dan

DPRD juga dapat dirancang melalui ketenteraman serta melindungi kepen-

pembentukan peraturan daerah, sehingga tingan manusia di dalam masyarakat

dalam pengawasan dapat dijalankan seperti melindungi kehormatan, jiwa, harta

dengan baik. Begitu juga dalam fungsi benda dan hak-hak maupun kewajiban

DPRD sebagai pembuat anggaran, DPRD seseorang. Pelaksanaan fungsi pengawasan

seharusnya memperhatikan kepentiangan DPRD dipengaruhi oleh faktor pedoman

masyarakat apakah anggaran yang dibuat pelaksanaan fungsi atau aturan baku yang

sudah mendukung perekonomian rakyat. menjadi acuan pelaksanaan fungsi

Untuk itu perlu, penerapan sistem pengawasan dan Faktor hukum itu sendiri,

anggaran kinerja yaitu anggaran yang Faktor penegak hukum, Faktor sarana atau

mengutamakan upaya pencapaian hasil fasilitas, Faktor masyarakat, Faktor

kerja atau output dari perencanaan alokasi kebudayaan.

biaya atau input yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Penerapan anggaran kinerja perlu Soerjono Soekanto, yang mengatakan

dicerminkan atau diorientasikan pada tiga bahwa Agar hukum dapat befungsi dengan

fungsi dasar penganggaran, yaitu (i) fungsi baik, maka diperlukan keserasian beberapa

alokasi yaitu penyediaan sarana dan faktor yakni:

prasarana yang dibutuhkan masyarakat, (ii)

distribusi yaitu pemerataan Faktor hukumnya; pendapatan antar warga Negara, dan (iii)

fungsi

a.

b. Faktor penegak hukum;

fungsi

stabilitas

yaitu penyediaan

c. kesempatan kerja, kestabilan harga dan

Faktor sarana atau fasilitas; pertumbuhan ekonomi.

d. Faktor masyarakat; Berbagai bentuk pengawasan politik

e. Faktor kebudayaan. 10 yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga ini ialah dengan bertanya, interpelasi, angket

Fungsi DPRD sebagai legislasi dan dan mosi tidak percaya. Urutan peralatan anggaran adalah merupakan pelaksanaan kontrol di atas, sekaligus memperlihatkan dari fungsi DPRD sebagai pembuat gradasi keampuhan atau kekuasaannya kebijakan publik. Oleh karena itu dalam dianggap bahwa bertanya sebagai alat melaksanakan fungsi legislasi DPRD pengawasan yang paling lunak sementara sebagai wakil rakyat, harus membuat mosi adalah yang paling keras atau paling peratuan daerah yang bersifat menampung ampuh, sementara itu yang lain berada aspirasi masyarakat yang diwakilinya. diantara kedua kutub itu.

Sehingga Peraturan Daerah yang Kapasitas pengawasan juga dipenga- dihasilkan seharusnya memihak kepada ruhi oleh hubungan struktural-fungsional kepentingan masyarakat atau untuk antara DPRD dengan partai politik, kepentingan

masyarakat sipil. Sebagaimana halnya dengan komposisi

dan

Abdul Kholik, 2002 kamus Istilah Anggaran, Soerjono Soekanto , “ Faktor-Faktor yang

Jakarta: FITRA, hlm. 7. dikutip dari buku Agung Mempengaruhi Penegakan Hukum , Jakarta, Raja

Djojosoekarto, Dinamika Dan Kapasitas DPRD Dalam Grafindo Persada, 2002, hlm. 60 10 Tata Pemerintahan Demokratis , Jakarta: Konrad

Soerjono Soekanto, Ibid , hlm. 5 Adenauer Stiftung, 2004, hlm. 198. [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

DPRD di Kabupaten Atau kota, dimana kewajiban DPRD, sebagaimana yang komposisi DPRD yang dominan dari partai

diatur di dalam Undang-Undang Dasar yang juga mengusung kepala daerah yang

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terpilih sangat mempengaruhi keputusan

Republik Indonesia yang diambil. 12 Sehingga dari seluruh Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Undang-Undang

fungsi DPRD yakni sebagai fungsi legislasi Pemerintahan Daerah, Undang-Undang fungsi

Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 pengawasan, semua keputusan itu diambil

tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, tidak terlepas dari kepentingan politik dari

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pada komposisi partai dalam DPRD itu

Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman sendiri.

Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan

Oleh karena itu sangat mem- Perwakilan Rakyat Daerah, dan Peraturan

pengaruhi pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPRD terhadap Peraturan Daerah, Kabupaten atau Kota setempat. sebagaimana disebutkan di atas bahwa

pada dasarnya

Khusus dalam UU No. 27 Tahun kebijakan yang dibuat oleh DPRD itu

DPRD

mengawasi

2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD sendiri. Pengawasan yang dilakukan

dan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang DPRD Kabupaten Atau kota dilaksanakan

Pemerintahan Daerah menjadi pedoman secara bertahap yang diatur berdasarkan

fungsi pengawasan DPRD secara tegas program kerja tahunan.

mengatur bahwa DPRD akan melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan Dimana pengawasan yang dilakukan

perundang-undangan, peraturan daerah, terhadap implementasi Peraturan Daerah

pelaksanaan Keputusan Kepala Daerah, serta Peraturan Bupati / Peraturan Pelaksanaan APBD, kebijakan pemerintah Walikota, pada dasarnya DPRD dapat

daerah dan pelaksanaan hubungan kerja menjalankan pengawasan dengan baik

sama antar daerah dan internasional. serta relatif kuat. Dimana pengawasan juga

dilaksanakan berdasarkan adanya indikasi Oleh karena itu, seperti apa dan suatu Peraturan Daerah tidak efektif

pengawasan seharusnya dijalankan, sehingga DPRD melakukan

bagaimana

dilakukan, maka masing-masing DPRD di pemanggilan terhadap Pemerintah Daerah

daerah mengatur secara tegas mengenai yang biasanya mengundang dinas terkait,

pengawasan melalui tata tertib DPRD, yang selanjutnya dilaksanakan peninjauan

yang tatibnya dihimpun dalam Peraturan lapangan jika diperlaukan, dalam hal ini

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk melihat langsung atas implementasi

Kabupaten atau kota. Tata tertib tersebut suatu peraturan daerah.

memuat pedoman pelaksanaan pengawasan terhadap pelayanan publik. Termasuk

a. Pedoman Pelaksanaan

Fungsi

pemanfaatan informasi teknis yang hanya

Pengawasan DPRD

semata dalam rangka perbaikan regulasi Pelaksanaan fungsi pengawasan

atau pembentukan regulasi baru terhadap DPRD terhadap Pemerintah Daerah dapat

perbaikan kualitas pelayanan publik. dilaksanakan melalui pedoman kedudukan,

bagaimana memanfaatkan fungsi, tugas dan wewenang serta hak dan

Misalnya,

informasi tentang tingginya angka ibu

hamil yang meninggal atau gizi buruk yang

Agung Djojosoekarto, ibid , hlm. 196. Bandingkan dengan Kunarjo, Perencanaan

terus bertambah sebagai dasar pengajuan

dan

Pembiayaan Pembangunan , Jakarta: UI Press, 1996, hlm.

revisi atau pembentukan regulasi baru

26 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

terhadap standar pelayanan kesehatan di Pengawasan internal memberikan daerah tertentu.

kesempatan untuk memperbaiki sendiri sedangkan pengawasan eksternal melalui

b. Jenis–jenis Pengawasan DPRD

supervisi dan penggunaan administrasi Sebagai representasi rakyat di

formal.

daerah, anggota DPRD mempunyai Pengawasan internal DPRD dapat

kewajiban untuk melakukan pengawasan dibedakan menjadi enam jenis:

terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah, terutama dalam pelaksanaan

a. Pengawasan oleh Pimpinan DPRD. Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati /

Pengawasan oleh Pimpinan DPRD Peraturan Walikota kepada masyarakat. yakni pengawasan yang dilaksanakan Pengawasan bisa dilakukan secara langsung atas nama pimpinan DPRD. individual maupun secara institusional.

b. Pengawasan oleh anggota DPRD atau Pelaksanaan

pengawasan dapat

Pengawasan Individu dibagi dalam 4 jenis:

Pengawasan secara individu meru-

a. Pengawasan feedforward (pengawasan pakan pengawasan yang melekat sesuai

umpan di depan). dengan jabatannya sebagai wakil

rakyat. Setiap individu anggota DPRD sebelum aktivitas dimulai yang ber-

tidak seharusnya membatasi aktivitas- tujuan untuk menjamin kejelasan

nya pada komisi maupun pansus. sasaran; tersedianya arahan yang

individu dalam memadai; ketersediaan sumber daya

Mereka

secara

jabatannya sebagai wakil rakyat yang dibutuhkan. Dan memfokuskan

seharusnya lebih peka dan memiliki pada kualitas sumber daya.

sense/instink pengawasan.

b. Pengawasan concurrent (pengawasan Langkah-langkah yang bisa bersamaan).

dilakukan oleh anggota dewan dalam melakukan pengawasan, antara lain:

Pengawasan ini memfokuskan pada apa yang terjadi selama proses

1) Anggota DPRD dapat membuat berjalan yang

berjaringan dengan masyarakat atau memonitor aktivitas yang sedang

bertujuan

untuk

CSO dalam melakukan penga- berjalan untuk menjamin segala

wasan, misalnya dengan membuka sesuatu sesuai rencana dan juga untuk

posko pengaduan di masing-masing mengurangi

daerah pemilihan. diinginkan.

2) Melakukan diskusi-diskusi infor-

c. Pengawasan feedback (pengawasan mal dengan masyarakat. umpan balik).

advokasi media, Pengawasan ini dilakukan setelah

3) Melakukan

termasuk bentuk pertanggung- aktivitas selesai dilaksanakan. Dengan

jawaban.

tujuan untuk menyediakan informasi yang

4) Mengadvokasi langsung terhadap berguna untuk meningkatkan kinerja di

eksekutif di daerah masa depan dan memfokuskan pada

kualitas hasil.

c. Pengawasan oleh Komisi, yakni pengawasan yang ruang lingkupnya

d. Pengawasan internal-external.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

(objeknya) merupakan bidang tugas pemerintah dan pemerintah menyediakan Komisi dan dilaksanakan oleh Komisi.

anggarannya.

Pengawasan terhadap pelaksanaan Hal yang sama juga perlu dilakukan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati /

jika terjadi pemungutan biaya sekolah di Peraturan Walikota oleh komisi di DPRD

sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan berkaitan dengan mitra kerjanya di

dasar, yang terjadi secara merata di daerah. eksekutif, dan sesuai dengan bidang atau

Jika terjadi pelayanan pembuatan KTP sektor yang ditangani. Pengawasan oleh

dan biayanya komisi bersifat formal, lebih terencana,

yang

mempersulit

memberatkan masyarakat, Komisi DPRD sejalan dengan program SKPD. Tindakan

yang menangani bidang kependudukan pencegahan terhadap kesalahan maupun

juga bisa melakukan hal sama, meminta perbaikan terhadap pelaksanaan Peraturan

pejabat Dinas Daerah dan Peraturan Bupati / Peraturan

keterangan

kepada

Kependudukan dan merekomendasikan Walikota bisa dilakukan secara terencana.

upaya perbaikan terhadap sistem pelayanan dan merekomendasikan anggaran untuk

Bentuk-bentuk pengawasan yang

pelayanan dasar ini.

dilakukan oleh komisi di DPRD antara lain berupa:

d. Pengawasan oleh Gabungan Komisi

1) Rapat dengar pendapat atau Yakni pengawasan yang ruang Hearing atas sebuah persoalan yang

lingkupnya (objeknya) merupakan bidang terjadi di masyarakat berkaitan

yang menjadi tugas lintas Komisi dan dengan kebijakan SKPD.

dilaksanakan oleh dua Komisi atau lebih. Pengawasan oleh Gabungan Komisi

2) Peninjauan lapangan atas pelak-

adalah:

sanaan sebuah kebijakan yang telah didanai oleh APBD.

1) Pengawasan yang ruang lingkupnya merupakan bidang yang menjadi

3) Penilaian atas selesainya sebuah

lintas komisi dan kegiatan yang sudah direncanakan

tugas

dilaksanakan oleh dua atau lebih dalam program kerja SKPD.

komisi yang ada di DPRD.

4) Publikasi hasil pengawasan melalui

2) Program biasanya lebih terencana media massa. dan waktu yang sudah ditentukan

Misalnya kalau ada kasus dimana sehingga agendanya sudah jelas. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

3) Tetap ada satu komisi yang menjadi melakukan praktik penarikan retribusi

penginisiator utama dalam peng- kepada masyarakat miskin, Komisi DPRD

awasan tersebut. yang

menangani sektor

kesehatan

masyarakat bisa memanggil kepala Dinas

4) Untuk memperkuat hasil penga- Kesehatan untuk meminta keterangan. Hal

wasan, pelibatan masyarakat atau ini perlu dilakukan karena pelayanan

stakeholder lain untuk mendapat- kesehatan masyarakat merupakan jenis

kan masukan dan pendapat menjadi pelayanan dasar yang dalam beberapa

sesuatu yang penting dibutuhkan. Konvensi Internasional yang telah

e. Pengawasan oleh Kelompok Kerja diratifikasi oleh Pemerintah Republik

(Pokja) dan pengawasan oleh Alat Indonesia, dinyatakan sebagai pelayanan

Kelengkapan lain yang diperlukan dan yang

wajib diselenggarakan

oleh

dibentuk oleh rapat paripurna (Pansus), yaknipengawasan yang dilakukan oleh

28 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

alat kelengkapan DPRD yang dibentuk 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal khusus untuk melakukan pengawasan.

f. Pengawasan oleh Fraksi. Fraksi

h. Administrasi dan Keuangan sesungguhnya bukan alat kelengkapan

Dalam pengawasan administrasi dan DPRD melainkan perpanjangan tangan keuangan ini membutuhkan dokumentasi partai politik untuk mengkomuni- dan publikasi guna memproses hasil kasikan agenda atau kepentingan partai pengawasan, di samping menyediakan politik bersangkutan dalam institusi form-form tertentu yang bisa digunakan DPRD. Meski demikian, fraksi oleh DPRD dalam melakukan pencatatan memiliki fungsi pengawasan yang hasil pengawasan. Dengan administrasi ini hasilnya dapat disampaikan langsung juga dapat membantu DPRD menerima melalui alat kelengkapan dewan dan dan mengelola pengaduan dari masyarakat atau induk partai masing-masing dan Membantu DPRD dalam proses sebagai sikap politik. komunikasi dengan SKPD dan masyarakat

g. Pengawasan Alat Kelengkapan lain serta dapat mengadministrasikan semua yang diperlukan dan dibentuk oleh

penggunaan anggaran.

rapat paripurna (Pansus)

c. Mekanisme Pengawasan DPRD

Alat Kelengkapan

lain

yang

Pengawasan oleh DPRD pada diperlukan dan dibentuk oleh rapat

dasarnya memenuhi rincian fungsional paripurna merupakan alat kelengkapan yang berlaku secara umum. Demikian DPRD yang bersifat sementara dan halnya dalam Tata Tertib DPRD dibentuk oleh pimpinan DPRD setelah Kabupaten / kota harus disebutkan bahwa mendengar

pertimbangan

Badan

Komisi mempunyai tugas: melakukan Musyawarah (Panmus). Pengawasan yang

terhadap pelaksanaan dilakukan oleh gabungan individu anggota pembangunan, pemerintahan, dan kemasy- DPRD dari komisi dan fraksi berbeda yang arakatan sesuai dengan bidang komisi ditugaskan secara khusus melakukan

pengawasan

masing-masing.

pengawasan atas agenda tertentu. Berdasarkan pasal tersebut bahwa

Untuk memperkuat pengawasan, Komisi merupakan perpanjangan tangan Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan daripada DPRD dalam

melakukan dibentuk oleh rapat paripurna bisa

pengawasan terhadap pemerintah daerah. melibatkan masyarakat atau stakeholder

Secara umum dapat dikatakan bahwa lain untuk memperkuat legitimasi maupun

DPRD yang kualitas pengawasan. Hal ini sangat

pengawasan

oleh

dilaksanakan oleh komisi untuk mereview, penting

mempelajari dan mengevaluasi secara rutin dilakukan oleh DPRD bertujuan untuk

beberapa aspek sebagai berikut: 13 memperbaiki penyelenggaraan pelayanan publik untuk masyarakat.

Pengawasan oleh Pansus ini, dalam beberapa kasus, bisa menghasilkan rekomendasi lebih lanjut, diantaranya dengan digunakannya hak interpelasi, hak 13 Agung Djojosoekarto., Op., Cit., hlm. 223-224, angket, maupun hak menyatakan pendapat, bandingkan dengan Socorro L. Reyes, Strengtheening the

Oversight Fungtion of the Legislative , Working paper

sebagaimana diatur dalam UU 32 tahun

yang

Konferensi Internasional pengembagan kapasitas legislative di Brussels, April 2002.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

a. Pengawasan DPRD untuk menilai Dengan Pengawasan ini, DPRD penerapan dan keefektifan peraturan

dapat merumuskan rekomendasi kebijakan perundang-undangan. 14 apakah program pemerintah itu dapat

diperbaiki atau perlu Pengawasan

dihentikan. Pengawasan terhadap pelak- meninjau apakah peraturan perundang-

sanaan kebijakan seperti ini cukup sering undangan telah dilaksanakan sesuai dengan

dilaksanakan karena pada umumnya terkait maksud lembaga legislatif. Lingkup ini

pelaksanaan proyek-proyek. tidak mendapatkan perhatian dan alokasi

dengan

Pengawasan terhadap pengadministrasian sumberdaya yang cukup dari DPRD. dan pelaksanaan program-program yang Hampir tidak ada program atau kegiatan

diciptakan dengan peraturan, dalam pengawasan yang dilaksanakan oleh

kegiatan ini DPRD melakukan pengawasan DPRD untuk menilai pelaksanaan Perda.

administrasi pelaksanaan DPRD mengakui hal ini terjadi karena

terhadap

program.

Pemerintrah Daerah dianggap mempunyai kapasitas

Dimana terlebih dahulu mengetahui melaksanakan Perda. Pengawasan internal

tentang Peraturan Bupati, kemudian untuk juga perlu dilakukan ketika DPRD

menindaklanjuti pengawasan terhadap melaksanakan fungsi-fungsinya. Misalnya

kegiatan yang berhubungan dengan ketika merumuskan peraturan perundang-

Peraturan Kepala Daerah tersebut, maka undangan, DPRD harus melakukan

DPRD perlu bersikap yakni jika Peraturan pengawasan internal agar pertentangan

Kepala Daerah itu dianggap baik, maka RaPerDa yang sedang dibahas terhadap

DPRD merumuskan rekomendasi, tetapi peraturan perundang-undangan di atasnya

jika dianggap bertentangan dengan atau perda lain yang dapat dihindarkan. 15 kepentingan umum maka DPRD dapat

memberikan saran untuk diperbaiki atau Dalam kegiatan ini DPRD telebih

dihentikan kegiatan dimaksud. dahahulu melakukan penilaian berdasarkan

c. Pengawasan DPRD terhadap lembaga- dengan rapat dengan Pimpinan untuk

rapat Komisi yang juga dapat dilanjutkan

lembaga dan pelaksanaan berbagai menilai tentang keefektifan Peraturan

kegiatan lain ditingkat daerah, yang daerah yang berhubungan dengan Komisi

terkait dengan pelaksanaan peraturan masing-masing. Kemudian dari hasil

perundang-undangan lain termasuk penilain tersebut yang diputuskan dalam

pendayagunaan sumberdaya keuangan rapat, ditentukan apakah Peraturan Daerah

Negara.

dan Peraturan Bupati/Peraturan Walikota Dalam kategori ini adalah termasuk yang ada efektif dilaksanakan, atau

terhadap pelaksanaan pelaksanaannya sesuai dengan keinginan

pengawasan

Keputusan Kepala Daerah / Bupati dan dari pada Peraturan Daerah itu sendiri.

pelaksanaan APBD. Keputusan Kepala

b. Pengawasan

Daerah mendapatkan penekanan yang jauh administrasian

terhadap

peng-

lebih kecil dalam pengawasan disbanding- program-program 16 yang diciptakan kan dengan pengawasan APBD.

dan

pelaksanaan

dengan peraturan. Pengawasan DPRD terhadap lembaga- lembaga lain yang terkait dengan peraturan

perundang-undangan lain, serta termasuk

15 Agung Djojosoekarto, ibid, hlm. 223-224.

Maria S. Sumardjono,

2000, Catatan

pendayagunaan sumber daya keuangan

Berkenaan dengan Masalah Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Pengawasan terhadap Peraturan

Daerah 16 , Kertas Diskusi 22, hlm. 5. Agung Djojosoekarto., Op., Cit.

30 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Negara, dimana kegiatan DPRD dalam hal kendatipun masih ada pengawas dari ini, melakukan pengawasan langsung

lembaga lainnya seperti Badan Pemeriksa untuk mengetahui apakan lembaga-

Keuangan (BPK), Inspektorat apalagi lembaga tersebut dalam pelaksanakan

pengawasan internal tidak akan dapat tugasnya masih sesuai dengan peraturan

berharap banyak terhadap pengawasan perundang-undangan yang berlaku, seperti

internal, dalam menciptakan pemerintahan misalnya pengawasan terhadap Lembaga

yang bersih. Lembaga yang turut Pemilihan Umum Daerah dan Panwaslu.

melakukan praktek korupsi tentu tidak dapat melakukan pengawasan yang baik,

d. Pengawasan DPRD dalam bidang maka pengawasan seharusnya dilakukan investasi dengan sungguh-sungguh berdasarkan

DPRD membuat Peraturan Daerah aturan yang ada. Korupsi paling sering yang dapat menumbuhkan semangat

dilakukan melalui penyusunan APBD dan berinvestasi, namun sepanjang DPRD tidak

penyalahgunaan PAD. 18 memiliki pemahaman yang cukup tentang

APBD disahkan oleh Eksekutif dan “ the economic theory of legislation , tentu

Legislatif, maka selanjutnya dievaluasi tidak akan dapat melahirkan Peraturan

oleh Gubernur, seperti yang diatur dalam Daerah yang memperkuat bisnis di daerah.

UU No. 32 tahun 2004 Pasal 186 yakni: Sekalipun daerah telah mengklaim

berbagai manfaat dari investasi dalam

1) Rancangan Perda kabupaten/kota negeri dan investasi asing di daerah.

tentang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan

e. Pengawasan juga dilakukan dengan Bupati/Walikota

tentang Pen- pembentukan tata pemerintahan yang

17 jabaran APBD sebelum ditetapkan bersih (clean government). oleh Bupati/Walikota paling lama 3

DPRD melakukan pengawasan (tiga) hari disampaikan kepada dalam rangka menciptakan pemerintahan

Gubernur untuk dievaluasi. yang

bersih, sebagaimana

fungsi

2) Hasil evaluasi disampaikan oleh pengawasan yang sesungguhnya adalah

Gubernur kepada Bupati/Walikota agar

paling lama 15 (limabelas) hari mewujudkan pemerintahan yang baik.

sejak diterimanya Dalam hal ini jika sepanjang fungsi

terhitung

rancangan Perda dan rancangan pengawasan DPRD itu dilaksanakan secara

Peraturan Bupati/ Walikota tentang baik dan optimal, maka dengan

Penjabaran APBD sebagaiamana pengawasan ini akan dapat tercipta

dimaksud pada ayat (1). pemerintahan yang bersih dan terhindar

dari korupsi.

3) Apabila Gubernur manyatakan hasil evaluasi rancangan Perda

Sebalikya jika pengawasan DPRD tentang APBD dan rancangan

hanya sekedar formalitas, maka tidak akan peraturan Bupati/Walikota tentang

terdapat pemerintahan yang bersih, Penjabaran APBD sudah sesuai

dengan kepentingan umum dan

Richard A. Posner, 1998, Eonomic Analysis of

peraturan

perundang-undangan

Law , New York: ASPEN Publishers, Inc., hlm.572. Seperti terjadi di beberapa maju, praktek politik yang

yang lebih tinggi, Bupati/Walikota

halus seperti ini mungkin juga akan berkembang di Indonesia di masa yang akan datang, ketika legislator 18 Chusnul Mar’iyah, Hubungan Eksekutif dan

mempunyai kemampuan yang leih tinggi dalam bidang Legislatif : Politik, Demokrasi dan Kekuasaan di Dalam legislasi. Bandingkan dengan Agung Djojosoekarto, Op.,

Teori dan Prakteknya, Jurnal Civility, No. 1, Juli- Cit., hlm. 225,

September 2001. hlm. 41.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

menetapkan rancangan dimaksud Pemerintah Daerah menargetkan perolehan menjadi Perda dan Peraturan

PAD ini tidak maksimal, sedangkan Bupati/Walikota.

perolehan dari melebihi dari target, maka dalam pengawasan ini pada dasarnya

Berdasarkan Pasal 186 ayat (1-3) UU DPRD hanya melihat berdasarkan target No. 32 Tahun 2004 tersebut di atas, bahwa yang ditetapkan pada APBD. Jika target dalam pengesahan APBD Kabupaten/kota perolehan PAD itu sudah tercapai, maka dimana tidak semena-mena merupakan dari segi pengawasan DPRD dianggap atas kepentingan antara Bupati dengan sudah sesuai dalam hal PAD. Sebagaima DPRD sendiri, karena kebijakan yang yang diatur dalam Pasal 158 ayat (1); pajak terkandung dalam APBD itu harus daerah dan retribusi daerah ditetapkan disesuaikan dengan peraturan yang lebih dengan undang-undang yang pelaksanaan- tinggi yang dievaluasi oleh Gubernur. nya di daerah diatur lebih lanjut dengan Sebab dalam ayat (4) dinyatakan: Apabila

Perda. 21

Gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan Perda tentang APBD dan

Pengawasan yang dilakukan oleh rancangan Peraturan Bupati/Walikota

DPRD terhadap implementasi Peraturan tentang penjabaran APBD tidak sesuai

Daerah dan Peraturan Bupati adalah dengan kepentingan umum dan peraturan

melalui alat kelengkapan DPRD yang perundang-undangan yang lebih tinggi,

tersedia. Kegiatan dimaksud dapat dilihat Bupati/Walikota

pada program Kerja dan dalam Penjabaran melakukan penyempurnaan paling lama

bersama

DPRD

Rencana Kerja DPRD Kabupaten/Kota 7(tujuh) hari sejak diterimanya hasil

dalam bentuk Keputusan Pimpinan DPRD evaluasi.

Kabupaten atau Kota tentang Program Kerja DPRD Kabupaten /Kota.

Artinya jika terdapat anggaran yang dapat merugikan Negara dan Kepentingan

Ada beberapa langkah-langkah yang masyarakat

harus dilakukan agar pengawasan bisa memberikan hasil evaluasi yang harus

lebih terarah dan terencana khususnya kemudian disempurnakan oleh Bupati

terhadap perda tentang layanan publik bersama-sama dengan DPRD. 19 Namun adalah sebagai berikut:

dalam hal Pendapatan Asli Daerah (PAD)

1) Menentukan sasaran dan standar dimana penerimaan dari sektor ini terdiri

dari: Kelompok pendapatan asli daerah DPRD yang akan melakukan penga- dibagi menurut jenis pendapatan yang

wasan, baik atas nama institusi dan terdiri atas: a. Pajak daerah; b. Retribusi

atau individu anggota DPRD pertama- daerah; c. hasil pengelolaan kekayaan

tama harus menentukan sasaran yang daerah yang dipisahkan; dan d. lain-lain

akan dipantau. Sebagai conroh sasaran pendapatan asli daerah yang sah. 20

terhadap perda yang mengatur tentang pelayanan publik dengan standar

Sehingga penetapan jumlah Pen-

layanan publik yang dapatan Asli Daerah adalah berdasarkan

kualitas

diberlakukan selama ini. Dengan asumsi perkiraan penerimaan dari keempat tehnik ini maka DPRD tidak jenis pendapatan asli daerah tersebut. Jika

sembarangan

melakukan fungsi pengawasannya sehingga hasil peng-

20 Pasal 186 ayat (4), UU No. 32 Tahun 2004.

awasannya pun akan lebih terarah dan

Pasal 26, Peraturan Menteri Dalam Negeri No.

bermanfaat.

13, Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, serta lihat pasal 157 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. 21 Pasal 158 ayat (1), UU No. 32 Tahun 2004.

32 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

2) Mengukur kinerja aktual

a. Pengawasan melalui Kegiatan Dengar

Selain dokumen atau informasi standar Pendapat pelayanan terhadap satu departemen

Dengan pendapat adalah serangkaian atau lembaga pelayanan publik, pihak

kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh DPRD juga memiliki informasi atas

Pimpinan DPRD, Komisi, Gabungan kinerja lembaga pelayanan publik

Komisi, Alat Kelengkapan lain yang tersebut

diperlukan dan dibentuk oleh rapat Informasi tersebut bisa dikeluarkan

paripurna dengan lembaga dan organisasi oleh lembaga bersangkutan, atau

kemasyarakatan atau perusahaan atau sumber lain yang pernah melakukan

perorangan. Kegiatan dengar pendapat penelitian. Informasi tersebut menjadi

dilaksanakan sehubungan adanya dugaan penting sebagai masukan bagi DPRD

penyimpangan dari pelaksanaan peraturan dalam membuat rekomendasi per-

atau peraturan baikan

perundang-undangan,

daerah yang dianggap dapat merugikan dilakukan di masa depan.

Negara atau masyarakat. Kegiatan dilak- sanakan sehubungan adanya pengaduan

3) Membandingkan hasil dengan sasaran dari masyarakat secara tulisan maupun

dan standar yang telah ditetapkan. lisan atau hasil kunjungan yang

Hasil pengawasan DPRD di lapangan dilaksanakan oleh DPRD. akan disandingkan dengan standar

Untuk menentukan langkah yang layanan yang diberlakukan selama ini,

harus ditempuh oleh DPRD atas suatu untuk memastikan apakah sudah

terlebih dahulu berjalan sesuai yang diharapkan.

pengaduan

maka

dilaksanakan dengar pendapat. Pelak-

4) Mengambil tindakan perbaikan yang sanaan acara dengar pendapat tersebut dibutuhkan.

merupakan bentuk pengawasan yang Hasil

dilaksanakan oleh DPRD. Pelaksanaanya menjadikan bahan evaluasi untuk

pengawasan DPRD

bisa

tergantung alat kelengkapan dewan dan perbaikan

tergantung pada persoalan yang dihadapi. peningkatan standar layanan pada

sistem layanan

atau

Sehingga dapat saja dilaksanakan oleh lembaga atau pelayanan publik tertentu

Pimpinan, Komisi atau alat kelengkapan di suatu daerah.

dewan lainnya.

2. Bentuk Pelaksanaan

Fungsi

DPRD Kabupaten/kota, harus meng-

Pengawasan DPRD

adakan dengar pendapat dengan dinas yang terkait yang berhubungan dengan pokok

Pelaksanaan kegiatan pengawasan bahasan. Demikian halnya dengan tersebut dilakukan dalam bentuk Dengar

pelaksanaan Peraturan Daerah, maupun Pendapat, Kunjungan Kerja, Pembentukan

Peraturan Bupati dan peraturan walikota. Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan

Sebelum dilaksanakan kebijakan lain maka dibentuk oleh rapat paripurna, Pengawasan

terlebih dahulu dilaksanakan dengar Tentang Pengelolaan Barang dan Jasa,

pendapat.

Pengawasan Tentang Proses Pengadaan barang dan Jasa dan Pengawasan Tentang

b. Pengawasan melalui Kunjungan

Kinerja Pemerintah, serta Reses.

Kerja

Kunjungan kerja merupakan serang- kaian kegiatan alat kelengkapan DPRD Kabupaten /kota, yaitu untuk mengunjungi

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

suatu tempat di wilayah Kabupaten / kota.

maupun secara kuantitas. Kunjungan kerja ini dilaksanakan setelah

kualitas

barang dan jasa terlebih dahulu dilaksanakan acara dengar

Pengawasan

(procurement) sangat penting bagi upaya pendapat maupun tanpa didahului acara

perbaikan layanan publik daerah. Bidang dengar pendapat. Kunjungan kerja dilak-

ini masih mengalami banyak bocoran dan sanakan untuk melihat lebih dekat atas

korupsi sehingga menghasilkan layanan suatu kegiatan Pemerintah Daerah atas

yang buruk.

pelaksanaan Peraturan daerah maupun Berbagai upaya telah dilakukan

Peraturan Bupati baik yang menyangkut untuk memperbaiki proses procurement APBD maupun Peraturan Daerah. daerah, tetapi nampaknya belum satupun

Dengan kunjungan kerja tersebut upaya khusus untuk membuat kerangka maka dapat diketahui lebih dekat tentang

hukum yang lebih kuat dalam memberikan permasalahan yang sesungguhnya sehingga

sanksi, meningkatkan etika profesional, DPRD dapat membuat tindak lanjutnya.

dan membangun jaringan pemangku Kunjungan kerja dapat dilaksanakan oleh

mengembangkan seluruh alat kelengkapan DPRD, yang

kepentingan

dalam

pengawasan publik terhadap pengadaan pelaksanaannya diserahkan kepada alat

barang dan jasa.

kelengkapan yang bersangkutan. 22 Sebagaimana pendapat di atas,

c. Pengawasan terhdap Pengelolaan

DPRD Kabupaten / kota juga melakukan

Barang dan Jasa

pengawasan terhadap proses pengadaan barang dan jasa. Dengan tujuan agar proses

Pengawasan pengelolaan barang dan pengadaan barang dan jasa tersebut dapat

jasa sehubungan dengan pelaksanaan lebih berkualitas. Reses, dilaksanakan 3

APBD, yang sifatnya prefentif, sehingga (tiga) kali dalam setahun, dipergunakan

pengelolaan barang dan jasa dapat untuk mengunjungi daerah pemilihan dimanfaatkan secara maksimal. Peng- anggota yang bersangkutan dan menyerap awasan tentang Proses Pengadaan Barang aspirasi masarakat. Masa reses adalah dan Jasa adalah kegiatan DPRD dalam masa kegiatan DPRD di luar masa sidang rangka pengawasan terhadap pengadaan yang dilakukan Komisi, gabungan Komisi barang dan jasa agar pengadaan barang atau Anggota DPRD secara kelompok baik tersebut dapat sesuai dengan baik secara di dalam maupun di luar Kabupaten / kota

termasuk Studi Banding ke luar negeri.

Pimpinan DPRD dapat membentuk alat kelengkapan lain yang diperlukan berupa Alat

d. Pengawasan melalui Kegiatan Reses

Kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna dengan Keputusan Pimpinan DPRD, atas

Kegiatan reses adalah salah satu

usul dan pendapat anggota DPRD setelah mendengar

bentuk

pengawasan DPRD dalam

pertimbangan Badan Musyawarah dengan persetujuan Rapat Paripurna. Alat kelengkapan DPRD yang bersifat

mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah

tidak tetap. Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan

serta Peraturan Bupati maupun kebijakan

dibentuk oleh rapat paripurna bukanlah alat kelengkapan

Pemerintah Daerah. Karena dalam kegiatan

DPRD yang permanen, akan tetapi sifatnya tidak tetap. Alat Kelengkapan lain dibentuk seiring dengan adanya

ini setiap anggota DPRD baik secara

kasus tertentu atau dalam rangka pembahasan Rancangan

kelompok maupun secara perorangan

Peraturan Daerah, sehingga dalam rangka mempermudah

bertemu langsung dengan konstituen,

pembahasan yang diajukan kepada DPRD, maka dibentuklah Alat Kelengkapan lain. Alat Kelengkapan

sehingga dalam kegiataan reses sangat

lain yang dibentuk dengan sendirinya bubar setelah

efektif dalam menampung aspirasi

menyampaikan laporannya dalam sidang paripurna. Alat

masyarakat untuk dirumuskan dalam

Kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna yang dibentuk pada Dewan Perwakilan

membuat Rancangan Peraturan Daerah

Rakyat Daerah.

34 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

serta penyusunan