BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelaja

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel

  dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, mata pelajaran IPA, pendekatan inkuiri, dan media papan inkuiri.

2.1.1 Hasil Belajar

  Menurut Driscoll (Uno, 2011: 195), menyatakan bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal belajar yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, (2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan yang bersifat menetap dari pada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya.

  Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:3) yang mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi. Menurut Agus Suprijono (2009: 5), mengatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sehingga hasil belajar merupakan suatu akibat yang diperoleh seseorang dari perbuatan belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses dari belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampa pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa (Mudjiono dan Dimyati, 2006:20 ). Menurut Lapono (2008: 1- 12) hasil belajar diukur berdasarkan terjadi atau tidaknya perubahan tingkah proses belajar. Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar yaitu perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar hanya akan diperoleh seseorang setelah melaksanakan aktivitas belajar. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu akibat yang diperoleh seseorang dari perbuatan belajarnya atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan yang bersifat menetap.

  Menurut Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-24) hasil belajar yang terjadi pada diri seseorang meliputi tiga ranah, ketiga ranah tersebut yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah hasil belajar yang pertama adalah ranah kognitif. Dalam kaitannya dengan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan utama dalam mencapai tujuan pembelajaran karena berhubungan dengan pengetahuan siswa. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).

  Ranah hasil belajar yang kedua adalah ranah afektif. Secara umum ranah afektif diartikan sebagai perwujudan sikap yang dilakukan oleh individu setelah menyadari nilai yang diterimanya, sehingga kemudian sikap tersebut menjadi tingkah laku yang sesuai dengan nilai yang dipelajarinya. Ranah afektif dalam belajar, mencakup kategori menerima (receiving), menjawab (responding), menilai (valuing), dan organisasi (organization). Ranah hasil belajar yang ketiga menurut Bloom adalah ranah psikomotor. Ranah ini berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.

  

2.1.2 Hubungan Antara Hasil Belajar (kognitif,afektif, dan psikomotor)

dengan pendekatan inkuiri

  Menurut Nana Sudjana (Mahardiyanto: 2007) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

  a.

  Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesa,dan evaluasi.

  b.

  Aspek sikap (afektif) meliputi menerima atau memperhatikan, merespon, penghargaan, mengorganisasikan.

  c.

  Aspwk psikomotorik meliputi menirukan, manipulasi, keseksamakan, artikulasi dan naturalisasi.

  Berdasarkan ketiga ranah hasil belajar yang telah disebutkan pendekatan inkurii memfokuskan pada ketiga-tiganya. Pendekatan inkuiri juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam ranah kognitif siswa mampu memahami lalau menganalisis dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam ranah afektif sikap siswa yang melaksanakan pendekatan inkuiri menjadi lebih baik karena mereka mampu menilai, berorganisasi dalam kelompok, menjawab pertanyaan atau penyajian masalah yang diberikan oleh guru, penghargaan. Sedangkan pada ranah psikomotor kegiatan siswa pada pendekatan inkuiri jelas lebih banyak dibandingkan kegiatan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional, misalnya dalam kegiatan diskusi yang kegiatannya melakukan percobaan, dengan demikian siswa mampu meningkatkan kemampuan psikomotornya. Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan,

  Tahapan pendekatan inkuiri juga senada dengan pembelajaran IPA yaitu pada teori kontruktivisme. Pendekatan inkuiri pada pembelajaran

  IPA dibutuhkan siswa kelas IV SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa karena beberapa faktor, yaitu : a) Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat membentuk siswa aktif.

  Karena pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat membentuk siswa aktif. Karena dapat berpikir dan bertindak melalui kegiatan yang nyata dan dapat dilakukan oleh diri sendiri.

  b) Dapat melatih siswa dalam berpikir kritis dan kreatif.

  c) Membentuk daya ingat yang tahan lama karena tidak terpacu pada hasil tapi lebih kepada proses penemuan.

  d) Pembelajaran yang berpusat pada guru akan berganti pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2.1.3 Mata Pelajaran IPA

2.1.3.1 Hakikat IPA

  Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmu yang berhubungan dengan alam dan bersangkut paut dengan alam. Menurut Samatowa (2011: 1) “pada hakikatnya IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan menurut Laksmi Prihantoro (Trianto, 2010: 137) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasinya. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan konsep, sebagai suatu proses IPA merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains dan sebagai aplikasinya, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa disiplin ilmu yang mempelajari atau mencari tahu cara mengerjakan dan melakukan eksperimen untuk membantu siswa memahami alam sekitar secara lebih nyata pada jenjang sekolah dasar dengan tujuan mengajak siswa ikut berperan aktif dalam proses menggali suatu pengetahuan untuk mendorong perkembangan kognitif, afektif dan psikomotornya dan sifat ilmiah anak untuk membuat suatu produk tersendiri.

  Berdasarkan KTSP 2006 tujuan dari mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasarkan keberadaan,keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

  IPA yang bermanfaat dan dapat dietrapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Dari beberapa tujuan mata pelajaran IPA berdasarkan KTSP 2006 di atas , diharapkan dapat diterapkan di sekolah dasar.

2.1.3.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

  Pada bagian latar belakang Standar Isi Mata Pelajaran IPA SD/MI allinea 3 diungkapkan bahwa pembelajaran IPA seharusnya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) yaitu menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (BNSP 2006:143). Menurut Sukarno (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2015)

  IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang di alam ini. Menurut Sulistyorini (2007: 39) pembelajaran IPA di

  IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memahami secara mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2006:484)

  Berdasarkan pengertian di atas , penulis menarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA di SD dilakukan dengan cara melibatkan langsung siswa dalam setiap materi. Pembelajaran IPA menekankan aspek proses bagaimana siswa belajar sehingga proses belajar menumbuhkan perkembangan siswa itu sendiri. Pembelajaran IPA di sekolah dasar melibatkan keaktifan siswa . Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui pengamatan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah

2.1.4 Pendekatan Inkuiri

  Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan (Ahmadi, 1997:76). Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong agar mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

  Menurut Anam (2015: 7) pendekatan inkuiri adalah sebuah pendekatan yang mendorong siswa untuk terlibat aktif dalan proses kegiatan belajar mengajar. Jadi kesimpulannya pendekatan inkuiri merupakan rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis dengan menemukan dan mencari tahu sendiri agar siswa aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.

  Berdasarkan uraian diatas maka yang dimaksud dengan pendekatan inkuiri adalah menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis. Siswa juga mampu meningkatkan rasa ingin tahu agar mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan sehingga menemukan pengetahuan bagi dirinya.

2.1.4.1 Prinsip Pembelajaran Inkuiri

  Berikut adalah prinsip-prinsip inkuiri menurut Anam (2015: 20) adalah sebagai berikut : a)

  Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

  b) Prinsip Interaksi

  Pembelajaran inkuiri adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa dengan guru, maupun interaksi antar siswa dengan lingkungannya.

  c) Prinsip Bertanya

  Peran guru yang seharusnya dilakukan dalam menggunakan metode pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai peranannya.

  d) Prinsip Belajar Untuk Berpikir

  Belajar merupakan proses untuk berpikir. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal yaitu berpikir secara kritis, logis dan rasional.

  e) Prinsip Keterbukaan

  Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Guru

2.1.4.2 Penerapan Pembelajaran Inkuiri di Dalam Proses Belajar

  Proses pembelajaran dengan menitikberatkan pada penelitian siswa secara langsung harus di ajak untuk praktik dalam segala hal. Tujuannya yaitu untuk melatih siswa untuk berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu bukan merupakan tujuan pendidikan yang baru. Hal ini disebut juga strategi pembelajaran penemuan. Inkuiri pada tingkat paling dasar yang dipandang sebagai proses menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan pengamatan.

  Siklus inkuiri meliputi kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya, dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis. Prinsip tujuan pengajaran inkuiri dapat membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya. Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis.

  Dalam pengajaran dan pembelajaran semua mata pelajaran di kelas haruslah berwujud proses inkuiri, sebuah proses yang ditempuh oleh para ilmuwan yang terdiri dari siklus mengamati, mengajukan pertanyaan mengajukan penjelasan-penjelasan dan hipotesis-hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, menganalisis data eksperimen, menarik kesimpulan eksperimen, dan membangun model atau teori. Proses inkuiri selama pengajaran berdampak konstruktif yang memberi banyak peluang dan tenaga untuk meningkatkan keefektifan pengajaran dan pembelajaran.

  Selama proses inkuri, guru dapat mengajukan pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka mereka sendiri, dapat bersifat terbuka, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. Inkuiri menyediakan siswa pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan meberikan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

  Inkuiri memungkinkan guru belajar tentang siapakah siswa mereka, apa yang siswa ketahui, dan bagaimana pikiran siswa mereka bekerja, sehingga guru dapat menjadi fasilitator yang dapat membantu mereka. Inkuiri menghendaki siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri. Menggunakan pendekatan inkuiri ini dapat membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Bukan memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa. Setiap pertanyan yang diajukan siswa sebaiknya tidak langsung dijawab oleh guru, namun siswa diarahkan untuk berpikir tentang jawaban dan pertanyaan tesebut. Dalam mengemukakan pertanyaan dari siswa ada beberapa langkah atau sintaks dalam pendekatan inkuiri yang akan di terapkan dalam proses pembelajarannya.

2.1.4.3 Sintaks Pendekatan Inkuiri

  Strategi pembelajaran inkuiri secara umum terbagi atas lima tahap, yaitu sebagai berikut : a.

  Penyajian Masalah Dalam tahap ini pengajar menyajikan suatu masalah dan menerangkan prosedur inkuiri pada siswa. Bentuk masalah perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa. Dalam hal ini yang penting adalah bahwa masalah itu berisi suatu kejadian / problema yang merangsang aktivitas intelektual siswa.

  b.

  Pengumpulan Dalam tahap ini siswa didiorong untuk mau berusaha mengumpulkan c.

  Pengumpulan data Eksperimentasi Dalam hal ini siswa melakukan eksperimen dengan memasukkan hal- hal (variabel ) baru, untuk melihat apakah akan terjadi perubahan.

  Dalam tahap ini siswa pun dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang hampir serupa dengan hipotesis. Dalam tahap verifikasi siswa dapat bertanya mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan kejadian yang mereka lihat / rasakan , yaitu

  1) Objek : sifat atau identitas suatu objek;

  2) Kejadian: sifat atau sebab terjadinya

  3) Keadaan : keadaan suatu objek atau sistem pada saat tertentu

  4) Sifat : sifat/ karakteristik suatu objek pada keadaan tertentu untuk mendapatkan informasi baru yang membantu pembentukan suatu teori Tahap eksperimentasi mempunyai dua tugas: eksplorasi dan uji langsung. Dalam eksplorasi siswa mengubah beberapa hal untuk melihat apa yang akan terjadi, sedangkan dalam uji langsung siswa melakukan pengujian.

  d.

  Organisasi Data dan Formulasi Kesimpulan Dalam tahap ini siswa mengkoordinasikan dan menganalisis data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah disajikan.

  e.

  Analisis Proses Inkuiri Dalam tahap ini siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang telah mereka jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan ) atau tipe informasi yang sebenarnya mereka butuhkan, tetapi tidak mereka dapatkan. Tahap ini penting untuk memperbaiki proses inkuiri itu sendiri.

  Dari sintak pendekatan inkuiri di atas maka peneliti mencoba mengembangkan sintak tersebut dengan keadaan dan latar belakang siswa tetapi tidak jauh dari sintak di atas. Berdasarkan latar belakang dari keadaan objek peneliti maka dari sintak pendekatan inkuiri dari Joice and Weil (1986: 61) peneliti mencoba membuat langkah-langkah sendiri tetapi tetap mengacu pada sintak tersebut.

Tabel 2.1 Sintaks Pendekatan Inkuiri

  No Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1.

  Penyajian Masalah Guru menyajikan permasalahan melalui video pembelajaran

  Siswa memahami dan mencermati permasalahan yang disajikan oleh guru

  Menjelaskan prosedur / langkah-langkah inkuiri Memahami prosedur / langkah - langkah inkuiri

  2. Pengumpulan data verifikasi Membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi melalui tanya jawab maupun membuka buku.

  Melakukan pengumpulan informasi/ data Membimbing cara-cara mentabulasi data

  Melakukan tabulasi / penataan data Membimbing mengkalsifikasi data

  Mengklasifikasikan data sesuai dengan kategorisasi permasalahan.

  3. Pengumpulan data eksperimentasi Membimbing siswa melakukan eksperimen.

  Guru membimbing dan mengarahkan pertanyaan- pertanyaan siswa.

  Melakukan eksperimen. Siswa menuliskan pertanyaan di kartu yang telah diberikan oleh guru , setelah selesai siswa dapat menempelkannya di papan oleh guru di depan kelas. Membimbing siswa mengamati perubahan yang terjadi

  Mencatat dan menganalisis hasil eksperimen Menumbuhkan dan meningkatkan interaksi antar siswa

  Berinteraksi dan bekerjasama sesama anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran

  4. Organisasi data dan formulasi kesimpulan Membimbing siswa melakukan pendataan data / hasil eksperimen

  Melakukan penataan/ interprestasi terhadap hasil eksperimen/ uji coba. Membimbing siswa untuk membuat suatu kesimpulan

  Membuat kesimpulan

  5. Analisis proses inkuiri Guru membimbing siswa untuk memahami pola-pola penemuan yang telah dilakukan dengan menghubungkan percobaan yang dilakukan dengan pertanyaan yang mereka ajukan di papan inkuiri. Guru mengulang pertanyaan di papan inkuiri, bagi siswa yang bisa menjawab akan diberikan apresiasi.

  Siswa menganalisis percobaan dengan menghubungkan pertanyaan yang telah ditempel sebelumnya di papan inkuiri.

  Siswa dengan percaya diri menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri

  Kelebihan pendekatan pembelajaran inkuiri menurut Wardoyo (2013: 344) yaitu: 1)

  Pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran inkuiri ini dianggap lebih bermakna. 2)

  Pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3)

  Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4)

  Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

  Kelemahan pendekatan pembelajaran inkuiri menurut Wardoyo (2013: 344) :

1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa .

  2) Pembelajaran inkuiri sulit dalam merencanakan pembelajaran, karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

  3) Penerapannya memerlukan waktu yang panjang sehingga pendidik sering sulit menyesuaikan waktu.

  4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.

  Dari penjabaran di atas terlihat bahwa pendekatan inkuiri memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dia atas pendekatan inkuiri membuat siswa berpikir kritis, inisiatif, dan situasi belajar menjadi lebih merangsang. Beberapa kelemahan pendekatan inkuiri mencoba menggunakan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri pada kelas IV di SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa, karena dalam hal ini menurut peneliti kelas IV di SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa peneliti dapat langsung mengamati siswa ketika mereka berdiskusi atau memperhatikan waktu pelajaran karena di kelas IV jumlah murid 16 siswa akan mempermudah peneliti untuk mengamati perkembangan. Berhubungan dengan waktu karena jumlah murid sedikit ini pasti proses pembelajaran akan cepat.

2.1.5 Media Pembelajaran

  Menurut Arsyad (2003:14) media adalah yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud tertentu. Media yaitu suatu perantara untuk menyampaikan pesan oleh si penerima pesan dalam memberikan informasi ilmu pengetahuan. Menurut Asnawir (2002), fungsi media dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai sarana yang dapat memberikan visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, serta mudah dipahami. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyampaikan pesan, dan dapat mendorong motivasi belajar.

2.1.5.1 Media Papan Inkuiri

  Media pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, terlebih media tersebut dapat memotivasi peseta didik untuk bisa fokus pada saat proses pembelajaran. Dengan begitu hasil belajar siswa dapat meningkat. Peneliti menggunakan media pembelajaran yang disebut media papan inkuiri. Media papan inkuiri adalah kumpulan dari beberapa kartu yang berisikan kumpulan pertanyaan yang dibuat oleh siswa . Dari beberapa pertanyaan tersebut guru dan siswa secara bersama-sama menganalisis

  Alat yang digunakan dalam media papan inkuiri ini adalah kertas lipat yang berwarna yang digunakan untuk menuliskan pertanyaan, sterofom yang digunakan sebagai papan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan siswa . Dari beberapa pertanyaan tersebut siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang telah mereka jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan) atau tipe informasi sebenarnya yang mereka butuhkan, tetapi tidak mereka dapatkan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa mencari informasi melalui buku , sumber belajar yang lain maupun kegiatan praktik langsung secara berkelompok. Pembelajaran dengan menggunakan media papan inkuiri ini dapat membuat siswa mampu berpikir kritis, lebih aktif dalam kegiatan belajar, sebab siswa mampu berpikir kritis dan membuat mereka merasa ingin tahu terhadap penyajian masalah yang diberikan oleh guru. Melatih siswa percaya diri untuk maju kedepan menempelkan pertanyaan tersebut di papan inkuiri yang ditempel di papan tulis. Pembelajaran inkuiri ini juga dapat melatih siswa untuk bekerja sama dengan kelompoknya, dan menambah pengetahuan atau wawasan mereka karena dalam kegiatan pembelajaran inkuiri ini siswa mau tidak mau harus mencari informasi di sumber-sumber belajar, sehingga melatih mereka untuk gemar membaca, menulis hal-hal atau informasi yang mereka temukan, dan menuliskan pertanyaan sesuai dengan apa yang ingin mereka tanyakan atau yang mereka butuhkan. Dalam pembelajaran siklus I dengan menggunakan papan inkuiri siswa dapat menuliskan pertanyaan tentang materi sifat dan perubahan wujud benda. Untuk menjawab beberapa pertanyaan tadi maka siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mencari informasi di buku dan melakukan kegiatan praktek secara berkelompok. Di akhir kegiatan guru mengambil satu pertanyaan di papan inkuiri untuk dijawab bagi siswa yang tahu jawabannya. Dalam siklus II masih dengan menggunakan papan inkuiri siswa dapat menuliskan pertanyaan informasi di buku dan melakukan kegiatan praktek secara berkelompok. Di akhir kegiatan guru mengambil satu pertanyaan di papan inkuiri untuk dijawab bagi siswa yang tahu jawabannya. Pada siklus II ini bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan benar maka akan mendapatkan reward atau penghargaan karena telah menjawab dengan baik dan benar.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang relevan

  Penelitian dilakukan oleh Purwanto (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Ngembak Kec. Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun ajaran 2011/2012. Dalam hasil penelitiannya dapat dilihat bahwa dengan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Terbukti dari hasil nilai yang diperoleh siswa dari pre test yang semula mendapat nilai rata-rata 62 pada tes siklus 1 mendapat nilai rata-rata 66 dan yang terakhir paa test siklus 2 yang mendapat nilai rata-rta kelas 80 . Hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai rata-rata kelas menjadi naik dengan mencapai nilai ketuntasan 100%.

  Setyo Wahyuningsih (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Siswa kelas IV di SD Negeri Balong Jepon Blora Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan inkuiri. Hal ini nampak pada perbandingan rata-rata skor siklus I dan siklus II yaitu 73,36 dan 90,94. Ketuntasan klasikal dari kondisi pra siklus sebesar 39,28%, siklus 1 sebesar 71,42%, dan siklus II 92,86%.

  Himatul Wikaningrum (2010) melakuk an penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri dan Media Melalui Konsep Gaya Magnet untuk Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas Menurutnya sebelum diterapkannya strategi pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri dan media hasil belajar yang diperoleh rata-rata 62,7. Pada siklus 1 ada peningkatan hasil belajar rata-rata mencapai 76 dan pada siklus 2 nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 83,3.

  Dari beberapa penelitian di atas dapat dilihat bahwa dengan menerapkan pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat meningkatakan hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian juga memuaskan terbukti adanya peningkatan ketuntasan yaitu naik menjadi lebih dari 80% yang nilai rata-rata dan ketuntasan yang rendah. Berbeda dengan penelitian di atas peneliti lebih menekankan pada proses pembelajaran yang menerapkan pendeketan inkuiri berbantu papan inkuiri kelas IV SD Kristen Ngampin Kec Ambrawa dan hasil belajar yang terkait dengan 3 ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.3 Kerangka Pikir

  Pembelajaran IPA di SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa masih bersifat teacher- centered yang menjadikan siswa pasif karena guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif, kurangnya pendekatan atau model pembelajaran yang inovatif, lalu penggunaan media yang masih kurang, dan hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Siswa juga kurang aktif dalam melakukan kegiatan bertanya, mengeluarkan pendapat, dll. Hal ini dapat dilihat dari observasi hasil belajar IPA siswa kelas IV masih rendah dari KKM yang telah ditentukan oleh SD tersebut sehingga perlu adanya perbaikan pembelajaran agar prestasi belajar siswa meningkat.

  Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berbantuan papan inkuiri merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk dapat menigkatkan hasil belajar IPA. Pendekatan ini didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Pendekatan ini menekankan agar siswa dipandang sebagai subyek belajar sejalan dengan pembelajaran konstruktivistik yang membangunkan pengetahuan melalui

  Selain itu tahapan pelaksanaan ikuiri sejalan dengan karakteristik IPA, sehingga pembelajaran IPA cocok diterapi pendekatan inkuiri. Pendekatan ini dapat mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan menghadapkan siswa pada permasalahan. Pendekatan ini dapat berjalan dengan baik jika tersedi media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membelajarkan IPA adalah papan inkuiri. Papan inkuiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dituliskan siswa lalu dikumpulkan dan ditempelkan di papan inkuiri yang disediakan oleh guru .

  Dengan menggunakan media ini bahwa pesan yang ditampilkan melalui kartu-kartu pertanyaan yang diajukan siswa dapat mendorong aktivitas belajar siswa dalam menemukan dan mempengaruhi hasil belajar. Papan inkuiri digunakan setelah siswa mengamati video pembelajaran maupun slide power point tentang energi dan perubahannya. Dari slide power point maupun video pembelajaran guru memberikan suatu masalah, lalu siswa menuliskan pertanyaan di kartu yang akan dibagikan oleh guru. Pertanyaan tersebut berupa hal yang dirasa mereka aneh dan membuat mereka bertanya-tanya tentang hal itu. Ketika siswa sudah menuliskan pertanyaan pertanyaan tersebut siswa menempelkan di papan inkuiri yang sudah disediakan guru. Dari masalah tersebut proses inkuiri dimulai dengan pengumpulan data, pengumpulan data ekperimentasi, kesimpulan, analisis proses inkuri : Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris maka dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

  Guru ceramah Hasil Kondisi dan tanya belajar awal jawab siswa rendah

  Guru menggunakan Siklus I pendekatan inkuiri berbantu papan Tindakan

  Siklus II inkuiri Kondisi

Hasil belajar siswa meningkat

akhir Kognitif

  Psikomotor

Afektif

2.4 Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu: 1)

  Melalui penerapan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri, hasil belajar siswa dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor kelas IV SD Kristen Ngampin Kec Ambarawa dapat meningkat.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 12

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 14

PENGARUH FLYPAPER EFFECT DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintahan Se-Eks Karesidenan Pati Tahun 2012-2016)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 26

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN DENGAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TOLOKAN KECAMATAN GETASAN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan H

0 1 15

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 21

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 7