Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yaitu kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

  Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 dimana subyek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan.

  SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan beralamat di Dusun Kali Kembang, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaran pribadi karena belum adanya angkutan umum yang melewati SD Negeri Tolokan. Sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran di SD Negeri Tolokan cukup memadai. Terdapat 2 kantor guru, 12 ruang kelas, 4 WC guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku, media pembelajaran dan alat peraga.

  Pengajar di SD Negeri Tolokan berjumlah 20 pengajar, yaitu 1 kepala sekolah, 12 guru kelas 1-6, 2 guru olahraga, 2 guru agama islam, 2 guru bahasa inggris, dan 1 penjaga perpustakaan. Proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Tolokan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB pada hari senin-kamis, pada hari jumat-sabtu prose belajar mengajar dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.45 WIB.

  Kondisi awal adalah kondisi yang dialami peserta didik sebelum diadakannya Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik yang belum tuntas hasil belajarnya masih banyak. Hal ini dapat terjadi karena proses belajar mengajar di kelas, peserta didik terbiasa menerima proses belajar mengajar dengan mendapatkan penjelasan dari guru dan membaca buku paket atau LKS yang mereka terima. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang belum optimal dimana masih ada lebih dari 30% peserta didik yang belum mencapai KKM. Dari hasil ulangan tengah semester I dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 71 dengan nilai KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 70. Hasil belajar peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan pada kondisi awal sebelum diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

  Keterangan No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Belum Tuntas

  2 50 – 59 3 8 % Belum Tuntas

  3

  60 9 25 %

  • – 69 Tuntas

  4

  70 20 56 %

  • – 79 Tuntas

  5

  80 4 11 %

  • – 89 36 100% Jumlah

  71 Nilai Rata-rata

  88 Nilai Tertinggi

  50 Nilai Terendah Sumber: Nilai UTS siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan

  Dari data 4.1 hasil belajar IPA pada kondisi awal dapat diketahui bahwa masih ada lebih dari 30% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Terdapat 12 peserta didik (33%) yang nilaiya masih dibawah KKM dan 24 peserta didik (67%) yang nilainya sudah tuntas KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh pada hasil belajar kondisi awal adalah 71, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

  Sebelum dilaksanakannya siklus I, ada beberapa perencanaan tindakan yang dilakukan, langlah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.

  Peneliti memberikan RPP kepada guru untuk diteliti bersaama agar pelaksanaan proses embelajaraan dapat berjalan dengan baik.

  b.

  Peneliti menyiapkan alat peraga, LKS, evaluasi-evaluasi, dn sarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

  Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Proses pembelajaran IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu pertemuan pertama pada hari senin 2 Oktober 2017, pertemuan kedua hari selasa 3 Oktober 2017, pertemuan ketiga hari rabu 4 Oktober 2017. Guru (peneliti) mengajar mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan standar kompetensi yaitu memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan dan kompetenai dasar yaitu mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.

1) Pertemuan 1

  Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 2 Oktober 2017. Sesuai dengan SK dan KD, proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini memiliki indikator yaitu menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

  Kegiatan Awal

  Kegiatan awal yaitu peserta didik disiapkan untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, diawali dengan guru yang membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu peserta didik memimpin doa, dan guru mengecek kehadiran peserta didik. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan bertanya “apakah tadi pagi peserta didik sudah sarapan?” Ada yang menjawab sudah dan ada juga yang menjawab belum, kemudian guru bertanya

  “apa makanan sarapan kalian?” jawaban dari peserta didik bermacam-macam ada yang dengan telur goreng, ada yang dengan sayur, ada yang dengan mie instan, dari jawaban yang diberikan peserta didik guru bertanya “bagaimana cara membuat sarapan kalian?” banyak peserta didik yang menjawab dengan dimasak, digoreng, dan direbus tanpa menjelaskan peserta didik “Tahukah kalian bagaimana tumbuhan hijau membuat makanannya?” Peserta menjawab dengan fotosintesis. Selanjutnya peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada proses pembelajaran tersebut.

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti, peserta didik diarahkan ke dalam pokok pembahasan oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru menggali informasi dengan bertanya kepada peserta didik tentang

  “apa yang diketahui oleh peserta didik mengenai cara tumbuhan h ijau membuat makanannya sendiri?” peserta didik menjawab dengan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. Dari jawaban peserta didik guru bertanya lagi mengenai bahan-bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis? Peserta didik menjawab dengan menggunakan air, karbon dioksida, cahaya dan klorofil. Kemudian guru menjelaskan peranan cahaya dalam proses fotosintesis dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa akan melakukan percobaan untuk menguji peranan cahaya dalam proses fotosintesis. Peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan awal sebelum melakukan percobaan. Hipotesa awal yang dibuat peserta didik kebanyakan mengatakan bahwa tumbuhan hijau tidak dapat melakukan proses fotosintesis tanpa adanya cahaya matahari, ada juga yang mengatakan tetap bisa melakukan fotosintesis karena melihat tumbuhan yang terhalangi terkena langsung sinar matahari masih tetap bisa tumbuh.

  Peserta didik dibagi dalam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri secara berpasangan. Peserta didik diberikan LKS oleh guru yang bertujuan untuk mengetahui peranan cahaya dalam proses fotosintesis. Guru bertindak sebagai pembimbing di dalam percobaan yang dilakukan peserta didik dengan berkeliling kelas untuk mengawasi percobaan yang dilakukan peserta didik dan menjawab pertanyaan dari siswa mengenai langkah-langkah percobaan yang kurang dimengerti. Pelaksanaan percobaan berjalan agak lambat karena banyak peserta didik yang kurang paham mengenai langkah-langkah percobaan yang dilakukan, sehingga guru banyak menjelaskan kepada peserta peserta didik terlihat dari setiap pertanyaan yang mereka tanyakan dan keinginan mereka untuk melakukan percobaan dengan baik.

  Setelah percobaan selesai peserta didik diminta berdiskusi dengan kelompoknya mengenai hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Peserta didik saling berbagi informasi dari hasil percobaan yang mereka tuliskan kepada pasangannya. Apabila hasil percobaan yang mereka lakukan mempunyai hasil yang sama maka mereka tinggal menuliskan kesimpulan dari hasil percobaan tersebut, namun apabila hasil percobaan yang mereka tuliskan berbeda mereka diminta untuk berdiskusi dan menjelaskan kepada pasangannya tentang hasil jawaban masing-masing kemudian menyepakati hasil yang mereka diskusikan untuk menjadi kesimpulan kelompok mereka. Proses diskusi berjalan dengan baik karena banyak kelompok yang mempunyai hasil percobaan yang sama, namun ada beberapa kelompok yang mempunyai yang mempunyai hasil percobaan yang berbeda sehingga banyak bertanya kepada guru mengenai kesimpulan yang benar, guru membimbing kelompok yang mengalami permasalahan dalam membuat kesimpulan dengan memberikan arahan kepada peserta didik untuk saling menjelaskan hasil percobaan mereka kepada pasangannya dan meminta untuk menyepakati penjelasan dari anggota yang paling baik untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan yang sudah mereka buat diminta untuk dipresentasikan di depan kelas. Hasil presentasi mereka akan didiskusikan dengan kelompok lainnya apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang dibuat kelompok presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya diskusi. Proses presentasi dan diskusi berjalan dengan baik hanya kurangnya dari peserta lain karena hampir semua kelompok mempunyai kesimpulan yang sama.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung dengan memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman kepada peserta didik. Guru menutup pembelajaran dengan

2) Pertemuan 2

  Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran dilaksanakan pada hari selasa

  3 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Dengan indikator yaitu menyebutkan bagian-bagian tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis,dan menunjukkan tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan makanannya.

  Kegiatan Awal

  Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan absensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. Guru menggali pengetahuan peserta didik dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya. Peserta didik mendengarkan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

  Kegiatan Inti

   Kegiatan inti diawali dengan guru bertanya jawab dengan peserta didik mengenai bagian tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis dan tempat tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis atau makanannya. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa tumbuhan mempunyai tempat untuk menyimpan cadangan makanan guna pertumbuhan tumbuhan tersebut.

  Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyebutkan peran bagian tumbuhan tertentu dalam proses fotosintesis dan menyebutkan tempat tumbuhan tertentu menyimpan cadangan makanannya. Peserta didik terlihat aktif dalam mencari informasi yang mereka butuhkan dari LKS dan buku paket yang ada, kemudian mereka menuliskan hasil informasi yang mereka cari dalam buku sesuai tugas yang diberikan guru. Selanjutnya peserta didik diminta membuat kelompok secara berpasangan dan mendiskusikan hasil tugas mereka kepada kelompoknya. Setiap kelompok diminta untuk membuat suatu kesimpulan dari hasil diskusi mereka dan mepresentasikannya di depan kelas. Proses diskusi kelompok berjalan dengan baik karena sumber informasi yang mereka gunakan sama sehingga data yang mereka dapatkan juga kelompok lainnya apakah ada perbedaan yang ada dari kesimpulan yang dibuat kelompok presentasi dengan kelompok lainnya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai mediator yang membimbing peserta didik dalam jalannya diskusi. Proses diskusi antara kelompok presentasi dan kelompok penanya berjalan dengan menarik karena banyak kelompok yang bertanya mengenai tumbuhan lain yang belum disebutkan tempat penyimpanan cadangan makanannya oleh kelompok presentasi, sehingga banyak pertanyaan yang ditanyakan, namun masalah terjadi karena kelas menjadi ramai dan sulit dikendalikan oleh guru.

  Kegiatan Akhir

  Dalam kegiatan akhir guru melakukan refleksi dengan meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Serta guru memberikan tindak lanut dengan meminta peserta didik mempelajari kembali apa yang sudah diajarkan. Guru menutup pembelajaraan dengan salam.

3) Pertemuan 3

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu 4 Oktober 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan dua pertemuan sebelumnya.

  Kegiatan Awal

  Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing- masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 1). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

  Kegiatan Inti

  Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar evaluasi peserta didik terlihat tenang dan tidak saling mencontek. Guru bersama peserta didik mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing peserta didik secara langsung.

  Kegiatan Akhir

  Guru memberikan penghargaan kepada semua peserta didik atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi peserta didik untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi peserta didik dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.2.3 Hasil Tindakan

a) Hasil Belajar IPA 1) Hasil Belajar Kognitif Siklus I

  Hasil belajar kognitif peserta didik diambil dari hasil tes evaluasi yang mereka kerjakan pada pertemuan ketiga siklus I. Peningkatan upaya hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil belajar peserta didik yang lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi awal. Hasil belajar kognitif siklus I adalah sebaga berikut:

Tabel 4.2 Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus I

  

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 60-64 3 8% Belum Tuntas 2 65-69

  4 12% Belum Tuntas 3 70-74 2 6% Tuntas 4 75-79 6 16% Tuntas 5 80-84 9 25% Tuntas 6 85-89 9 25% Tuntas 7 90-94 3 8% Tuntas

  8 ≥95 0% Tuntas Jumlah

  36 100% Siswa Yang Belum Tuntas 7 20%

  Siswa yang Tuntas 29 80% Nilai Rata-rata

  77 Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  60 Dari tabel 4.2 tentang hasil belajar IPA siklus I dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah peserta dididk yang belum tuntas. Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 29 dengan presentase 80% sedangkan jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 7 dengan presentase 20%. Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan kondisi awal sebelum diterapkan model Think Pair Share (TPS) diapdukan dengan eksperimen. Pada siklus I nilai rata-rat mencapai 77, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus I

  Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru terhadap siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menitikberatkan pada aspek sikap siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian aspek kognitif berdasarkan empat kategori dalam penilaian dimana setiap kategori menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar afektif pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Afektif Siklus I

  

No Sikap Kategori Jumlah

Nilai Siswa

  • 1 Menghormati Kurang - Cukup

    Baik

  18 Baik Sekali

  18

  • 2 Partisipasi Kurang Cukup

  5 Baik

  21 Baik Sekali

  10

  • 3 Berkerjasama Kurang Cukup

  3 Baik

  22 Baik Sekali

  11

  • 4 Tanggung Kurang - jawab Cukup

    Baik

  26 Baik Sekali

  10 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik dan baik sekali. Penilaian untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap bekerja sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik.

3) Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II

  Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria diman setiap kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I

  

No Aspek Kategori Jumlah

Nilai Siswa

  • 1 Terlibat secara aktif Kurang dalam melakukan Cukup

  2 percobaan Baik

  34

  • Baik Sekali -

  2 Mengoperasikan alat dan Kurang bahan dalam percobaan Cukup 3 dengan benar

  Baik

  17 Baik Sekali

  16

  • 3 Ketelitian dalam Kurang menuliskan jawaban dari Cukup

  3 hasil percobaan Baik

  21 Baik Sekali

  12

  4

  • Mempresentasikan hasil Kurang - diskusi didepan kelas Cukup dengan baik Baik

  22 Baik Sekali

  14 Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas

  5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik. Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar cenderung bernilai baik. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik. Penilaian terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung bernilai baik.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

  Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan proses pembelajaran menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen. Proses dan hasil yang dicapai dapat diketahui melalui refleksi yang dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh observer dan beberapa perwakilan siswa.

  Hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

  a) Eksperimen yang dilakukan memberikan pengalamn nyata kepada peserta didik dalam mengetahi peran cahaya dalam proses fotosintesis.

  b) Penulisan hasil percobaan dan diskusi yang peseeta didik lakukan dengan kelompoknya melatih peserta didik untuk mandiri dan berani mengemukakan pendapat mereka, juga melatih kerjasama peserta didik dengan peserta didik lain dalam membuat kesimpulan.

c) Para peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

  Meskipun dalam pelaksanaannya upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan eksperimen sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajarannya, kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut: a)

  Proses pembelajaran masih sulit dikendalikan karena guru kurang mampu dalam mengusai kelas sehingga banyak peserta didik yang ramai sendiri.

  b) Beberapa pesera didik masih belum paham dengan langkah-langkah pembelajaran yang akan berlangsung.

  c) Kurangnya tanggapan dari kelmpok lain ketika ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

  Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1, perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi dan menghilangkan kekurangan yang ada tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada antara lain sebagai berikut:

a) Guru lebih memperhatikan peserta didik agar mereka tidak ramai sendiri.

  b) Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik dengan lebih jelas agar mereka memahami langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.

  c) Guru mengsrahkan peserta didik agar mereka memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

  Tahap-tahap pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahap-tahap pelaksanaan pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan siklus II adalah tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I coba diperbaik pada siklus II, dan kelebihan yang ada pada siklus I akan lebih dikembangkan lagi pada siklus II.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

  Perencanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan pada refleksi yang dilakukan pada siklus I. Hasil pada refleksi siklus I dijadikan acuan untuk pembuatan RPP pada siklus II, peneliti menyusun dan memperbaiki RPP pada siklus II bersama dengan guru kelas (observer).

  Pada siklus II standar kompetensinya adalah memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijua sebagai sumber makanan.pembelajaran pada siklus II ini memiliki 5 indikator yaitu, melalui eksperimen peserta didik mampu menunjukkan tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan makanannya, mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan manusia dan hewan sebagai makanan, menjelaskan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi apa yang akan terjadi bila di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan hijau.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Pertemuan 1

  Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 6 Oktober 2017 dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ketergantungan manusaa dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. pemebelajaran pada pertemuan pertama siklus II ini mempunyai dua indikator yaitu melalui eksperimen siswa mampu menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya, dan mengidentifikasi bagian tumbuhan yang digunakan oleh manusia dan hewan untuk makanan.

  Kegiatan Awal

  Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta didik. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik “Dimana tempat ibu kalian menyimpan masakannya?” Peserta didik menjawab dengan jawaban yang bermacam-macam seperti di almari, di kulkas, dll. Selanjutnya guru bertanya “Jika ibu kalian mempunyai tempat menyimpan makanan apakah tumbuhan juga mempunya tempat untuk menyimpan cadangan makanannya” peserta didik menjawab dengan punya tempat untuk menyimpan cadangan makanan, selanjutnya guru bertanya “Bagaimana cara mengetahui tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya?” Banyak peserta didik yang tidak menjawab karena tidak tahu. Selanjutnya untuk mengatasi ketidaktahuan peserta didik guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

  Kegiatan Inti

  Kegiatan inti diawali dengan tanya jawab antara guru dengan peserta didik mengenai tempat tumbuhan hijau menyimpan cadangan makanannya dan bagaimana mengetahui tempat tumbuhan hijau tanda tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanannya, selanjutnya guru memberitahu peserta didik mengeani percobaan yang akan dilakukan yaitu membuktikan tempat penyimpanan cadangan makanan pada tumbuhan kentang dan ketela pohon, sebelum melakukan percobaan peserta didik diminta membuat hipotesa awal atau dugaan mengenai percobaan yang akan dilakukan dan membuat kelompok secara berpasangan.

  Guru bersama dengan peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Kemudian melakukan percobaan dengan bimbingan dari guru. Percobaan diawali dengan peserta didik menghaluskan kentang dan ketela pohon yang telah yang disiapkan guru. Peserta didik terlihat aktif dalam aktif proses pembelajaran dengan mencoba berbagai cara yang dapat mereka lakukan untuk menghaluskan kentang dan ketela pohon, ada yang dipukul-pukul dengan batu, ada yang diiris kecil-kecil terlebih dahulu kemudian baru dihaluskan dengan ditekan menggunakan sendok. Setelah kentang dan ketelah pohon selesai dihaluskan kemudian kedua bahan tersebut diberi tetesan yodium selanjutnya peserta diminta untuk melihat reaksi apa yang terjadi. Peserta didik diminta menuliskan hasil percobaan mereka secara mandiri. Setelah percobaan selesai guru meminta peserta didik untuk mendiskuikan hasil percobaan mereka dengan pasangannya, guru juga memberikan tugas untuk menunjukkan tempat tumbuhan tertentu menyimpan cadangan makanannya dan meminta peserta didik untuk mengidentifikasi bagian tumbuhan tertentu yang digunakan manusia dan hewan sebagai makanan. Peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi tentang hasil percobaan mereka dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Mereka terliaht aktif berdiskusi dan mencari informasi dari sumber yang tersedia untuk menyelesaikan tugas dari guru. Selanjutya setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan kelompok lain diminta menanggapi dengan memberikan pertanyaan dan presentasi dan penanya berjalan dengan baik, tidak banyak pertanyaan- pertanyaan yang ditanyakan karena hampir semuanya memebuat kesimpulan yang sama.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi dengan memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman kepada siswa. Pembelajaran ditutup dengan salam dari guru.

2) Pertemuan 2

   Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 9 Oktober

  2017 dengan kompetensi dasar yang sama dengan pertemuan 1. Pada pertemuan kedua ini mempunyai tiga indikator yaitu, menjelaskan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi yang akan terjadi bila di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau, menyebutkan cara melestarikan tumbuhan hijau.

  Kegiatan Awal

  Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik dengan absensi. Selanjutnya guru menggali pengetahuan peserta didik dengan bertanya jawab tentang materi terakhir yang diajarkan. Guru bertanya “tumbuhan bambu dapat digunakan oleh manusia sebagai apa? Peserta didik menjawab dengan bahan bangunan dan masakan. Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan berlangsung.

  Kegiatan Inti

  Kegiatan inti diawal dengan guru bertanya jawab dengan peserta didik mengenai pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, guru bertanya kepada peserta didik “Mengapa tumbuhan sangat penting abgi manusia dan hewan?” banyak peserta didik yang menjawab karena tumbuhan dapat digunakan sebagai makanan, karena kalo tidak ada tumbuhan akan kekurangan oksigen. Selanjutnya guru berta nya “apa yang terjadi jika di dunia ini tidak ada tumbuhan?” peserta didik banyak yang diam dan menjawab dengan hati-hati, jawaban peserta didik bermacam- sayur, kalau hujan deras bisa terjadi tanah longsor dll. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai cara-cara melestarikan tumbuhan hijau agar tubmuhan hijau tetap dapat tumbuh dengan baik.

  Kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari informasi sendiri mengenai alasan pentingnya tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan, memprediksi apa yang terjadi jika tumbuhan tidak ada, dan cara melestarikan tumbuhan hijau dari LKS dan buku paket yang mereka bawa. Setelah mereka menuliskan hasil tugas mereka, guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok secara berpasangan dan mendiskusikan hasil tugas mereka, selanjutnya peseerta didik diminta untuk membuat kesimpulan secara kelompok mengenai tugas yang mereka kerjakan. Setelah setiap membuat kesimpulan guru meminta untuk mempresentasikannya didepan kelas. Kelompok yang lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau tanggapa sesuai juga mendiskusikan apabila ada kesimpulan mereka yang berbeda, pada diskusi ini guru berperan sebagai pembimbing yang membimbing jalannya diskusi.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir diisi dengan melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung. Guru meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan kepada peserta didik. Sebagai tindak lanjut guru meminta peserta didik untuk mempalajari materi yang sudah diajarkan pada siklus II ini. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan 3

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa 10 Oktober 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sama dengan dua pertemuan sebelumnya.

  Kegiatan Awal

  Peserta didik dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi untuk memastikan peserta didik berangkat semua atau sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan peserta didik masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus II). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

  Kegiatan Inti

  Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu. Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing siswa secara langsung.

  Kegiatan Akhir

  Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.3.3 Hasil Tindakan

a) Hasil Belajar IPA 1) Hasil Belajar Kognitif Siklus II

  Hasil belajar kognitif diambil dari hasil tes evaluasi yang dilakukan peserta didik pada perteman 3 siklus II. Hasil belajar kognitif pada siklus II dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen dapat dikatakan berhasil jika dibandingkan dengan siklus I. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus II peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan:

Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif IPA Siklus II

  

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 65-69 2 6% Belum Tuntas

  • 2 70-74 0% Tuntas 3 75-79

  3 8% Tuntas 4 80-84 6 17% Tuntas 5 85-89

  10 28% Tuntas 6 90-94 7 19% Tuntas

  7 8 22% Tuntas ≥95 Jumlah 36 100% Siswa Yang Belum

  2 6% Tuntas Siswa yang Tuntas 34 94% Nilai Rata-rata

  86 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah

  65 Dari tabel 4.5 tentang hasil belajar IPA siklus II dengan menggunakan

  model Think Pair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen menunjukkan bahwa nilai yang yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dan presentase ketuntasan belajar peserta didik juga meningkat dibandingkan dengan siklus I. jumlah peserta didik yang tuntas lebih banyak daripada jumlah peserta dididk yang belum tuntas. Nilai rata-rata mengalami peningkatan dimana pada siklus I nilai rata-ratanya 77 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya 86. Pada siklus II nilai tertinggi adalah 100 sedaangkan nilai terendah adalah 65. Jumlah peserta didik yang tuntas berjumlah 34 dengan presentase 94% sedangkan jumlah peserta didik yang belum tuntas berjumlah 2 dengan presentase 4%.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus II

  Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru terhadap siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menitikberatkan pada aspek sikap siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian aspek affektif berdasarkan empat kategori dalam penilaian dimana setiap kategori menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar afektif pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Hasil Belajar Afektif Siklus II

  

No Sikap Kategori Jumlah

Nilai Siswa

  • 1 Menghormati Kurang - Cukup Baik

  4 Baik Sekali

  32

  • 2 Partisipasi Kurang - Cukup Baik

  15 Baik Sekali

  21

3 Berkerjasama - Kurang

  • Cukup Baik

  21 Baik Sekali

  15

  • 4 Tanggung Kurang - jawab Cukup Baik

  19 Baik Sekali

  17 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif peserta

  didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian untuk sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Penilaian untuk sikap partisipasi cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap bekerja sama cenderung bernilai baik. Penilaian untuk sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

  Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru mengamati ketrampilan peserta didik saat proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan empat kriteria dimana setiap kriteria menggunakan skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II

  

No Aspek Kategori Jumlah

Nilai Siswa

  1 Terlibat secara aktif - Kurang dalam melakukan

  • Cukup percobaan Baik

  15 Baik Sekali

  21

  • 2 Mengoperasikan alat dan Kurang bahan dalam percobaan
  • Cukup dengan benar Baik

  17 Baik Sekali

  19

  • 3 Ketelitian dalam Kurang menuliskan jawaban dari Cukup - hasil percobaan Baik

  13 Baik Sekali

  23

  • 4 Mempresentasikan hasil Kurang diskusi didepan kelas
  • Cukup dengan baik Baik

  3 Baik Sekali

  33 Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar psikomotrik siklus I peserta didik kelas

  5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa penilaian terhadap aspek terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan cenderung bernilai baik sekali. Penilaian terhadap aspek mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar cenderung bernilai baik sekali. Penilaiaan terhadap aspek ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan cenderung bernilai baik sekali. Penilaian terhadap aspek mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas cenderung bernilai baik sekali.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

  Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sudah terlaksana dengan baik sesuai RPP dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Secara keseluruhan sudah lebih baik daripada siklus I. Guru mencoba memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklu I dengan baik. Walaupun suasana kelas masih ramai namun keramaian yang yang timbul adalah hal yang positif karena mereka ramai dalam berdiskusi dan bertanya jawab. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat dengan aktifnya mereka dalam tanya jawab dan diskusi. Pada siklus II didapat data bahwa siswa yang tuntas mencapai 94% sehingga tidak perlu diadakan siklus selanjutnya karena sudah memenuhi indikator kinerja ketenutasan mata pelajaran IPA sebesar 90%.

4.2 Hasil Analisis Data

  Hasil analisis data penelitian menyajikan analisis data mengenai hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dalam dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

4.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif

  Hasil analisis data kognitif akan membandingkan hasil belajar kognitif

  IPA dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Perbandingan hasil belajr kognitif antara kondisi awal, siklus I dan silus II dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

  No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah % Siswa Siswa Siswa

  1 Tuntas 24 67% 29 80% 34 94%

  2 Belum Tuntas 12 33% 7 20% 2 6% Jumlah 36 100% 36 100% 35 100% Nilai Rata-rata

  71

  77

  86 Nilai Tertinggi

  84 90 100 Nilai Terendah

  50

  60

  65 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perbandingan nilai hasil belajar

  kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Nilai KKM mata

  pelajaran IPA di SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan adalah 70. Tingkat ketuntasan hasil belajar antara kondisi awal, siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal terdapat 24 orang siswa yang nilainya sudah tuntas dan 12 orang yang nilainya belum tuntas. Pada siklus I terdapat peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, jumlah siswa yang nilainya tuntas meningkat menjadi 29, siswa yang pada kondisi awal nilainya sudah tuntas tetap mendapat nilai tuntas pada siklus I dan dari 12 orang siswa yang belum tuntas pada kondisi awal, berkurang menjadi 7 orang yang nilainya belum tuntas. Pada siklus II mengalami peningkatan lagi dibandingkan dengan siklus I, siswa yang nilainya tuntas meningkat menjadi 34, siswa yang nilainya tuntas pada kondisi awal dan siklus I tetap mendapat nilai tuntas pada siklus II, dan 7 siswa yang nilainya belum tuntas pada siklus I berkurang menjadi 2 orang pada siklus II.

4.2.2 Hasil Analisis Data Afektif

  3 Bekerjasama Kurang - Cukup

  dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar afektif IPA yang mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen.

  33 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar afektif siklus I

  14 Baik Sekali

  3 Baik Sekali

  22 Baik

  Baik

  4 Tanggung jawab Kurang - Cukup - Cukup -

  4 Tanggung jawab Kurang -

  23

  12 Baik Sekali

  13 Baik Sekali

  21 Baik

  3 Cukup - Baik

  Hasil Belajar Afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif didasarkan pada aspek sikap peserta didik yang mereka tunjukkan dalam proses pembelajaran. Analisis data afektif akan membandingkan antara hasil belajar afektif siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar afektif antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.9 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II

  19

  16 Baik Sekali

  17 Baik Sekali

  17 Baik

  3 Cukup - Baik

  2 Partisipasi Kurang - Cukup

  2 Partisipasi Kurang -

  21

  15 Baik Sekali - Baik Sekali

  34 Baik

  2 Cukup - Baik

  1 Menghormat i Kurang - Cukup

  1 Menghorm ati Kurang -

  

Siklus I Siklus II

No Sikap Kategori Nilai Jumlah Siswa No Sikap Kategori Nilai Jumlah Siswa

  3 Bekerjasa ma Kurang -

  • Baik Sekali

  Kurang - Cukup

  12 Baik Sekali

  13 Baik Sekali

  21 Baik

  3 Cukup - Baik

  Kurang - Cukup

  3 Ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan

  Kurang -

  3 Ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan

  19

  16 Baik Sekali

  17 Baik Sekali

  17 Baik

  3 Cukup - Baik

  2 Mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar

  Sikap menghormati pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap menghormati cenderung bernilai baik sekali. Sikap partisipasi pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap partisipasi cenderung bernilai baik sekali. Sikap bekerjasama pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap berkerjasama cenderung bernilai baik sekali. Sikap tanggung jawab pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana sikap tanggung jawab cenderung bernilai baik sekali.

  Kurang -

  2 Mengoperasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar

  21

  15 Baik Sekali

  34 Baik

  2 Cukup - Baik

  Kurang - Cukup

  1 Terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan.

  Kurang -

  1 Terlibat secara aktif dalam melakukan percobaan.

  

Siklus I Siklus II

No Sikap Kategori Nilai Jumlah Siswa No Sikap Kategori Nilai Jumlah Siswa

Tabel 4.10 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II

  Hasil Belajar psikomot didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor didasarkan pada aspek ketrampilan peserta didik yang mereka tunjukkan dalam proses pembelajaran. Analisis data psikomotr akan membandingkan antara hasil belajar psikomotor siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar psikomotor antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah.

  4.2.3 Hasil Analisis Data Psikomotor

  23

  4

  4 Mempresentasik Kurang - Mempresentasik - Kurang an hasil diskusi an hasil diskusi

  • Cukup
  • Cukup

  di depan kelas di depan kelas dengan baik dengan baik Baik

  22 Baik

  3 Baik

  14 Baik

  33 Sekali Sekali

  Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar psikomotor siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil belajar psikomotor IPA yang mengalami peningkatan dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar

  IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan dapat diupayakan menggunakan model Think Phair Share (TPS) dipadukan dengan eksperimen. Aspek keaktifan pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek mengoperasikan alat dan bahan pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek ketelitian pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali. Aspek presentasi pada siklus I cenderung bernilai baik meningkat pada siklus II dimana cenderung bernilai baik sekali.

Dokumen yang terkait

4.1. Analisis Landasan filosofis Jagongan. - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jagongan sebagai Pendampingan Pastoral Budaya: Kajian Pastoral Budaya kepada Warga Jemaat GITJ Sembaturagung-Pati yang Mengalami Kedukaan

0 0 19

PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALY UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TEMA DAERAH TEMPAT TINGGALKU KELAS IV B SD 1 MAYONG LOR

0 0 22

5 BAB II KAJIAN REPERTOAR a) Sejarah Drumset

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Unexpected Result dalam Penerapan Teknologi pada Dua Tahun Pertama: Sebuah Kajian Kelembagaan pada Kasus PT. Pasti Sukses

0 0 12

4. BAB IV - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Unexpected Result dalam Penerapan Teknologi pada Dua Tahun Pertama: Sebuah Kajian Kelembagaan pada Kasus PT. Pasti Sukses

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 14

PENGARUH FLYPAPER EFFECT DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintahan Se-Eks Karesidenan Pati Tahun 2012-2016)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 16