Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan membahas seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Pada pokok bahasan Seting tempat akan membahas tentang tempat melaksanakan penelitian, sedangkan seting waktu akan membahas tentang penentuan waktu penelitian, kemudian karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 SD Negeri 01 banjardowo.
3.1.1 Seting Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo kecamatan Kradenan kabupaten Grobogan. Lokasi SD Negeri 1 Banjardowo sangat strategis karena sebelah kiri sekolahan pemukiman warga desa banjardowo dan di dekat kantor desa, sedangkan sebelah kanan sekolahan lapangan yang luas dan persawahan sehingga sekolahan tersebut terasa nyaman dan tenang. Tempat yang strategis dan nyaman itu memungkinkan siswa mudah untuk menjangkaunya. Selain mudah dijangkau dari rumah siswa keadaan temopat tersebut menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa serta mendukung setiap kegiatan belajar mengajar yang tengah berlangsung. Sarana dan prasarana di SD Negeri 01 Banjardowo sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 9 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah,, 1 ruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas penjaga sekolah, 2 kantin sekolah, 1 ruang dapur, 1 ruang karawitan, 2 ruang kamar mandi guru, 2 ruang kamar mandi siswa,1 ruang aula, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa dan di smaping sekolah ada lapangan yang sangat luas sehingga anak lebih nyaman kalau berolahraga atau kegitan lainnya.
3.1.2 Seting Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri 1 Banjardowo. Penentuan waktu penelitian ini sebelumnya dilakukan kesepakatan antara peneliti, guru kolabolaratif, dan kepala sekolah karena menyesuaikan agenda sekolah tersebut dan mengacu pada kalender akademik sekolah. Hal itu dilakukan karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Adapun rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alokasi waktu penelitian No Pelaksanaaan Januari Februari Maret April Mei penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Proposal PTK SIKLUS I
2 Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
3 SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
4 Pelaporan Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penelitian dilakukan kurang lebih selama 5 bulan yaitu bulan Januari, Februari, Maret, April dan Mei 2015. Pada bulan Januari dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada bulan Februari dan Maret minggu 1 dan 2, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di SD Negeri karanggondang kecamatan Pabelan. Selanjutnya pada bulan Maret minggu ke-3 dan 4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu kedua. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 sampai dengan bulan Mei peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi . laporan serta persiapan ujian
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo kecamatan Kradenan kabupaten Grobogan tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 20 siswa. Mata pelajaran yang digunakan adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dari 20 siswa terdiri dari 9 laki-laki daan 11 perempuan yang mempunyai karakteristik berbeda-beda ada yang kamampuannya rendah,sedang, dan tinggi diatas rata-rata. Siswa tersebut dari berbagai kalangan ada yang orang tuanya bekerja sebagai petani, pedagang, ada juga yang karyawan. Kebanyak orang tua sibuk dengan oekerjaannya sehingga jarang sekali orang tua yang membantu dalam belajar dan anak kurang mendapat perhatian dari orang tua. Karena orang tua yang sibuk dan tidak memperhatian jadwal belajar siswa dirumah makan anak waktunya lebih banyak digunakan untuk bermain dibanding dengan belajar.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Pada sub bab jenis dan desain penelitian ini akan membahas tentang dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Pada sub judul Jenis penelitian akan membahas tentang jenis penelitian yang akan peneliti lakukan, sedangkan desain penelitian akan lebih kepada model atau rancangan penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan penelitian.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. PTK adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran(Arikunto, 2012:58). Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas dilakukan karena adanya kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan. Sehingga dengan dilakukan PTK dapat mengubah keadaan menjadi ideal. Penelitian yang digunakan yaitu PTK tipe kolaborasi, penelitian berkolaborasi dengan guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo. Pada PTK tipe kolaborasi ini peneliti yang merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), sedangkan guru yang mengajarkan pada saat penelitian. Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator
.
untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan Pada PTK ini tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, ketika mengajar di kelas, peneliti menggunakan model Discovery, yang didasarkan oleh model PTK dimana pembelajaran akan dilakukan berdasarkan siklus seperti dalam jenis penelitian PTK.
3.2.2 Desain penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang digunakan adalah model kemmis dan Mc. Taggart yang dikembangkan oleh arikunto. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun desain bagan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan Hasil Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTKBerdasarkan bagan diatas penelitian akan dilaksanakan melalui siklus I dan siklus II. Tahap perencaan merupakan tahap persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Adapun persiapannya yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran, menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data dan fakta yang terjadi. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan yaitu merupakan implementasi dari tahap perencanaan. Setelah perencanaan kemudian akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa. Setelah itu dilakukan refleksi untuk mengemukkan kembali kegiatan yang telah berlangsung dan untuk mengetahui kekurangan yang ditemukan pada tiap siklusnya dan akan diperbaiki.
3.3 Prosedur Penelitian
Menurut kemmis Mc Taggart(dalam arikunto, 2009:104) prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu: a. Perencanakan tindakan (planning).
b. Penerapan tindakan (acting).
c. mengobservasi proses dan hasil tindakan (observasion and evaluation).
d. melakukan refleksikan (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.
3.4 Pelaksanaan tindakan
Peneltian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model discovery yang melipuuti perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1) Rencana Tindakan Siklus I
Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo dapat diuraikan sebagai berikut a.
Tahap perencanaan (planning)
a) Peneliti menentukan kelas penelitian, waktu penelitian dan guru kolaborator
b) Melalui diskusi dan saran yang diberikan oleh guru kolaborator peneliti menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu mengenai sumber energi.
c) Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan.
d) Peneliti membuat Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) untuk siklus I yang sesuai dengan model discovery. e) Menyiapkan sumber, alat, dan media untuk melakukan proses pembelajaran berlangsung.
f) Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama mendapat tindakan.
g) Menyusun tes akhir siklus 1 untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.
h) Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran pada guru kolaborator.
b.
Tindakan Pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan model discovery learning. Pelaksanna tindakan siklus 1 ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan atau 6x 35 menit. Tiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang sumber energi panas.selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) Guru bertanya apakah tumbuhan juga membutuhkan energi panas? (2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya pada elaborasi, (3) Siswa diminta untuk membuat kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, (4) guru memberikan rumusan masalah pada masing-masing kelompok, (5) Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan sumber energi panas, (6) Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi sumber energi panas, (7) Masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8)Masing- masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9)Perwakilan kelompok memaparkan hasil kerja kelompok. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.Guru meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata, Menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan. Mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam Pada pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang perpindahan energi panas. selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) Guru bertanya pada siswa mengeni perpindahan panas, Pada kegiatan elaborasi (2) siswa diminta untuk membuat kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (3) guru memberikan rumusan masalah pada masing-masing kelompok. (4) Kemudian Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan perpindahan panas, (5) masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang dicatat, (6) setelah itu siswa diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi perpindahan panas, (7) masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8) siswa membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9) perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok, (10) pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman. guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Selanjutnya pada kegiatan akhir guru menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan kemudian Mengajak siswa menyimpukan pembelajaran hari ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Pada pertemuan ketiga seperti pertemuan-pertemuan sebelumnyaa yaitu terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua mengenai sumber energi panas dan perpindahan panas guru memberikan penjelasan tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti (1) guru bertanya kepada siswa“ apa saja sumber energi panas yang telah kalian temukan saat percobaan pertemuan, (2) Guru dan siswa membahas ulang materi tentang sumber energi panas dan perpindahan panas,(3) guru bertanya kepada siswa mengenai materi sumber energi panas dan perpindahan panas. (4) Bagi siswa yang dapat menjawab dengan benar diberi reward. (5) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.(6)Guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Pada kegiatan akhir guru menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan kemudian mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Setelah itu guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui keberhasilan belajar. Siswa mengerjakan soal evaluasi, menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
c.
Observasi (observing) Pada tahap pengamatan ini dilakukan oleh observer. Pengamat bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi kegiatan awal sampai kegiatan akhir proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan.Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut
a) Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran b)
Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.
c) Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.
Selain menggunakan lembar observasi pengamat juga mendokumentasi menggunakan foto sebegai bukti nyata telah melakukan penelitian. Dokumen d.
Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang tela h dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning. Selain itu melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, dan kelemahan yang dijumapai selama pelaksanaan siklus 1 sebagai masukan untuk siklus 2.
2) Rencana Tindakan Siklus II
Pada Rencana tindakan pada siklus II ini sama seperti rencana tindakan siklus I yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus
II yang dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo dapat diuraikan sebagai berikut a.
Tahap perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, namun dalam siklus II perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I.
b.
Tindakan Pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan model discovery learning. Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari pelaksaan tindakan pada siklus I, tindakan yang dilakukan sama halnya dengan siklus I tapi disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I. Hal demikian bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan tindakan pembelajaran.Pelaksanna tindakan siklus 1 ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan atau 6x 35 menit. Tiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang sumber energi bunyi.selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) “pernahkan kalian mendengarkan suara yang terulang kembali menyerupai suara kit a?” (2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya pada elaborasi, (3) Siswa diminta untuk membuat kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, (4) guru memberikan rumusan masalah pada masing-masing kelompok, (5) Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan sumber energi panas, (6) Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi sumber energi panas, (7) Masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8)Masing- masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9)Perwakilan kelompok memaparkan hasil kerja kelompok. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.Guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata, Menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan. Mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.
Pada pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang perambatan bunyi. selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) Guru bertanya pada siswa mengeni perambatan bunyi, Pada kegiatan elaborasi (2) siswa diminta untuk membuat masalah pada masing-masing kelompok. (4) Kemudian Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan perpindahan panas, (5) masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang dicatat, (6) setelah itu siswa diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi perpindahan panas, (7) masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8) siswa membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9) perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok, (10) pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman. guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Selanjutnya pada kegiatan akhir guru menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan kemudian Mengajak siswa menyimpukan pembelajaran hari ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Pada pertemuan ketiga seperti pertemuan-pertemuan sebelumnyaa yaitu terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua mengenai energi bunyi memberikan penjelasan tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Kegiatan inti (1)Guru bertanya kepada siswa “ sumber energi bunyi dapat dihasilkan dari mana saja? (2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru. (3)Guru dan siswa membahas ulang materi tentang sumber energi bunyi (4) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi sumber energi bunyi. (5)Bagi siswa yang dapat menjawab dengan benar diberi reward. (6)Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman. (7)Guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Pada kegiatan akhir guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui keberhasilan belajar. Siswa mengerjakan soal evaluasi, menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami c.
Observasi (observing) Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer yaitu Duwik nofia oftari. Pengamat bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi kegiatan awal sampai kegiatan akhir proses pembelajaran.
Kegiatan observasi dilakukan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan.Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut a)
Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran b)
Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.
c) Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.
Selain menggunakan lembar observasi pengamat juga mendokumentasi menggunakan foto sebegai bukti nyata telah melakukan penelitian. Dokumen tersebut berisi aktivitas guru dan siswa.
d.
Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning. Kegiatan ini yaitu mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus II sudah mengalami perbaikan. Selain itu melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, dan kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus II. Hasil refleksi siklus II ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah
3.2 Variabel Penelitian
Menurut sugiyono (2010:60), variabel penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen (sugiyono,2010:61). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah model Discovery. Model discovery learning yaitu suatu model pembeljaran dengan cara menemukan, sehingga model discovery menuntut siswa untuk menggunakan kemampuannya mencari jawaban atas suatu masalah atau pertanyaan. Dengan demikian siswa diharapkan mampu menemukan konsep dan prinsip sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Proses Discovery menuntut guru bertindak sebagai fasilitator
3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar. Hasil belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar meliputi nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukannya proses pembelajaran sehingga dengan diadakankan tes akan mengetahui hasil belajar siswa kemudian mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penerapan model discovery learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo pada pokok bahasan sumber energi.
3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Hasil belajar terhadap pembelajaran IPA merupakan data yang diperoleh data dan instrumen yang dipakai dalam penelitian. Pada teknik pengumpulan data akan menjelaskan cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data- data saat penelitian. Sedangkan instrumen pengumpulan data akan menjelaskan tentang alat-alat intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam megumpulkan data-data seperti lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar mata pelajaran
IPA.
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukakan oleh peneliti sebagai berikut: a.
Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery. Selain itu untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dan dengan observasi ini akan diperoleh data-data mengenai aktivitas tingkah laku siswa dalam pembelajaran. Kegitan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Yang bertugas yaitu observer , Observer melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberikan skor pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan baik siklus I maupun siklus II . Hasil dari observasi ini akan digunakan sebagai validitas lembar observasi.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk mengukur besarnya kemampuan subjek penelitian. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Selain untuk mengukur besar kemampuan subjek tes ini dilakukan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan diakhir
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti nyata dari penelitian yang telah dilakukan tersebut. Selain itu, dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi berupa daftar nama siswa kelas 4 SD Negeri 1 banjardowo dan daftar nilai siswa tentang mata pelajaran IPA sebelum dilakukannya penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan nilai sebelum dengan sesudah dilakukan tindakan kelas Dokumentasi juga diperkuat dengan mengambil foto/gambar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memenuhi kriteria yang baik peneliti harus mendapatkan data yang akurat. Kriteria yang baik yaitu instrumen tersebut harus memenuhi standar validitas dan reabilitas yang baik. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 01 Banjardowo melalui model pembelajaran
Discovery Learning sebagai berikut : a.
Instrumen Tes
Tes yang digunakan dalam peneltian ini berupa tes pilihan ganda.Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPA. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik. Maka harus menyusun langkah-langkah sebgai berikut: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrumen, 3) uji validitas dan uji realibilitas. Agar penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam pelaksanaannya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Peneliti menggunakan butir-butir soal pilihan ganda untuk mendapatkan data besarnya peningkatan penggunaan model discovery dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Berikut ini adalah kisi-kisi evaluasi soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk membuat instrument soal evaluasi.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Siklus IStandar Kompetensi Indikator Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar Soal Soal
8. Memahami
8.1.Mendeskripsi Membuktikan Pilihan 2,3,6,8,13 berbagai kan energi panas sumber energi Ganda , 14,20 bentuk energi dan bunyi yang panas. dan cara terdapat di
Menyebutkan Pilihan 7, 9, 10, penggunaannya lingkungan sumber-sumber Ganda 11, 12, dalam sekitar serta sifat- energi panas 18, 19, kehidupan sifatnya Membuktikan Pilihan 15, 16, sehari-hari. adanya Ganda 17, perpindahan panas Menyebutkan Pilihan
4 perpindahan panas Ganda Mendiskripsikan Pilihan
5 pengertian Ganda konduksi, konveksi, radiasi
Jumlah
20 Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Siklus II
Standar Kompetensi Indikator Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar Soal Soal
8. Memahami
8.1 Menemukan bahwa Pilihan 1, 10, berbagai Mendeskripsikan bunyi dihasilkan Ganda 11, 14, bentuk energi energi panas dan oleh benda yang 17, 18, dan cara bunyi yang bergetar. penggunaannya terdapat di
Membuktikan Pilihan 2, 3,5, 6, dalam lingkungan perambatan bunyi Ganda 7, 12, kehidupan sekitar serta sifat- pada benda padat, 13, 15, 2 sehari-hari. sifatnya cair, dan gas.
Membuktikan bahwa Pilihan 4, 8, 9, bunyi dapat Ganda 16, 19, dipantulkan atau diserap
JUMLAH
20 Pada PTK yang dilakukan di kelas 4 SD N 01 Banjardowo setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Make a Match diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:
Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut: x<75 = belum memenuhi kriteria ketuntasan x>75 = memenuhi KKM atau sudah tuntas
b. Instrumen Lembar Observasi
Panduan observasi digunakan untuk mengetahui apakah guru dan siswa sudah mengimplementasikan kegiatan pembelajaran kaitannya dalam penggunaan model
discovery dengan tepat. Selain itu, untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan
model discovery telah benar-benar dilaksanakan sesuai prosedur dan rancangan yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti berperan sebagai observer.Di bawah ini merupakan kisi-kisi lembar observasi yang akan digunakan dalam penyusunan lembar observasi dalam pembelajaran menggunakan discovery.
Tabel 3.4 Kisi-kisi akitivitas guruIndikator Aspek yang diamati No. Item
Kesiapaan belajar Memeriksa kesiapan belajar siswa 1-5 mengajar (Pra Pembelajaran) Melakukan apersepsi, motivasi, dan 6-8 menyampaikan tujuan b. Menghitung Jumlah Kelas Interval
Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).
Respon siswa terhadap penerapan model Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7-9 Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan penemuan (Discovery)
R= Skor Maxsimal
rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: a. Menghitung rentang data
24 Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas guru dan siswa digunakan
JUMLAH
21-24
Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan Refleksi
10-20 Keterampiln siswa dalam berkomunikasi
1-4 Melakukan eksplorasi 5-6
Membimbing siswa melakukan eksplorasi 9-11
Kesiapan belajar Kesiapan Belajar Siswa (Pra Pembelajaran)
Kisi-kisi akitivitas Siswa
Indikator Aspek yang diamati No.item28 Tabel 3.5
25-28 JUMLAH
Keterampilan guru berkomunikasi Penghargaan Kelompok 18-19 Penilaian proses dan hasil belajar 20-21 Penggunaan Bahasa 22-24 Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan refleksi
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan penemuan(discovery) 12-17
Penerapan model discovery dalam pembelajaran
- – Skor Minimal
n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.
c. Menghitung Panjang Kelas
P = ∑
Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Skor Aktivitas GuruRentang Kriteria 28-44 Sangat kurang 45-61 Kurang 62-78 Cukup 79-95 Baik 96-112 Sangat baik
Tabel 3.7 Kriteria Skor Aktivitas SiswaRentang Kriteria 24-38 Sangat kurang 39-53 Kurang 54-68 Cukup 69-83 Baik 84-96 Sangat baik
3.4 Uji Validitas Dan Reliabilitas Soal
Sebelum penelitian langkah yang penting yaitu peneliti menguji kualitas alat penilaian tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Tingkat validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan kualitas instrumen penelitian tersebut.
3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kevalidan sebuah instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila
2010:348). PTK yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di kelas 4 SD Negeri karanggondang dengan jumlah peserta tes adalah 30 siswa dengan jumlah responden (N) = 35, maka nilai r tabel = 0,361 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono (2010: 373). Nilai r xy ditentukan dengan menghitung nilai corrected
item to total correlation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social
Science (SPSS) versi 16.0. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri
Karangggondang dengan analisis SPSS versi 16.0 terlihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus IBentuk Item soal Valid Tidak Valid instrumen
Pilihan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 1, 3, 8, 9, 10, 11, 2, 4, 5, 6, 7, ganda 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 12, 13, 15, 17, 19, 14, 16, 18, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 20, 22, 23, 24, 25, 21, 26, 29, 25, 26,27, 28, 29, 30, 31, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 35 32, 33, 34, 35
34 Jumlah
35
22
13 Berdasarkan hasil uji validitas 35 item soal diketahui dari tabel 3.8 di atas, terdapat 13 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 14, 16, 18, 21, 26, 29, 33, 35. Sedangkan yang valid sebanyak 22 soal yaitu soal nomor 1, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, dan 34. Setelah itu soal yang valid digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus IIBentuk Item soal Valid Tidak Valid instrumen
Pilihan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 1, 2, 3, 5, 6, 9, 11, 4, 7, 8, 10, 12, ganda 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 15, 17, 19, 20, 23, 13, 14, 16, 18, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 24, 25, 26, 29, 30, 21, 22, 27, 28 25, 26,27, 28, 29, 30, 31, 31, 32, 33, 34, 35 32, 33, 34, 35
Berdasarkan hasil uji validitas 35 item soal diketahui dari tabel 3.9 di atas, terdapat 13 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 21, 22, 27, 28. Sedangkan yang valid sebanyak 22 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 9, 11, 15, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35. Setelah itu soal yang valid digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173).
Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,80-1,00 Sangat reliabel <0,80-0,60 Reliabel <0,60-0,40 Cukup reliabel <0,40-0,20 Agak reliabel <0,20 Kurang reliabel
Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Karanggondang dengan analisis SPSS versi 16.0 for Windows adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus IReliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.91322 Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, diketahui bahwa alpha sebesar 0,913. Berdasarkan kategori reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas data tersebut termasuk kategori sangat reliabel.
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.895
22 Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, diketahui bahwa alpha sebesar 0,895. Berdasarkan kategori reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas data tersebut termasuk kategori sangat reliabel.
3.5 Uji Taraf Kesukaran
Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat soal termasuk kategori sukar, sedang, atau mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut:
I = Keterangan: I = indeks kesukaran kesukaran B = banyak siswa menjawab benar . N = jumlah siswa peserta tes
Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kategori
0,00-030 Sukar 0,31-0,70 Sedang
0,71-,00 Mudah Adapun hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 4 SD Negeri Karanggondang dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus IKriteria No. Soal Jumlah
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data yang terkumpul
22 Dari data tabel 3.15 dapat dilihat hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 22 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 10 soal dengan kategori sedang, dan 6 soal dengan kategori mudah.
6 Total
12 Mudah 3, 4, 6, 9, 12, 19
4 Sedang 1, 5, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22
Sukar 2, 8, 13, 20
Tabel 3.15 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus IIKriteria No. Soal Jumlah
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II. Adapun hasilnya sebagai berikut:
22 Dari data tabel 3.14 dapat dilihat hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 22 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 14 soal dengan kategori sedang, dan 5 soal dengan kategori mudah.
5 Total
14 Mudah 1, 2, 4, 8, 20
22
3 Sedang 3, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 21,
Sukar 7, 14, 16
3.9 Teknik Analisis Data
setelah siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery Leaning setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model Discovery Leaning dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan proses analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan teknik analisis yang digunakan dengan presentase, menghitung rata-rata (mean), skor minimal, skor maksimal pada tiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa. Setelah data diperoleh langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis hasil belajar siswa baik nilai tes, dan lembar observasi. Data hasil tes untuk menghitung rata-rata kelas setiap siklus adalah: x = Keterangan: X = rata-rata kelas Σ x = jumlah seluruh skor N = banyaknya siswa
3.10. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan peneliti di SD Negeri
1 Banjardowo meliputi indikator proses dan hasil. Adapun indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:
3.10.1. Indikator Proses
Indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model Discovery
Learning. Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA melalui model Discovery Learning dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10 skor dalam kriteria baik. Hal itu dapat dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan kriteria skor aktivitas siswa bahawa rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 17 dan kriteria skor aktivitas siswa sebesar 15.
3.10.2. Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA dapat meningkatkan apabila siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 75 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar
IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM ≥ 75 yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 80% dari 20 siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery Learning.