Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Sikap dengan Menggunakan Skala Likert untuk Kelas V Semester 2 Berdasarkan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  GBHN 1999-2004 Bab IV E juga merekomendasikan perlunya pembaharuan sistem pendidikan nasional termasuk didalamnya pembaharuan kurikulum kearah kurikulum diversifikasi. Demikian juga Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah dengan PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah. Pusat dan kewenangan Pemerintah Daerah sebagai daerah otonomi mempunyai makna strategis dan operasional yaitu adanya otonomi pendidikan. Realisasi otonomi pendidikan tersebut adalah adanya pembagian kewenangan penyelenggaraan pendidikan.

  Pemerintah pusat melalui derektorat pendidikan bertanggung jawab dan berwenang dalam hal menentukan standar kompetensi, mengukur kurikulum nasional, penilaian hasil belajar secara nasional dan pedoman pelaksanaannya, menetapkan standar materi pokok pembelajaran, menetapkan kalender pendidikan dan jumlah jam efektif setiap tahunnya. Sedangkan sekolah dengan bimbingan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/ kota bertanggung jawab untuk pengembangan

  Selain Undang-undang yang diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan, juga diadakannya berbagai perubahan kurikulum untuk lebih meningkatkan mutu pendidikkan yang semakin baik. Karena kurikulum merupakan suatu unsur yang memberi konstribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Dan dalam kurikulum 2013 mengarahkan pada peserta didik yang berkualitas, aktif menjawab tantangan zaman, mendidik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Selain itu juga, kurikulum 2013 diadakan untuk dapat memiliki kompetensi dan keterampilan untuk melakukan pembangunan dan dapat memenuhi delapan standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.

  Salah satunya dalam delapan standar nasional pendidikan adalah standar penilaian yang bertujuan menjamin perencanaaan penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, dan pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, sesuai dengan konteks sosial budaya serta pelaporan hasil penilaian secara objektif, akuntabel dan informatif.

  Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolaan proses informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian peserta didik ini mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah. Dan dalam penilaian peserta didik pada jenjang pendidikan mempunyai beberapa prinsip yaitu harus objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel dan

  Dalam kurikulum 2013 penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam penilaian sikap, pendidik melakukan penilaian melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Peniaian pengetahuan pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan. Dan pada penilaian keterampilan pendidik menilai kompetensi melalui penilaian kinerja. Dalam hal ini pendidik menuntut peserta didik agar dapat mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes, praktik, projek dan penilaian portofolio. Sedangkan instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilegkapi dengan rubrik.

  Dalam implementasi kurikulum 2013 dijabarkan mengenai penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian terpisah dan berdiri sendiri, namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga bersifat autentik (mengacu kepada pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian K1 dan K2 dititipkan melalui kegiatan yang didesaign untuk mencapai KI3 dan KI4)

  Penilaian sikap dalam kurikulim 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai wujud eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.

  Didalam standar penilaian pendidikan nomor 66 tahun 2013, juga dijelaskan bahwa dalam prisip penilaian harus objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel dan edukatif. Sedangkan untuk melakukan penilaian kompetensi sikap melalui digunakan untuk observasi, penilaian diri dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang disebut rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

  Dalam observasi, teknik penilaian dilakukan secara berkesinambungan dengan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi, instrumen yang digunakan berupa penilaian antar peserta didik. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan peserta didik saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi, instrumen yang digunakan berupa penilaian antar peserta didik. Sedangkan jurnal merupakan catatan pendidik didalam maupun diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

  Didalam materi pelatihan guru SD tentang implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 dijelaskan bahwa dalam menilai sikap dapat dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumennya berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau penilaian yang disertai rubrik. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Sedangkan jurnal merupakan catatan pendidikan didalam dan diluar kelas berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

  Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantik pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantik differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu

  garis kontinum dimana jawaban yang paling positif terletak dibagaian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya.

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan instrumen angket yang dilakukan oleh peneliti dengan melibatkan 17 orang guru SD dari dua sekolah yaitu SD Kalicacing 02 Salatiga dan SD Negeri 02 Salatiga menghasilkan data sebagai berikut, yang ditulis dalam tabel 1.1 :

Tabel 1.1 Hasil Instrumen Angket NO ASPEK KEBUTUHAN KETERANGAN HASIL

  1. Tindakan melakukan penilaian setiap pembelajaran

  94,1% 5,8%

  • Melakukan penilaian
  • Tidak melakukan penilaian
  • Melakukan penilaian tiga ranah
  • Tidak melakukan
  • Melakukan penilaian sikap
  • Tidak melakukan
  • Menggunakan instrumen
  • Tidak menggunakan

  2. Melakukan penilaian tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor)

  88,2% 11,7%

  3. Tindakan melakukan penilaian sikap dan teknik yang digunakan

  94,1% 5,8%

  4. Instrumen yang digunakan

  63,8% 34,8%

  5. Hasil pengukuran sikap dengan instrumen yang digunakan

  Kesimpulan dari seluruh pendapat informan, bahwa instrumen yang digunakan kurang memuaskan, kurang mewakili sikap anak dan kurang objektif dalam menilai ranah afektif

  6. Kebutuhan instrumen sikap Kebutuhan dari seluluh informan 100%

  7. Instrumen sikap yang diharapkan Dari kesimpulan seluruh informan, bahwa guru membutuhkan instrumen yang lengkap, dapat menilai sikap dalam proses pembelajaran, praktis, mudah, lengkap, instrumen yang baik dan luas, instrumen yang dapat mengukur sikap baik spiritual, sosial dan kepribadian, serta dapat objektif serta dapat menilai sesuai kondisi.

  1) Hampir semua guru (94,1%) melakukan penilaian pembelajaran, hanya 5,8% yang tidak melakukan penilaian. 2) Hampir semua guru (88,2%) melakukan penilaian tiga ranah (kognitig, afektif dan psikomotor), hanya 11,7% yang tidak melakukan penilaian. 3) Hampir semua guru (94,1%) melakukan penilaian pembelajaran kawasan afektif, sedangkan 5,8% tidak melakukan penilaian afektif . Dari 94,1% , 81,3% menggunakan tehink observasi, sedangkan sisanya 18,7% menggunakan tehnik jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman. 4) Dari 17 orang guru yang menjadi sumber informasi, dapat diketahui 34,8% guru tidak menggunakan instrumen penilaian untuk mengukur sikap siswa, dan 63,8% guru menggunakan instrumen penilaian sikap. Tehnik yang sering digunakan guru adalah observasi dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan hasil pengukuran sikap dengan menggunakan instrumen yang dibuat kurang memuaskan dan kurang objektif dalam mengukur sikap siswa, serta kurang mewakili seluruhnya sikap siswa.

  Dari kesimpulan seluruh informan, bahwa guru membutuhkan instrumen yang lengkap, dapat menilai sikap dalam proses pembelajaran, praktis, mudah, lengkap, instrumen yang baik dan luas, instrumen yang dapat mengukur sikap baik spiritual, sosial dan kepribadian, serta dapat diimplemantasikan dalam sehari-hari, dan objektif serta dapat menilai sesuai kondisi. Untuk itu peneliti berupaya mengembangkan alternatif instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan model skala Likert, untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa instrumen penilaian sikap untuk memudahkan guru dalam menilai sikap dan lebih objektif dalam menentukan penilaian sikap siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

  Dari latar belakang di atas dijelaskan ada beberapa prinsip penilaian. Diantaranya sikap diantaranya menggunakan teknik observasi dengan menggunakan alat indra.

  Begitu juga dengan penilaian diri dan penilaian antar teman. Didalam menggunakan alat indra terkadang seorang dengan yang lain berbeda dan ada kemungkinan penilaian ini cenderung subjektif, sedangkan dalam menilai harus objektif dan harus dapat dipertanggung jawabkan.

1.3 Pembatasan Masalah

  Dari beberapa permasalahan yang muncul dalam identifikasi masalah diatas tidak mungkin dapat dibahas keseluruhannya dalam waktu bersamaan. Untuk itu permasalahan perlu dibatasi agar pembahasan dapat lebih terfokus. Pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut : 1.

  Pengukuran sikap dalam penelitian ini hanya berfokus pada satu objek sikap, yaitu sikap tanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Penelitian pengembangan hanya dilakukan sampai tahap pengujian terbatas.

1.4 Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala

  Likert untuk kelas 5 Semester 2 berdasarkan Kurikulum 2013? 2. Bagaimana tingkat validitas instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert berdasarkan uji ahli?

3. Bagaimana kualitas instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala

  Likert berdasarkan uji coba lapangan?

1.5 Tujuan Penelitian

  Tujuan penilaian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Mengembangkan instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert untuk kelas 5 Semester 2 berdasarkan Kurikulum 2013.

2. Mengetahui tingkat validitas instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert berdasarkan uji ahli.

3. Mengetahui kualitas instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert berdasarkan diujikan dilapangan.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

  Sebagai salah satu unsur penilaian, instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert membutuhkan banyak faktor, seperti Kurikulum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar), kisi-kisi dan pernyataan dalam skala Likert yang berdasarkan kajian ilmiah. Spesifikasi produk dapat digambarkan sebagai berikut :

  1. Instrumen yang dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang ada disilabus.

  2. Objek sikap yang diambil dari kompetensi dasar kemudian didefinisikan.

  3. Definisi dari objek sikap disusun menjadi kisi-kisi instrumen penilaian sikap berdasarkan skala Likert.

  4. Kisi-kisi instrumen penilaian ini berdasarkan komponen indikator objek sikap dan komponen sikap yang meliputi kognisi, afeksi dan konasi.

  5. Pernyataan disusun berdasarkan pedoman penulisan pernyataan menurut Edwards dalam Azwar (2011: 114).

  6. Pernyataan yang ditulis mengandung pernyataan favorable (+) dan unfavorable (-).

  7. Layout yang digunakan dalam penulisan instrumen mudah untuk dipahami.

  8. Pemberian skor dapat dilakukan dengan menggunakan skala deviasi normal dan dengan cara sederhana.

1.7 Manfaat Penelitian

1.7.1 Manfaat Teoritis

  mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal pengembangan instrumen penilaian sikap.

1.7.2 Manfaat Praktis

  Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat membantu guru untuk lebih mudah dalam menilai sikap peserta didik secara lebih objektif. Dan siswa mendapatkan kepuasan hasil penilaian, karena penilaian sikap bersifat adil karena sudah disesuaikan dengan kriterianya didalam instrumen. Sebagai laporan penelitian yang bermanfaat untuk perpustakaan dan akreditasi pendidikan.

1.8 Definisi Istilah

  Instrumen Kompetensi dasar (KD)

  : :

  Alat pengukur Sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Merupakan kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan efektif Pengembangan : Usaha membuat menjadi ada atau menjadi lebih baik.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Asisten Dosen FTI UKSW dengan Metode Weighted Product

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penjadwalan Filtering pada Proxy Squid

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Hubungan Kehadiran terhadap Tingkat Prestasi Mahasiswa Menggunakan Metode Regresi dan Korelasi: Studi Kasus Kelas Praktikum ALM FTI UKSW

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Project Based Learning bagi Siswa Kelas V di SDN Tingkir Tengah 1 Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Project Based Learning bagi Siswa Kelas V di SDN Tingkir Tengah 1 Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengaruh Penempatan Perangkat Wi-Fi terhadap Persentase Konektifitas Jaringan Indoor dengan Metode RSSI ( Receive Signal Strength Indicator): Studi Kasus FTI UKSW

0 1 25

3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW

1 2 14

4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aplikasi Pemesanan Bus Pariwisata Menggunakan Payment Gateway Berbasis Android: Studi kasus Bluestar, Salatiga

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Absensi Pegawai Berbasis Web dengan Codeigniter: Studi Kasus Kantor DPRD Kota Salatiga

0 0 24