TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI

TEORI BELAJAR TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI DAN MOTIVASI

  1

  1

  Peserta pelatihan diharapkan dapat menganalisis perbedaan beberapa teori belajar dan contoh konkrit penerapan setiap teori belajar di dalam kelas 2

  2

  3 3

  1. Menjelaskan perbedaan persamaan 4 teori belajar

  2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan masing-masing teori belajar

  3. Memberikan contoh konkrit penerapan setiap teori belajar di dalam kelas

  PENDIDIKAN & PENDIDIKAN & PENGAJARAN PENGAJARAN

  MENDIDIK (MENGKONSTRUK ATTITUDE, MENDIDIK (MENGKONSTRUK ATTITUDE,

  HABIT, BEHAVIOR, CHARACTER) HABIT, BEHAVIOR, CHARACTER)

   MENGAJAR (TRANSFER OF KONWLEDGE,

  MENGAJAR (TRANSFER OF KONWLEDGE, EXPERIENCE, VALUE, SKIIL)

  EXPERIENCE, VALUE, SKIIL)

  Deskriptif Asumsi dasar Teori Pengertian “belajar” Belajar Tujuan belajar Kritik Preskriptif Pengaruh teori belajar Teori Terapan Instruksional Model-model PBM Tergantung pada kenyataan Pengaruh teori belajar Penerapan Keterampilan mengajar Dalam PBM Langkah rinci PBM

  6 6 TEORI BELAJAR TEORI BELAJAR 

   Aliran Humanistik

  Ausubel Bruner

  Piaget Ausubel

  Aliran Kognitif Piaget

   Aliran Kognitif

  Habermas 

  Honey & Mumford Habermas

  Kolb Honey & Mumford

  Bloom & Krathwohl Kolb

  Aliran Humanistik Bloom & Krathwohl

  Pask & Scott 

   Aliran Tingkah Laku

  Landa Pask & Scott

  Aliran Sibernetik Landa

   Aliran Sibernetik

  Skinner 

  Edwin Guthrie Skinner

  Clark Hull Edwin Guthrie

  Watson Clark Hull

  Thorndike Watson

  Aliran Tingkah Laku Thorndike

  Bruner TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) 

  Belajar adalah perubahan tingkah laku 

  Proses belajar mengajar : Penguatan (+) Stimulus Proses Respons Penguatan (-) 

  Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa positive bisa negative 

  Yang terpenting adalah masukan berupa stimulus dan keluaran berupa respons (karena dapat diamati) 

  Kritik : 1. tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks 2. tidak semua hasil belajar dapat diamati dan diukur

  7

  8 8 APLIKASI BEHAVIORISME DALAM

APLIKASI BEHAVIORISME DALAM

PROSES BM

PROSES BM

MELIPUTI LANGKAH-LANGKAH :

  MELIPUTI LANGKAH-LANGKAH : Menentukan tujuan instruksional

  Menentukan tujuan instruksional

Menganalisis lingkungan kelas, termasuk “entry behavior”

  

Menganalisis lingkungan kelas, termasuk “entry behavior”

mahasiswa

   mahasiswa Menentukan materi pelajaran

  Menentukan materi pelajaran Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil

  Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil Menyajikan materi pelajaran

  Menyajikan materi pelajaran Memberikan stimulus berupa : pertanyaan, tes, latihan,

  Memberikan stimulus berupa : pertanyaan, tes, latihan, tugas-tugas

   tugas-tugas Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan

  Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan Memberikan penguatan (positif maupun negatif)

  Memberikan penguatan (positif maupun negatif) Memberikan stimulus baru

  Memberikan stimulus baru Mengevaluasi hasil belajar

  Mengevaluasi hasil belajar Memberikan penguatan, dan seterusnya

  Memberikan penguatan, dan seterusnya

  9 TEORI BELAJAR KOGNITIVISME 

  Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati)

  

Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman

dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif.

Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi

dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki

   A B C D ABCD = Struktur

kognitif

mahasiswa

  

Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini ialah

teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, dan teori bermakna Ausubel

   Kritik :

   1. Lebih dekat pada psikologi daripada teori belajar, sukar diaplikasikan

   2. Sukar dipraktekkan, karena tidak mungkin memahami “struktur kognitif” yang ada dalam setiap orang mahasiswa

  KOGNITIVISME : KOGNITIVISME :

  TEORI PERKEMBANGAN PIAGET TEORI PERKEMBANGAN PIAGET

  

1. Proses Belajar : terjadi menurut tahap-tahap

  

1. Proses Belajar : terjadi menurut tahap-tahap

perkembangan sesuai umur perkembangan sesuai umur

  2. Tahap-Tahap :

  2. Tahap-Tahap :  asimilasi (penyesuaian pengetahuan baru

   asimilasi (penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada) dengan struktur kognitif yang sudah ada)

   akomodasi (penyesuaian struktur kognitif  akomodasi (penyesuaian struktur kognitif

mahasiswa dengan pengetahuan baru)

mahasiswa dengan pengetahuan baru)

   equilibrasi (penyeimbangan mental  equilibrasi (penyeimbangan mental setelah terjadi proses asimilasi / setelah terjadi proses asimilasi / akomodasi akomodasi

  11 11 APLIKASI TEORI PERKEMBANGAN PIAGET

APLIKASI TEORI PERKEMBANGAN PIAGET

1) 1)

  Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk

  6) 6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar

  atau bertanya

  atau bertanya

  memacu krativitas mahasiswa untuk berdiskusi

  memacu krativitas mahasiswa untuk berdiskusi

  Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang

  Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang

  5) 5)

  topik yang akan dipelajari mahasiswa

  topik yang akan dipelajari mahasiswa

  Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk

  4) 4)

  Menentukan tujuan instruksional

  dosen)

  dosen)

  aktif oleh mahasiswa (bimbingan minimum oleh

  aktif oleh mahasiswa (bimbingan minimum oleh

  Menentukan topik yang dapat dipelajari secara

  Menentukan topik yang dapat dipelajari secara

  3) 3)

  Memilih materi pelajaran

  Memilih materi pelajaran

  2) 2)

  Menentukan tujuan instruksional

  Mengevaluasi proses dan hasil belajar

  KOGNITIVISME : BRUNER KOGNITIVISME : BRUNER

  Terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara

  

Terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara

  kita mengatur materi pelajaran

  kita mengatur materi pelajaran 

  Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap :

  Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap :

   enaktif (aktivitas mahasiwa untuk memahami

  enaktif (aktivitas mahasiwa untuk memahami 

  lingkungan melalui observasi langsung realitas)

  lingkungan melalui observasi langsung realitas)

   ikonik (mahasiswa mengobservasi realitas tidak secara

  

 ikonik (mahasiswa mengobservasi realitas tidak secara

  langsung, tetapi melalui sumber sekunder , misalnya

  langsung, tetapi melalui sumber sekunder , misalnya

  melalui gambar-gambar atau tulisan)

  melalui gambar-gambar atau tulisan)

  simbolik (mahasiswa membuat abstraksi berupa teori, 

  

 simbolik (mahasiswa membuat abstraksi berupa teori,

  penafsiran, analisis terhadap realitas yang telah

  penafsiran, analisis terhadap realitas yang telah

  diamati dan alami)

  diamati dan alami) 12 12

  13 13 APLIKASI TEORI KOGNITIF BRUNER APLIKASI TEORI KOGNITIF BRUNER

  Mencari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.nya

   Mengevaluasi proses dan hasil belajar

  tahap enaktif, ikonik ke simbolik, dsb.nya

  tahap enaktif, ikonik ke simbolik, dsb.nya

  ke abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dari

  ke abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dari

  Mengatur topik-topik mulai dari yang paling konkret

   Mengatur topik-topik mulai dari yang paling konkret

   Mencari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.nya

  Menentukan tujuan-tujuan instruksional

  induktif oleh mahasiswa

  induktif oleh mahasiswa

  Menentukan topik yang bisa dipelajari secara

   Menentukan topik yang bisa dipelajari secara

  Memilih materi pelajaran

   Memilih materi pelajaran

  Menentukan tujuan-tujuan instruksional

  Mengevaluasi proses dan hasil belajar

TEORI BERMAKNA AUSUBEL

   Proses Belajar terjadi bila mahasiswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru

   Proses Belajar terjadi melalui tahap-tahap:  memperhatikan stimulus yang diberikan

   memahami makna stimulus  menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami 

  Konsep penting : “Advance Organizer”, yang merupakan gambaran singkat isi pelajaran baru, yang berfungsi sebagai (1) kerangka konseptual sebagai titik tolak

proses belajar, (2) penghubung antara ilmu yang baru

dengan apa yang sudah dimiliki mahasiswa, (3) fasilitator yang mempermudah mahasiswa belajar 14

APLIKASI TEORI BERMAKNA AUSUBEL

  

  Menentukan tujuan instruksional

  

  Mengukur kesiapan mahasiswa

  

  Memilih materi pelajaran

  

  Mengidentifikasi prinsip - prinsip yang harus dikuasai mahasiswa

  

  Menyajikan pandangan menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari

  

  Menggunakan “advance organizer” dengan cara membuat rangkuman

  

  Mengajar mahasiswa memahami konsep dan prinsip dengan fokus pada hubungan antara konsep yang ada

  

  Mengevaluasi proses dan hasil belajar 15

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

   Belajar adalah untuk “memanusiakan” manusia

   Cenderung bersifat eklektik, dalam arti memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar tercapai

   Contoh: Ausubel (meaningful learning), lihat juga kognitivisme

   Krathwohl & Bloom, ada 3 kawasan tujuan belajar : Kognitif, Afektif dan Psikomotor

   Kolb, ada 4 tahap dalam proses belajar, yaitu : pengalaman konkrit, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif

  

Honey & Mumford, berdasarkan teori Kolb membagi mahasiswa

menjadi 4 macam: Aktifis, Reflektor, Teoris, dan Pragmatis

  

Habermas, ada 3 tipe belajar : belajar teknis, belajar praktis dan

belajar emansipatoris

   Kritik : sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis,dan lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan 16

  17 APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK

APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK

DALAM PROSES BM

DALAM PROSES BM

  

Dalam prakteknya cenderung mendorong mahasiswa untuk

Dalam prakteknya cenderung mendorong mahasiswa untuk

berpikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke berpikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke abstrak, dari khusus ke umum, dsb.nya ) abstrak, dari khusus ke umum, dsb.nya )

   Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan

  Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan aktif mahasiswa di dalam proses BM) aktif mahasiswa di dalam proses BM)

   Aplikasinya melalui tahap-tahap :

  Aplikasinya melalui tahap-tahap : 1. menentukan tujuan instruksional

  1. menentukan tujuan instruksional 2. menentukan materi pelajaran

  2. menentukan materi pelajaran 3. mengidentifikasi “ entry behavior” mahasiswa

  3. mengidentifikasi “ entry behavior” mahasiswa

4. mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan

  

4. mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan

mahasiswa mempelajarinya secara aktif dan mahasiswa mempelajarinya secara aktif dan seterusnya…………. seterusnya………….

  18 18 TEORI BELAJAR SIBERNETIK TEORI BELAJAR SIBERNETIK

   Belajar adalah pengolahan informasi Belajar adalah pengolahan informasi

   Yang terpenting adalah “sistem informasi”, yang akan menentukan Yang terpenting adalah “sistem informasi”, yang akan menentukan terjadinya proses belajar. Jadi tidak ada satu pun jenis cara belajar terjadinya proses belajar. Jadi tidak ada satu pun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi yang ideal untuk segala situasi

   Contoh : Landa (pendekatan algoritmik dan heuristik), Pask & Scott Contoh : Landa (pendekatan algoritmik dan heuristik), Pask & Scott

  (tipe mahasiswa “wholist” dan “serialist”) (tipe mahasiswa “wholist” dan “serialist”)

   Pendekatan belajar “algoritmik” menuntut mahasiswa berpikir Pendekatan belajar “algoritmik” menuntut mahasiswa berpikir sistematis, tahap demi tahap, linier menuju ke suatu target tertentu sistematis, tahap demi tahap, linier menuju ke suatu target tertentu

  (memahami rumus matematika) (memahami rumus matematika)

   Pendekatan “heuristik” menuntut mah. berpikir divergen, menyebar Pendekatan “heuristik” menuntut mah. berpikir divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep yang penuh ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep yang penuh arti ganda dan penafsiran, biasanya menuntut cara berpikir arti ganda dan penafsiran, biasanya menuntut cara berpikir demikian demikian

   Mah.tipe “wholist” cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang Mah.tipe “wholist” cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum ke tahap yang lebih khusus paling umum ke tahap yang lebih khusus

   Mah.tipe “serialist; cenderung berpikir secara “algoritmik” Mah.tipe “serialist; cenderung berpikir secara “algoritmik”

   Kritik : Lebih menekankan pada sistem informasi, kurang Kritik : Lebih menekankan pada sistem informasi, kurang memperhatikan bagaimana proses belajar berlangsung (Sulit memperhatikan bagaimana proses belajar berlangsung (Sulit dipraktekkan) dipraktekkan)

  APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM PROSES BM DALAM PROSES BM

  • Menentukan tujuan instruksional
  • Menentukan materi pelajaran
  • Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut
  • Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi itu (apakah algoritmik atau heuristik)
  • Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya
  • Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan pelajaran

  19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES

   Retensi

  Balik Balik

  Pemberian Umpan Pemberian Umpan

  Tujuan Belajar 

   Tujuan Belajar

  Kondisi Belajar Kondisi Belajar

  EKSTERNAL EKSTERNAL 

  Transfer Transfer

  Retensi 

  20 20 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES

  

BELAJAR MENGAJAR

BELAJAR MENGAJAR

  Ingatan 

   Ingatan

  Perhatian Perhatian

  Motivasi 

   Motivasi

  Kemampuan Kemampuan

  INTERNAL : 

  INTERNAL :

  Lupa Lupa

ANALISIS HASIL KERJA YANG RENDAH

  Jarang Belum berlatih menguasai menggunakan pengetahuan/ keterampilan keterampilan

  4

  1 Prestasi belajar 3 rendah 2 Konsekuensi Sifat atau struktur negatif tugas yang sulit pelaksanaan atau tidak tugas menyenangkan 21

  

MOTIVASI

  Pengertian : “Movere” = menggerakkan 

  Kondisi yang :

  • menimbulkan perilaku
  • mengarahkan perilaku
  • - mempertahankan intensitas

    perilaku

TEORI MOTIVASI

   Proses MOTIVASI  diarahkan untuk mencapai TUJUAN

   TUJUAN yang ingin direalisasikan dipandang sebagai

  POWER yang menarik individu.

   Terdapat beberapa TEORI MOTIVASI dan hasil penelitian yang berusaha mendeskripsikan hubungan antara PRILAKU dan HASILNYA.

KATEGORI CAKUPAN

  INTI TEORI YANG TEORI TEORI MENGEM- . BANGKAN TEORI

  Kebutuhan

  TEORI Abraham H

  TEORI manusia dibagi

  HIERARKI Maslow

  dalam hierarki :

KEPUA KEBUTU

  Fisiologi

  HAN

  • SosialisasiPenghargaanAktualisasi

  Keselamatan SAN

KATEGORI CAKUPAN

  INTI TEORI YANG TEORI TEORI MENGEM- . BANGKAN TEORI

  DUA faktor

  TEORI Frederick

  motivasi yaitu :

  DUA Herzberg

  • TIDAK PUAS

  FAKTOR

   PUAS

KATEGORI CAKUPAN

  INTI TEORI YANG TEORI TEORI MENGEM- . BANGKAN TEORI

  Berhubungan

  TEORI David C Mc

  dengan konsep

  KEBUTU Clelland

  belajar. 3

  HAN

  kebutuhan diperoleh dari Kebudayaan : PRESTASIAFILIASIPOWER

KATEGORI CAKUPAN

  INTI TEORI YANG TEORI TEORI MENGEM- . BANGKAN TEORI

  Setiap individu

  TEORI Victor H.

  TEORI mempunyai

  HARAPAN Vroom

  harapan PROSES KINERJA

  P=F(M x A) M=F(V1 x E) V1=(V2 x I)

KATEGORI CAKUPAN

  INTI TEORI YANG TEORI TEORI MENGEM- . BANGKAN TEORI

  Bawahan selalu

  TEORI Victor H.

  mem-

  KEADILAN Vroom

  bandingkan antara usaha dan imbalan yang mereka terima dengan usaha serta imbalan yang diterima orang lain

KATEGORI CAKUPAN

  INTI TEORI YANG TEORI TEORI MENGEM- . BANGKAN TEORI

  Penguatan

  TEORI Victor H.

  merupakan

  PENGUAT- Vroom

  prinsip belajar

  AN

  yang sangat penting dan memotivasi individu

  MOTIVASI BELAJAR A. Fungsi Motivasi Dalam Belajar 1.

  Motivasi adl. Sesuatu yang paling mendasar yang harus ada dalam proses belajar karena hasil belajar akan optimal bila ada motivasi. 2. Motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan.

  Fungsi Motivasi

  1. Sbg. Pendorong untuk berbuat sesuatu dr. setiap aktifitas yang dilakukan

  2. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai.

  3. Menyeleksi perbuatan

  4. Pendorong usaha untuk mencapai prestasi

B. Bentuk Motivasi Di Sekolah

  Motivasi anak berbeda2, motivasi tidak timbul tiba2, tapi motivasi harus ditumbuhkan oleh Guru.

  Cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa antara lain :

1. Memberi Angka

  

Guru dalam hal ini memerlukan unsur objektivitas dalam

memberi nilai, yang hendaknya angka tersebut mencerminkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

  2. Memberi hadiah Hadiah akan sangat menarik siswa sebagai motivasi dalam melakukan sesuatu pekerjaan.

  

Hadiah sebagai penguat terhadap motivasi belajar siswa

   3. Kompetisi Baik kompetensi individu maupun kelompok digunakan untuk merangsang dan menguatkan motivasi belajar. Individu = Juara kelas, Kelompok = lomba2.

4. Ego Invoivement

  Adl. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa agar merasakan pentingnya tgs disekolah dan menerimanya sbg suatu tentangnya sehingga siswa berusaha bekerja keras mengerjakan tgs dengan harga dirinya sbg. Jaminan.

5. Memberi Pujian

  Secara psikologi seseorang pasti akan lbh. Senang dipuji dari pada di lecehkan.

Yang perlu diperhatikan kualitas pujian hendaknya layak

sesuai dengan prestasi bila berlebihan dapat membuat siswa besar hati dan tidak termotivasi belajar.

C. TEORI MOTIVASI

  1. Motivasi dan Penguat

Skiner dan ahli teori tingkah laku mengungkapkan tidak perlu

memisahkan antara teori belajar dan motivasi

Siswa yang tlh. Diberi penguatan untuk belajar (nilai, pujian)

akan termotivasi untuk belajar demikian juga siswa yang tlh.

  

“dihukum” dlm belajarnya, maka tdk lg termotivasi belajar.

  2. Hadiah dan Penguatan Tidak ada jaminan apakah hadiah akan menjadi penguat yg efektif krn sbg penguat ditentukan oleh pribadi dan situasi.

  Nilai penguat dr hadiah tergantung pada banyak faktor.

3. Cognitive Dissonance

  

teori yang menerangkan tentang tingkah laku seseorang

dengan memberi alasan untuk menunjukkan bahwa dirinya positif. Teori ini berpegang bahwa orang akan marah/tdk senang jika nilai kepercayaannya ditentang oleh tingkah laku yang secara psikologi tidak konsisten untuk mengatasi untuk mengatasi ketidak senangan ini mrk. Mengubah tingkah lakunya dengan memberikan alasan yang kira2 masuk akal.

4. Teori Atribusi

  Mencari penjelasan dan mencoba untuk mengerti mengapa seseorang memberikan alasan terutama jika seseorang mengalami kegagalan/kesuksesan.

Orang mencoba untuk menyatakan bahwa dirinya positif/

mempunyai kesan positif dan akan mencari alasan untuk

menghindari kesan negatif.

Teori ini berfungsi bagaimana siswa menginterprestasikan

dan menggunakan umpan balik atas prestasi akademik mereka dan menyarankan kepada guru bagaimana mrk hrs. memberikan umpan balik yang dapat menimbulkan motivasi

  5. Self Worth (menghargai dirinya sendiri) Teori ini menggabungkan komponen motivasi dengan persepsi yang menyebabkan sukses dan gagal.

  Seorang individu blj dr persepsi masyarakat bahwa seseorang dinilai karena prestasinya. seseorang mempertahankan persepsi bahwa dia mempunyai kemampuan yang positif. Jika seseorang gagal dalam

menjalankan tgs persepsi orang bahwa dia tidak mampu.

kegagalan menciptakan perasaan diri yang tidak berharga dan menolak dirinya sendiri.

  6. Expectancy Theories Of Motivation Hubungan antara kebutuhan dan tingkah laku adl individu merespon terhadap kebutuhan yang muncul.

  Individu sering dihadapkan pd bagaimana memilih respon untuk berbagai kebutuhan upaya memilih milih menurut jenisnya = teori harapan Individu tdk hanya merespon kejadian yg tlh. Terjadi, tetapi

mrk merespon hal2 yang mungkin dan diharapkan akan

terjadi

  7. Teori Humanistik Untuk Motivasi

Teori belajar humanistik, menjelaskan bahwa proses belajar harus

dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia

(proses humanisasi). Teori belajar humanistik lebih menekankan

bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi baik kognitif, afektif dan psikomotorik.

  Menurut Carl Ransom Rogers, yang terpenting dalam proses

pembelajaran adalah pentingnya pendidik memperhatikan prinsip

pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.

Peserta didik tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

  2. Peserta didik akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

  3. Pengorganisasian bahan pembelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi peserta didik.

  4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

  Menurut Teori Maslow, Orang dimotivasi oleh

  kebutuhan atau ketegangan diciptakan oleh kebutuhan, untuk bergerak menuju tujuan dimana mereka percaya akan membantu memenuhi kebutuhan.

8. Motivasi Berprestasi

  ada beberapa orang yang berambisi dan berkerja keras untuk mencapai sukses.

  37 37 ARCS MODEL

ARCS MODEL

  PERHATIAN ( PERHATIAN (

  A A TTENTION)

  TTENTION) 

  RELEVANSI ( RELEVANSI (

  R R ELEVANCE)

  ELEVANCE) 

  KEPERCAYAAN DIRI ( KEPERCAYAAN DIRI (

  C C ONFIDENCE)

  ONFIDENCE) 

  KEPUASAN ( KEPUASAN (

  S S ATISFACTION)

  ATISFACTION)

  38 38 ATTENTION ATTENTION Perhatian

  Perhatian ditimbulkan oleh ditimbulkan oleh elemen yang : elemen yang :

   Baru

  Baru 

  Aneh Aneh

   Kontradiktif

  Kontradiktif 

  Kompleks Kompleks STRATEGI UNTUK MERANGSANG MINAT DAN PERHATIAN MAHASISWA

  

  Gunakan metode instruksional yang bervariasi

  

  Gunakan variasi media (transparansi, videotape, dsb.nya) untuk melengkapi perkuliahan

  

  Bila tepat, gunakan humor dalam presentasi

  

  Gunakan peristiwa nyata sebagai contoh untuk memperjelas konsep

  

  Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan mahasiswa

  39

  40 40 RELEVANCY RELEVANCY (RELEVANSI) (RELEVANSI) Hubungan antara materi kuliah dengan kebutuhan

  

  dengan nilai yang dianut oleh mahasiswa dan kelompok

  , apabila tujuan yang ingin dicapai sesuai

  Nilai kultural , apabila tujuan yang ingin dicapai sesuai

   Nilai kultural

  adalah langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut

  adalah langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut

  , bahwa keberhasilan dalam suatu tugas

  Motif instrumental , bahwa keberhasilan dalam suatu tugas

   Motif instrumental

  Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation)

  Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation)

  

  

Hubungan antara materi kuliah dengan kebutuhan

dan kondisi mahasiswa

dan kondisi mahasiswa

  Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)

  

Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)

  

  

  (needs for achievement)

  (needs for achievement)

  Kebutuhan untuk berprestasi

  Kebutuhan untuk berprestasi

  

  Motif pribadi (McClelland) 

   Motif pribadi (McClelland)

  dengan nilai yang dianut oleh mahasiswa dan kelompok

  

STRATEGI UNTUK MENUNJUKKAN

STRATEGI UNTUK MENUNJUKKAN

RELEVANSI PERKULIAHAN

RELEVANSI PERKULIAHAN

  Sampaikan apa kemampuan mahasiswa setelah Sampaikan apa kemampuan mahasiswa setelah mempelajari kuliah tersebut, berarti perlu mempelajari kuliah tersebut, berarti perlu menjelaskan tujuan instruksional menjelaskan tujuan instruksional

   Menjelaskan manfaat pengetahuan/

  Menjelaskan manfaat pengetahuan/ keterampilan yang akan dipelajari yang bekaitan keterampilan yang akan dipelajari yang bekaitan dengan pekerjaan lulusan nanti dengan pekerjaan lulusan nanti

   Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung

  

Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung

berhubungan dengan profesi tertentu berhubungan dengan profesi tertentu

  42 KEPERCAYAAN DIRI KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)

  (CONFIDENCE)

  

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE

  

KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE )

)

  • Memperbanyak pengalaman berhasil mahasiswa

  (urutan materi dari mudah ke sukar)

  • Perkuliahan disusun dalam bagian yang lebih kecil
  • Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan persyaratannya ( tujuan instruksional dan kriteria tes pada awal kuliah)
  • Memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan mahasiswa (adanya Kontrak Perkuliahan)
  • Tumbuh kembangkan kepercayaan diri mahasiswa
  • Berikan umpan balik yang konstruktif

  43

  44 SATISFACTION STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN 

  Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya

  

  Berikan kesempatan mahasiswa segera mempraktekkan pengetahuan yang dipelajarinya

  

  Minta mahasiswa membantu teman yang belum berhasil menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan

  

  Bandingkan prestasi mahasiswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu atau standar lain, bukan dengan mahasiswa lain

  45