KAJIAN PERUBAHAN RUANG DALAM PADA RUMAH PADANG DI KOTA PADANG

KAJIAN PERUBAHAN RUANG DALAM PADA RUMAH PADANG DI KOTA PADANG ARTIKEL YUNI SRI SAWITRI NPM. 1210018322002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015

  

KAJIAN PERUBAHAN RUANG DALAM PADA RUMAH PADANG

DI KOTA PADANG , Yuni Sri Sawitri Sudirman Is, Jonny Wongso

  Prodi Studi Arsitektur, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta E-mail : yuni.sawitri@ymail.com

  

Abstrak

  Rumah merupakan salah satu kebutuhan paling pokok dalam kehidupan manusia. Kota Padang memiliki rumah tradisional yang disebut dengan Rumah Padang. Ruang dalam Rumah Padang yang ada saat ini mengalami perubahan yang bervariasi. Perubahan tersebut seperti penambahan dapur, penambahan kamar dibagian depan langkan/serambi, penambahan tempat usaha dan terdapat juga pengurangan panjang langkan/serambi Variasi perubahan tersebut pastilah disebabkan oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan pola ruang awal Rumah Padang dan menganalisa perubahan yang terjadi saat ini serta mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan ruang dalam tersebut berubah.

  Studi ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat analisis dan deskripsi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung atau pengamatan jejak fisik rumah yang berkaitan dengan sampel. Dari hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan oleh pemilik rumah adalah menambah kamar mandi, dapur, kamar/bilik, menambah tempat usaha. Selain menambah pada rumah juga mengalami pengurangan sepeti, mengurangi luas ruang tengah, mengurangi luas beranda dan dapur, mengurangi jumlah bilik/kamar. Faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi, sosial budaya, aktifitas, bertambahnya anggota keluarga dan penunjang pekerjaan. Perubahan yang dilakukan oleh penghuni terhadap Rumah Padang memperlihatkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya sadar tentang nilai-nilai suatu budaya. Pola pikir moderen yang mereka jalani saat ini hanya memikirkan keperaktisan dan ego meraka saja. Kata Kunci : Rumah Tradisional ; Rumah Padang; Perubahan Ruang Dalam

  

KAJIAN PERUBAHAN RUANG DALAM PADA RUMAH PADANG

DI KOTA PADANG 1,

  2

  3 Yuni Sri Sawitri Sudirman Is , Jonny Wongso

  Department of Architectural, Program Magister, Universitas Bung Hatta E-mail : yuni.sawitri@ymail.com

  

Abstract

  The house is one of the most basic needs of human life. Padang city has a traditional house called Padang House. Space in the Padang House that is currently experiencing change varied. Such changes such as the addition of a kitchen, additional room on the front ledge/veranda, adding businesses and there is also a reduction of long ledge/veranda, such changes must be caused by several factors. The purpose of this study was to reveal the pattern of early space Padang House and analyze changes that occur at this time and to know what factors are causing the room to change. The study used qualitative methods of analysis and description. Methods of data collection is done by direct observation or observation of the physical traces of the house associated with the sample. From the results of processing and analysis of the data showed that changes made by homeowners is adding a bathroom, kitchen, rooms/cubicles, adding business premises. In addition to adding also reduces the size of the space as ; reduce the size of the ledge/veranda, reducing broad veranda and a kitchen, reducing the number of booths/rooms. Factors affecting the change is caused by several factors such as economic, social, cultural, activity, increasing family and supporting jobs. Changes made by the occupants of the house Padang showed that the public is not fully aware of the values of a culture. Modern mindset makes them selfish.

  Keywords: Traditional House; House Tower; In the space changes

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Rumah merupakan salah satu kebutuhan paling pokok dalam kehidupan manusia. Menurut Johan Silas (2002) terdapat beberapa ruang utama yang ada pada sebuah rumah, yaitu ruang tidur, ruang belajar atau ruang kerja, ruang keluarga, ruang services seperti dapur, dan teras atau ruang tamu. Makna yang terkandung didalam kebutuhan ruang-ruang tersebut mencerminkan bahwa rumah adalah tempat untuk istirahat, tempat untuk mengaktualisasikan diri guna meningkatkan mutu kehidupan, tempat sosialisasi utamanya dengan keluarga, tempat menyediakan kebutuhan jasmani dan rohani, serta sebagai tempat bernaung. Selain itu rumah juga dapat dijadikan sebagai sarana usaha. Melalui rumah penghuni dapat meningkatkan pendapatannya guna kelangsungan hidupnya. Kota Padang memiliki rumah tradisional yang biasa disebut dengan Rumah Padang. Rumah Padang berbeda dengan rumah Rumah Gadang yang berada di darek atau di kenal dengan Luhak nan Tigo (Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, Luhak 50 Koto). Rumah Padang memiliki atap seperti atap pedati (alat transportasi masa dulu yang ditarik dengan memakai tenaga kerbau). Atapnya cukup tinggi begitupun teritisannya yang cukup lebar. Bangunannya berbentuk rumah panggung yang lantainya lebih tinggi sekitar 1–2 meter dari tanah, dan bagian depan rumah terdapat beranda/langkan. Tata ruang pada Rumah Padang juga berbeda dengan rumah gadang di darek. Ruang pada bagian depan diperuntukan untuk anak laki-laki yang tinggal dirumah hunian. Hal ini berbeda dengan rumah gadang di darek yang tidak membolehkan anak laki-laki tinggal dirumah gadang. Bentuk Rumah Padang dipengaruhi oleh latar belakang politik masa lalu, yaitu pengaruh Aceh. Selain itu beberapa peneliti berpendapat bahwa perbedaan rumah di daerah pesisir seperti Padang dipengaruhi oleh tofografi wilayah sehingga tidak memungkinkan membangun rumah gadang seperti didaerah darek (Nasbahri, 2013). Ruang dalam Rumah Padang yang ada saat ini mengalami perubahan yang bervariasi. Perubahan tersebut seperti penambahan dapur, penambahan kamar dibagian depan langkan/serambi, penambahan tempat usaha dan terdapat juga pengurangan panjang langkan/serambi. Variasi perubahan tersebut pastilah disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian ini akan mengungkapkan perubahan yang dilakukan oleh penghuni dari awal hingga saat ini, kemudian menganalisa faktor- faktor penyebab terjadinya perubahan ruang tersebut.

  Rumusan Masalah

  Dalam kaitannya dengan latar belakang tersebut, muncul pertanyaan: a. Perubahan seperti apa yang dilakukan oleh penghuni rumah yang ditinjau dari aspek ruang?

  b. Faktor apa yang mempengaruhi perubahan tersebut ?

  Tinjauan Pustaka

  Menurut Ellyta dalam (Dewi & Swanendri, 2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaban suatu rumah : a. Faktor kultur

  b. Faktor religi

  c. Faktor perilaku Menurut Rapoport (1969), ada lima aspek yang mempengaruhi bentuk rumah tinggal, sebagai berikut:

  a. Kebutuhan

  b. Keluarga

  c. Wanita

  d. Privasi

  e. Hubungan sosial Pingkan (2002), menyatakan ada 3 dasar yang dinyatakan sebagai indikasi suatu perubahan pada fisik bangunan lama yaitu; a. Penambahan (addition).

  b. Pengurangan (elimination).

  c. Pergerakan/ perpindahan (movement). Mereka mempunyai standar kualitas rumah yang lebih baik sehingga mempunyai kecenderungan lebih besar untuk melakukan perubahan rumah (Sueca, 2005). Tipple (2000) berpendapat bahwa rumah tangga dengan jumlah yang lebih besar mempunyai korelasi positif terhadap perubahan rumah. Pada saat anak-anak beranjak dewasa, mereka membutuhkan privasi yang lebih tinggi, sehingga tekanan terhadap kebutuhan rumah meningkat. Menurut Rahardi dkk, 2010 perubahan rumah tradisional merupakan perubahan bentuk dari rumah asal yang diwarisi oleh tradisi generasi sebelumnya menjadi bentuk “baru” akibat adanya dinamika luar (alam lingkungan) serta di dalamnya (manusia).

METODA PENELITIAN

  Studi ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat analisis dan deskripsi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

  1. Data Primer Pengambilan data primer dilakukan dengan cara: a. Obesrvasi langsung atau pengamatan jejak fisik rumah yang berkaitan dengan sampel dengan menggunakan alat bantu kamera, alat gambar dan sketsa, alat ukur seperti meteran dan catatan-catatan.

  b. Wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mencari informasi yang berkaitan dengan objek.

  2. Data Sekunder Data sekunder yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah denah Rumah Tradsional Kajang Pedati dan berbagai laporan serta kepustakaan yang relevan.

  Perbandingan denah awal dan denah sekarang

  1. Rumah Ibu Rosnida Rumah Ibu Rosnida yang dibangun sekitar tahun 1865 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya.

  Perubahan tersebut seperti; menambah dapur, menambah kamar mandi disebelah dapur, pemperluas kamar, dan menambah kamar yang dahulunya 2 (dua) menjadi 4 (empat) kamar. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rosnida mengatakan penambahan dapur agar aktifitas memasak tidak lagi berada diluar rumah dan langsung terhubung dengan rumah. Penambahan kamar dikarenakan bertambahnya jumlah anak dan bertambahnya anggota baru didalam rumah karena pernikahan. Penambahan kamar mandi dikarenakan agar aktifitas mandi tidak lagi disungai atau berada diluar ruanganDana untuk merubah ruang- ruang tersebut dibantu oleh anak dan sanak keluarga

  2. Rumah Ibu Rafiah

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Rumah Ibu Rafiah yang dibangun sekitar tahun 1815 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; menambah bilik/kamar yang dahulunya 1 (satu) menjadi 3 (tiga) kamar, menambah banguan baru dibagian belakang yang dibuat dari bata. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rafiah mengatakan bahwa kamar ditambah karena anak menginginkan tidur didalam kamar, tidak tidur bersama anggota keluarga lainnya diruang keluarga. Bangunan baru yang ditambah dibagian belakang rumah dikarenakan anak dari pemilik rumah kasihan melihat orang tua mereka yang tinggal sendirian dirumah tersebut yang harus naik turun tangga setiap melakukan aktifitasnya. Oleh karena itu sang anak membangunkan rumah dibagian belakang. Diruangan tersebut disediakan tempat tidur, dapur, dan kamar mandi. Dari pagi hingga sore orang tua tersebut akan tinggal dirumah belakang, kemudian dimalam hari beliau akan naik kerumah tradisional miliknya.

  3. Rumah Bapak Abdul Munis Rumah Bapak Abdul Munis yang dibangun sekitar tahun 1865 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; merubah bentuk beranda, menambah kamar mandi dibagian belakang rumah, menambah tempat usaha didepan rumah. Dari hasil wawancara dengan Bapak Abdul Munis mengatakan perubahan yang beliau lakukan selama tinggal dirumah tersebut ialah merubah beranda dengan cara menutup beranda setinggi atap beranda dan menjadikan ruang tersebut ruang tamu. Alasan merubah ruang tersebut agar rumah terlihat lebih modern seperti rumah lain dimasa itu. Kemudian Bapak Abdul menambah kamar mandi dibagian belakang agar aktifitas mandi dapan dilakukan didalam rumah tidak kesungai lagi. Dibagian depan ditambah tempat usaha bengkel yang dikelola oleh menantu pak Abdul. Posisi rumah yang berada dijalan utama menjadikan alasan bapak Abdul membuat usaha didepan rumahnya.

  4. Rumah Ibu Jalinas Rumah Ibu Jalinas yang dibangun sekitar tahun 1865 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; menambah tempat usaha dibagian bawah rumah atau biasa disebut kolong rumah, menghilangkan dapur dibagian belakang, menambah bilik/kamar. Dari hasil wawancara dengan Ibu Jalinas mengatakan pengurangan dapur dikarenakan dapur yang ada sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi, oleh karena itu dirobohkan dan saat ini dibangu mushollah. Penambahan kamar dilakukan agar ketika sanak saudara pulang kekampung halaman, mereka dapat tinggal dirumah gadang tersebut. Dana untuk menambah kamar dan merenovasi rumah dibatu dari sanak saudara.

  5. Rumah Ibu Nurbaini Aysiah Rumah Ibu Nurbaini Aysiah yang dibangun sekitar tahun 1904 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; menambah bilik/kamar dibagian depan sebaris dengan beranda, menambah kamar mandi disebelah dapur, kemudian menambah bilik/kamar dikolong rumah. Dari hasil wawancara dengan Ibu Nurbaini Aysiah mengatakan bertambahnya jumlah kamar dikarenakan anak-anak beliau yang telah berkeluarga masih tinggal dirumah tersebut. Penambahan kamar mandi agar aktifits mandi dan mencuci dapat dilakukan didalam rumah tidak lagi diluar atau disungai.

  6. Rumah Ibu Epi Rumah Ibu Epi yang dibangun sekitar tahun 1865 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; menambah ruang dapur, menambah bilik/kamar kemudian menambah tempat usaha.

  Dari hasil wawancara dengan Ibu Epi mengatakan bahwa penambahan kamar karena anak perempuan Ibu Epi ingin memiliki kamar sendiri. Anak perempuannya yang telah beranjak dewasa tidak ingin tidur dengan saudara laki-lakinya. Oleh karena itu Ibu Efi menambah kamar dibagian ruang tengah. Bagian belakang rumah dibuat diding agar rumah lebih aman, karena ruang dibelakang selain berfungsi sebagai dapur juga berfungsi untuk menyimpan barang –barang. Di samping rumah Ibu Epi menambah tempat usaha. Hal ini karena suami Ibu Epi seorang pembuat lemari. Penambahan tempat usaha disebelah rumah karena selain dekat dengan rumah juga karena masih ada sisa tanah untuk membuat tempat usaha.

  7. Rumah Bapak Berta Rumah Bapak Berta yang dibangun sekitar tahun 1865 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; mengurangi panjang beranda/serambi/langkan, menambah dapur dan kamar mandi yang disambung dengan bangunan baru dibagian belakang. Dari hasil wawancara dengan Bapak Berta mengatakan sebagian rumah dibangun diatas tanah milik PJKA sehingga beranda harus dipotong. Penambahan dapur yang digabung dengan bangunan baru hal ini dikarenakan anak pak Beta tinggal dibelakang rumah tersebut dan menginginkan rumahnya bergabung dengan rumah orang tuanya, sehingga aktifitas anak untuk mengurus orang tuanya dapat dengan mudah dilakukan.

  8. Rumah Bapak Syamsudin LB Rumah Bapak Syamsudin LB yang dibangun sekitar tahun 1815 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; merubah luasan dapur dan menambah kamar mandi didalam dapur. Dari hasil wawancara dengan Bapak Syamsudin LB menambahan kamar mandi didalam rumah agar aktifitas mandi dan mencuci dapat dilakukan didalam rumah sehingga tidak harus melakukannya disungai. Dalam merenovasi rumah tersebut dana dibantu oleh anak-anak dari Bapak Syamsudin yang telah berhasil dan sukses diperantauan.

  9. Rumah Ibu Rini Rumah Ibu Rini yang dibangun sekitar tahun 1815 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; memperluas dapur, menambah kamar mandi dan menambah bilik/kamar. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rini mengatakan penambahan kamar dikarenakan banyaknya anggota keluarga yang tinggal dirumah tersebut. Dapur diperbesar agar ruang untuk memasak lebih luas karena didalam rumah terdapat beberapa keluaga. Penambahan kamar mandi dikarenakan agar aktifitas mandi tidak lagi dilakukan disungai tatapi berada didalam rumah.

  10. Rumah Ibu Hasma Rumah Ibu Rini yang dibangun sekitar tahun 1920 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; perlusan area dapur dan menambah kamar mandi disamping dapur. Dari hasil wawancara dengan Ibu Hasma mengatakan bahwa perluasan dapur dikarenakan diarea dapur ditambah fungsi baru seperti tempat menjemur pakaian dan menyimpan PDAM yang sudah masuk peralatan dapur. Penambahan kamar kelingkungan sekitar. mandi di samping rumah agar aktifitas mandi dan mencuci tidak harus

  12. Rumah Ibu Refriati kesungai dan telah adanya PDAM yang memudahkan penghuni mendapatkan pasokan air bersih.

  11. Rumah Bapak Rudi Rumah Ibu Refriati yang dibangun sekitar tahun 1915 saat ini telah mengalami beberapa perubahan pada ruang dalamnya. Perubahan tersebut seperti; menambah kamar mandi dan perluasan kamar. Dari hasil wawancara dengan Ibu Refriati mengatakan perluasan kamar karena kamar yang ada sebelumnya

  Rumah Bapak Rudi yang dibangun terlalu kecil untuk memasukkan sekitar tahun 1815 saat ini telah barang-barang keperluan anak mengalami beberapa perubahan pada perempuannya. Penambahan kamar ruang dalamnya. Perubahan tersebut mandi yang berada dibelakang rumah seperti; menambah dapur, memerluas agar aktifias mandi dan mencuci tidak bilik/kamar, menambah kamar mandi lagi kesungai. dan tempat memasak. Berikut merupakan presentase perubahan Dari hasil wawancara dengan Bapak yang terjadi Pada Rumah Padang dan Rudi mengatakan bahwa penambahan faktor yang mempengaruhinya. dapur agar aktifitas memasak tidak lagi berada diluar rumah tetapi menyatu dengan rumah. Pak rudi juga menambah fungsi baru diarea dapur seperti meletakkan meja makan, lemari serta perlengkapan dapur lainnya sehingga memperlebar dapur untuk area memasak dan kamar mandi. Area tempat memasak dan kamar mandi dibuat modern agar dapur terlihat bersih dan indah. Pak Rudi beranggapan apabila ada tamu yang datang, rumahnya terlihat bersih dan rapi. Penambahan kamar mandi didalam rumah agar aktifitas mandi dan mencuci dapat dilakukan didalam rumah saja. Hal ini juga didukung air

  Hasil

  Dari hasil kajian perubahan ruang dalam Rumah Padang terlihat penghuni saat ini cendrung menambah ruang private dan mengurangi ruang publik. Pada zaman dahulu penghuni lebih senang berkumpul dan tidur bersama–sama dengan anggota keluarganya diruang terbuka tetapi saat ini penghuni menginginkan tidur dikamar masing-masing.

  Pada kamar penghuni juga mulai melangkapi isi kamarnya dengan perlengkapan-perlengakapn lain seperti lemari, meja rias dan tempat tidur dengan ukuran besar, hal ini membuat penghuni harus memperluas kamar yang telah ada. Ruang-ruang lain seperti beranda, ruang tengah dan dapur juga telah di penuhi oleh barang-barang dan perabotan rumah tangga sehingga ruang-ruang publik menjadi sempit. Area service yang dahulu berada diluar rumah atau terpisah dari rumah inti kini mulai disatukan dengan rumah inti. Seperti yang disebutkan Rahardi dkk, 2010 perubahan rumah tradisional merupakan perubahan bentuk dari rumah asal yang diwarisi oleh tradisi generasi sebelumnya menjadi bentuk “baru” akibat adanya dinamika luar (alam lingkungan) serta di dalamnya (manusia). Pengaruh kebudayaan luar, aktifitas dan faktor ekonomi membuat penghuni menginginkan kepraktisan dan kenyamanan dalam melakukan aktifitasnya. Selain dapur, ruang service seperti kamar mandi juga mulai disatukan dengan rumah inti. Masyarakat tidak lagi mandi dipemandian umum atau pun disungai, kini masyarakat telah mudah mendapatkan air bersih sehingga mereka lebih memilih membuat kamar mandi yang menyatu dengan rumah. Saat ini ruang-ruang publik juga telah berubah menjadi kawasan komersil. Kepadatan penduduk yang semakin meningkat membuat kebutuhan akan tempat tinggal menjadi lebih penting sehingga lahan-lahan kosong yang dahulu dijadikan sebagai tempat pemandian umum kini tidak ada lagi. Tidak hanya fungsi baru yang ditambahkan kedalam Rumah Padang, material baru juga mulai digabung dengan rumah yang didominasi dengan kayu tersebut. Penambahan ruang baru yang digabung dengan rumah inti terlihat seperti bertolak belakang, karena terlihat perbedaan yang kontras antara material lama dan baru. Modernisasi yang ditampilkan terkesan memaksakan sehingga sangat terlihat ketidakselarasannya. Mereka hanya memikirkan trend tanpa mencoba menyelaraskannya antara bentuk baru dengan bentuk lama. Perubahan yang dilakukan oleh penghuni terhadap Rumah Padang memperlihatkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya sadar tentang nilai-nilai suatu budaya. Pola pikir moderen yang mereka jalani saat ini hanya memikirkan keperaktisan dan ego mereka saja. Rumah Padang kini mulai tersisihkan karena tertutup oleh bangunan- bangunan tambahan disekilingnya. Masyarakat tidak lagi memikirkan nilai- nilai historis dan budaya daerah yang mereka miliki. Bentuk Rumah Padang tidak bersifat fleksibel. Bentuk yang telah tercipta saat ini merupakan bentuk akhir yang tidak dapat ditambah lagi. Apabila terjadi penambahan pada ruang dan bentuknya maka nilai budaya dan historinya akan hilang.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan yang dilakukan oleh penghuni Rumah Padang saat ini terlihat buruk, karena mereka terkesan memaksakan penambahan tersebut. Unsur moderen yang mereka masukkan kedalam rumah, menghilangkan nilai historis dan budayanya. Ruang yang sebelumnya disediakan sebagai tempat berkumpul kini tidak lagi terlihat, karena ruang telah dipenuhi oleh barang-barang dan perabotan rumah tangga. Rumah Padang sama hal dengan Rumah Gadang yang berada didarek, karena rumah tersebut merupakan rumah tunggal yang sifatnya kaku tidak dapat berkembang atau terjadi penambahan pada bentuknya maupun ruangnya. Ruang yang tercipta memiliki nilai historikal sehingga akan berbeda maknanya ketika dilakukan penambahan atau pengurangan. Perkembangan zaman, membuat Rumah Padang menajdi tersisih, karena ruang- runag luar kini telah dipenuhi oleh bangunan yang menjadikan Rumah Padang tertutup. Ditambah lagi kurang populernya bentuk Rumah Padang dikalangan masyarakat. Masyarakat hanya mengenal rumah gadang dengan atap gonjongnya sehingga masyarakat kurang menjaga dan melestarikan Rumah Padang.

  Saran

  Sebaiknya Rumah Padang tetap dijaga keasliannya agar salah satu budaya bangsa ini tetap dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Perubahan yang dilakukan oleh pemilik rumah sebaiknya tidak menghilangkan ciri khas Rumah Padang, karena rumah tradisional ini merupakan salah satu identitas Kota Padang. Rumah tradisonal Kajang Pedati yang tersisa perlu diidentifikasi lagi dan perlu adanya campur tangan pemerintah daerah dalam merepitalisasi bangunan cagar budaya yang terdapat di Kota Padang.

  Rumah Padang sangat menarik untuk dilakukan penelitiannya. Masih banyak yang dapat digali lagi dari rumah tersebut, sehingga perlu adanya penelitian lanjutan tentang rumah tersebut.

  DAFTARPUSTAKA

  Couto, Nasbahry. 2013, Arsitektur Rumah Padang dan Bagian-Bagiannya. Revisi. Lexy J., Moleong. 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mutia, Riza, dkk. Rumah Gadang Di Pesisir Suamtera Barat. Bagian Proyek Pembinaan Permusiuman Suamtera Barat. 2001. Rapoport, A. 1977. Human Aspect of Urban Form. Oxford: Pergamon Rapoport, Amos, 1969, Hous Form and Cultur. London: Prentice-Hall. Rapoport, Amos. 1960, Fights, Games, and Debates, Ann Arbor: The University of Michigan Press 1960. Silas, Johan, 2002, Perancangan Perumahan Rakyat Terpadu: Pendekatan Empirik dan Lingkungan. Jurnal. Sinai, I. 2001, Moving or Improving: Housing Adjustment Choice in Kumasi, Ghana. Housing Studies. Vol. 16 No. 1, pp. 97-114. Sjaifoel, Ellyta 2008, Kajian Perubahan Fisik Rumah Tinggal Pada Permukiman Perumnas Martubung Medan. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sumatera Utara. Tesis 2008. Tipple A.G. & Salim, A. 1999, User Initiated Extensions as Housing Supply: a Study of Government – Built Low – Cost Housing Estates in Malaysia. TWPR Vol.

  21 No. 2, pp. 119-154. Tipple, A.G. 2000, Extending Themselves: User Initiated Transformations of Government-Built Housing in Developing Countries. Liverpool: Liverpool Univ.

  Press. Turan, Mete, 1990, Vernacular Architecture, Gower Publishing Company Limited, Hants.

Dokumen yang terkait

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KARAKTERISTIK PEKERJAAN, MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL

0 0 14

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN DISTRIBUSI TERHADAP LOYALITAS PETANI DALAM MENGGUNAKAN PUPUK UREA BERSUBSIDI DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

0 4 16

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEUNGGULAN PRODUK DAN CITRA TERHADAP LOYALITAS PENGUNJUNG DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KERINCI

0 0 15

PENGARUH JOB CHARACTERISTICS DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI ARTIKEL

0 0 16

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN TUNTUTAN TUGAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

0 2 19

PENGARUH NILAI PELANGGAN, PENANGANAN KELUHAN, DAN DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PLTMH DI KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

0 0 15

PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MERK, PROMOSI DAN SIKAP TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN RINGAN PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

0 0 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA PADANG PANJANG

0 1 7

PENEGAKAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

0 0 40

KEWENANGAN PEMBATALAN PERATURAN DAERAH DALAM PERSPEKTIF HAK MENGUJI PERATURAN PERUNDANG-UNDANG (TOETSINGSRECHT) ARTIKEL

0 0 16