PERSAINGAN USAHA SISTEM KELILING DENGAN SISTEM KEDAI: STUDI KASUS MIE AYAM COBA DIRASA.

(1)

(STUDI KASUS MIE AYAM COBA DIRASA)

SKRIPSI Oleh

WAKHID ABDUL ROCHMAN NIM. C04211128

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH 2016


(2)

i

PERSAINGAN USAHA SISTEM KELILING DENGAN SISTEM

KEDAI (STUDI KASUS MIE AYAM COBA DIRASA)

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu EkonomiSyariah

Oleh:

WAKHID ABDUL ROCHMAN NIM: C04211128

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fakultas EkonomidanBisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

SURABAYA

2016


(3)

(4)

(5)

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id v

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Persaingan Usaha Sistem Keliling dengan Sistem Kedai (Studi Kasus Mie Ayam Coba Dirasa) adalah hasil penelitian lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana sistem penjualan keliling? Bagaimana sistem penjualan kedai mie ayam coba dirasa? dan yang terakhir, bagaimana analisis persaingan sistem keliling dan sistem kedai?

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaku usaha mie ayam keliling masih mengunakan cara yang tradisional serta belum mengunakan teknologi yang lebih modern dalam pembuatan mie mentah serta keterbatasan biaya untuk melengkapi usahanya, sistem dari penjual mie ayam keliling adalah produsen datang ke tempat konsumen, sedangkan kedai mie ayam coba dirasa mengunakan teknologi modern untuk memproduksi mie mentah, karyawan yang bekerja belum sepenuhnya melayani dengan baik sedangkan sistem yang digunakan dengan cara konsumen datang ke tempat produsen untuk dapat menikmati menu mie ayam.

Sejalan dengan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran bahwa untuk penjual mie ayam keliling hendaknya memberikan pelayanan yang baik meskipun hanya pedagang keliling, dari mulai pelayanan keramahan, menu serta kehalalan dari produk yang dijual, karena kebanyan para pelaku usaha mie ayam keliling ini sering mengabaikan sistem tersebut, serta pengelolan modal yang baik agar bisa terkumpul untuk membeli mesin mie agar bisa memproduksi mie sendiri, sedangkan untuk pengusaha kedai mie ayam coba dirasa Kedai mie ayam coba dirasa perlu memperhatikan kinerja dari para karyawan yang melayani konsumen, kemudian melakukan inofasi yang baru dalam mempromosikan mie ayam coba dirasa serta pengelolan keuangan harus dilakukan dengan baik agar tercatat jelas antara pemasukan dan pengeluaran serta keuntungan penjualan.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Kajian Pustaka ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 7

G.Definisi Operasional ... 9

H.Metode Penelitian ... 10

I. Sistematika Pembahasan ... 15 BAB II PERSAINGAN USAHA SISTEM PENJUALAN KELILING DAN


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xi

A.Persaingan Usaha ... 17

1. Pengertian Persaingan ... 17

2. Tujuan yang Mendorong Persaingan Industri ... 19

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persaingan ... 20

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persaingan dalam Ekonomi Islam ... 22

5. Ciri-Ciri Persaingan ... 23

6. Prinsip-Prinsip Persaingan ... 24

B.Pedagang Kaki Lima (PKL) ... 29

1. Definisi Pedagang Kaki Lima ... 29

2. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima ... 31

3. Barang yang di Jual Pedagang Kaki Lima ... 31

4. Tempat Beroperasi Pedagang Kaki Lima ... 32

5. Bentuk Sarana Perdagangan ... 32

6. Jaringan Pedagang Kaki Lima ... 33

7. Persaingan dan Kerja Sama Antar Pedagang Kaki Lima ... 33

8. Dampak Hadirnya Pedagang Kaki Lima ... 34

9. Definisi Pedagang Keliling ... 36

C.Sistem Kedai ... 37

1. Definisi Sistem Kedai ... 37

2. Ciri-Ciri Kedai ... 37

3. Barang yang di Jual Kedai ... 38

4. Tempat Beroperasi Kedai ... 39

5. Bentuk Sarana Perdagangan ... 39

6. Jaringan Kedai ... 39

7. Persaingan dan Kerjasama Antara Kedai ... 39


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xii

BAB III KEDAI MIE AYAM COBA DIRASA DAN PEDAGANG MIE AYAM KELILING DI DESA GANTING KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

A.Sejarah Kedai Mie Ayam Coba Dirasa dan Pedagang Keliling di Desa

Ganting Gedangan Sidoarjo ... 42

1. Kedai Mie Ayam Coba Dirasa ... 42

2. Mie Ayam Keliling ... 45

B.Jenis Usaha di Desa Ganting ... 48

C.Tanggapan Pelaku Usaha dan Konsumen Kedai Mie Ayam Coba Dirasa di Desa Ganting ... 50

D.Tanggapan Pelaku Usaha dan Konsumen Mie Ayam Keliling di Desa Ganting ... 65

BAB IV ANALISIS PERSAINGAN USAHA SISTEM KELILING DENGAN SISTEM KEDAI (STUDI KASUS MIE AYAM COBA DIRASA DI DESA GANTING SIDOARJO) A.Sistem Penjualan Keliling ... 73

B.Sistem Penjualan Kedai Mie Ayam Coba Dirasa ... 74

C.Analisis Persaingan Sistem Keliling dan Sistem Kedai... 76

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 79

B.Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu Competition, yang artinya persaingan atau kegiatan bersaing dan berkompetisi. Sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh” dengan menawarkan harga atau syarat yang paling menguntungkan. Persaingan ini dapat terdiri dari beberapa bentuk pemotongan harga, aklan atau promosi, variasi, kualitas, kemasan, desain dan segmentasi pasar.1

Dalam kehidupan di masyarakat yang maju, hampir tidak akan kita temukan adanya perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan dan kesungguhan negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah dilakukan dengan membuat suatu produk undang-undang tentang larangan praktek monopoli dan persaingan industri tidak sehat yakni, undang-undang no. 5 tahun 1999 dikeluarkan pada tanggal 5 maret 1999 namun, baru berlaku efektif satu tahun kemudian.2 Dengan adanya kenyataan semacam itu, maka dalam perniagaan terjadinya persaingan adalah hal yang wajar.3 Kegiatan perniagaan dalam pandangan Islam merupakan kelaziman dan

1

B.N Maribun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,2003), hal 276.

2

Gelborn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif monopoli (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2000) H.7

3

Adi Warsidi, Administrasi (Jakarta: Universitas Terbuka Gelhorn dan Gunawan. Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2000) H.7 1999)


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tuntutan kehidupan. Disamping itu pula merupakan satu hal yang memiliki

dimensi ibadah.

Islam adalah cara hidup yang seimbang dan koheren, dirancang untuk kebahagiaan (falah) manusia dengan cara yang menciptakan keharmonisan antara kebutuhan moral dan kebutuhan material manusia dan aktualisai keadilan ekonomi serta persaudaraan dalam bermasyarakat. Oleh karena itu Islam juga mempunyai konsep filosofis dalam mengatur kehidupan sosial ekonominya yang dituangkan dalam konsep Ekonomi Islam. Islam telah mengatur kehidupan seorang muslim dengan ketentuan syariah (hukum Islam) yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits, tujuannya untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan manusia sesuai dengan perintah Allah SWT. Tujuan Syariah adlah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kepercayaan, kehidupan, kesejahteraan, kecerdasan dan keturunan. Prinsip syariah juga mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bisnis (Muamalah), begitupun berkaitan persaingan antara usaha sistem keliling dan kedai.

Pedagang keliling adalah pedagang yang menjual dagangannya dengan cara berkeliling diperumahan atau diperkampungan. Pedagang keliling menjajakan dagangannya dengan berbagai cara, ada yang berjalan kaki, menggunakan keranjang yang dipikul, memakai gerobak, atau menggunakan kendaraan. Misalnya sepeda, sepeda motor atau mobil.


(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3

Barang-barang yang diperjual-belikan di antaranya adalah sayur mayur, roti, jagung rebus, peralatan rumah tangga dan berbagai minuman. Cara menjajakan dagangan yang dilakukan oleh para pedagang keliling ada bermacam-macam, ada yang berkeliling sambil berteriak, menggunakan bunyi dari bel sepeda, atau ketukan mangkuk. Cara-cara tersebut dilakukan untuk menarik minat para pembeli.4

Sedangkan kedai atau restoran adalah sebuah bangunan yang permanen yang menghidangkan makanan dan minuman yang telah siap untuk dipesan, dimakan ataupun diminum. Istilah ini meliputi sebagian tempat dan cara masak yang berbeda.

Kedai makan biasanya merupakan ciri kompleks yang besar, biasanya seperti hotel, dimana kemudahan makan disediakan untuk pelanggan, serta untuk pihak hotel memaksimumkan pendapatan berpotensi mereka. Kedai makan dibuka tidak hanya ditempat penginapan saja tetapi juga biasanya ditempat padat penduduk.5

Banyak diketahui bahwa di Desa Ganting Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo banyak pelaku usaha sistem keliling dan sistem kedai terutama dalam usaha mie ayam. Hal ini menarik peneliti untuk meneliti begaimana para pedagang keliling dan kedai, terutama persaingan usaha mie ayam keliling dan mie ayam kedai (studi kasus mie ayam coba dirasa). Bagaimana sistem penjualan keliling, apakah mereka ini sudah mengerti

4

http://matakristal.com/2013/0523/pedagang-keliling. Di akses pada 07 september 2015

5


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sistem penjualan keliling yang sebenarnya. Serta bagaimana juga sistem

penjualan kedai, apakah kedai mie ayam coba dirasa bisa bersaing denga para penjual mie ayam keliling. Dan yang terakhir peneliti ingin menganalisis sistem keliling dan sistem kedai, dimana banyak bermunculan para pedagang lainnya dengan berbagai macam variasi, serta tidak sedikit pula bermunculan para pedagang keliling yang menjajakan dagangan mie ayamnya dengan bermacam-macam layanan serta keanekaragaman rasa yang disajikan, sehingga ini akan menimbulkan sistem persaingan yang sehat dan Islami antara sistem keliling dan sistem kedai.

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Persaingan Usaha Sistem Keliling dengan Sistem Kedai (Studi Kasus Mie Ayam Coba Dirasa) ”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini, antara lain:

a. Sistem penjualan dagang dengan cara berjualan di rumah b. Sistem penjualan dagang dengan cara mendatangi ke rumah c. Sistem penjualan keliling mie ayam

d. Sistem penjualan kedai mie ayam coba dirasa


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 5

2. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan supaya fokus kepada permasalahan tertentu. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian difokuskan hanya pada aspek persaingan dengan sistem keliling dan sistem kedai. Persaingan penjualan mie ayam keliling dan kedai mie ayam coba dirasa difokuskan pada daya saing kedai mie ayam coba dirasa yang tetap bertahan merebut pangsa pasar dan mempertahankan konsumen.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagaimana berikut: 1) Bagaimana sistem penjualan keliling?

2) Bagaimana sistem penjualan mie ayam coba dirasa?

3) Bagaimana analisis persaingan sistem keliling dan sistem kedai? D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti, sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.

Beberapa penelitian yang telah ada dan berkaitan dengan judul yang diteliti, antara lain adalah karya:

Kamal yang berjudul “Analisis Produk Pada Perusahaan Roti Kharisma di Pasar Kliwon Surakarta”. Penelitian ini dilakukan untuk penerapan bauran


(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pemasaran dalam mencapai pemasaran perusahaan, ini adalah salah satu strategi

untuk menghadapi persaingan. Objek penelitian ini adalah Toko Roti Kharisma. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan bauran pemasaran perusahaan roti kharisma untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.6

Ly Fairuz Aisyah yang berjudul “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim (Studi pada Cv, Azka Syahrani Collection)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap bisnis yang dilakukan, apakah sudah sesuai dengan syariat Agama Islam. Hasil dari penelitian ini bahwa kegiatan usaha bisnis Cv. Azka Syahrini telah sesuai dengan nilai-nilai dasar, serta sesuai dengan Ekonomi Islam dari mulai cara berjualan, baik harga, upah karyawan, melakukan zakat, serta pengambilan keuntungan dari penjualan7

Muhammad Saman yang berjudul “Persaingan Industri PT. Pabcanata Centralindo (Perspektis Etika Bisnis dalam Islam)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persaingan industri dari PT. Pabcanata Centralindo dalam pandangan etika Bisnis Islam yang sehat serta pebisnis yang jujur. Hasil dari penelitian ana adalah dalam menjalankan bisnisnya PT. Pabcanata Centralindo

6Kamal “Analisis Produk Pada Perusahaan Roti “Kharisma” di Pasar Kliwon, Surakarta” (Universitas

Sebelas Maret, Fakultas Ekonomi, Surakarta 2005), 02. Diakses pada 07 september 2015

7Ly Fairuzah Aisyah “T

injauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim (Studi, Cv Azka Syahrani Collection)” (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2010), 45. Diakses pada 07 September 2015


(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7

tidak memperlihatkan serta perilaku yang ditanamkan terhadap karyawan tidak sepenuhnya dilaksanakan.8

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena titik tekan penelitian ini pada bagaimana sistem penjualan dikedai mie ayam coba dirasa dalam meningkatkan usaha produktif yang ada dengan menggunakan sistem yang sehat, dan sesuai dengan Agama Islam ditengah banyaknya pedagang mie ayam dengan sisitem keliling. Berdasarkan pada kajian pustaka tersebut, belum ditemukan kajian yang membahas tentang “Persaingan Usaha Sistem Keliling dengan Sistem Kedai (Studi Kasus Mie Ayam Coba Dirasa, Desa ganting Sidoarjo)”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sistem penjual mie ayam keliling.

2. Untuk mengetahui sistem kedai mie ayam coba dirasa.

3. Untuk menganalisis persaingan mie ayam keliling dengan kedai mie ayam coba dirasa.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah: a. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memberi sumbangsih ilmu pengetahuan dan tambahan informasi terhadap pelaku usaha

8Muhammad Sman “Persaingan Industri PT. Pabcanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam


(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mie ayam coba dirasa terhadap produk yang ditawarkan, yang bisa saja

bermanfaat untuk usaha yang mereka sedang lakukan. b. Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan guna meningkatkan kinerja kedai mie ayam coba dirasa di Desa Ganting Sidoarjo.

1) Bagi kedai mie ayam coba dirasa di Desa Ganting Sidoarjo, untuk meningkatkan peroduktifitas yang baik bagi pegawai serta produk dan pelayanan yang ditawarkan kepada para konsumen.

2) Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka sebagai pengetahuan khususnya dalam hal perkembangan pengusaha keliling ataupun kedai terhadap pertumbuhan informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3) Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk mendukung para pengusaha baik pemilik kedai ataupun penjual keliling sehingga tidak ada perbedaan.

4) Bagi publik, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perbedaan antara sistem keliling dan sistem kedai. Serta masyarakat untuk ikut berperan dalam meningkatkan sektor perekonomian tidak hanya lewat usaha mie ayam akan tetapi dengan usaha-usaha lainnya.


(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9

G. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Persaingan Usaha Sistem Keliling Dengan Sistem Kedai (Studi Kasus Mie Ayam Coba Dirasa)”. Beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan dari judul tersebut adalah:

1. Persaingan

Persaingan yang sehat (healthy competition) yaitu persaingan antara perusahaan-perusa haan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis.

2. Penjualan Sistem Keliling

Menjajakan dagangannya secara langsung ke tempat-tempat para konsumen dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. 3. Penjualan Sistem Kedai

Menggunakan tempat yang permanen, untuk menjual

dagangannya dan mempekerjakan beberapa orang atau pegawai untuk membantu melayani konsumen yang datang ke tempat produsen.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian hukum, aturan, dan tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam


(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan tertentu yang

hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.9 1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, yakni sustu penelitian yang ditujukan untuk mendekripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran seseorang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskrpsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksam, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.10

2. Sumber Data

Penelitian ini membutuhkan data primer, yaitu berupa data tentang persaingan usaha sistem keliling dengan sistem kedai (studi kasus mie ayam coba dirasa), sedangkan data sekunder dikumpulkan daru studi pustaka seperti buku, jurnal, artikel dan skripsi terdahulu.

9

Haris Herdiansyah “Metodologi Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial”, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), 17

10

Nana Syaodih Sukmadinata “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),60


(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 11

a. Sumber data primer

Sumber data primer yakni data yang diperoleh dari penjual mie ayam keliling dan kedai mie ayam coba dirasa. Analisis data yang diperoleh dari studi kasus mie ayam coba dirasa. Data tersebut diantaranya:

a)Sistem penjual mie ayam keliling

b)Sistem penjual kedai mie yam coba dirasa

c)Selain itu, sumber data primer lainnya adalah subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah interview (wawancara).11 Dalam hal ini, subjek penelitian yang dilakukan kepada para penjual mie ayam keliling dan penjual kedai mie ayam coba dirasa, yaitu sistem apa yang digunakan para penjual mie ayam keliling dan penjual kedai mie ayam coba dirasa.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu data pendukung yang berasal dari seminar, buku-buku atau literatur lain. Berikut ini adalah UU yang digunakan sebagai enam sistem persaingan:

a) UU No. 5 Tahun 1999 larangan praktek monopoli. b) UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil.

11


(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c) Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang bidang atau jenis usaha

yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidang atau jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan.

d) UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah.12

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat kualitatif, secara lebih detail teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.13 Dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara wawancara langsung, baik secara struktur dan sistematis berdasarkan penelitian.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada sunjek penelitian, namun melalui dokumen.14 Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

12

Undang-Undang No.20 tahun 2008 tanggal 4 juli 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah

13

Nana Syaodih Sukmadinata, “Metode Penelitian dan Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 216.

14


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 13

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, meupun elektronik.15

4. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikelola menggunakan penelitian deskriptif analitis. Jenis penelitian ini dalam deskripsinya juga mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antar avariabel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan dengan penelitian.16Dalam hal ini, penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah saja.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.17 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyususn data tersebut dengan sistematis unutk memudahkan penulis dalam menganalisa data.

1515

Nana Syaodih Sukmadinata, “Metode Penelitian dan Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 221

16

Sugiyono “Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D”, (Bandung: Alfa Beta , 2008), 243


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisa data yang telah diperoleh

dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.

5. Teknik Analisis Data

Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisis digunakan teknik deskriptif analitis.18 Penelitian ini berorientasi memecahkan masalah dengan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen, kemudian menganalisis data yang terkumpul untuk mencari hubungan antara variabel. Peneliti menggunakan teknik ini karena yang digunakan adalah metode kualitatif.19 Diman memerlukan data-data untuk menggambarkan suatu fenomena yang apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya sudah sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Penelitian deskriptif disebut juga penelitian ilmiah karena semua data yang diambil merupakan fenomena apa adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan untuk melanjutkan kepenelitian analitis. Data yang dikumpulkan dari peneliti ini dianalisis dengan menggunakan metode induksi yaitu menjelaskan terlebih dahulu sistem penjual mie ayam keliling dan sistem penjual kedai mie ayam coba dirasa.

18Ibid, 246 19

Sulipan “Penelitian Deskriptis Analitis ”, dalam http://sekolah.8k.com, diakses pada tanggal 23 Oktober 2014


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 15

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan penelitian dan pemahaman. Oleh karena itu, dalam penelitian skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, pada setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun sistematika pembahasan adalah:

Bab pertama adalah pendahuluan, dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah tujuan penelitian, kegunaan penelitian , definisi operasional, kajian pustaka, metodologi penelitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data) serta sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah landasan teori yang membahas mengenai teori sistem penjualan keliling, sistem penjualan kedai dan pengaruh penjualan keliling terhadap penjualan kedai.

Bab ketiga adalah deskripsi hasil yang meliputi gambaran umum tentang persaingan usaha sistem keliling dengan sistem kedai (studi kasus mie ayam coba dirasa) pada bab ini memuat tentang latar belakang berdirinya mie ayam coba dirasa.

Bab keempat adalah analisis masalah peneliti dalam skripsi. Adapun bab ini membahas tentang persaingan penjualan sistem keliling dan sistem penjualan dari kedai mie ayam coba dirasa, studi kasus.


(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bab kelima merupakan bab bagian terakhir penulisan yang menunjukkan

pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan. Bagian ini merupakan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17 BAB II

PERSAINGAN USAHA SISTEM PENJUALAN KELILING DAN SISTEM PENJUALAN KEDAI

A. Persaingan Usaha 1. Pengertian Persaingan

Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition, yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi, sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga atau syarat yang paling menguntungkan.1 persaingan ini dapat terdiri dari beberapa bentuk pemotongan harga, iklan atau promosi, variasi dan kualitas, kemasan desain dan segmentasi pasar.2 Berbicara tentang persaingan tentunya perlu mengetahui pengertian persaingan itu sendiri. Persaingan dari kata dasar “saing” yang berarti berlomba atau (mengatasi, dahulu mendahului) dengan kata lain yakni usaha untuk memperhatikan keunggulan masing-masing yang dilakukan perseorangan atau badan hukum dalam bidang perdagangan, produksi, pertahanan dan sebagainya. Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan sehingga bisa dikatakan dengan persaingan

1

B. N. Maribun, kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h.276

2


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id industri.3 Dalam kata lain perusahaan yang kegiatannya mengelola bahan baku

menjadi barang adalah perusahaan industri, bisa dikatakan yang dimaksud Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan-bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan industri menarik (membeli) barang dari faktor industri, misalnya bahan baku, kemudian mengolahnya dan mengeluarkan (menjual) dengan bentuk yang lain telah menjadi barang yang siap untuk dijual.4

Jadi, persaingan industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bersama atau bertanding diantaranya pengusaha atau pebisnis yang satu dengan pengusaha atau pebisnis yang lain di dalam memenangkan pangsa pasar (share market), dalam upaya melakukan, menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen dengan berbagai strategi pemasaran yang diterapkan.

Dalam kamus manajemen,5 persaingan usaha atau bisnis terdiri dari :

1. Persaingan sehat (healthy competition) yaitu persaingan antara perusahaan-perusahaan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis.

2. Persaingan gorok leher (cut throat competition) persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair dimana terjadi perebutan pasar diantara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada praktek menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan

3

Mudrajat Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta :Erlangga, 2005) h. 86

4

Joel Ropa,dkk, Akuntansi Biaya (Jakarta : PT.Galaxy Puspa Mega, 1995) h. 13

5


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19

lawan bisnis sehingga salah satu tersingkir dari pasar, salah satunya dengan menjual barang dibawah harga yang berlaku dipasar.

2. Tujuan yang Mendorong Persaingan Industri

Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang dimasa sekarang. Kompetisi dan persaingan tersebut bisa dihadapi secara positif atau negatif, bergantung kepada sikap dan mental persepsi kita dalam memakai persaingan tersebut. Hampir tiada hal tanpa kompetisi atau persaingan, kompetisi atau persaingan dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam proses belajar. Beberapa perusahaan besar memasuki industri tertentu dengan maksud mendukung bisnis utamanya. Untuk itu mereka tidak segan-segan mengorbanka rentabilitas dari anak perusahaan.

Bila perusahaan industri yang bersangkutan memiliki tujuan dan strategi yang sama, tingkat persaingan akan lebih rendah karena masing-masing perusahaan memiliki pandangan yang sama mengenai pesaingnya. Keadaan yang sebaliknya akan menciptakan persaingan yang tinggi. Keragaman pesaing tidak hanya terjadi diantara sesama pesaing lokal, tetapi juga dari perusahaan-perusahaan luar negeri (asing) sebagai tempat pelemparan produk mereka yang dihasilkan dari kelebihan kapasitas. Selain itu juga persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki posisi yang lebih baik di industri yang bersangkutan.

Bila jumlah pesaing cukup banyak dan seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena masing-masing perusahaan memiliki sumber daya yang relatif


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sama. Bila pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, di pasar akan

jelas sekali terlihat siapa yang menjadi market leader, dan perusahaan mana yang merupakan pengikut.6

Dan persaingan dalam dunia bisnis adalah pesaing dalam kekuatan modal. Pelaku bisnis dengan modal besar berusaha memperbesar jangkauan bisnisnya sehingga para pengusaha kecil (pemodal kecil) semakin terseret.7 Pertumbuhan industri yang lamban akan merupakan ajang perebutan pangsa pasar (market share) untuk perusahaan yang mengadakan ekspansi. Dan juga praktek bisnis bertujuan mencapai laba sebesar-besarnya dalam situasi persaingan bebas.8 Dalam bisnis, sasaran terhadap keuntungan yang wajar adalah sangat penting. Hanya dengan membuat keuntungan yang wajarlah, suatu suasana bisa berkembang dan memperbesar pelayanannya terhadap orang banyak.9 Keuntungan diatas normal yang diperolah oleh perusahaan di dalam industri akan menarik pemain-pemain baru untuk masuk ke dalam industri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persaingan

Perusahaan dalam industri ini saling bersaing dan saling mempengaruhi, biasanya melakukan berbagai macam strategi dalam mengejar persaingan dan profitabilitas yang tinggi. Salah satu cara bermanfaat untuk memahami pesaing dengan analisis industri. Dalam industri apapun, persaingan

6

Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer (Jakarta : PT. Gamedia Pustaka Utama,2008) h. 260

7

Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an : tentang Etika dan Bisnis (Jakarta : Salemba Diniyah, 2002), h.2.

8

Ibid., h.65

9


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 21

menekankan tingkat pengembalian modal (Capital Gain) yang diinvestasikan ke arah tingkat yang akan dinikmati. The Five Forces Model of Industry Competition dari Michael Porter Michael Porter, seorang Profesor manajemen strategik dari Harvard University menyatakan, terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri, yaitu :

1. Ancaman dari pendatang baru (threat of new entrants). Pendatang baru dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah ada, karena menghasilkan kapasitas produksi tambahan, dimana kapasitas tambahan ini akan menekan agar biaya bagi pembeli rendah, yang mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Seringkali pendatang baru memiliki sumber daya dalam jumlah besar dan memiliki kemauan yang kuat untuk memperoleh pangsa pasar. 2. Ancaman dari produk pengganti (threat of substitute products). Apabila harga yang ditawarkan produk pengganti tersebut akan lebih murah atau rendah dan mutu serta kemampuan kinerja produk pengganti tersebut sama atau melebihi dari produk sebelumnya.

3. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of suppliers). Pemasok merupakan ancaman serius bagi perusahaan-perusahaan, jika berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli. Misalnya, produsen pakaian yang memilih untuk membuka toko pakaian sendiri, sehingga menjadi ancaman bagi toko pakaian yang lain, terutama bagi toko yang dulu membeli pakaian dari produsen tersebut.


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli (bargaining power of buyers),

dimana pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah mungkin. Hal ini mengakibatkan industri dapat memperoleh pengembalian ( laba ) serendah mungkin. Pembeli akan menuntut kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik serta harga yang murah, dimana hal ini mendorong persaingan antar perusahaan dalam suatu industri.

5. Persaingan kompetitif di antara anggota industri (rivalry among competitive firms), dimana perusahaan bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut, menuntut keberhasilan yang relatif terhadap para pesaing, dengan demikian persaingan yang terjadi antara perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada saat satu atau lebih perusahaan merasakan tekanan persaingan atau apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Karena perusahaan-perusahaan dalam industri bergantung satu sama lain, tindakan satu perusahaan seringkali mengundang reaksi dari pesaingnya. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persaingan dalam Ekonomi Islam

Persaingan bisnis merupakan suatu hak kuasa yang dipegang oleh orang-orang kuat sehingga cenderung ke monopoli yang merupakan ciri dari sistem kapitalis dan dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Dalam ajaran Agama Islam mempercayai bahwa persaingan dalm bisnis adalah Sunnatullah


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 23

dengan modal ilmu pengetahuan ekonomi atau bisnis manusia dapat memiliki apa yang diinginkannya, namun kekayaan bukan segala-galanya.

Saat ini banyak pembisnis melakukan persaingan dengan caranya sendiri, sehingga dari persaingan tersebut menyebabkan timbulnya kerugian bagi orang lain, menimbun barang, mencari keuntungan dengan jalan riba, membuka lahan perjudian dan lain sebagainya, tetapi kebebasannya ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk kerjasama dari pada dalam bentuk kompetisi(persaingan).

5. Ciri-ciri Persaingan

Ciri-ciri utama sebuah persaingan yang sehat adalah ketika konsumen merdeka dalam memilih produk berkualitas, ada beragam pilihan dan dengan harga yang bersaing. Persaingan adalah juga sehat jika cabang-cabang usaha dimana ia belangsung menjadi bergairah, sektor-sektor usaha pendukung atau terkait juga ikut terangkat, pertambahan nilai produksi berlipat, lapangan kerja meluas karenanya dan tingkat pendapatan serta daya beli meningkat sehingga konsumsi masyarakat juga meningkat dan idealnya produk domestik dapat memenuhinya. Pembatasan jumlah tv berbayar justru akan menjadi penyakit bagi mekanisme persaingan jasa provider tv berbayar. Mekanisme persaingan untuk menciptakan perekonomian yang berkeadilan sosial, bukan untuk menciptakan hegemoni pasar bagi kelompok tetentu.


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6. Prinsip-prinsip Persaingan

Berkomitmen untuk terlibat dalam persaingan yang adil dan kuat, sesuai dengan semua undang-undang larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dan peraturan secara global. Kegiatan usaha tertentu, seperti perjanjian antara pesaing yang menetapkan harga, selalu melanggar undang-undang dan prinsip ini. Berbagai kegiatan bisnis lainnya, seperti perjanjian pasokan atau distribusi terbatas tertentu, atau penggunaan posisi pasar yang kuat secara tidak adil untuk merusak persaingan, mungkin melanggar undang-undang dan prinsip ini. Oleh karena undang-undang larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat berbeda dari satu negara ke negara lain dan rumit.

Sedangkan persaingan dalam Islam memiliki unsur tersendiri berikut ini ada tiga (4) unsur yang perlu dicermati dalam membahas persaingan bisnis dalam Islam :10

1. Pihak-pihak yang bersaing

Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang muslim bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka memperoleh dan mengembangkan harga yang dimilikinya. Harta yang diperoleh merupakan rizki yang dikaruniakan Allah SWT. Tugas manusia adalah berusaha sebaik-baiknya salah satunya dengan bisnis. Tidak ada

10


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 25

anggapan rizki yang diberikannya diambil oleh pesaing karena Allah SWT telah mengatur hak masing-masing sesuai usahanya. Keyakinan ini dijadikan landasan sikap tawakal setelah manusia berusaha sekuat tenaga. Dalam surat al-Mulk ayat 15 yang berbunyi sebagai berikut:

































Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.11

Dalam hal kerja, Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tapi dilakukan untuk memberikan sesuatu melalui mutu produk, harga yang bersaing dan layanan total.

2. Segi cara bersaing

Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak terlepas dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Dalam berbisnis setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti rekan dan pesaing bisnis. Seorang pebisnis harus selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi mitra bisnisnya. Namun bukan berarti dapat menghalalkan segala cara, seperti pemberian siap untuk

11


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mempermudah proses negosiasi. Akad bisnis yang dijalankan juga harus

sesuai dengan akad syariah tanpa manipulasi atau berbuat curang. 3. Objek yang dipersaingkan

Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah sebagai berikut :

a. Produk

Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang ataupun jasa harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk menghindari penipuan kualitasnya terjamin dan bersaing.

b. Harga

Bila ingin memenangkan persaingan harga produk harus kompetitif dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan dengan tujuan menjauhkan pesaing.

c. Tempat

Tempat usaha harus baik, sehat, bersih dan nyaman. Dan tempat juga harus dihindarkan terhadap hal-hal yang diharamkan seperti barang-barang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung.


(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 27

d. Pelayanan

Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh dengan cara mendekati dengan maksiat.12

4. Unsur-unsur yang dipersaingkan

Dalam menjalankan suatu kegiatan usaha diperlukan berbagai hal yang nantinya dapat membantu terhadap kelancaran usaha. Berbagai unsur-unsur yang ada didalam perusahaan mempunyai fungsi dan urusan masing-masing, sehingga satu sama lain tidak saling berbenturan. Untuk itulah diperlukan kegiatan pengadministrasian dan pengorganisasian. Pengertian administrasi dan organisasi adalah saling berkaitan. Pengertian administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan dua orang atau lebih dengan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan organisasi pada dasarnya adalah wadah dari kerjasama tersebut.

Pada dasarnya, standar perusahaan dapat diurutkan menjadi ena macam ruang lingkup kegiatan, yaitu:

1. Pimpinan

Setiap perusahaan yang didirikan harus mempunyai pimpinan. Pimpinan bertugas merencanakan, memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan.

12

Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani Press,2002) h. 96-97


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Pasar

Setiap usaha harus mempunyai tempat untuk menjual hasil produksinya sehingga barang dagangan terjual. Perusahaan harus dapat membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.

3. Produksi

Suatu usaha didirikan pada dasarnya untuk melakukan kegiatan produksi, yang dimaksud adalah menciptakan atau membuat barang untuk menambah kegunaan.

4. Modal

Salah satu unsur yang penting dalam menjalankan usaha adalah modal. Dengan modal itulah perusahaan dapat membeli berbagai barang dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan usahanya.

5. Karyawan

Jika suatu perusahaan mempekerjakan tenaga kerja untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan bidang kerjanya.

6. Administrasi

Dalam setiap usaha harus dilakukan pencatatan dan pembukuan terhadap segala hal yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan.13

13


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 29

B. Pedagang Kaki Lima (PKL) 1. Definisi Pedagang Kaki Lima

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, istilah kaki lima adalah lantai yang diberi atap sebagai penghubung rumah dengan rumah, arti yang kedua adalah lantai (tangga) dimuka pintu atau di tepi jalan.14 Arti yang kedua ini lebih cenderung diperuntukkan bagi bagian depan bangunan rumah toko, dimana di jaman silam telah terjadi kesepakatan antar perencana kota bahwa bagian depan (serambi) dari toko lebarnya harus sekitar lima kaki dan diwajibkan dijadikan suatu jalur dimana pejalan kaki dapat melintas. Namun ruang selebar kira-kira lima kaki itu tidak lagi berfungsi sebagai jalur lintas bagi pejalan kaki, melainkan telah berubah fungsi menjadi area tempat jualan barang-barang pedagang kecil, maka dari situlah istilah pedagang kaki lima dimasyarakatkan.

Pedagang Kaki Lima menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah pedagang yang menjual barang dagangannya di pinggir jalan atau di dalam usahanya menggunakan sarana dan perlengkapan yang mudah dibongkar pasang atau dipindahkan serta memempergunakan bagian jalan atau trotoar, tempat-tempat yang tidak diperuntukkan bagi tempat untuk berusaha atau tempat lain yang bukan miliknya.

14

http://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/lima-model-kekuatan-yang-mempengaruhi-persaingan-dalam-suatu-industri


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Rais dalam Umboh,15 pedagang dapat diartikan sebagai penyalur barang

dan jasa-jasa perkotaan

b. Manning dan Tadjudin Noer Effendi,16 menyebutkan bahwa pedagang kaki lima adalah salah satu pekerjaan yang paling nyata dan penting dikebanyakan kota di Afrika, Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin. c. Menurut Breman,17 pedagang kaki lima merupakan usaha kecil yang

dilakukan oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji harian) dan mempunyai modal yang terbatas. Dalam bidang ekonomi, pedagang kecil ini termasuk dalam sektor informal, di mana merupakan pekerjaan yang tidak tetap dan tidak terampil serta golongan-golongan yang tidak terikat pada aturan hukum, hidup serba susah dan semi kriminil pada batas-batas tertentu.

2.

Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima

a) Merupakan pedagang yang kadang- kadang juga sekaligus berarti produsen;

b) Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ketempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta dorong, tempat atau stan yang tidak permanen serta bongkar pasang);

c) Menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang konsumsi lainnya yang tahan lama secara eceran;

15

http://m.tempo.co/topik/masalah/651/pedagang-kaki-lima-pkl

16

http://eprints.ums.ac.id/16955/11/angket-%26-daftar-pust.pdf

17


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31

d) Umumnya bermodal kecil, kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatakan sekedar komisi sebagai imbalan atas jerih payahnya.

e) Kualitas barang- barang yang diperdagangkan relatif rendah dan biasanya tidak berstandar;

f) Volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli merupakan pembeli yang berdaya beli rendah.

g) Usaha skala kecil bisa berupa family enterprise, dimana ibu dan anak-anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.

h) Tawar-menawar antar penjual dan pembeli merupakan relasi ciri yang khas pada usaha pedagang kaki lima.

i) Dalam melaksanakan pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian lagi melaksanakan setelah kerja atau pada waktu senggang, dan ada pula yang melaksanakan musiman.

3. Barang yang dijual Pedagang Kaki Lima

a) makanan yang tidak dan belum diproses, termasuk di dalamnya makanan mentah, seperti daging, buah-buahan dan sayuran.

b) Makanan yang siap saji, seperti nasi dan lauk pauk dan minuman.


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d) Jasa, yang terdiri dari beragam aktivitas misalnya tukang potong rambut

dan sebagainya.

4. Tempat Beroperasi Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima biasanya menjajakan dagangannya di tempat-tempat umum yang dianggap strategis, antara lain:

a) Trotoar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trotoar adalah tepi jalan besar yang sedikit lebih tinggi dari pada jalan tersebut, tempat orang berjalan kaki. Pedagang kaki lima biasanya\beraktivitas di trotoar, sehingga trotoar bukan lagi sebagai tempat yang nyaman untuk pejalan kaki karena sudah beralih fungsi.

b) Bahu Jalan, yaitu bagian tepi jalan yang dipergunakan sebagai tempat untuk kendaraan yang mengalami kerusakan berhenti atau digunakan oleh kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran, polisi yang sedang menuju tempat yang memerlukan bantuan kedaruratan dikala jalan sedang mengalami kepadatan yang tinggi. Dari pengertian di atas, fungsi bahu jalan adalah tempat berhenti sementara dan pergerakan pejalan kaki, namun kenyataanya sebagai tepat pedagang kaki lima beraktivitas.

c) Badan Jalan, yaitu lebar jalan yang dipergunakan untuk pergerakan lalu lintas.

5. Bentuk Sarana Perdagangan

Bentuk sarana perdagangan yang digunakan pedagang kaki lima dapat dikelompokkan sebagai berikut:


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 33

a) Gerobak atau kereta dorong, yang biasanya digunakan oleh pedagang yang berjualan makanan, minuman, atau rokok.

b) Pikulan atau keranjang, bentuk saranan ini digunakan oleh pedagang keliling atau semi permanen. Bentuk ini dimaksudkan agar barang dagangan mudah dibawa atau berpindah tempat.

c) Warung semi permanen, yaitu berupa gerobak atau kereta dorong yang diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan meja dan kursi.

6. Jaringan Pedagang Kaki Lima

Gambaran pola jaringan sosial yang ada diantara pedagang kaki lima (PKL), arus penyebaran informasi dalam pola jaringan sosial tersebut, peran-peran dalam jaringan komunikasi diantara pedagang kaki lima, dan informasi-informasi yang terdapat dalam jaringan komunikasi tersebut.

Sebagai PKL mereka bisa juga mampu meningkatkan penghasilan diatas rata-rata biaya layak hidup. Intensitas kerja PKL relatif tinggi antara 8-12 jam per hari. Interaksi diantara pedagang kaki lima saling bentukan informasi tentang dagangan, permodalan dan keterlibatan umum.

7. Persaingan dan Kerjasama antar Pedagang Kaki Lima

1) Interaksi sosial antara pedagang kaki lima yang berupa persaingan seperti misalnya :


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b) Persaingan dalam mutu, maksudnya adalah mutu rasa makanan,

kebersihan tempat jual serta kebersihan penjual

c) Persaingan dalam memberikan pelayanan kepada pembeli sehingga pembeli merasa puas

2) Interaksi sosial antara pedagang kaki lima yang berupa kerjasama seperti misalnya :

a) Kerjasama dalam memberi informasi seperti tentang harga dagang b) Kerjasama dalam modal seperti pinjam meminjam modal/uang pada

saat mereka mengalami kesulitan

c) Kerjasama dalam hal pemasaran, yaitu dalam penentuan harga untuk tidak saling menjatuhkan satu sama lain

d) Kerjasama dalam pinjam meminjam, berupa uang recehan, alat-alat perlengkapan dan sebagainya.

8. Dampak Hadirnya Pedagang Kaki Lima a) Dampak positif dari hadirnya PKL,

Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL memiliki harga yang tidak tinggi, tersedia di banyak tempat, serta barang yang beragam. Dan uniknya keberadaan PKL bisa menjadi potensi pariwisata yang cukup menjanjikan. Sehingga PKL banyak menjamur di sudut-sudut kota, karena memang sesungguhnya pembeli utama adalah kalangan menengah kebawah yang memiliki daya beli rendah.


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 35

Dampak positif terlihat pula dari segi sosial dan ekonomi karena keberadaan PKL menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi kota karenasektor informal memiliki karakteristik efisien dan ekonomis. Hal tersebut, menurut Sethurahman selaku koordinator penelitian sektor informal

yang dilakukan ILO di delapan negara berkembang, karena

kemampuanmenciptakan surplus bagi investasi dan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan usaha-usaha sektor informal bersifat subsisten dan modal yang digunakan kebanyakan berasal dari usaha sendiri. Modal ini sama sekali tidak menghabiskan sumber daya ekonomiyang besar.

b) Dampak negatif dari hadirnya PKL

Penurunan kualitas ruang kota ditunjukan oleh semakin tidak terkendalikannya perkembangan PKL sehingga seolah-olah semua lahan kosong yang strategis maupun tempat-tempat yang strategis merupakan hak para PKL. PKL mengambil ruang dimana-mana, tidak hanya ruang kosong atau terabaikan tetapi juga pada ruang yang jelas peruntukkannya secara formal. PKL secara illegal berjualan hampir diseluruh jalur pedestrian, ruang terbuka, jalur hijau, dan ruang kota lainnya. Alasannya karena yang tinggi sehingga berpotensi besar untuk mendatangkan konsumen juga.

Akibatnya adalah kaidah -kaidah penataan ruang menjadi mati oleh pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat keberadaan PKL


(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tersebut. Keberadaan PKL yang tidak terkendali mengakibatkan

pejalan kaki berdesak-desakan sehingga dapat timbul tindak kriminal (pencopetan), mengganggu kegiatan ekonomi pedagang formal karena lokasinya yang cenderung memotong jalur pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko. Dan sebagian dari barang yang mereka jual tersebut mudah mengalami penurunan mutu yang berhubungan dengan kepuasan konsumen.

9. Definisi Pedagang Keliling

Sistem keliling adalah salah satu dalam kriteria pedagang kaki lima (PKL), dan berikut adalah definisi dari pedagang keliling, yaitu pedagang yang menjual barang dagangannya secara keliling, keluar-masuk kampung dengan jalan kaki atau naik sepeda motor dan sepeda ontel. Barang yang dijual kebanyakan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, sabun, perabot rumah tangga, buku atau alat tulis, dan lain-lain.

10. Adapun peranan pedagang keliling antar lain:

a) Menyebarkan barang dan jasa hasil produk tertentu.

b) Mendapatkan hasil produksi barang tertentu kepada masyarakat. c) Membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 37

C. Sistem Kedai

1. Definisi Sistem Kedai

Kata kedai dan warung mempunyai arti yang sama yaitu bangunan yang digunakan sebagai tempat berjualan makanan dan minuman.18 Perbedaan antara warung dan kedai yang satu dengan yang lain dilakukan dengan menyebutkan jenis barang yang dijual ditempat itu atau menambahkan nama lain yang ditulis sesuai keinginan pemilik selain kata warung dan kedai untuk menyebut tempat yang menjual makanan dan minuman.

Kata toko “kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang -barang.19 Seperti halnya kedai dan warung. Cara menjualnya, atau nama tertentu yang biasanya ditetapkan sesuai keinginan pemilik.

Kedai adalah cara berdagang traditional dalam masyarakat negara yang sedang berkembang berupa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dan kedai lebih bersifat tradisional dan sederhana.

2. Ciri-ciri Kedai a) Kebersihan

Kebersihan di dalam kedai, mulai dari hal yang terkecil sampai hal yang paling besar. Kedai yang kebersihannya dijaga dengan baik berarti pemilik dan pelayannya akan peduli pada hal-hal lain pula,

18

https:id.m.wikipedia.org/wiki/istimewa:history

1919


(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seperti membersihkan jakalau ada binatang-binatang yang membuat

pengunjung tidak nyaman atau yang lain-lain.

b) Staf

Secara konsisten ramah, karena staf yang ceria mungkin ikut menuangkan energi yang sama ke dalam makanan atau minuman yang anda pesan.

c) Kerumunan

Jika anda melihat banyak orang di kedai, ini bisa berarti pertanda baik. Meskipun terkadang kedai yang “sunyi” tidak berarti kedai itu tidak baik. d) Menu

Jika ada lebih banyak makanan atau minuman pada daftar menu dikedai yang anda tuju, maka akan semakin tepat anda pada lajur yang benar. Ini petunjuk awal bahwa tempat kedai tersebut “benar-benar kedai yang lengkap”

3. Barang yang dijual Kedai Makanan siap saji Seperti:


(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 39

Minuman: a) Air putih

b) Es teh dan lain-lain 4. Tempat Beroperasi Kedai

Biasanya para penjual atau pedagang yang notabene berjualan dengan sistem kedai, mereka menjual berbagai macam barang atau dagangan mereka ditempat-tempat yang strategis seperti di samping jalan raya, di daerah perkotaan, ditempat keramaian dan lain lain.

5. Bentuk Sarana Perdagangan

Bentuk sarana perdagangan yang digunakan oleh orang-orang yang berjualan dengan sistem kedai yaitu :

a) Warung yang terdapat gerobak permanen. b) Toko dengan etalase permanen

6. Jaringan Kedai

Sebagai pelaku dengan sistem kedai mereka mampu meningkatkan diatas rata-rata biaya layak hidup mereka. Dengan kata lain, mereka mampu membiayai kehidupan mereka lebih dari cukup. Interaksi diantara para pelaku sistem kedai yaitu dengan saling bertukar informasi tentang barang atau dagangan yang mereka jual masing-masing.

7. Persaingan dan Kerjasama antara Kedai 1) Interaksi dalam persaingan :


(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b) Persaingan pelayanan, kualitas pelayanan.

c) Persaingan kualitas, kualitas produk yang baik. 2) Interaksi dalam kerjasama :

a) Kerjasama dalam memberi informasi tentang harga barang. b) Kerjasama dalam pinjam-meminjam modal.

c) Kerjasama dalam memberi informasi bagaimana cara mengolah barang atau dagangan mereka.

8. Dampak Hadirnya Kedai

a) Dampak positif dari hadirnya kedai

Kedai dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di bidang ekonomi. Manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat adalah bahwa produk dapat memberikan lapangan kerja baru kepada masyarakat sekitar. Selain itu, dengan adanya kedai diharapkan mampu memberikan kepuasan namun tetap menjaga kesehatan karena makanan terbuat dari bahan-bahan alami.

Dengan bahan-bahan yang alami seperti tempe dengan dasar kedelai. Akan memberikan dampak positif bagi lingkungan si penjual tempe karena penjualan meningkat. Serta dengan adanya kedai burger tempe dapat memberikan nuasa lingkungan yang sehat.20

20Partomo, T. dan A, Soerjodono. “

Ekonomi Skala Kecil atau Menengah dan


(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41

b) Dampak negatif dari hadirnya kedai

Untuk toko atau warung yang menggunakan sistem kedai yang kebanyakan memiliki pegawai, hal ini yang sulit untuk mengatasi para pegawai yang bekerja didalam sistem kedai, karena didalam sistem kedai kebanyakan tidak ada kontrak dengan pegawai. Jadi, para pegawai dengan seenaknya keluar masuk.


(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 42 BAB III

KEDAI MIE AYAM COBA DIRASA DAN PEDAGANG KELILING MIE AYAM DI DESA GANTING KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

A. Sejarah Kedai Mie Ayam Coba Dirasa Dan Pedagang Keliling di Desa Ganting Gedangan Sidoarjo.

1. Kedai Mie Ayam Coba Dirasa a. Pendiri

Kedai mie ayam coba dirasa berdiri pada tahun 1989, didirikan oleh Moh. Nur Halim. Pertama kali pendiri kedai mie ayam coba dirasa menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling sehingga pada tahun 2001 pemilik mie ayam coba dirasa memiliki modal yang cukup untuk mendirikan sebuah kedai yang permanen sampai dengan saat ini yang semakin semakin bertambah pelanggannya dari mulai orang tua, remaja sampai anak-anak.

b. Modal awal

Untuk memulai usaha tentunya adanya modal yang digunakan untuk menjalankan usaha agar bisa berjalan dengan maksimal, begitu juga dengan kedai mie ayam coba dirasa saat berdirinya memerlukan modal. Modal awal yang digunakan untuk membuka kedai mie ayam


(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 43

coba dirasa adalah Rp 100.000,- digunakan untuk membeli perlengkapan mie ayam.1

c. Teknologi

Untuk dapat menunjang kedai mie ayam coba dirasa yang menghasilkan bahan yang berkualitas, tentunya pemilik kedai menggunakan teknologi mesin untuk membuat mie mentah sendiri, sehingga dijamin dari pemilihan bahan sampai dengan proses dikerjakan terpantau bisa dipastikan halal, karena teknologi yang digunakan sesuai dengan standart serta para karyawan yang dikerjakan juga terlatih. d. Bahan jadi siap dijual

Pada penjelasan sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana cara pembuatan mie ayam mentah sebelum dijadikan mie matang yang siap dihidangkan kepada para konsumen, untuk bahan-bahan lainnya pemilik kedai juga memilih bahan yang berkualitas salah satunya dengan cara membeli kepada orang yang memang sudah lama dikenal menjual barang yang dibutuhkan untuk menjual mie ayam serta bahan-bahan es dari mulai tepung, caos, sawi, daging ayam, dan masih banyak lainnya. e. Pendapatan

Untuk dapat menjalankan usaha kedai mie ayam coba di rasa setiap harinya pemilik kedai mie ayam memperolehnya dari keuntungan penjualan mie ayam setiap harinya. Pendapatan mie ayam coba dirasa

1


(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tidak menentu, akan tetapi minimal Rp.1.000.000 atau lebih setiap

harinya. Kemudian pendapatan tersebut dibagi untuk membeli bahan-bahan kedai mie ayam coba dirasa, gaji karyawan, dan baru lah diperoleh pendapatan bersih.

f. Sisa atau yang tidak habis

Ada kalanya pemilik kedai mie ayam coba dirasa, saat hari tertentu banyak pelanggan tidak jarang pula sepi pelanggan, sehingga pada saat sepi tentunya ada bahan yang tersisa seperti halnya kedai mie ayam coba dirasa. Saat bahan sisa tentunya ada barang yang bisa bertahan lama dan masih bisa digunakan untuk esok hari lagi seperti mie mentah dan pentol bisa di simpan dalam freezer sehingga dijamin berkualitas untuk bisa digunakan kembali tanpa takut bahan baku yang basi sehingga bisa digunakan lagi.

g. Lokasi

Untuk lokasi kedai mie ayam coba dirasa, sangat starategis disamping jalan raya yang sangat padat. Dan dilingkungan desa yang hampir padat penduduk, dekat dengan pabrik dan sekolahan.

h. Harga

Untuk saat ini harga per porsi mie ayam adalah Rp. 6.000. dari bergantinya tahun, harga mie ayam di kedai mie ayam coba dirasa bisa naik.


(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 45

i. Pelayanan

Pendiri kedai mie ayam coba dirasa memberikan pembelajaran buat karyawan kedai mie ayam coba dirasa dalam hal pelayanan, sebisa mungkin memuaskan para konsumen agar tidak kecewa terhadap pelayanan yang diberikan oleh kedai mie ayam coba dirasa.

2. Mie Ayam Keliling a. Pendiri

Seperti halnya mie ayam coba dirasa disini mie keliling juga memiliki pendiri meski berskala kecil tetapi tentunya ada pihak yang mendirikannya. Disini pendiri mie ayam keliling tidak hanya satu tapi lebih dari satu orang karena peneliti tidak hanya mencari satu narasumber dari pedagang keliling, berikut ini nama-nama pedagang keliling yang mendirikan usahanya dalam bidang mie ayam.

1. Nama : Supri Desa : Bohar

Pendiri Mie Ayam Keliling 2. Nama : Munasim

Desa : keboan sikep Pendiri Mie Ayam Jakarta

3. Nama : Dewo

Desa : Wedi


(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Nama : Misman

Desa : Gambiranom

Pendiri Mie Ayam Solo Keliling

b. Modal Awal

Setiap membuka usaha meski berskala kecil tentunya harus memiliki modal awal untuk memulai usahanya seperti pedagang mie ayam keliling berikut ini.

1. Nama : Supri

Modal Awal : Rp. 2.500.000 2. Nama : Munasim

Modal Awal : Rp. 3.000.000

3. Nama : Dewo

Modal Awal : Rp. 1.000.000 4. Nama : Misman

Modal Awal : Rp. 3.000.000 c. Teknologi

Untuk membuka usaha agar bisa berjalan dengan maksimal biasanya harus didukung dengan teknologi mesin mie ayam, tetapi untuk pedagang keliling ini mayoritas mereka belum sepenuhnya menggunakan teknologi karena tidak memproduksi mie sendiri.2

2


(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 47

d. Bahan jadi siap dijual

Para pedagang keliling ini, mereka membeli bahan-bahan mentah di pasar, kemudian dimasak dirumah, dan dihidangkan ke para konsumen pada saat berkeliling. Mereka memasak semua bahan mie ayam sendiri, kecuali produksi mie mentahnya.

e. Pendapatan

Setiap usaha yang dikerjakan pasti akan mendapatkan pendapatan entah itu laba ataupun rugi. Begitupun para pedagang mie ayam keliling ini, mereka memiliki keuntungan berkisar antara Rp. 300.000 sampai Rp. 500.000 bahkan bisa lebih, tergantung berapa harga mie ayam per porsi dan para konsumen yang berdatangan.

f. Sisa atau yang tidak habis

Para pedagang mie ayam keliling dalam waktu berjualan, ada kalanya mereka saat hari tertentu banyak pelanggan tidak jarang pula sepi pelanggan, sehingga pada saat sepi tentunya ada bahan yang tersisa seperti halnya kedai mie ayam coba dirasa. Saat bahan sisa tentunya ada barang yang bisa bertahan lama dan masih bisa digunakan untuk esok hari lagi seperti mie mentah dan pentol bisa di simpan dalam freezer sehingga dijamin berkualitas untuk bisa digunakan kembali tanpa takut bahan baku yang basi sehingga bisa digunakan lagi.


(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id g. Lokasi

Lokasi untuk para pedagang keliling tidak menentu atau berpindah-pindah keluar masuk desa.

h. Harga

Dari setiap penjual keliling berbeda, per porsi ada yang harga Rp. 7.000. ada juga yang Rp. 6.000.

i. Pelayanan

Untuk pelayanan para pedagang mie ayam keliling memberikan yang terbaik untuk konsumennya.

B.Jenis Usaha di Desa Ganting

UMKM di Desa Ganting Sidoarjo terdiri dari berbagai produk dan jasa, ini terlihat jelas bahwa UMKM di Desa Ganting Sidoarjo sangat bervariasi untuk mendapatkan keuntungan, beberapa UMKM yang mewakili UMKM lainnya yang ada di Desa Ganting Sidoarjo yaitu :

1. Warung makan

Pengertian : Warung makan adalah istilah umum, usaha yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan tersebut serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan pelayanannya. Didalam warung makan terdapat nasi, lauk pauk serta minuman.3

3Partomo,T A, Soerjodono. “EkonomiSkala Kecil /Menengah dan koperasi”,


(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 49

2. Warung kopi

Sebuah tempat untuk sekedar bercanda, melepas lelah karena seharian bekerja. Kebanyakan orang yang datang ditempat ini secara berkelompok bahkan ada juga yang datang sendirian. Tempat ini menyediakan berbagai minuman panas maupun dingin. Serta makanan kecil, gorengan dan mie instan.4

3. Toko kelontong

Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti makanan kecil, kebutuhan sekolah, sembako dan kebutuhan bahan dapur.5

4. Rental computer dan fotocopy

Sebagian besar masyarakat mengartikan rental komputer sebagai tempat peminjaman komputer dan peralatan yang ada didalamnya. Sebenarnya tidak sebatas itu saja pengertian dari rental komputer, yang namanya rental komputer adalah tempat dimana orang-orang mengetik atau membuat tugas dan lain-lain. Sedangkan pengertian fotocopy adalah peralatan kantor yang membuat salinan ke atas kertas dari dokumen, buku, maupun sumber lain.6

5. Warung internet

Salah satu bentuk usaha yang dikelola oleh kelompok atau individu yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa internet oleh penggunanya.

4

Ibid.,77

5Thoha, M. “Dinamika Usaha Kecil dan Rumah Tangga”, (Jakarta:LIPI, 2O1O)hal 59

6


(59)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Biasanya pengguna dikenakan biaya per jam atau lebih, sesuai seberapa

lama penggunaannya.7 6. Counter pulsa

Tempat orang menjual kebutuhan yang meliputi pulsa, kartu perdana maupun accessories handphone.8

7. Playstastion

Permainan yang digemari oleh anak-anak maupun remaja tetapi tidak jarang juga merusak generasi muda karena bisa lupa waktu.9

C. Tanggapan Pelaku Usaha dan Konsumen Kedai Mie Ayam Coba Dirasa di Desa Ganting

Berikut ini adalah salah satu informan kedai mie ayam coba dirasa di Desa Ganting Sidoarjo, yang berpersepsi tentang sistem penjualan, berikut ini table tentang usaha kedai mie ayam coba dirasa.

Table 3.1 Tanggapan pelaku usaha mie ayam coba dirasa di kelurahan Desa Ganting Sidoarjo

No Nama Jenis Usaha Tahun

Berdiri

Modal Sistem

Penjualan

1. Moh. Nur

Halim

- Kedai mie

ayam coba

dirasa

- Kedai mie

ayam coba

dirasa (mentah)

1989 Rp.

100.000

- Informan

untuk menarik pelanggan agar datang

ketempatnya, memiliki sistem yang berbeda, dengan sistem

7

Ibid.,77

8

Ibid.,71

9Muhammad fahmi, “ game playstation” (

https://id.techinasia.com/game-playstation-favorit-penulis-games-in-asia-indonesi. Diakses pada 4 januari 2015)


(60)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 51

keliling,

memiliki lahan yang cukup luas untuk berjualan - Ada pegawai

yang siap

membantu pemilik kedai untuk melayani para konsumen - Selain menjual dirumah pemilik

kedai yang

melayani atau menyuplai pedagang keliling

- Dan tidak

kalah

pentingnya ada

produk atau

menu yang

dijual kepada para konsumen yang datang - tempat yang disewakan bersih dan para pegawai

diwajibkan untuk berperilaku sopan terhadap konsumen

Untuk menjelaskan tentang penjabaran dari persepsi pelaku kedai mie ayam coba dirasa dari tabel diatas, berikut ini pemaparannya :


(61)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Jenis Usaha : Kedai mie ayam coba dirasa

Alamat : Desa Ganting Kecamatan Gedangan Kabupaten

Sidoarjo.

Kedai mie ayam coba dirasa berdiri sejak tahun 1989 sudah berjalan hampir 16 tahun, diawali pada tahun 1989 hingga sampai saat ini, dengan mengawali usahanya dengan modal Rp. 100.000,- ditahun awal, informan mendapatkan modal dari hasil tabungan yang dikumpulkan dari usaha menjual mie ayamnya secara keliling, setelah memiliki keberanian dan modal yang cukup kemudian modal tersebut digunakan untuk memulai usaha mie ayamnya. Pada saat itu usahanya dilakukan dengan cara berkeliling dari satu desa kedesa lainnya, kemudian pada tahun 2001 informan berhasil mengembangkan usahanya yang awalnya berkeliling kemudian dengan modal yang terkumpul mampu mendirikan kedai mie ayam yang diberi nama “COBA DIRASA” tersebut. Untuk mengembangkan usahanya informan meminjam modal kepada bank, sehingga usaha yang didirikan mampu berkembang dan bersaing dengan usaha lainnya yang sudah terdahulu.

Untuk dapat melayani konsumen yang datang ke kedai mie ayam, informan pada saat itu belum berani memperkerjakan karyawan hanya dilakukan dengan istrinya dari mulai memasak bahan baku mie sampai melayani para konsumen yang datang kekedai tersebut, akan tetapi informan merasa kualahan dengan banyaknya konsumen yang datang


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 78

mentah, sedangkan pemilik kedai mie ayam coba dirasa memiliki mesin yang modern untuk membuat mie mentah sendiri, untuk digunakan sendiri dan dijual ke para penjual mie ayam keliling. Para penjual mie ayam keliling beranggapan untuk memiliki sebuah alat membuat mie ayam mentah dibutuhkan modal yang cukup banyak pula.

Dari penjelasan atau analisis sebelumnya bisa dilihat bagaimana keuntungannya sangat berbeda jauh dari pedagang keliling dengan kedai mie ayam coba dirasa karena skala penjualan antara pedagang keliling dengan kedai memiliki perbedaan waktu serta pengalaman berjualan yang cukup lama, akan tetapi jika para pelaku mie ayam keliling memiliki kemauan, keuletan serta pengalaman berdagang yang cukup lama tentu tidak menutup kemungkinan suatu saat bisa mendirikan sebuah kedai layaknya kedai mie ayam coba dirasa.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 79 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem penjualan keliling yaitu menjajakan dagangannya dari satu tempat ketempat yang lainnya. Serta gerobak non permanen yang dijadikan sebagai sarana untuk menjajakan dagangannya. Sedangkan dalam hal persaingan para pelaku mie ayam keliling biasanya menjajakan dagangannya diberbagai macam tempat mulai dari berjualan didepan pabrik, keluar masuk desa sampai dengan di pasar malam, dengan harga yang terjangkau para pedagang mie ayam keliling memiliki konsumen yang tetap

2. Sistem penjualan kedai yaitu bangunan permanen yang digunakan sebagai tempat berjualan makanan dan minuman. Sedangkan dalam hal persaingan kedai mie ayam coba dirasa lokasinya strategis, disamping jalan raya serta berdekatan dengan pabrik, sekolah dan perkampungan padat penduduk.

3. Persaingan sistem penjualan antara penjual keliling dan kedai, ini bisa dilihat untuk mendapatkan pelanggan, pedagang keliling harus berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya untuk bisa mendapatkan konsumen. Sedangkan kedai, konsumen yang datang ke tempatnya secara langsung.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 80

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti kepada para pelaku usaha mie ayam keliling dan kedai di desa ganting Sidoarjo,

1. Untuk pedagang keliling

Saran untu pedagang keliling, berikan pelayanan yang baik meskipun hanya pedagang keliling, dari mulai pelayanan keramahan, menu serta kehalalan dari produk yang dijual, karena kebanyakan para pelaku usaha mie ayam keliling ini sering mengabaikan sistem tersebut.

2. Untuk kedai mie ayam coba dirasa

Kedai mie ayam coba dirasa perlu memperhatikan kinerja dari para karyawan yang melayani konsumen agar tidak kalah dengan usaha mie lainnya hendaknya melakukan layanan delivery, dengan pembelian beberapa porsi konsumen bisa mengunakan jasa tersebut tentunya tidak hanya konsumen yang datang ke kedai akan tetapi sebaliknya, ini bisa saja menjadi sistem persaingan yang masih jarang digunakan di Desa Ganting dalam hal berjualan mie ayam.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Adi Warsidi, Administrasi (Jakarta: Universitas Terbuka Gelhorn dan Gunawan. Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada 2000) H.7 1999)

Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an :

tentangEtikadanBisnis(Jakarta : Salemba Diniyah, 2002), h.2.

GunawandanGelborn. Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif monopoli (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2000) H.7

Haris Herdiansyah “Metodologi Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial”, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), 17

Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, MenggagasBisnisIslami, (Jakarta :GemaInsani Press,2002) h. 96-97

Joel Ropa,dkk, Akuntansi Biaya (Jakarta : PT.GalaxyPuspa Mega, 1995) h. 13 Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer (Jakarta : PT. Gamedia Pustaka

Utama,2008) h. 260

Kamal “Analisis Produk Pada Perusahaan Roti “Kharisma” di PasarKliwon, Surakarta” (UniversitasSebelasMaret, FakultasEkonomi, Surakarta 2005), 02. Diakses pada 07 september 2015

Ly Fairuzah Aisyah “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim (Studi, Cv Azka Syahrani Collection)” (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2010), 45. Diakses pada 07 September 2015

M. Iqbal Hasan, “MetodologiPenelitiandanAplikasinya” , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 87

Maribun, BN.Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,2003), hal 276. Mudrajat Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Muhammad Sman “Persaingan Industri PT. Pabcanata Centralindo (Perspektif Etika

Bisnis dalam Islam)”.(UIN syarif Hidayatullah, Jakarta 2010), 05. Diakses pada 07 September 2015

Nana Syaodih Sukmadinata “Metode PenelitianPendidikan”, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007),60

Nana Syaodih Sukmadinata, “Metode Penelitian dan Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 216.

Nana Syaodih Sukmadinata, “Metode Penelitian dan Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 221

Pratomo, TA, Soerjodono. EkonomiSkala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Jakarta:Ghalia,2004)

Saifuddin Azwar, “Metode Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 91 Sugiyono “Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D”, (Bandung: Alfa

Beta , 2008), 243

Sulipan “Penelitian Deskriptis Analitis ”, dalamhttp://sekolah.8k.com, diaksespada tanggal 23 Oktober 2014

Toha, M. Dinamika Usaha Kecil danRumahTangga, (Jakarta:LIPI,2010)

Undang-Undang No.20 tahun 2008 tanggal 4 juli 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah

Fahmi Muhammad, “game playstation” dalam

https://id.techinasia.com/game-pastation-favorit-penulis-games-in-asia-indonesiadiaksespada 4 januari 2015 http://blogspot.co.id/2013/01/pedagang-kaki-lima.

http://eprints.ums.ac.id/16955/11/angket-%26-daftar-pust.pdf http://m.tempo.co/topik/masalah/651/pedagang-kaki-lima-pkl

http://matakristal.com/2013/0523/pedagang-keliling. Di akses pada 07 september 2015

http://ms.wikipedia.org/wiki/2013/0523/kedai_makan,diakses pada 07 September 2015


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id http://suryaafrilian.blogspot.in/2010/11/standar-perusahaan-dan-perencanaan.

http://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/lima-model-kekuatan-yang-mempengaruhi-persaingan-dalam-suatu-industri

http:/melayuonline.com/ind/store