Evaluasi Kelayakan Usaha Mie Ayam pada Usaha Mie Ayam Mbot Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang

(1)

KECAMATAN KALIJATI KABUPATEN SUBANG

Oleh

TRIJAYA SUHARTO

H24070009

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013


(2)

KECAMATAN KALIJATI KABUPATEN SUBANG

Oleh

TRIJAYA SUHARTO

H24070009

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013


(3)

JudulSkripsi : Evaluasi Kelayakan Usaha Mie Ayam pada Usaha Mie Ayam Mbot Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang

Nama : Trijaya Suharto NIM : H24070009

Menyetujui, Pembimbing 1

Ir. Budi Purwanto,ME. NIP. 196307051994031003

Pembimbing 2

Farida Ratna Dewi,SE,MM. NIP. 197103072005012001

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP. 196101231986011002


(4)

TRIJAYA SUHARTO. H24070009. Evaluasi Kelayakan Usaha Mie Ayam pada Usaha Mie Ayam Mbot Desa Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO dan FARIDA RATNA DEWI

Usaha mie ayam Mbot yang berawal dari usaha rumahan kini telah berkembang menjadi usaha yang cukup besar dengan omset mingguan sebesar ± Rp.7.000.000. Akan tetapi pemilik usaha ini belum mengetahui apakah sebenarnya usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan usaha ini belum pernah melakukan studi kelayakan usaha. Oleh karena pertimbangan itu pemilik berencana untuk melakukan evaluasi kelayakan terhadap usahanya ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan usaha dari aspek non finansial (2) menganalisis kelayakan usaha dari aspek finansial (3) menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada usaha mie ayam Mbot, terhadap beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh. Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada kegiatan usaha yang dilakukan oleh mie ayam Mbot.

Hasil analisis menunjukan bahwa (1) usaha ini layak dari aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar dan pemasaran berupa bentuk pasar, analisis persaingan, analisis STP, dan strategi bauran pemasaran menunjukan usaha mie ayam Mbot ini layak untuk dijalankan, begitu pula pada aspek teknis dan operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek lingkungan menunjukan usaha mie ayam Mbot ini layak dilakukan, sedangkan dalam aspek hukum terdapat risiko karena usaha ini belum memiliki surat izin usaha yang dibutuhkan oleh UMKM. (2) Usaha ini layak dari aspek finansial yaitu pada aspek keuangan hasil evaluasi penjualan selama satu tahun yang telah terjadi menghasilkan nilai profit on sales sebesar 10,74%, sedangkan berdasarkan kriteria investasi usaha mie ayam Mbot layak dijalankan dengan umur proyek selama lima tahun dengan tingkat discount rate sebesar 12%. Analisis kriteria investasi menghasilkan NPV sebesar Rp. 93.879.397, IRR sebesar 68%, Net B/C sebesar 2,83, BEP sebesar Rp. 86.408.629, dan PBP selama 1 tahun 5 bulan dan 12 hari. (3) Analisis sensitivitas memperoleh nilai perubahan kenaikan biaya variabel sebesar 12,7%, kenaikan harga daging sapi sebesar 82%, kenaikan harga daging ayam sebesar 44,5%, dan kenaikan harga daging ayam dan daging sapi sebesar 28,7%. Bila terjadi kenaikan melebihi nilai tersebut pada faktor-faktor diatas maka usaha tidak layak dijalankan.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Trijaya Suharto, lahir pada tanggal 11 maret 1990 di Subang. Penulis adalah putra ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Peltu Poniman dan Djuanah.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari pendidikan sekolah dasar di SDN Sukaasih, cipendeuy, Subang. Kemudian dilanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1 Kalijati, subang. Pendidikan sekolah menengah atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMAN 2 Subang. Penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) diterima pada Departemen Manajemen Di Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui Undangan Seleksi masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif pada organisasi mahasiswa daerah Subang. Penulis juga aktif sebagai anggota BEM FEM pada tahun 2010 di biro pengembangan internal. Penulis juga aktif sebagai panitia pada beberapa acara seperti masa perkenalan departemen manajemen pada 2009, masa perkenalan fakultas ekonomi dan manajemen pada tahun 2009, dan SPORTAKULER pada tahun 2009.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya, penyusunan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Kelayakan Usaha Mie Ayam Pada Usaha Mie Ayam Mbot Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang “ dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ir. Budi Purwanto, ME dan Farida Ratna Dewi, SE, MM yang telah memberikan bimbingan baik pada waktu persiapan, pengambilan data maupun penyusunan skripsi sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada instansi terkait dan pihak-pihak yang telah membantu selama proses penelitian.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terduga kepada orang tua dan keluarga tercinta atas kesabaran, doa, dan dorongan yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan berguna bagi pihak yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2013


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril serta materil kepada penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini, antara lain sebagai berikut:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis.

2. Orang tua, kakak, serta semua anggota keluarga tercinta untuk setiap dukungan, do’a, serta kesabarannya yang telah diberikan. Semoga ini bisa jadi persembahan terbaik.

3. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak R. Dikky Indrawan, MM, sebagai penguji dalam sidang skripsi penulis. Semua saran dan kritik merupakan hal yang sangat berguna dan berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan nasehat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan dan staf TU Departemen Manajemen, FEM, IPB.

6. Seluruh pihak di Mie Ayam Mbot yang telah memberikan waktu, kesempatan, dan informasi yang membantu penulis selama penelitian. 7. Elvia Sari Utami atas segala do’a, kesabaran, perhatian, serta dukungan

yang telah diberikan.

8. Para sahabat TeTris Arizal, Adi, Wahyu, Ikhwan, Nina, Nadea, Putri atas kebersamaan, persahabatan, dan dukungannya kepada penulis.

9. Keluarga besar wisma Alzaytun atas kebersamaan dan keceriaan yang diberikan selama ini.

10.Rully, Didi, Fahrurozi, Arif, Enny serta seluruh rekan-rekan di Manajemen 44.

11.Segenap rekan-rekan satu bimbingan; Dwi Ratih Mutiarasari, Faizaah, Tio Panta Sihombing, dan Ria Tuzi Damayanti yang telah membantu proses penyusunan tugas akhir ini.

12.Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

13.Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih untuk semuanya.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... ... 5

2.1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ... 5

2.2. Studi Kelayakan Bisnis ... ... 6

2.2.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan bisnis ... 7

2.2.2 Analisis Sensitivitas ... 12

2.3. Penelitian Terdahulu ... 13

III. METODE PENELITIAN ... 16

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 16

3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ... 17

3.1.2 Aspek Hukum ... 17

3.1.3 Aspek Keuangan ... 17

3.1.4 Aspek Teknis/Operasional ... 17

3.1.5 Aspek Manajemen dan Organisasi ... 17

3.1.6 Aspek Ekonomi dan Sosial ... 18

3.1.7 Aspek Lingkungan ... 18

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.3.Metode Penelitian ... 20

3.3.1 Jenis, Sumber, dan Pengumpulan Data ... 20

3.3.2 Pengolahan Data ... 21

3.4.Asumsi-asumsi Penelitian ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 27

4.1.Gambaran Umum Usaha ... 27


(9)

4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ... 28

4.2.2 Aspek Hukum ... 32

4.2.3 Aspek Teknis dan Operasional ... 32

4.2.4 Aspek Manajemen dan Organisasi ... 35

4.2.5 Aspek Ekonomi dan Sosial ... 38

4.2.6 Aspek Lingkungan ... 39

4.2.7 Aspek Keuangan ... 39

4.3. Analisis Sensitivitas ... 47

KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 49

1. Kesimpulan ... 49

2. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Perkembangan data UMKM dan usaha besar ... 1

2. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV ... 23

3. Daftar harga produk pada Mie Ayam Mbot ... 31

4. Dana investasi Mie Ayam Mbot ... 39

5. Dana modal kerja Mie Ayam Mbot ... 40

6. Ringkasan rencana anggaran biaya Mie Ayam Mbot ... 43

7. Rencana penerimaan Mie Ayam Mbot ... 44

8. Perhitungan laba rugi Tahun Ke-1 ... 45


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian ... 20 2. Layout kios Mie Ayam Mbot ... 33 3. Struktur organisasi Mie Ayam Mbot ... 35


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Rencana Kebutuhan Fisik Mie Ayam Mbot ... 53

2. Daftar harga Barang ... 56

3. Rencana kebutuhan Dana ... 59

4. Perhitungan Biaya Penyusutan ... 62

5. Rencana Penerimaan Mie Ayam Mbot ... 63

6. Perhitungan Laporan Laba Rugi ... 64

7. Perhitungan Analisis Cash Flow Mie Ayam Mbot ... 65

8. Biaya Modal Mingguan ... 67

9. Jumlah Penjualan Mingguan Tahun 1, 2, 3, dst ... 68

10. Modal mie ayam per porsi ... 70

11. Modal Produk Pelengkap per porsi ... 71


(13)

1.1.

Latar belakang

Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terus menerus menuju ke arah perbaikan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa, atau pembangunan ekonomi suatu bangsa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan bagian yang sangat penting bagi sistem perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, dapat dilihat dari jumlah unit UMKM yang sangat banyak dan berbanding lurus pada penyerapan jumlah tenaga kerja. Tahun 2010 jumlah UMKM telah mencapai 53.823.569 unit usaha atau sekitar 99,99 persen dari jumlah seluruh usaha yang ada dan mengalami peningkatan sekitar 2,57 persen pada tahun 2011.

Tabel 1. Perkembangan data usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan usaha besar

Indikator

Tahun 2010 *) Tahun 2011 **) Perkembangan Jumlah Pangsa

(%)

Jumlah Pangsa (%)

Jumlah %

Unit usaha

(a+b) 53.828.569 55.211.396 1.382.827 2,57

a. UMKM 53.823.732 99,99 55.206.444 99,99 1.382.713 2,57 b. Usaha

besar 4.838 0,01 4.952 0,01 114 2,35

Sumber: depkop.go.id,2012.

Keterangan : *) Angka Sangat Sementara, **) Angka Prediksi

Pada umumnya Usaha Mikro, kecil, dan Menengah yang ada selama ini dijalankan dengan cara-cara yang masih sederhana. Para pemilik usaha ini menjalankan usahanya dengan hanya mengandalkan insting bisnisnya saja. Hal ini


(14)

akan menimbulkan ketidakpastian dan inefisiensi pada usaha yang dijalankan karena tidak memiliki dasar yang kuat sebagai acuan dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan yang komprehensif baik secara kualitatif dan kuantitatif dari segala aspek yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan. Perhitungan-perhitungan tersebut dilakukan dalam proses studi kelayakan bisnis, idealnya studi kelayakan bisnis dilakukan oleh para pemilik usaha pada saat mereka akan memulai usaha tapi pada kenyataannya banyak dari para pemilik usaha tersebut tidak melakukan studi kelayakan bisnis ini karena ketidaktahuan mereka terhadap studi ini.

Usaha mie ayam Mbot juga sama halnya dengan usaha-usaha kecil lain pada umumnya yang tidak melakukan analisis kelayakan bisnis pada saat memulai usahanya. Pada mulanya usaha ini dirintis pada tahun 2010 yang dijalankan oleh saudara Rizky Khanedy. Pada saat itu usaha ini dijalankan seperti halnya usaha rumahan biasa, mereka menjual mie ayam di rumah. Seiring berjalannya waktu mereka melihat usaha ini sebenarnya memiliki prospek untuk dijalankan lebih serius lagi tetapi selama ini terhambat penjualannya karena hanya pada kalangan warga sekitar yang pada umumnya masih merupakan tetangga sendiri. Akhirnya pada bulan Mei 2012 usaha ini diambil alih oleh saudara Eko Kurniawan Khanedy yang merupakan kakak dari pemilik sebelumnya. Setelah terjadi pergantian pemilik, pemilik yang baru memutuskan untuk membuka kios di lokasi yang lebih ramai dan akhirnya mereka pindah di lokasi yang mereka tempati sekarang. Lokasi yang mereka tempati sekarang terletak di daerah Surantaka yang cukup ramai, dekat dengan pasar dan ada beberapa pabrik disekitarnya.

Sejak bulan Mei 2012 usaha mie ayam Mbot berjalan di lokasi yang baru tanpa ada analisis yang dilakukan terhadap usaha ini sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian terhadap usaha ini apakah sebenarnya usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Oleh karena itu pemilik merasa perlu untuk melakukan evaluasi kelayakan pada usahanya tersebut.


(15)

1.2.

Perumusan Masalah

Usaha mie ayam Mbot merupakan usaha kuliner yang sama seperti kebanyakan usaha kecil lainnya yang dijalankan hanya berdasarkan insting pemiliknya saja. Usaha ini sudah mulai dirintis sejak tahun 2010 yang berasal dari kios yg dibuka didepan rumah. Seiring berjalannya waktu, pada bulan Mei 2012 usaha ini melakukan pemindahan lokasi ke daerah Surantaka di Kecamatan Kalijati. Pada lokasi yang baru ini usaha mie ayam Mbot mengalami peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi yang cukup ramai, berada di tepi jalan raya yang ramai,dekat dengan pasar, dan dekat dengan kawasan industri berupa pabrik.

Sejak awal usaha ini berdiri belum pernah dilakukan analisis kelayakan terhadap usaha mie ayam Mbot. Oleh karena masih belum ada kepastian apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Berdasarkan hal tersebut pemilik merasa perlu untuk melakukan evaluasi terhadap usaha ini. Evaluasi akan dilakukan dengan menganalisis usaha ini berdasarkan aspek-aspek studi kelayakan bisnis.

Berdasarkan keterangan yang telah dijelaskan di atas,maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1) Bagaimana kelayakan usaha ini dari aspek non finansial ? 2) Bagaimana kelayakan usaha ini dari aspek finansial ?

3) Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas dalam persentase) pada usaha mie ayam Mbot, terhadap beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh ?

1.3.

Tujuan Penelitian

1) Menganalisis kelayakan usaha ini dari aspek non finansial. 2) Menganalisis kelayakan usaha ini dari aspek finansial.

3) Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada mie ayam Mbot, terhadap beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh.


(16)

1.4.

Manfaat Penelitian

1) Bagi perusahaan sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang dapat digunakan sebagai dasar membuat kebijakan terhadap usaha ini.

2) Bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan pemikiran dan pengetahuan di bidang studi kelayakan usaha.

1.5.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, serta untuk menjaga supaya tidak menyimpang dari segi tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dilakukan beberapa batasan. Adapun ruang lingkup penelitian ini berfokus pada kegiatan usaha yang dilakukan oleh mie ayam Mbot. Selanjutnya pembahasan mengenai evaluasi kelayakan usaha dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek non keuangan (pasar, manajemen, teknis dan operasional, hukum, dan lingkungan), aspek keuangan berupa Payback Period (PP),Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point (BEP), dan Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) serta analisis kepekaan (sensitivitas).


(17)

2.1.Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pengertian usaha mikro, kecil dan menengah menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (depkop, 2008) yaitu:

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang.

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008:

Usaha mikro:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Usaha kecil:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.


(18)

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Usaha menengah:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memilik hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.2.Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Umar (2005), bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industry dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang dilkukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Penilaian masing-masing aspek nantinya


(19)

harus dinilai secara keseluruhan bukan berdiri sendiri-sendiri. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek dampak lingkungan.

2.2.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis 1. Aspek hukum

Tujuan dari penelitian aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah, atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar,2007). Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis mempelajari tentang siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, di mana bisnis dilaksanakan, bagaimana bisnis dilaksanakan,dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Umar,2005).

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Pengertian pasar secara sederhana bisa diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Pemasaran dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha untuk menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen di pasar. Menurut kotler dan Armstrong (2008), mendefinisikan pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat


(20)

dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Manajemen pemasaran didefinisikan sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu. Tujuan dari menajer pemasaran adalah menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan.

3. Aspek Keuangan

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya-biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode yang pada umumnya dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi,yaitu:

a. Payback Period (PP)

Menurut Umar (2005), Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan

cash flow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu.

b. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Gittinger (1986), IRR adalah tingkat rataan keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (%). Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh


(21)

proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dikatakan layak, apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari nilai tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IRR digunakan untuk mengetahui proyeksi jumlah (%) keuntungan yang didapat dari suatu proyek dan dibandingkan dengan keuntungan yang didapat bila melakukan investasi perbankan berdasar tingkat suku bunga yang berlaku.

c. Net Present Value (NPV)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2010), Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus mengetahui berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.

d. Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit cost ratio digunakan bagi kegiatan atau proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati oleh sebagian atau seluruh masyarakat. B/C ratio dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gross B/C ratio dan net B/C ratio. Gross B/C ratio merupakan perbandingan antara jumlah present value dari benefit kotor dengan jumlah present value dari biaya kotor. Net B/C ratio merupakan perbandingan antara jumlah present value yang positif dengan jumlah present value yang negatif (Firdaus, 2008)..

e. Break Event Point (BEP)

Analisis titik impas atau Break Event Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Salah satu kegunaan analisis titik impas adalah


(22)

untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Hal ini berarti perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi atau laba sama dengan nol. Break Event Point merupakan keadaan di mana penerimaan pendapatan perusahaan (total

revenue) yang disingkat TR adalah sama dengan biaya yang

ditanggungnya (total cost) yang disingkat TC. TR merupakan perkalian antara jumlah unit barang terjual dengan harga satuannya, sedangkan TC merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabelnya (Umar, 2005).

4. Aspek Teknis/Operasional

Menurut Prawirosentono (2007), manajemen operasi adalah suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses perencanaan, mendesain produk, sistem produksi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses produksi adalah proses kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambahlebih tinggi. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang digunakan. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri. Menurut Umar (2005), manajemen operasi adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan (di dalam perusahaan) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya.

5. Aspek Manajemen dan Organisasi

Menurut Mondy (2008), manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan


(23)

organisasi. Ada beberapa fungsi dari manajemen sumber daya manusia yang baik yaitu, penyediaan staf, pengembangan sumber daya manusia, kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta hubungan karyawan dengan buruh. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang professional, mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) diterapkan secara benar.

6. Aspek Ekonomi dan Sosial

Penelitian dalam aspek ini ditujukan untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan lagi kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya. Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya (Kasmir dan Jakfar, 2007).

7. Aspek Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak llingkungan yang akan timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa mendatang. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Mengenai Dampak


(24)

Lingkungan (AMDAL), (Kasmir dan Jakfar,2007). AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri. AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar (Umar 2005).

2.2.2 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisa yang digunakan untuk melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Pada bidang pertanian, proyek-proyek akan berubah-ubah akibat empat masalah utama (Gittinger, 1986).

1. Harga, yaitu meneliti apabila terjadi kekeliruan dalam membuat asumsi mengenai harga jualproduk pertanian.

2. Keterlambatan pelaksanaan, yaitu meneliti pengaruh-pengaruh keterlambatan dalam proyek terhadapmanfaat sekarangnetto, tingkat pengembalian secara finansial dan secara ekonomi dan rasio manfaat.

3. Kenaikan biaya, yaitu menguji sensitivitas proyek apabila terjadi kesalahan dalam memperkirakan besarnya biaya.

4. Hasil, yaitu menguji kembali usulan proyek mengenai sensitivitas terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam memperkirakan hasil yang diperoleh.

Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji secara matematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah suatu unsur tertentu pada hasil analisis (Kadariah, 1976).


(25)

2.3.Penelitian Terdahulu

Irfani (2011), yang meneliti mengenai Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop Di UMKM Yogi Tas Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Permasalahan yang dihadapi yaitu, adanya keinginan dari pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya dengan membuat usaha ransel laptop. Pengembangan usaha ini akan berimbas pada bahan baku, fasilitas produksi, dan tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha tas dari UMKM Yogi Tas ini dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan operasi, hukum dan manjemen, ekonomi sosial, lingkungan, dan finansial.

Hasil analisis apa aspek pasar dan pemasaran menyatakan pengembangan usaha ini layak dengan mempertimbangkan hasil forecasting yang dilakukan. Analisis pada aspek teknis dan operasi juga dapat dinyatakan layak dengan mempertimbangkan proses produksi, lokasi usaha, dan teknologi yang digunakan. Pengembangan usaha ini juga telah memiliki izin-izin usaha,memiliki pembagian tugas pegawaai yang jelas, serta system kompensasi yang baik sehingga dapat dikatakan layak dari aspek hukum dan manajemen. Usaha ini juga layak dilihat dari aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan karena usaha ini juga dapat menyerap tenaga kerja selain itu usaha ini juga tidak menimbulkan dampak negative pada lingkungan. Hasil dari analisis pada aspek finansial diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 251.207.000, nilai IRR sebesar 28,46 persen, nilai Net B/C sebesar 1,79, nilai Gross B/C sebesar 1,23, nilai PI sebesar 2,52, dan nilai PBP selama 2 tahun 10 bulan dan 27 hari. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha tersebut layak untuk dilaksanakan karena memenuhi kriteria kelayakan usaha.

Permana (2010), yang meneliti mengenai Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan usaha yaitu manejemen perusahaan yang tidak terlalau baik,sehingga membuat pemilik tidak terlalu mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak layak. Selain itu, ada keinginan dari pemilik untuk


(26)

mengetahui apakah usahanya layak melakukan pengembangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis usaha dari berbagai aspek. Oleh sebab itu peneliti menggunakan studi kelayakan bisnis untuk menganalisis usaha tersebut karena dapat mencakup dan membahas semua aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini.

Berdasarkan pada aspek manajemen sumber daya manusia yang dikaji dalam penelitian ini meliputi fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian

(controlling) didapat kesimpulan bahwa pada aspek ini telah dilakukan dengan cukup

baik . Hasil yang diperoleh dari analisis aspek finansial didapat nilai NPV sebesar Rp. 411.405.000, gross B/C sebesar 1,11 dan Net B/C sebesar 2,23, IRR 34,75 persen, PBP gross 1 tahun dan PBP Net 5,01 tahun, dan PI 3,03. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa pengembangn usaha tersebut layak untuk dilaksanakan.

Maulana (2010), yang meneliti mengenai Analisis Kelayakan Usaha Rumah Makan Sederhana Waroeng Jaya, Bogor, Jawa Barat (Studi Kasus Waroeng Jaya , Bogor, Jawa Barat). Permasalahan yang dihadapi yaitu adanya ketidakmampuan manajerial yang baik, membaca peluang pasar, dan mengelola. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kelayakan usaha rumah makan Waroeng Jaya dilihat dari aspek-aspek non-finansial dan juga dilihat dari aspek finansial.

Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukan usaha ini masih layak karena memiliki pelanggan yang tetap. Aspek produksi (teknis) usaha ini memiliki peralatan yang menunjang proses produksi yang dapat memenuhi kebutuhan permintaan konsumen. Aspek manajemen menunjukan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas pada masing-masing bagian. Ditinjau dari aspek sosial, usaha ini dapat memberikan kesempatan bekerja bagi pihak-pihak seperti keluarga dan warga sekitar. Dilihat dari aspek lingkungan usaha ini tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan karena limbah yang di hasilkan adalah limbah yang dapat terurai. Sedangkan dari aspek finansial didapat hasil nilai NPV sebesar Rp. 55.796.582, nilai IRR sebesar 109 persen, nilai Net B/C 3,9, dan nilai PBP selama 1tahun dan 6 bulan. Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa


(27)

usaha rumah makan tersebut layak untuk dijalankan karena memenuhi kriteria kelayakan usaha.


(28)

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Usaha mie ayam Mbot merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang kuliner atau makanan. Meskipun usaha ini sudah dimulai sejak tahun 2010 namun pemilik baru menjalankan secara serius pada mei 2012. Usaha ini belum pernah melakukan studi kelayakan terhadap usahanya, sehingga belum diketahui apakah usaha yang dijalankan ini cukup layak dari sisi aspek kelayakan bisnis. Oleh karena itu pemilik usaha ini merasa perlu untuk melakukan evaluasi terhadap usaha ini.

Studi kelayakan yang dilakukan pada evaluasi usaha mie ayam Mbot ini bertujuan sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik dalam menjalankan usaha tersebut pada masa yang akan datang. Selain itu, studi kelayakan ini juga dilakukan untuk melihat apakah rencana dan strategi yang dilakukan untuk usaha ini telah tersusun secara baik. Secara umum studi kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak dalam pelaksanaannya.

Studi kelayakan dilakukan untuk menganalisis aspek non finansial, aspek finansial, dan tingkat sensitivitas usaha terhadap perubahan-perubahan. Untuk menganalisis aspek non finansial akan dilakukan dengan cara analisis pada aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknis/operasional, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek lingkungan. Untuk menganalisis aspek finansial akan dilakukan penilaian terhadap aspek keuangan perusahaan.

3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Pada aspek ini akan dilakukan analisis terhadap bentuk pasar, persaingan usaha, dan bauran pemasaran. Tujuan dari analisis pada aspek ini adalah untuk melihat potensi usaha ini dikaitkan dengan keadaan pasar dan juga untuk mengetahui sebaik apa pemasaran yang telah dilakukan oleh pemilik usaha.


(29)

3.1.2 Aspek Hukum

Dalam aspek hukum ini hal yang akan dipelajari dan dianalisis adalah bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, dasar hukum yang melindungi, dan legalitas yang dimiliki oleh usaha ini. Tujuan dari analisis aspek hukum ini adalah untuk mengetahui apakah usaha ini sudah sah dan legal secara hukum yang biasanya ditandai dengan adanya surat ijin usaha.

3.1.3 Aspek Keuangan

Pada aspek keuangan ini akan diperhitungkan besar dana yang diperlukan untuk usaha mie ayam Mbot ini. Secara umum dalam aspek keuangan yang diperhitungkan adalah rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, modal dan rencana penerimaan, Evaluasi perhitungan laba rugi, dan analisis kriteria investasi.

3.1.4 Aspek Teknis/Operasional

Pada aspek ini akan dianalisis mengenai lokasi usaha dan layoutnya, proses produksi, dan proses operasional penjualan pada usaha ini. Tujuan dari analisis pada aspek ini yaitu untuk mengetahui apakah usaha mie ayam Mbot ini layak secara teknis maupun operasional.

3.1.5 Aspek Manajemen dan Organisasi

Pada aspek ini hal yang perlu dianalisis yaitu mengenai struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan sistem pengupahan. Tujuan dari analisis pada aspek manajemen dan organisasi ini yaitu untuk mengetahui apakah pengelolaan dari kegiatan usaha ini sudah dilakukan dengan efektif.

3.1.6 Aspek Ekonomi dan Sosial

Pada aspek ekonomi dan sosial ini akan dianalisis bagaimana dampak usaha ini terhadap berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, bagi pemerintah, dan bagi masyarakat sekitar. Pada aspek ini bila usaha yang dijalankan memberikan dampak yang positif bagi


(30)

berbagai pihak maka usaha ini layak dalam pelaksanaannya. Namun apabila dampak yang diberikan justru negatif maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan.

3.1.7 Aspek Lingkungan

Pada aspek lingkungan ini akan dianalisis bagaimana dampak dari usaha ini terhadap lingkungan sekitar terutama dalam hal pengolahan limbah. Bila usaha ini justru mengakibatkan dampak yang buruk bagi lingkungan maka usaha ini tidak layak untuk diimplementasikan.


(31)

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Melanjutkan

usaha

Evaluasi Usaha Mie Ayam

Mbot

Aspek Non Finansial

Aspek Finansial

 Aspek Pasar dan Pemasaran

 Aspek Hukum  Aspek Teknis/

Operasional

 Aspek Manajemen dan Operasi

 Aspek Ekonomi dan Sosial

 Aspek Lingkungan

Payback Period

Internal Rate of

Return

Net Present Value

Benefit-Cost Ratio

Break Event Point

Analisis Sensitivitas

Re- evaluasi Tidak Layak Layak


(32)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di mie ayam Mbot, yang merupakan salah satu UMKM di wilayah Subang, khususnya kecamatan kalijati yang bergerak dibidang industri pangan yang menjual produk mie ayam atau bakmie. Saat ini mie ayam Mbot berlokasi di surantaka kecamatan kalijati, 100 m dari pertigaan purwadadi kearah purwadadi. Penelitian juga dilakukan di rumah pemilik sebagai lokasi produksi di Kampung Dayacipta, Desa Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Penelitian dilakukan pada bulan April Sampai bulan Juni 2013.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1 Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain (Hasan, 2004).

Berdasarkan sumber pengambilannya, data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Hasan (2004), data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang melakukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Pada penelitian ini data primer didapat dengan cara pengamatan langsung (observasi) dan wawancara (interview). Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan–laporan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini data sekunder didapat dengan cara penelusuran literatur dan dari catatan perusahaan.

Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif


(33)

adalah data yang tidak berbentuk bilangan atau dengan kata lain data kualitatif adalah data yang berbentuk deskriptif dengan kata-kata. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka.

3.3.2 Pengolahan Data

Analisis yang akan dilakukan selama penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek lingkungan dalam usaha mie ayam Mbot ini. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial yang terdiri dari Payback Periode (PBP), Internal Rate Of Return (IRR), Net Present Value (NPV), profitability Index (PI), Benefit – Cost ratio (B/C Ratio), dan Break Event Point (BEP).

Data kuantitatif yang diperoleh selama penelitian diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Pemilihan program tersebut karena merupakan program yang telah lazim digunakan dan relatif mudah untuk dioperasikan, sedangkan data kualitatif diolah dan disajikan secara deskriptif.

Analisis kelayakan finansial menggunakan beberapa kriteria, yaitu: Analisis nilai bersih sekarang (Net Present Value/NPV), tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR), masa pengembalian investasi (Payback Period), Net benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio)

a. Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha mie ayam Mbot. Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui apakah suatu usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan investasi yang akan digunakan antara lain Net Present


(34)

Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PBP), dan Break Even Point (BEP). 1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau nilai manfaat bersih sekarang adalah selisih dari jumlah nilai sekarang manfaat dan arus biaya. Dengan kata lain Net Present Value adalah selisih antara nilai manfaat dan arus biaya selama periode usaha yang dikonversikan terhadap nilai saat ini dengan menggunakan teknik pendiskontoan.

Perhitungan NPV perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut :

...(1)

Keterangan :

Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun Ct =biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun

r = tingkat suku bunga (diskonto)

Tabel 2. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV

Bila... Berarti... Maka...

NPV > 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan

proyek bisa dijalankan

NPV < 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan

proyek ditolak

NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi

Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan.

�� = −

(1 + ) =0


(35)

Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007. 2. Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Net benefit and cost ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka

perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif.

Rumus untuk menghitung Net B/C adalah :

...(2)

Keterangan :

Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun

r = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio adalah : · Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan · Net B/C < 0, maka NPV < 0, proyek merugikan

· Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi Namun, pada penelitian ini perhitungan Net B/C rasio tidak dilakukan secara manual. Perhitungan Net B/C rasio dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.

3. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan.

� =

− (1 + ) =0

− (1 + ) =0


(36)

IRR juga merupakan nilai discount rate yang membuat NPV proyek sama dengan nol.

Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan tidak layak jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

Rumus untuk menghitung IRR adalah :

...(3)

Keterangan :

i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i’ = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif

NPV’ = NPV yang bernilai negatif

Namun, pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan secara manual. Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007. 4. Tingkat Pengembalian Investasi ( Payback Period)

Untuk melihat jangka waktu pengembalian suatu investasi dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode payback period yang menunjukkan jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan melalui pendapatan bersih tambahan yang diperoleh dari usaha mie ayam Mbot. Rumus yang digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah :

...(4)

���= + ��

( �� − ��′)( ′ − )

� � = � �


(37)

Pada dasarnya semakin cepat payback period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh investor.

5. Break Even Point

Break Even Point (BEP) atau titik impas bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana usaha yang dilakukan bisa memberikan keuntungan pada tingkat tidak untung dan tidak rugi. Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP adalah:

...(5)

b. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu usaha terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama periode usaha. Faktor-faktor yang dapat mengalami perubahan dalam suatu usaha antara lain seperti, harga bahan baku, biaya variabel, biaya tetap, dan jumlah penjualan. Analisis sensitivitas pada usaha mie ayam Mbot dilakukan dengan perubahan beberapa faktor, yaitu kenaikan biaya variabel, kenaikan harga daging sapi, kenaikan harga daging ayam, dan kenaikan harga daging ayam dan daging sapi secara bersamaan. Faktor-faktor tersebut merupakan Faktor-faktor yang dianggap memiliki proporsi yang cukup signifikan pada usaha ini. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mencari tingkat kenaikan faktor-faktor tersebut yang akan membuat usaha mie ayam Mbot mendekati tingkat batas kelayakan finansialnya. 3.4. Asumsi-Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan sebagai dasar dalam proses analisis aspek-apek penelitian ini terutama dalam analisis aspek keuangan. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah:

1. Usaha yang dilakukan adalah usaha perseorangan. Mie ayam mbot membeli bahan baku, mengolahnya menjadi bahan jadi dan dijual kepada

�� = ��


(38)

konsumen. Fokus usaha ini adalah penjualan produk yang telah diolah sendiri.

2. Periode analisis usaha yang direncanakan adalah selama 5 tahun sesuai yang telah disepakati dengan pihak mie ayam Mbot.

3. Awal periode analisis adalah pada bulan Mei 2012, yaitu pada awal usaha ini dimulai di lokasi yang baru.

4. Dalam satu tahun periode analisis terdiri dari 47 minggu yang merupakan hasil pembulatan dari jumlah hari kerja dalam satu tahun pada mie ayam Mbot.

5. Dasar penentuan harga awal produk dan investasi adalah harga yang berlaku pada saat pengambilan data pada bulan April-Juni 2013.

6. Modal usaha seluruhnya berasal dari pemilik usaha sendiri.

7. Produk yang dihasilkan berupa mie ayam sebagai produk pokok dengan berbagai produk pelengkapnya.

8. Untuk mempermudah perhitungan jumlah produk dan harga yang digunakan berdasarkan pada jumlah porsi untuk setiap jenis produk bukan kombinasinya.

9. Dalam perhitungan aspek keuangan faktor inflasi akan diabaikan dengan asumsi bila terjadi inflasi harga jual produk akan mengalami penyesuaian. 10.Kenaikan jumlah penjualan pada tahun ke-2 dan ke-3 sebesar 8%,

kenaikan pada tahun ke-4 sebesar 5%, dan pada tahun ke-5 sebesar 2,5%. Nilai-nilai tersebut diperoleh dari hasil pembulatan dari kemungkinan kenaikan penjualan yang terjadi pada mie ayam Mbot.

11.Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 12% yaitu rata-rata tingkat suku bunga peminjaman bank yang berlaku pada bulan Mei 2013.

12.Unsur pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan sebesar 15% yang dikeluarkan setiap tahunnya.


(39)

4.1. Gambaran Umum Usaha

Usaha mie ayam Mbot adalah usaha yang bergerak pada bidang kuliner yang menjual produk berupa mie ayam. Usaha ini dirintis oleh Rizky Khannedy pada tahun 2010. Pada saat itu usaha mie ayam ini merupakan usaha rumahan kecil yang pada awalnya hanya memiliki penjualan dalam skala kecil yang melakukan penjualan di kios yang berada di depan rumah pemilik. Pada bulan Mei 2012 usaha ini diambil alih oleh Eko Kurniawan Khannedy yang merupakan kakak dari pemilik sebelumnya. Setelah pergantian pemilik kemudian usaha ini mulai dikembangkan dengan cara memindahkan lokasi kios yang awalnya di depan rumah pemilik di kampung Dayacipta ke lokasi yang baru di daerah Surantaka Kecamatan Kalijati sekitar bulan Mei 2012. Lokasi kios yang baru ini didapat dengan cara menyewa kios pertahunnya.

Pada saat ini usaha mie ayam Mbot telah berjalan selama satu tahun di lokasi yang berada di daerah Surantaka. Lokasi di Surantaka berperan sebagai lokasi penjualan sedangkan lokasi produksi berada di kampung Dayacipta yang juga merupakan rumah dari pemilik. Usaha ini memiliki 4 orang tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga kerja penjualan dan tenaga kerja produksi.

Pada lokasi yang baru tersebut usaha mie ayam Mbot berkembang semakin pesat. Jumlah penjualan pun meningkat hampir dua kali lipat dibanding pada saat mereka berjualan di depan rumah. Omset penjualan saat ini mencapai ± Rp.7.000.000 setiap minggunya. Hal ini dikarenakan lokasi yang ditempati saat ini merupakan daerah yang cukup ramai dan berada di tepi jalan raya. Respon konsumen pun cukup baik hal ini dapat dilihat dari jumlah penjualan dan makin beragamnya konsumen mie ayam Mbot ini. Konsumen yang dimiliki oleh mie ayam Mbot tersebar mulai dari buruh pabrik, guru di sekolah sekitar kios, dan tentu saja warga sekitar yang memang dekat atau melintas di daerah tersebut. Selain melakukan penjualan langsung di lokasi kios, mie ayam Mbot juga memberikan layanan pesan


(40)

antar (delivery) dengan cara menghubungi nomor telepon yang tersedia. Hal ini pula yang membantu meningkatnya penjualan pada usaha ini.

4.2. Analisis Kelayakan Usaha

4.2.1 Aspek pasar dan Pemasaran

Analisis pada aspek ini akan dilakukan pada faktor-faktor seperti, bentuk pasar, analisis persaingan, analisis STP, dan bauran pemasaran.

a) Bentuk Pasar

Bentuk pasar produsen dari usaha mie ayam Mbot ini memungkinkan siapa saja untuk menjalankan usaha selama memiliki kemampuan dan tidak ada hambatan yang berarti untuk menjalankannya. Produk yang dihasilkan relatif sama dengan para pesaingnya hanya dibedakan dari inovasi dan variasi produk pelengkapnya saja. Usaha mie ayam Mbot melakukan penetapan harga dengan pertimbangan pada harga pesaing dan harga bahan baku. Berdasarkan hal tersebut bentuk pasar produsen mie ayam Mbot ini termasuk pasar persaingan sempurna. Sedangkan dari sisi pasar konsumen, usaha mie ayam Mbot ini melakukan penjualan langsung kepada konsumennya sehingga usaha ini termasuk dalam kategori pasar penjualan langsung.

b)Analisis Persaingan

Usaha mie ayam Mbot memiliki kios di daerah Surantaka Kecamatan Kalijati. Pada sekitar lokasi ini sudah berdiri enam usaha serupa, akan tetapi hanya empat yang merupakan usaha mie ayam sedangkan yang lain merupakan penjual bakso. Usaha mie ayam yang ada di lokasi itu menjual mie ayam dan bakso serta kombinasinya. Berbeda dengan mie ayam Mbot yang fokus pada produk mie ayam dengan berbagai variasi pelengkap tambahan sehingga usaha mie ayam Mbot ini dapat dikatakan memiliki hal yang baru di lokasi tersebut.


(41)

c) Analisis Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) 1. Segmentation (Segmentasi)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, segmentasi pasar yang dilakukan oleh mie ayam Mbot merupakan segmentasi geografis. Mie ayam Mbot melakukan penjualan pada daerah atau area di sekitar kiosnya berada saja. Daerah itu mencakup hampir sejauh 4 KM dari lokasi kios, hal ini pun dibantu dengan adanya layanan pesan antar sehingga dapat mencakup pasar yang lebih luas. Akan tetapi terkadang ada pula pembeli yang berlokasi cukup jauh dari kios mie ayam Mbot yang datang dan membeli produk disana.

2. Targeting (Target)

Usaha mie ayam Mbot ini tidak memiliki target pasar yang khusus. Konsumen mie ayam Mbot ini terdiri dari anak-anak sampai orang tua dengan profesi yang beragam mulai dari anak sekolah, guru, buruh pabrik, dan masyarakat pada umumnya.

3. Positioning (Posisi)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mie ayam Mbot memposisikan produknya sebagai produk makanan yang sehat. Mie ayam Mbot menggunakan produk yang baik dan bebas dari zat berbahaya. Pada saat marak tentang produk bakso yang menggunakan bahan-bahan berbahaya mie ayam Mbot memproduksi sendiri bakso yang merupakan bahan pelengkap produknya tanpa menggunakan bahan-bahan berbahaya. Mie ayam Mbot juga memposisikan produknya sebagai produk yang praktis dan mudah didapat dengan memberikan layanan pesan antar, sehingga para konsumen tidak perlu datang ke lokasi kios untuk dapat menikmati produk dari mie ayam Mbot.


(42)

d)Strategi Bauran Pemasaran 1. Product (Produk)

Pada dasarnya produk yang dijual pada usaha ini adalah mie ayam atau bakmie. Satu mangkok Mie ayam ini terdiri dari olahan mie yang dicampur dengan sayuran sawi dan ditambah dengan potongan ayam yang telah diolah secukupnya. Sebagai pelengkap mie ayam ini juga disediakan bakso, bakso tahu, bakso telur, dan ceker. Produk pelengkap tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan keinginan konsumen. Adapun jenis produk dan kombinasinya antara lain, mie ayam original, mie ayam bakso, mie ayam bakso tahu, mie ayam bakso telur, mie ayam ceker, mie ayam bakso komplit tahu, mie ayam komplit telur, bakso kuah tahu, dan bakso kuah telur.

Dalam satu hari jumlah produksi mie ayam bisa mencapai ± 100 porsi. untuk memenuhi jumlah produksi mie ayam perharinya disediakan 7 kg mie, 7 kg sawi, dan 7 kg ayam. Untuk produk pelengkap jumlah produksi perharinya mencapai ± 60 porsi bakso kecil, ± 25 porsi bakso telur, ± 25 porsi bakso tahu, dan ceker ± 25 porsi.

2. Price (Harga)

Penetapan harga dilakukan berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi bahan baku yang digunakan dengan berpatokan pada harga pasar yang berlaku dan perolehan keuntungan yang diharapkan. Kisaran harga mie ayam Mbot yaitu antara Rp. 6.000,- sampai Rp. 10.000,- tergantung dari kombinasi mie ayam yang diminta. Penentuan harga ini pun dilakukan dengan mempertimbangkan harga produk yang sama di pasaran. Penentuan harga ini dilakukan secara seksama karena pada pasar dengan persaingan sempurna seperti ini penentuan harga akan berdampak signifikan pada jumlah penjualan produk nantinya.


(43)

Penentuan harga ini nantinya akan mengikuti tingkat inflasi yang ada, artinya pada tahun-tahun yang akan datang mungkin akan ada penyesuaian harga apabila dirasa hal itu diperlukan. Adapun rincian harga produk di mie ayam Mbot dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Daftar harga produk pada mie ayam Mbot

No Nama produk Harga

1 Mie Ayam Original Rp. 6.000;- 2 Mie Ayam Bakso Rp. 8000;- 3 Mie Ayam Ceker Rp. 8.000;- 4 Mie Ayam Bakso Telur Rp. 9.000;- 5 Mie Ayam Bakso Tahu Rp. 9.000;- 6 Mie Ayam Komplit Tahu Rp. 10.000;- 7 Mie Ayam Komplit Telur Rp. 10.000;- 8 Bakso Kuah Tahu Rp. 6.000;- 9 Bakso Kuah Telur Rp. 6.000;- Ket : harga diasumsikan sama pertahunnya.

3. Place (Tempat)

Usaha mie ayam Mbot merupakan usaha yang melakukan penjualan langsung pada konsumen atau direct selling. Berdasarkan hal tersebut pemilihan lokasi usaha akan sangat menentukan pada penjualan secara langsung. Lokasi yang dimiliki oleh mie ayam Mbot berada di Surantaka Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Lokasi tersebut berada di tepi jalan raya yang ramai, lokasi tersebut dekat dengan pasar Kecamatan Kalijati, tidak jauh dari lokasi tersebut pun terdapat pabrik yang memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak, dan lokasi tersebut dekat pula dengan beberapa sekolah baik SD, SMP, maupun SMA. Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan lokasi ini merupakan lokasi yang cukup strategis


(44)

4. Promotion (Promosi)

Pada umumnya kegiatan promosi dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dan untuk meningkatkan penjualan dari suatu produk. Promosi usaha ini telah dilakukan sejak usaha ini berdiri pada tahun 2010. Pada awalnya promosi hanya dilakukan melalui promosi dari mulut ke mulut namun setelah pergantian pemilik bentuk promosi yang dilakukan berkembang dengan cara penyebaran pamflet atau brosur di tempat-tempat tertentu, dan promosi melalui media sosial dan website.

4.2.2 Aspek Hukum

Analisis aspek hukum ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu usaha diyakini layak dilihat dari sisi legalitasnya. Usaha mie ayam Mbot ini termasuk dalam jenis usaha mikro kecil dan menengah. Usaha ini juga termasuk dalam bentuk usaha perseorangan yang seluruh modalnya ditanggung oleh pemilik usaha. Dalam hal ini pemilik usaha juga merupakan pimpinan struktural dalam usaha mie ayam Mbot ini.

Usaha mie ayam Mbot ini termasuk dalam jenis usaha kecil yang memiliki kriteria berupa kekayaan bersih antara Rp. 50.000.000,- – Rp. 500.000.000,- dan memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp. 300.000.000,- - Rp. 2.500.000.000,-. Bidang usaha yang dilakukan yaitu bergerak pada bidang kuliner. Usaha mie ayam Mbot belum memiliki legalitas dari sisi hukum, dikarenakan belum memiliki ijin usaha yang dibutuhkan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini dikarenakan pemilik belum merasa harus mengurus perijinan usaha. Berdasarkan hal di atas maka usaha ini memiliki risiko pada aspek hukum karena belum memiliki surat izin usaha.

4.2.3 Aspek Teknis dan Operasional

Analisis pada aspek ini dilakukan untuk mengetahui apakah usaha ini layak untuk dijalankan secara teknis. Adapun hal-hal yang


(45)

menjadi pertimbangan pada aspek teknis yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi lokasi usaha, proses produksi, dan proses penjualan dari usaha mie ayam Mbot ini.

a. Lokasi Usaha

Penentuan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam pendirian suatu usaha. Ada beberapa alasan atau faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi dalam pendirian suatu usaha. Pemilihan lokasi suatu usaha dapat berdasarkan kedekatan lokasi usaha dengan sumber bahan baku, kedekatan lokasi usaha dengan tenaga kerja, atau kedekatan lokasi usaha dengan konsumen. Dalam kasus mie ayam Mbot ini pemilihan lokasi didasarkan pada kedekatan lokasi dengan konsumen atau pasar. Hal ini dipilih karena usaha mie ayam Mbot ini merupakan usaha yang melakukan penjualan secara langsung (direct selling).

Lokasi yang dimiliki oleh mie ayam Mbot terletak di Surantaka, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Lokasi ini merupakan lokasi yang cukup strategis, terletak di tepi jalan dengan kawasan yang cukup ramai. Lokasi kios ini berjarak sekitar 4 KM dari lokasi produksi yang berada di Desa Tanggulun barat Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Jarak ini dinilai relatif dekat, karena dalam pemilihan lokasi ini yang menjadi pertimbangan adalah faktor kedekatan dengan pasar.

Kios yang dimiliki oleh mie ayam Mbot mampu menampung sekitar 12 konsumen sekaligus. Kios ini terdiri dari etalase yang berada di depan, tempat mencuci peralatan makan, deretan meja dan kursi, serta lemari pendingin untuk minuman. Untuk lebih lengkapnya bentuk layout kios dapat dilihat pada gambar 2.


(46)

Gambar 2. Layout kios Mie Ayam Mbot

b. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan oleh mie ayam Mbot menitikberatkan pada produksi bahan-bahan pelengkap atau pun bahan penyusun untuk produk akhirnya nanti. Bahan-bahan yang diproduksi berupa produk-produk seperti bakso, bakso tahu, bakso telur, dan olahan ceker. Bahan-bahan pelengkap yang diproduksi berupa potongan ayam olahan, sambal, dan beberapa bahan tambahan lainnya.

Dalam proses produksi ini mencakup mengenai pemenuhan bahan baku yang digunakan. Semua bahan baku yang digunakan didapatkan dari pasar yang berjarak cukup dekat dari lokasi produksi. Intensitas pembelian bahan baku ini dilakukan berbeda-beda untuk tiap jenisnya, ada beberapa bahan yang harus dibeli

Keterangan gambar: A : Etalase

B : Lemari pendingin minuman C : Meja

D : Kursi

E : Kamar mandi/ tempat pencucian F : Tempat cuci/wastafel

A

C C

D D D

D D D

D D D

D

D D

B


(47)

setiap hari sampai ada yang dibeli seminggu sekali. Bahan yang harus dibeli setiap hari yaitu berupa tahu, sayuran, dan bumbu karena dibutuhkan dalam kondisi segar. Untuk pembelian bahan seperti daging ayam dilakukan beberapa hari sekali karena untuk proses produksi biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beberapa hari. Untuk pembelian dan pengolahan daging sapi sebagai bahan baku bakso dilakukan seminggu sekali agar lebih efektif. c. Proses Penjualan

Proses penjualan yang dimaksud dalam hal ini yaitu proses bahan baku yang dihasilkan dari proses produksi untuk sampai pada konsumen. Bahan-bahan baku yang dihasilkan dari proses produksi selanjutnya akan dibawa oleh pekerja penjualan untuk sampai di lokasi kios. Jam operasional penjualan di kios yaitu pukul 10.00 - 20.00 WIB setiap harinya. Di lokasi kios ini pekerja penjualan akan mengolah bahan yang ada untuk menjadi produk yang diinginkan oleh konsumen. Untuk kasus pembelian pesan antar setelah mendapatkan pesanan melalui telepon pekerja penjualan kemudian akan menyiapkan produk yang dipesan untuk kemudian diantarkan pada konsumen, untuk layanan pesan antar ini konsumen tidak dibebani biaya tambahan, namun pada kasus-kasus tertentu terkadang ada konsumen yang memberi bayaran tambahan atas inisiatifnya sendiri. Layanan pesan antar ini mencakup daerah disekitar kios ini berada saja dengan jarak paling jauh sekitar 3Km. 4.2.4 Aspek Manajemen dan Organisasi

Analisis pada aspek menejemen dan organisasi mie ayam Mbot meliputi:

A. Struktur Organisasi

Mie ayam Mbot merupakan salah satu jenis usaha berskala kecil di bidang kuliner dengan produk berupa mie ayam. Usaha ini memiliki struktur organisasi yang masih sangat sederhana seperti dapat dilihat pada gambar 3.


(48)

Gambar 3. Struktur Organisasi Mie Ayam Mbot

Gambar di atas menunjukan bahwa pemimpin usaha membawahi pegawai secara langsung, yang berarti bahwa pemimpin memberikan perintah atau arahan secara langsung kepada para pegawainya tanpa melalui perantara atau bagian tertentu dalam organisasi.

Mie ayam Mbot saat ini dimiliki secara langsung oleh Eko Kurniawan Khennedy. Pemilik mengambil keputusan dalam segala bidang aktivitas perusahaan dan menetapkan kebijakan perusahaan. Namun untuk mengetahui langsung kondisi dilapangan Pemilik terlebih dahulu melakukan diskusi dengan para pegawainya dalam mengambil atau menentukan suatu keputusan.

Tenaga kerja atau pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usaha terlebih bagi usaha yang melakukan penjualan secara langsung seperti usaha mie ayam Mbot. Pada dasarnya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap adalah pegawai yang memperoleh gaji setiap bulan, memiliki tanggung jawab yang lebih besar bagi kemajuan suatu usaha, dan terikat secara langsung dengan peraturan yang diterapkan dalam organisasi tersebut. Tenaga kerja tidak tetap merupakan pegawai yang dibutuhkan atau dipekerjakan pada waktu-waktu dan bagian terentu saja. Mie ayam Mbot memiliki empat orang pegawai seperti terlihat pada gambar struktur organisasi yang semuanya merupakan pegawai tetap. Tenaga

Penjualan

Tenaga Penjualan

Tenaga Produksi

Tenaga Produksi

Pemilik


(49)

B. Deskripsi Pekerjaan

Pada usaha mie ayam Mbot ini pemilik sekaligus pemimpin memiliki empat orang tenaga kerja yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian produksi dan penjualan.

a. Pemilik (Pemimpin)

Pemilik yang sekaligus pemimpin dalam usaha ini memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan usaha ini. Pemilik bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dalam perusahaan. Pemilik memegang sepenuhnya tanggung jawab dalam pelaksanaan manajerial usaha mulai dari proses produksi, pemasaran, sumber daya manusia, dan keuangan. Pemilik juga bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

b. Pekerja Produksi

Pekerja produksi bertanggung jawab terhadap proses produksi, dalam hal ini pada pembuatan bakso, pengolahan ayam campuran mie, pengolahan ceker, dan pengemasan sambal dan saus. Pekerja produksi juga bertugas dalam hal pembelian bahan baku.

c. Pekerja Penjualan

Pekerja penjualan bertanggung jawab dalam proses meracik dan menyajikan mie ayam atau produk lainnya. Petugas penjualan juga bertanggung jawab mengantarkan pesanan untuk pembelian pesan antar. Oleh karena itu pekerja penjualan harus dapat meracik mie ayam dan bergantian dalam mengantar pesanan. Pekerja penjualan merupakan bagian yang sangat vital bagi usaha ini karena pekerja inilah yang berhadapan langsung dengan konsumen sehingga dapat mempengaruhi secara langsung pandangan konsumen mengenai usaha ini.


(50)

C. Sistem Kompensasi

Sistem pemberian kompensasi kepada para pekerja di mie ayam Mbot ini dilakukan setiap akhir bulan. Hal ini juga dikarenakan mie ayam Mbot menggunakan tenaga kerja tetap yang memperoleh upah secara rutin setiap bulannya. Upah yang diberikan kepada para pekerja mie ayam Mbot yakni sebesar Rp. 750.000;- setiap bulannya. Jumlah tersebut merupakan upah yang diberikan kepada semua pekerja baik pekerja produksi maupun pekerja penjualan. Khusus bagi pekerja penjualan, mereka akan mendapat tambahan Rp. 10.000;- setiap harinya sebagai uang makan mereka. Selain upah yang didapat setiap bulannya para pekerja juga mendapatkan tunjangan hari raya setiap menjelang hari raya Idul Fitri yang besarnya sama dengan gaji satu bulan.

4.2.5 Aspek ekonomi dan Sosial

Dalam aspek ekonomi dan sosial akan dilihat seberapa besar dampak yang dihasilkan dari usaha ini terhadap kehidupan ekonomi dan sosial bagi lingkungan sekitar usaha ini berada. Dilihat dari aspek ekonomi, dengan adanya usaha Mie ayam Mbot ini dapat meningkatkan jumlah pendapatan baik bagi pemilik usaha maupun masyarakat sekitar dalam hal ini para pekerja serta bagi pemerintah daerah. Dilihat dari aspek sosial, dengan adanya usaha mie ayam Mbot ini akan membuka peluang kesempatan kerja dan dapat menyerap sejumlah tenaga kerja dari masyarakat sekitar, sehingga secara tidak langsung usaha ini membantu mengurangi jumlah pengangguran di daerah tersebut.

Seiring dengan perkembangan usaha mie ayam Mbot dengan meningkatnya skala usaha ini akan meningkatkan pula manfaat usaha ini pada aspek sosial dan ekonomi pada masa yang akan datang. Walaupun saat ini usaha mie ayam Mbot masih dalam skala yang cukup kecil akan tetapi sudah dapat dirasakan dengan jelas


(51)

manfaat positif pada aspek ekonomi dan sosial terutama bagi para pegawainya.

4.2.6 Aspek Lingkungan

Pada beberapa usaha tertentu aspek lingkungan merupakan aspek yang paling penting untuk dianalisis, biasanya pada usaha-usaha yang menghasilkan limbah yang cukup tinggi dan berbahaya bagi lingkungan. Pada usaha mie ayam Mbot limbah yang dihasilkan merupakan limbah sisa dari proses produksi dan limbah dari proses penjualan. Usaha ini tidak menghasilkan limbah berbahaya seperti bahan kimia dan lain-lain. Limbah yang dihasilkan serupa dengan limbah rumah tangga pada umumnya. Limbah yang dihasilkan dari pembersihan dan pengolahan bahan dibuang melalui saluran pembuangan yang tersedia, sedangkan limbah yang berupa sampah dari proses produksi dan akan dukumpulkan dalam tempat sampah yang selanjutnya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS) umum setiap harinya.

4.2.7 Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan dianggap oleh sebagian orang merupakan aspek yang paling penting dalam suatu usaha. Hal ini dikarenakan pada dasarnya alasan seseorang untuk melakukan usaha adalah untuk memperoleh peningkatan dari aspek keuangan. Analisis aspek keuangan pada usaha mie ayam Mbot ini terdiri dari rencana kebutuhan dana, rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, rencana penerimaan, dan analisis kriteria investasi.

1. Kebutuhan Dana

Kebutuhan dana untuk usaha mie ayam Mbot ini terdiri dari kebutuhan modal investasi dan kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal investasi pada usaha mie ayam Mbot terdiri dari biaya sewa bangunan selama lima tahun dan biaya untuk pemenuhan peralatan serta perlengkapan untuk kebutuhan produksi. Total kebutuhan dana investasi yang diperlukan oleh


(52)

mie ayam yaitu sebesar Rp. 51.173.000. Hal ini dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.

Tabel 4. Dana investasi usaha mie ayam Mbot

No Jenis Investasi satuan Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)

1 2 3 4 5 6

A Bangunan

1 Sewa Bangunan Toko Tahun 5 7.500.000 37.500.000 B Alat dan Perlengkapan

1 Etalase bh 1 3.500.000 3.500.000

2 Meja bh 2 450.000 900.000

3 Kursi bh 12 25.000 300.000

4 Lemari Pendingin bh 1 1.900.000 1.900.000

5 Kompor bh 2 250.000 500.000

6 Freezer bh 1 2.500.000 2.500.000

7 Tabung Gas bh 2 600.000 1.200.000

8 Panci Besar bh 2 600.000 1.200.000

9 Wajan Besar bh 2 150.000 300.000

10 Panci Sedang bh 1 150.000 150.000

11 Sudip bh 2 10.000 20.000

12 Sudip Sayur bh 2 10.000 20.000

13 Saringan bh 2 20.000 40.000

14 Pisau bh 3 15.000 45.000

15 Kotak Tempat Mie bh 4 15.000 60.000

16 Mangkuk Besar lusin 3 50.000 150.000 17 Mangkuk Kecil lusin 2 60.000 120.000

18 Sendok lusin 4 10.000 40.000

19 Garpu lusin 2 10.000 20.000

20 Sumpit lusin 2 15.000 30.000

21 Tempat Sambal bh 4 7.500 30.000

22 Tempat Tisue bh 4 12.000 48.000

23

Banner ( Spanduk Nama

kios) bh 1 400.000 400.000

24

famplet (Selebaran

Iklan) paket 1 200.000 200.000

Total 51.173.000

Kebutuhan modal kerja pada usaha mie ayam Mbot terdiri dari pemenuhan biaya untuk bahan baku, biaya untuk kebutuhan kemasan, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Total kebutuhan dana modal kerja yang diperlukan oleh mie ayam Mbot yaitu


(53)

sebesar Rp. 4.477.750. Kebutuhan modal kerja yang dimaksud adalah modal kerja untuk kegiatan mingguan perusahaan pada tahun pertama beroperasi.

Tabel 5. Dana modal kerja usaha mie ayam Mbot.

No Jenis Biaya Satuan Jumlah Harga Nilai Persentase

A Bahan Baku

1 Mie Kg 45 10.000 450.000 14,20%

2 Daging Sapi Kg 7 70.000 490.000 15,46%

3 Daging Ayam Kg 35 35.000 1.225.000 38,66%

4 Tahu Bh 140 1.750 245.000 7,73%

1 2 3 4 5 6 7

5 Telur Kg 11 20.000 220.000 6,94%

6 Ceker Bh 280 500 140.000 4,42%

7 Teh Botol Pak 7 38.000 266.000 8,39%

8 Teh Gelas (Teh Eco) Dus 7 19.000 133.000 4,20% Total Nilai Bahan Baku 3.169.000 70,77% B Bahan Pelengkap

1

Penggilingan +

Bumbu Kali 1 65.000 65.000 5,83%

2 Sayur Sawi Kg 35 5.000 175.000 15,70%

3 Saus Dus 2 20.000 40.000 3,59%

4 Sambal (Cabe Rawit) Kg 7 30.000 210.000 18,84%

5 Bumbu Ceker Paket 7 10.000 70.000 6,28%

6 Daun Bawang Kg 1,75 12.000 21.000 1,88%

7 Bawang Goreng Bks 14 6.000 84.000 7,54%

8 Vetsin Bks 7 8.000 56.000 5,02%

9 Garam Bks 7 750 5.250 0,47%

10 Kecap Bks 7 16.000 112.000 10,05%

11 Merica Kg 0,7 60.000 42.000 3,77%

12 Bawang Putih Kg 1,75 18.000 31.500 2,83%

13 Saori Bks 7 8.000 56.000 5,02%

14 Gula Putih Kg 3,5 12.000 42.000 3,77%

15 Air Mineral Gelas Dus 7 15.000 105.000 9,42% Total Nilai Bahan Pelengkap 1.114.750 24,90%

C Kemasan

1 Styrofoam Lbr 210 300 63.000 32,47%

2 Sumpit kayu Lusin 18 2.500 45.000 23,20%

3 Sendok Plastik Lusin 18 500 9.000 4,64%

4 Plastik sambal Pak 7 3.000 21.000 10,82%

5 Plastik kemasan Pak 7 8.000 56.000 28,87%

Total Nilai Kemasan 194.000 4,33%


(1)

Lampiran 10. Modal mie ayam per porsi

NO ITEM SATUAN JUMLAH HARGA NILAI

1 Mie Kg 45 10.000 450.000

2 Daging Ayam Kg 35 35.000 1.225.000

3 Sayur Sawi Kg 35 5.000 175.000

4 Daun Bawang Kg 1,75 12.000 21.000

5 Bawang Goreng Bks 14 6.000 84.000

6 Vetsin Bks 7 8.000 56.000

7 Garam Bks 7 750 5.250

8 Kecap Bks 7 16.000 112.000

9 Merica Kg 0,7 60.000 42.000

10 Bawang Putih Kg 1,75 18.000 31.500

11 Saori Bks 7 8.000 56.000

12 Gula Putih Kg 3,5 12.000 42.000

JUMLAH 2.299.750


(2)

Lampiran 11. Modal produk pelengkap per porsi

NO ITEM Satuan Jumlah Harga Nilai

1 Daging Sapi Kg 14 70.000 980.000

2

Penggilingan +

Bumbu I 1 65.000 65.000

Jumlah Nilai Adonan Bakso 1.045.000

Perhitungan Harga Satuan Bakso Kecil

470 porsi Bakso kecil 70% dari jumlah adonan bakso

470 porsi Bakso kecil 731.500

per porsi 1.556

Perhitungan Harga Satuan Bakso Tahu

175 Porsi Bakso Tahu 20% adonan bakso+ tahu 209.000+153.125

175 Porsi Bakso Tahu 362.125

Per Porsi 2.069

Perhitungan Harga Satuan Bakso Telur

175 Porsi Bakso Telur 10% adonan bakso + Telur 104.500+280.000

175 Porsi Bakso Telur 384.500

Per Porsi 2.197

Perhitungan Harga Satuan Ceker

175 Porsi Ceker Harga Ceker + Harga Bumbu 175.000+70.000

175 Porsi Ceker 245.000


(3)

72

Kenaikan biaya variabel 12,7%

No Item Tahun Analisis

0 1 2 3 4 5

A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250

B Outflow

1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000

2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000

3 Biaya Variabel 236.484.327 261.114.912 285.513.757 298.226.317 305.641.977

Total Outflow 51.173.000 295.104.327 319.734.912 345.018.757 356.846.317 364.261.977 C Benefit (A-B) (51.173.000) 14.202.673 13.072.088 13.450.243 19.670.683 25.413.273

D Pajak Penghasilan 15% 2.130.401 1.960.813 2.017.536 2.950.602 3.811.991

E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 12.072.272 11.111.275 11.432.706 16.720.080 21.601.282

F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567

G PV/ Tahun (51.173.000) 10.778.815 8.857.840 8.137.574 10.625.913 12.257.147

H PV Positif 50.657.290

I PV Negatif (51.173.000)

J NPV (515.710)

K Net B/C 0,99

L IRR 12%

L

ampi

ra

n

12.

Ana

li

sis

s

ens

it

ivi


(4)

73

Kenaikan harga daging sapi 82%

No Item Tahun Analisis

0 1 2 3 4 5

A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250

B Outflow

1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000

2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000

3 Biaya Variabel 186.805.250 198.790.250 207.279.625 218.559.625 225.139.625

Daging Sapi 41.914.600 59.878.000 83.829.200 83.829.200 83.829.200

Total Outflow 51.173.000 287.339.850 317.288.250 350.613.825 361.008.825 367.588.825 C Benefit (A-B) (51.173.000) 21.967.150 15.518.750 7.855.175 15.508.175 22.086.425

D Pajak Penghasilan 15% 3.295.073 2.327.813 1.178.276 2.326.226 3.312.964

E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 18.672.078 13.190.938 6.676.899 13.181.949 18.773.461

F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567

G PV/ Tahun (51.173.000) 16.671.498 10.515.735 4.752.485 8.377.367 10.652.566

H PV Positif 50.969.650

I PV Negatif (51.173.000)

J NPV (203.350)

K Net B/C 1,0

L IRR 12%

L

anjut

an

L

ampi

ra

n


(5)

74

Kenaikan harga daging ayam 44,5%

No Item Tahun Analisis

0 1 2 3 4 5

A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250

B Outflow

1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000

2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000

3 Biaya Variabel 152.260.250 165.890.250 184.249.625 187.304.625 188.949.625

Daging Ayam 83.195.875 95.081.000 99.835.050 111.720.175 118.851.250

Total Outflow 51.173.000 294.076.125 319.591.250 343.589.675 357.644.800 366.420.875 C Benefit (A-B) (51.173.000) 15.230.875 13.215.750 14.879.325 18.872.200 23.254.375

D Pajak Penghasilan 15% 2.284.631 1.982.363 2.231.899 2.830.830 3.488.156

E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 12.946.244 11.233.388 12.647.426 16.041.370 19.766.219

F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567

G PV/ Tahun (51.173.000) 11.559.146 8.955.188 9.002.188 10.194.581 11.215.883

H PV Positif 50.926.986

I PV Negatif (51.173.000)

J NPV (246.014)

K Net B/C 1,0

L IRR 12%

L

anjut

an

L

ampi

ra

n


(6)

75

Kenaikan harga daging sapi dan daging ayam 28,7%

No Item Tahun Analisis

0 1 2 3 4 5

A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250

B Outflow

1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000

2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000

3 Biaya Variabel 129.230.250 132.990.250 138.189.625 141.244.625 142.889.625

Daging Sapi 29.639.610 42.342.300 59.279.220 59.279.220 59.279.220

Daging Ayam 74.099.025 84.684.600 88.918.830 99.504.405 105.855.750

Total Outflow 51.173.000 291.588.885 318.637.150 345.892.675 358.648.250 366.644.595 C Benefit (A-B) (51.173.000) 17.718.115 14.169.850 12.576.325 17.868.750 23.030.655

D Pajak Penghasilan 15% 2.657.717 2.125.478 1.886.449 2.680.313 3.454.598

E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 15.060.398 12.044.373 10.689.876 15.188.438 19.576.057

F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567

G PV/ Tahun (51.173.000) 13.446.784 9.601.700 7.608.843 9.652.527 11.107.980

H PV Positif 51.417.833

I PV Negatif (51.173.000)

J NPV 244.833

K Net B/C 1,0

L IRR 12%

L

anjut

an

L

ampi

ra

n