PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SMK NEGERI DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU

TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SMK

NEGERI DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

T E S I S

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: Dadang Gumilar

1009592

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SMK NEGERI DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A NIP. 195908141985031004

Pembimbing II

Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP.197009291998022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D


(3)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SMK NEGERI DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

Dadang Gumilar (1009592) ABSTRAK

Guru sebagai tenaga pendidik merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam proses pendidikan, guru dituntut agar memiliki kinerja mengajar yang baik. Kinerja mengajar guru sering menjadi tumpuan dalam mencapai harapan kualitas lulusan lembaga pendidikan. Oleh karena itu kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih tetap memegang peranan penting. keberhasilan dalam upaya peningkatan kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, untuk uji hipotesis digunakan analisis korelasi sederhana, uji analisis korelasi ganda, dan analisis regresi. Data diambil dengan menggunakan angket atau kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru-guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 123 orang, dengan jumlah sampel penelitian berjumlah 56 responden.

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sebesar 0,641 (41,1%). Pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sebesar 0,561 (31,5%). Sedangkan pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sebesar 0,730 (53,3%). Pada persamaan regresi pada penelitian ini diperoleh Ŷ = 0,341 + 0,452 x1 + 0,473 x2, yang bertandapositif dan menunjukan

adanya pengaruh, artinya jika terjadi perubahan satu unit variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dan motivasi berprestasi guru (X2), maka

akan diikuti oleh perubahan pada kinerja mengajar guru (Y).

Kesimpulannya, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. Rekomendasi untuk meningkatkan kinerja mengajar guru adalah salah satunya harus mengoptimalkan faktor organisasi (kepemimpinan transformasional kepala sekolah) dan faktor psikologis (motivasi berprestasi guru). Sehingga melalui kinerja mengajar guru yang baik, maka akan dihasilkan mutu lulusan yang baik.


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C.Perumusan Masalah ... 9

D.Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 13

A.Kajian Pustaka ... 13

1. Kinerja Mengajar Guru ... 13

a. Kinerja Mengajar Guru dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 13

b. Konsep Kinerja ... 15

c. Konsep Kinerja Mengajar Guru ... 16


(5)

2. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 24

a. Konsep Kepemimpinan ... 24

b. Konsep Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 28

c. Dimensi dan Indikator Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 32

3. Motivasi Berprestasi dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 34

a. Konsep Motivasi ... 34

b. Teori Motivasi ... 35

c. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi ... 39

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 40

e. Model Pengukuran Motivasi Berprestasi ... 41

B. Kerangka Pemikiran ... 46

C.Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

1. Lokasi Penelitian ... 50

2. Populasi Penelitian ... 50

3. Sampel Penelitian ... 51

B. Metode Penelitian ... 53

1. Pendekatan Kuantitatif ... 53

2. Metode Deskriptif ... 53

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi) ... 54

C.Definisi Operasional ... 54

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) ... 54


(6)

3. Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 55

D.Instrumen Penelitian ... 56

1. Skala Pengukuran ... 56

2. Penyusunan Instrumen ... 56

3. Uji Coba Instrumen ... 59

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

1. Studi Dokumentasi ... 68

2. Teknik Angket/Kuesioner ... 68

F. Teknik Analisis Data ... 69

1. Analisis Data Deskriptif ... 69

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 69

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 70

4. Alat Bantu ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A.Hasil Penelitian ... 76

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 76

a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah pada SMKN di Wilayah KBB (X1) ... 76

b. Motivasi Berprestasi Guru pada SMKN di Wilayah KBB (X2)... 78

c. Kinerja Mengajar Guru pada SMKN di Wilayah KBB (Y) ... 81

d. Kinerja Mengajar Guru Normatif pada SMKN di Wilayah KBB (Y) ... 83

e. Kinerja Mengajar Guru Produktif pada SMKN di Wilayah KBB (Y) ... 85

f. Kinerja Mengajar Guru Adaptif pada SMKN di Wilayah KBB (Y) ... 87


(7)

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 89

a. Uji Normalitas ... 90

b. Uji Linieritas ... 91

3. Pengujian Hipotesis ... 92

a. Analisis Korelasi ... 92

1) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y)... 93

2) Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 95

3) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 96

b. Analisis Regresi ... 98

1) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y)... 98

2) Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 100

3) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 102

4. Interpretasi Hasil Analisis ... 106

B. Pembahasan ... 108

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 108

2. Motivasi Berprestasi Guru pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 112

3. Kinerja Mengajar Guru pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 115

4. Kinerja Mengajar Guru Normatif pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 120


(8)

5. Kinerja Mengajar Guru Produktif pada SMK Negeri

di Wilayah KBB ... 122

6. Kinerja Mengajar Guru Adaptif pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 124

7. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 126

8. Pengaruh Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 127

9. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMK Negeri di Wilayah KBB ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 131

A.Kesimpulan ... 131

B. Rekomendasi ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 134


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu syarat mutlak dalam mencapai tujuan pembangunan Nasional. Salah satu upaya pemerintah di dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan, karena pendidikan dipandang sebagai salah satu kunci utama dalam mengatasi masa depan. Dengan demikian kualitas pendidikan harus dilaksanakan secara sistematis serta terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (IMTAK).

Akan tetapi pada kenyataannya pendidikan di Indonesia hingga saat ini sedang dalam kondisi kritis. Hal ini didasarkan atas kajian hasil survey yang dilakukan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2011 terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pacific, salah satu hasilnya adalah Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara (Bappenas, 2012). Maka, untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan harus mampu berperan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

Menelusuri krisis pendidikan nasional yang bermutu rendah sulit rasanya kita menetapkan salah satu penyebabnya yang pasti, tetapi penulusurannya akan sampai pada bagian terpenting kegiatan di sekolah, yaitu penyelenggaraan belajar yang ditangani oleh guru harus diperhatikan. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan salah satu komponen dalam proses pendidikan dituntut agar memiliki kinerja yang baik. Kinerja guru sering menjadi tumpuan dalam mencapai harapan kualitas lulusan


(10)

lembaga pendidikan. Oleh karena itu kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih tetap memegang peranan penting.

Dalam sistem pendidikan dan pembelajaran dewasa ini kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih tetap memegang peranan penting. Peran guru dalam proses belajar mengajar belum dapat digantikan sekalipun oleh komputer yang paling modern (Udin Syaefudin Saud, 2011:43).

Kualitas pendidikan salah satunya dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, salah satu cermin peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah prestasi guru dalam meningkatkan mutu lulusan yang produktif, dengan semangat kinerja mengajar guru yang tinggi akan menciptakan lulusan dengan kualitas yang bagus (Mulyasa, 2003:140).

Kinerja atau performance diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja (Mulyasa, 2003:136). Sedangkan Nanang Fatah (2001:19) menyatakan kinerja sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, serta motivasi dalam menghasilkan sesuatu.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan pelaksanaan kerja, unjuk kerja, serta hasil kerja yang dicapai oleh seseorang berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Kinerja mengajar guru adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai perancang, pelaksana, pengawas sekaligus evaluator pembelajaran, artinya bahwa guru bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Melalui guru akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, kematangan emosional, keterampilan, dan moral spiritual. Menurut Jean D. Grambs dan C. Morris McClare dalam Hamzah B. Uno (2007:15) bahwa: "teachers are those


(11)

persons who consciously direct the experiences and behavior of an individual so that education takes places."

Pada kenyataannya kinerja mengajar guru masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan, hal ini diperkuat dari hasil survey yang dilakukan oleh UNESCO, untuk kualitas guru di Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi dan kinerja guru di Indonesia jauh dari harapan sosok pendidik yang mampu membawa siswanya berkualitas (Bappenas, 2012).

Dengan demikian maka guru adalah orang yang secara sadar bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Guru harus memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Gibson et al. dalam Sunarjono (2012:5) secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi, yaitu: pertama, variabel individu yang meliputi: (a) kemampuan/keterampilan, (b) latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman); kedua variabel organisasi, yang meliputi (a) sumber daya, (b) kepemimpinan, (c) imbalan, (d) struktur, (e) desain pekerjaan; ketiga variabel individu (psikologis), meliputi: (a) mental/intelektual, (b) persepsi, (c) sikap, (d) kepribadian, (e) belajar, (f) motivasi.

Di samping itu Sutermeister dalam Sunarjono (2012:6) juga mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, di antaranya: latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, motivasi kerja dan sebagainya.

Oleh karena itu, jika sekolah menginginkan guru dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan kinerja mengajar yang tinggi, maka di antaranya harus memerankan


(12)

faktor organisasi (kepemimpinan) dan faktor psikologis (motivasi). Dalam hal ini, peneliti ingin fokus pada kepemimpinan transformasional sebagai model kepemimpinan dan motivasi berprestasi guru sebagai bagian dari motivasi kerja.

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara langsung maupun tidak langsung berperan bagi kinerja mengajar guru. Melalui kepemimpinan transformasional kepala sekolah, maka seluruh sumber daya yang dimiliki dapat tergerakkan dengan baik termasuk kinerja mengajar guru. Dalam menjalankan kepemimpinannya di sekolah, kepala sekolah berperan sebagai pembimbing dan pendidik yang baik bagi warga sekolah, khususnya bagi guru dalam menjalankan kinerja mengajar guru.

Kepemimpinan tersebut harus mampu memberi semangat atau memotivasi kepada para bawahannya dengan cara memberikan inspirasi kreativitas mereka dalam bekerja. Pemimpin dalam hal ini kepala sekolah harus mampu mempraktikan inovasi-inovasi, mampu memberdayakan seluruh bawahannya dan sekolah sebagai organisasi pendidikan ke dalam suatu perubahan cara berpikir, pengembangan visi dan misi dengan memanfaatkan bakat, keahlian, dan kemampuan bawahannya.

Kepemimpinan (Leadership) menurut Gary Yukl (2001:345) merupakan proses mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk pencapaian tujuan organisasi. Dalam kepemimpinan terdapat model-model kepemimpinan sebagai alat dalam mengelola organisasi, di antaranya model kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi karyawan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi dari apa yang mereka perkirakan sebelumnya. Selain itu, gaya kepemimpinan tranformasional dianggap efektif dalam situasi dan budaya apapun (Bass dalam Gary Yukl, 2010:306). Selanjutnya

Engkoswara dan Aan (2010:193) yang menjelaskan bahwa pemimpin


(13)

berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.

Berdasarkan itu, kepala sekolah sebagai pemimpin, harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya untuk mencapai tujuan sekolah. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberi nasehat kepada warga sekolah, memberi dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, dan seterusnya. Kepala sekolah juga harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat nilai, yaitu pembinaan mental, pembinaan moral, pembinaan fisik, pembinaan artistik (Wahjusumidjo, 2003:95).

Di samping kajian teori dan fakta lapangan di atas, penelitian terdahulu menguatkan asumsi peneliti bahwa kepemimipinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Misalnya yang dilakukan oleh Munawaroh (2011:143), dimana hasil penelitiannya menjelaskan bahwa Gaya kepemimpinan transformasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

Melalui kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Bandung Barat diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan kompetensinya, serta mampu memotivasi kinerja mengajar guru menjadi lebih baik lagi.

Selain kepemimpinan transformasional kepala sekolah, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi berprestasi guru. Diasumsikan bahwa motivasi berprestasi yang baik dari guru akan menghasilkan kinerja mengajar guru yang baik pula. Menurut Cascio dalam Sunarjono (2012:5) abilitas dan motivasi adalah sebagai faktor-faktor yang berinteraksi dengan kinerja. Abilitas seseorang dapat ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill dapat dipengaruhi oleh


(14)

kecakapan. Kepribadian dan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman latihan dan minat.

Motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada diri seseorang atau yang sering dikenal sebagai motivasi internal dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang atau disebut juga motivasi eksternal. Faktor-faktor motivasi tersebut dapat berdampak positif atau dapat pula berdampak negatif bagi seorang guru.

Mangkunegara (2005:61) menyatakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.

Motivasi berprestasi guru bisa diartikan sebagai dorongan mental yang tinggi yang dimiliki oleh seorang guru dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan sekolah. Kaitannya dengan kinerja mengajar guru, motivasi yang tinggi dan baik memiliki peran penting untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar menagajar di kelas, sehingga mutu lulusan yang berkualitas tercapai.

Kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan para guru atau bawahannya terletak pada kemampuannya untuk memahami faktor-faktor motivasi kerja sedemikian rupa sehingga menjadi daya pendorong yang efektif (Siagian, 2006:139). Kebutuhan yang dimaksud merupakan suatu petunjuk bagi kepala sekolah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru seefektif mungkin. Secara teoritik hubungan kepemimpinan kepala sekolah itu apabila dibina dan dilaksanakan dengan baik, maka motivasi berprestasi guru akan terpenuhi. Dengan motivasi yang baik dan tinggi muncul dari diri seorang guru, maka kesadaran guru akan tugasnya dalam


(15)

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran akan selalu terlaksana.

Pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru dikuatkan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ryssa Marlyana (2012:115) membuktikan bahwa motivasi berprestasi guru berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Ryssa menjelaskan bahwa motivasi merupakan faktor utama yang mendukung berhasilnya kinerja guru, dengan adanya motivasi yang tinggi dalam diri seorang guru maka kinerja mengajar guru akan meningkat.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu di atas, maka peneliti ingin mengungkapkan juga seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan pengalaman historis yang telah diungkapkan melalui berbagai kerja ilmiah, peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah kabupaten Bandung Barat.

Hampir semua usaha dalam upaya peningkatan mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, penerapan metode mengajar baru serta penggunaan teknologi canggih pun, pada akhirnya bergantung kepada guru. Artinya guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai perancang, pelaksana, sekaligus evaluator pembelajaran, artinya bahwa guru bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Sehingga melalui guru akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, kematangan emosional, keterampilan, dan moral spiritual.


(16)

Namun kenyataannya kinerja mengajar guru masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan, hal ini diperkuat dari hasil survey yang dilakukan oleh UNESCO, untuk kualitas guru di Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi dan kinerja guru di Indonesia jauh dari harapan sosok pendidik yang mampu membawa siswanya berkualitas (Bappenas, 2012).

Keberhasilan dalam upaya meningkatkan kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah kabupaten Bandung Barat. Karena berdasarkan hasil studi awal di lapangan, kedua variabel tersebut memiliki pengaruh dalam meningkatkan kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah kabupaten Bandung Barat.

Hal itu diperkuat dengan pendapatnya Sutermeister dalam Sunarjono (2012:6) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang sangatlah kompleks, diantaranya: latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, motivasi kerja dan sebagainya.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus masalahnya adalah faktor kepemimpinan dan motivasi. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah merupakan kemampuan pemimpin dalam mengelola sekolah berdasarkan keterampilan yang dimilikinya sebagai proses untuk merubah dan mentrasformasikan individu guru agar mau mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya. Sehingga melalui kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut, kinerja mengajar guru diharapkan dapat meningkat dan mampu menciptakan mutu lulusan yang baik.

Selain faktor kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi berprestasi guru juga sangat signifikan dalam meningkatkan kinerja mengajar guru.


(17)

Melalui motivasi berprestasi guru yang tinggi, maka akan mendorong guru untuk melaksanakan kinerja mengajar yang baik.

Ryssa Marlyana (2012:115) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa motivasi merupakan faktor utama yang mendukung berhasilnya kinerja guru, dengan adanya motivasi yang tinggi dalam diri seorang guru maka kinerja mengajar guru akan meningkat.

Oleh karena itu, melalui kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru diharapkan mampu meningkatkan kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah kabupaten Bandung Barat, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat? Rumusan masalah penelitian tesebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

2. Bagaimana motivasi berprestasi guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

3. Bagaimana kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

4. Seberapa besar pengaruh kemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat?


(18)

5. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat?

6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1. Kemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Wilayah

Kabupaten Bandung Barat.

2. Motivasi berprestasi guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

3. Kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. 4. Seberapa besar pengaruh kemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap

kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. 5. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar

guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat,

6. Seberapa besar pengaruh kemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.


(19)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis.

Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan (knowledge) tentang pengaruh

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan (knowledge) baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan jurusan dan program Administrasi Pendidikan.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan: a. Bagi Peneliti

Sebagai prasyarat untuk memenuhi tugas akhir pada studi peneliti untuk memperoleh gelar Magister Administrasi Pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

b. Bagi SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Informasi bagi para pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, serta mengembangkan kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih terstruktur dan sistematis, maka penulis menyusun suatu bentuk penulisan sebagai berikut:


(20)

Bab I: Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis. Pada bagian ini memaparkan landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah yang kemudian dijadikan kerangka pikir penilitian untuk selanjutnya diperoleh hipotesis penelitian.

Bab III: Metodologi Penelitian. Bab ini berisi tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini berisi keseluruhan data dari hasil observasi dan kuesioner. Memaparkan hasil pengolahan data berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan serta memaparkan hasil analisis data yang dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian, implikasi. Saran atau rekomendasi yang dihasilkan ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(21)

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri se Kabupaten Bandung Barat. Dalam penelitian ini, lokasi dipilih secara keseluruhan berdasarkan informasi dari Kabid SMA/SMK Disdikpora Kab. Bandung Barat, yaitu berjumlah 3 (Tiga), diantaranya: SMKN 1 Cihampelas, SMKN 4 Padalarang, SMKN 1 Cipeundeuy.

2. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (1998:115) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:117). Sementara menurut Sugiyono (2008:57) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah unsur yang dapat diamati. Untuk itu, penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, karena sejatinya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada obyek-obyek yang dipelajari, namun meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Berdasarkan hasil prasurvey diseluruh SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung barat tersebut diperoleh jumlah populasi sebanyak 123 guru yang tersebar pada 3 SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung barat.


(22)

51

Tabel. 3.1. Jumlah Guru SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMKN 1 Cihampelas 43

2 SMKN 4 Padalarang 54

3 SMKN 1 Cipeundeuy 26

Jumlah 123

Sumber: Kabid SMA/SMK Disdikpora Kab. Bandung Barat 3. Sampel Penelitian

Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh popoulasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Moh. Nazir (2003:18) menyatakan bahwa:”mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitianya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu

pelaksanaan dan pengelolahanya.” Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel,

Arikunto (2005:120) mengemukakan bahwa: Unuk sekedar encer-encer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-30% atau lebih.

Memperhatikan pernyataan tersebut, maka jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampeling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Solvin (dalam Riduwan 2007:65) sebagai berikut:

Keterangan: n = jumlah sampel N = Jumlah populasi


(23)

52

Dalam penelitian sosial besarnya presesi biasanya antara 5% sampai dengan 10%, pada penelitian ini peneliti mengambil presesi 10% sehingga diperoleh nilai n sebagai berikut:

Jadi jumlah sampel penelitian ini sebanyak 55 orang (dibulatkan), jumlah ini menjadi responden penelitian. Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan adalah 55/123 x 100% = 44,72%.

Penentuan anggota sampel adalah sebesar 44,72% dari populasi. Penyebaran sampel pada tiap sekolah berikut ini:

1) SMK Negeri 1 Cihampelas:

n = 19,22 dibulatkan = 19 responden

Setelah dihitung secara keseluruhan didapat data sebagai berikut : Tabel 3.2. Penyebaran Sampel

No Nama Sekolah Jumlah

Populasi

Sampel (44,72%)

Jumlah Sampel

1 SMKN 1 Cihampelas 43 19,22 19

2 SMKN 4 Padalarang 54 24,15 24

3 SMKN 1 Cipeundeuy 26 11,63 12

Jumlah 123 55 55

Karena adanya proses dan hasil pembulatan maka sampel ditambah 1 sehingga setelah ditambah, sampel pada penelitian ini berjumlah 56 orang. 56 guru yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah guru yang berkualifikasi pendidikan S1. Tujuannya untuk mendapatkan responden yang memahami konsep dasar pembelajaran yang komprehensif.


(24)

53

B.Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. Untuk itu, peneliti berusaha menggunakan metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Sebagaimana mestinya bahwa sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian sesungguhnya apabila tidak menggunakan sebuah metode penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Berikut merupakan metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini:

1. Pendekatan Kuantitatif

Arikunto (2002:86) mengatakan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris. Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian (variabel X1, X2 dan variabel Y) untuk kemudian dicari hubungan antar

variabel-variabel tersebut. 2. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:86) bahwa: “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau


(25)

54

data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.

Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai digunakan, karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi)

Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk melengkapi metode deskriptif. Studi bibliografi merupakan proses penelusuran sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Melalui studi bibliografi ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

C.Definisi Operasional

Singarimbun dan Effendi (2003:46-47) menjelaskan bahwa definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur satu variabel. Artinya bahwa definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan sebuah makna dalam variabel yang sedang diteliti. Berikut ini definisi operasional dari penelitian ini:

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam penelitian ini adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah berdasarkan keterampilan yang dimilikinya dalam bekerja sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu guru agar mau mengembangkan dan meningkatkan dirinya.

Dimensi dan indikator kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam penelitian ini adalah: (a) idealized influence (kharisma), sebagai perilaku yang menghasilkan rasa hormat dan percaya diri dari orang yang dipimpinnya; (b)


(26)

55

terus membangkitkan antusiasme dan optimisme bawahan; (c) intelectual

stimulation, sikap dan perilaku kepemimpinannya didasari oleh ilmu pengetahuan

yang berkembang; (d) Individualized Consideration, pemimpin yang selalu mendengarkan dan memberikan dengan penuh perhatian.

2. Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Motivasi Berprestasi merupakan daya dorong yang mempengaruhi, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku seorang guru untuk melakukan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar dengan segala kemampuan dan keahliannya dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Dimensi dan indikator motivasi berprestasi guru dalam penelitian ini adalah: (a) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, (b) Berani mengambil dan memikul resiko, (c) Memiliki tujuan realistik, (d) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, (e)Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan (f) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

3. Kinerja Mengajar Guru (Y)

Kinerja mengajar guru adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja mengajar guru yang telah dikembangkan dan dimodifikasi dari berbagai pemikiran yaitu: (a) merencanakan proses belajar mengajar (b) melaksanakan proses belajar mengajar; serta (c) mengevaluasi atau menilai pembelajaran.


(27)

56

D.Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala. Menurut Sugiyono (2008:93) skala digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu. Jadi dengan skala ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi berprestasi guru dan kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian bobot masing-masing kontinum atau berturut-turut, untuk pernyataan positif diberi bobot : 5 – 4 – 3 – 2 – 1, sedangkan bobot untuk pernyataan negatif diberi bobot : 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan.

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian untuk dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan:


(28)

57

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Item

Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah (X1)

Dikembangkan oleh: Bernard M. Bass

(2006:5-7)

1.Idealized influence (Kharismatik)

1. Menimbulkan rasa hormat (respect). 2. Menimbulkan rasa percaya diri

(trust).

3. Saling berbagi resiko, melalui pertimbangan atas kebutuhan para staf. 1,2 3,4 5,6 2. Inspirasional Motivation (Inspiratif)

1. Menyediakan tantangan bagi pekerjaan yang dilakukan staf. 2. Memperhatikan makna pekerjaan

bagi staf.

3. Melaksanakan komitmen terhadap sasaran organisasi.

4. Membangkitkan antusiasme dan optimisme staf. 7,8 9,10,11 12,13 14,15 3. Intellectual stimulation (Stimulasi Intelektual)

1. Mempraktikan inovasi.

2. Sikap dan perilakunya didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkembang.

3. Secara intelektual ia mampu menerjemahkannya dalam bentuk kinerja yang produktif.

16,17,18 19,20 21,22 4. Individualized cosideration (Kepekaan Individu)

1. Penuh perhatian terhadap staf.

2. Memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan para staf.

23,24 25,26,27


(29)

58

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Item

Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Dikembangkan oleh: David McClelland

dalam Robbins (2003:216-219)

1. Bertanggungjawab 1. Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

1,2,3

2. Pengambil Resiko 1. Berani melakukan pekerjaan yang mengandung resiko.

4,5

3. Memiliki tujuan yang berkelanjutan

1. Memiliki tujuan yang jelas. 2. Menyelesaikan tugas untuk meningkatkan kemampuan diri.

3. Tidak melakukan pekerjaan hanya untuk mendapatkan imbalan.

6,7,8 9,10,11

12,13

4. Selalu belajar dan menggunakan umpan balik

1. Tidak menolak pekerjaan yang diberikan.

2. Tidak menyalahkan orang lain pada saat gagal. 3. Menghargai kemampuan

orang lain.

14,15

16,17

18,19

5. Kreatif dan Inovatif 1.Menggunakan cara baru dalam melakukan pekerjaan. 2.Tidak malas melakukan

dengan cara yang berbeda.

20

21,22

6. Percaya diri 1. Mampu melaksanakan

pekerjaan.

23,24

7. Berpikir dan

berkonsep diri yang positif

1.Tidak marah jika dikritik. 2.Bersikap wajar jika

pekerjaannya dipuji.

25,26 27,28


(30)

59

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Item

Kinerja Mengajar Guru (Y) Dikembangkan oleh: Udin Syaefudin Saud (2011:50-54) Abin Syamsuddin (2003) 1. Merencanakan proses belajar mengajar

1. Menyusun program

perencanaan pembelajaran. 2. Mempersiapkan media

pembelajaran.

3. Mepersiapkan alat peraga.

1,2,3,4,5,6,7 ,8 9,10 11,12 2. Melaksanakan proses belajar mengajar

1. Membuka pelajaran.

2. Menyampaikan materi. 3. Menutup pembelajaran.

13,14,15,16, 17,18 19,20,21 22,23,24 3. Mengevaluasi atau menilai pembelajaran

1. Melaksanakan tes. 2. Mengolah penilaian. 3. Melaksanakan program

perbaikan dan pengayaan pengajaran.

25,26 27,28 29,30,31,32

3. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak 10 (sepuluh) orang guru SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, di luar populasi dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah:


(31)

60

pengisian angket, (c) para guru melakukan pengisian angket, dan (d) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan pada valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2008:95):

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:380), yaitu:


(32)

61

n = Jumlah responden t = Uji signifikansi

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), dengan keputusan, jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung < ttabel

berarti tidak valid.

1) Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1), yaitu dengan

membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai

rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

No. Item r hitung

r tabel

α = 0,05 n = 10 Keputusan

1 0,853 > 0,632 Valid

2 0,653 > 0,632 Valid

3 0,681 > 0,632 Valid

4 0,697 > 0,632 Valid

5 0,773 > 0,632 Valid

6 0,654 > 0,632 Valid

7 0,658 > 0,632 Valid

8 0,657 > 0,632 Valid

9 -0,285 < 0,632 Tidak Valid

10 0,687 > 0,632 Valid

11 0,690 > 0,632 Valid

12 0,758 > 0,632 Valid

13 0,763 > 0,632 Valid

14 0,679 > 0,632 Valid

15 0,678 > 0,632 Valid

16 0,134 < 0,632 Tidak Valid

17 0,741 > 0,632 Valid

18 0,736 > 0,632 Valid

19 0,764 > 0,632 Valid

20 0,732 > 0,632 Valid

21 0,716 > 0,632 Valid


(33)

62

25 -0,203 < 0,632 Tidak Valid

26 0,749 > 0,632 Valid

27 0,686 > 0,632 Valid

2) Variabel Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel motivasi berprestasi guru (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika

nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.7. Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi Guru (X2)

No. Item r hitung

r tabel

α = 0,05 n = 10 Keputusan

1 0,724 > 0,632 Valid

2 0,851 > 0,632 Valid

3 0,844 > 0,632 Valid

4 -0,144 < 0,632 Tidak Valid

5 0,798 > 0,632 Valid

6 0,767 > 0,632 Valid

7 0,762 > 0,632 Valid

8 0,779 > 0,632 Valid

9 0,848 > 0,632 Valid

10 0,816 > 0,632 Valid

11 0,819 > 0,632 Valid

12 0,865 > 0,632 Valid

13 0,804 > 0,632 Valid

14 0,784 > 0,632 Valid

15 0,718 > 0,632 Valid

16 0,758 > 0,632 Valid

17 0,690 > 0,632 Valid

18 0,861 > 0,632 Valid

19 0,901 > 0,632 Valid

20 0,767 > 0,632 Valid

21 0,835 > 0,632 Valid

22 0,698 > 0,632 Valid

23 0,636 > 0,632 Valid

24 0,762 > 0,632 Valid

25 0,687 > 0,632 Valid

26 0,804 > 0,632 Valid

27 0,652 > 0,632 Valid


(34)

63

3) Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel kinerja mengajar guru (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika

nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.8. Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) No. Item r hitung

r tabel

α = 0,05 n = 10 Keputusan

1 0,847 > 0,632 Valid

2 0,959 > 0,632 Valid

3 0,781 > 0,632 Valid

4 0,880 > 0,632 Valid

5 0,918 > 0,632 Valid

6 0,479 < 0,632 Tidak Valid

7 0,944 > 0,632 Valid

8 0,649 > 0,632 Valid

9 0,817 > 0,632 Valid

10 0,751 > 0,632 Valid

11 0,679 > 0,632 Valid

12 0,909 > 0,632 Valid

13 0,867 > 0,632 Valid

14 0,437 < 0,632 Tidak Valid

15 0,649 > 0,632 Valid

16 0,722 > 0,632 Valid

17 0,698 > 0,632 Valid

18 0,713 > 0,632 Valid

19 0,685 > 0,632 Valid

20 0,639 > 0,632 Valid

21 0,704 > 0,632 Valid

22 0,741 > 0,632 Valid

23 0,760 > 0,632 Valid

24 0,735 > 0,632 Valid

25 0,786 > 0,632 Valid

26 0,765 > 0,632 Valid


(35)

64

29 0,679 > 0,632 Valid

30 0,775 > 0,632 Valid

31 0,697 > 0,632 Valid

32 0,818 > 0,632 Valid

33 0,666 > 0,632 Valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:170) bahwa: “Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah cukup baik.” Maksud dapat

“dipercaya” disini bahwa data yang dihasilkan harus memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi.

Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah: jika r hitung > r tabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka

instrumen tidak reliabel.

1) Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Tabel 3.9.

Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .906

N of Items 14a

Part 2 Value .899

N of Items 13b

Total N of Items

27

Correlation Between Forms .787

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .881

Unequal Length


(36)

65

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14.

b. The items are: q15, q16, q17, q18, q19, q20, q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27.

Pengujian reliabilitas pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient

yaitu sebesar 0,880. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih besar daripada rtabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) reliabel.

2) Variabel Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Tabel 3.10.

Motivasi Berprestasi Guru (X2) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .935

N of Items 15a

Part 2 Value .913

N of Items 14b

Total N of Items

29


(37)

66

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .964 Unequal

Length

.964

Guttman Split-Half Coefficient .940

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15.

b. The items are: q16, q17, q18, q19, q20, q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29.

Pengujian reliabilitas pada variabel motivasi berprestasi guru (X2) ini

dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,940. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632

maka rhitung lebih besar daripada rtabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel motivasi beprestasi guru (X2) reliabel.

3) Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) Tabel 3.11.

Kinerja Mengajar Guru (Y) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .939

N of Items 17a

Part 2 Value .942

N of Items 16b

Total N of Items


(38)

67

Correlation Between Forms .949

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .974 Unequal

Length

.974

Guttman Split-Half Coefficient .959

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17.

b. The items are: q18, q19, q20, q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32, q33.

Pengujian reliabilitas pada variabel kinerja mengajar guru ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,959. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka

rhitung lebih besar daripada rtabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel kinerja mengajar guru (Y) reliabel.

E.Teknik Pengumpulan Data

Moh. Nazir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.

1. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:98) Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara pengumpulan data dengan mempelajari


(39)

68

untuk memperoleh data langsung dari instansi atau lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan yang releven.

2. Teknik Angket / Kuesioner

Kuesioner/angket secara umum sering disebut sebagai daftar pertanyaan. Menurut Moh. Nazir (2003:203) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap.

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 56 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Indikator-indikator yang merupakan jabaran dari variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan didalam angket.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:


(40)

69

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:

Tabel 3.12. Kriteria dan Penafsiran

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer


(41)

70

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat yang dicari O1 = Frekuensi hasil penelitian

E1 = Frekuensi

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dapat dilihat dari signifikasi dari deviation of linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikasi < 0,05 dapat

disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier. 3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah: a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi

sederhana.

b. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variable Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan


(42)

71

rhitung dengan rtabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila rhitung > rtabel dan bernilai

positif, maka terdapat pengaruh yang positif. 2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiyono, 2011: 233):

RyX1X2 =

Keterangan :

Ryx1x2 : Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y

ryx1 : Korelasi Product Moment Y dengan X1

ryx2 : Korelasi Product Moment Y dengan X2

rx1x2 : Korelasi Product Meoment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2011:231) sebagai berikut:

Tabel 3.13. Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2

1

2

x x x x yx yx yx yx

r

r

r

r

r

r


(43)

72

Uji signifikasi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah ((Field, 2000: 46):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 4) Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan maksud sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi

1) Analisi Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus persamaan umum analisis regresi linier sederhana (Sugiyono, 2011:261):

Keterangan:

= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y

jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel X

- Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan


(44)

73

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung

dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien

dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda menggunakan rumus:

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta


(45)

74

X1 = variabel bebas

X2 = Nilai koefisien regresi X2

E = Prediktor (pengganggu) - Uji t

Uji t atau uji koefesien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier ganda dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung

dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien

dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima - Uji f

Sedangkan untuk mencari signifikansi pada uji f digunakan rumus fhitung

yang kemudian dibandingkan dengan ftabel. Untuk mencari kesimpulan, jika fhitung

ftabel maka Ho ditolak, artinya signifikan, sebaliknya jika fhitung ftabel maka Ho


(46)

75

Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) 17.0. dan

Microsoft Office Excel 2007 sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik

deskriptif seperti mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum, dan distribusi frekuensinya.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini tercermin dari sub variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang meliputi: kharismatik (idealized influence), inspiratif (inspirasional motivation), stimulasi intelektual (intellectual stimulation), serta kepekaan individu (individualized consideration). Namun, untuk sub variabel stimulasi intelektual (intellectual stimulation) dan kepekaan individu (individualized consideration) berada pada kategori baik.

2. Motivasi berprestasi guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini tercermin dengan terlaksananya sub variabel motivasi berprestasi guru yaitu: bertanggungjawab, pengambil resiko, memiliki tujuan yang berkelanjutan, selalu belajar dan menggunakan umpan balik, kreatif dan inovatif, percaya diri, serta berpikir dan berkonsep diri positif. Namun, untuk sub variabel pengambilan resiko berada pada kategori baik.

3. Kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran.

4. Kinerja mengajar guru normatif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran.


(48)

5. Kinerja mengajar guru produktif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran. Namun untuk sub variabel melaksanakan proses belajar mengajar terutama pada indikator menutup pelajaran masih berada pada kategori rendah.

6. Kinerja mengajar guru adaptif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran.

7. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori kuat. 8. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap terhadap kinerja

mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori kuat.

9. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori kuat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis merekomendasikan diantaranya sebagai berikut:

1. Pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat berada pada kategori sangat baik. Hal ini tentunya perlu dipertahankan, sehingga melalui kepemimpinan transformasional kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kinerja


(49)

mengajar guru, dengan demikian proses belajar mengajar di sekolah dapat dilaksanakan secara maksimal dan mutu pendidikan yang baik dapat terwujud.

2. Pada variabel motivasi berprestasi guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sudah berada pada kategori sangat baik, namun hal ini menjadi sebuah keharusan dari seluruh komponen sekolah terutama guru-guru dalam upaya mempertahankannya, sehingga melalui motivasi berprestasi guru diharapkan mampu meningkatkan kinerja mengajar guru, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

3. Pada variabel kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sudah berada pada kategori sangat baik, namun hal ini menjadi sebuah keharusan dari seluruh komponen sekolah terutama guru-guru dalam upaya mempertahankannya sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat dilaksanakan secara maksimal dan mutu pendidikan yang baik dapat terwujud.

4. Pada variabel kinerja mengajar guru produktif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat yang perlu menjadi perhatian adalah sub variabel melaksanakan proses belajar mengajar terutama pada indikator menutup pelajaran masih berada pada kategori rendah. Untuk itu perlu adanya upaya pembinaan baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi kinerja mengajar guru produktif, terutama memberikan motivasi untuk selalu berusaha memperbaiki kekurangan di dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga pendidikan yang berkualitas akan terwujud.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. S. (2009). Fenomena Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

dalam Pengelolaan Sekolah Melalui Pendekatan Kecerdasan Emosional.

Jurnal Pelangi Ilmu, Vol. 3 No. 1, 1-8.

Ahmad, S Ruky. (2001). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Alma, Buchari. (2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Bandung: Alfabeta.

Bappenas. (2012). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Bappenas.

Bass, M.B dan Avolio, B.J (1993). Transformational Leadership and

Organizational Culture. Journal PAQ Spring. Binghamton. SUNY.

Budi, W. B. (2010). Faktor-Faktor Determinan Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah, dan Efeknya Terhadap Motivasi Kerja, Budaya, Keefektifan Kerja Tim, serta Pengembangan Organisasi Sekolah Dasar.

Jurnal Penelitian Kependidikan.Vol. 20 No. 2, 114-125.

Dodi Kurniawan, Mi’raj. (2009). Motivasi Kerja. www.ghinaya.blogspot.com. diakses pada 05 Desember 2012.

Engkoswara, dan Komariah, A. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fatah, N. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

________. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Field, A. (2000). Discovering Statistics Using SPSS for Windows Advanced

Techniques for The Beginner. London: SAGE Publications.

Gorton, Richard.et al. (2007). School Leadership & Administration; Important

Concepts, Case Studies, & Simulations (7th Edition). New York: McGraw Hill.


(51)

Hamalik, U. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hani, H. T. (2003). Manajemen edisi 2, Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. (2004). Organisasi dan Motivasi: Dasar Pemikiran

Produktifitas. Cetakan ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Wayne K & Cecil G. Miskel. (2008). Education Administration: Theory,

Research, and Practice. Singapure: Mc Graw-Hill Co.

Komariah, A. (2004). Kepemimpinan Visioner. Jakarta: Bumi Aksara.

Komariah, A dan Triatna, C. (2006). “Visionary Leadership” Menuju sekolah

Efektif. Bumi Aksara. Jakarta.

Mangkunegara, A. A. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

________. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 – Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Kinerja Mengajar Guru. Jakarta: Bina Aksara. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Ghalia, Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Prabu Mangkunegara, A. (2005). Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama. Richard, Denny. (2007). Sukses Memotivasi: Jurus Jitu Meningkatkan Prestasi.

Jakarta: Gramedia.

Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.


(1)

131

Dadang Gumilar, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini tercermin dari sub variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang meliputi: kharismatik (idealized influence), inspiratif (inspirasional motivation), stimulasi intelektual (intellectual stimulation), serta kepekaan individu (individualized consideration). Namun, untuk sub variabel stimulasi intelektual (intellectual stimulation) dan kepekaan individu (individualized consideration) berada pada kategori baik.

2. Motivasi berprestasi guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini tercermin dengan terlaksananya sub variabel motivasi berprestasi guru yaitu: bertanggungjawab, pengambil resiko, memiliki tujuan yang berkelanjutan, selalu belajar dan menggunakan umpan balik, kreatif dan inovatif, percaya diri, serta berpikir dan berkonsep diri positif. Namun, untuk sub variabel pengambilan resiko berada pada kategori baik.

3. Kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran.

4. Kinerja mengajar guru normatif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran.


(2)

132

Dadang Gumilar, 2013

5. Kinerja mengajar guru produktif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran. Namun untuk sub variabel melaksanakan proses belajar mengajar terutama pada indikator menutup pelajaran masih berada pada kategori rendah.

6. Kinerja mengajar guru adaptif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Hal ini tercermin dari sub variabel kinerja mengajar guru yaitu: merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, serta mengevaluasi atau menilai pembelajaran.

7. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori kuat. 8. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap terhadap kinerja

mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori kuat.

9. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori kuat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis merekomendasikan diantaranya sebagai berikut:

1. Pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat berada pada kategori sangat baik. Hal ini tentunya perlu dipertahankan, sehingga melalui kepemimpinan transformasional kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kinerja


(3)

133

Dadang Gumilar, 2013

mengajar guru, dengan demikian proses belajar mengajar di sekolah dapat dilaksanakan secara maksimal dan mutu pendidikan yang baik dapat terwujud.

2. Pada variabel motivasi berprestasi guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sudah berada pada kategori sangat baik, namun hal ini menjadi sebuah keharusan dari seluruh komponen sekolah terutama guru-guru dalam upaya mempertahankannya, sehingga melalui motivasi berprestasi guru diharapkan mampu meningkatkan kinerja mengajar guru, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

3. Pada variabel kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat sudah berada pada kategori sangat baik, namun hal ini menjadi sebuah keharusan dari seluruh komponen sekolah terutama guru-guru dalam upaya mempertahankannya sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat dilaksanakan secara maksimal dan mutu pendidikan yang baik dapat terwujud.

4. Pada variabel kinerja mengajar guru produktif pada SMK Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung Barat yang perlu menjadi perhatian adalah sub variabel melaksanakan proses belajar mengajar terutama pada indikator menutup pelajaran masih berada pada kategori rendah. Untuk itu perlu adanya upaya pembinaan baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi kinerja mengajar guru produktif, terutama memberikan motivasi untuk selalu berusaha memperbaiki kekurangan di dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga pendidikan yang berkualitas akan terwujud.


(4)

134

Dadang Gumilar, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. S. (2009). Fenomena Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

dalam Pengelolaan Sekolah Melalui Pendekatan Kecerdasan Emosional.

Jurnal Pelangi Ilmu, Vol. 3 No. 1, 1-8.

Ahmad, S Ruky. (2001). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Alma, Buchari. (2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Bandung: Alfabeta.

Bappenas. (2012). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Bappenas.

Bass, M.B dan Avolio, B.J (1993). Transformational Leadership and

Organizational Culture. Journal PAQ Spring. Binghamton. SUNY.

Budi, W. B. (2010). Faktor-Faktor Determinan Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah, dan Efeknya Terhadap Motivasi Kerja, Budaya, Keefektifan Kerja Tim, serta Pengembangan Organisasi Sekolah Dasar.

Jurnal Penelitian Kependidikan.Vol. 20 No. 2, 114-125.

Dodi Kurniawan, Mi’raj. (2009). Motivasi Kerja. www.ghinaya.blogspot.com. diakses pada 05 Desember 2012.

Engkoswara, dan Komariah, A. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fatah, N. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

________. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Field, A. (2000). Discovering Statistics Using SPSS for Windows Advanced

Techniques for The Beginner. London: SAGE Publications.

Gorton, Richard.et al. (2007). School Leadership & Administration; Important

Concepts, Case Studies, & Simulations (7th Edition). New York: McGraw


(5)

135

Dadang Gumilar, 2013

Hamalik, U. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hani, H. T. (2003). Manajemen edisi 2, Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. (2004). Organisasi dan Motivasi: Dasar Pemikiran

Produktifitas. Cetakan ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Wayne K & Cecil G. Miskel. (2008). Education Administration: Theory,

Research, and Practice. Singapure: Mc Graw-Hill Co.

Komariah, A. (2004). Kepemimpinan Visioner. Jakarta: Bumi Aksara.

Komariah, A dan Triatna, C. (2006). “Visionary Leadership” Menuju sekolah

Efektif. Bumi Aksara. Jakarta.

Mangkunegara, A. A. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

________. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 – Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Kinerja Mengajar Guru. Jakarta: Bina Aksara. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Ghalia, Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Prabu Mangkunegara, A. (2005). Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama. Richard, Denny. (2007). Sukses Memotivasi: Jurus Jitu Meningkatkan Prestasi.

Jakarta: Gramedia.

Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.


(6)

136

Dadang Gumilar, 2013

Sagala, S. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta.

Sa’ud, U. S. (2010) Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Sergiovanni, T.J. (2003) The Principhalship: A Reflective Practice Perspective, Boston: Allyn and Bacon.

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surya, Hendra. (2009). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sutisna. (2008). Pengertian Motivasi. Diambil dari http://sutisna.com. 14 Desember 2012.

Syahrudin, A. (2009). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Iklim

Kerja Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Smpn Kota Bandung.

Tesis. SPS. UPI. Tidak diterbitkan.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Tjandralila Rahardja, Alice. (2004). Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi

Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Penelitian Jurnal Pendidikan Penabur, No.03

/Th.III/XII. BPK Penabur.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahab, A. A. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.

Bandung : Alfabeta.

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar. Bandung : Alfabeta.

Wahjosumidjo. (2003). Kepemimpinan kepala sekolah-Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yukl, G. (2010). Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Indeks.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun 2015.

0 3 11

HUBUNGAN PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

0 0 29

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK SMIP YPPT BANDUNG.

0 3 53

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 1 17

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 2 46

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

0 1 67

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 102

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru dan kinerja guru.

0 4 185

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI, TERHADAP KINERJA GURU SMK

0 2 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI GURU, KOMPETENSI GURU DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KOMPETENSI LULUSAN SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG, KOTA CIMAHI, KABUPATEN BANDUNG, DAN KABUPATEN BANDUNG BAR

0 0 29