ANALISIS MINAT SISWA SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI TANJUNGSARI UNTUK MENJADI PENYULUH PERTANIAN.

(1)

ANALISIS MINAT SISWA SMK PERTANIAN

PEMBANGUNAN NEGERI TANJUNGSARI UNTUK

MENJADI PENYULUH PERTANIAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

RIZA APRIAR RIZAL 0811694

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


(2)

Analisis Minat Siswa SMK

Pertanian Pembangunan Negeri

Tanjungsari Untuk Menjadi

Penyuluh Pertanian

Oleh Riza Apriar Rizal

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Riza Apriar Rizal 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RIZA APRIAR RIZAL 0811694

ANALISIS MINAT SISWA SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI TANJUNGSARI UNTUK MENJADI PENYULUH PERTANIAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Dr. Ai Nurhayati, M.Si NIP. 19671005 199302 2 001

Pembimbing II

Drs. Elih Mulyana, M.Si NIP. 19640417 1992101 1 001

Mengetahui


(4)

ANALISIS MINAT SISWA SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI TANJUNGSARI UNTUK MENJADI PENYULUH PERTANIAN

Riza Apriar Rizal NIM 0811694

Abstrak

Latar belakang dari penelitian ini adalah masih rendahnya lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian yang menjadi penyuluh pertanian yaitu hanya 5,9 %. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat siswa kompetensi keahlian penyuluh pertanian untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek kognitif dan afektif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Penelitian ini dilakukan di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari-Sumedang dengan sampel total 32 orang yaitu siswa kelas XII kompetensi keahlian penyuluh pertanian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa memiliki minat dengan kriteria yang tinggi (78,28%) untuk menjadi penyuluh pertanian. Hal ini menunjukan bahwa siswa memiliki minat yang tinggi untuk menjadi penyuluh pertanian, oleh karena itu kedepannya pihak sekolah diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan intansi terkait yang membidangi penyuluh pertanian agar dapat memfasilitasi siswa untuk menjadi penyuluh pertanian.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Minat ... 11

1. Definisi minat ... 11

2. Cara Meningkatkan Minat ... 13

3. Macam-Macam Minat ... 14

4. Aspek-Aspek Minat ... 16

5. Pengukuran Minat ... 19

6. Kriteria Minat ... 20


(6)

2. Peran Penyuluh Pertanian ... 24

3. Fungsi Penyuluh Pertanian ... 25

4. Tujuan Penyuluh Pertanian ... 25

5. Prinsip Penyuluh Pertanian ... 28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Rencana Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

C. Desain Penelitian ... 36

D. Metode Penelitian... 38

E. Variabel Penelitian ... 38

F. Instrumen Penelitia... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Analisis Data ... 44

B. Pembahasan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Rekomendasi ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal dengan masyarakatnya yang bercocok tanam. Hal ini dikarenakan struktur dan iklim Indonesia yang sangat mendukung untuk bertani. Selain itu lahan yang luas juga menjadi alasan kenapa Indonesia disebut negara agraris. Namun dari predikat sebagai negara agraris tersebut patut disayangkan karena Indonesia masih mengimpor berbagai hasil pertanian seperti beras, kedele dan yang lainnya. Ruslan, K (2011) yang mengatakan bahwa “Ironisnya, sebagai negara agraris Indonesia ternyata belum memiliki kemandirian dan kedaulatan dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan bagi rakyatnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai impor komoditi pangan Indonesia yang masih cukup tinggi, yakni sekitar 7 persen dari total impor Indonesia.”

Untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia ini maka perlu dibutuhkan peranan dari para ahli pertanian yang dapat membimbing para petani agar mendapatkan hasil pertanian yang bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu program yang dapat membantu petani tersebut adalah dengan adanya penyuluhan pertanian secara kontinyu agar petani dapat lebih memahami bagaimana cara bertani yang baik. Adapun yang memberikan penyuluhan tersebut adalah seorang penyuluh pertanian.


(8)

Pengembangan pembangunan pertanian dimasa mendatang perlu memberikan perhatian yang khusus terhadap penyuluhan pertanian, karena penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya, dengan produktif, efisian dan menguntungkan, sehingga petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraannya. Meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan pertanian.

Langkah dan upaya revitalisasi pembangunan pertanian tidak lepas dari peran sumber daya manusia pendukungnya. Oleh karena itu, lahirlah program Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP). Program RPP merupakan upaya mendudukkan, memerankan, memfungsikan, dan menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud satu kesatuan pengertian korps penyuluh, satu kesatuan arah dan satu kesatuan kebijakan. Salah satu tujuan dari RPP adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas penyuluhan, serta memenuhi jumlah tenaga Penyuluh Pertanian.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mengambil kebijakan penting untuk menutupi kebutuhan Penyuluh Pertanian tersebut seperti yang telah diamanatkan UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dengan mengeluarkan kebijakan satu desa satu penyuluh. Dalam UU RI No. 16, tentang SP3K, Tahun 2006 disebutkan bahwa sistem penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian


(9)

pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Berdasarkan data Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI), tahun 2009 terdapat 74.683 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia dan saat ini baru terdapat sekitar 27.922 Penyuluh Pertanian PNS, sehingga untuk melaksanakan kebijakan tersebut, Kementan RI masih kekurangan tenaga Penyuluh Pertanian sebanyak 46.761 orang.

Pengangkatan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) merupakan salah satu upaya yang ditempuh Kementan RI untuk mengisi kebutuhan Penyuluh Pertanian. Data terakhir jumlah THL-TBPP pada tahun 2009 sebanyak 24.608 orang, sehingga total jumlah Penyuluh Pertanian secara keseluruhan adalah berkisar 52.530 orang. Dengan kata lain, Indonesia masih kekurangan 22.153 orang untuk memenuhi kebijakan “Satu Desa Satu Penyuluh Pertanian”.


(10)

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu yang dapat menunjang program pemerintah tersebut, karena saat ini telah bermunculan SMK yang memiliki jurusan penyuluh pertanian baik negeri maupun swasta. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Salah satu SMK yang memiliki Program Keahlian Penyuluh Pertanian adalah SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari yang berada di kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

Menurut data tertulis yang penulis peroleh dari SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari, lulusan dari jurusan penyuluh pertanian hanya sedikit yang menjadi penyuluh pertanian, adapun data yang diperoleh penulis adalah pada tahun ajaran 2006-2007 terdapat jumlah lulusan sebanyak 49 orang siswa yang menjadi penyuluh pertanian hanya 4 orang saja, pada tahun ajaran 2007-2008 kompetensi keahlian ini sempat ditutup sementara karena adanya alsan yang penulis tidak ketahui. Selanjutnya pada tahun ajaran 2008-2009 terdapat jumlah lulusan sebanyak 53 orang dan yang menjadi penyuluh pertanian hanya 5 orang saja serta pada tahun ajaran 2009-2010 terdapat 49 orang yang lulus dari kompetnsi keahlian penyuluh pertanian, pada tahun ajaran ini belum diketahui ada tidaknya yang menjadi penyuluh pertanian karena baru saja lulus dari sekolah.


(11)

Dari keseluruhan jumlah lulusan maka hanya 5,9 % siswa Kompetensi Keahlian Penyuluh Pertanian SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian. Hal ini akan bertolak belakang dari program pemerintah yang sedang digalakan akhir-akhir ini.

Higlard dalam Slameto (2003) menyatakan minat adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Slameto sendiri mendefinisikan sebagai rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau sesuatu tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:57-180).

Ketertarikan seseorang pada suatu hal yang dianggapnya baik untuk dirinya maka seseorang tersebut akan memiliki motivasi untuk mendapatkan hal yang disukainya. Sedikitnya siswa lulusan SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian dapat dikarenakan minat siswa yang kurang untuk menjadi penyuluh pertanian. Minat tersebut dapat diukur salahsatunya dengan analisis minat yang difokuskan pada aspek-aspek minat. Hurlock (1993:116) membagi minat dalam dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

Aspek kognitif minat berdasarkan atas konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang terkait dengan minat, aspek minat ini lebih kepada kebutuhan informasi dan rasa keingin tahuan siswa terhadap sesuatu yang disukainya. Sedangkan aspek afektif minat berkembang dari pengalaman pribadi yang berasal dari lingkungan keluarga maupun sekolah.


(12)

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk mengkajinya dengan melakukan penelitian untuk mengetahui minat siswa menjadi penyuluh pertanian, yang berjudul: Analisis Minat Siswa SMK PP Negeri Tanjungsari Untuk Menjadi Penyuluh Pertanian.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas bahwa kondisi saat ini adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya jumlah siswa lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian.

2. Belum diketahuinya minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian.

Bertitik tolak pada judul yang diangkat dalam penelitian ini, untuk menjaga agar permasalahan tidak terlalu meluas karena mengingat luasnya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan masalah tersebut diatas, dan keterbatasan penulis maka subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XII SMK PP Negeri Tanjungsari 2010/2011 serta membatasi ruang lingkup permasalahan dengan menetapkan rumusan masalah pokok dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana minat siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek kognitif.

2. Bagaimana minat siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek afektif.


(13)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Penelitian ini diharapkan mencapai hasil yang optimal, maka penulis merumuskan tujuan yang terarah. Tujuan yang ingi dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui minat siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek kognitif.

2. Mengetahui minat siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek afektif. D. Metode Penelitian

Metode penelitian harus disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilaksanakan serta harus sesuai dengan tujuan penelitian, dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut dapat diperoleh metode penelitian yang tepat dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Menurut Winarno Surakhmad (1998 : 131),

Metoda merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan dari situasi penyelidikan.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:64) bahwa : “Metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,


(14)

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka metode yang dipergunakan untuk penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa

Sebagai informasi kepada siswa tentang minat dari lulusan Program Keahlian Penyuluh Pertanian yang menjadi penyuluh pertanian

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai langkah awal untuk melakukan pendekatan dan memberikan arahan kepada siswa agar dapat lebih memantapkan minat siwa untuk menjadi penyuluh pertanian baik itu dalam sisi akademis maupun non akademis

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan penulis terhadap materi tentang penyuluhan pertanian dan juga dapat mengetahui minat siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian 4. Bagi sekolah dan institusi pendidikan lainnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam membantu untuk mempersiapkan tenaga penyuluh pertanian pada sekolah itu sendiri dan pada institusi pendidikan lain pada umunya.


(15)

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini memaparkan tentang teori-teori yang mendukung proses penelitian yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode penelitian, penjelasan istilah pada judul, data, sumber penelitian, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, analisa instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian meliputi hasil analisis intrumen, deskripsi data, analisa data, pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berupa rekomendasi berdasar pada hasil penelitian yang telah dilakukan.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Penelitin tentang analisis minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian Negeri Tanjungsari Sumedang.

2. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan kumpulan unit atau individu yang menjadi subyek pada suatu penelitian. Hal ini senada dengan pendapat

Arikunto (2006:130) yang menyatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan penyuluh pertanian kelas XII SMK PP Negeri Tanjungsari dengan jumlah 32 siswa atau jumlah total.

3. Sampel

Dari jumlah populasi tersebut, maka peneliti menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Seperti yang di ungkapkan oleh


(17)

Arikunto (2006:134) bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat dimbil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”

Jadi, pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil yaitu seluruh populasi penelitian.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini dibuat untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian yang ditunjukan dengan sebuah kerangka penelitian sebagai gambaran tahapan-tahapan aktivitas penelitian secara menyeluruh. Alur penelitian ini disusun dari langkah yang paling awal yaitu memilih masalah yang akan diungkap dalam penelitian selanjutnya setelah masalah didapat penulis melakukan studi pendahuluan yang dilanjutkan dengan merumuskan masalah dan merumuskan anggapan, setelah itu penulis memilih pendekatan yang akan digunakan kemudian menentukan variabel dan menentukan sumber data agar penelitian ini lebih mengerucut pada masalah yang ingin diungkap, setelah itu menentukan dan menyusun instrumen yang selanjutnya di lakukan validasi terhadap instrumen tersebut, setelah melakukan validasi senjutnya mengumpulkan data dengan menyebar instrumen berupa angket pada sampel penelitian yang dilanjutkan dengan menganalisis data yang telah didapat sehingga dapat menarik kesimpulan hingga dan dapat melakukan langkah yang paling akhir dalam proses penelitian yaitu menyusun laporan


(18)

Adapun alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:


(19)

C. Definisi Operasional

Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa : Analisis berarti penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan) untuk mengetahui keadaan sebenarnya. yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu sistem atau situasi tertentu kedalam komponen atau unsur pembentuknya. Analisis yang dimaksud pada penelitian ini adalah penyelidikan terhadap minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian.

2. Minat menjadi Penyuluh Pertanian

Minat menjadi Penyuluh Pertanian adalah rasa suka dan rasa ketertarikan seseorang untuk menjadi tenaga penyuluh pertanian tanpa ada yang menyuruh. Minat menjadi penyuluh pertanian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan atau ketertarikan siswa untuk menjadi penyuluh pertanian.

3. Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa: Siswa adalah murid (terutama pd tingkat sekolah dasar dan menengah). Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKPP Negeri Tanjungsari tahun ajaran 2012/2013.


(20)

D. Metode Penelitian

Menurut Sukmadinata (2009:72) penelitian deskriptif adalah “suatu bentuk

penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alamiah ataupun rekayasa manusia.”

Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dihadapi. Dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan tentang minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:38).

Berdasarkan perumusan masalah, maka variabel dari penelitian ini yaitu analisis minat siswa kelas XII kompetensi keahlian penyuluh pertanian di SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek kognitif dan afektif.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2006:151). Untuk memperoleh data


(21)

yang tepat dan jelas penulis menggunakan intrumen angket. Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membuat dan menyebarkan pertanyaan kepada responden. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Nasution (1987:165), bahwa “Angket adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk

memperoleh keterangan dari sejumlah responden.”

Item pertanyaan dalam angket yang digunakan bersifat tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Seperti yang

diungkapkan oleh Ali (1993:69), “Bentuk jawaban tertutup (closed form atau

pre-coded), yakni angket yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai

alternatif jawaban”.

Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup dengan menggunakan skala Linkert. Sugiyono (2009:93) mengemukakan bahwa

“skala lingkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Rekap skor yang diberikan pada siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala penilaian minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian mengacu pada skala likerta yang diungkapkan Sugiyono maka dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Likert Untuk Pengukuran Minat Siswa Kriteria Penilaian Skala Nilai

Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2


(22)

G. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan instrumen yang handal, artinya instrumen tersebut memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi, sehingga diperoleh data yang akurat.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:145) mengatakan bahwa :

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diukur kevalidannya dengan melalui penilaian Expert-judgement. Faisal S. (1981 : 39) mengemukakan bahwa “Sebelum angket disebar kepada responden sebaiknya dikonsultasikan dahulu dengan para ahli, sehingga hasil revisinya benar-benar membuahkan angket yang fungsional, akurat, bisa berbicara sendiri secara jelas, tegas dan dimengerti oleh responden sebagaimana yang dimaksudkan peneliti/penyusun angket yang dimaksudkan”. Dalam penelitian ini penulis meminta judgement kepada koordinator jurusan penyuluh pertanian dan guru Bimbingan Konseling di SMK PP Negeri Tanjungsari.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat


(23)

memungkinkan diperolehnya data yang objektif (Margono, S. 2004: 158). Berdasarkan pendapat tersebut maka teknik pengumpulan data yang dipilih adalah teknik pengukuran dengan alat pengukuran berupa angket yang disebar kepada responden yakni siswa kompetensi keahlian penyuluh pertanin SMK PP Negri Tanjungsari sebanyak satu kali yang dilakukan didalam ruangan.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian perhitungan persentase. Teknik persentase digunakan untuk melihat banyaknya responden menjawab suatu item pertanyaan dalam angket. Melalui teknik persentase ini peneliti dapat mempersentasekan setiap jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti.

Rumus yang digunakan dari perhitungan persentase menurut Mochamad Ali (1998:184), yaitu:

Keterangan:

P : jumlah persentase yang dicari (jumlah responden yang akan dicari) f : jumlah alternatif yang dicari (frekuensi dari jawaban responden) n : jumlah responden (total sampel yang diteliti)

100% : bilangan tetap

Penafsiran data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap pertanyaan dalam penelitian ini berpedoman pada batasan Moch.Ali


(24)

100 % : Seluruhnya 76 % - 99% : Sebagian besar

51 % - 75 % : Lebih dari setengahnya 50 % : Setengahnya

26 % - 49 % : Kurang dari setengahnya 1% - 25 % : Sebagian kecil

0 % : Tidak seorang pun

Langkah-langkah atau analisis data yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokkan setiap alternatif jawaban dari setiap item.

2. Mentabulasikan data supaya diketahui frekuensi keseluruhan dari setiap kategori jawaban yang terdapat dalam alternatif jawaban.

3. Mencari persentase dari setiap kategori jawaban dalam alternatif jawaban sesuai frekuensi yang terkumpul.

4. Menafsirkan hasil pengelolaan data dengan kriteria.

Pada penelitian ini minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian memiliki kriteria tersendiri, adapun kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut:

Menurut Nursalam dalam Feter, A. H (2006: 34), minat seseorang dapat digolongkan menjadi :

1. Rendah

Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat. 2. Sedang

Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.

3. Tinggi

Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

Penafsiran kriteria minat untuk memperoleh gambaran jelas pada penelitian ini penulis mengacu pada pendapat Feter, A. H diatas, agar mendapatkan


(25)

angka persentase yang dapat membedakan kriteria minat rendah, sedang dan tinggi. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Keterangan :

Interval : Nilai persentase kriteria minat 100 : Nilai persentase maksimal

3 : Jumlah kriteria minat (Rendah, Sedang dan Tinggi)

Dari perhitungan diatas maka didapat persentase kriteria minat yang dapat dikelompokan sebagai berikut:

0 % - 33,33 % : Rendah 33,34 % - 66,67 % : Sedang 66,68 % - 100 % : Tinggi

Berdasarkan pemaparan di atas yang dimaksud minat dalam penelitian ini adalah kesukaan serta keinginan yang muncul oleh faktor individu dengan cara pengukuran minat mengunakan metode angket pada siswa.

Interval = 100 % : 3 = 33,33 %


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek kognitif meliputi kebutuhan akan informasi dan rasa ingin tahu berada dalam kriteria minat tinggi dengan persentase 78,13 % sedangkan 21,87 % siswa memiliki minat selain untuk menjadi penyuluh pertanian.

2. Minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek afektif meliputi keinginan yang ada dalam diri siswa dan faktor lingkungan luar yang mempengaruhinya berada dalam kriteria minat tinggi dengan persentase 78,43 % sedangkan 21,57 % siswa memiliki minat selain untuk menjadi penyuluh pertanian.

3. Minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian berada dalam kriteria tinggi, namun fakta dilapangan menyebutkan bahwa lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian hanya sedikit yang menjadi penyuluh pertanian yaitu hanya 9 orang dari 151 orang lulusan. Hal ini diduga disebabkan karena kurangnya informasi tentang kesempatan kerja menjadi penyuluh pertanian yang diketahui oleh para lulusan dan adanya


(27)

kesempatan kerja selain penyuluh pertanian yang diperoleh siswa setelah lulus sekolah.

B. Rekomendasi

Atas dasar hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak sekolah, kedepannya diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan instansi terkait yang membidangi penyuluh pertanian agar dapat mengkoordinir lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian tentang posisi menjadi penyuluh pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian.

2. Kepada guru, kedepannya diharapkan agar bisa mempertahankan dan meningkatkan minat siswa yang sudah ada untuk menjadi penyuluh pertanian dengan cara memotivasinya serta dapat memberikan pembekalan tentang prospek kerja penyuluh pertanian yang lebih nyata kepada para siswa.

3. Kepada siswa dan lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian diharapkan mampu meningkatkan dan mempertahankan minat yang telah dimiliki siswa untuk menjadi penyuluh pertanian serta lebih aktif untuk mencari informasi peluang kerja penyuluh pertanian.


(28)

penulis berharap akan adanya penelitian lanjutan tentang Analisis Minat Siswa Untuk Menjadi Penyuluh Pertanian agar permasalahan dan hasil yang penulis peroleh dalam penelitian ini dapat dikembangkan terutama penyebab rendahnya lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian di SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian selain dari minat karena dalam penelitian ini diperoleh bahwa minat siswa tergolong dalam kriteria tinggi.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ali. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Bandung. Ali, M. (1998). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: RinekaCipta.

Ban, Van Den A.W dan H. S Hawkins. (1999). Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Jogyakarta.

Faisal, S. (1981). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia.

Hurlock, E. B. (1993). Psikologi Perkembangan Jilid 5. Terjemahan oleh Thandrasa. Jakarta: PT. Erlangga

L.Crow. & A.Crow. (1989). Psychologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur Cahaya. Lester D. C., Alice D. C. (1985). Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya :

Usaha Nasional.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Nasution, S. (1987). Metode research. Bandung: Jemmars.

Nasution, S. (1982). Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Jemmars.

Santyasa, W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah. Banjar Angkan Klungkung.


(30)

Shaleh dan Wahab. (2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam Jakarta: Kencana.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekandar. (1973). Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta: CV. Yasaguna Sukamdinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Roskakarya. Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta

Tidjan, (1976). Meningkatkan Minat Membaca. Jakarta: Pustaka Hidayah.

W. S. Wingkel. (1984). Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.

Sumber Lain :

Arovah, Feter. (2006). Pelaksanaan Prakerin Siswa SMKN 8 Bandung Pada Industri Otomotif Di Wilayah Kota Bandung. Skripsi JPTM FPTK UPI: Tidak Diterbitkan.

Husodo, S. (2012). Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian Melalui

Pendidikan Profesi. [Online] Tersedia : http://stppyogyakarta.

com/membangun-profesionalisme-penyuluh-pertanian-melalui-pendidikan - profesi.html. [12 Nopember 2012].

Krisnadi. (2006). Hubungan Minat Menjadi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Program Pengalaman Lapangan Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Skripsi JPTM FPTK UPI: Tidak Diterbitkan.


(31)

Ruslan, K. (2011). Indonesia Negara Agraris Penghasil Pangan. [Online] Tersedia : http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/08/15/ indonesianegara-agraris-pengimpor-pangan/. [12 Agustus 2012].

______, (2012). Sekolah Menengah Kejuruan. [Online] Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan. [12 Agustus 2012].

______, (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online] Tersedia : www.artikata.com. [12 Agustus 2012].


(1)

Riza Appriar Rizal, 2013

Analisis Minat Siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari Untuk Menjadi Penyuluh

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek kognitif meliputi kebutuhan akan informasi dan rasa ingin tahu berada dalam kriteria minat tinggi dengan persentase 78,13 % sedangkan 21,87 % siswa memiliki minat selain untuk menjadi penyuluh pertanian.

2. Minat siswa SMK PP Negeri Tanjungsari untuk menjadi penyuluh pertanian berdasarkan aspek afektif meliputi keinginan yang ada dalam diri siswa dan faktor lingkungan luar yang mempengaruhinya berada dalam kriteria minat tinggi dengan persentase 78,43 % sedangkan 21,57 % siswa memiliki minat selain untuk menjadi penyuluh pertanian.

3. Minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian berada dalam kriteria tinggi, namun fakta dilapangan menyebutkan bahwa lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian hanya sedikit yang menjadi penyuluh pertanian yaitu hanya 9 orang dari 151 orang lulusan. Hal ini diduga disebabkan karena kurangnya informasi tentang kesempatan kerja menjadi penyuluh pertanian yang diketahui oleh para lulusan dan adanya


(2)

kesempatan kerja selain penyuluh pertanian yang diperoleh siswa setelah lulus sekolah.

B. Rekomendasi

Atas dasar hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak sekolah, kedepannya diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan instansi terkait yang membidangi penyuluh pertanian agar dapat mengkoordinir lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian tentang posisi menjadi penyuluh pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian.

2. Kepada guru, kedepannya diharapkan agar bisa mempertahankan dan meningkatkan minat siswa yang sudah ada untuk menjadi penyuluh pertanian dengan cara memotivasinya serta dapat memberikan pembekalan tentang prospek kerja penyuluh pertanian yang lebih nyata kepada para siswa.

3. Kepada siswa dan lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian diharapkan mampu meningkatkan dan mempertahankan minat yang telah dimiliki siswa untuk menjadi penyuluh pertanian serta lebih aktif untuk mencari informasi peluang kerja penyuluh pertanian.

4. Penulis menyadari penelitian ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini. Maka dari itu,


(3)

Riza Appriar Rizal, 2013

Analisis Minat Siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari Untuk Menjadi Penyuluh penulis berharap akan adanya penelitian lanjutan tentang Analisis Minat Siswa Untuk Menjadi Penyuluh Pertanian agar permasalahan dan hasil yang penulis peroleh dalam penelitian ini dapat dikembangkan terutama penyebab rendahnya lulusan kompetensi keahlian penyuluh pertanian di SMK PP Negeri Tanjungsari yang menjadi penyuluh pertanian selain dari minat karena dalam penelitian ini diperoleh bahwa minat siswa tergolong dalam kriteria tinggi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ali. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Bandung. Ali, M. (1998). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: RinekaCipta.

Ban, Van Den A.W dan H. S Hawkins. (1999). Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Jogyakarta.

Faisal, S. (1981). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia.

Hurlock, E. B. (1993). Psikologi Perkembangan Jilid 5. Terjemahan oleh Thandrasa. Jakarta: PT. Erlangga

L.Crow. & A.Crow. (1989). Psychologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur Cahaya. Lester D. C., Alice D. C. (1985). Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya :

Usaha Nasional.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Nasution, S. (1987). Metode research. Bandung: Jemmars.

Nasution, S. (1982). Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Jemmars.

Santyasa, W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah. Banjar Angkan Klungkung.


(5)

Riza Appriar Rizal, 2013

Analisis Minat Siswa SMK Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari Untuk Menjadi Penyuluh Shaleh dan Wahab. (2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif

Islam Jakarta: Kencana.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekandar. (1973). Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta: CV. Yasaguna Sukamdinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Roskakarya. Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta

Tidjan, (1976). Meningkatkan Minat Membaca. Jakarta: Pustaka Hidayah.

W. S. Wingkel. (1984). Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.

Sumber Lain :

Arovah, Feter. (2006). Pelaksanaan Prakerin Siswa SMKN 8 Bandung Pada Industri Otomotif Di Wilayah Kota Bandung. Skripsi JPTM FPTK UPI: Tidak Diterbitkan.

Husodo, S. (2012). Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian Melalui

Pendidikan Profesi. [Online] Tersedia : http://stppyogyakarta.

com/membangun-profesionalisme-penyuluh-pertanian-melalui-pendidikan - profesi.html. [12 Nopember 2012].

Krisnadi. (2006). Hubungan Minat Menjadi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Program Pengalaman Lapangan Pada Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Skripsi JPTM FPTK


(6)

Ruslan, K. (2011). Indonesia Negara Agraris Penghasil Pangan. [Online] Tersedia : http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/08/15/ indonesianegara-agraris-pengimpor-pangan/. [12 Agustus 2012].

______, (2012). Sekolah Menengah Kejuruan. [Online] Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan. [12 Agustus 2012].

______, (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online] Tersedia : www.artikata.com. [12 Agustus 2012].