HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN SISWI SMP YANG MENJADI MUCIKARI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi dengan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Pe

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN SISWI SMP YANG MENJ ADI MUCIKARI
DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA

(Studi Korelasional Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Perempuan di Surabaya)

SKRIPSI

Oleh :

DISTA NAWANG WIDYA
NPM. 0943010064

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena
dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul
“Hubungan Terpaan Pemberitaan siswi SMP yang menjadi mucikari dengan
tingkat kecemasan ibu rumah tangga di Surabaya ” dapat penulis susun dan
selesai sebagai syarat untuk menyelesaikan skripsi.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1.

ALLAH SWT dan Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta
tuntunan yang senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan”
memaknai hidup.

2.

Keluarga Tercinta, (Bapak, Ibu, Kakak dan Adek) yang selalu menjadi

tujuan utama penulis untuk selalu melakukan yang terbaik.

3.

Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.

4.

Drs. Kusnarto,M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih atas
segala kontribusi bapak terkait penyusunan skripsi ini.

5.

Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum
berlangsungnya proses penelitian hingga selesainya skripsi ini: Kidty, Uky,
Witha, Novie. (you’re the best).

6.


Sahabat sekaligus teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi “Noviana
Liamsi”, tak lupa juga “M. Zainuddin Marzuky (udin)” terima kasih banyak

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

atas motivasi dan bantuan yang diberikan untuk penulis selama mengerjakan
skripsi.
7.

“My Mikoooo” terima kasih sudah menemani saat penulis merasa jenuh
dalam mengerjakan skripsi, terima kasih sudah menjadi bagian keluarga
yang menggemaskan.

8.

Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman
ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima
kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal
terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak.
Amin.

Surabaya, Desember 2013

Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL

…………………………………………


i

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN …………...

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

…………………………………………

…………………………………………………

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL


………………………………………………
...........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

…………………………………………...

v
viii
ix
xi

ABSTAKSI …………… …………………………………………...

xii

BAB I PENDAHULUAN

1


…………………………………………

1.1

Latar Belakang Masalah

1.2

Perumusan Masalah …………………………………

11

1.3

Tujuan Penelitian

…………………………………

11


1.4

Manfaat Penelitian

…………………………………

11

…………………………………

13

2.1

Penelitian Terdahulu ………………………………….

13

2.2


Landasan Teori

................................…....……….

16

2.2.1 Televisi Sebagai Komunikasi Massa .................

16

2.2.2 Media Televisi …………………………………

18

2.2.3 Dampak Media Televisi ……………………….

21

2.2.4 Terpaan Media (Media Exposure) ……………..


21

Mucikari

..............................……………………...

23

2.3.1 Pengertian Mucikari .........................................

23

2.4

Kecemasan …......................................………….……..

25

2.5


Ibu Rumah Tangga

29

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

2.3

…………………………

...............………………………..

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2.6

Teori S-O-R ….............................................................

31

2.7

Kerangka Berfikir ……………………………………...

33

2.8

Hipotesis Penelitian ……………………………………

35

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………..

36

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………....

36

3.1.1 Definisi Operasional ……………………………

36

3.1.2 Pengukuran Variabel ………………………….... 39
3.2

Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………… 46
3.2.1 Populasi ..........…………………………………… 46
3.2.2 Sampel.................................................................... 47
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel .............…………......... 48

3.3

Teknik Pengumpulan Data

……………………………. 49

3.4

Metode Analisa Data ……………………………………. 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
4.1

54

Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 54
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian .................................. 54
4.1.2 Gambaran Umum Kecemasan ............................... 55

4.2

Penyajian Data ................................................................... 58
4.2.1 Identitas Resonden ................................................

58

4.2.2 Terpaan Pemberitaan ............................................. 61

4.3

4.2.3 Media Televisi yang Digunakan ...........................

66

4.2.4 Kecemasan Ibu Rumah Tangga ............................

68

4.2.4.1 Kecemasan Riel ........................................

69

4.2.4.2 Kecemasan Neurotik ................................

76

4.2.4.3 Kecemasan Moral .....................................

84

Analisis dan Pengujian Hipotesis .....................................

90

4.3.1 Analisis Data ........................................................

90

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.2 Pengujian Hipotesis ..............................................

92

4.3.3 Interpretasi Hasil ...................................................

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................

96

5.1

Kesimpulan ........................................................................ 96

5.2

Saran .................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 98
LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : 2.1. Model Teori S-O-R .............................................................. 33
Gambar 2 : 2.2. Kerangka Berfikir Hubungan Terpaan Siswi SMP yang
menjadi Mucikari di Televisi Dengan Kecemasan Ibu Rumah Tangga
di Surabaya ....................................................................................... 34

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tabel Analisis Gangguan Fungsional Kecemasan ......................... 28
Tabel 3.1 : Tabel Penolong untuk Menghitung Koefisien Korelasi Rank
Spearman ........................................................................................ 51
Tabel 3.2 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ....... 52
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................... 59
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................ 60
Tabel 4.3 : Frekuensi Menonton Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi
Mucikari ........................................................................................ 61
Tabel 4.4 : Durasi Menonton Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi
Mucikari ........................................................................................ 63
Tabel 4.5 : Terpaan Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari ........... 65
Tabel 4.6 : Televisi Sebagai Media yang Digunakan Untuk Menonton ......... 67
Tabel 4.7 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Apabila Anak Bepergian Sendiri
Tanpa Didampingi Anda .............................................................. 70
Tabel 4.8 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Saat Anak Pulang Terlambat atau
Keluar Rumah Terlalu Lama ........................................................ 71
Tabel 4.9 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Apabila Memberikan Smart Phone
Kepada Anak yang Masih Pelajar ................................................ 73

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.10 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Apabila Anak Mempunyai Teman
yang Baru Dikenalnya .................................................................... 75
Tabel 4.11 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga dengan Kian Posesif Terhadap
Anak ............................................................................................... 77
Tabel 4.12 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Dengan Selalu Menemani Anak 79
Tabel 4.13 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Dengan Lebih Intensif Melakukan
Komunikasi Dengan Anak ............................................................. 81
Tabel 4.14 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Dengan Selalu Ingin Tahu Kegiatan
dan Aktifitas Anak Diluar Rumah Selain di Sekolah .................... 83
Tabel 4.15 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Dengan Mengenalkan Pada Anak
Bahaya Pornografi, Seks Bebas .................................................... 84
Tabel 4.16 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Dengan Memberitahukan Pada
Anak Agar Berjaga-jaga Terhadap Orang Asing ......................... 86
Tabel 4.17 : Kecemasan Ibu Rumah Tangga Dengan Berpesan Pada Anak Agar
Jangan Mau Diajak Pergi Dengan Orang yang Belum Dikenal
Maupun Orang Terdekat .............................................................. 87
Tabel 4.18 : Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga di Surabaya ................ 89

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kuesioner

................................................................ 100

Lampiran 2 : Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner

........................................ 104

Lampiran 3 : Tabel Penolong Koefisien Rank Spearman ............................ 109
Lampiran 4 : Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari

................ 111

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
DISTA NAWANG WIDYA, HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN
SISWI SMP YANG MENJ ADI MUCIKARI DENGAN TINGKAT
KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional
Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi Dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Perempuan di
Surabaya)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara terpaan
pemberitaan Siswi SMP yang menjadi mucikari dengan tingkat kecemasan ibu
rumah tangga di Surabaya.
Penelitian ini menggunakan teori S-O-R, Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasional yaitu metode
untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dan teknik penarikan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Dalam menganalisis data menggunakan metode Rank Spearman,
kemudian dilakukan pembuktian hipotesis menggunakan
. Hasil penelitian ini
berdasarkan analisis data dengan melakukan uji korelasi, di dapat nilai yang
berada pada hubungan yang rendah. Sementara hasil uji hipotesis, ternyata hasil
uji t terdapat
lebih besar dari
yang artinya hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara terpaan
pemberitaan siswi SMP yang menjadi mucikari di televisi dengan tingkat
kecemasan ibu rumah tangga.
Kunci : Teori S-O-R, Siswi SMP yang Menjadi Mucikari, Kecemasan
ABSTRACT
DISTA NAWANG WIDYA, THE RELATIONSHIP OF REPORTING
EXPOSURES OF J UNIOR SCHOOLGIRL WHO BEING THE PIMPS
WITH THE LEVEL OF HOUSEWIVES ANXIETY IN SURABAYA
(Cor relation Study of Reporting of J unior Schoolgir l Who Being the Pimps
in Television with The Levels of Housewives Anxiety Who Has Daughter in
Surabaya)
This study was conducted to determine the relationship between reporting
exposures of Junior Schoolgirl who being the pimps with the levels of housewives
anxiety in Surabaya.
This study was used S-O-R theory, this research method was used a
quantitative approach with correlation analysis that is the method to finding the
relationship between two or more variables. And the sampling technique that used
was purposive sampling.
In data analyzing was using Spearman Rank method, and then conducted
the hypothesis verification using ttest. The results of this study based on the data
analysis with the correlation test, the value was obtained at which was at a low
relationship. While the results of hypothesis testing, the result of t-test it was
obtained that ttest that was greater than ttable which means that the proposed
hypothesis in this study was rejected. It is means that there is a relationship
between reporting exposures of junior schoolgirl who being the pimps on
television with the level of housewives anxiety.
Keyword: S-O-R theory, junior schoolgir l who being the pimps, anxiety

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Kegiatan komunikasi tersebut hanya bisa dilakukan secara tatap
muka, namun ada juga yang menggunakan alat bantu media untuk
menyampaikan pesan. Media yang menyediakan jasa untuk menyampaikan
pesan pada khalayak disebut media massa (Effendy, 2002 : 50).
Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluran informasi,
saluran pendidikan dan saluran hiburan, namun pada kenyataannya media
massa memberi efektif lain di luar fungsinya itu. Efek media massa tidak saja
mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula mempengaruhi perilaku,
bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi
sistem-sistem social maupun sistem budaya masyarakat.
Efek media massa dapat pula mempengaruhi seseorang dalam waktu
pendek sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi mereka, namun juga
memberi efek dalam waktu yang lama. Hal tersebut karena efek media massa
terjadi secara disengaja, namun ada juga efek media massa yang diterima
masyarakat tanpa disengaja.
Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan isi pesan yang
bersifat umum kepada sejumlah orang yang jumlahnya relative besar,
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, melembaga, memiliki perhatian yang
berpusat pada isi pesan yang sama, dengan tidak memberikan arus balik secara
langsung pada saat itu. Menurut jenisnya media massa dibagi menjadi dua
yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
terdiri dari majalah, tabloid, dan surat kabar sedangkan media massa
elektronik terdiri dari televisi dan radio masing-masing memiliki sifat,
karakter, daya tarik, dan ciri khas sendiri-sendiri.
Melalui siaran televisi, masyarakat dapat mengetahui berita terbaru yang
sedang terjadi ataupun hanya sekedar ingin memperoleh hiburan. Televisi
merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling fenomena di
dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak, dan radio
namun pada akhirnya media televisi yang paling banyak diakses oleh
masyarakat dimana pun di dunia ini. Menurut De Fleur dan Dennis (1985),
98% rumah tangga di Amerika Serikat memiliki pesawat televisi, dan bahkan
50% di antaranya memiliki lebih dari dari satu pesawat. Sedangkan di
Indonesia kecenderungan menonton televisi lebih tinggi dibandingkan
membaca koran dan mendengarkan radio. Hasil susenas 1998 dan 2000
memperlihatkan kecenderungan masyarakat dalam hal mendengarkan radio,
menonton televisi, dan membaca surat kabar. Rata-rata secara nasional, waktu
mendengarkan radio ada penurunan dari 62,7% (1998) menjadi 43,3%,
menonton televisi dari 79,8% turun menjadi 17% pada tahun 2000.
Menurut Effendy (1994:41) media televisi mempunyai daya tarik yang
lebih tinggi sebagai media elektronik, dibandingkan dengan radio yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

sifatnya hanya dapat didengar (auditif) sedangkan televisi memiliki unsur
visual atau gambar bergerak (moving picture) sehingga segalanya seolah-olah
terlihat “hidup” dan audiens merasa ikut didalamnya. Pada perkembangannya
televisi selain memberikan informasi juga menayangkan acara-acara hiburan
yang pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan
perasaan bagi yang menontonnya.
Media televisi sebagai salah satu pelopor dalam penyebaran informasi
dengan menggunakan perangkat satelit, kini menjadi informasi yang
berkembang pesat dan juga munculnya globalisasi teknologi informasi
dimanapun bisa disaksikan lewat siaran jaringan televisi dengan membawa
dampak yang begitu besar, baik dalam bidang social, budaya, ekonomi, dan
politik. Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau movie picture in the
home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk
menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki
televisi dan keunggulan lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audiovisual,
dengan kata lain adalah perpaduan antara radio dan film. Ini menjadi daya
tarik kuat televisi, selain mempunyai unsur kata-kata, sound effect, music
seperti radio, televisi juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang
mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa sehingga seolaholah

khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar

televisi itu (Effendy,2000:177).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan
membawa dampak yang sangat besar pada perkembangan pertelevisian saat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

ini. Suatu siaran televisi dituntut untuk dapat memberikan informasi yang
tidak hanya akurat tetapi juga dapat memberikan pengetahuan, pengalaman,
bahkan sampai membuat para pemirsa peka terhadap masalah sosial yang ada.
Media televisi mempunyai daya tarik lebih tinggi sebagai media elektronik
karena sifatnya yan audiovisual, selain dapat didengar juga dapat dilihat dan
segala sesuatunya berlangsung hingga seolah-olah khalayak berada di tempat
peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu dibandingkan dengan radio
yang sifatnya hanya bisa didengarkan (auditif). (Effendy,2000:175)
Pemirsa (television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi
melalui televisi siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai
kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka
berbeda bukan saja dalam usia dan jenis kelamin, tetapi juga dalam latar
belakang social dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya berbeda-beda
dalam pekerjaan, pandaan hidup, agama, dan kepercayaan, pendidikan, citacita, keinginan, kesenangan, dan sebagainya. Kegiatan pemirsa menonton
acara televisi merupakan kegiatan untuk memenuhi tujuan mereka, baik
kebutuhan informasi, maupun hiburan (Effendy, 2000:8). Akan tetapi dalam
soal kepuasan tergantung dari penafsiran masing-masing pemirsa, tentu saja
kepuasan yang didapat oleh pemirsa televisi tergantung dari motif masingmasing khalayak dalam menonton televisi.
Beberapa waktu yang lalu, stasiun televisi banyak memuat berita tentang
siswi SMP yang menjadi mucikari, publik dibuat terkejut sekaligus prihatin
dengan perilaku yang ditunjukkan oleh mucikari cilik. Wanita yang masih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

duduk di bangku SMP ini punya kegiatan yang tidak biasa dilakukan oleh
anak-anak seumurannya. Mucikari cilik ini sering menjual teman wanitanya
kepada pria hidung belang dengan iming-iming sejumlah uang. Belasan anak
perempuan yang mayoritas berasal dari Surabaya ini tak luput menjadi korban
dari perilaku si mucikari cilik.
Seperti pemberitaan tentang siswi SMP yang menjadi mucikari berikut ini :
1. Senin, 9 Juni 2013 (TV One-Kabar Pagi)
“Polrestabes Jawa Timur berhasil membongkar prostitusi antar pelajar
tingkat SMP, mirisnya tersangka mucikari dalam praktek ini masih
berusia 15 tahun dan masih berstatus sebagai pelajar SMP. Kasus
perdagangan manusia dalam praktek bisnis prostitusi kembali terjadi,
unit reskrim polrestabes Surabaya Jawa Timur menangkap 3 wanita
belia, sejumlah uang tunai, ponsel, bill hotel serta seorang lelaki
hidung belang asal Mojokerto. Mereka ditangkap dihotel Fortuna jl.
Darmo kali Surabaya ketika akan bertransaksi. Tragisnya bisnis
prostitusi para gadis belia ini dijalankan oleh seorang pelajar SMP
yang berinisial NA, tersangka dapat dijerat pasal tindak pidana
perdagangan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara”.
2. Rabu, 12 Juni 2013 (SCTV-Liputan 6 pagi)
“Unit polrestabes Jawa Timur membongkar jaringan penjualan gadis
ABG yang didalangi oleh seorang siswi SMP, polisi juga
mengamankan 3 korbannya yang masih berusia belasan tahun. NA
yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

disalah satu SMP di kota Surabaya ini ditangkap reserse kriminal
polrestabes Surabaya karena menjual teman-teman sekolahnya untuk
melayani pria hidung belang. Modus yang dilakukan tersangka dengan
memanfaatkan jaringan komunikasi via Blackberry Messenger (BBM)
untuk menawarkan teman-temannya kepada pria hidung belang,
dihadapan polisi NA yang masih 15 tahun mengaku telah membuka
praktek prostitusi sudah 6 bulan, ia memasang tarif 750.000 rupiah
dengan komisi 250.000 rupiah per transaksi, sedangkan korbannya
mendapat 500.000 rupiah. Jaringan prostitusi pelajar SMP ini berhasil
dibongkar ketika polisi menggrebek salah satu hotel di jalan Darmo
kali Surabaya. Para gadis ABG yang melayani pria hidung belang itu
mengaku betransaksi melalui BBM (Blackberry Messenger) yang
dikoordinir oleh NA, dari tangan pelaku polisi menyita barang bukti
berupa rekapan percakapan melalui BBM (Blackberry Messenger),
uang tunai 3 juta rupiah dan 3 buah handphone blackberry, polisi kini
mengembangkan jaringan prostitusi pelajar ini”.
Bisnis mucikari ini bisa dibilang cukup laris manis. Seorang ABG yang
menjadi anak buah mucikari kerap menerima panggilan empat kali dalam
seminggu. Siswi SMP swasta di Surabaya ini sering berganti-ganti nama untuk
menutupi perbuatannya tersebut dari pihak kepolisian. Rupanya kejahatan
kemanusiaan seoerti yang dilakukan oleh mucikari ini memang belakangan
semakin meningkat. Menurut data Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), sekarang
lebih banyak wanita yang diperdagangkan daripada pria sebagai budak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Pertumbuhan angka wanita sebagai mucikari dalam perdagangan manusia
ketimbang kejahatan lain. Menurut data PBB, tentang perdagangan manusia,
seperti perkiraan yang dilansir oleh Departemen Trafficking in Person Office
(TIP) Amerika Serikat. Jumlah perdagangan manusia mayoritas mendekati
80% korbannya adalah wanita dan gadis remaja.
Kita memang tidak bisa memungkiri bahwa kehidupan bebas telah
mengjangkiti generasi muda saat ini. Salah satu kehidupan bebas yang sangat
meresahkan adalah adanya seks bebas dikalangan pelajar, dan salah satunya
adalah dalam bentuk prostitusi. Hal tersebut tentu saja diluar dugaan
kebanyakan pelajar SMP berani mengambil keputusan untuk berprofesi
sebagai mucikari (germo). Semua itu tentu saja sangat disayangkan,
seharusnya di usia mereka harus rajin-rajin belajar bukan menjerumuskan
orang lain terutama teman sendiri kedalam jurang kemaksiatan.
Dalam pemberitaan yang beredar dijelaskan bahwa mucikari cilik tersebut
awalnya merupakan korban human trafficking yang kemudian beralih menjadi
pelaku. Disisi lain salah satu alasan yang paling konvensional tentu saja soal
ekonomi. Mereka ingin hidup enak dengan cara instan, maka akhirnya mereka
memilih cara untuk menjual kehormatan mereka demi mendapatkan rupiah
yang besar dan untuk mendapatkan kesenangan yang sifatnya sementara. Oleh
sebab itu dukungan serta kontrol dari keluarga terutama orang tua, pihak
sekolah dalam hal ini para guru serta masyarakat luas sangat penting untuk
membendung kejadian seperti ini. Dalam hal ini, anak-anak yang masih dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

usia belajar harus diajarkan hal baik dan buruk serta dampaknya untuk masa
depan mereka.
Dari pemberitaan tentang siswi SMP yang menjadi mucikari di atas,
menyebabkan masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga menjadi semakin
was-was. Dari beberapa kasus siswi SMP yang menjadi mucikari dimuat di
media massa, baik cetak maupun eletronik, bisa dilihat media elektronik
televisi yang mampu memberikan pengaruh sangat besar bagi masyarakat.
Karena keunggulan televisi sebagai media komunikasi yang muncul
belakangan dibandingkan media cetak dan radio, memberikan nilai yang
sangat spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini.
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa dalam berbagai usia
menunjukkan bahwa media ini telah menimbulkan berbagai permasalahan.
Hasil penelitian Robert yang dikutip Rakhmat, menjelaskan bahwa tayangan
berita criminal sebagai salah satu media komunikasi massa televisi yang
dianggap mampu menimbulkan efek pada diri khalayak berupa perubahan
perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa (Rakhmat, 2002 : 218).
Gambaran ringkas tersebut menunjukkan bahwa media massa dalam
waktu yang singkat dapat mempengaruhi pola pikir khalayaknya dalam
melihat lingkungan sosialnya. Pemberitaan mengenai siswi SMP yang
menjadi mucikari dapat menimbulkan kecemasan bagi orang tua, khususnya
ibu rumah tangga. Freud (ahli psikoanalisis) yang mengatakan bahwa
kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar
yang tidak siap ditanggulangi dan berfungsi memperingatkan individu akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

adanya bahaya. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi disebut traumatik
(Suryabrata, 2000). Dengan banyak korban yang masuk dalam lembah
prostitusi bukan tidak mungkin masyarakat memiliki rasa cemas tentang
lingkungan disekitarnya. Apalagi dalam pemberitaan, pelaku mucikari
dilakukan oleh seorang siswi yang masih berstatus sebagai pelajar.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui “Hubungan
Terpaan Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari dengan Kecemasan
Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Perempuan di Surabaya”. Peneliti
merasa tertarik meneliti objek tersebut untuk mengetahui hubungan
kecemasan dengan terpaan pemberitaan siswi SMP yang menjadi mucikari.
Ibu rumah tangga merupakan sosok yang penting dalam sebuah keluarga.
Perhatian seorang ibu lebih besar dibandingkan seorang bapak dalam
keberlangsungan kehidupan rumah tangga. Mengatur atau mengontrol
kebutuhan dalam sebuah keluarga serta mendidik anak supaya tidak
terjerumus dalam kehidupan atau pergaulan yang negatif adalah tugas orang
tua, khususnya seorang ibu rumah tangga.
Jadi, obyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah
Tangga yang memiliki Anak perempuan, pernah menonton pemberitaan siswi
SMP yang menjadi mucikari melalui televisi, serta bertempat tinggal di kota
Surabaya. Ibu rumah tangga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja karier dan juga sebagai tenaga kerja
domestik (keduanya), yakni ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

maupun yang murni mengurus rumah tangga dan tidak bekerja secara
langsung tetapi memberikan dukungan bagi anggota yang lain pencari nafkah
untuk memanfaatkan peluang kerja yang ada (Mubyanto, 1985:53). Dalam hal
ini, ibu rumah tangga merupakan salah satu pemirsa setia menyaksikan
tayangan televisi daripada laki-laki (Mulyana, 1997:115).
Terkait dengan media yang digunakan yaitu media massa serta berkaitan
dengan sikap manusia, maka peneliti ini menggunakan teori terpaan (media
exposure) yang berkaitan dengan variabel X yaitu durasi dan frekuensi, dan
teori S-O-R yang berkaitan dengan variabel Y yaitu sikap (kecenderungan
bertindak, berpikir, berpersepsi). Dalam penelitian ini melihat pada kecemasan
yang timbul pada ibu rumah tangga di Surabaya akan ditinjau dari tiga aspek
yaitu :
1. Aspek Kognitif yang menunjukkan pengetahuan atau pemahaman yang
dimiliki ibu rumah tangga di Surabaya mengenai pemberitaan siswi SMP
yang menjadi mucikari.
2. Aspek Afektif yang menunjukkan perasaan seperti turut merasa iba,
terharu, sedih, marah, mengenai pemberitaan siswi SMP yang menjadi
mucikari.
3. Aspek Konatif yang menunjukkan kecenderungan ibu rumah tangga di
Surabaya untuk bertindak atau bereaksi setelah menonton pemberitaan
siswi SMP yang menjadi mucikari.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa fakta dan fenomena yang telah dijelaskan pada
latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
“Bagaimana hubungan terpaan pemberitaan siswi SMP yang menjadi mucikari
di televisi dengan tingkat kecemasan ibu rumah tangga yang mempunyai anak
perempuan di Surabaya ?”.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui sejauh mana hubungan terpaan
pemberitaan siswi SMP yang menjadi mucikari di televisi dengan tingkat
kecemasan ibu rumah tangga yang mempunyai anak perempuan di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat akademik
a. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat menyajikan informasi
mengenai hubungan terpaan pemberitaan siswi SMP yang menjadi
mucikari di televisi dengan tingkat kecemasan ibu rumah tangga di
Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melengkapi dan
untuk menambah wawasan mengenai pemberitaan bagi penulis dan
juga pembaca, khususnya mengenai hubungan pemberitaan siswi SMP
yang menjadi mucikari di televisi dengan tingkat kecemasan ibu rumah
tangga di Surabaya.
2. Manfaat praktis
Bagi para praktisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan kebijakan dalam menghadapi dan mencari solusi terhadap
siswi SMP yang menjadi mucikari dan kecemasan yang terjadi pada ibu
rumah tangga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua penelitian
terdahulu untuk digunakan sebagai referensi pendukung pembuatan
penelitian ini. Keduanya penulis dapatkan dari dua jurnal buku yang
mempunyai materi yang tidak jauh berbeda dengan yang saat ini penulis
gunakan yaitu mengenai hubungan terpaan.
1. Prasdianingrum Ayuningtyas (2013), Jurnal Ilmu Komunikasi,
Universitas Mulawarman. Penelitian ini berjudul “Hubungan Antara
Terpaan Media Mengenai Penculikan Anak di Televisi Dengan
Tingkat Kecemasan Orang Tua di RT 23 Kelurahan Sidomulyo
Samarinda “. Kegiatan Komunikasi selalu terjadi dalam berbagai
sector kehidupan, seperti dagang, perekonomian, pertambangan,
telekomunikasi, dan pemasaran. Kegiatan komunikasi dapat pula
dilakukan melalui media massa. Media massa dibedakan menjadi dua
yakni media cetak dan elektronik. Program-program yang ditayangkan
di televisi di media massa tersebut. Data Komnas PA menyebutkan
sepanjang tahun 2012 terjadi 143 kasus penculikan dengan berbagai
motif. Dari beberapa kasus penculikan anak yang dimuat di media
massa, baik cetak maupun elektronik, bisa dilihat media elektronik

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

televisi yang mampu memberikan pengaruh sangat besar bagi
masyarakat.
Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori S-O-R, yang
berkeyakinan bahwa penyebab sikap yang dapat berubah tergantung
pada kualitas rangsang yang berkomunikasi dengan organism.Serta
teori agenda setting yang berasumsi bahwa media mempunyai
kemampuan mentranfer isu untuk mempengaruhi agenda publik.Pada
penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data koefisien
korelasi Rank Spearman.
2. Puasini Apriliyantini dan Neni Oktavia, Jurnal Ilmiah, Stikosa AWS.
Penelitian ini berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan
Pemilihan Acara Televisi”. Latar belakang SDM berkorelasi dengan
kualitas hidup seseorang. Karena itu untuk meningkatkan kualitas
hidup sebuah negara, salah satu caranya adalah melalui pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula
kesempatan dia untuk mengakses informasi. Semakin tinggi latar
belakang pendidikan seseorang, kebutuhan untuk

memperoleh

informasi pun berbeda dengan latar belakang pendidikan yang lebih
rendah. Hadirnya stasiun televisi swasta menjadi menarik untuk dikaji
mengingat

begitu

mempertimbangkan

banyak
fungsi

proram
edukasi,

ditayangkan
semata-mata

mempertimbangkan bisnis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tanpa
dengan

15

Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori uses and
gratifications, pendekatan ini mengasumsikan audiens merupakan
khalayak aktif dan mengarah pada satu tujuan. Pada penelitian ini
penulis

menggunakan

pendekatan

eksplanatif

kuantitatif

dan

menggunakan teknik analisis data analisis hubungan (asosiatif), yaitu
teknik analisis dengan menggunakan uji statistik inferensial dengan
tujuan melihat derajat hubungan diantara kedua variabel.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian sekarang yang
dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dan persamaan dengan
penelitian terdahulu. Perbedaan pada penelitian terdahulu dan sekarang
terletak pada variabel dan objek penelitian yang digunakan. Jika pada
penelitian terdahulu berjudul “Hubungan antara Terpaan Media
Mengenai Penculikan anak di Televisi dengan Tingkat Kecemasan
Orang tua di RT 23 Kelurahan Sidomulyo Samarinda” dengan objek
penelitian orang tua dan “Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan
Pemilihan Program Televisi” dengan objek penelitian masyarakat.
Pada penelitian sekarang, meneliti “Hubungan Terpaan Pemberitaan
Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi dengan Kecemasan Ibu
Rumah Tangga di Surabaya” dengan objek penelitian ibu rumah
tangga.
Untuk persamaan antara penelitian sekarang dan terdahulu
diantaranya yaitu : “Hubungan antara Terpaan Media Mengenai
Penculikan Anak di Televisi dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

RT 23 Kelurahan Sidomulyo Samarinda” persamaannya terletak pada
pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dan temanya
yang sama-sama membahas tentang tayangan, sedangkan persamaan
yang terlihat antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
“Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan Program Televisi ”
adalah teori yang digunakan yaitu teori S-O-R serta teknik analisis data
yang menggunakan analisis hubungan (asosiatif).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran (Televisi
Broadcast) yang merupakan media elektronik dan memiliki ciri-ciri yang
berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat
umum, sasarannya menimbulkan kesempakan dan komunikannya heterogen
(Effendy, 1993:17)
Televisi secara umum adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan
kenyataannya bahwa saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari
Jakarta atau kata-kata lain dari rumah masing-masing. Dengan demikian
televisi adalah salah satu media massa yang memancarkan suara atau
gambar yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya
melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh
pesawat penerima di rumah (Effendy, 1993:10).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media
massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling
akhir kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media
massa yang paling efektif saat ini dan banyak yang menarik simpatik
kalangan masyarakt luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat.
Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya
mempunyai jangkauan yang relatif tidak berbatas dengan modal audio
visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan
pesannya karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya
pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir,
pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal
ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi
kejiwaan.
Komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan dan
sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media (Effendy, 2003:80). Komunikasi massa (mass
communication) adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa
modern meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2003:79).
Secara teoritis, berbagai media massa memiliki fungsi sebagai
saluran informasi, saluran pendidikan, dan saluran hiburan, namun
kenyataannya media massa memberikan efek lain di luar fungsinya itu. Efek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

media massa tidak hanya mempengaruhi sikap seseorang namum pula dapat
mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media
massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya
masyarakat.
Sedangkan Kuswandi (1996:21-23) berpendapat bahwa munculnya
media televisi dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu
peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media
massa jelas melarikan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilainilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik
perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut menguasai jarak secara
geografis dan sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar
sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi, berubah
total sama sekali. Pengaruh daripada televisi lebih kuat dibandingkan
dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio televisi
yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi
yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa.
2.2.2. Media Televisi
Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia
keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial dan sebagainya.
Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui
melalui media televisi. Pada akhirnya, televisipun menjadikan pemirsa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

“hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi
media tersebut (Kuswandi, 1996:30).
Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih
berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial dan
televisi pendidikan. Tipologi ini biasanya digunakan dalam menilai pola
siaran media televisi.Masing-masing tipe media ini memberikan
penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio
visual dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi publik
memberikan penekanan pada penyebaran ide-ide dan ralitas sosial, televisi
komersial ada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktualidealistis (pendidikan dan pengajaran) (Siregar, 2001:15).
a. Daya Tarik Televisi
Televisi bisa dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi khalayak. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat
denga memiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik,
sound effect dan juga berupa gambar ini bukan gambar mati,
melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga
melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah
dengan aman dan nyaman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

b. Isi Pesan Televisi
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media
televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan ditafsirkan
secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang
ditimbulkan berbeda-beda pula. Hal ini terjadi karena tingkat
pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi
berlaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi
pemirsa pada saat menonton televisi.
Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara
yang penting untuk dosajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi
khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi, kondisi
pemirsa dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal itu timbul pendapat
pro dan kontra terhadap dampak acara televisi (efek) yaitu :
1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
3. Acara televisi akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan
bermasyarakat. (Kuswandi, 1996:99)
Perbedaan pendapat tentang dampak acara televisi merupakan hal yang
wajar. Karena media televisi dalam operasionalnya berhubungan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

institusi sosial lainnya yang ada dalam masyarakat, serta adanya perbedaan
sudut pandang dari khalayak sasaran.
2.2.3. Dampak Media Televisi
Menurut Kuswandi (1996:98), ada tiga dampak yang ditimbulkan
dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu :
1. Dampak Kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh : acara kuis.
2. Dampak Peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tragedi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh : model pakaian, model rambut hingga
istilah dan gaya bertutur sang bintang secara verbal.
3. Dampak Perilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya
yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan
pemirsa sehari-hari. Contoh : sinetron di televisi.
Namun pada kenyataannya apa yang telah diungkapkan diatas hanya
bersifat teori. Sementara dalam prakteknya terjadi kesenjangan yang
tajam. Banyak acara televisi yang dikonsumsikan bagi orang dewasa
ternyata ditonton oleh anak-anak
2.2.4. Terpaan Media (Media Exposure)
Media exposure merupakan terpaan media dengan melibatkan
kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa.
Dalam periklanan, memahami terpaan media adalah berkaitan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

berapa banyak orang yang melihat iklan ditayangkan disuatu media
(Rakhmat, 1981:16).
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media
massa timbul pada komunikasi sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena
itu, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis.
Salah satu efek dari komunikasi massa yaitu efek konatif. Efek konatif
tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media, melainkan didahului
oleh kognitif dan afektif (Effendy, 2003:319).
Masri Singarimbun mengartikan media exposure mampunyai artian
sebagai terpaan media massa terhadap khalayak (audience). Terpaan
media massa ini tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik
cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi hal ini juga
meliputoi adanya keterbukaan seseorang dengan adanya pesan-pesan di
media massa tersebut. Exposure merupakan kegiatan mendengarkan,
melihat, dan membaca pesan-pesan dalam media massa yang terjadi pada
individu atau kelompok. Terpaan media dalam penelitian ini juga diartikan
sebagai frekuensi individu dalam menonton televisi, film, membaca surat
kabar atau majalah maupun mendengarkan radio (Singarimbun, 1989:99).
Media exposure menurut Sari (1993:39) adalah berusaha mencari
data audience tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi
penggunaan, maupun durasi penggunaan (longevity). Pola ini yang sering
dilakukan adalah pengukuran variabel durasi penggunaan media dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

menghitung berapa lama audience bergabung dengan suatu media atau
berapa lama audience mengikuti suatu program.
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan media exposure
adalah banyaknya informasi yang diperoleh dari media melalui kegiatan
mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa araupun
mempunyai pengalaman adan pelatihan terhadap pesan tersebut yang
berhubungan dengan frekuensi dan durasi dalam memperoleh informasi.
Dalam penelitian ini, media exposure atau terpaan media adalah
seberapa sering (frekuensi) dan berapa lama (durasi) menonton
pemberitaan siswi SMP yang menjadi mucikari, yang dalam hal ini
ditentukan dalam acara berita
2.3. Mucikari
2.3.1 Pengertian Mucikari
Mucikari merupakan profesi dalam masyarakat yang diatur di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan sangat bertentangan
dengan kesusilaan, disebutkan istilah mucikari yang tergolong sebagai
kejahatan kesusilaan yang diatur dalam Bab XIV Buku ke-II Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana. Namun istilah pengertian tersebut perlu
diartikan secara jelas dan dapat diterima mengapa istilah mucikari
termasuk kejahatan kesusilaan. Pengertian Mucikari adalah seorang lakilaki atau wanita yang hidupnya seolah-olah dibiayai oleh pelacur yang
tinggal bersama-sama dengan mucikari, yang dalam pelacuran menolong,
mencarikan langganan-langganan dari hasil mana ia mendapatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

bagiannya dan menarik keuntungan dari pekerjaan yang dilakukan oleh
pelacur. Yang dimaksud dengan orang yang menarik keuntungan disini
adalah mucikari tersebut.
Prostitusi di Indonesia dianggap sebagai kejahatan terhadap
moral/kesusilaan dan kegiatan prostitusi adalah sebuah kegiatan yang
ilegal dan bersifat melawan hukum.Dalam ratifikasi perundang-undangan
RI Nomor 7 Tahun 1984, perdagangan perempuan dan prostitusi
dimasukan sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. Kata prostitusi
berasal dari kata latin 'prostitution (em)', kemudian diintrodusir ke bahasa
Inggris menjadi 'prostitution', dan menjadi prostitusi dalam bahasa
Indonesia. Dalam 'Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris', oleh John
M. Echols dan Hassan Shadili prostitusi diartikan 'pelacuran, persundalan,
ketuna-susilaan', sedang dalam tulisan 'Tinjauan Sosiologi Hukum
Terhadap Kehidupan Prostitusi di Indonesia', oleh Syamsudin, diartikan
bahwa menurut isthlah prostitusi diartikan sebagai pekerja yang bersifat
menyerahkan diri atau menjual jasa kepada umum untuk melakukan
perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan upah sesuai apa yang
diperjanjikan sebelumnya. Prostitusi atau P