Hari Asriyanto I1505011
commit to user
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK SODIUM BICARBONAT DARI
SODIUM CARBONAT DAN CO
2KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN
Oleh:
Hari Asriyanto I1505011
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
commit to user
KATA PENGANTARSegala puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, hanya karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “Prarancangan Pabrik Sodium Bicarbonat dari Sodium Carbonat dan CO2Kapasitas 100.000 ton / tahun”.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan baik berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sunu H. Pranolo, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNS. 2. Ir. Muljadi., M.Si dan Ir. Arif Jumari., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
atas bimbing dan bantuannya dalam penulisan tugas akhir.
3. Wusana Agung W, S.T., M.T dan Dr. Sunu H. Pranolo, selaku penguji. 4. Endang Kwartiningsih, S.T., M.T., selaku Pembimbing Akademis. 5. Segenap Civitas Akademika, atas segala bantuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Surakarta, Juli 2012
(3)
commit to user
DAFTAR ISIHalaman Judul……… i
Lembar Pengesahan……… ii
Kata Pengantar……… iii
Daftar Isi………. iv
Daftar Tabel……… ix
Daftar Gambar………. xi
Intisari………. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik………. 1
1.2. Kapasitas Perancangan……… 2
1.3. Penentuan Lokasi Pabrik………. 4
1.3.1 Faktor Primer………. 4
1.3.2 Faktor Sekunder……… 6
1.4. Tinjauan Pustaka………. 9
1.4.1. Macam – macam Proses Pembuatan Sodium Bicarbonat………... 9
1.4.2 Kegunaan Produk………... 11
1.4.3 Sifat – sifat Fisis dan Kimia……….. 11
1.4.3.1 Sifat-sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku…… 11
1.4.3.2 Sifat-sifat Fisis dan Kimia Bahan Pembantu 12 1.4.3.4 Sifat-sifat Fisis dan Kimia Produk………… 14
(4)
commit to user
1.4.4 Tinjauan Proses……….. 15
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan dan Produk………. 16
2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku………. 16
2.1.2. Spesifikasi Bahan Pembantu………. 16
2.1.3. Spesifikasi Produk………. 17
2.2. Konsep Proses………. 17
2.2.1. Dasar Reaksi………. 17
2.2.2. Mekanisme Reaksi……… 18
2.2.3. Kondisi Operasi………. 19
2.2.4. Tinjauan Termodinamika……….. 19
2.2.5. Tinjuan Kinetika……… 21
2.3. Diagram Alir Proses dan Langkah Proses…... 22
2.3.1. Diagram Alir Kualitatif………... 22 2.3.2. Diagram Alir Kuantitatif... 22
2.3.3. Diagram Alir Proses...……….. 22
2.3.4. Langkah Proses...……… 26
2.3.4.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku……... 26
2.3.4.2. Tahap Reaksi...…… 26
2.3.4.3. Tahap Pemurnian Produk...…… 27
2.4. Neraca Massa Dan Panas... 28
(5)
commit to user
2.4.2. Neraca Panas... 33
2.5 Lay Out Pabrik Dan Peralatan... 39
2.5.1. Lay Out Pabrik... 39
2.5.2. Lay Out Peralatan... 42
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses………... 62
4.1.1. Unit Pengadaan Air………... 63
4.1.1.1 Air Pendingin……… 63
4.1.1.2 Air Umpan Boiler………. 64
4.1.1.3 Air Konsumsi Umum dan Sanitasi………... 65
4.1.1.4 Pengolahan Air……… 65
4.1.1.6 Kebutuhan Air………. 68
4.1.2. Unit Pengadaan Steam……….. 70
4.1.3. Unit Pengadaan Udara Tekan……… 70
4.1.4. Unit Pengadaan Listrik……….. 71
4.1.5. Unit Pengadaan Bahan Bakar……… 75
4.1.6. Unit Pengolahan Limbah………... 76
4.2. Laboratorium……….. 77
4.2.1. Laboratorium Fisik………. 79
4.2.2. Laboratorium Analitik……….. . 79
4.2.3. Laboratorium Penelitian danPengembangan………….. 79
(6)
commit to user
4.2.4.1 Densitas………. 80
4.2.5. Prosedur Analisa Produk………. 80
4.2.5.1 Infra red Spectrofotometer... 80
4.2.6. Analisa Air……….. 80
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1. Bentuk Perusahaan……….. 82
5.2. Struktur Organisasi………... 84
5.3. Tugas dan Wewenang………. 86
5.3.1. Pemegang Saham……… 86
5.3.2. Dewan Komisaris……… 87
5.3.3. Dewan Direksi………. 88
5.3.4. Staf Ahli……….. 89
5.3.5. Kepala Bagian………. 90
5.4. Pembagian Jam Kerja Karyawan……… 98
5.4.1. Karyawan non shift / harian……… 98
5.4.2. Karyawan Shift / Ploog………... 98
5.5. Status Karyawan dan Sistem Upah………. 101
5.6. Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan, dan Gaji………….. 101
5.6.1. Penggolongan Jabatan………. 101
5.6.2. Jumlah Karyawan dan Gaji………. 102
5.7. Kesejahteraan Sosial Karyawan……….. 104
5.8. Manajemen Perusahaan………... 106
(7)
commit to user
5.8.2. Pengendalian Produksi……… 108
BAB VI ANALISA EKONOMI 6.1. Penaksiran HargaPeralatan………. 110
6.2. Dasar Perhitungan………... 112
6.3. Penentuan Total Capital Investment (TCI)……… 112
6.4. Hasil Perhitungan……… 114
6.4.1. Fixed Capital Invesment(FCI)……… 114
6.4.2. Working Capital Investment(WCI)……… 115
6.4.3. Total Capital Investment(TCI)………... 115
6.4.4. Direct Manufacturing Cost(DMC)……… 115
6.4.5. Indirect Manufacturing Cost(IMC)………... 116
6.4.6. Fixed Manufacturing Cost(FMC)……….. 116
6.4.7. Total Manufacturing Cost(TMC)………... 116
6.4.8. General Expense (GE)……… 117
6.4.9. Total Production Cost(TPC)……….. 117
6.4.10. Analisa Kelayakan……….. 117
Daftar Pustaka……… xiv Lampiran
(8)
commit to user
DAFTAR TABELTabel 1.1 Data Kapasitas Produksi Sodium Bicarbonat Dunia... 2
Tabel 1.2 Data Import Sodium Bicarbonat Di Indonesia... 3
Tabel 2.1 Neraca Massa di Mixer 1 (M-01)... 28
Tabel 2.2 Neraca Massa di Reaktor (R)... 28
Tabel 2.3 Neraca Massa di Rotary Drum Vacuum Filter (RDVF)... 29
Tabel 2.4 Neraca Massa di Rotary Dryer (RD-01)... 29
Tabel 2.5 Neraca Massa di Cyclone (C01)... 30
Tabel 2.6 Neraca Massa di Bucket Elevator (BE-02)... 30
Tabel 2.7 Neraca Massa di Total... 31
Tabel 2.8 Neraca Panas di Mixer (M-01)... 33
Tabel 2.9 Neraca Panas di Exspansion Valve (Exp-01)... 33
Tabel 2.10 Neraca Panas di HE-01... 34
Tabel 2.11 Neraca Panas di Reaktor (R-01)... 34
Tabel 2.12 Neraca Panas di Rotary Drum Vacuum Filter (RDVF)... 35
Tabel 2.13 Neraca Panas di HE-02... 35
Tabel 2.14 Neraca Panas di Rotary Dryer (RD-01)... 35
Tabel 2.15 Neraca Panas di Cyclone (C-01)... 36
Tabel 2.16 Neraca Panas di Bucket Elevator (BE-02)... 36
Tabel 2.17 Neraca Panas Total... 37
Tabel 4.1 Kebutuhan Air Pendingin dan Air Pemadam... 68
(9)
commit to user
Tabel 4.3 Kebutuhan Air Konsumsi Umum danSanitasi... 69
Tabel 4.4 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses danutilitas... 72
Tabel 4.5 Jumlah lumen berdasarkan luas bangunan... 73
Tabel 4.6 Total KebutuhanListrik... 74
Tabel 5.1 Perincian Jumlah Karyawan Proses... 91
Tabel 5.2 Perincian Jumlah Karyawan Utilitas... 92
Tabel 5.3 Jadwal Pembagian Kelompok Shift... 99
Tabel 5.4 Jumlah Karyawan Menurut Jabatan... 102
Tabel 5.5 Perincian Golongan dan Gaji Karyawan... 104
Tabel 6.1 Indeks Harga Alat... 111
Tabel 6.2 Fixed Capital Invesment... 114
Tabel 6.3 Working Capital Investment... 115
Tabel 6.4 Direct Manufacturing Cost... 115
Tabel 6.5 Indirect Manufacturing Cost... 116
Tabel 6.6 Fixed Manufacturing Cost... 116
Tabel 6.7 General Expense... 117
(10)
commit to user
DAFTAR GAMBARGambar 1.1 Grafik Impor Sodium Bicarbonat di Indonesia…... . 3 4
Gambar 1.2 Peta Kota Cilegon……….. 8
Gambar 1.3 Peta Lahan Pendirian Sodium Bicarbonat………... 8
Gambar 2.1 Skema Mekanisme Reaksi...…………. 19
Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif………... 23
Gambar 2.3 Diagram Alir Kuantitatif... 24
Gambar 2.4 Diagram Alir Proses………... 25
Gambar 2.5 Diagram Arus Neraca Massa Pabrik Sodium Bicarbonat... 32
Gambar 2.6 Diagram Arus Neraca Panas Pabrik Sodium Bicarbonat... 38
Gambar 2.7 Tata LetakPabrik………... 41
Gambar 2.8 Tata Letak Peralatan Proses………... 43
Gambar 4.1 Skema Pengolahan Air KTI……… 68
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pabrik Sodium Bicarbonat... 87
Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index………. 111
(11)
commit to user
INTISARIHari Asriyanto, 2012, Prarancangan Pabrik Sodium Bicarbonatdari Sodium
Carbonatdan CO2dengan Kapasitas 100.000 ton/tahun.
Sodium Bicarbonat merupakan bahan bahan kimia berbentuk serbuk putih dan mempunyai peranan penting di berbagai industri khususnya industri makanan. Manfaat
lain dari sodium bicarbonat digunakan dalam industri kosmetik, farmasi, produk
pencuci, dan masih banyak manfaat lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, maka dirancang pabrik sodium bicarbonat dengan kapasitas 100.000 ton/tahun.
Hal ini di dasarkan atas kebutuhan sodium bicarbonat yang terus meningkat setiap
tahunnya. Kebutuhan bahan baku pabrik sodium bicarbonat pada kapasitas tersebut
adalah sodium carbonate sebesar 63080,58 ton/tahun, H2O sebesar 15858,68 ton/tahun
dan CO2sebesar 30436,97 ton/tahun.
Pabrik ini direncanakan berdiri di kawasan industri Cilegon, Banten, pada tahun 2014. Pabrik dibangun di atas tanah dengan luas 10.000 m2. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pertimbangan penyediaan bahan baku, pemasaran, transportasi, tenaga kerja, dan ketersediaan sarana-sarana pendukung lain. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari,
dan 330 hari per tahun dengan waktu shut downsatu bulan.
Sodium bicarbonat dibuat dari sodium carbonat dan CO2 pada suhu 40ºC dan tekanan 3 atm dalam reaktor gelembung dengan kondisi isothermal non adiabatik.
Bahan baku yang dibutuhkan adalah sodium carbonat 99,8 %. Bahan penunjang
prosesnya antara lain CO2100%, dan air sebagai pelarut. Konversi untuk reaksi ini 98%
dengan yield 98%. Reaksi pembentukan sodium carbonatberlangsung secara eksotermis
sehingga diperlukan pendingin. Tahap proses meliputi tahap penyiapan bahan baku, tahap
reaksi pembentukan sodium bicarbonat, dan tahap pemurnian produk. Pemurnian produk
dilakukan dengan proses filterisasi, dan pengeringan. Produk yang dihasilkan adalah
sodium bicarbonatdengan kemurnian 99,9% dan impuritas berupa air.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit recovery, unit pengadaan air pendingin sebanyak 93.991,038 ton/jam, unit pengadaan air sebanyak 121.675,835 kg/jam, steam sebanyak 2.027,110 kg/jam, udara tekan sebanyak 100 m3/jam, tenaga listrik sebesar 228,2 kW, dan bahan bakar berupa batu bara sebanyak 204,682 kg/jam dan solar sebanyak 22,471 L/jam. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku, produk, air, serta pengolahan limbah.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur
organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang
terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 179 orang.
Dari hasil analisis ekonomi diperoleh ROI (Return of Investment) sebelum dan
sesudah pajak sebesar 41,42% dan 31,06%, POT (Pay Out Time) sebelum dan sesudah
pajak selama 1,79 tahun dan 2,19 tahun, BEP (Break Even Point) 46,13%, dan SDP (Shut
Down Point) 18,45%. Sedangkan DCF (Discounted Cash Flow) sebesar 30,18 %.
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka pabrik sodium bicarbonatdari sodium carbonat
dan CO2 dengan kapasitas 100.000 ton/tahun dinilai layak didirikan karena memenuhi standar persyaratan pendirian suatu pabrik.
(12)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan kemajuan sektor industri telah menuntut semua negara ke arah industrialisasi. Indonesia sebagai negara berkembang banyak melakukan pembangunan di segala bidang. Sampai saat ini pembangunan sektor industri mengalami peningkatan, salah satunya adalah pembangunan sektor industri kimia. Namun ketergantungan impor luar negeri masih lebih besar dibandingkan ekspornya. Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari luar negeri. Sebagai contoh, Sodium Bicarbonatyang menempati peranan penting dalam industri hulu maupun hilir.
Ketergantungan impor telah menyebabkan devisa negara berkurang, sehingga diperlukan suatu usaha penanggulangan. Salah satu upaya adalah mendirikan pabrik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan pendirian pabrik diharapkan dapat membuka kesempatan untuk alih teknologi, membuka lapangan kerja baru, menghemat devisa negara dan membuka peluang berdirinya pabrik lain yang menggunakan produk dari pabrik tersebut.
Sodium Bicarbonat, juga dikenal sebagai Baking soda, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaHCO3. Sodium Bicarbonatmerupakan bahan kimia yang berbentuk serbuk putih yang banyak digunakan dalam industri makanan,
(13)
commit to user
farmasi, pemadam kebakaran dan bermacam-macam industri yang lain seperti kosmetika, karet, plastik, produk pencuci maupun dalam proses texstil.
1.2 Kapasitas Perancangan
Dalam penentuan kapasitas perancangan pabrik Sodium Bicarbonat diperlukan beberapa pertimbangan yaitu kebutuhan produk dan ketersediaan bahan baku.
1.2.1 Kapasitas PabrikSodium Bicarbonatdi Dunia
Untuk memproduksi Sodium Bicarbonatharus diperhitungkan juga kapasitas produksi yang menguntungkan. Kapasitas produksi secara komersial yang telah ada terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Sodium Bicarbonatdi Luar Negeri
No. Pabrik Negara Kapasitas (ton/tahun)
1 Solvay Chemical. Inc Amerika Serikat 125.000
2 Natural Soda Amerika Serikat 125.000
3 Penrice Soda Pruduct PT. Ltd Australia 500.000
4 Sinochen Nanjing Cina 200.000
5 Tianjin Soda Cina 50.000
1.2.2 Kebutuhan Sodium Bicarbonatdi Indonesia
Berdasarkan data statistik, kebutuhan Sodium Bicarbonat di Indonesia mengalami fluktuasi. Kebutuhan jumlah Sodium Bicarbonat yang diimpor Indonesia dari luar negeri setiap tahun dari tahun 2004 sampai tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan pada Gambar 1.1
(14)
commit to user
Tabel 1.2 Data Impor Sodium Bicarbonatdi Indonesia Tahun Jumlah Sodium Bicarbonat (kg)
2004 45.016.004
2005 40.446.591
2006 49.347.356
2007 51.029.512
2008 59.499.189
2009 79.721.344
(Sumber : BPS, 2011) Dari data di atas akan diperoleh grafik sebagai berikut :
Gambar 1.1 Grafik impor Sodium Bicarbonatdi Indonesia Bila dilakukan pendekatan regresi linier, akan diperoleh persamaan : y = 7.000.000 x + 30.000.000
dengan : y = jumlah imporSodium Bicarbonat(kg/tahun) x = tahun ke
Jadi untuk tahun 2014 diperkirakan Indonesia membutuhkan Sodium Bicarbonat± sebesar 107.000.000 kg/tahun.
(15)
commit to user
1.2.3 Ketersedian Bahan BakuUntuk menjamin kelangsungan pabrik Sodium Bicarbonat, maka penyediaan bahan baku harus benar – benar dipikirkan. Bahan baku pembuatan Sodium Bicarbonat yaitu Sodium Carbonat yang dapat diperoleh dari PT. Sinochem Nanjing, Cina, yang mempunyai kapasitas produksi 300.000 ton/tahun dengan harga U$. 0,15 /kg. Dalam proses ini Sodium Carbonat yang dibutuhkan sekitar 63.207 ton/tahun. Sedangkan sumber CO2 diperoleh dari Samator Gas, Cilegon, Banten, dengan harga U$. 0,6 /kg. CO2 yang dibutuhkan dalam proses ini sekitar 31.436,972 ton/tahun.
Dengan data kapasitas tersebut di atas maka ditetapkan kapasitas pabrik Sodium Bicarbonat sebesar 100.000 ton/tahun, dengan harapan : 1. Dapat memenuhi kebutuhan Sodium Bicarbonatdalam negeri. 2. Dapat merangsang berdirinya industri-industri lainnya yang
menggunakan Sodium Bicarbonat.
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik sangat penting dalam menentukan kelangsungan hidup suatu pabrik. Pada dasarnya ada 2 faktor yang menentukan dalam pemilihan lokasi pabrik yaitu:
(16)
commit to user
1.3.1 Faktor Primera. Letak pabrik terhadap bahan baku
Sumber bahan baku merupakan faktor yang paling penting dalam pemilihan lokasi pabrik terutama pada pabrik yang membutuhkan bahan baku dalam jumlah besar. Hal ini dapat mengurangi biaya transportasi dan penyimpanan sehingga perlu diperhatikan harga bahan baku, jarak dari sumber bahan baku, biaya transportasi, ketersediaan bahan baku yang berkesinambungan dan penyimpanannya. Apabila bahan baku didapatkan dengan cara mengimpor maka yang harus diperhatikan adalah jarak pabrik ke pelabuhan. Bahan baku CO2 diperoleh dari Samator Gas Indonesia yang berlokasi di Cilegon, sedangkan Sodium Carbonat, didapatkan dengan cara mengimpornya dari Cina. Kawasan industri Cilegon cukup dekat dengan pelabuhan sehingga tidak memberatkan biaya operasional.
b. Pemasaran Produk
Dengan pesatnya pembangunan industri di tempat tersebut maka pasar untuk penjualan produk cukup baik.
c. Sarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Kawasan Industri Cilegon dekat dengan Pelabuhan Merak yang mempermudah pengiriman produk maupun penerimaan bahan baku. Selain itu kawasan ini juga dekat dengan sarana dan prasarana transportasi seperti bandara Soekarno-Hatta dan sarana
(17)
commit to user
pengangkutan dengan kereta api maupun jalan raya, sehingga memberi kemudahan dalam operaisional adsministrasi dan pengelolaan manajemen. d. Tersedianya utilitas (sumber air dan tenaga listrik)
Perlu diperhatikan sarana – sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik dan saran lainnya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Kawasan industri cilegon merupakan kawasan industri yang terencana sehingga kebutuhan utilitas seperti tenaga listrik, air dan bahan bakar dapat diatasi. Kebutuhan air dapat diperoleh dari PT.KTI yang memiliki kapasitas 57.024.000.000 m3/tahun (57.024 ton/tahun). (www.krakatautirta.co.id). Sedangkan unit pengadaan listrik diambil dari PLN setempat dan generator sebagai cadangan.
e. Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan mesin – mesin produksi dan juga bagian pemasaran dan administrasi. Tenaga kerja dapat direkrut dari daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan sekitarnya.
1.3.2 Faktor Sekunder a. Perluasan Area Pabrik
Cilegon memiliki kemungkinan untuk perluasan pabrik karena mempunyai areal yang cukup luas. Hal ini perlu diperhatikan karena dengan semakin meningkatnya permintaan produk, akan menuntut adanya perluasan pabrik.
(18)
commit to user
b. Karakteristik LokasiMenyangkut iklim di daerah tersebut serta kondisi sosial dan sikap masyarakatnya yang sangat mendukung bagi sebuah kawasan industri terpadu. Maka dari itu Cilegon bisa digunakan sebagai lokasi pendirian Pabrik Sodium Bicarbonat.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sesuai dengan kebijaksanaan pengembangan industri, pemerintah telah menetapkan daerah Cilegon sebagai kawasan industri yang terbuka bagi investor asing. Pemerintah sebagai fasilitator telah memberikan kemudahan-kemudahan dalam perizinan, pajak, dan lain-lain yang menyangkut teknis pelaksanaan pendirian suatu pabrik.
d. Kemasyarakatan
Dengan masyarakat yang akomodatif terhadap perkembangan industri dan tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di Cilegon dirasa tepat untuk didirikan Pabrik Sodium Bicarbonat.
(19)
commit to user
Gambar 1.1 Peta Kota CilegonGambar 1.2 Peta lahan pendirian pabrik Sodium Bicarbonat Keterangan : Kawasan dalam lingkaran merah adalah lahan pendirian pabrik
(20)
commit to user
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas maka lokasi pabrik akan didirikan di wilayah KIEC (Krakatau Industri Estate Cilegon) lokasi di Cilegon, Banten dengan luas -/+ 2,5 Ha.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Macam-macam Proses
Dalam pembuatan Sodium Bicarbonat didasarkan beberapa proses penting, antara lain
1.4.1.1 Proses Amonium-Soda
Proses Amonium-Soda sering juga disebut proses Solvey. Merupakan salah satu metode dalam pembuatan industri alkali Sodium Carbonatdan Sodium Bicarbonat. Dalam proses ini Sodium Carbonat ataupun Sodium Bicarbonatakan dihasilkan dari mereaksikan amonia, karbon dioksida dengan air. Proses Solvey merupakan proses yang paling tua dan bahkan masih digunakan dalam pembuatan Sodium Carbonat dan Sodium Bicarbonat. Dalam proses ini, air laut atau air garam disemprotkan dari atas menara, sedangkan amonia dan karbon dioksida dialirkan melalui bawah menara. Menara yang biasa dipake adalah menara perforated plates dan rotaring blades. Selama reaksi berlangsung, produk yang dihasilkan yaitu Sodium Bicarbonat akan mengalir ke arah samping menara, rotaring scrubber atau blades bergerak kearah samping menara dan membawanya dengan screw conveyor.
Reaksinya :
NH3(g) + H2O + CO2(g) NH4HCO3(aq)
(21)
commit to user
Dalam proses ini dihasilkan hasil samping berupa amonium chlorida. Dan amonium chlorida ini dimurnikan dengan cara sublimasi. Sodium Bicarbonat ini apabila diberi perlakuan pemanasan 2000C maka akan terbentuk menjadi Sodium Carbonat, air, dan karbon dioksida.
2NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O + CO2 (http://farisarizki.blogspot.com/2010/11)
1.4.1.2 Proses Sodium Bicarbonat Murni
Proses ini merupakan proses pembuatan Sodium Bicarbonat yang terbuat dari larutan Sodium Carbonat jenuh yang direaksikan dengan gas carbon dioksida secara berlawanan arah di dalam suatu reaktor pada suhu 400C. Suspensi Sodium Bicarbonat yang terbentuk kemudian akan dikeluarkan dari dasar menara. Disaring suatu filter daun putar. Ampas saringan akan dikeringkan di rotary dryer. Sodium Bicarbonatyang dibuat dengan cara ini mempunyai kemurnian 99,9%. Reaksi :
Na2CO3(s) + H2O + CO2(g) 2 NaHCO3 (Shreve, hal 230, 1956)
Proses ini tidak menghasilkan hasil samping, dan hampir tidak ada limbah yang dihasilkan. Sedangkan proses ini dikenal sebagai teknologi ramah lingkungan.
Dengan membandingkan kedua proses pembuatan Sodium Bicarbonat yang telah diuraikan diatas, maka dalam perancangan ini dipilih proses Sodium Bicarbonat murni. Pemilihan ini didasarkan atas beberapa kelebihan yang dimiliki proses ini dibandingkan dengan proses yang lain yaitu :
1. Produk yang dihasilkan mempunyai konversi yang tinggi.
2. Tidak menghasilkan hasil samping dan sedikit menghasilkan limbah.
(22)
commit to user
1.4.2. Kegunaan ProdukSodium Bicarbonat atau baking soda sangat banyak dipakai dalam industri makanan, pada pembuatan karet, dalam produk farmasi sebagai anti asam dalam natrium api, untuk pengurasan asap cerobang dan berbagai pemakaian kecil yang sangat beragam.
1.4.3. Sifat Fisis dan Kimia
1.4.3.1. Bahan Baku
1. Sodium Carbonat
Sifat Fisis (Kirk and othmer. 1979) : Rumus Molekul : Na2CO3
Wujud : Serbuk
Berat Molekul : 106 g/gmol Titik Didih (1 atm) : 851 º C
Kelarutan : 32,3 g/100g air pada 400C Densitas : 2,533 g/cm3pada 300C Sifat Kimia(Perry. RH, 1999) :
Bereaksi dengan SiO2menghasilkan Na2O Na2CO3+ SiO2 Na2O + SiO2+ CO2 Bereaksi dengan Ca(OH)2menghasilkan NaOH
Na2CO3+ Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3 Bereaksi dengan CaCl2menjadi CaCO3
(23)
commit to user
2. CO2Sifat Fisis(www.wikipedia.com/2010) : Rumus Kimia : CO2
Berat Molekul : 44 g/gmol Titik Lebur : -570C Titik Didih : -780C
Kemurnian : 100%
Sifat Kimia(www.wikipedia.com/2010) :
Carbon Dioksida sangat stabil pada suhu biasa. Jika dipanaskan sampai diatas 17000C reaksi berjalan ke kanan (1,5% pada 22270C).
2 CO2 CO + O2
Carbon Dioksida dapat direduksi dengan H2. CO2+ H2 CO + H2O
Carbon Dioksidadapat bereaksi dengan amoniummembentuk amonium carbonat.
CO2+ 2 NH3 NH2COONH4 1.4.3.2. Bahan Pembantu
3. Air
Sifat Fisis (Perry, RH, 2008) : Rumus molekul : H2O Berat molekul : 18 g/gmol Titik didih (1 atm) : 100 °C
(24)
commit to user
Tekanan kritis : 218 atm Temperatur kritis : 374,2 °C Panas difusi : 1,43 kkal/gmol Panas penguapan : 9,71 kkal/gmol Panas pembentukan : -68,31 kkal/gmol Indeks bias : 1,333
Densitas : 0,9982 g/cm3
Viskositas (cp) : 0,6985
Sifat Kimia(Pudjaatmaka, 1984) : Merupakan senyawa kovalen polar.
Merupakan elektrolit lemah dan mampu menghantarkan listrik karena terionisasi.
H2O H++ OH - Bersifat netral.
Dapat menguraikan garam menjadi asam dan basa. Pelarut yang baik.
Bereaksi dengan oksida logam membentuk hidroksida yang bersifat basa dan apabila bereaksi dengan oksida non logam membentuk asam.
(25)
commit to user
1.4.3.3. Produk1. Sodium Bicarbonat
Sifat Fisis(www.wikipedia.com/2010) :
Rumus Molekul : NaHCO3
Berat Molekul : 84,007 g/gmol
Titik Lebur : 2700C
Densitas : 2,173 g/cm3pada 300C
Kelarutan : 12,7 g/100 g air pada suhu 400C Penampakkan : serbuk putih
Kemurnian : 99,9%
Sifat-sifat Kimia(www.wikipedia.com/2010) :
Bereaksi dengan asam akan menghasilkan Natrium dan Gas NaHCO3+ H+ Na++ H2O + CO2
(26)
commit to user
1.4.4. Tinjauan Proses Secara UmumMenurut Sherve 1956, proses pembuatan Sodium Bicarbonat terbuat dari larutan Sodium Carbonat jenuh yang direaksikan dengan gas Carbon Dioksidasecara berlawanan arah di dalam suatu reaktor gelembung pada suhu 400C dan tekanan 3 atm. Konversi yang dicapai dalam proses ini adalah 98%. Reaksi yang terjadi :
Na2CO3(s) + H2O + CO2(g) NaHCO3(s)
Suspensi Sodium Bicarbonatyang terbentuk kemudian akan dikeluarkan dari dasar menara, disaring di dalam suatu filter daun putar. Ampas saringan akan akan dikeringkan di dalam rotary dryer. Sodium Bicarbonat yang dibuat dengan cara ini mempunyai kemurnian 99,9%.
(27)
commit to user
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Spesifikasi Bahan dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
1. Sodium Carbonat (Na2CO3)
Sumber : PT. Sinochem Nanjing
Fase : Serbuk (30 ºC, 1 atm)
Berat Molekul : 106 g/gmol
Kemurnian : 99,8%
Impuritas (air) : 0,2% 2. CO2
Sumber : PT. Samator Gas
Fase : Gas (30 ºC, 1 atm)
Berat Molekul : 44 g/gmol
Kemurnian : 100%
2.1.2. Spesifikasi Bahan Pembantu 1. Air (H2O)
Sumber : PT. KTI
Fase : Cair (30 ºC, 1 atm)
Berat Molekul : 18 g/gmol Spesific Gravity : 1
Titik Didih : 100 ºC
(28)
commit to user
2.1.3. Spesifikasi Produk1. Sodium Bicarbonat (www.wikipedia.com/2010) :
Fase : Serbuk (30 ºC, 1 atm)
Warna : Putih
Berat Molekul : 84,01 g/gmol
Densitas : 2,173 g/cm3
Melting point : 270 ºC
Kemurnian : min 99,9 %
Impuritas : max 0,1 %
2.2. Konsep Proses 2.2.1 Dasar Reaksi
Reaksi pembuatan Sodium Bicarbonat yaitu reaksi antara larutan Sodium Carbonat dengan Carbon Dioksida sehingga menghasilkan Sodium Bicarbonat. Reaksi :
Na2CO3 + H2O + CO2 2NaHCO3 Sodium Carbonat Air Carbon Dioksida Sodium Bicarbonat
Reaksi yang terjadi adalah eksotermis dan merupakan reaksi irreversible, dan dijalankan secara isotermis pada suhu 400C dan tekanan 3 atm.
2.2.2. Mekanisme Reaksi
Menurut Levenspiel, 1999, reaksi pembuatan Sodium Bicarbonat merupakan reaksi heterogen pada fase gas–cair. Untuk mengetahui mekanisme reaksi dalam reaksi fase gas-cair terlebih dahulu harus
(29)
commit to user
mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam proses yaitu: reaksi kimia, transfer massa maupun keduanya.
Faktor yang paling berpengaruh dalam proses bisa diketahui dengan menghitung nilai Hatta Number (MH).
Bila :
MH> 2 = reaksi kimia relatif sangat cepat dibandingkan dengan transfer massa, sehingga transfer massa yang paling berpengaruh.
0,02 < MH < 2 = transfer massa dan reaksi kimia sama – sama berpengaruh.
MH< 0,02 = reaksi kimia relatif sangat lambat dibandingkan transfer massa, sehingga reaksi kimia yang paling berpengaruh.
Dalam perhitungan diperoleh MH sebesar 0,09411, sehingga dapat dketahui bahwa transfer massa dan reaksi kimia sama-sama berpengaruh. Jadi reaksi terjadi di antara film dan badan cairan.
Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut :
2 AL A B 2 H k . .C k
M
film melewati difusi transfer film di maksimum konversi MH2
(30)
commit to user
LiquidGas
PA
CB
CA
Gambar 2.1 Skema Mekanisme Reaksi
2.2.3. Kondisi Operasi
Menurut Shreve 1956, pembuatan Sodium Bicarbonat dari Sodium Carbonat dan CO2 dilakukan dalam reaktor gelembung (bubble reactor) pada suhu 40 °C dan pada tekanan 3 atm. Reaksi berlangsung secara eksotermis, sehingga membutuhkan pendingin. Pembuatan Sodium Bicarbonat ini memiliki konversi 98 % dan diperoleh kemurnian produk sebesar 99,9%.
2.2.4. Tinjauan Termodinamika
Menurut Perry 1999, untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas reaksi (ΔH) pada reaksi 3 atm. Panas reaksi (ΔH) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
ΔH° = Σ ΔH°f produk -Σ ΔH°f reaktan Persamaan reaksi :
Na2CO3 + H2O + CO2 2NaHCO3
Keterangan gambar :
PA = tekanan larutan Na2CO3 CA= konsentrasi larutan Na2CO3 CB = konsentrasi CO2
(31)
commit to user
Data-data harga ΔH°f untuk masing-masing komponen pada 298°K adalah:
ΔH°f Na2CO3 = -275.230 kcal/kmol ΔH°f H2O = -57.796 kcal/kmol ΔH°f CO2 = -94.052 kcal/kmol
ΔH°f NaHCO3 = -222.100 kcal/kmol Jika ΔH = (-) maka reaksi bersifat eksotermis
Jika ΔH = (+) maka reaksi bersifat endotermis ΔH°reaksi = Σ ΔH°f produk -Σ ΔH°f reaktan
= 2(-222.100 ) – ((-275.230)+(-57.796)+(94.052)) = -17.220 kcal/kmol
Menurut Yaws, 1999, dari harga ΔH sebesar -17.220 kcal/kmol dapat disimpulkan bahwa reaksi ini adalah eksotermis. Untuk mengetahui reaksi pembuatan Sodium Bicarbonat termasuk reaksi reversible atau irreversible, maka harus dihitung harga tetapan kesetimbangan (K)
Diketahui data-data sebagai berikut : ΔG°f Na2CO3 = -251.360 kcal/kmol ΔG°f H2O = -54.635 kcal/kmol ΔG°f CO2 = -94.260 kcal/kmol
(32)
commit to user
Perubahan energi Gibbs reaksi dapat dihitung dengan persamaan : ΔG°reaksi = Σ ΔG°f produk -Σ ΔG°f reaktan
=2 (-202.870) – ((-251.360)+(-54.635)+(-94.260)) = -22.949 kcal/kmol
ΔG°reaksi 1 = -RT ln K
298,15K ol.K 1,987kca/m kcal/kmol 22.949 -RT -ΔG K ln = 38,737
K = 6,66 x 1016
Untuk harga tetapan kesetimbangan pada T = 313,15 K
1 o 1 T 1 T 1 R -ΔH K K ln
Kreaksi = 1,654 x 1016
Dari perhitungan diatas tampak bahwa harga K sangat besar, sehingga reaksi yang terjadi merupakan reaksi irreversible.
2.2.5. Tinjauan Kinetika
Proses pembuatan Sodium Bicarbonatmerupakan reaksi eksotermis. Reaksi yang terjadi :
Reaksi
Na2CO3 + H2O + CO2 2NaHCO3 A + B C Reaksi di atas merupakan reaksi tunggal :
Dapat dituliskan : -rA= k x CAx CB
(33)
commit to user
Dari perhitungan yang terlampir diperoleh nilai k sebesar : = 3,021 m3/kmol.menit
= 0,05035 m3/kmol.s = 181,3 m3/kmol.jam
2.3. Diagram Alir Proses dan Langkah Proses 2.3.1. Diagram Alir Kualitatif
Diagram alir kualitatif dapat dilihat pada gambar 2.2 2.3.2. Diagram Alir Kuantitatif
Diagram alir kuantitatif dapat dilihat pada gambar 2.3 2.3.3. Diagram Alir Proses
(34)
(35)
(36)
(37)
commit to user
2.3.4. Langkah ProsesSecara garis besar, langkah proses pembuatan Sodium Bicarbonat dapat dibagi menjadi 3 tahap utama :
1.Tahap penyiapan bahan baku 2.Tahap reaksi
3.Tahap pemurnian produk 2.3.4.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku
Sodium Carbonat yang disimpan fase padat pada suhu 30°C dan tekanan 1 atm diumpankan ke Mixer-01 dicampur dengan air dari Tangki-01 pada suhu 30 °C di tambah arus recycle 7, diaduk hingga menjadi larutan jenuh Na2CO3.
2.3.4.2 Tahap Reaksi Pembentukan Sodium Bicarbonat
Umpan reaktor dari Mixer-01 dipompakan ke dalam reaktor menggunakan bantuan pompa (P-02). Gas CO2diumpankan pada tekanan 3,42 atm dan suhu 40°C melalui bagian bawah reaktor, dimana gas CO2 sebelumnya dilewatkan ekspander (E-01) dan dipanaskan dengan heat exchanger (HE-01). Didalam reaktor gelembung terjadi reaksi antara larutan Na2CO3dan gas CO2 membentuk NaHCO3. Reaksi berlangsung secara eksotermis sehingga diperlukan pendingin agar suhu dalam reaktor tetap pada 40°C. Pendingin reaktor menggunakan air yang masuk pada suhu 30°C dan keluar pada suhu 35°C. Untuk menjaga tekanan didalam reaktor tetap 3 atm, reaktor dilengkapi dengan exhaust valve yang akan membuang gas CO2sisa ke atmosfer. Produk yang diperoleh dari reaktor
(38)
commit to user
adalah Sodium Bicarbonat, produk samping berupa air, serta sisa reaktan berupa Sodium Carbonat. Dimana hasil samping ini digunakan kembali sebagai umpan Mixer-01 (recycle). Produk reaktor kemudian diumpankan ke unit pemurnian.
2.3.4.3 Tahap Pemurnian Produk
Produk reaktor, diumpankan ke Rotary filter (RDVF-01) untuk dipisahkan dari filtratnya, NaHCO3 yang terbawa filtrat ikut dimasukkan ke mixer (M-01) dengan menggunakan pompa (P-03) sehingga tidak ada yang terbuang. Cake yang terbentuk mengandung air dengan kadar 5% berat cake. Cake keluar filter diangkut dengan menggunakan screw conveyor (SC) kemudian dikeringkan di dalam Rotary dryer (RD-01) dengan menggunakan udara panas pada suhu 1750C dan tekanan 1 atm. Udara diperoleh dari lingkungan dengan blower (B-01) dan dipanaskan dalam heat exchanger(HE-02) sampai suhu 1750C dan dialirkan ke Rotary dryer (RD-01). Debu NaHCO3 yang terbawa keluar udara ditangkap kembali dengan Cyclone (C-01) sekitar 90% berat dan bersama hasil keluaran Rotary dryer (RD-01) diangkut dengan belt conveyor (BC-02) dan Bucket elevator (BE-01) ke Silo produk (S-02) yang kemudian langsung dikemas di unit pengemasan produk.
2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas
Produk : Sodium Bicarbonat99,9% berat
Kapasitas perancangan : 100.000 ton/tahun Waktu operasi selama 1 tahun : 330 hari
(39)
commit to user
2.4.1. Neraca Massaa. Neraca Massa di Mixer 1 (M-01) Tabel 2.1. Neraca Massa di Mixer 1 (M-01)
Komponen INPUT (kg/jam)
OUTPUT (kg/jam) Arus 1 Arus 2 Arus 7 Arus 3
Na2CO3 7.964,720 162,545 8.127,266
H2O 15,961 2.002,359 23.143,493 25.161,813
NaHCO3 127,538 127,538
CO2 Udara Jumlah
7.980,682 2.002,359 23.433,577 33.416,617 33.416,617 33.416,617
b. Neraca Massa di Reaktor (R) Tabel 2.2. Neraca Massa di Reaktor (R)
Komponen INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam) Arus 3 Arus 4 Arus 5 Arus 6
Na2CO3 8.127,266 162,545
H2O 25.161,813 23.808,033
NaHCO3 127,538 12.753,801
CO2 3.969,315 661,552
Udara 3,363
Jumlah 33.416,617 3.969,315 661,552 36.724,379
(40)
commit to user
c. Neraca Massa di Rotary Filter (RDVF-01) Tabel 2.3. Neraca Massa di Rotary Filter 1 (MD-01)Komponen
INPUT
(kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Arus 6 Arus 7 Arus 8
Na2CO3 162,545 162,545
H2O 23.808,033 23.143,493 664,540
NaHCO3 12.753,801 127,538 12.626,263
CO2 Udara
Jumlah 36.724,379 23.433,577 13.290,803 36.724,379
d. Neraca Massa Rotary Dryer (RD-01)
Tabel 2.4. Neraca Massa di Rotary Dryer (RD-01)
Komponen INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam) Arus 8 Arus 9 Arus 10 Arus 11 Na2CO3
H2O 664,540 12,513 652,028
NaHCO3 12.626,263 12.500,000
126,263 CO2
Udara
28.866,091 28.866,091
Jumlah 13.290,803 28.866,091 12.512,513 29.644,381
(41)
commit to user
e. Neraca Massa Cyclone (C-01)Tabel 2.5. Neraca Massa di Cyclone (C-01)
Komponen
INPUT
(kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Arus 11 Arus 12 Arus 13
Na2CO3 H2O
652,028 651,914 0,114
NaHCO3
126,263 12,626 113,636
CO2 Udara
28.866,091 28.866,091
Jumlah 29.644,381 29.530,631 113,750
29.644,381
f. Neraca Massa Bucket Elevator (BE-01)
Tabel 2.6. Neraca Massa di Bucket Elevator (BE-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Arus 10 Arus 13 Arus 14
Na2CO3
H2O 12,513 0,114 12,626
NaHCO3 12.500,000 113,636 12.613,636
CO2 Udara
Jumlah 12.512,513 113,750 12.626,263
(42)
commit to user
NERACA MASSA TOTALTabel 2.7. Neraca Massa Total
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Arus 1 Arus 2 Arus 4 Arus 9 Arus 5 Arus 12 Arus 14
Na2CO3 7.964,720
H2O 15,961 2.002,359 651,914 12,626
NaHCO3 12,626 12.613,636
CO2 3.969,315 661,552
Udara 28.866,091 28.866,091
Jumlah
7.980,682 2.002,359 3.969,315 28.866,091 661,552 29.530,631 12.626,263
(43)
.u
n
s.
a
c.
id
d
ig
ilib
.u
n
s.
a
c.
id
c
o
m
m
it
t
o
u
ser
P ra ra n ca n g a n P a b rik S o d iu m B ic a rb o n a t d a ri S o d iu m C a rb o m a t d a n C O 2 K a p a si ta s 1 0 0 .0 0 0 t o n /t a h u n knik Kimi a UNS 43 MIXER 1 atm 40 C REAKTOR 3 atm 40 C FILTER 1 atm 40 C CYCLONE 1 atm 40 C DRYER 1 atm 70 CH2O umpan CO2
Na2CO3
H2O
Gambar 2.5 Diagram Arus Neraca Massa Pabrik Sodium Bicarbonat
Na2CO3
H2O
NaHCO3
Na2CO3
H2O
NaHCO3
Na2CO3
NaHCO3
H2O
NaHCO3
H2O
udara NaHCO3
H2O
udara
NaHCO3
H2O
NaHCO3
H2O
udara 1 2 3 5 4 6 7 8 9 11 10 12 13 BIN PRODUK NaHCO3
H2O
LOOP 1 LOOP 2
14
NaHCO3
(44)
commit to user
2.4.2. Neraca PanasBasis perhitungan : 1 jam
a. Neraca Panas di Mixer 01 (M-01) Tabel 2.8. Neraca Panas di Mixer 1 (M-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 1 66.065,192
Arus 2 41.957,434
Arus 7 1.460.195,616
Arus 3 1.568.218,242
Jumlah 1.568.218,242 1.568.218,242
b. Neraca Panas di Exspansion Valve (Exp-01) Tabel 2.9. Neraca Panas di Exspansion Valve (Exp-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 4a 17.357,945
Arus 4b 4.434,950
Panas karena Ekspansi 12.922,995
Jumlah
(45)
commit to user
c. Neraca Panas di HE 01Tabel 2.10. Neraca Panas di HE-01
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 4b 4.434,950
Arus 12 6.083.549,148
Arus 4 45.917,504
Beban Arus 12 a 6.042.066,594
Jumlah 6.087.549,098 6.087.549,098
d. Neraca Panas di Reaktor (R-01) Tabel 2.11. Neraca Panas di reaktor (R-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Umpan arus 3 1.568.218,242
Udara arus 4 45.917,504
Panas Reaksi 2.106.905,864
Arus 5 8.714,451
Arus 6 1.819.587,621
Panas yang diserap 1.892.739,538
(46)
commit to user
e. Neraca Panas di Rotary Filter-01Tabel 2.12. Neraca Panas di Rotary Filter (RDVF-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 6 1.819.587,621
Arus 7 1.460.195,616
Arus 8 359.392,006
Jumlah 1.819.587,621 1.819.587,621
f. Neraca Panas di HE- 02
Tabel 2.13. Neraca Panas di HE-02
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 9a 2.735.447,955
Arus 9 4.245.269,517
Panas yang ditambahkan 6.980.717,472
Jumlah 6.980.717,472 6.980.717,472
g. Neraca Panas di Rotary Dryer (RD-01) Tabel 2.14. Neraca Panas di Rotary Dryer (RD-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 8 359.392,006
Arus 9 6.980.717,472
Arus 10 1.108.484,581
Arus 11 6.093.611,581
(47)
commit to user
Jumlah 7.340.109,478 7.340.109,478
h. Neraca Panas di Cyclone (C-01)
Tabel 2.15. Neraca Panas di Cyclone (C-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 11 6.093.611,950
Arus 12 6.083.549,148
Arus 13 10.062,803
Jumlah 6.093.611,950 6.093.611,950
i.Neraca Panas di Bucket Elevator (BE-01)
Tabel 2.16. Neraca Panas di Bucket Elevator (BE-01)
Komponen Panas Masuk
(kJ/Jam)
Panas Keluar (kJ/Jam)
Arus 10 1.108.484,581
Arus 13 10.062,803
Arus 14 1.118.547,384
(48)
commit to user
NERACA PANAS TOTALTabel 2.17. Neraca Panas Total
Komponen
PANAS MASUK (KJ/Jam)
PANAS KELUAR (KJ/Jam)
Arus Arus
Sodium Carbonat 1 66.065,192
Air 2 41.957,434
Carbon Dioksida 4a 17.357,945
Udara 9a 2.735.447,955
HE-02 4.245.269,517
Panas Reaksi R-01 2.106.905,864
Carbon Dioksida 5 8.714,451
Sodium Bicarbonat 14 1.118.547,384
HE-01 12 6.042.066,594
Panas Exp-01 12.922,995
Panas hilang di RD-01 138.012,946
Panas di buang di R-01 1.892.739,538
(49)
.u
n
s.
a
c.
id
d
ig
ilib
.u
n
s.
a
c.
id
c
o
m
m
it
t
o
u
ser
P ra ra n ca n g a n P a b rik S o d iu m B ic a rb o n a t d a ri S o d iu m C a rb o m a t d a n C O 2 K a p a si ta s 1 0 0 .0 0 0 t o n /t a h u n knik Kimi a UNS 49 M-01R-01 RDVF-01 RD-01
HE-01 EV-01 HE-02 C-01 S-02 Na2CO3 H2O CO2 UDARA
Gambar 2.6 Diagram arus Neraca Panas Pabrik Sodium Bicarbonat
Condensat 1 7 2 2 3 4 5 6 7 8 9 4 4b 4a 9 9a 11 10 12 13 14 P. Reaksi Pendingin 12 12a
(50)
commit to user
2.5. Lay Out Pabrik dan Peralatan2.5.1. Lay Out Pabrik
Tata letak pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari seperangkat fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat penting untuk mendapatkan efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja para pekerja serta keselamatan proses.
Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik adalah :
1. Pabrik Sodium Bicarbonat ini merupakan pabrik baru (bukan pengembangan), sehingga penentuan lay out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
2. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa depan.
3. Faktor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan ledakan, maka perencanaan lay outselalu diusahakan jauh dari sumber api, bahan panas, dan dari bahan yang mudah meledak, juga jauh dari asap atau gas beracun.
4. Sistem kontruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan biaya bangunan dan gedung, dan juga karena iklim Indonesia memungkinkan konstruksi secara out door.
5. Harga tanah amat tinggi sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian dan pengaturan ruangan / lahan.
(51)
commit to user
a. Daerah administrasi / perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol Merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang dijual
b. Daerah proses
Merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses berlangsung.
c. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk.
Merupakan daerah untuk tangki bahan baku dan produk. d. Daerah gudang, bengkel dan garasi.
Merupakan daerah untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan oleh pabrik dan untuk keperluan perawatan peralatan proses.
e. Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung proses berlangsung dipusatkan. (Vilbrant, 1959)
(52)
commit to user
N
S E W
TR UK
TR UK
(53)
commit to user
2.5.2 Lay Out PeralatanBeberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lay out peralatan proses pada pabrik Sodium Bicarbonat, antara lain :
1. Aliran bahan baku dan produk
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan ekonomi yang besar serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi.
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan kelancarannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang dapat mengancam keselamatan pekerja.
3. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan tambahan.
4. Lalu lintas manusia
Dalam perancangan lay out pabrik perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dangan cepat dan mudah. Hal ini bertujuan apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki. Keamanan pekerja selama menjalani tugasnya juga diprioritaskan.
(54)
(55)
commit to user
BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
3.1. Reaktor
Kode : R
Fungsi : Sebagai tempat berlangsungnya reaksi antara reaktan utama Sodium Carbonat dengan CO2, membentuk Sodium Bicarbonat sebagai produk utama, dan air sebagai hasil samping.
Tipe : Bubble reactor (reaktor gelembung) Jumlah : 1
Volume : 25,171 m3
Kondisi Operasi : T = 40 ºC P = 3 atm Waktu Tinggal : 1 jam
Material :Low-alloy steel SA-204 grade C
Diameter : 3,167 m
Tinggi : 2,848 m
Tebal shell : 0,75 in
Jenis head : elliptical dished head
Tebal head : 0,75 in
Tinggi head : 0,903 m
(56)
commit to user
Luas lubang masuk (orifice) Diameter : 0,003 m
Jumlah : 102.573,776 buah Pendingin
Tipe : Coil
Bahan : Stainless stell 308 Susunan : Helix (single) Tinggi Coil : 2,944 m Volume Coil : 0,314 m3 Pipa pemasukan dan pengeluaran
Pipa pemasukan reaktan cair
IPS : 4 in
OD : 4,5 in
ID : 3,826 in
SN : 80
Pipa pemasukan reaktan gas
IPS : 8 in
OD : 8,625 in
ID : 7,625 in
SN : 80
Pipa pengeluaran produk cair
IPS : 6 in
(57)
commit to user
ID : 5,761 in
SN : 80
Pipa pengeluaran produk gas
IPS : 4 in
OD : 4,5 in
ID : 4,026 in
SN : 40
3.2. Mixer 01
Kode : M-01
Fungsi : Mencampur Sodium Carbonatdan Air Tipe : Tangki berpengaduk, silinder tegak dengan torispherical head
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : T out = 38,18oC P = 1 atm
Material : SA-283 grade C
Volume : 8,8 m3
Diameter : 2,2283 m
Tinggi : 2,2283 m
Tebal shell : 0,25 in
Tebal head : 0,313 in
(58)
commit to user
Tinggi total : 3,1185 mPengaduk
Jenis pengaduk : Flat Blade Turbinedenganbaffle Jumlah Pengaduk: 1 buah
Diameter : 0,7428 m Kecepatan : 30 rpm
Daya : 0,05 Hp
Pipa pemasukan dan pengeluaran
Pipa pemasukanSodium Carbonat fresh feed
IPS : 1,5 in
OD : 1,9 in
ID : 1,61 in
SN : 40
Pipa pemasukan Airfresh feed
IPS : 1,25 in
OD : 1,66 in
ID : 1,278 in
SN : 40
Pipa pemasukanFiltrathasil hasil filter/ recycle(Arus 7)
IPS : 4 in
OD : 4,5 in
ID : 3,826 in
(59)
commit to user
Pipa pengeluran produk mixerM-01IPS : 12 in
OD : 12,75 in
ID : 12,09 in
SN : 80
3.3. Filter
Kode : RDVF 01
Fungsi : Memisahkan padatan produk keluaran reaktor dari cairan
Tipe : Rotary Drum Vacum Filter
Jumlah : 1
Material : Stainless steel283 grade C
P : 1 atm
Dimensi
Luas filter : 32,365 m2 Diameter Drum : 1,595 m Lebar Drum : 2,393 m Putaran filter : 0,637 rpm Power motor : 35 hp
(60)
commit to user
3.4. DryerKode : RD-01
Fungsi : Mengurangi kadar cairan (air) hingga didapatkan NaHCO399,9%
Tipe : Direct contact counter current Rotary dryer
Jumlah : 1
Material : Carbon Steel SA-283 grade C
P : 1 atm
Dimensi
Diameter : 2,66 m
Panjang : 19,61 m
L/D : 7,3837
Kecepatan putar : 2,7410 rpm Power motor : 20 hp
3.5. Cyclone 01
Kode : C-01
Fungsi : memisahkan produk NaHCO3 yang terbawa oleh aliran gas keluar rotary dryer.
Tipe : Centrifugal cyclone Dimensi
(61)
commit to user
Tinggi : 7,316 m
Diameter pengeluaran gas : 1,37 m Diameter pengeluaran padatan : 0,685 m
3.6. Tangki Air (T-01)
Kode : T-01
Fungsi : Menyimpan Air selama 1 bulan
Tipe : Tangki silinder vertikal, flat bottomed dan atap Torispherical
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : T = 30oC P = 1 atm
Material : Carbon steel SA-283 grade C
Kapasitas : 1734,79m3
Diameter : 13,716 m
Tinggi : 12,802 m
Tebal shell : Course1 = 1,125 in Course2 = 1 in
Course 3 =1 in Course 4 = 0,875 in Course 5 =0,875 in Course 6 =0,75 in Course 7 =0,625 in
(62)
commit to user
Tebal head : 0,438 in
Tinggi head : 2,496 m
Tinggi total : 15,298 m
3.7. Silo 01
Kode : S-01
Fungsi : Menyimpan bahan baku Na2CO3
Tipe : Silinder tegak dengan bagian bawahcone 600 Material : Carbon steel SA 283grade C
Jumlah : 2
Kondisi operasi : T = 30 °C P = 1 atm Kapasitas : 1.361,796 m3
Diameter : 9,899 m
Tinggi : 14,848 m
Tebal shell : 0,4375 in
Tebal cone : 0,5 in
Tinggi total : 23,496 m
3.8. Silo 02
Kode : S-02
(63)
commit to user
Tipe : Silinder tegak dengan bagian bawahcone 600 Material : Carbon steel SA 283grade C
Jumlah : 1
Kondisi operasi : T = 30 °C P = 1 atm Kapasitas : 1.172,875 m3
Diameter : 9,418 m
Tinggi : 14,172 m
Tebal shell : 0,4375 in
Tebal cone : 0,5 in
Tinggi total : 22,334 m
3.9. Exspander 01
Kode : EX-01
Fungsi : Menurunkan tekanan CO2 yang akan masuk ke reaktor.
Jumlah : 1
3.10. Heat Exchanger 01
Kode : HE-01
Fungsi : Memanaskan CO2masuk reaktor
Jenis : Double pipe heat exchanger
(64)
commit to user
Luas transfer panas : 41,76 ft2Tube
Fluida : Fluida panas hasil keluaran cyclone Kapasitas : 65.103,229 lb/jam
Material : Carbon steel SA 283 grade C
Suhu : T in = 84,80oC
Tout = 77,82oC OD tube : 1,66 in
Delta P : 0,0000223 Psi Anulus
Fluida : Fluida dingin CO2umpan reaktor Kapasitas : 8.750,751 lb/jam
Material : Carbon Steel SA 283 grade C
Suhu : T in = 26,28oC
T out = 40oC
ID Anulus : 2,067 in
JumlahHairpin : 4
Delta P : 0,0496 Psi
Panjang Anulus : 12 ft
Uc : 26,80388 Btu/j.F.ft2
Ud : 12,54585 Btu/j.F.ft2
(65)
commit to user
Rd : 0,00269 j.F.ft2/Btu
3.11. Heat Exchanger 02
Kode : HE-02
Fungsi : Memanaskan udara sebagai umpan rotary dryer Tipe : Shell and tube heat exchanger
Beban panas : 4.023.723,311 Btu/jam Luas transfer panas : 1576,19 ft2
Tube
Fluida : Udara
Kapasitas : 63.638,184 lb/jam
Material : Carbon steel SA 283 grade C
Suhu : T in = 30oC
Tout = 175oC
OD tube : 1 in
Susunan : Triangular pitch
BWG : 18
Pitch : 1,25 in
Panjang tube : 16 ft Delta P : 0,008 Psi Shell
Fluida : Fluida panas Steam
Kapasitas : 4.680,731 lb/jam
(66)
commit to user
Suhu : T in = 185oC
T out = 185oC
ID shell : 29 in
Passes : 1
Delta P : 0,004 Psi
Uc : 28,042 Btu/j.F.ft2
Ud : 26,3 Btu/j.F.ft2
Rd required : 0,002 j.F.ft2/Btu
Rd : 0,00240 j.F.ft2/Btu
3.12. Belt Conveyor 01
Kode : BC-01
Fungsi : Mengangkut Na2CO3 dari silo untuk diumpankan ke Mixer
Tipe : closed belt conveyor
Bahan : Kanvas
Kapaitas : 3,146 m3jam
Lebar belt : 14 in
Panjang belt : 16,487 m
(67)
commit to user
3.13. Belt Conveyor 02Kode : BC-02
Fungsi : Mengangkut NaHCO3 keluaran RD untuk di umpankan ke silo
Tipe : closed belt conveyor
Bahan : Kanvas
Kapaitas : 5,761 m3jam
Lebar belt : 14 in
Panjang belt : 5,88 m
Power motor : 0,5 Hp
3.14. Belt Conveyor 03
Kode : BC-03
Fungsi : Mengangkut NaHCO3 keluaran Cyclone untuk di umpankan ke silo
Tipe : closed belt conveyor
Bahan : Kanvas
Kapaitas : 0,052 m3/jam
Lebar belt : 14 in
Panjang belt : 5,88 m
(68)
commit to user
3.15. Screw Conveyor 01Kode : SC-01
Fungsi : Memindahkan hasil filter/cake menuju ke Rotary dryer
Kapsitas : 13,112 m3/Jam
Panjang Screw Conveyor : 15 ft Kecepatan putar : 45 rpm
Power motor : 1 Hp
3.16. Hopper 01
Kode : H-01
Fungsi : Tempat menampung Na2CO3dari silo sebelum diumpankan ke Mixer
Tipe : tangkisilinder denganconical bottom
Kapsitas : 3,15 m3/Jam
Diameter : 1,639 m
Tinggi total : 1,932 m
3.17. Hopper 02
Kode : H-02
Fungsi : Tempat menampung NaHCO3 dari RD dan Cyclone sebelum diumpankan ke Silo-02 Tipe : tangkisilinder denganconical bottom
(69)
commit to user
Kapsitas : 5,81 m3/Jam
Diameter : 2,012 m
Tinggi total : 2,372 m
3.18. Bucket Elevator 01
Kode : BE-01
Fungsi : Memindahkan Na2CO3ke Silo Bahan baku
Tipe : Continuous bucket elevator
Kapsitas : 1338,007 ton/Jam
Ukuran bucket : 11x18x11,75 in Kecepatan bucket : 225 ft/menit
Power motor : 5 Hp
3.19. Bucket Elevator 02
Kode : BE-02
Fungsi : Memindahkan NaHCO3dari Belt Conveyorke Hopper-02
Tipe : Continuous bucket elevator
Kapsitas : 12,63 ton/Jam
Ukuran bucket : 8x5,5x7,75 in Kecepatan bucket : 150 ft/menit
(70)
commit to user
3.20. Pompa 1Kode : P-01
Fungsi : Mengalirkan H2O fresh feed dari T-01 ke Mixer
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 10,304 Tenaga pompa : 0,25 Hp Tenaga motor : 0,5 Hp NPSH required : 1,3474 ft NPSH available : 35,3181 ft
Pipa
IPS : 11/4 in
OD : 1,66 in
ID : 1,278 in
SN : 80
3.21. Pompa 2
Kode : P-02
Fungsi : Mengalirkan output mixer-01 ke reaktor-01
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
(71)
commit to user
Tenaga pompa : 5 Hp
Tenaga motor : 5 Hp
NPSH required : 8,411 ft NPSH available : 35,781 ft Pipa
IPS : 4 in
OD : 4,5 in
ID : 3,826 in
SN : 80
3.22. Pompa 3
Kode : P-03
Fungsi : Mengalirkan hasil bawah RDVF-01 menuju ke Mixer-01
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 120,6188
Tenaga pompa : 1 Hp
Tenaga motor : 1 Hp
NPSH required : 6,9296 ft NPSH available : 43,4174 ft Pipa
(72)
commit to user
OD : 4,5 in
ID : 3,826 in
(73)
commit to user
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
4.1. Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk penunjang proses produksi dalam pabrik. Utilitas di pabrik Sodium Bicarbonat yang dirancang antara lain :
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan air sebagai berikut:
a. Air pendingin dan air proses b. Air umpan boiler
c. Air konsumsi umum dan sanitasi d. Air pemadam kebakaran
2. Unit pengadaan steam
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steamsebagai media pemanas pada ( HE-02)
3. Unit pengadaan udara tekan
Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan instrumentasi pneumatic, untuk penyediaan udara tekan di bengkel, dan untuk kebutuhan umum yang lain.
(74)
commit to user
Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan -peralatan elektronik atau listrik AC, maupun untuk penerangan. Listrik di-supplay dari PLN dan dari generator sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan.
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk boiler dan generator cadangan.
6. Unit pengolahan limbah
4.1.1. Unit Pengadaan Air
Air umpan boiler, air proses, air pendingin, air pemadam kebakaran, air konsumsi umum dan sanitasi yang digunakan adalah air yang diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) yang tidak jauh dari lokasi pabrik.
4.1.1.1. Air pendingin dan Air pemadam kebakaran
Air pendingin yang digunakan adalah air yang diperoleh dari PT. KTI yang tidak jauh dari lokasi pabrik.
(75)
commit to user
4.1.1.2. Air Umpan BoilerUntuk kebutuhan umpan boiler, sumber air yang digunakan adalah air dari PT. KTI. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah sebagai berikut:
a. Kandungan yang dapat menyebabkan korosi
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan-larutan asam dan garam-garam terlarut
b. Kandungan yang dapat menyebabkan kerak (scale reforming) Pembentukan kerak disebsbkan karena kesadahan dan suhu yang tinggi, yang biasanya berupa garam-garam silikat dan karbonat c. Kandungan yang dapat menyebabkan pembusaan (foaming)
Air yang biasanya diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler, karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat tidak larut dalam jumlah yang besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi.
Pengolahan Air Umpan Boiler
Air yang berasal dari PT. KTI belum memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air umpan boiler, sehingga harus menjalani proses pengolahan terlebih dahulu. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan tertentu agar tidak menimbulkan masalah-masalah, seperti:
Pembentukan kerak pada boiler Terjadinya korosi pada boiler
(76)
commit to user
Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagai air umpan boiler meliputi:
a. Filtrasi b. Demineralisasi c. Deaerasi
4.1.1.3. Air Konsumsi Umum dan Sanitasi
Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor, perumahan, dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi beberapa syarat yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.
Syarat fisik :
Suhu air sama dengan suhu lingkungan Warna jernih
Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau Syarat kimia:
Tidak mengandung zat organik maupun zat anorganik Tidak beracun
Syarat bakteriologis:
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen 4.1.1.4. Pengolahan Air
Pengolahan air untuk kebutuhan pabrik meliputi pengolahan secara fisik dan kimia, penambahan desinfektan maupun penggunaan ion exchanger. Pengolahan air melalui beberapa tahapan:
(77)
commit to user
a. Unit demineralisasiUnit ini berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam air seperti Ca2+, Mg 2+, K+, Fe2+, Al3+, HCO3-, SO42-, Cl- dan lain-lain dengan bantuan resin. Air yang diperoleh adalah air bebas mineral yang sebagian akan diproses lebih lanjut menjadi air umpan boiler dan lainnya sebagai air proses. Demineralisasi diperlukan karena air umpan ketel dan air proses membutuhkan syarat-syarat sebagai berikut:
Tidak menimbulkan kerak pada boiler maupun pada tube alat Penukar panas jika steam digunakan sebagai pemanas. Kerak
akan mengakibatkan turunnya efisiensi operasi.
Babas dari semua gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi, terutama gas O2dan gas CO2
Air diumpankan ke cation exchanger yang berfungsi untuk menukar ion-ion positif/kation (Ca2+, Mg 2+, K+, Fe2+, Al3+) yang ada di air umpan. Alat ini sering disebut softeneryang mengandung resin jenis hydrogen-zeolite dimana kation-kation dalam umpan akan ditukar dengan ion H+yang ada pada resin.
Akibat tertukarnya ion H+ dari kation-kation yang ada dalam air umpan, maka air keluaran cation exchanger mempunyai pH rendah (3,7) dan Free Acid Material (FMA) yaitu CaCO3 sekitar 12 ppm. FMA merupakan salah satu parameter untuk mengukur tingkat kejenuhan resin. Pada operasi normal FMA stabil sekitar 12 ppm,
(78)
commit to user
apabila FMA turun berarti resin telah jenuh sehingga perlu diregenerasi dengan H2SO4dengan konsentrasi 4 %.
Air kemudian diumpankan ke anion exchanger. Anion exchanger berfungsi sebagai alat penukar anion-anion (HCO3-, SO42-, Cl-, NO3+, dan CO3-) yang terdapat di dalam air umpan. Di dalam anion exchanger mengandung resin jenis Weakly Basic Anion Exchanger (WBAE) dimana anion-anion dalam air umpan ditukar dengan ion OH-dari asam-asam yang terkandung di dalam umpan.
Batasan yang diijinkan pH (8,8-9,1), kandungan Na+ = 0,08-2,5 ppm. Kandungan silica pada air keluaran anion exchanger merupakan titik tolak bahwa resin telah jenuh (12 ppm). Resin digenerasi menggunakan larutan NaOH 4%. Air keluaran cation dan anion exchangerditampung dalam tangki air demineralisasi sebagai penyimpan sementara sebelum dipakai sebagai air proses dan sebelum diproses lebih lanjut di unit deaerator
b. Unit deaerator
Air yang sudah diolah di unit demineralisasi masih mengandung sedikit gas-gas terlarut terutama O2. Gas-tersebut dihilangkan dari unit deaerator karean menyebabkan korosi. Pada deaerator kadarnya diturunkan sampai kurang dari 5 ppm.
Proses pengurangan gas-gas dalam unit deaerator dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Proses mekanis dilakukan dengan cara mengontakkan air umpan boiler dengan uap tekanan rendah,
(79)
commit to user
mengakibatkan sebagian besar gas terlarut dalam air umpan terlepas dan dikeluarkan ke atmosfer. Selanjutnya dilakukan proses kimiawi dengan penambahan bahan kimia hidrazin (N2H4). Adapun reaksi yang terjadi adalah:
N2H4(aq) + O2 N2+ 2 H2O
Gambar 4.1 Skema Pengolahan Air KTI 4.1.1.5. Kebutuhan air
a. Kebutuhan Air Pendingin dan Air pemadam kebakaran
Kebutuhan Air Pendingin dan Air pemadam kebakaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Kebutuhan Air Pendingin dan Air pemadam
Nama Alat lb/jam kg/jam
Air proses 4.004,718 2.002,359
R-01 220.151,598 110.075,799
Pemadam 44.030,32 22.015,160
(80)
commit to user
Jumlah air yang dibutuhkan sebagai air proses, media pendingin untuk coil pendingin, maupun air pemadam kebakaran adalah sebesar
=118.008,556 kg/jam b. Kebutuhan Air untuk Steam
Kebutuhan Air untuk steam dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.2 Kebutuhan Air untuk Steam
Alat Kebutuhan (kg/jam)
HE-02 1.842,827
Jumlah air 1.842,827
Kebutuhan air untuk steam = 1.842,827 kg/jam
Diperkirakan air yang hilang sebesar 20% sehingga kebutuhan make up air untuk steam = 442,278 kg/jam
c. Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi
Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi Kebutuhan (m3/jam)
Perkantoran 0,5
Laboratorium 0,1042
Hidran/Taman 0,4167
Perumahan 1.6667
Jumlah air 2,688
Kebutuhan air konsumsi umum dan sanitasi = 2,688 m3/jam = 2.687,500 Kg/jam
Total air yang disuplay dari PT. KTI = make up air umpan boiler + air konsumsi = 121.760,596 Kg/jam
(81)
commit to user
4.1.2. Unit Pengadaan SteamSteam yang diproduksi pada pabrik Sodium Bicarbonat ini digunakan sebagai pemanas HE. Steam yang dihasilkan dari boiler ini merupakan saturated steamdengan suhu 185 °C dan tekanan 11,224 atm.
Untuk menjaga kemungkinan kebocoran steam pada saat distribusi, jumlah steam dilebihkan sebanyak 10%. Jadi jumlah steam yang dibutuhkan adalah 2.027,110 Kg/jam.
Spesifikasi boiler:
Kode : BO-01
Jenis : Boiler pipa api
Jumlah : 1 buah
Heating surface : 1.173,9664 ft2 Rate of steam : 4.469,007 lb/jam Tekanan steam : 11,224 atm
Suhu steam : 185 °C
Efisiensi : 80%
Bahan bakar : Batubara
Kebutuhan bahan bakar : 204,682 kg/jam
4.1.3. Unit Pengadaan Udara Tekan
Kebutuhan udara tekan untuk perancangan pabrik Sodium Bicarbonatini diperkirakan sebesar 100 m3/jam, tekanan 6,8 atm dan suhu
(82)
commit to user
30 °C. Alat untuk menyediakan udara tekan berupa kompresor yang dilengkapi dengan dryer yang berisi silika untuk menyerap air
Spesifikasi kompressor yang dibutuhkan:
Kode : KU-01
Fungsi : Memenuhi kebutuhan udara tekan
Jenis : Single Stage Reciprocating Compressor
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 100 m3/jam
Tekanan suction : 1 atm Tekanan discharge : 6,8 atm
Efisiensi : 80%
Daya kompressor : 15 Hp 4.1.4. Unit Pengadaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik di pabrik Sodium Bicarbonat ini dipenuhi oleh PLN dan generator pabrik. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung secara kontinyu, meskipun ada gangguan pasokan dari PLN.
Generator yang digunakan adalah generator bolak-balik karena tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar dan tegangannya dapat dinaikan atau diturunkan sesuai kebutuhan.
Kebutuhan listrik di pabrik ini antara lain terdiri dari : 1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas
(83)
commit to user
3. Listrik untuk penerangan4. Listrik untuk AC
Besarnya kebutuhan listrik masing-masing keperluan di atas dapat diperkirakan sebagai berikut:
1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses and keperluan pengolahan air diperkirakan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan utilitas
Nama Alat Jumlah HP Total HP
PP-01 2 0,5 0,5
PP-02 2 5 5
PP-03 2 1 1
PU-01 2 10,00 10,00
PU-02 2 2,50 2,50
PU-03 2 1,00 1,00
PU-04 2 1,25 1,25
PU-05 2 0,75 0,75
PU-06 2 1,00 1,00
PU-07 2 0,50 0,50
PS-01 1 97,83 97,83
RD-01 1 18,0 18
Jumlah 16 139,33
Jadi jumlah listrik yang dikonsumsi untuk keperluan proses dan utilitas sebesar 139,33 Hp = 114,29 kW
(84)
commit to user
2. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasiDiperlukan menggunakan tenaga listrik sebesar 10 kW 3. Listrik untuk penerangan
Untuk menentukan besarnya tenaga listrik digunakan persamaan;
Dengan: L : Lumen per outlet a : Luas area, ft2
F : Foot candleyang diperlukan (tabel 13 Perry 3thed) U : Koefisien utilitas (tabel 16 Perry 3thed)
D : Efisiensi lampu (tabel 16 Perry 3thed) Perhitungan jumlah lumendapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.5 Jumlah lumen berdasarkan luas bangunan :
Bangunan Luas, m2 Luas, ft2 F U D F/U.D Lumen
Pos keamanan 26 279,85 20 0,42 0,75 63,49 17768,56
Parkir 640 6888,74 10 0,49 0,75 27,21 187448,57
Musholla 64 688,87 20 0,55 0,75 48,48 33399,93
Kantin 80 861,09 20 0,51 0,75 52,29 45024,41
Kantor 800 8610,92 35 0,6 0,75 77,78 669738,14
Ruang kontrol 200 2152,73 40 0,56 0,75 95,24 205021,88
Laboratorium 200 2152,73 40 0,56 0,75 95,24 205021,88
Proses 1500 16145,47 30 0,59 0,75 67,80 1094608,34
Utilitas 1000 10763,65 10 0,59 0,75 22,60 243246,30
Ruang
generator 192 2066,62 10 0,51 0,75 26,14 54029,30
Bengkel 144 1549,97 40 0,51 0,75 104,58 162087,89
Garasi 220 2368,00 10 0,51 0,75 26,14 61908,57
Gudang 100 1076,36 5 0,51 0,75 13,07 14070,13
Pemadam 144 1549,97 20 0,51 0,75 52,29 81043,94
Tangki bahan
baku 500 5381,82 10 0,51 0,75 26,14 140701,29
Tangki produk 500 5381,82 10 0,51 0,75 26,14 140701,29
Jalan dan
taman 2544 27382,72 5 0,55 0,75 12,12 331911,78
Area perluasan 1000 10763,65 5 0,57 0,75 11,70 125890,63
Jumlah 9854 106064,99 3813622,82
D
U.
F
.
a
L
(85)
commit to user
Untuk penerangan luar ruangan = 457.802,4 lumen Untuk penerangan dalam bangunan = 3.335.820,4 lumen
Untuk semua area luar bangunan direncanakan menggunakan lampu merkuri 100 Watt, dimana lumen output tiap lampunya 3000 lumen/buah.
Jadi jumlah lampu luar ruangan = 457.802,4/3000 = 153 buah
Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu flourescent 40 Watt, dimana satu lampu instant Starting Daylight40 W mempunyai lumen output = 1920 lumen/buah
Jadi jumlah lampu dalam ruangan = 3.335.820,4/1920 = 1748 buah
Total daya penerangan adalah = (40 W x 1748 + 100 W x 153) = 85,17 kW
Tabel 4.6 Total Kebutuhan Listrik
No Kebutuhan Listrik Tenaga Listrik, kW
1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas 114,29 2. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi 10
3. Listrik untuk penerangan 85,17
Total 224,46
Generator yang digunakan sebagai cadangan sumber listrik mempunyai efisiensi 80%, sehingga generator yang disiapakan harus mempunyai output sebesar 180 kW
(86)
commit to user
Spesifikasi generator yang diperlukan:Kode : GU-01
Fungsi : Memenuhi kebutuhan listrik
Jenis : AC Generator
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 190 kW
Tegangan : 220/360 V
Efisiensi : 80%
Bahan bakar : Solar
Kebutuhan bakan bakar : 22,471 L/Jam 4.1.5. Unit Pengadaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah batubara untuk boiler dan solar untuk generator.
Pemilihan Batubara sebagai bahan bakar didasarkan pada alasan: 1. Mudah didapat
2. Lebih ekonomis
3. Mudah dalam penyimpanan
Bahan bakar yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Batubara
Heating Value : 25000 Btu/kg
(87)
commit to user
Efisiensi boiler : 80%
Solar
Heating Value : 18800 Btu/lb
Efisiensi : 80%
Sp. Gravity : 0,6891
Densitas : 54,319 lb/ft3
Kebutuhan bahan bakar dapat diperkirakan sebagai berikut: a. Kebutuhan bahan bakar untuk boiler
Kapasitas boiler = 3.274.911,338 Btu/jam
Bahan bakar =
Kebutuhan bahan bakar = 204,682 kg/jam b. Kebtuhan bahan bakar untuk generator
Kapasitas generator = 190 kW
Bahan bakar =
Kebutuhan bahan bakar = 22,471 L/jam
4.1.6. Unit Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari pabrik Sodium Bicarbonat ini adalah limbah hasil pembakaran batubara. Limbah yang dihasilkan dari
Kapasitas alat Eff. .h
Kapasitas alat Eff. ρ.h
(88)
commit to user
pembakaran ini adalah gas buang pembakaran dan abu terbang (fly ash). Limbah ini perlu penangan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Maka dilakukan penangan sebagai berikut :
Abu terbang (fly ash)
Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya serta mengurangi dampak lingkungan. Saat ini abu terbang umumnya abu terbang digunakan dalam pabrik semen sebagai salah satu campuran pembuat beton, selain itu abu terbang memiliki berbagai kegunaan yang amat beragam :
o Penyususn beton untuk jalan dan bangunan o Penimbun bekas lahan pertambangan
o Aditif dalam pengolahan limbah (waste stabilization) o Konversi menjadi zeolit dan absorben
Gas buang
Untuk mengurangi kandunga NOx yang terlepas ke udara, dengan mengunakan teknologi baru. Teknologi ini bekerja seperti “scrubber” yang membersihkan NOx dari flue gas (asap) dari boiler batubara. Alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis untuk mengurangi bagian NOxmenjadi gas tidak terpolusi.
4.2. Laboratorium
Laboratorium memiliki peranan sangat besar di dalam suatu pabrik untuk memperoleh data – data yang diperlukan. Data – data tersebut digunakan untuk evaluasi unit-unit yang ada, menentukan tingkat efisiensi, dan untuk pengendalian mutu.
(89)
commit to user
Pengendalian mutu atau pengawasan mutu di dalam suatu pabrik pada hakekatnya dilakukan dengan tujuan mengendalikan mutu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar yang ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan mulai bahan baku, saat proses berlangsung, dan juga pada hasil atau produk.
Pengendalian rutin dilakukan untuk menjaga agar kualitas dari bahan baku dan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dengan pemeriksaan secara rutin juga dapat diketahui apakah proses berjalan normal atau menyimpang. Jika diketahui analisa produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dengan mudah dapat diketahui atau diatasi.
Laboratorium berada di bawah bidang teknik dan perekayasaan yang mempunyai tugas pokok antara lain :
a. Sebagai pengontrol kualitas bahan baku dan pengontrol kualitas produk
b. Sebagai pengontrol terhadap proses produksi
c. Sebagai pengontrol terhadap mutu air pendingin, air umpan boiler,dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi
Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dalam kelompok kerja shift dan nonshift.
1. Kelompok shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa – analisa rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya,
(90)
commit to user
kelompok ini menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam dengan dibagi menjadi 3 shift dalam 4 regu kerja. Masing – masing shiftbekerja selama 8 jam.
2. Kelompok nonshift
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan di laboratorium. Dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugas antara lain :
a. Menyediakan reagen kimia untuk analisa laboratorium
b. Melakukan penelitian atau percobaan untuk membantu kelancaran produksi
Dalam menjalankan tugasnya, bagian laboratorium dibagi menjadi : 1. Laboratorium fisik
2. Laboratorium analitik
3. Laboratorium penelitian dan pengembangan 4.2.1. Laboratorium Fisik
Bagian ini bertugas mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat – sifat bahan baku, produk, dan air. Pengamatan yang dilakukan yaitu antara lain :
specific gravity kandungan air 4.2.2. Laboratorium Analitik
(1)
Nt = koil Kell Lc = m 14,709 m 395,516
= 26,89
Untuk perancangan dipilih jumlah koil (Nt) = 27 lilitan Koreksi
Lckoreksi = kell koil . Nt
= 14,709 m x 27 = 397,131 m
Atkoreksi = Lc . a”
= 318,752 m x 0,230 m2/m = 91,148 m2
Udkoreksi =
LMTD ΔT . At Q = F 769 , 4 6 x ft 089 , 981 Btu/j 78 , 939 . 483 . 1 2
= 23,353Btu/jam.ft2.oF
k. Tinggi koil (Hc) dan Volume koil (Vc)
Hc = (Nt-1) x jarak lilitan + (Nt + OD koil) = (27-1) x 0,11 m + (27 + 0,073 m) = 4,828 m
Vc = ¼.π.(Odkoil)2x Lc
= ¼.π.(0,07315m)2x 397,131 m = 1,668 m3
9. Perancangan Pipa
Di, opt = 3,9 . Q0,43. ρ0,13 (Wallas, 1988, pers. 6.32)
Dengan Di = diameter pipa optimum, in
(2)
a. Ukuran pipa pemasukan umpan dari Tangki Pencampur
Debit cairan = 24,053 m3/jam = 0,236 ft3/s
ρcairan = 1,389 gr/ml = 86,730 lbm/ft3
Di, opt = 3,637 in
Dari tabel 11 Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :
ID = 3,826 in
OD = 4,5 in
IPS = 4 in
ao = 11,5 in2
SN = 80
b. Ukuran pipa pemasukan umpan gas (CO2)
Debit gas = 572,703 m3/jam = 5,618 ft3/s
ρgas = 6,931 kg/m3 = 0,433 lbm/ft3
Di, opt = 7,605 in
Dari tabel 11 Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :
ID = 7,625 in
OD = 8,625 in
IPS = 8 in
ao = 45,7 in2
SN = 80
c. Ukuran pipa pengeluaran produk cair
Debit cairan = 36.724,379 m3/jam = 0,427 ft3/s
ρcairan = 842,945 kg/m3 = 52,623 lbm/ft3
Di, opt = 4,453 in
Dari tabel 11 Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :
ID = 5,761 in
OD = 6,625 in
IPS = 6 in
ao = 26,1 in2
(3)
d. Ukuran pipa pengeluaran produk gas (CO2)
Debit gas = 95,450 m3/jam = 0,936 ft3/s
ρgas = 6,931 kg/m3 = 0,433 lbm/ft3
Di, opt = 3,396 in
Dari tabel 11 Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :
ID = 4,026 in
OD = 4,5 in
IPS = 4 in
ao = 12,7 in2
(4)
(5)
(6)