PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII MTS AISYIYAH MEDAN T.P 2014/2015.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII
MTs AISYIYAH MEDAN T.P 2014/2015
Oleh :
Arini Ulfah Mawadddah Ritonga NIM 4111521001
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2015
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Arini Ulfah Mawaddah Ritonga dilahirkan di Janjimanahan kawat, pada tanggal 18 Juni 1992. Ayah bernama Iskandar Ritonga dan ibu bernama Siti Sapanah Tanjung dan merupakan anak ke-tiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk SD Negeri 116243 Bintais Jae dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah ke MTs Baharuddin Padang Sidimpuan dan lulus pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke MAS Daarul Muhsinin dan lulus pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED).
(4)
KATA PENGANTAR
Bersyukur Kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII MTs Aisyiyah Medan T.P 2014/2015.” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada, Bapak Purwanto S.Si.,M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd, Bapak Drs. Nurdin Siregar, M.Si, dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Rita Juliani, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan. Kepada Bapak Prof. Drs. Motlan M.Sc, Ph.D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bapak Alkhafi Maas Siregar selaku Ketua Jurusan Fisika. Ucapan Terima kasih kepada Ibu Rahimah kepala sekolah MTs Aisyiyah Medan dan bapak Dedi Surahman S.Si sebagai mata pelajaran IPA (Fisika) MTs Aisyiyah Medan yang telah banyak membantu selama penelitian.
Ucapan Terimakasih yang amat sangat dalam kepada yang teristimewa yaitu kedua orang tua penulis, Ayahanda Iskandar Ritonga dan Ibunda tercinta Siti Sapanah Tanjung yang selalu tulus memberikan yang terbaik kepada penulis. Terisitimewa kepada Uak H. Shaleh Ritonga dan keluarga, bou Rosidah Ritonga dan keluarga, dan Tulang H. Rapas Tanjung dan keluaraga ,kakak tersayang Hariana dan Hariani, adik-adik tercinta Solahuddin Al-Ayyubi Ritonga, Ismail
(5)
Ritonga dan adik bungsuku tersayang indah Jurai Ritonga yang selalu memberikan bantuan, doa, semangat, materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
Ucapan Terima kasih juga disampaikan kepada teman seperjuangan Yuli Purnama, Henni dan Juga Seri, yang selalu menguatkan, menyemangati dan saling mengingatkan dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu, dan kepada seluruh teman-teman seperjuangan kelas Pendidikan Fisika 2011 khususnya My Lovely Comunity (Dae sri ardian, Maghfirah HR, Ainun, Nova, Rani, Sarah, Vera). Juga buat adik-adik di Beauty G-2 (Hikmah, Linda, Roisah, Sarifah, dan Farida) Khususnya buat Nurul Ajima Ritonga yang selalu ada untuk memotivasi dan menyakinkan penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2015 Penulis,
(6)
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII MTs Aisyiyah Medan T.P 2014/2015
Arini Ulfah Mawaddah Ritonga (4111521001)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII MTs Aisyiyah Medan T.P 2014/2015 yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling maka terpilihlah 2 kelas yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 35 orang dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 20 soal yang telah divalidasikan memenuhi uji prasyarat.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 47,75 dan nilai rata-rata kelas kontrol 47,42.Sebelum dilakukan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan media peta konsep, kemampuan awal kedua kelompok siswa sama. Setelah model pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 75,85 dan kelas kontrol 63,28. Data pretes dan postes telah memenuhi uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas dengan taraf signifikansi α = 0,05, sehingga hasil uji t pretes memiliki kesamaan rata-rata dan uji t postes menyatakan ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa.
Selain berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, model pembelajaran Inquiry Training juga meningkatkan aktivitas belajar siswa yang dapat diamati dengan peningkatan aktivitas dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua .Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, diperoleh bahwa rata-rata peningkatan aktivitas siswa cukup baik dari pertemuan I dengan kategori cukup aktif ke pertemuan II dengan kategori aktif.
(7)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 6
1.3.Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 8
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Aktivitas Belajar 10
2.1.3. Hasil Belajar 12
2.1.4 Model Pembelajaran 13
2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran 13
2.1.4.2 Model Pembelajaran Inquiry 14
2.1.4.3Materi Pembelajaran Inquiry Training 16 2.1.4.4Sistem Sosial Pembelajaran Inquiry Training 21
2.1.4.5Peran /Tugas guru 21
2.1.4.6Dampak Intruksional 22
2.1.4.7Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry Training 22 2.1.4.8Teori Belajar yang mendukung Model pembelajaran IT 23
2.2. Model Pembelajaran Konvensional 25
2.3. Penelitian Terdahulu 26
2.4. Materi Pembelajaran 27
Bab III Metode Penelitian
3.1. Lokasi Penelitian 36
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 36
3.3. Variabel Penelitian 36
(8)
3.5. Prosedur Penelitian 38 3.6. Instrumen Penelitian 39
3.7. Validitas Isi 40
3.8 Tekhnik analisis Data 41
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian 45
4.1.1.Data Pretes Siswa kelas Eksperimen dan Kelas kontrol 45 4.1.2.Data Postes Siswa kelas Eksperimen dan Kelas kontrol 48
4.1.3.Uji Normalitas 50
4.1.4 Uji Homogenitas 50
4.1.5 Uji Hipotesis Penelitian 50
4.1.6 Observasi 52
4.1.2.1. Aktivitas Belajar Siswa 52
4.2 Pembahasan 57
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 61
5.2 Saran 61
Daftar Pustaka
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap-Tahap pembelajaran Inquiry Training 15
Tabel 2.2 Sintak pembelajaran Inquiry Training 19
Tabel 2.3. Peneliti Terdahulu 26
Tabel 2.4. Kalor jenis berbagai macam Zat 29
Tabel 2.5. Perubahan Wujud Zat 31
Tabel 3.1. Desain Penelitian 37
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 39
Tabel 3.3 Kreteria Ketuntasan Minimun siswa 40
Tabel 3.4 Kreteria dan Nilai Aktivitas belajar Siswa 40
Tabel 4.1. Diskripsi Data Hasil Penelitian 45
Tabel 4.2 Data Pretes Kelas Eksperimen 46
Tabel 4.3 Data Pretes Kelas kontrol 46
Tabel 4.4 Data Postes Kelas Eksperimen 48
Tabel 4.5 Data Postes Kelas Kontrol 49
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretes 50
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Postes 50
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Data Pretes 51
Tabel 4.9 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 52
Tabel 4.10 Hubungan Aktivitas dengan Hasil Belajar Siswa 54
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peristiwa Perubahan Wujud Zat 30
Gambar 2.2 Perpindahan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-hari 32
Gambar 2.3 Perpindahan Kalor Secara Konduksi 33 Gambar 2.4 Perpindahan Kalor Secara Radiasi 34
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 47 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol 47 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 49 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 49 Gambar 4.5 Diagram Batang Aktivitas kelas Eksperimen 56 Gmabar 4.6 Diagram Batang Aktivitas Pert 1 dan Pert II 56
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) 46 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) 54
Lampiran 3 Lembar kerja siswa (LKS 1) 67
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS 2) 67
Lampiran 5 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 73
Lampiran 6 Tes hasil belajar 81
Lampiran 7 Tabel Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 84 Lampiran 8 Tabel Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 85 Lampiran 9 Tabel Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen 86 Lampiran 10 Tabel Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol 87 Lampiran 11 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 89 Lampiran 12 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 122 Lampiran 13 Data Hasil Belajar Fisika Kelas Eksperimen dan Kontrol 135 Lampiran 14 Perhitungan rata-rata dan Standar Deviasi 144
Lampiran 15 Uji Normalitas 177
Lampiran 16 Uji Homogenitas 178
Lampiran 17 Uji Hipotesisis 180
Lampiran 18 Pedoman Penilaian aktivitas Belajar Siswa 181 Lampiran 19 Tabel distribusi data observasi aktivitas Belajar Siswa 182
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian 185
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dan teknologi informasi merupakan fakta yang tak dapat di pungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat cepat, dramatis, dan kompetatif dalam berbagai bidang kehidupan. Ada banyak sains yang dikembangkan manusia dewasa ini salah satunya adalah fisika. Oleh karena itu penguasaan terhadap fisika sangat diperlukan.
Pelajaran IPA (Sains) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dan Perguruan Tinggi. Fisika merupakan bagian dari Sains atau IPA yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah.
Fisika merupakan mata pelajaran yang mengharuskan siswa memahami, mengerti serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Selama ini siswa hanya terpaku pada langkah-langkah penyelesaian yang diberikan guru, siswa beranggapan bahwa jawaban guru yang paling benar, sehingga siswa merasa takut mengemukakan ide atau pendapatnya. Hal ini dapat menghambat kemampuan berpikir siswa, padahal proses pembelajaran fisika menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir dan mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan mengonstruksi pengetahuan tersebut sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam individu. Persepsi ini tidak akan muncul apabila dalam proses pembelajaran di kelas diupayakan mendorong siswa untuk berpikir.
Menurut Sanjaya (2009) “salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran”. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
(13)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs) Aisiyyah , atau setara dengan dengan Sekolah Menengah Pertama dengan instrumen observasi angket dan wawancara yang disebarkan ke 35 orang siswa MTs Aisiyyah diperoleh, 62,9% (22 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami, dan kurang menarik. 25,7% (9 orang siswa) berpendapat fisika biasa-biasa saja, dan hanya 11,4% (4 orang siswa) yang berpendapat fisika menyenangkan dan mudah dimengerti.
Data angket juga menunjukkan bahwa sebanyak 31,4% (11 orang siswa) menyatakan mereka senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan dengan cara berdiskusi atau berkelompok. Serta sebanyak 65,7% (23 orang siswa) tidak pernah mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja dan membuat siswa menjadi pasif. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi.
Selanjutnya penulis melakukan wawancara di MTs Aisiyyah dengan guru fisika, hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih tergolong rendah. Kesimpulan ini ditarik dari nilai ujian fisika yang dicapai siswa rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni dibawah 75, mengingat KKM di sekolah itu adalah 75 Hal ini disebabkan oleh metode mengajar fisika yang disajikan kurang tepat sehingga kurang menarik minat siswa untuk belajar fisika. Berdasarkan hasil angket, dan wawancara dengan guru dan beberapa orang siswa di MTs Aisiyyah Medan diketahui bahwa metode mengajar yang sering dilakukan adalah ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal.
Pada kenyataannya, siswa menginginkan guru mengajar dengan metode yang lebih bervariasi sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan mengasyikkan. Siswa juga mengharapkan suasana kelas yang lebih rileks dan tidak kaku. Maka itu, menurut Sagala (2009) bahwa ”Guru perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik mengajar yang baik dan tepat sehingga kegiatan belajar yang efektif dan efisien dapat berlangsung sesuai tujuan yang diharapkan”.
(14)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di kelas VII MTs Aisiyyah, mengatakan dalam melaksanakan pembelajaran beliau masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pola mengajar yang digunakan masih menggunakan metode ceramah, mencatat dan mengerjakan soal sehingga kurang variatif dan siswa benjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar masih dibawah standart kelulusan, dimana hanya 40% siswa yang memiliki nilai >75, sedangkan 60% selebihnya memiliki nilai fisika <75.
Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu diupayakan pemecahannya, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat meningkatkan minat, semangat, kemampuan dan kemampuan berpikir untuk dapat bekerja bersama teman dalam menemukan suatu permasalahan, dan kegembiraan siswa serta dengan sendirinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun model pembelajaran yang perlu dikembangkan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan peningkatan berpikir unutk memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya dan terus mengasah kemampuan berpikir melalui peristiwa-perstiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep fisika.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan proses pembelajaran fisika serta meningkatkan kemampuan berpikir siswa, pada siswa kelas VII MTs Aisiyyah
adalah dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training .
Menurut Joyce dkk (2011) untuk menyingkapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa lebih tertarik mempelajari fisika, mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori. Perlu diterapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories.
Pembenahan dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training,
permasalahan tersebut diharapkan dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model pembelajaran Inquiry Training ini diarahkan untuk mengajarkan siswa dalam
proses mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk
(15)
mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.
Melalui model pembelajaran inquiry training ini siswa diharapkan aktif
mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry Training dimulai
dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki atau pengetahuan bersifat tentative (tidak pasti) kepada siswa.
Salah satu konsep yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai aktivitas dan membuat siswa lebih aktif adalah konsep kalor dan perpindahan kalor. Dimana pada konsep kalor dan perpindahan kalor siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada permasalahan bagaimana api membengkokkan strip logam. Dalam hal ini siswa mulai menyelidikinya lebih dalam.Awalnya siswa hanya berpikir, bahwa biasanya, benda yang dipanaskan tidak bengkok, tetapi mungkin terbakar.Lalu mengapa logam tersebut justru membengkok saat dipanaskan? Hal tersebut mulai menunjukkan peristiwa yang aneh, tetapi siswa tidak bisa menyimpulkan begitu saja, mereka harus bekerja menjelaskan situasi, dan hasil dari kerja ini akan berbentuk wawasan, konsep, dan teori baru bagi mereka.
Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki. Hal ini sesuai dengan teori Suchman dalam Joyce dkk (2011) yang menerapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories. Selain itu, guru
juga dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Inquiry Training.
Penerapan Model pembelajaran Inquiry Training ini sudah pernah diteliti
oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti: Syafitri (2014) dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P. 2013/2014”. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes 40,4 dan
(16)
setelah diberi perlakuan yaitu model InquiryTraining maka hasil belajar siswa
meningkat dengan nilai rata-rata postest 75,6. Sementara hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata pretest 40,1 dan postest 60,3. Tetapi selain terdapat peningkatan yang signifikan peneliti belum
dapat memanfaatkan waktu secara efisien dalam menerapkan model Inquiry
Training ini, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan
model Inquiry Training ini sebaiknya telah mempersiapkan model ini dengan
sebaiknya sehingga dapat menggunakan waktu secara maksimal. Adapun aktivitas siswa yang dibuat peneliti dalam deskriptor aktivitas belajar siswa yaitu memperhatikan pelajaran, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan pemberian tugas.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Marwan (2014) dengan judul “ Pengaruh Model pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2013/2014”. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes 35,16 dan setelah diberi perlakuan yaitu model Inquiry Training maka hasil belajar siswa meningkat
dengan nilai rata-rata postes 74,19. Sementara hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata pretest 34,03 dan postest 67,90.
Berdasarkan uraian diatas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan hasil observasi maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan perbedaan materi, tempat penelitian, dan peneliti akan mencoba menutupi kelemahan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar fisika siswa dengan mengangkat judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Kalor dan Perpindahan Kalor Di Kelas VII MTs Aisiyyah Medan T.P 2014/2015”
(17)
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran fisika yaitu:
1. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan
kurang menarik.
2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung
3. Hasil belajar fisika siswa rata-ratnya yang masih di bawah KKM.
4. Pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional yang mana
pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered).
5. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah,maka perlu adanya batasan masalah. Dengan melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa maka masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah
Model Inquiry Training
2. Subjek penelitian adalah siswa MTs Aisiyyah Medan Kelas VII semester
II T.P 2014/2015
3. Materi pelajaran yang akan diteliti adalah Kalor dan Perpindahan Kalor
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok kalor dan perpindahan
kalor di kelas VII di MTs Aisiyyah Medan.
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan kalor di kelas VII MTs Aisiyyah Medan.
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi Kalor dan Perpindahan Kalor di kelas VII MTs Aisiyyah Medan.
(18)
4. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor dan
Perpindahan Kalor kelas VII semester II MTs Aisiyyah T.P 2014/2015.
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok kalor dan Perpindahan
Kalor kelas VII di MTs Aisiyyah
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan kalor kelas VII di MTs Aisiyyah pada pembelajaran dengan model pembelajaran Inquiry Training
3. Untuk mengetahui Aktivitas Belajar siswa dalam proses pembelajaran
pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan akibat pengaruh model
pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa pada
materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII Semester II MTs Aisiyyah Medan T.P 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran bagi guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran fisika
2. Sebagai bahan informasi hasil belajar penerapan model pembelajaran
(19)
1.7 Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005).
2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 2009).
3. Model pembelajaran Inquiry Training adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2010).
4. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat (Joyce dkk, 2011).
(20)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII di MTs Aisyiyah diperoleh nilai rata-rata kelas dengan kategori tuntas.
2. Hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII di MTs Aisyiyah diperoleh nilai rata-rata dengan kategori tidak tuntas.
3. Dari aktivitas yang diamati dengan menggunakan model pembelajaran Inquuiry Training diperoleh rata-rata aktivitas siswa di kelas eksperimen selam dua kali pertemuan adalah yang berkategori cukup aktif.
4. Hasil uji hipotesis memberikan nilai thitung = dan ttabel = , dengan dk dan taraf signifikan menunjukkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok kalordan perpindahan kalor di kelas VII semester II MTs Aisyiyah Medan T.P 2014/2015.
5.2. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas.
2. Kepada siswa selanjutnya yang akan melaksanakan Model Pembelajaran Inquiry Training, sebaiknya meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab dalam berdiskusi dan berkelompok.
3. Kepada guru yang ingin melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry training ada baiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang akan mempresentasikan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tersebut.
(21)
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono (2009), Belajar dan Pembelajaran , Rineka Cipta, Jakarta
Hasbullah, (2005), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo, Jakarta
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2013), Fisika untuk SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.
Marwan, Khairun Nisa. 2014. Pengaruh Model pembelajaran Iquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2013/2014. Medan : FMIPA Unimed
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Syafitri, Maya . 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P. 2013/2014. Medan : FMIPA Unimed
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.
Sadiman., (2009), Media Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-fakror yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sukmadinata, Nana , (2003), Landasan Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya
(22)
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Predana Media Group, Jakarta.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
(1)
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran fisika yaitu:
1. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik.
2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung 3. Hasil belajar fisika siswa rata-ratnya yang masih di bawah KKM.
4. Pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional yang mana pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered).
5. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi 1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah,maka perlu adanya batasan masalah. Dengan melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa maka masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah Model Inquiry Training
2. Subjek penelitian adalah siswa MTs Aisiyyah Medan Kelas VII semester II T.P 2014/2015
3. Materi pelajaran yang akan diteliti adalah Kalor dan Perpindahan Kalor 1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok kalor dan perpindahan kalor di kelas VII di MTs Aisiyyah Medan.
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan kalor di kelas VII MTs Aisiyyah Medan.
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi Kalor dan Perpindahan Kalor di kelas VII MTs Aisiyyah Medan.
(2)
4. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII semester II MTs Aisiyyah T.P 2014/2015. 1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII di MTs Aisiyyah
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan kalor kelas VII di MTs Aisiyyah pada pembelajaran dengan model pembelajaran Inquiry Training
3. Untuk mengetahui Aktivitas Belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII Semester II MTs Aisiyyah Medan T.P 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran bagi guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran fisika
2. Sebagai bahan informasi hasil belajar penerapan model pembelajaran Inquiry Training di MTs Aisiyyah Medan
(3)
1.7 Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005).
2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 2009).
3. Model pembelajaran Inquiry Training adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2010).
4. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat (Joyce dkk, 2011).
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII di MTs Aisyiyah diperoleh nilai rata-rata kelas dengan kategori tuntas.
2. Hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VII di MTs Aisyiyah diperoleh nilai rata-rata dengan kategori tidak tuntas.
3. Dari aktivitas yang diamati dengan menggunakan model pembelajaran Inquuiry Training diperoleh rata-rata aktivitas siswa di kelas eksperimen selam dua kali pertemuan adalah yang berkategori cukup aktif.
4. Hasil uji hipotesis memberikan nilai thitung = dan ttabel = , dengan dk dan taraf signifikan menunjukkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok kalordan perpindahan kalor di kelas VII semester II MTs Aisyiyah Medan T.P 2014/2015.
5.2. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas.
2. Kepada siswa selanjutnya yang akan melaksanakan Model Pembelajaran Inquiry Training, sebaiknya meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab dalam berdiskusi dan berkelompok.
3. Kepada guru yang ingin melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry training ada baiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang akan mempresentasikan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tersebut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono (2009), Belajar dan Pembelajaran , Rineka Cipta, Jakarta
Hasbullah, (2005), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo, Jakarta
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2013), Fisika untuk SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.
Marwan, Khairun Nisa. 2014. Pengaruh Model pembelajaran Iquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2013/2014. Medan : FMIPA Unimed
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Syafitri, Maya . 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P. 2013/2014. Medan : FMIPA Unimed
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.
Sadiman., (2009), Media Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-fakror yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sukmadinata, Nana , (2003), Landasan Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya
(6)
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Predana Media Group, Jakarta.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.