PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA SUKANDEBI KECAMATAN NAMANTERAN KABUPATEN KARO DAN KESESUAIANNYA DENGAN KELAS KEMAMPUAN LAHAN.

(1)

PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 PASCA

ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA SUKANDEBI

KECAMATAN NAMANTERANKABUPATEN

KARO DAN KESESUAIANNYA DENGAN

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

GREGIA TIATIRA PURBA

NIM. 3112131007

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

iv

ABSTRAK

Gregia Tiatira Purba, Nim. 3112131007. Penggunaan Lahan Pertanian

Tahun 2015 Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo dan Kesesuaiannya dengan Kelas Kemampuan Lahan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan lahan pertanian tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman, faktor-faktor penggunaan lahan pertanian, dan kesesuaiannya dengan kelas kemampuan lahan di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang ada di Desa Sukandebi. Pengambilan sampel dengan stratified purposive sampling. Kriteria lahan pertanian yang diukur dalam penelitian ini yaitu lereng permukaan, kepekaan erosi, tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, dan krikil/batuan. Berdasarkan karakteristik lahan untuk mengukur kemampuan lahan menggunakan metode Matching. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik pengukuran, teknik wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: jenis tanaman pasca erupsi tahun 2015 yang paling luas mengalami pertambahan adalah tanaman kubis dengan luas mencapai 43,18 Ha (21,27%) yang sebelum erupsi hanya seluas 20,43 Ha (10,06%). Sebaliknya jenis tanaman yang paling banyak mengalami pengurangan yaitu tanaman jeruk dengan luas 11,27 Ha (5,55%) sebelum erupsi dengan luas mencapai 40,88 Ha (20,14%). Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian di Desa Sukandebi pasca erupsi Gunung Sinabung dipengaruhi oleh faktor produksi dengan banyak (52,38 %), penggunaan lahan pertaniannya dipengaruhi oleh faktor modal (33,33 %), faktor pengalaman bertani (14, 28 %). Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan pertanian di Desa Sukandebi yaitu diperoleh 4 kelas kemampuan lahan yaitu luas kelas kemampuan lahan yang paling tinggi adalah I 118,07 Ha (48,15%), kelas kemampuan lahan II 47,05 Ha (19,18%), kelas kemampuan lahan III 50,24 Ha (20,49%), dan luas yang paling sedikit adalah kelas kemampuan lahan IV 43,11 Ha (17,58%). Luas lahan yang penggunaannya sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya adalah 169,08 Ha (68.96%) dan luas lahan pertaniannya yang penggunaannya tidak berdasarkan kemampuan lahannya adalah 86,39 Ha (35.23%).

Kata kunci: Pasca erupsi, Jenis tanaman, Kemampuan lahan.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas Berkat dan Kasih Karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Penggunaan Lahan

Pertanian Tahun 2015 Pasca Erupsi Sinabung di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo dan Kesesuaiannya dengan Kelas Kemampuan Lahan. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami hambatan dan berbagai kendala, namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

3. Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

5. Drs. Nahor M Simanungkalit M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah menyediakan waktu dan banyak memberi masukan, arahan, bimbingan dalam penulisan proposal hingga menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama perkulihan.

7. Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc selaku dosen penguji yang selalu memberikan koreksi dan masukan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini semakin menjadi lebih baik.

8. Anik Juli Dwi Astuti, S.Si, M.Sc selaku dosen penguji yang juga selalu memberikan koreksi dan masukan kepada penulis.


(6)

iii

10.Teristimewa orangtua penulis Pinohol Purba dan Dorkas Lumban Gaol yang telah memberikan doa, nasihat, dukungan moral dan materiil kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

11.Abang dan kakak (Asmara Purba dan keluarga, Forlak Franka Purba dan keluarga, Karolina Purba dan keluarga, Loka Karsa Purba) yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, dorongan dan semangat kepada penulis.

12.Sahabat-sahabat di kelompok kecil WWJD Small Group dan kakak kelompok (Melda, Eva Suranta, Sarah) yang selalu memberikan motivasi dan mendoakan penulis.

13.Paduan suara Magnificum Et Bonum mulai dari abang kakak alumni, pelatih, pengurus, dan seluruh anggotanya, yang selalu memberikan perhatian, semangat dan motivasi yang luar biasa. Terimakasih buat pembelajaran-pembelajaran selama ini yang sangat berarti bagi penulis.

14.IMASS UNIMED teman-teman sekampung penulis yang tiada hentinya memberikan semangat dan motivasi.

15.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Geografi Unimed secara khusus Kelas A-Reguler 2011 dan teman-teman PPLT 2014 SMAN 1 Tigapanah.

16.Sahabat-sahabat yang tergabung di D’Bataks Jumaylin, Ruth, Rikha, Lasriana, Tiodorlis, Natalina, Dorkas, Enardos, Jenli, Sastrawan, Fredi, Indah Gitta, Theresia, Andreas, Mery, yang selalu membantu penulis, memberikan semangat, memberikan keceriaan dikeseharian penulis dengan canda tawa, dan humor-humor. Penulis bangga bisa menjadi bagian dari kalian.

Akhir kata penulis mengucapakan terimakasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Januari 2016

Gregia Tiatira Purba NIM. 3112131007


(7)

v

DAFTAR ISI

Uraian hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori... 8

B. Penelitian Relevan ... 28

C. Kerangka Berfikir... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian . ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Prosedur Penelitian... 36

F. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik ... 43


(8)

vi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 58 B. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 86 B. Saran ... 87


(9)

vii

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan ... 39

2. Klasifikasi Kedalaman Efektif Tanah ... 39

3. Klasifikasi Tekstur Tanah ... 39

4. Klasifikasi Drainase pada Tanah... 39

5. Klasifikasi Permeabilitas Tanah ... 40

6. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 41

7. Klasifikasi Kepekaan Erosi Tanah ... 41

8. Klasifikasi Penyebaran Batu Tersingkap. ... 42

9. Klasifikasi Tingkat erosi ... 42

10.Luas Desa – Desa Terhadap Kecamatan Namantera ... 44

11.Rata - Rata Curah Hujan Tahunan Gunung Sinabung dan Sekitarnya ... 49

12.Klasifikasi Tipe Iklim Menurut Schmidt – Ferguson ... 50

13.Jenis Penggunaan Lahan dan Luasan di Desa Sukandebi ... 51

14.Kemiringan Lereng di Desa Sukandebi ... 53

15.Karakteristik Satuan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 59

16.Penggunan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 62

17.Penyebaran Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 63

18.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIP ... 70

19.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIIP. ... 71

20.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIIIP... 72

21.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIBu ... 73

22.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIIBu ... 74

23.Penilaiaan Parameter Satuan Lahan AnIVP ... 76

24.Luas Kelas Kemampuan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 77

25.Karakteristik Lahan dan Parameter Penentuan Kelas Kemampuan Lahan di Desa Sukandebi ... 79

26.Analisis kesesuaian penggunaan lahan dengan kelas kemampuan lahan Desa Sukandebi ... 81


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kelas Kemampuan Lahan… ... 12

2. Skema Kerangka Berpikir... ... 31

3. Skema Alir Penelitian... ... 37

4. Peta Administrasi Kecamatan Namanteran... 46

5. Peta Administrasi Desa Sukandebi ... 47

6. Peta Penggunaan Lahan di Desa Sukandebi ... 52

7. Peta Kemiringan Lereng di Desa Sukansebi ... 54

8. Peta Satuan Lahan di Desa Sukansebi ... 60

9. Peta Ttitk Sampel Desa Sukansebi ... 61

10. Penggunaan Lahan Pertanian Tanaman Kubis, 2015... 65

11. Penggunaan Lahan Pertanian Tanaman Wortel, 2015 ... 65

12. Penggunaan Lahan Pertanian Semak Belukar, 2015 ... 66

13. Penggunaan Lahan Pertanian Kopi, 2015 ... 66

14. Penggunaan Lahan Pertanian Kebun Campuran, 2015 ... 67

15. Kondisi Lahan Pertanian Jeruk, 2015 ... 68

16. Tanaman Kubis yang Berada di Kaki Gunung Sinabung dengan Topografi Landai di Satuan Lahan AnIP di Desa Sukandebi, 2015 ... 70

17. Kegiatan Pengukuran Kedalaman Tanah dan Wawancara dengan Salah Satu Petani di Satuan Lahan AnIIIP di Desa Sukandebi, 2015... 73

18. Pengambilan Sampel Tanah di Satuan Lahan AnIBu, 2015 ... 70

19. Kondisi Lahan Pertanian Kopi dan Penggunaan Lahan Berupa Tanaman Kubis di Satuan Lahan AnIVP di Desa Sukandebi, 2015 ... 73


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Hasil Analisis Sampel Tanah Desa Sukandebi, 2015 ... 90

2. Tabel Nomogram Erodibilitas Tanah, 2015 ... 91

3. Diagram Sigitiga Tekstur Tanah USDA ... 92

4. Lembar Observasi... ... 93

5. Daftar Wawancara... 94


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual, Vink dalam (Siswanto, 2006). Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Lahan pertanian adalah lahan yang ditujukan untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Penggunaan lahan pertanian secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan, kemudian pengunaan lahan pertanian memerlukan daya dukung lahan pada suatu satuan lahan atau dengan kata lain kegiatan pertanian lebih baik dilakukan pada lahan yang sesuai kondisi fisiknya dengan kebutuhan tanaman.

Penggunaan lahan untuk aktivitas pertanian, tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifar-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi (Siswanto, 2006). Kemampuan lahan adalah kapasitas suatu lahan untuk berproduksi, kemampuan ini sering diartikan sebagai potensi lahan untuk penggunaan pertanian secara umum dengan kemampuan produksi dari tanah tersebut yang


(13)

2

didasarkan pada fakta-fakta iklim, drainase, dan kemiringan. Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian lahan secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari Arsyad

dalam (Muta’ali, 2012: 95). Sesuai dengan sifat dan faktor-faktor pembatas yang

ada, tiap-tiap lahan mempunyai daya guna yang berbeda antara satu lahan dengan lahan lainnya.

Salah satu tempat yang sangat potensial dijadikan sebagai lahan pertanian berada di dataran tinggi atau kawasan sekitar lereng gunungapi yang memiliki tanah vulkanik. Tanah ini adalah salah satu jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan material-material letusan gunungapi yang berfungsi memperkaya, meremajakan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengandung zat hara yang tinggi. Tanah ini terbentuk dari hasil letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus salah satu material yang dikeluarkan gunungapi debu vulkanik, debu ini yang akan sangat mempengaruhi komposisi tanah sebagai media tumbuh tanaman. Hal tersebut sesuai menurut Pratomo (2006) yang menyatakan bahwa kawasan gunungapi di Indonesia merupakan daerah pertanian yang subur dan selalu padat penduduk sejak zaman dahulu, walaupun tidak lepas dari ancaman letusan.

Peristiwa erupsi gunungapi memberikan dampak yang besar terhadap wilayah di sekitar gunung tersebut, selain secara tidak langsung memberikan dampak yang menguntungkan juga memberikan dampak kerugian yang besar, yaitu salah satunya kerusakan lahan termasuk di dalamnya lahan pertanian. Erupsi


(14)

3

gunungapi yang mengeluarkan lava, lahar, awan panas, debu vulkanik, serta material vulkanik lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Gunung Sinabung (2.460 mdpl) merupakan salah satu gunung di Dataran Tinggi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. Aktivitas gunung ini terjadi pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Kemudian pada tanggal 29 Agustus 2010, Gunung Sinabung mengeluarkan lava. Hasil erupsi gunung Sinabung berupa debu vulkanik menyebar ke beberapa daerah dengan jarak terjauh 7-8 km dari kaki gunung. Debu-debu ini menutupi seluruh tanah dan benda-benda di atasnya. Lahan pertanian yang merupakan mata pencarian masyarakat sekitar tidak luput dari tutupan debu vulkanik tersebut. Jumlah lahan pertanian yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung mencapai 29.885 Ha lebih yang terdiri 20.219 Ha tanaman pangan, 9.666 Ha tanaman holtikultura. Tanaman pangan yang terkena dampak erupsi itu adalah padi (512 Ha), padi gogo (2.842 Ha), jagung (16.736 Ha), ubi jalar (127 Ha), dan keladi (215 Ha). Adapun tanaman holtikultura yang terkena adalah sayuran (7.088 Ha), buah-buahan (2.569 Ha), dan tanaman hias (Antara, 17 Januari 2014).

Desa Sukandebi adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Namanteran dengan luas wilayahnya 3.36 km² (Kecamatan Namanteran dalam angka, 2014) dan berjarak 7 km dari titik erupsi Gunung Sinabung. Desa ini merupakan salah satu desa yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung dan daerah arah semburan debu vulkanik. Debu vulkanik dengan ketebalan yang bervariasi yang mengendap di permukaan tanah menyebabkan perubahan karakteristik tanah dan mengganggu komposisi tanah sehingga menurunkan


(15)

4

kesuburan tanah. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman-tanaman di desa ini banyak yang rusak bahkan sampai mati ataupun gagal panen.

Petani tetap mengolah lahan pertanian walaupun kondisi lahan yang ada telah rusak. Hal ini dilakukan untuk tetap terus mendapatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup karena mata pencaharian utama di desa ini berasal dari pertanian. Para petani di desa ini melakukan pengelolaan terhadap tanah dan juga mengganti tanaman mereka yang sudah rusak menjadi jenis tanaman yang baru, seperti tanaman perkebunan kopi, jeruk digantikan menjadi tanaman holtikultura seperti sayur-sayuran. Pergantian jenis tanaman yang dilakukan para petani tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalkan resiko kerugian yang akan terjadi yaitu kerusakan tanaman dan gagal panen kembali mengingat aktivitas Gunung Sinabung yang belum stabil.

Penggunaan lahan untuk pertanian khususnya pertanian holtikultura akan lebih besar mengalami erosi bila dibandingkan dengan tanah dan vegetasi alaminya. Hal ini disebabkan intensitas tanah pertanian lebih sering diolah atau dipergunakan secara berkesinambungan dan sering dilakukan rotasi tanaman. Selain itu, terdapat juga pengelolaan lahan pertanian dengan menanam tanaman holtikultura di daerah yang curam (>40%) dan belum menerapkan konservasi yang baik.

Berdasarkan hal tersebut penting untuk diketahui besar perubahan penggunaan lahan di tinjau dari jenis tanaman yang terjadi pada lahan pertanian masyarakat di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran dan penggunaan lahan pertanian tersebut kesesuaiannya dengan kelas kemampuan lahan.


(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah erupsi Gunung Sinabung yang memberikan dampak besar terhadap lahan pertanian di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran, material erupsi Gunungapi Sinabung telah menutupi tanaman para petani yang mengakibatkan tanaman tersebut banyak yang rusak bahkan mati, sehingga perbaikan dan pengelolaan lahan pertanian sangat perlu dilakukan, saat ini pengelolaan dan perbaikan lahan pertanian sudah dilakukan di desa tersebut. Banyaknya tanaman-tanaman pertanian yang mati akibat dampak erupsi Gunung Sinabung memaksa para petani menggantikan jenis tanaman yang lain, dengan pergantian tanaman tersebut banyak petani tidak memperhatikan kondisi lahan pertaniannya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi pada penggunaan lahan pertanian berdasarkan jenis tanaman sebelum dan pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi, penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi kesesuaiannyasesuai dengan kelas kemampuan lahan.


(17)

6

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan lahan pertanian sebelum dan pasca erupsi Gunung Sinabung tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman di Desa Sukandebi. 2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian

pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi.

3. Apakah penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi sesuai dengan kelas kemampuan lahan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penggunaan lahan pertanian sebelum dan pasca erupsi Gunung Sinabung tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman di Desa Sukandebi.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi.

3. Mengetahui pengunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi kesesuaiannya dengan kelas kemampuan lahan.


(18)

7

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Karo, masyarakat dan pihak-pihak terkait dapat memberikan informasi dan masukan mengenai perencanaan penggunaan lahan pertanian.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam upaya melalukan pengunaan lahan pertanian yang sesuai dengan kemampuan lahannya.

3. Untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis terkhusus dalam dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi. 4. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti

lain dalam mengkaji/meneliti masalah yang sama pada waktu dan daerah yang berbeda.


(19)

86

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Jenis tanaman pasca erupsi tahun 2015 yang paling luas mengalami pertambahan adalah tanaman kubis dengan luas mencapai 43,18 (21,27%) yang sebelum erupsi hanya seluas 20,43 (10,06%), dan jenis tanaman yang paling banyak mengalami pengurangan yaitu tanaman jeruk dengan luas 11,27 (5,55%) sebelum erupsi dengan luas mencapai 40,88 (20,14%). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian di Desa

Sukandebi pasca erupsi Gunung Sinabung dipengaruhi oleh faktor produksi dengan banyak (52,38 %), faktor modal (33,33 %), faktor pengalaman bertani (14, 28 %). Ketiga faktor tersebut memicu untuk meminimalkan resiko erupsi Gunung Sinabung yang mungkin terjadi karena Gunung Sinabung yang belum stabil.

3. Kelas kemampuan lahan di Desa Sukanebi berdasarkan faktor penghambat bervariasi yaitu kelas I,II,III, dan IV. Faktor pembatas yang paling dominan adalah kemiringan lereng. Luas kelas kemampuan lahan yang paling tinggi adalah I (118,07 Ha atau 48,15%), kelas kemampuan lahan II (47,05 Ha atau 19,18%), kelas kemampuan lahan III (50,24 Ha atau 20,49%), dan luas yang paling sedikit adalah kelas kemampuan lahan IV (43,11 Ha atau 17,58%). Penggunaan lahan pertanian pasca erupsi dengan kelas kemampuan lahan di Desa Sukandebi ini secara umum sudah berdasarkan kelas kemampuannya dan bisa dikatakan kesesuaian kemampuan lahan cukup sesuai dengan penggunaan lahan pertaniannya, namun terdapat 3 penggunaan lahan yang tidak berdasarkan kelas


(20)

87

kemampuan lahan yaitu, satuan lahan AnIBu pada kelas kemampuan lahan I, satuan lahan AnIIBu pada kelas kemampuan lahan II,satuan lahan AnIV pada kelas kemampuan lahan IV.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disarankan:

1. Dalam melakukan pergantian tanaman akibat dari erupsi Gunung Sinabung perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik lahannya dan disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanaman, agar penggunaan lahan pertaniannya sesuai dengan kelas kemampuan lahan.

2. Penggunaan lahan yang sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya perlu dipertahankan dan dijaga kelestariannya, sedangkan untuk lahan yang belum sesuai dengan kelas kemampuan lahannya diperlukan informasi tentang kualitas atau kemampuan lahan itu sendiri bagi masyarakat untuk mempermudah dan pemaksimalan pengolahan lahan.


(21)

88

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 1985. Pertanian Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : IPB Press BPS. 2014. Kecamatan Namanteran Dalam Angka 2014 : BPS Karo.

Erupsi gunung api. (2012). Retrieved from http:// geografi.blogspot.com/.html diakses pada 8 Mei 2015.

Maroeto et al. 2002. Perencanaan Kemampuan Penggunaan Lahan Untuk

Konservasi Lahan “Recharge Area” Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek

(http://eprints.upnjatim.ac.id/2956/1/purnomo edy.pdf, diakses 10 Mei 2015).

Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan

Wilayah. Yogyakarta : BPFG Universitas Gadjah Mada

Pasaribu, Parlin. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi Tanah di Desa Merdeka Kecamatan Kabupaten Karo. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Tarru, Satriani et al . 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan Lahan di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jetetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Janeponto (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/.pdf, diakses 10 Mei 2015)

Semua tentang abu vulkanik .(2014). Retrieved from http://www. Bisakimia.com, diakses 15 Mei 2015

Simanungkalit, N. M. 2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub DAS Sungai Goti-Goti Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara. Tesis.Yogyakarta.Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada.


(22)

89

Siregar, Nicho Chandra. 2013. Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Terhadap TaSukandebi Kehutanan di Arboretum Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara (http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/39720/7/.pdf, diakses 10 Mei 2015)

Siswanto. 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Surabaya : UPN Press Sitorus.1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Semarang : ANDI Utomo, W. H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Jakarta : C. V Rajawali Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Tata Guna Lahan.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Perss,

Zuhdi. 2006. Analisis Kelas Kemampuan Lahan di Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi UniversitasMuhammadiyah Surakarta


(1)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan lahan pertanian sebelum dan pasca erupsi Gunung Sinabung tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman di Desa Sukandebi. 2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian

pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi.

3. Apakah penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi sesuai dengan kelas kemampuan lahan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penggunaan lahan pertanian sebelum dan pasca erupsi Gunung Sinabung tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman di Desa Sukandebi.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi.

3. Mengetahui pengunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi kesesuaiannya dengan kelas kemampuan lahan.


(2)

7

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Karo, masyarakat dan pihak-pihak terkait dapat memberikan informasi dan masukan mengenai perencanaan penggunaan lahan pertanian.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam upaya melalukan pengunaan lahan pertanian yang sesuai dengan kemampuan lahannya.

3. Untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis terkhusus dalam dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi. 4. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti

lain dalam mengkaji/meneliti masalah yang sama pada waktu dan daerah yang berbeda.


(3)

86 A. Kesimpulan

1. Jenis tanaman pasca erupsi tahun 2015 yang paling luas mengalami pertambahan adalah tanaman kubis dengan luas mencapai 43,18 (21,27%) yang sebelum erupsi hanya seluas 20,43 (10,06%), dan jenis tanaman yang paling banyak mengalami pengurangan yaitu tanaman jeruk dengan luas 11,27 (5,55%) sebelum erupsi dengan luas mencapai 40,88 (20,14%). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian di Desa

Sukandebi pasca erupsi Gunung Sinabung dipengaruhi oleh faktor produksi dengan banyak (52,38 %), faktor modal (33,33 %), faktor pengalaman bertani (14, 28 %). Ketiga faktor tersebut memicu untuk meminimalkan resiko erupsi Gunung Sinabung yang mungkin terjadi karena Gunung Sinabung yang belum stabil.

3. Kelas kemampuan lahan di Desa Sukanebi berdasarkan faktor penghambat bervariasi yaitu kelas I,II,III, dan IV. Faktor pembatas yang paling dominan adalah kemiringan lereng. Luas kelas kemampuan lahan yang paling tinggi adalah I (118,07 Ha atau 48,15%), kelas kemampuan lahan II (47,05 Ha atau 19,18%), kelas kemampuan lahan III (50,24 Ha atau 20,49%), dan luas yang paling sedikit adalah kelas kemampuan lahan IV (43,11 Ha atau 17,58%). Penggunaan lahan pertanian pasca erupsi dengan kelas kemampuan lahan di Desa Sukandebi ini secara umum sudah berdasarkan kelas kemampuannya dan bisa dikatakan kesesuaian kemampuan lahan cukup sesuai dengan penggunaan lahan pertaniannya, namun terdapat 3 penggunaan lahan yang tidak berdasarkan kelas


(4)

87

kemampuan lahan yaitu, satuan lahan AnIBu pada kelas kemampuan lahan I, satuan lahan AnIIBu pada kelas kemampuan lahan II,satuan lahan AnIV pada kelas kemampuan lahan IV.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disarankan:

1. Dalam melakukan pergantian tanaman akibat dari erupsi Gunung Sinabung perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik lahannya dan disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanaman, agar penggunaan lahan pertaniannya sesuai dengan kelas kemampuan lahan.

2. Penggunaan lahan yang sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya perlu dipertahankan dan dijaga kelestariannya, sedangkan untuk lahan yang belum sesuai dengan kelas kemampuan lahannya diperlukan informasi tentang kualitas atau kemampuan lahan itu sendiri bagi masyarakat untuk mempermudah dan pemaksimalan pengolahan lahan.


(5)

88

Ahmad. 1985. Pertanian Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : IPB Press BPS. 2014. Kecamatan Namanteran Dalam Angka 2014 : BPS Karo.

Erupsi gunung api. (2012). Retrieved from http:// geografi.blogspot.com/.html diakses pada 8 Mei 2015.

Maroeto et al. 2002. Perencanaan Kemampuan Penggunaan Lahan Untuk Konservasi Lahan “Recharge Area” Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek (http://eprints.upnjatim.ac.id/2956/1/purnomo edy.pdf, diakses 10 Mei 2015).

Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta : BPFG Universitas Gadjah Mada

Pasaribu, Parlin. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi Tanah di Desa Merdeka Kecamatan Kabupaten Karo. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Tarru, Satriani et al . 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan Lahan di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jetetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Janeponto (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/.pdf, diakses 10 Mei 2015)

Semua tentang abu vulkanik .(2014). Retrieved from http://www. Bisakimia.com, diakses 15 Mei 2015

Simanungkalit, N. M. 2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub DAS Sungai Goti-Goti Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara. Tesis.Yogyakarta.Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada.


(6)

89

Siregar, Nicho Chandra. 2013. Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Terhadap TaSukandebi Kehutanan di Arboretum Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara (http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/39720/7/.pdf, diakses 10 Mei 2015)

Siswanto. 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Surabaya : UPN Press Sitorus.1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Semarang : ANDI Utomo, W. H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Jakarta : C. V Rajawali Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Tata Guna Lahan.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Perss,

Zuhdi. 2006. Analisis Kelas Kemampuan Lahan di Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi UniversitasMuhammadiyah Surakarta