PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP YANG DIAJARKAN DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY DAN SNOWBALL THROWING PADA MATERI BILANGAN BERPANGKAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIMANINDO T.A. 2013/2014.

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP YANG DIAJARKAN DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY

DAN SNOWBALL THROWING PADA MATERI BILANGAN BERPANGKAT DI KELAS

VII SMP NEGERI 1 SIMANINDO T.A. 2013/2014

Oleh:

Geltry J. Ambarita NIM. 409111033

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Ujian Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikan sehingga skripsi dengan berjudul “Perbedan Kemampuan Pemahaman Konsep yang Diajarkan dengan Metode Two Stay Two Stray Dan Snowball Throwing Pada Materi Bilangan Berpangkat Di Kelas VII SMP NEGERI 1 SIMANINDO T.A. 2013/2014” ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelas sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Juga kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran mulai dari proposal penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku dosen penguji sekaligus Sekretaris Jurusan Matematika, kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku dosen penguji sekaligus Ketua Jurusan Matematika, kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. W Rajagukguk, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph. D. selaku Dekan FMIPA, kepada Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si. Selaku Rektor UNIMED dan juga buat seluruh Bapak maupun Ibu dosen dan para staf pegawai Jurusan Matematika dan Fakultas MIPA UNIMED yang juga membantu penulis.

Penulis juga tak lupa mengucakan terima kasih kepada Bapak Pinus Sihaloho selaku Kepala Sekolah di tempat penelitian SMP Negeri 1 Simanindo, Bapak H. Siallagan sebagai guru pembimbing dalam penelitian yang telah bersedia menerima penulis dengan terbuka sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar dan kepada semua pihak sekolah yang membantu kelancaran urusan penulis selama penelitian.


(3)

v

Teristimewa buat Ibunda H. Sitohang yang memberikan dukungan penuh dan doa demi keberhasilan penulis mulai dari perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, kepada seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, terkhusus buat Kalep Sitompul yang selalu ada mendampingi penulis dalam suka duka serta memberikan semangat kepada penulis, dan buat seluruh teman-teman yang tidak disebutkan juga penulis mengucapkan terima kasih buat semua doa dan dukungannya.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman penulis khususnya Debora J. Sinuhaji, Desima Eka M. Ginting, dan Rosalina Gultom yang selalu ada dalam suka dan duka, yang memberi semangat dan dukungan selama perkuliahan hingga pada penyusunan skripsi ini dan juga kepada seluruh teman-teman di kelas DIK B 2009 serta semua pihak yang tidak disebutkan yang juga memberikan bantuan, dukungan dan semangat kepada penulis.

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun demikian penulis juga menyadari masih ada kelemahan, kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, maupun isi. Untuk itu penulis masih mengharapkan saran maupun kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini ke depannya kelak dan supaya skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya dan juga buat dunia pendidikan.

Medan, September 2013

Geltry J Ambarita NIM. 409111033


(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Bagan xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Konsep 10

2.1.2 Pemahaman Konsep dalam Matematika 12

2.1.3 Pembelajaran Konsep Matematika 15


(5)

vii

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif 18

2.1.6 Metode Pembelajaran Kooperatif Metode Two Stay Two Stray 20 2.1.7 Metode Pembelajaran Kooperatif Metode Snowball Throwing 22

2.1.8 Perbedaan Metode Two Stay Two Stray dan 27

Metode Snowball Throwing

2.1.9 Materi Bilangan Berpangkat 28

2.1.9.1 Pangkat Bulat 28

2.1.9.2 Pangkat Bulat Positif 28

2.1.9.3 Pangkat Bulat Negatif dan Nol 29

2.1.9.4 Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat Bilangan Bulat 29

2.1.10 Penelitian yang Relevan 30

2.1.11 Kerangka Konseptual 32

2.1.12 Hipotesis 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35

3.1 Jenis Penelitian 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.3 Populasi dan Sampel 35

3.3.1 Populasi 35

3.3.2 Sampel 35

3.4 Mekanisme dan Rancangan Penelitian 36

3.4.1 Mekanisme Penelitian 36

3.4.2 Rancangan Penelitian 37

3.5 Variabel Penelitian 38

3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 39

3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data 39

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data 40

3.7 Teknik Analisis Data 43

3.7.1 Uji Normalitas 43

3.7.2 Uji Homogenitas 44


(6)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 46

4.1.1 Nilai Pretes Kelas Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing 46 4.1.2 Nilai Postes Kelas Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing 47

4.1.3 Deskripsi Pemahama Konsep Siswa 48

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 52

4.2.1 Uji Normalitas Data 52

4.2.2 Uji Homogenitas Data 53

4.2.3 Uji Hipotesis Data 53

4.3 Deskripsi Perasaan Siswa 54

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 60

4.5 Temuan Penelitian 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

5.1 Kesimpulan 66

5.2 Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 68


(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing 27

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan 31

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pretes 39

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Postes 39

Tabel 3.4 Validitas Soal Pretes 41

Tabel 3.5 Validitas Soal Postes 42

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing 46 Tabel 4.2 Data Postes Kelas Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing 47

Tabel 4.3 Skor Tes Pemahaman Konsep Siswa 48

Tabel 4.4 Data Hasil Lembar Perasaan Siswa Metode Two Stay Two Stray 54 Tabel 4.5 Data Hasil Lembar Perasaan Siswa Metode Snowball Throwing 57


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kesalahan siswa dalam menentukan sifat yang digunakan 3 dalam operasi bilangan berpangkat

Gambar 1.2 Kesalahan siswa dalam menentukan operasi bilangan 4 berpangkat yang benar dan yang salah

Gambar 1.3 Kesalahan siswa dalam menentukan hasil operasi bilangan 4 berpangkat

Gambar 1.4 Kesalahan siswa dalam mengaplikasikan operasi bilangan 5 berpangkat

Gambar 4.1. Diagram Skor Postes Siswa Kelas Two Stay Two Stray 50 Gambar 4.2. Diagram Skor Pemahaman Konsep Siswa Kelas Two Stay 51

Two Stray

Gambar 4.3. Diagram Skor Postes Siswa Kelas Snowball Throwing 51 Gambar 4.4. Diagram Skor Pemahaman Konsep Siswa Kelas 52

Snowball Throwing

Gambar 4.5. Lembar perasaan siswa A30 dengan komentarnya 55 Gambar 4.6. Lembar Perasaan Siswa A12 dengan komentarnya 56 Gambar 4.7. Lembar perasaan siswa A07 dengn komentarnya 56 Gambar 4.8. Lembar perasaan siswa B26 dengan komentarnya 58 Gambar 4.9. Lembar perasaan siswa A21 dengan komentarnya 59 Gambar 4.10. Lembar perasaan siswa A01 dengan komentarnya 59


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray I 71 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray II 76 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray III 81 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Snowball Throwing I 85 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Snowball Throwing II 90 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Snowball Throwing III 94 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Two Stay Two Stray I 98 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Two Stay Two Stray II 102 Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Two Stay Two Stray III 106 Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Snowball Throwing I 110 Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Snowball Throwing II 114 Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Snowball Throwing III 118 Lampiran 13 Kisi-Kisi Lembar Perasaan Siswa Metode Two Stay 122

Two Stray

Lampiran 14 Lembar Perasaan Siswa Metode Two Stay Two Stray 123 Lampiran 15 Kisi-kisi Lembar Perasaan Siswa Metode 126

Snowball Throwing

Lampiran 16 Lembar Perasaan Siswa Metode Snowball Throwing 127

Lampiran 17 Lembar Validasi Pretes 129


(10)

xiii

Lampiran 19 Lembar Validasi Postes 133

Lampiran 20 Soal Pretes 136

Lampiran 21 Soal Postes 137

Lampiran 22 Alternatif Jawaban Pretes 139

Lampiran 23 Alternatif Jawaban Postes 140

Lampiran 24 Pedoman Penskoran Nilai Siswa 142

Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep 143

Lampiran 26 Perhitungan Validitas Tes 145

Lampiran 27 Perhitungan Relibilitas Tes 150

Lampiran 28 Data Nilai Pretes dan Postes Kelas Two Stay Two Stray 154 Dan Snowball Throwing

Lampiran 29 Perhitungan Data Pretes dan Postes 156

Lampiran 30 Perhitungan Uji Normalitas 159

Lampiran 31 Perhitungan Uji Homogenitas 165

Lampiran 32 Perhitungan Uji Hipotesis 167

Lampiran 33 Perhitungan Ketuntasan Belajar Siswa 169

Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian 173

Lampiran 35 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 180 Lampiran 36 Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors 181

Lampiran 37 Daftar Nilai Luasan Kurva Normal 182


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Dengan pendidikan, seseorang akan dapat membekali hidupnya dengan berbagai macam pengalamalam.

Seperti yang terdapat dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 (Sagala, 2009:3) “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan negara”.

Banyaknya permasalahan pendidikan yang diungkapan di berbagai media menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pendidikan yang belum dapat dicari pemecahannya. Salah satunya berkaitan erat dengan pendidikan matematika. Pendidikan matematika memiliki peranan penting bagi setiap individu karena dengan matematika individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar, berpikir kritis, logis, sistematis, dan kreatif.

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa di jenjang pendidikan formal mulai dari SD sampai SMA bahkan hingga jenjang perguruan tinggi. Ada banyak alasan perlunya belajar matematika dan berbagai alasan tersebut pada hakikatnya dapat diringkas karena masalah kehidupan sehari-hari. Ironisnya kebanyakan siswa di sekolah menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan tidak disukai. Seperti yang dikemukakan Abdurrahman (2009: 252) : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Sehingga tidak mengherankan jika sampai saat


(12)

2

ini matematika masih rendah dan jauh tertinggal dibanding dengan negara lain. Belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah atau pelajaran hafalan lainnya yang mementingkan proses menghafal, dalam matematika metode menghafal tidak cukup karena matematika bukanlah ilmu hafalan. Jika ingin berhasil mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami rumus-rumusnya. Dalam prakteknya di sekolah, kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghafal konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah mengerti konsep yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hafal saja. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering tidak memahami dan mengerti secara mendalam konsep dari pengetahuan tersebut.

Salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari matematika terletak pada sulitnya siswa memahami konsep. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 16 Februari 2013 melalui wawancara kepada Ibu A.H. Sitanggang, selaku guru matematika bidang studi matematika kelas VII di SMP Negeri 1 Simanindo menyatakan: ”bahwa kemampuan siswa dalam memahami konsep memang masih kurang “. Berdasarkan hasil tes awalpemahaman konsep bilangan berpangkat kepada 37 orang siswa kelas VII SMP N 1 Simanindo pada tanggal 25 Mei 2013 diperoleh bahwa pemahaman konsep siswa tentang bilangan berpangkat memang masih kurang terlihat dari bagaimana siswa mengerjakan soal pemahaman konsep yang diberikan masih terdapat kekeliruan tentang konsep bilangan berpangkat diantaranya:

1. Sebanyak 62,17% siswa tidak pahamdalam menentukan sifat-sifat yang digunakan dalam operasi bilangan berpangkat (soal nomor 2 lampiran 21), antara lain: sebanyak 16,22% siswa tidak bisa menentukan sifat-sifat yang dipakai dalam operasi bilangan berpangkat, terlihat dari lembarjawaban yang kosong; sebanyak 18, 92% siswa tidak memahami maksud menentukan sifat-sifat yang digunakan dalam operasi bilangan berpangkat, terlihat dari lembar


(13)

3

jawaban siswa malah menghitung hasil operasi yang diberikan; dan sebanyak 27,03% siswa salah dalam menentukan sifat-sifat yang digunakan dalam operasi bilangan berpangkat, terlihat dari jawaban tidak sesuai.

Gambar 1.1 Kesalahan siswa dalam menentukan sifat yang digunakan dalam operasi bilangan berpangkat


(14)

4

2. Sebanyak 97,30% siswa tidak mampu menentukan bentuk perpangkatan yang benar dan yang salah (soal nomor 3lampiran 21), terlihat pada lembar jawaban siswa keliru menentukan mana bentuk perpangkatan yang benar dan bentuk perpangkatan yang salah.

Gambar 1.2 Kesalahan siswa dalam menentukan operasi bilangan berpangkat yang benar dan yang salah

3. Sebanyak 56,75% siswa salah dalam menghitung hasil bilangan berpangkat, yakni pada (soal nomor 4 lampiran 21), terlihat pada lembar jawaban siswa tidak mengerti cara menghitung hasil dari operasi bilangan berpangkat yang diberikan.

Gambar 1. 3 Kesalahan siswa dalam menentukan hasil operasi bilangan berpangkat


(15)

5

4. Sebanyak 56,75% siswa tidak paham mengaplikasikan bentuk pangkat ke dalam soal (soal nomor 5 lampiran 21), terlihat pada lembar jawaban sebanyak 13,51% siswa tidak menjawab dan 43,24% siswa menjawab namun tidak dalam bentuk pangkat.

Gambar 1. 4 Kesalahan siswa dalam mengaplikasikan operasi bilangan berpangkat

Dari lembar jawaban kesalahan siswa di atas, diperoleh bahwa pemahaman konsep siswa kelas VII SMP N 1 Simanindo memang masih sangat rendah, hampir seluruh siswa tidak mampu mengerjakan soal bilangan berpangkat sesuai dengan konsep yang sebenarnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal tentang perpangkatan bilangan bulat adalah masih rendahnya pemahaman konsep siswa. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai. Dalam prosespembelajaran guru menerangkan materi dengan metode ceramah dimana siswa mendengarkan kemudian mencatat hal-hal yang dianggap penting. Sumber utama pada proses ini adalah penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi dan menerima begitu saja ilmu dan informasi dari guru. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa.


(16)

6

Berdasarkan hal tersebut pembelajaran yang hanya memberikan informasi kepada siswa kurang tepat digunakan untuk pembelajaran matematika karena matematika bukanlah ilmu hafalan melainkan harus lebih ditekankan pada pemahaman konsep. Menjadikan siswa memahami konsep matematika bukanlah pekerjaan yang mudah karena hal ini bersifat individual. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami suatu konsep, sehingga dalam proses belajar mengajar hendaknya memacu bagaimana siswa belajar sebagai subjek, bukan sebagai objek. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang dapat memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk berkembang. Memilih metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, baik secar mental, fisik maupun sosial. Keterlibatan dan keaktivan siswa dalam kegiatan belajar akan meningkat jika materi yang disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

Oleh karena itu,peneliti menggunakan metodeyang dapat menjadikan seluruh siswa aktif dalam pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan senang untuk belajar matematika, dapat menghubungkan konsep pemikiran yang dimilikinya ke dalam dunia nyata agar dapat memotivasi siswa untuk menerapkan pengetahuannya sehingga pemahaman konsep siswa meningkat yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar.

Adapun metode pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam mengembangkan kemampuan pemahaman konsep siswa diantaranya adalan metode metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing.

Metode pembelajaran TSTS bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Struktur Dua Tinggal Dua Tamu ini memberikan kesempatan kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Lie, 2010:61). Dalam metode pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan siswa untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep.


(17)

7

Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to livetogether), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be)(Depdiknas, 2001:5). MetodeSnowball Throwingmerupakan satu dari model pembelajaran kooperatif dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena dituntut untuk membuat pertanyaan dan pertanyaan tersebut dilempar ke kelompok lain untuk dikerjakan (Suprijono, 2011).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep yang Diajarkan dengan Metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing pada Materi Bilangan Berpangkat di Kelas VII SMP Negeri 1 Simanindo T.A. 2013/2014”.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut:

a. Rendahnya pemahaman siswa tentang konsep matematika.

b. Penyampaian materi matematika di sekolah yang kurang menekankan pada pemahaman konsep siswa.

c. Ketertarikan siswa dalam belajar kurang dikarenakan metode yang digunakan kurang menarik dan cenderung membosankan.

d. Kurangnya perhatian guru dalam melihat perbedaan kemampuan siswa sehingga pemilihan metodenya kurang tepat.

e. Guru kurang memperhatikan bagaimana perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

f. Kurangnya perhatian guru dalam melihat kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran.


(18)

8

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada: rendahnya pemahaman siswa tentang konsep bilangan berpangkatdan penggunaan metode belajar yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran yang membuat siswa tidak merasa tertarik untuk belajar.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep bilangan berpangkat pada siswa yang diajarkan dengan metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing ?

2. Bagaimana siswa menemukan konsepbilangan berpangkat dengan metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing ?

3. Bagaimana perasaan siswa setelah diberi pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing.

2. Mengetahui bagaimana siswa menemukan konsep dengan metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing.

3. Mengetahui perasaan siswa setelah diberi pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing.


(19)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing untuk materi bilangan berpangkat.

2. Mengetahui bagaimana perasaan siswa setelah diberi pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing.

3. Bahan masukan bagi guru di sekolah tempat penelitian dalam pemilihan metode yang relevan dalam pembelajaran agar kemampuan pemahaman konsep siswa makin meningkat khususnya materi bilangan berpangkat.

4. Menambah wawasan peneliti sebagai calon guru.


(20)

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumuussan masalah yang ada maka yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:

1. Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian maka disimpulkan terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing pada materi bilangan berpangkat di kelas VII SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014 dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa kelas Two Stay Two Stray sebesar 63,05 dan kelas Snowball Throwing sebesar 54,10. 2. Dari hasil data tersebut disimpulkan bahwa siswa di kelas Two Stay Two

Stray menemukan konsep dengan cara menyatakan ulang konsep kemudian memberikan contoh dan bukan contoh lalu mengklasifikasikan objek menurut sifatnya hingga membandingkan konsep, namun tidak ada siswa yang menemukan konsep dengan cara mengaplikasikan konsep. Sedangkan siswa di kelas Snowball Throwing menemukan konsep siswa dengan cara menyatakan ulang konsep kemudian memberikan contoh dan bukan contoh hingga mengklasifikasikan objek menurut sifatnya, namun tidak ada siswa yang menemukan konsep dengan cara membandingkan konsep dan mengaplikasikan konsep.

3. Dalam hal ketertarikan siswa atau perasaan siswa dalam mengikuti metode pembelajaran di kelas hanya 72.7% siswa senang metode Two Stay Two Stray dan 74.79% siswa senang metode Snowball Throwing. Sehingga dapat disimpulkan siswa merasa senang dalam mengikuti metode yang digunakan.


(21)

67

5.2. Saran

1. Bagi guru mata pelajaran matematika yang ingin menerapkan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwingsebaiknya tidak diterapkan pada materi bilangan berpangkat karena kurang sesuai.

2. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini agar terlebih dahulu melihat materi yang sesuai serta langkah-langkah yang lebih matang lagi supaya hasilnya lebih optimal dan pembelajaran berjalan dengan lancar.

3. Bagi pihak sekolah agar lebih memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa dan untuk menarik minat siswa dalam belajar baik individu maupun kelompok.

4. Bagi siswa khususnya siswa di tempat penelitian yaitu SMP N 1 Simanindo agar lebih mampu untuk bekerjasama dengan teman di dalam proses pembelajaran dan lebih bergiat di dalam mengikuti materi-materi yang disajikan guru dalam proses belajar mengajar.


(22)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa SMP Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Volume 1, Nomor 2, September 2012. (diakses 13 Maret 2013)

Akhiriyah, Dewi Yuni. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Jurnal Kependidikan Dasar Volume 1, Nomor 2, Februari 2011 (diakses 13 Maret 2013)

Anderson dan Krathwol. 2009. (http://www.idonbiu.com/2009/05/perbedaan-kontekstual.html) (diakses 16 Januari 2013)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Gultom, Herice. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Dan Teknik Two Stay two Stray Di Kelas VIII SMP Negeri 24 Medan Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman Matematika. (http://herdy07. wordpress.com/2010/05/27/ kemampuan-pemahaman-matematis/) (diakses 26 Januari 2013)


(23)

69

Kurjono. 2009. Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-aspeknya. Bandung: Prodi Pendidikan Akutansi.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning, Jakarta: Penerbit Grasindo.

Rustini, Eva. 2011. Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Tipe STAD Pada Pokok Bahasan SPLDV Kelas VIII SMP Negeri 27 Medan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Siregar, Haria Fitri. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Bilangan Rasiona Berpangkat Bilangan Bulat di Kelas IX SMP Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2010/2011. Matematika Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Soedjadi. 2009. Pembelajaran Matematika Sekolah. (http://syarifartikel.blogspot. com/2009/07/pembelajaranmatematika-sekolah.html)(diakses 17 Februari 2013)

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Matematika. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.

Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Jakarta: Tarsito.

Sugijono.2006. MatematikaSMP/MTsUntuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Sukertiasih, Ni Komang. 2010. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Snowball Throwing Pada Pokok Bahasan Limit Fungsi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram Tahun Ajaran 2007/2008. Jurnal GaneÇ Swara Volume 4 Nomor 1 Pebruari 2010 (diakses 16 Januari 2013)


(24)

70

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Trimo dan Rusantiningsih. 2008. (http://researchhengines.com.0408trimo.html). (diakses 17 Februari 2013)

Wanhar. 2008. Hubungan Antara Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika, (http://isjd.pdii.lipi. go.id/admin/jurnal/13093035.pdf)(diakses 12 Februari 2013)

Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing.

(http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. )(diakses 17 Februari 2013) Winkell, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.


(1)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing untuk materi bilangan berpangkat.

2. Mengetahui bagaimana perasaan siswa setelah diberi pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing.

3. Bahan masukan bagi guru di sekolah tempat penelitian dalam pemilihan metode yang relevan dalam pembelajaran agar kemampuan pemahaman konsep siswa makin meningkat khususnya materi bilangan berpangkat.

4. Menambah wawasan peneliti sebagai calon guru.


(2)

67

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumuussan masalah yang ada maka yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:

1. Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian maka disimpulkan terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwing pada materi bilangan berpangkat di kelas VII SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014 dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa kelas Two Stay Two Stray sebesar 63,05 dan kelas Snowball Throwing sebesar 54,10. 2. Dari hasil data tersebut disimpulkan bahwa siswa di kelas Two Stay Two

Stray menemukan konsep dengan cara menyatakan ulang konsep kemudian memberikan contoh dan bukan contoh lalu mengklasifikasikan objek menurut sifatnya hingga membandingkan konsep, namun tidak ada siswa yang menemukan konsep dengan cara mengaplikasikan konsep. Sedangkan siswa di kelas Snowball Throwing menemukan konsep siswa dengan cara menyatakan ulang konsep kemudian memberikan contoh dan bukan contoh hingga mengklasifikasikan objek menurut sifatnya, namun tidak ada siswa yang menemukan konsep dengan cara membandingkan konsep dan mengaplikasikan konsep.

3. Dalam hal ketertarikan siswa atau perasaan siswa dalam mengikuti metode pembelajaran di kelas hanya 72.7% siswa senang metode Two Stay Two Stray dan 74.79% siswa senang metode Snowball Throwing. Sehingga dapat disimpulkan siswa merasa senang dalam mengikuti metode yang digunakan.


(3)

5.2. Saran

1. Bagi guru mata pelajaran matematika yang ingin menerapkan metode Two Stay Two Stray dan metode Snowball Throwingsebaiknya tidak diterapkan pada materi bilangan berpangkat karena kurang sesuai.

2. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini agar terlebih dahulu melihat materi yang sesuai serta langkah-langkah yang lebih matang lagi supaya hasilnya lebih optimal dan pembelajaran berjalan dengan lancar.

3. Bagi pihak sekolah agar lebih memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa dan untuk menarik minat siswa dalam belajar baik individu maupun kelompok.

4. Bagi siswa khususnya siswa di tempat penelitian yaitu SMP N 1 Simanindo agar lebih mampu untuk bekerjasama dengan teman di dalam proses pembelajaran dan lebih bergiat di dalam mengikuti materi-materi yang disajikan guru dalam proses belajar mengajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa SMP Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Volume 1, Nomor 2, September 2012. (diakses 13 Maret 2013)

Akhiriyah, Dewi Yuni. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Jurnal Kependidikan Dasar Volume 1, Nomor 2, Februari 2011 (diakses 13 Maret 2013)

Anderson dan Krathwol. 2009. (http://www.idonbiu.com/2009/05/perbedaan-kontekstual.html) (diakses 16 Januari 2013)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Gultom, Herice. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Dan Teknik Two Stay two Stray Di Kelas VIII SMP Negeri 24 Medan Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman Matematika. (http://herdy07. wordpress.com/2010/05/27/ kemampuan-pemahaman-matematis/) (diakses 26 Januari 2013)


(5)

Kurjono. 2009. Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-aspeknya. Bandung: Prodi Pendidikan Akutansi.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning, Jakarta: Penerbit Grasindo.

Rustini, Eva. 2011. Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Tipe STAD Pada Pokok Bahasan SPLDV Kelas VIII SMP Negeri 27 Medan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Siregar, Haria Fitri. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Bilangan Rasiona Berpangkat Bilangan Bulat di Kelas IX SMP Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2010/2011. Matematika Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Soedjadi. 2009. Pembelajaran Matematika Sekolah. (http://syarifartikel.blogspot. com/2009/07/pembelajaranmatematika-sekolah.html)(diakses 17 Februari 2013)

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Matematika. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.

Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Jakarta: Tarsito.

Sugijono.2006. MatematikaSMP/MTsUntuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Sukertiasih, Ni Komang. 2010. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Snowball Throwing Pada Pokok Bahasan Limit Fungsi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram Tahun Ajaran 2007/2008. Jurnal GaneÇ Swara Volume 4 Nomor 1 Pebruari 2010 (diakses 16 Januari 2013)


(6)

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Trimo dan Rusantiningsih. 2008. (http://researchhengines.com.0408trimo.html). (diakses 17 Februari 2013)

Wanhar. 2008. Hubungan Antara Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika, (http://isjd.pdii.lipi. go.id/admin/jurnal/13093035.pdf)(diakses 12 Februari 2013)

Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing.

(http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. )(diakses 17 Februari 2013) Winkell, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DI KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU TAHUN 2012

0 8 75

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI

1 14 65

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 10 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

1 20 116

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJAR

0 6 88

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

PENGARUH MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN FLASHCARD TERHADAP HASIL BELAJAR SUB MATERI INVERTEBRATA

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIID SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSARI

0 0 6

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY DALAM KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PALIYAN

0 0 10