PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN RESIKO

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN RESIKO
Sri Sulasmiyati, S.Sos, M.AP

PENGERTIAN
 Setiap aktivitas bisnis yang dilakukan selalu

akan bertemu dengan ketidakpastian.
 Ketidakpastian dalam bisnis akan
menimbulkan resiko dalam bisnis.
 Resiko akan memberikan ancaman (biaya,
kerugian, dll) bagi perusahaan
 Setiap resiko yang terjadi di dalam aktivitas
bisnis harus senantiasa diminimalisasi

PENGERTIAN
 Risiko adalah peluang terjadinya hasil yang

tidak diinginkan.
 Risiko adalah ketidakpastianm atas
terjadinya suatu peristiwa.

 Risiko adalah penyimpangan hasil aktual
dari hasil yang di harapkan.
 Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil
yang berbeda

JENIS RISIKO
1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan :
a. Risiko yang tidak disengaja (Risiko Murni)
adalah risiko yang apabila terjadi akan
menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
di sengaja, misalnya terjadi kebakaran,
bencana alam, pencurian,pengelapan dan
pengacauan.
b.

Risiko yang disengaja (Risiko Spekulatif)
adalah
risiko yang sengaja ditimbulkan, agar terjadinya
ketidakpastian memberi keuntungan, seperti
hutang-piutang, perjudian,perdagangan

berjangka.

JENIS RISIKO
c. Risiko fundamental adalah risiko yang
penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita
tidak hanya satu atau beberapa orang
saja, seperti banjir angin topan dan
sebagainya
d. Risiko khusus adalah risiko yang
bersumber pada peristiwa yang mandiri
dan umumnya mudah diketahui
penyebabnya, seperti: kapal kandas,
pesawat jatuh dan tabrakan mobil

JENIS RISIKO
e. Risiko dinamis adalah risiko yang
timbul
karena perkembangan dan
kemajuan

masyarakat di bidang ekonomi,
tehnologi, seperti risiko ke
usangan, risiko diluar angkasa.
Kebalikan risiko statis, seperti
hari tua, kematian

JENIS RISIKO
2. Dapat tidanya risiko dialihkan kepada
pihak lain, dapat dibedakan :
a. Risiko yang dapat dialihkan kepada
pihak lain, dengan
mempertangguhkansuatu objek
yang akan terkena risiko kepada
pihak asuransi
b. Risiko yang tidak dapat dialih kan
pada pihak lain

JENIS RISIKO
3. Menurut sumber/penyebab timbulnya
risiko dapat dibedakan:

a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal
dari dalam perusahaan sendiri, seperti
kecelakaan kerja, kerusakan aktiva
karena karyawan, mismanajemen dsb
b. Risiko ekstern yaitu risiko yang
berasal dari luar perusahaan, seperti
penipuan, persaingan, fuktuasi harga,
perubahan politik.

UPAYA PENANGGULANGAN
RISIKO
1. Mengadakan pencegahan dan

penanggulangan terhadap kemungkinan
terjadinya peristiwa yang meanimbulkan
kerugian
2. Melakukan retensi artinya mentolerir
terjadinya kerugian, dengan membiarkan
terjadinya kerugian dan untuk mencegah
terganggunya operasi dengan menyediakan

dana untuk penanggulangannya.

JENIS RISIKO
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko,
seperti melakukan perdagangan berjangka
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada
pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan
kontrak pertangguhan (asuransi) dengan
perusahaan asuransi terhadap risiko
tertentu.

RISIKO
 Memimalkan risiko  manajemen risiko

adalah suatu sistem pengawasan risiko dan
perlindungan harta benda, hak milik dan
keuntungan badan usaha atau perorangan
atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.


RESIKO
 Hazard  Peril  Losser
 Hazard adalah keadaan bahaya yang dapat

memperbesar kemungkinan terjadinya peril
(bencana).
 Peril adalah suatu peristiwa/kejadian yang
dapat menimbulkan kerugian atau
bermacam kerugian.
 Losser adalah kerugian yang diderita akibat
kejadian yang tidak diharapkan tapi
ternyata terjadi.

JENIS RISIKO
 Manfaat Manajemen Risiko:

1. Membantu perusahaan menghindari
semaksimal mungkin biaya-biaya yang
terpaksa harus dikeluarkan.
2. Membantu manajemen untuk

memutuskan apakah rIsiko yang dihadapi
perusahaan akan dihindari atau diambil.
3. Jika penaksiran risiko dilakukan secara
akurat maka dapat memaksimalkan
keuntungan perusahaan.

LANGKAH-LANGKAH
MANAJEMEN RISIKO
Mengidentifikasi dan
Menaksir resiko

Memonitor Resiko

Menetapkan Kebijakan

Melaksanakan Kebijakan
dan Mengatur Resiko

Memperkenalkan dan Menguji Rencana
jika terjadi hal yang tidak diinginkan


PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Model-model pengambilan keputusan dalam
analisa kuantitatif sering menggunakan
anggapan tersedianya informasi yang
sempurna.
 Dunia nyata para manajer sering dipaksa harus
mengambil keputusan tanpa informasi
sempurna (ada variabilitas informasi, seperti
kondisi kepastian, risiko dan ketidakpastian).
 Model Pengambilan Keputusan dipengaruhi
atau tergantung dari Informasi yang ada/yang
dimiliki.
 Informasi yang ada, pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu Informasi
Sempurna (Perfect Information) dan Informasi
Tidak Sempurna (Imperfect Information).



PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Model Pengambilan Keputusan dikaitkan
Informasi yang dimiliki  Ada 3 (tiga)
Model Pengambilan keputusan:
1. Model Pengambilan Keputusan dalam
Keadaan Kepastian (Certainty)
 Menggambarkan bahwa setiap
rangkaian keputusan (kegiatan)
hanya mempunyai satu hasil (pay of
tunggal).
 Model ini disebut juga Model
Kepastian/ Deterministik.

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
2. Model Pengambilan Keputusan dalam

kondisi Berisiko (Risk)
 Menggambarkan

bahwa
setiap
rangkaian
keputusan
(kegiatan)
mempunyai sejumlah kemungkinan
hasil
dan
masing-masing
kemungkinan hasil probabilitasnya
dapat diperhitungakan atau dapat
diketahui.
 Model Keputusan dengan risiko ini
disebut juga Model Stokastik.

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
3. Model Pengambilan Keputusan dengan
Ketidakpastian (Uncertainty)
 Menggambarkan bahwa setiap

rangkaian keputusan (kegiatan)
mempunyai sejumlah kemungkinan
hasil dan masing-masing kemungkinan
hasil probabilitasnya tidak dapat
diketahui/ditentukan.
 Model Keputusan dengan kondisi seperti
ini adalah situasi yang paling sulit untuk
pengambilan keputusan.

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN (Abraham Wald)
 Biasanya digunakan oleh pengambil

keputusan yang bersifat pesimis.
 Memilih yang terbaik dari antara yang
terburuk.
 Minimaks tabel perolehan dalam bentuk
biaya (kerugian).
 Maksimin tabel perolehan dalam bentuk
keuntungan.

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Minimax
• Mengidentifkasi payof minimum untuk
masing-masing alternatif.
• Memilih alternatif dengan payof minimum
yang terbesar.
• Kelemahan: membandingkan matrik payof

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Minimax
 Kriteria Minimax digunakan hanya pada pilihan-

pilihan: apabila besaran yang
dipertimbangkan adalah biaya atau
kerugian, maka kita akan memilih biaya
atau kerugian yang terkecil.
 Misalnya strategi A penambahan jumlah
peralatan dan strategi B membeli peralatan untuk
proses baru. Kedua strategi itu dihadapkan
dengan kondisi infasi, resesi, dan depresi.
 Informasi yang diperoleh mengenai biaya untuk
masing-masing strategi adalah seperti pada tabel:

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Minimax

Kondisi Bisnis Umum
Infasi
Resesi
Depresi

Strategi A
Strategi B
Penggandaan Proses Pembuatan Proses Baru
Rp 100,00Lama
Rp 95,00
Rp 90,00
Rp 100,00
Rp 80,00

Rp 120,00

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Minimax
 Keadaan terjelek adalah kolom yang

memiliki nilai terbesar atau biaya yang
termahal.
 Melalui strategi A, biaya yang terbesar
adalah Rp 100,00 (jika terjadi infasi},
sedangkan strategi B memiliki biaya yang
terbesar pada waktu depresi Rp 120,00.
 Dalam hal ini yang dipilih adalah strategi
yang memiliki biaya terendah dan nilai
maksimum, yakni strategi A.

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Maximin
 Kriteria Maximin digunakan hanya pada

pilihan-pilihan: apabila besaran yang
dipertimbangkan adalah keuntungan
atau laba, maka kita akan memilih
keuntungan atau laba yang terbesar.

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Maximin
 Sebagai contoh suatu perusahaan sedang

mempertimbangkan empat strategi:
A. mengubah style of product,
B. mengubah harga jual produknya,
C. menggalakkan kampanye periklanan,
D. memperkenalkan produk baru.
 Perusahaan ini menghasilkan barang-barang untuk
ekspor, yang artinya hasil dari masing-masing
alternatif itu tergantung dari apakah nilai dolar itu
konstan, bertambah atau berkurang di pasar uang
internasional. Nilai dolar itu sama sekali tidak
diketahui berapa probabilitasnya pada waktu
mendatang, dan memang tidak dapat dikontrol
sama sekali. Suatu informasi dapat diperoleh dari
konsultan atau bagian pemasaran atau manajer
mengenai kemungkinan hasil pada masing-masing
kondisi bisnis umum.

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Maximin

Kondisi Bisnis Strategi A Strategi B Strategi C Strategi D
Umum
Nilai dolar konstan Rp 120,00 Rp 360,00 Rp- 30,00 Rp 500,00
Nilai dolar
menurun
Nilai dolar naik

Rp -60,00 Rp 120,00 Rp 600,00 Rp 100,00
Rp 240,00 Rp 480,00 Rp 300,00 Rp 120,00

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Maximin
 Di antara keempat strategi pada masing-

masing kondisi bisnis umum, mempunyai nilai
yang terendah. Nilai terendah yang paling
besar dari kesemua strategi itulah yang
disebut sebagai maximin. Misalnya:
 Strategi A punya nilai minimum Rp -60,00
 Strategi B punya nilai minimum Rp 120,00
 Strategi C punya nilai minimum Rp -30,00
 Strategi D punya nilai minimum Rp 100,00

KRITERIA MINIMAX DAN
MAKSIMIN Kriteria Maksimin
 Nilai minimum yang terbesar adalah

strategi B (minimum yang maksimum)
yakni sebesar Rp 120,00, artinya yang
dipilih adalah strategi mengubah hargaharga produknya.

KRITERIA MAKSIMAX
 Kriteria ini memilih nilai terbesar yang

tertinggi. Kriteria ini bersifat optimis karena
masing-masing strategi diambil nilai
maksimum, kemudian diambil nilai
maksimum yang terbesar. Dari contoh
sebelumnya ditunjukkan:
 Strategi A punya nilai maksimum Rp 240,00
 Strategi B punya nilai maksimum Rp 480,00
 Strategi C punya nilai maksimum Rp
600,00
 Strategi D punya nilai maksimum Rp 500,00

KRITERIA MINIMAX REGRET/SAVAGE
REGRET (L.J. Savage)
 Kriteria untuk menghindari penyesalan

yang timbul setelah memilih keputusan
yang meminimumkan maksimum
penyesalan/ keputusan yang menghindari
kekecewaan terbesar, atau memilih nilai
minimum dari regret maksimum

KRITERIA MINIMAX
REGRET/SAVAGE REGRET (L.J.
Savage)
Kondisi
Strategi A Strategi B
Bisnis
Umum
Nilai $ - 500500tetap
120=380
360=140
Nilai $ - 600-(600naik
60)=660
120=480
Nilai $ - 480480-480=0
turun
240=240

Strategi C Strategi D

500-(500-500=0
30)=530
600-600=0 600100=500
480480300=180
120=360

KRITERIA HURWICZ / KOMPROMI ANTARA
MAXIMAX dan MAXIMIN (Leonid Hurwicz)
 Hurwicz mengusulkan suatu kriteria yang

terletak antara kriteria ekstrim maximin
yang pesimistik dgn kriteria ekstrim
maximax yang optimistik.
 Menurut kriteria Hurwicz, pengambil
keputusan menggunakan rata-rata
tertimbang dari nilai terkecil dan terbesar
pada masing-masing alternatif strategi.

KRITERIA HURWICZ / KOMPROMI ANTARA
MAXIMAX dan MAXIMIN (Leonid Hurwicz)
 Kriteria Hurwicz:

1. Pertimbangannya tergantung dari sikap
seorang pengambil keputusan.
2. Sikap konservatif, akan menetapkan
pertimbangan yang terbesar bagi hasil
yang terkecil,
3. Sikap optimistik, maka ia akan
menetapkan pertimbangan yang
terbesar untuk hasil strategi yang
tertinggi.

KRITERIA HURWICZ / KOMPROMI ANTARA
MAXIMAX dan MAXIMIN (Leonid Hurwicz)
 Untuk kasus sebelumnya, anggaplah

pengambil keputusan bersifat konservatif
dan menetapkan pertimbangan 0,75 bagi
hasil yang terendah dan 0,25 bagi hasil
yang tertinggi. Dengan demikian :

KRITERIA HURWICZ / KOMPROMI ANTARA
MAXIMAX dan MAXIMIN (Leonid Hurwicz)

Strate A = 0,7(-60) + 0,2(240 = Rp 15,00
gi
Strate B = 0,75(120 + 0,25)(480 = Rp 210,00
gi
Strate C = 0,75)(-30) + 0,25)(600 = Rp 120,75
gi
Strate D = 0,75(100 + 0,25)(500 = Rp 200,00
gi
5)
5)
Sesuai kriteria Hurwicz, yang dipilih
adalah strategi B, yakni mengubah
harga produknya.

 Akan tetapi, apabila pengambil

keputusan itu menetapkan
pertimbangan 0,20 yang terendah
dan 0,8 untuk yang tertinggi, maka
hasil penilaiannya adalah seperti
berikut:
Strate
A = 0,20 (-60) + 0,80 (240) = Rp 180,00
gi
Strate
B = 0,20 (120) + 0,80 (480) = Rp 408,00
gi
Strate C = 0,20 (-30) + 0,80 (600) = Rp 450,20
gi
Strate D = 0,20 (100) + 0,80 (500) = Rp 420,00
gi