MENGAPA HARUS GURU id. docx

MENGAPA HARUS GURU?
Oleh : Sri Wah yuni Nasution, S.Pd.I (SWN)
Bismillah.......
Saya bukanlah sosok ideal yang memiliki ciri-ciri yang serba ada, baik sebagai guru
masa kini maupun masa depan. Awal menjadi guru pun adalah sikap paksaan dari seorang
pahlawan yang sangat berjasa dalam hidup saya, berkedudukan sebagai seorang Raja,
permaisuri, dokter, akuntan, chef bahkan rela menjadi cleaning service di syurga yang kami
namakan rumah. Ibunda tercinta yang awal karirnya memang sebagai guru memaksa kami
khususnya saya dan saudara-saudara saya yang perempuan agar menjadi guru. Alasannya
sangat sederhana dan awalnya sangat tidak masuk akal, yaitu “Guru pulangnya cepat, ada
liburnya ketika libur sekolah jadi waktu untuk keluarga sangat banyak”. Betapa anehnya
alasan ini, karena seorang guru profesional akan selalu mengusahakan agar jam terbangnya
ketika mengajar jauh lebih banyak dan lebih hebat daripada teman sejawatnya, agar income
lebih banyak tentu harus memiliki jadwal padat bahkan jika perlu seorang manager yang
selalu mengusahakan agar pundi-pundi calon berlian bisa masuk ke buku tabungan. Semua
alasan ini tentu saja mematahkan hipotesa ibunda yang membahas tentang pentingnya waktu.
Seiring dengan berjalannya waktu, ketika itu saya SMA di sebuah sekolah negeri
alhamdulillah yang sangat berkutat dengan pemahaman dan pengetahuan yang menjadi
modal awal untuk mulai memikirkan jenjang berikutnya yaitu perguruan tinggi. Pada saat itu

saya sangat menyukai Fisika dan Kimia bahkan agak membenci pelajaran Matematika.

Karena alasan ini saya berharap bisa masuk kuliah bidang kesehatan, atau kebidanan yang
jelas bukan kedokteran karena kemampuan saya hanya rata-rata perut bukan kepala. Tetapi
yang terjadi adalah ibunda sangat memaksa untuk menjadikan saya sebagai guru. Pertanyaan
pertama yang muncul di kepala saya adalah....Mengapa harus Guru?
Bukan hanya jurusan yang membuat saya tidak ikhlas menerima bahkan saya pun harus
mengambil jurusan Matematika agar bisa bertahan di sebuah perguruan tinggi negeri. Dari
sekolah umum harus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri Islam, tantangan
yang sangat luar biasa. Pada semua bagian yang terpenting adalah proses kerasnya
perjuangan untuk mendapatkan ijazah dan Akta 4 sebagai seorang guru secara administratif,
akhirnya pertanyaan di kepala saya pada waktu itu sedikit demi sedikit mulai terjawab.
Mungkin karena itu prinsip yang Allah berikan kepada kita, bahwa Allah lebih mencintai
proses dari hasil.
Mengapa harus guru, ini karena :
1. Allah mengajarkan kita melalui profesi guru bahwa Mulailah menyukai, mencintai dan
menyayangi. Pengalaman yang sangat berharga, ketika SMA saya tidak tuntas nilai
Matematika, ibunda bukan menyuruh saya les tambahan lagi atau belajar lebih giat. Beliau
hanya berpesan “Mulailah menyukai dan mencintai matematika”. Hanya itu solusinya, dan
akhirnya hal ini membawa saya sebagai seorang guru Matematika dan akhirnya saya
mencintai matematika. Profesi saya ternyata bertugas untuk “menyukai, mencintai dan
menyayangi bukan hanya sekedar menjadikan anak-anak didik memiliki nilai Matematika

yang tinggi.
2. Setelah menjadi guru saya semakin memahami bahwa pendidikan itu adalah proses
belajar, proses perbaikan bukan hanya untuk anak didik dan terutama bagi pribadi guru.
Ibarat sebuah power bank bagaimana bisa seorang guru bisa mencharge kepala dan hati
seorang siswa jika baterai pengetahuan dan kebaikan hanyalah sebuah kekosongan.
Istarani di dalam bukunya yang berjudul (Sosok Guru Handal-Tangguh Berkepribadian
Selamat Dunia-Akhirat) bahwa ciri guru masa kini adalah guru yang berprinsip bahwa
satu keteladanan lebih baik dari seribu nasehat. Sedangkan ciri guru masa depan adalah
guru yang orang lain masih berfikir sedangkan dia sudah berbuat, orang melangkah satu
langkah ke depan, tetapi dia sudah melangkah 10 langkah ke depan, orang lain belum
berbuat, tetapi dia telah melakukannya, orang lain belum mendapatkannya, tetapi dia

sudah terlebih memilikinya. Sedangkan bagi saya guru itu jika ingin didemgar maka ia
harus mendengar jika ingin anak didiknya soleh maka pribadinya yang terlebih dahulu
disolehkan. Mendidik itu kepada siswa atau guru?ini mungkin adalah pertanyaan teraneh
yang sempat berterbangan di kepala saya. Ternyata kalimat itu tidak cocok dengan
penghubung kata atau

karena yang benar bahwa True Teacher adalah Guru yang


mendidik dirinya dan siswanya menjadi pribadi yang luar biasa di hadapan Allah.
3. Guru itu multi talenta. Guru yang sepantasnya memenangkan sebuah acara Indonesia
good Talent, karena hanya profesi gurulah yang menuntut banyak talenta. Guru bisa jadi
pelawak, jadi pendongeng, jadi dokter bahkan jadi hakim yang adil. Sungguh profesi yang
membuat kita banyak belajar.
4. Saya adalah seorang guru. Saya bukan guru ideal bukan karena saya tidak mau tapi
karena saya menilai bahwa diri saya memiliki banyak kekurangan, karena penilaian ini
membuat saya termotivasi untuk mau merubah diri saya, walau tidak berhasil dan walau
jutaan kali mengalami kegagalan. Tapi semua alasannya karena saya adalah seorang
guru.
5. Saya melihat drama dengan Film terupdate ada di kelas saya. Saya melihat bahwa siswa
saya sangat pintar untuk memainkan peran Protagonis, Antagonis, bahkan peran
pendukung. Inilah yang membuat saya banyak belajar, karena dari cerita drama yang
mereka mainkan selalu ada ibroh yang dapat saya petik hikmahnya.
6. Saya lelah dalam memberikan alasan yang jelas saya sangat bersyukur bisa menjadi guru
karena saya memiliki banyak teman yaitu anak didik saya. Kali ini Umilah(panggilan
saya sebagai guru di sekolah) yang mengucapkan banyak terimakasih karena kalian
adalah Insipirasi umi untuk berubah menjadi lebih baik.
Untuk ibunda tercinta, terimakasih sudah menjadikan anak ibunda ini sebagai
manusia yang berguna, sudah memberikan pilihan yang terbaik dari hidup ini. Sekarang saya

tidak akan bertanya “mengapa saya harus menjadi guru?” Allah sudah mengingatkan saya
melalui ibunda agar bisa menjadi orang tua, teman, pengusaha yang berinvestasi di akhirat
jika tetap istiqomah merubah diri dan melanjutkan sketsa keindahan akhlak anak-anak dari
madrasah rumahnya masing-masing.

Alhamdulillah.....