PENGHAYATAN PENGAMALAN DAN BANGGA TERHAD

KELAS X
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya

KOMPETENSI DASAR
1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan
serta bangga terhadap karya seni pertunjukan non
tradisional sebagai bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan

2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab ,
2. Mengembangkan perilaku
disiplin melalui aktivitas berkesenian
(jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramah
2.2 Menunjukkan sikap santun jujur , cinta damai,dalam
lingkungan, gotong royong,
mengapresiasi seni dan pembuatnya
kerjasama, cinta damai,

2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli
responsif dan proaktif) dan
terhadap lingkungan dan sesama,menghargai karya
menunjukan sikap sebagai
seni dan pembuatnya
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural
dalamilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.

3.1 Menganalisis tari non tradisional berdasarkan jenis
dan fungsi
3.2 Membedakan gerak tari non tradisional berdasarkan
makna simbol, dan nilai estetis

4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

4.1 Melakukan gerak tari non tradisional berdasarkan
fungsi sesuai iringan
4.2 Melakukan tari non tradisional dengan memperhatikan
makna simbol gerak sesuai iringan
4.3 Memperagakan tari non tradisional yang memiliki
fungsi, makna,simbol, dan nilai estetis sesuai iringan
4.4 Mempergelarkan tari non tradisional yang memiliki
fungsi, makna,simbol, dan nilai estetis sesuai iringan

Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi Dasar
1.1. Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni
pertunjukan non tradisional sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
Materi 1

PENGHAYATAN, PENGAMALAN, DAN BANGGA TERHADAP

KARYA SENI NON TRADISI SEBAGAI BENTUK RASA
BERSYUKUR KEPADA TUHAN
A. Perintah Bersyukur Kepada Tuhan
Rotasi kehidupan makhluk di muka bumi ada tiga proses yaitu dari tidak ada mejnadi
ada dan akan kembali tidak ada. Istilah tersebut jelas bahwa tidak ada kehidupan makhluk
yang kekal, tetapi pasti ada yang kekal dan abadi selamanya yaitu Tuhan pencipta alam
semesta. Oleh karena itu sudah sepatutnya makhluk hidup yang ada dimuka bumi terutama
manusia wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal ini telah ditegaskan dalan Al
Quran sebagai berikut:
1. Surat An Naml 40
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa
yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
[1097]. Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman
ialah Taurat dan Zabur.
2. Surat Al Mu”minun 78
78. Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan

hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur[1016].
[1016]. Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini ialah menggunakan alat-alat tersebut
untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa
mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya. Kaum musyrikin
memang tidak berbuat demikian.
3. Surat Al Mulk 23
23. Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
Berdasarkan ayat tersebut jelas bahwa manusia hidup wajib untuk bersyukur kepada

Tuhan demi kebaikan diri sendiri, sebab manusia mau bersyukur ataupun tidak tak akan
mengurangi kebesaran Tuhan justru sebaliknya manusia itu sendiri yang akan merugi.
Pernahkah diri kita berfikir betapa Tuhan maha pemurah terhadap makhluknya, buktinya
makhluk hidup di bumi dengan leluasa bernafas, makan, minum, tidak dibatasi dan tidak lagi
dituntut mengeluarkan biaya. Apakah kita semua menyadari ketika sakit sesak nafas harus
menggunakan oksigen dalam tabung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bernafas
setiap jamnya. Peristiwa tersebut harus disadari setiap manusia agar tidak menjadi manusia
yang kufur nikmat.
Sedangkan bagi manusia yang tidak mensyukuri akan nikmat dan karunia Tuhan
sebagai mana ditegaskan dalam Al Quran sebagai berikut:

Surat Al Mulk menunjukkan bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah yang terdapat
di alam semesta dan menganjurkannya agar manusia memperhatikannya dengan
seksama sehingga mereka beriman kepada-Nya. Bilamana manusia itu tetap
mengingkari, Allah akan menjatuhkan azab kepada mereka.
HUBUNGAN SURAT AL MULK DENGAN SURAT AL QALAM
1. Pada akhir surat Al Mulk, Allah mengancam orang yang tidak bersyukur kepda
nikmat Allah dengan mengeringkan bumi atas mereka, sedang dalam surat Al Qalam
diberikan contoh tentang azab terhadap orang-orang yang tidak bersyukur terhadap
nikmat Allah.
2. Kedua surat ini sama-sama memberikan ancaman kepada orang-orang kafir.
Berdasarkan surat tersebut sudah seharusnya sebagai umat manusia yang beragama
wajib mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Tuhan kepada hambanya.

B. Cara Mensyukuri Karunia Tuhan
Cara bersyukur kepada Tuhan sebagaimana yang telah diperintahkan dalam ajaran
agama masing-masing pemeluknya yaitu dengan cara menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya. Hal tersebut didasarkan pada ajaran agama masing-masing
yang diyakini, sedangkan dalam agama Islam cara mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan
dapat dilihat pada
1.


Surat Al Baqarah ayat 172:, “ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki
yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

2.

Surat Ali Imran ayat 145:,”. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan
izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa
menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan
barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat
itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.
Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa cara mensyukuri nikmat Tuhan

kepada kita dapat dilakukan:

a. Menjalankan segala perintah Tuhan kepada manusia, hal ini dilakukan sesuai agama,
kepercayaan, dan keyakinan masing-masing, seperti mengerjakan rukun Isalam untuk
umat Islam, begitu juga untuk pemeluk agama lain dilakukan sesuai ajaran agamanya.
b. Menjauhi segala yang dilarang Tuhan sesuai agama, kepercayaan, dan keyakinan


masing-masing, seperti: tidak mendustakan agama, tidak menyekutukan Tuhan dll.

C. Penghayatan, Pengamalan, dan Bangga Terhadap Karya Seni Sebagai Bentuk Rasa
Bersyukur Kepada Tuhan
Kehidupan manusia dan seni merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,
alasannya manusia dalam kehidupannya memerlukan keindahan seni, begitu juga seni
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan batin. Oleh karena itu manusia yang normal
dan beradab dalam kehidupannya senantiasa memerlukan sentuhan seni, seperti: keindahan
berbusana. Penghayatan, pengamalan, dan bangga terhadap karya seni dapat dilakukan
melalui kegiatan apresiasi seni, lebih jelasnya diuraikan dibawah ini.
1. Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan seni.

Karya seni ada dicipta untuk

kebutuhan manusia. Aktivitas manusia memerlukan sentuhan seni,

mulai dari bangun


sampai dengan tidur kembali. Manusia kadang tidak menyadari pentingnya unsur seni dalam
kehidupannya. Seni itu indah, indahnya seni hasil dari olah budi manusia. Keindahan seni
tidak akan bertentangan dengan norma yang berlaku, karena kehidupan seni identik dan
seiring dengan masyarakat pendukungnya. Masyarakat tradisi, modern, maupun masyarakat
bangsawan memiliki seni yang dijunjung tinggi masyarakat pendukungnya. Meski begitu
kehidupan seni memiliki sifat universal, misal masyarakat modern membutuhkan kehadiran
seni tradisi, seni klasik, begitu sebaliknya masyarakat tradisi menerima keberadaan seni
modern. Pada hakekatnya seni untuk memenuhi kebutuhan rasa setiap manusia.
Berdasarkan jenisnya seni memiliki keragaman, yakni seni musik, teater, rupa, dan
seni tari. Nilai keindahan seni tari sifatnya abstrak yang dapat ditangkap oleh penikmatnya
melalui simbol dalam struktur tari. Struktur tari merupakan realitas dari satu kesatuan simbol
yang diungkapkan melalui unsur tema, gerak musik, busana, rias, arena pementasan, maupun
melalui pencahayaan. Seperti yang diungkapkan Langer (dalam Jazuli, 2001: 5) sebagai
berikut:
...form” in its abstract sense means structure, articulation, a whole resulting from the
relation of mutually dependent factors, or more preciselly, the way that whole is put together.
Bentuk abstrak merupakan struktur suatu sistem yang didalamnya terkandung faktor-faktor
saling keterkaitan membentuk satu kesatuan yang utuh.
Seni tari memiliki fungsi sosial, dan individu. Karya seni tari diciptakan senimannya
tidak hanya untuk dinikmati penciptanya saja melainkan untuk dapat dinikmati orang lain.

Kegiatan apresiasi tari sangat diperlukan agar suatu karya tari dikenal, dinikmati, ditonton,

dihargai, dan dinilai oleh orang lain. Kegiatan apresiasi karya tari didominasi unsur rasa,
sehingga kepuasan yang diperoleh penikmat “Indah atau kurang indah” bukan “Benar atau
salah”. Alasan inilah pentingnya seni tari diajarkan di sekolah untuk tumbuh kembang aspek
rasa dalam jiwa siswa.
Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang unsur medianya gerak, namun tidak
sembarang gerak dapat dikelompokkan seni tari. Menurut Soedarsono (1976: 32) bahwa seni
tari merupakan ekspresi jiwa atau perasaan manusia yang diujudkan dalam bentuk gerakgerak ritmis yang indah. Gerak yang dimaksud dalam seni tari adalah gerak-gerak simbolik,
sehingga memiliki kesatuan makna tertentu. Pembelajaran seni tari sangat bermanfaat untuk
menanamkan nilai estetis pada siswa.
Jazuli (2001: 113) mengatakan bahwa aspek artistik tari meliputi: musik, tema, tata
busana dan tata rias, pentas, dan tata lampu atau sering disebut tata sinar/cahaya dan tata
suara. Begitu juga nilai artistik untuk tari klasik pada aspek-aspek tersebut memiliki nilai
estetis tersendiri. Tari klasik memiliki nilai etika yang kuat, contohnya tari klasik disajikan
pada acara tertentu di keraton, dan dilakukan dengan tata cara tertentu. Nilai estetika tari
klasik terdapat pada unsur gerak, busana, rias, musik, dan unsur pendukung lain. Penanaman
nilai etika, estetika sangat diperlukan bagi siswa.

2. Apresiasi Seni Tari

Apresiasi asal kata dari bahasa Inggris appreciation yang artinya pengertian,
penghargaan. Kegiatan apresiasi seni tari mencakup kegiatan melihat atau menonton,
mengamati, menilai, dan menghargai karya seni tari, lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Melihat atau Menonton Karya Seni Tari
Kegiatan untuk melihat suatu pertunjukkan karya tari tidak hanya melibatkan
indera penglihatan saja, melainkan melibatkan komponen indera seperti pendengaran,
karena pertunjukkan tari menyajikan unsur gerak, busana, rias, panggung, tata cahaya,
alat musik, yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan. Unsur bunyi musik iringan
pertunjukkan karya tari dapat dinikmati melalui indera pendengaran. Kegiatan melihat,
menonton pertunjukkan karya tari dinikmati seseorang melalui beberapa komponen
indera secara terpadu, tidak hanya indera penglihatan atau pendengaran saja.
Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melihat, menonton, atau menikmati
suatu pertunjukkan karya seni tari dengan alasan berbeda-beda. Seseorang datang
melihat pertunjukkan karena kebetulan, dan tidak memiliki tujuan untuk mengetahui
lebih lanjut cenderung pasif, sedang melihat pertunjukkan karya seni tari karena alasan
rasa keingintahuan terhadap pertunjukkan tari yang digelar maka akan melakukan secara
aktif untuk mendapatkan data dari pertunjukkan tari. Alasan, latar belakang, dan tujuan
untuk melihat, menonton, atau menikmati suatu pertunjukkan tari akan mempengaruhi
tingkat apresiasi seseorang.

b. Mengamati Karya Seni Tari
Kegiatan mengamati berasal kata observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,1991
:136). Kegiatan mengamati pertunjukkan karya seni merupakan kegiatan melakukan
obsevasi atau pengamatan dan pencatatan secara sistematik berbagai data atau informasi
dari pertunjukkan karya tari.
Kegiatan mengamati pertunjukkan karya tari dilakukan berdasarkan tujuan untuk
mendapatkan data secara objektif, kegiatan ini dilakukan secara terencana didasarkan
pada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan mengamati akan mendapatkan data atau
informasi yang dapat dipertangungjawabkan perlu ditempuh langkah-langkah berikut: (1)
menetapkan tujuan mengamati pertunjukkan karya tari, (2) menyusun kisi-kisi
pengamatan pertunjukkan karya tari, (3) menyusun lembar pengamatan pertunjukkan, (4)
menyiapkan alat perekam data, (5) mengamati pertunjukkan karya tari.
Kegiatan mengamati pertunjukkan tari kaitannya apresiasi dilakukan secara
langsung oleh

pengamatnya sendiri, sehingga jenis pengamatan yang digunakan

dikelompokkan pengamatan langsung. Kegiatan ini dilakukan dalam satu rangkaian
untuk melakukan apresiasi pertunjukkan karya tari, berikut contoh lembar pengamatan
pertunjukkan tari:
Lembar Observasi

No

Jenis Pertunjukkan

: ………………

Hari, Tanggal

: ……………...

Waktu Pengamatan

: …………….

Tujuan Pengamatan

: ……………..

Aspek-aspek yang diamati

5

4

NILAI
3
2

Keterangan
1

1
2
3
4
5
Keterangan:
5 = Sangat bagus
4 = bagus
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
Komentar

: ..…………………………………………………………………..
Observer

(…………………………..)

c. Menilai Karya Seni Tari
Penilaian pertunjukkan tari dalam kaitannya apresiasi sangat subjektif, hal itu
tergantung dari tingkat pemahaman seseorang terhadap pertunjukkan tari yang
diapresiasi. Seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap pertunjukkan tari akan
memberikan penilaian yang berbeda dengan orang atau penikmat awam. Penonton atau
penikmat yang memiliki dasar pengetahuan yang cukup terhadap pertunjukkan yang
dilihat akan memberikan penilaian lebih objektif berdasarkan kriteria-kriteria telaah
teoritis, meskipun begitu tidak dapat dipungkiri unsur subjektivitas dalam penilaian
karya seni masih ada. Penonton yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan
pertunjukkan yang diamati ada kecenderungan sesuai selera pribadi, hal itu tidak berarti
salah penilaian karena dalam menilai seni tidak ada ukuran benar atau salah melainkan
ukurannya sangat indah, indah, cukup indah, kurang indah, atau sangat kurang indah
yang tidak didasarkan kriteria standar. Meskipun tidak adanya ukuran penilaian yang
standar, perlu ada rambu-rambu untuk menilai pertunjukkan tari didasarkan pada telaah
secara teoritis, Penilaian suatu pertunjukkan tari perlu memperhatikan kriteria-kreteria
Menurut Jazuli (1994: 114) mengatakan bahwa di Indonesia kriteria yang digunakan oleh
setiap daerah untuk menilai keindahan tari mengandung: wiraga, wirama, dan wirasa.
Kriteria-kriteria tersebut lebih jelasnya sebagai berikut:
1) Wiraga
Wiraga berkaitan erat dengan perwujudan fisik tari yaitu gerak tari itu sendiri,
sehingga wiraga merupakan penguasaan penari dalam menyajikan gerak tari. Gerak
tari yang disajikan memiliki kriteria sendiri sesuai jenis tari, ragam gerak dengan
tema tari, penataan gerak tari yang lebih dikenal komposisi tari, serta teknik dan
kualitas penari menyajikan tarian itu.
2) Wirama
Wirama merupakan kemampuan penari dalam penguasaan irama baik irama
musik, maupun irama gerak tari. Penguasaan irama musik dengan irama gerak tari
harus dapat disajikan secara harmonis, karena keduanya kadang bisa seiring, kadang
bisa dilakukan secara berlawanan. Meskipun begitu penyajian tetap menngacu pada
keindahan secara utuh penyajian irama tari.
3) Wirasa
Wirasa berkaitan erat dengan penghayatan penari terhadap tari yang disajikan
meliputi: perwujudan tema secara simbolik tari yang dituangkan dalam ragam gerak,
ragam gerak ke dalam frase gerak, hal itu tercermin dalam perwujudan karakter atau
watak tari yang disajikan. Penghayatan tari lebih didominasi pada ekspresi wajah
atau mimik yang terintegrasi dengan gerak yang dilakukan penari.

Kriteria penilaian tersebut cocok untuk penilaian penyajian tari tunggal sedangkan untuk
penilaian penyajian tari secara kelompok atau massal dapat dilakukan penambahan unsur
lainnya misal kekompakan dan keharmonisan tampilan.

d. Menghargai karya seni tari
Penghargaan karya tari yang disajikan berkaitan dengan nilai-nilai yang
ditangkap oleh penikmatnya. Nilai-nilai tersebut meliputi: nilai religious, nilai
pendidikan, nilai penerangan, nilai sosial. Penghargaan merupakan sebuah pengakuan
yang berasal dari pendukung atau penikmatnya. Penghargaan karya seni tari memiliki
peran sangat penting berkaitan dengan kelestarian karya seni tari di masa mendatang.
Penikmat telah yang mampu memberikan penghargaan terhadap karya tari yang
diapresiasi berarti telah menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya tari itu.
Penghargaan terhadap karya tari dapat memumbuhkan minat, kemauan untuk
melestarikan, dan mengembangkan tari. Oleh karenanya seseorang tidak akan
menyajikan suatu karya tari secara sembarangan misal untuk mengamen di jalanan,
sehingga nilai adi luhung suatu karya tari akan tetap terjaga. Penghargaan yang paling
baik adalah dengan diajarkan suatu karya tari melalui lembaga pendidikan sehingga
makin karya tari makin digemari, dan diapresiasi semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi karya
tari merupakan kegiatan untuk melihat atau menonton, mengamati, menilai, dan
menghargai karya tari yang dilakukan penikmatnya khususnya dan masyarakat
pendukung pada umumnya. Oleh karena itu apresiasi karya tari melalui berbagai
pertunjukkan tari sangat penting untuk kelestarian dan pengembangan di masa
mendatang terhadap generasi muda.

3. Pentingnya Apresiasi
Apresiasi sangat penting terhadap keberadaan karya itu sendiri maupun
penikmatnya, untuk mendorong kreativitas untuk mencipta karya seni. Begitu penting
apresiasi karya seni, perlu diulas secara mendalam manfaat apresiasi karya seni seperti
berikut ini:
1.

Manfaat apresiasi bagi karya seni itu sendiri

Suatu karya seni akan memiliki manfaat atau nilai mana kala di apresiasi oleh penikmat,
tanpa diapresiasi tak memiliki nilai berarti. Manfaat apresiasi bagi karya seni sebagai
berikut:
a.

Apresiasi bermanfaat untuk kelestaraian karya seni itu sendiri.

Kegiatan apresiasi dapat dilakukan melalui pameran seni untuk seni rupa, melaui
suatu pertunjukkan untuk karya seni tari, musik, dan tetater. Pameran atau

pertunjukkan yang diselenggaran memberikan kesempatan pada penikmat seni untuk
mengapresiasi, sehingga keberadaan seni diakui masyarakat untuk tetap dilestarikan.
b.

Apresiasi bermanfaat untuk menentukan nilai suatu karya seni itu sendiri.

Bernilai atau tidaknya suatu karya seni setelah diapresiasi oleh penikmat seni, karena
kegiatan apresiasi menyangkut kegiatan melihat, mengamati, menilai, dan menghargai
suatu karya seni.
2.

Manfaat apresiasi bagi penikmat atau penonton.

Apresiasi sangat bermanfaat bagi penikmat atau orang yang melakukan apresiasi,
meskipun manfaat yang didapat setiap penikmat tidaklah sama. Hal itu sangat berkaitan
erat pengetahuan yang melatarbelakangi apresiator, dan tujuan melakukan apresiasi.
Manfaat apresiasi bagi penikmat seni sebagai berikut:
a. Apresiasi bagi penikmat seni untuk mendapatkan kepuasan batin.
Seseorang datang melihat suatu pameran atau pertunjukkan karya seni untuk
mendapatkan kepuasan batin berupa senang, kagum, heran dan sebagainya. Kepuasan
yang didapat setiap penikmat lebih bersifat subjektif setiap individu.
b.

Apresiasi bagi penikmat seni untuk menumbuhkan kreativitas

Seseorang melakukan apresiasi suatu karya seni akan mendapatkan pengalaman
estetis terhadap karya seni yang diapresiasi, sehingga pengalaman yang didapat
mengilhami

seseorang untuk mengembangkan suatu karya seni baru. Kegiatan

apresiasi yang mendorong seseorang untuk berkarya lebih dikenal dengan istilah
apresiasi kreatif, tetapi tidak semuanya kegiatan apresiasi yang dilakukan seseorang
mengilhami untuk mencipta karya baru, sehingga apresiai yang dilakukan untuk
mendapatkan kepuasan semata.