Pengaruh Pensponsoran terhadap Citra Sponsor, Niat Pembelian, dan Komunikasi Lisan

Pengaruh Pensponsoran terhadap Citra Sponsor, Niat Pembelian, dan Komunikasi Lisan (Studi Kasus : Pensponsoran Djarum Black dalam

Djarum Black Motodify Surakarta)

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

RADEPTA AGUNG MURTIADI F1206115 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

commit to user

commit to user

commit to user

Allah akan meninggikan orang –orang yang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( QS. Al – Mujadilah : 11 )

Ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, dan ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. “HASIL” adalah hal yang diluar kuasa kita, tapi “USAHA” adalah hal yang sangat bisa kita kendalikan

(Brian Tracy)

Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya (Anatole France)

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir (Ben Sweetland)

commit to user

Sebuah karya kecil yang kupersembahkan untuk:

 Orang tua tercinta. Ibu dan Bapak.  Keluarga besarku.  Sahabat dan teman-teman Manajemen Non

Reguler Angkatan ’06.  Almamaterku.

Sebagai penghargaan atas pengertian dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini

commit to user

Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobbil ’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pensponsoran terhadap Citra Sponsor, Niat Pembelian, dan Komunikasi Lisan (Studi Kasus : Pensponsoran Djarum Black dalam

Djarum Black Motodify Surakarta) ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajeman.

3. Drs. Wiyono, MM selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Non Reguler Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Siti Khoiriyah, SE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.

commit to user

dukungan selama masa studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya dan bersedia dengan ikhlas menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

8. Orang tua dan keluargaku tercinta, terima kasih atas dukungannya baik secara moril maupun meteriil, serta do’a Ibu dan Bapak yang tidak pernah putus.

9. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengaharapkan masukan dan kritikan yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb Surakarta, Agustus 2010

Radepta Agung Murtiadi

commit to user

Halaman

II.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 28

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Otomotif merupakan istilah lain dari kendaraan yang dijalankan dengan motor. Perkembangan otomotif di Indonesia sangat pesat. Otomotif di Indonesia dapat berkembang dengan pesatnya karena sebagai alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Tingginya mobilitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari mengakibatkan tingginya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor membuat motor bukan menjadi barang istimewa tetapi menjadi barang pokok. Remaja yang masih duduk di bangku sekolah pun sekarang sudah naik kendaraan bermotor untuk menunjang aktivitasnya.

Tingginya penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia membuat sebagian kecil masyarakat memodifikasi kendaraan mereka agar terlihat berbeda dengan motor lainnya. Golongan penggemar modifikasi ini biasanya datang dari kalangan muda yang tengah mencari jati diri untuk tampil beda atau pemilik sepeda motor yang benar-benar fanatik dengan seni mengubah bentuk motor standar. Keinginan yang besar dari kalangan modifikasi kendaraan bermotor membuat diadakannya sebuah kontes modifikasi kendaraan bermotor yang disponsori oleh suatu perusahaan. Tujuan Tingginya penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia membuat sebagian kecil masyarakat memodifikasi kendaraan mereka agar terlihat berbeda dengan motor lainnya. Golongan penggemar modifikasi ini biasanya datang dari kalangan muda yang tengah mencari jati diri untuk tampil beda atau pemilik sepeda motor yang benar-benar fanatik dengan seni mengubah bentuk motor standar. Keinginan yang besar dari kalangan modifikasi kendaraan bermotor membuat diadakannya sebuah kontes modifikasi kendaraan bermotor yang disponsori oleh suatu perusahaan. Tujuan

Tidak semua perusahaan dapat melakukan promosi dengan bebas. Rokok merupakan salah satu produk yang memiliki keterbatasan untuk promosi. Dalam memasarkan produk rokok, tidak semua alat promosi dapat digunakan. Pemerintah Indonesia membatasi promosi terhadap produk rokok. Pembatasan promosi itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 38/2000 pasal 17 ayat 2, pembatasan tersebut mengenai media dan promosi yang digunakan untuk mempromosikan produk rokok. Dalam pasal tersebut dijelaskan media yang digunakan untuk sarana iklan adalah media cetak, media luar ruangan antara lain billboard, dan media elektronik yang hanya boleh ditayangkan pada pukul 21.30 sampai 05.00 waktu setempat dan pasal

46 : 3c no 32/2002 tentang penyiaran menyebutkan “siaran iklan niaga dilarang melakukan promosi rokok yang memperag akan wujud rokok”.

Dengan adanya pembatasan promosi produk rokok yang dilakukan pemerintah tersebut maka PT.Djarum melakukan strategi pemasaran yang lain untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen dengan melakukan Dengan adanya pembatasan promosi produk rokok yang dilakukan pemerintah tersebut maka PT.Djarum melakukan strategi pemasaran yang lain untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen dengan melakukan

Shipley dan Meenaghan (1999) mengemukakan suatu definisi yang lebih spesifik tentang event sponsorship, mereka menggambarkan event sponsorship sebagai hak untuk berhubungan dengan citra dan profil suatu event dan untuk memanfaatkan asosiasi ini untuk komersil (Rowley dan Williams, 2008). Event sponsorship yang dilakukan PT.Djarum ada berbagai macam dengan lini produk yang berbeda-beda seperti LA Lights dengan musik, Djarum Super dengan sepakbola, dan untuk dunia otomotif event sponsorship PT.Djarum dilakukan oleh lini produk Djarum Black.

Dengan perkembangan otomotif dan antusiasme kalangan muda di Indonesia terhadap modifikasi kendaraan bermotor dan terbatasnya promosi produk rokok, maka pihak PT.Djarum dengan lini produknya Djarum Black melakukan event sponsorship modifikasi kendaraan bermotor. Event sponsorship PT.Djarum dengan lini produknya Djarum Black tersebut bernama Djarum Black Motodify. Djarum Black Motodify adalah sebuah kontes kendaraan bermotor yang diadakan oleh Djarum Black, dimana dalam Dengan perkembangan otomotif dan antusiasme kalangan muda di Indonesia terhadap modifikasi kendaraan bermotor dan terbatasnya promosi produk rokok, maka pihak PT.Djarum dengan lini produknya Djarum Black melakukan event sponsorship modifikasi kendaraan bermotor. Event sponsorship PT.Djarum dengan lini produknya Djarum Black tersebut bernama Djarum Black Motodify. Djarum Black Motodify adalah sebuah kontes kendaraan bermotor yang diadakan oleh Djarum Black, dimana dalam

setiap kota (nard4reynard.blog.binusian.org, 8 Januari 2010). Kota-kota yang menyelenggarakan event Djarum Black Motodify tahun 2009 antara lain Malang, Cirebon, Denpasar, Palembang, Pekanbaru, Medan, Pontianak, Samarinda, Bojonegoro dan yang terakhir di kota Solo.

Sebuah perusahaan melakukan kegiatan event sponsorship dengan berbagai macam sasaran, dua yang paling penting adalah untuk meningkatkan kesadaran merek (brand awarness) dan untuk menetapkan, memperkuat, atau mengubah citra merek (brand image). Event sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadikan nama produk diingat dan dapat meningkatkan image produk. Image yaitu persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya (Kotler, 2000). Sedangkan menurut Keller (1993) dalam Gwinner (1997) brand image digambarkan sebagai persepsi-persepsi tentang suatu merek seperti yang dicerminkan oleh asosiasi-asosiasi merek yang disimpan dalam memori. Dengan brand image yang kuat akan membedakan produk dengan pesaing, karena brand image suatu produk tidak dapat disamakan dengan brand image produk lain yang sama.

Kegiatan event sponsorship menghasilkan keuntungan pemasaran untuk sponsor dan keuangan yang lebih sehat dibanding dengan iklan dengan menaikkan kesadaran merek ( Pelsmacker et al., 2005) dalam (Rowley dan Kegiatan event sponsorship menghasilkan keuntungan pemasaran untuk sponsor dan keuangan yang lebih sehat dibanding dengan iklan dengan menaikkan kesadaran merek ( Pelsmacker et al., 2005) dalam (Rowley dan

orang lain. Harvery, et al melaporkan bahwa sponsorship mengubah respon konsumen terhadap sebuah sponsor tertentu dan mengembangkan sikap positif terhadap sponsor, yang selanjutnya mengakibatkan meningkatnya kemauan konsumen untuk membeli produk sponsor (Tsiotsou dan Alexandris, 2009). Keterlibatan penggemar dengan reaksi yang berbeda dapat membantu menjelaskan tentang sponsor kepada konsumen individu dibandingkan dengan iklan sponsor karena konsumen berbenturan dengan suatu cara yang sangat berbeda (Meenaghan, 2001).

Dalam penelitian ini sponsorship dijelaskan dengan dua variabel, yaitu team attachment (ikatan tim) dan involvement (keterlibatan). Team attachment (ikatan tim) dan involvement (keterlibatan) merupakan anteseden sponsorship (Tsiotsou dan Alexandris, 2009). Team attchment (ikatan tim) mengacu kepada hubungan psikologis antara konsumen dengan sebuah event yang diselenggarakan. Team attchment (ikatan tim) merupakan ciri-ciri segmentasi yang bermanfaat karena hal ini mengungkapkan sebuah hubungan psikologis yang stabil dan bukan hanya merupakan sebuah fungsi dimana sebuah event tersebut diadakan. Involvement (keterlibatan) merupakan sebuah ajaran untuk memahami bagaimana sponsorship bekerja. Involvement (keterlibatan) dibagi menjadi dua dimensi yaitu daya tarik (attraction) dan pemusatan (centrality). Menurut Kyle, et al (2004) dalam Tsiotsou dan Dalam penelitian ini sponsorship dijelaskan dengan dua variabel, yaitu team attachment (ikatan tim) dan involvement (keterlibatan). Team attachment (ikatan tim) dan involvement (keterlibatan) merupakan anteseden sponsorship (Tsiotsou dan Alexandris, 2009). Team attchment (ikatan tim) mengacu kepada hubungan psikologis antara konsumen dengan sebuah event yang diselenggarakan. Team attchment (ikatan tim) merupakan ciri-ciri segmentasi yang bermanfaat karena hal ini mengungkapkan sebuah hubungan psikologis yang stabil dan bukan hanya merupakan sebuah fungsi dimana sebuah event tersebut diadakan. Involvement (keterlibatan) merupakan sebuah ajaran untuk memahami bagaimana sponsorship bekerja. Involvement (keterlibatan) dibagi menjadi dua dimensi yaitu daya tarik (attraction) dan pemusatan (centrality). Menurut Kyle, et al (2004) dalam Tsiotsou dan

Dalam penelitian ini hasil dari sponsorship yang dijelaskan dengan variabel team attachment (ikatan tim) dan involvement (keterlibatan) adalah sponsor image (citra sponsor), purchase intentions (minat beli) dan word of mouth communications (komunikasi lisan). Sponsor image (citra sponsor) merupakan hasil utama dari sponsorship karena efektivitas sponsorship (atau ketidakefektivan) sebaiknya dinilai dengan menggunakan citra merk/citra sponsor. Brand image (citra merek)/sponsor image (citra sponsor) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen (Kotler dan Keller, 2007).

Sponsorship mengubah respon konsumen terhadap sebuah sponsor tertentu dan mengembangkan sikap positif terhadap sponsor, yang selanjutnya mengakibatkan meningkatnya kemauan konsumen untuk membeli produk sponsor. Purchase intentions (minat beli) merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Komunikasi lisan (word of Sponsorship mengubah respon konsumen terhadap sebuah sponsor tertentu dan mengembangkan sikap positif terhadap sponsor, yang selanjutnya mengakibatkan meningkatnya kemauan konsumen untuk membeli produk sponsor. Purchase intentions (minat beli) merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Komunikasi lisan (word of

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tsiotsou dan Alexandris (2009) dalam sebuah artikel yang berjudul “Delineating the outcomes of sponsorship ( sponsor image, word of mouth, and purchase intentions) ” yang meneliti tentang sponsorship dalam sebuah tim bola basket profesional di Yunani. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa team attachment (ikatan tim) yang diukur dengan daya tarik (attraction) dan pemusatan (centrality) berpengaruh terhadap sponsor image (citra sponsor), purchase intentions (minat beli) dan word of mouth communications (komunikasi lisan).

Penggemar yang sangat terikat memiliki kemungkinan lebih besar untuk membentuk citra positif tentang sponsor tim mereka dan akibatnya mengekspresikan niat positif untuk mengatakan hal-hal yang baik dan membeli produk-produk sponsor tersebut.

Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Meenaghan (2001) dalam sebuah artikel yang berjudul “Understanding sponsorship effects” dengan temuan tentang fenomena transfer goodwill (pemindahan niat baik). Transfer goodwill adalah suatu fungsi persepsi perilaku sponsor itu terhadap aktivitas dan intensitas keterlibatan penggemar dengan aktivitas tersebut, Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Meenaghan (2001) dalam sebuah artikel yang berjudul “Understanding sponsorship effects” dengan temuan tentang fenomena transfer goodwill (pemindahan niat baik). Transfer goodwill adalah suatu fungsi persepsi perilaku sponsor itu terhadap aktivitas dan intensitas keterlibatan penggemar dengan aktivitas tersebut,

Berdasarkan uraian-uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang hasil dari sponsorship yang lain terkait dengan sponsor image , purchase intentions, dan word of mouth tetapi dengan event sponsorship yang berbeda. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penel itian dengan judul : “Pengaruh Pensponsoran terhadap Citra Sponsor,

Niat Pembelian, dan Komunikasi Lisan (Studi Kasus : Pensponsoran Djarum Black dalam Djarum Black Motodify Surakarta) ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah citra sponsor (sponsor image) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (purchase intentions)?

2. Apakah citra sponsor (sponsor image) berpengaruh signifikan terhadap komunikasi lisan (word of mouth communications)?

3. Apakah ikatan tim (team attachment) berpengaruh signifikan terhadap citra sponsor (sponsor image)?

4. Apakah ikatan tim (team attachment) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (purchase intentions)? 4. Apakah ikatan tim (team attachment) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (purchase intentions)?

6. Apakah daya tarik (attraction) berpengaruh signifikan terhadap ikatan tim (team attachment)?

7. Apakah pemusatan (centrality) berpengaruh signifikan terhadap ikatan tim (team attachment)?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh citra sponsor (sponsor image) terhadap minat beli (purchase intentions).

2. Untuk menganalisis pengaruh citra sponsor (sponsor image) terhadap komunikasi lisan (word of mouth communications).

3. Untuk menganalisis pengaruh ikatan tim (team attachment) terhadap citra sponsor (sponsor image).

4. Untuk menganalisis pengaruh ikatan tim (team attachment) terhadap minat beli (purchase intentions).

5. Untuk menganalisis pengaruh ikatan tim (team attachment) terhadap komunikasi lisan (word of mouth communications).

6. Untuk menganalisis pengaruh daya tarik (attraction) terhadap ikatan tim (team attachment).

(team attachment).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang event sponsorship dan pengaruhnya terhadap sponsor image , purchase intentions, dan word of mouth pada event tertentu.

2. Manfaat bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan masukan bagi PT.Djarum tentang sponsorship yang dilakukan dalam event Djarum Black Motodify untuk mempromosikan hasil produksi yang terbatas media iklannya. Selain hal pemasaran produk, kegiatan event sponsorship Djarum Black Motodify juga dapat digunakan perusahaan untuk membentuk citra produk khususnya rokok Djarum Black dibenak konsumen, sehingga PT.Djarum dapat meningkatkan penjualan dan membentuk citra yang positif rokok Djarum Black dibenak konsumen secara bersamaan.

3. Manfaat bagi Penelitian yang akan datang Penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi Pemasaran

1. Definisi Komunikasi Pemasaran Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya. Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh respon (Lamb, et al, 2001). Bagaimanapun produknya apabila konsumen tidak mengetahui atau belum pernah mendengarnya serta tidak yakin bahwa produk tersebut berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.

Promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997).

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007), komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007), komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara

2. Bauran Komunikasi Pemasaran Bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komunikasi utama (Kotler dan Keller, 2007), yaitu

a. Advertising (periklanan) adalah setiap presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan.

b. Sales Promotion (promosi penjualan) yaitu berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.

c. Public Relation and Publicity (hubungan masyarakat dan publisitas) yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.

d. Personal Selling (penjualan personal) adalah interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan.

telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

f. Acara khusus dan pengalaman yaitu perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merek.

Acara Khusus dan

Penjualan Personal

Pemasaran Langsung

 Iklan cetak dan siaran

 Kemasan luar  Sisipan

kemasan  Film  Brosur dan

buklet  Poster dan

liflet  Direktori  Cetak ulang

iklan  Reklame  Tanda

pajangan  Pajangan di

tempat pembelian

 Bahan audiovisual

 Simbol dan logo

 videotape

 Kontes, permainan, undian, lotere

 Cendera mata dan hadiah

 Contoh produk

 Pekan raya dan pameran dagang

 Pameran  Peragaan  Kupon  Rabat  Pembiayaan

bunga rendah  Hiburan  Potongan

harga tukar tambah

 Program berkelanjutan

 Penempelan tanda

 Olahraga  Hiburan  Festival  Seni  Kegiatan

amal  Wisata

perusahaan  Museum

perusahaan  Kegiatan

jalanan

 Peralatan pers  Ceramah  Seminar  Laporan

tahunan  Sumbangan

amal  Pemberitaan  Hubungan

lingkungan tetangga

 Lobi  Media

identitas  Majalah

perusahaan

 Presentasi pemasaran

 Pertemuan penjualan

 Program insentif

 Contoh produk

 Pekan raya

dan pameran dagang

 Katalog  Surat  Telemarketi

ng  Belanja

elektronik  Belanja TV  Surat faks  E-mail  Voice mail

Sumber : Kotler dan Keller, 2007.

1. Definisi Sponsorship Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan komunikasi pemasaran adalah dengan mengadakan sponsorship. Perusahaan melakukan kegiatan sponsorship karena dapat membangun image secara efektif. Sponsorship diartikan sebagai sebuah investasi dalam bentuk bantuan atau uang pada sebuah kegiatan untuk mengembangkan keuntungan yang disesuaikan dengan kegiatan yang disponsori (Meenaghan, 1991).

Pelsmacker et al. (2005) dalam Rowley dan Williams (2008), sponsorship juga dapat digambarkan sebagai suatu investasi dengan uang tunai atau semacamnya dalam sebuah aktivitas, sebagai penukar akses untuk pemanfaatan potensi komersial yang berhubungan dengan aktivitas tersebut. Sedangkan menurut Shimp (2003), sponsorship yaitu meliputi investasi dalam event tertentu untuk tujuan perusahaan yang beraneka, yaitu peningkatan volume penjualan, memperkuat citra merek, dan peningkatan kesadaran merek.

Dari ketiga pendapat yang mengungkapkan pengertian dari sponsorship , Shipley dan Meenaghan (1999) mengemukakan suatu definisi yang lebih spesifik dari sponsorship, yaitu event sponsorship. Event sponsorship digambarkan sebagai hak untuk berhubungan dengan citra dan profil suatu event dan untuk memanfaatkan asosiasi ini untuk komersil (Rowley dan Williams, 2008).

Kegiatan sponsorship yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan tertentu. Tujuan dari diadakannya sponsorship menurut Jefkins (1996) ada tiga yaitu :

a. Tujuan periklanan

1) Mengiklankan produk yang tidak boleh diiklankan di media tertentu, misalnya iklan produk rokok di televisi tidak boleh menampilkan gambar produknya.

2) Memasang iklan di lokasi kegiatan, dengan memasang spanduk atau pamflet dilokasi kegiatan yang disponsori sehingga pengunjung dapat mengetahui.

3) Mempromosikan produk secara spesifik, perusahaan dapat menjelaskan produk dengan spesifik agar konsumen lebih mengetahui produk yang ditawarkan.

4) Memperkenalkan produk baru, dengan sponsorship perusahaan dapat memperkenalkan produk baru sebelum melakukan iklan di media lain.

5) Menggali berbagai peluang lain di bidang periklanan, sponsorship

menjadi salah satu cara untuk mempromosikan produk.

b. Tujuan humas

1) Menciptakan atau mempertahankan nama baik, dengan sponsorship

nama baik perusahaan akan tercipta di benak konsumen.

akan lebih baik dibenak konsumen.

3) Identitas perusahaan, sponsorship membantu perusahaan dalam

memperkenalkan identitasnya kepada masyarakat.

4) Mengakrabkan nama perusahaan, dengan sponsorship suatu event tertentu maka nama perusahaan akan lebih dihafal oleh konsumen.

5) Menonjolkan keramahtamahan, sponsorship akan menciptakan

keramahtamahan antara produsen dengan konsumen.

6) Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput, dengan sponsorship event tertentu maka wartawan akan meliput event tersebut dan secara tidak langsung akan mempromosikan nama atau produk dari perusahaan.

c. Tujuan pemasaran

1) Memposisikan sebuah produk, dengan sponsorship perusahaan dapat

memposisikan produknya untuk kalangan tertentu.

2) Mendukung operasi para agen penyalur, dengan sponsorship event tertentu di daerah maka perusahaan membantu promosi dari agen di daerah tersebut.

3) Melancarkan suatu perubahan di dalam kebijakan pemasaran perusahaan, sponsorship dapat dijadikan sebagai strategi peasaran perusahaan karena di media lain banyak pesaing.

4) Meluncurkan suatu produk baru, sponsorship dapat dijadikan

perusahaan untuk memperkenalkan produk baru.

perusahaan dapat membuka cabang baru dengan melihat antusias konsumen di daerah tersebut dengan event yang disponsori.

6) Pemasaran internasional, sponsorship dapat menjadi sarana pemasaran internasional perusahaan apabila event yang disponsori mendatangkan artis luar negeri.

7) Merangsang konsumen menggunakan suatu produk, konsumen akan menjadi tertarik menggunakan suatu produk setelah melihat event yang disponsori produk tertentu.

3. Faktor Pertumbuhan Sponsorship Menurut Shimp (2003) faktor pertumbuhan sponsorship dipengaruhi oleh empat faktor :

a. Pelampiran nama produk / perusahaan mereka pada event tertentu, perusahaan mampu menghindari persaingan yang biasa terjadi dalam media periklanan.

b. Sponsorship menolong perusahaan merespon perubahan kebiasaan media konsumen.

c. Membantu perusahaan memperoleh ijin berbagai konstituansi (pemilih) termasuk pemegang saham, karyawan, dan masyarakat luas.

d. Sponsorship event tertentu memungkinkan pemasar menargetkan usaha komunikasi dan promosi mereka pada wilayah geografis tertentu dan atau pada kelompok dengan gaya hidup tertentu.

Ada empat tipe sponsorship (Pelsmacker,et al, 2001), yaitu :

a. Event-related sponsorship, yaitu merupakan kategori yang paling terkenal. Perusahaan dapat memberikan dukungan mereka dalam bentuk uang atau jenis lainnya pada event tertentu. Sponsorship yang dilakukan biasanya event olahraga, event seni, event budaya, dan event hiburan.

b. Broadcast or Progamme Sponsorship, yaitu perusahaan dapat memberikan sponsor pada program olahraga, perkiraan cuaca, dan opera sabun. Broadcast sponsorship merupakan penyeponsoran eksklusif (tunggal) pada program acara tertentu. Memiliki dampak positif yang lebih besar jika terdapat hubungan jangka panjang antara sponsor eksklusif dan program.

c. Caused-related Sponsorship merupakan kombinasi public relation, promosi penjualan, dan kedermawanan perusahaan yang berdasarkan pada laba yang dimotivasi memberikan maksud baik.

d. Ambush marketing, terjadi ketika organisasi mencari dengan hati-hati asosiasi dengan event tertentu tanpa pembayaran upah sponsorship untuk membujuk audien ambusher (penyerang).

C. Sponsor Image/Brand Image

Untuk masa sekarang ini konsumen lebih memandang merek sebagai bagian penting dari sebuah produk dan pemberian merek mampu memberikan Untuk masa sekarang ini konsumen lebih memandang merek sebagai bagian penting dari sebuah produk dan pemberian merek mampu memberikan

Pengertian merek menurut American Marketing Associations dalam Kotler dan Keller (2007) adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Menurut Aaker (1991) ekuitas merek adalah salah satu pokok yang paling signifikan dari suatu merek yang kuat karena menunjukkan hasil akhir dari kesetiaan yang kuat pada merek, kesadaran nama partisipan pada transaksi uang tinggi, citra merek positif, asosiasi- asosiasi merek yang baik, dan persepsi mutu yang superior (Papadimitriou, et

al, 2008). Menurut Kotler (2000) image (citra) diartikan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Secara umum image (citra) adalah merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figur, organisasi, perusahaan, bahkan negara yang dibentuk melalui proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.

Brand image (citra merek) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen (Kotler dan Keller, 2007). Para konsumen membentuk sebuah citra merk berdasarkan asosiasi yang mereka buat dalam kaitannya dengan merk ini (Tsiotsou dan Alexandris, 2009).

merek terbagi dalam tiga dimensi :

1. Attribut, adalah ciri-ciri dari setiap barang/jasa, dan diklasifikasikan kedalam atribut yang terkait dengan produk (barang) dan yang tidak terkait dengan barang.

2. Manfaat, yaitu terkait dengan persepsi konsumen yang terkait dengan produk, hasil yang diharapkan.

3. Sikap merek, diar tikan sebagai “evaluasi konsumen secara menyeluruh tentang merk”. Keller juga menambahkan bahwa konsep “sikap” adalah

konsep yang penting karena kajiannya dapat membantu dalam memahami tentang pilihan-pilihan konsumen.

D. Purchase Intentions (Minat Beli)

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001).

Minat beli merupakan bagian dari perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk (Lamb, et al, 2001).

oleh konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Minor, 2002).

Ketika membeli produk, konsumen mengikuti proses pengambilan keputusan yang terdiri dari lima proses (Lamb, et al, 2001), yaitu :

1. Pengenalan kebutuhan, yaitu terjadi ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan.

2. Pencarian informasi, yaitu proses pencarian informasi tentang beragam alternatif yang ada untuk memuaskan kebutuhannya. Terbagi dua macam yaitu pencarian informasi internal dan pencarian informasi eksternal.

3. Evaluasi, yaitu setelah melakukan proses pengenalan dan pencarian maka akan didapat standar kebutuhan. Standar kebutuhan ini lah yang membantu konsumen untuk mengevaluasi dan membandingkan alternatif tersebut

4. Pembelian, yaitu setelah evaluasi yang dilakukan atas sejumlah alternatif- alternatif, maka konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau tidak dibeli sama sekali

5. Perilaku setelah pembelian, ketika membeli sebuah produk, konsumen mengharapkan bahwa ada dampak tertentu dari pembelian tersebut. Bagaimana harapan terpenuhi, menentukan apakah konsumen puas atau tidak puas dengan pembeliannya.

dengan sendirinya. Menurut Lamp, et al (2001) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu :

1. Faktor budaya, terdiri dari budaya dan nilai, sub budaya, dan kelas sosial.

2. Faktor sosial, terdiri dari kelompok acuan, pemimpin opini, dan keluarga.

3. Faktor individu, terdiri dari jender; usia dan siklus hidup keluarga; dan kepribadian, konsep diri dan gaya hidup.

4. Faktor psikologi, terdiri dari persepsi, motivasi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

E. Word of Mouth Communications (Komunikasi Lisan)

Komunikasi lisan yaitu suatu bentuk komunikasi yang mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide di antara dua konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan pemasaran (Mowen dan Minor, 2002).

Komunikasi lisan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian konsumen. Katz dan Lazarsfeld (1955) dalam Mowen dan Minor (2002) mendapatkan bahwa pengaruh dari komunikasi lisan adalah dua kali lebih efektif dari iklan radio, empat kali lebih efektif dari personal selling, dan tujuh kali lebih efektif dari surat kabar dan majalah.

1. Alasan Word of Mouth Communications Adanya komunikasi lisan dimana-mana disebabkan oleh kebutuhan pengirim dan penerima informasi. Ada beberapa alasan mengapa komunikasi dari mulut ke mulut dapat terjadi (Mowen dan Minor, 2002) : 1. Alasan Word of Mouth Communications Adanya komunikasi lisan dimana-mana disebabkan oleh kebutuhan pengirim dan penerima informasi. Ada beberapa alasan mengapa komunikasi dari mulut ke mulut dapat terjadi (Mowen dan Minor, 2002) :

c. Pengirim informasi merasa berkuasa dan prestise yang tinggi karena bisa menyampaikan informasi kepada penerima.

d. Pengirim informasi dapat meningkatkan keterlibatannya dengan kelompok dan meningkatkan interaksi sosial serta keterpaduan kelompok.

2. Faktor-faktor yang Mempromosikan Komunikasi Lisan

Faktor-faktor yang mempromosikan komunikasi lisan (Mowen dan Minor, 2002), yaitu :

a. Kebutuhan Pengirim Informasi

1) untuk membangkitkan keberanian dan prestise

2) untuk menghapus kesalahan akibat pembelian

3) untuk menciptakan keterlibatan dengan masyarakat atau kelompok

yang diingikan

4) untuk mendapatkan manfaat berwujud

b. Kebutuhan Penerima Informasi

1) Untuk mencari informasi dari beberapa sumber yang dapat dipercaya

tentang produk yang ditawarkan

2) Untuk menurunkan keinginan tentang kemungkinan risiko

pembelian

3) Untuk menghabiskan waktu dalam pencarian informasi

Penelitian yang dilakukan oleh Meenaghan (2001) dengan judul “Understanding Sponsorship Effects”. Artikel ini mengidentifikasi dan menyelidiki ajaran yang penting seperti niat baik (goodwill) dalam sponsorship , proses pemindahan citra (image), dan konsep dari keterlibatan penggemar, seperti juga pengintegrasian ajaran-ajaran ini dengan keberhasilan dari tanggapan konsumen. Untuk mengetahui pemahaman itu dilakukan perluasan fokus dan kenaikan ambisi dari studi sponsorship dengan pencarian suatu model yang menyeluruh dari bagaimana sponsorship bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan Meenaghan ini ditetapkan terminologi dari agenda riset dan untuk membentuk aspek dari perdebatan yang muncul. Sasaran dari riset sponsorship sekarang harus membantu studi di bidang yang penting tentang komunikasi yang minimal dari tingkat pemahaman dan kesempurnaan yang dicapai terkait bidang periklanan.

Meenaghan dan O ’Sullivan (2001) dengan judul “Editorial: the passionate embrace - consumer response to sponsorship ”. Penelitian ini memetakan pengembangan dari riset sikap-sikap publik untuk periklanan dan menyoroti dua sifat yang bertentangan terhadap iklan yang menginformasikan suka atau benci. Mencatat kekurangan studi-studi yang serupa di dalam bidang sponsorship, mereka menguji citra (image) konsumen dari sponsorship pada tiga tingkat yang berbeda. Penelitian ini memberikan pengertian yang mendalam ke dalam persepsi konsumen dari sponsorship komersil sebagai metode dari komunikasi pemasaran, komparatif persepsi Meenaghan dan O ’Sullivan (2001) dengan judul “Editorial: the passionate embrace - consumer response to sponsorship ”. Penelitian ini memetakan pengembangan dari riset sikap-sikap publik untuk periklanan dan menyoroti dua sifat yang bertentangan terhadap iklan yang menginformasikan suka atau benci. Mencatat kekurangan studi-studi yang serupa di dalam bidang sponsorship, mereka menguji citra (image) konsumen dari sponsorship pada tiga tingkat yang berbeda. Penelitian ini memberikan pengertian yang mendalam ke dalam persepsi konsumen dari sponsorship komersil sebagai metode dari komunikasi pemasaran, komparatif persepsi

Roy dan Cornwell (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effects of Consumer Knowledge on Responses to Event Sponsorships ”. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan stimulus 10 olahraga yang disponsori oleh produk tertentu terhadap 97 siswa tentang produk sponsor olahraga yang akan diamati. Dari hasil jawaban responden produk dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu yang tinggi yaitu mobil, sedang computer, dan yang rendah adalah bir. Kegiatan olahraga yang diketahui oleh responden yaitu Olympics (olimpiade) dan NBA (bola basket) yang tertinggi, dan PGA (golf) yang rendah.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pengolahan informasi dan tanggapan konsumen terhadap sponsorship bergantung pada pengetahuan event yang mereka kuasai. Juga, suatu ekuitas merek (brand equity) sponsor mempunyai suatu pengaruh terhadap aktivitas sponsorship. Penemuan dalam penelitian ini menyiratkan bahwa membangun ekuitas merek (brand equity) berbasis pelanggan adalah sangat mendesak. Event sponsorship tidak lain dari bagian dari suatu program komunikasi pemasaran yang kukuh terintegrasi.

Penelitian yang dilakukan Rowley dan Williams (2008) dengan judul “The Impact of Brand Sponsorship of Music Festivals”. Penelitian ini

meneliti kesadaran dari peserta festival musik di Inggris, dan sikap terhadap

responden yaitu 138 responden dengan sebagian besar berusia antara 16-21 dan mayoritas adalah siswa. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ada suatu kebutuhan untuk suatu pemahaman yang lebih baik manfaat- manfaat timbal balik dari event sponsorship seni untuk mensponsori dan menerima dan tingkat pemahaman yang diperbaiki dan sifat pemindahan citra (image) antara merek festival (festival brand) dan merek sponsor (sponsor brand ). Sponsorship merek dari festival musik mempunyai suatu dampak terhadap daya ingat merek, sikap (attitude) dan kesadaran merek (brand awareness ), hanyalah bukti dari penggunaan merek.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tsiotsou dan Alexandris (2009) dalam sebuah artikel yang berjudul “Delineating the outcomes of sponsorship ( sponsor image, word of mouth, and purchase intentions) ” yang meneliti tentang sponsorship dalam sebuah tim bola basket profesional di Yunani. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 470 penggemar tim bola basket di arena bola basket sebelum pertandingan dimulai, dan 354 yang dikembalikan. Dari 354 responden terbagi menjadi tiga kriteria penggemar yaitu anggota fun club mencapai 55 persen, pemegang tiket musiman mencapai 15 persen dan pemegang tiket tunggal mencapai 30 persen. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa team attachment (ikatan tim) yang diukur dengan centrality (pemusatan) dan attraction (daya tarik) berpengaruh terhadap sponsor image (citra sponsor), purchase intentions (minat beli) dan word of mouth Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tsiotsou dan Alexandris (2009) dalam sebuah artikel yang berjudul “Delineating the outcomes of sponsorship ( sponsor image, word of mouth, and purchase intentions) ” yang meneliti tentang sponsorship dalam sebuah tim bola basket profesional di Yunani. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 470 penggemar tim bola basket di arena bola basket sebelum pertandingan dimulai, dan 354 yang dikembalikan. Dari 354 responden terbagi menjadi tiga kriteria penggemar yaitu anggota fun club mencapai 55 persen, pemegang tiket musiman mencapai 15 persen dan pemegang tiket tunggal mencapai 30 persen. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa team attachment (ikatan tim) yang diukur dengan centrality (pemusatan) dan attraction (daya tarik) berpengaruh terhadap sponsor image (citra sponsor), purchase intentions (minat beli) dan word of mouth

G. Kerangka Pemikiran

Dari beberapa dasar teori yang ada serta pemahaman terhadap penelitian sebelumnya, maka berikut ini dibentuk kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh dari event sponsorship yang diukur dengan centrality (pemusatan) dan attraction (daya tarik) terhadap team attachment (ikatan tim), sponsor image (citra sponsor), purchase intentions (minat beli) dan word of mouth communications (komunikasi lisan).

Sumber : “Delineating the Outcomes of Sponsorship (Sponsor Image, Word of Mouth, and Purchase Intentions )” (Tsiotsou and Alexandris, 2009)

Involvement (Centrality)

Involvement (Attraction)

Sponsor

Image

Word of Mouth

Purchase Intentions Purchase Intentions

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran pada gambar II.1, hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji.

1. Hubungan antara sponsor image dengan purchase intentions dan word of mouth Harvery et al (2006) dalam Tsiotsou dan Alexandris (2009) melaporkan bahwa sponsorship mengubah respon konsumen terhadap sebuah sponsor tertentu, dan mengembangkan sikap positif terhadap sponsor, yang selanjutnya mengakibatkan meningkatnya kemauan

konsumen untuk membeli produk sponsor. Minat beli merupakan salah satu hasil sponsorship yang paling banyak digunakan. Alexandris et al (2007) memasukkan komunikasi lisan sebagai hasil sponsorship karena komunikasi lisan saat ini diakui secara luas sebagai salah satu alat komunikasi yang paling efektif saat ini.

event sponsorship seni untuk mensponsori dan menerima dan tingkat pemahaman yang diperbaiki dan sifat pemindahan citra (image) antara merek festival (festival brand) dan merek sponsor (sponsor brand). Sponsorship merek dari festival musik mempunyai suatu dampak terhadap daya ingat merek, sikap (attitude) dan kesadaran merek (brand awareness ).

Penelitian yang dilakukan oleh Meenaghan dan O ’Sullivan (2001) memberikan pengertian yang mendalam ke dalam persepsi konsumen dari sponsorship komersil sebagai metode dari komunikasi pemasaran, komparatif persepsi konsumen ke arah periklanan dan sponsorship, dan mediasi dari citra barang melalui keterlibatan peristiwa. Hasil menunjukkan tingkat tingginya sikap yang baik pada pihak konsumen terhadap sponsorship sebagai suatu aktivitas, meskipun sikap yang positif dapat tertanggu oleh faktor negatif tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H1. Citra sponsor (sponsor image) berpengaruh positif terhadap minat beli (purchase intentions).

H2. Citra sponsor (sponsor image) berpengaruh positif terhadap komunikasi lisan (word of mouth communications).

intentions, dan word of mouth communications Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tsiotsou dan Alexandris (2009) yang meneliti tentang sponsorship yang dilakukan dalam sebuah

tim bola basket di Yunani, istilah “ikatan tim (team attachment)” digunakan untuk menggambarkan hubungan psikologis antara konsumen

dengan sebuah tim olahraga. Dalam penelitian ini, team attachment digambarkan sebagai penggemar dari sebuah event. Bloxham (1998), dalam meneliti sponsorhip siaran di Europe, yang ditemukan bahwa prinsip yang luas dari keterlibatan penggemar, pengetahuan penggemar, persepsi bermanfaat, dan kehendak baik juga berlaku bagi sponsorhip program televisi (Meenaghan, 2001).

Citra merk dianggap sebagai hasil sponsorship yang utama, karena bias keungulan pasar pada sebagian besar hasil seperti pengenalan atau kesadaran sponsor. Efektivitas sponsorship (atau ketidakefektivan) dinilai dengan menggunakan citra merk/sponsor sebagai hasil sponsorship. Para konsumen membentuk sebuah citra merk berdasarkan asosiasi yang

mereka buat dalam kaitannya dengan merk ini. Sikap positif terhadap sebuah sponsor dikembangkan ketika seorang konsumen secara positif mengevaluasi manfaat sponsorship bagi sebuah tim (Tsiotsou dan Alexandris, 2009).

Setelah sikap positif terhadap sponsor terbentuk di benak penggemar, selanjutnya mengakibatkan meningkatnya kemauan Setelah sikap positif terhadap sponsor terbentuk di benak penggemar, selanjutnya mengakibatkan meningkatnya kemauan

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H3. Ikatan tim (team attachment) berpengaruh positif terhadap citra sponsor (sponsor image).

H4. Ikatan tim (team attachment) berpengaruh positif terhadap minat beli (purchase intentions).

H5. Ikatan tim (team attachment) berpengaruh positif terhadap komunikasi lisan (word of mouth communications).

3. Hubungan antara attraction dan centrality dengan team attachment

Gwinner dan Swanson (2003) dalam Tsiotsou dan Alexandris (2009) berpendapat bahwa para penonton dapat menunjukkan minat terhadap suatu olahraga tertentu, selain minat mereka terhadap suatu tim tertentu. Sejalan dengan hal ini, keterlibatan diusulkan mempengaruhi ikatan penggemar dengan tim favorit mereka. Usulan ini didasarkan kepada penelitian yang dilakukan oleh Lascu, et al (1995), yang meneliti keterlibatan dikalangan para pemain golf. Dari dasar pendapat-pendapat Gwinner dan Swanson (2003) dalam Tsiotsou dan Alexandris (2009) berpendapat bahwa para penonton dapat menunjukkan minat terhadap suatu olahraga tertentu, selain minat mereka terhadap suatu tim tertentu. Sejalan dengan hal ini, keterlibatan diusulkan mempengaruhi ikatan penggemar dengan tim favorit mereka. Usulan ini didasarkan kepada penelitian yang dilakukan oleh Lascu, et al (1995), yang meneliti keterlibatan dikalangan para pemain golf. Dari dasar pendapat-pendapat

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H6. Daya tarik (attraction) berpengaruh positif terhadap ikatan tim (team attachment).

H7. Pemusatan (centrality) berpengaruh positif terhadap ikatan tim (team attachment).

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh dari event sponsorship terhadap sponsor image, purchase intentions, dan word of mouth dalam event modifikasi motor Djarum Black Motodify. Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh keterangan secara nyata dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Tujuannya untuk mengumpulkan data secara efisien (Sekaran, 2006).

1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian pengujian hipotesis. Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu (Sekaran, 2006).

2. Hubungan antar Variabel Penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian kausal (sebab akibat). Studi kausal adalah studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran, 2006).