BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha dari manusia untuk mempersiapkan diri dalam peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan yang dilakukan tanpa ada batasan ruang, waktu dan usia yang tidak dimulai ataupun diakhiri di sekolah, tetapi diawali didalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan dilingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting sebab pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Menurut undang-Undang Dasar 1945 pasal 28C ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
Pada pasal 31 ayat (1) menyatakan “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.” Jadi sebagaimana diuraikan pada hal diatas bahwa pendidikan tersebut merupakan bagian dari upaya-upaya untuk memampukan manusia dalam mengembangkan potensi dirinya agar tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan tangguh serta berkehidupan sosial yang sehat.
Manusia yang tangguh, berkarakter dan berkehidupan sosial yang sehat merupakan manusia yang aktif dalam berbagai kegiatan positif dilingkungan sekitarnya baik dilingkungan keluarga, rumah dan sekolah. Keaktifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti giat (2005: 23). Aktivitas siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar perlu diperhatikan oleh guru, agar proses kegiatan belajar mengajar yang dilalui mendapatkan hasil yang baik dan maksimal. Maka guru itu perlu mencari berbagai cara untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan merupakan motor dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa di tuntut untuk dapat selalu aktif dalam memproses dan mengolah hasil belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif, siswa dituntut aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Aktifitas disini yang baik yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktifitas itu harus saling berkaitan atau terkait. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktifitas belajar yang optimal. Banyak aktifitas yang dapat dilakukan siswa di sekolah menurut Sadirman (2009 : 100).
Belajar adalah kebutuhan yang sangat penting untuk setiap orang sehingga belajar itu sering kali digunakan dalam kehidupan sehari
- – hari. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individual melalui interaksi dengan lingkungannya. Sardiman (2009 : 20) mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik apabila subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan individu dengan sengaja untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berbeda dengan sebelum melakukan belajar. Perubahan tersebut mencakup perubahan berbagai aspek kepribadian yang meliputi fisik dan psikis. Dengan belajar seorang siswa akan mengalami perubahan tingkah laku dan semakin sering belajar dilaksanakan maka perubahan tingkah laku akan semakin besar. Hermawan (2007: 83) keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Keadaan siswa kelas IV SD N 1 Buntu pada umumnya tertarik mata pelajaran PKn. Dari jumlah siswa kelas IV yaitu 22 anak hanya ada beberapa yang sangat tertarik mata pelajaran PKn, yang lain masih belum begitu tertarik dengan mata pelajaran ini. Sebab mata pelajaran PKn cakupan materinya yang terlalu banyak sehingga membuat siswa sulit mengahafal dan memahami materi. Motivasi belajar siswa kelas IV juga menurun, karena faktor internal dari siswa itu sendiri yang masih belum baik. Kemauan belajar siswa yang masih kurang dan masih harus di tingkatkan lagi oleh guru. Hasil belajar siswa yang rendah dapat dilihat dari pemeroleh nilai siswa pada ulangan harian yaitu di antara 22 siswa sebanyak 14 siswa mendapat nilai <70 dengan presentase 63,63% mendapat nilai dibawah KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas dan 8 siswa mendapat nilai >70 dengan presentase 36,36% mendapat nilai di atas KKM sehingga dinyatakan tuntas. Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:180) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran yang ditempuhnya. Rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn disebabkan oleh beberapa hal diantaranya guru masih mendominasi dan lebih aktif dalam pembelajaran sehingga membuat keterampilan belajar siswa tidak berkembang dan daya pikirnya menjadi rendah karena interaksi pembelajarannya pasif. Selain itu, siswa akan merasa bosan dan tidak memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan agar siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Rogers (Dimyati dan Mudjiono 2009:16) yang menyatakan bahwa belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dirasa dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Bern dan Erickson (dalam Komalasari 2013:62) yang mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan kelompok kecil di mana siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Komalasari (2013:62) salah satu metode pembelajaran kooperatif yaitu metode Take and Give. Metode pembelajaran Take and Give ini siswa akan lebih aktif dan cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi. Dengan hal ini, diharapkan keaktifan dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Salah satu bukti bahwa metode Take and Give Putri Anjani Suparno 2013 untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 Semester II SD
Negeri Salatiga 02 Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian yang di peroleh adalah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan persentase keaktifan siswa prasiklus sebesar 48,25%, siklus I sebesar 80,8%, dan pada siklus II sebesar 91%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa secara klasikal sudah memenuhi target indikator yang ditetapkan yakni
≥ 80% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan pada hasil penelitian, maka penulis menyarankan agar model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dapat diterapkan pada pembelajaran IPA guna meningkatkan keaktifan siswa serta memaksimalkan hasil belajar siswa.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Permasalahan pembelajaran disebabkan oleh beberapa hal diantaranya guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional sehingga akan membuat keterampilan belajar siswa tidak berkembang misalnya siswa tidak berani bertanya atau mengeluarkan pendapatnya karena pembelajaran berjalan hanya satu arah dan daya pikirnya menjadi rendah karena interaksi pembelajarannya pasif. Selama pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa memperoleh pengalaman langsung. Akibatnya, materi yang disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara maksimal.
Jika kondisi ini dibiarkan maka, akan berakibat tidak tercapainya hasil belajar yang maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan tindakan kelas berupa pembelajaran PKn dengan metode pembelajaran Take and Give. Metode pembelajaran Take and Give melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi. Dengan hal ini, diharapkan keaktifan dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Anjani Suparno 2013 dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take And untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Give IPA Kelas 4 Semester II SD Negeri Salatiga 02 Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Hasil penelitian yang di peroleh adalah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan persentase keaktifan siswa prasiklus sebesar 48,25%, siklus I sebesar 80,8%, dan pada siklus II sebesar 91%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa secara klasikal sudah memenuhi target indikator yang ditetapkan yakni
≥ 80% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan pada hasil penelitian, maka penulis menyarankan agar model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dapat diterapkan pada pembelajaran IPA guna meningkatkan keaktifan siswa serta memaksimalkan hasil belajar siswa.
1.3 RUMUSAN MASALAH a.
Apakah penerapan metode pembelajaran take and give dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Buntu? b. Apakah penerapan metode pembelajaran take and give dapat meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV SD Negeri 1 Buntu? c.
Bagaimana penerapan metode pembelajaran take and give dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Buntu?
1.4 TUJUAN PENELITIAN a.
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan metode pembelajaran take
and give pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Buntu.
b.
Untuk meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode pembelajaran take and give di kelas IV SD Negeri 1 Buntu.
c.
Untuk mendiskripsikan langkah-langkah metode pembelajaran take and
give sesuai sintaks yang terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar PKn di kelas IV SD Negeri 1 Buntu.
1.5 MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai sumbangan pengetahuan dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar PKn dengan menggunakan metode pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV di SD Negeri 1 Buntu.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi Siswa Penerapan metode pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn di kelas IV di SD Negeri 1 Buntu.
b.
Bagi Guru Mendapatkan pengalaman menerapkan metode metode
- pembelajaran Take and Give dalam pembelajaran PKn.
- siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran Take and Give.
Mendapatkan wawasan tentang peningkatan keaktifan belajar
- yaitu bahwa metode metode pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Mendapatkan wawasan tentang penelitian yang sudah terbukti
c.
Bagi Kepala Sekolah Sebagai bahan referensi supervisi untuk guru lain.
d.
Bagi Sekolah Sekolah mendapatkan tambahan karya guru di perpustakaan.