BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Di SMP Negeri 2 Boja Tahun 2014/2015
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Sekolah
SMP Negeri 2 Boja berdiri sejak 1 Juli 1986, menempati lahan seluas 11.450 m2 yang berlokasi di jalan raya Tampingan-Boja Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. SMP Negeri 2 Boja mempunyai lahan yang cukup strategis untuk mengembangkan diri, terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 Boja sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan surat Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009. Sejak tahun 2010 SMP Negeri 2 Boja terakreditasi A. Adapun Tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Boja sebanyak 41 orang, yang bersertifikat pendidik ada 31 orang dan tenaga kependidikan ( karyawan ) sebanyak 13 orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 746 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas dengan rincian kelas VII sebanyak 8 rombel, kelas VIII sebanyak 8 rombel dan kelas IX sebanyak 8 rombel.
Visi SMP Negeri 2 Boja adalah Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam Prestasi. Adapun misi SMP Negeri 2 Boja adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan non akademik;
2. Mewujudkan pengembangan inovasi model pembelajaran;
3. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran;
4. Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan
kompeten dan profesional;
kependidikan
yang
5. Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang handal;
6. Mewujudkan program penggalian pembiayaan sekolah yang memadai;
7. Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan adil;
8. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri;
9. Melaksanakan
sekolah untuk membentuk kepribadian dan karakter building.
budaya
4.2 Informan
Informan dalam penelitian ini, penulis tentukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah
sampel dengan pertimbangan
teknik
pengambilan
menggunakan purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan
tertentu.
Dengan
menjelaskan keadaan sebenarnya tentang obyek yang diteliti. Kriteria informan yang penulis pilih adalah kepala sekolah, 12 guru bersertifikat pendidik dari 12 mata pelajaran, dan
dan
mampu
6 siswa yang terdiri dari 2 siswa setiap tingkat.
4.3 Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan tahap-tahap sebagai berikut:
4.3.1 Persiapan
Persiapan teknis dan administrasi ini ditempuh dengan telah disetujuinya desain penelitian, dengan judul Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik di SMP Negeri 2 Boja. Penulis melakukan persiapan dengan melakukan penjajagan ke SMP Negeri 2 Boja untuk memperoleh gambaran tentang kondisi sekolah dan guru bersertifikat pendidik. Langkah berikutnya, penulis mengurus surat ijin penelitian, hingga dikeluarkan
No. 323/PPs- MMP/IP/XII/2014 tanggal 03 Desember 2014 yang ditandatangani
ijin
penelitian
Program Studi Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW Salatiga.
Ketua
4.3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Pebruari 2015. Pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data adalah deskriftif, yaitu mendeskripsikan kinerja guru bersertifikat pendidik, khususnya pada proses pembelajaran, yaitu
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Pengumpulan data secara kronologis dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru, Pengawas, dan Siswa dengan membuat catatan lapangan dan transkip hasil perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Pengumpulan data secara kronologis dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru, Pengawas, dan Siswa dengan membuat catatan lapangan dan transkip hasil
4.3.3 Analisa Data
Analisis data dilaksanakan setelah pengumpulan data selesai, yaitu pada bulan Maret 2015 minggu I dan
II. Dalam analisa data, penulis menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mengembangkan sajian data dengan menggunakan analisis lanjut, kemudian dibandingkan
temuan-temuan dilapangan. Setelah direduksi, data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian, selanjutnya dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dari hasil analisa data, penulis kemudian membuat simpulan akhir yang sesuai dengan hasil observasi di lapangan.
dengan
hasil
4.3.4 Penyusunan Laporan
Tahap terakhir dalam penelitian adalah penyusunan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 Minggu III dan
laporan.
IV. Dalam penyusunan laporan diawali dengan penyusunan laporan awal. Dari laporan awal kemudian diadakan peninjauan kembali laporan awal yang telah IV. Dalam penyusunan laporan diawali dengan penyusunan laporan awal. Dari laporan awal kemudian diadakan peninjauan kembali laporan awal yang telah
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian dari aspek konteks, masukan, proses, dan hasil dari kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja.
4.4.1 Komponen Konteks (Context)
Komponen konteks ini meliputi dua hal yaitu kondisi lingkungan sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana.
a. Kondisi Lingkungan Sekolah
1) Visi dan Misi Sekolah Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Boja mengatakan bahwa dalam penyusunan visi dan misi sekolah dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah, diputuskan melalui rapat dewan
sekolah dan disosialisasikan kepada segenap warga sekolah. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:
KS : ...visi dan misi di sekolah kami dirumuskan dari hasil masukan segenap warga sekolah dan juga masukan dari komite sekolah, lalu kami putuskan dalam rapat dengan dewan guru dan komite sekolah, setelah diputuskan lalu kami sosialisasikan ke segenap warga sekolah.
Pernyataan itu juga didukung oleh Guru SMP Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan bahwa belum semua warga sekolah hafal akan visi dan misi sekolah.
G1 : ...meskipun sudah disosialisasikan baik itu pada saat rapat-rapat, upacara bendera dan juga sudah ditulis di Hall, namun belum semua warga sekolah hafal akan visi dan misi sekolah, sehingga visi dan misi sekolah kami belum sepenuhnya memberikan inspirasi dan motivasi untuk melaksanakannya.
Dalam penelusuran dokumen ditemukan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) baik dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana Kerja Tahunan (RKT) ditemukan adanya visi dan misi sekolah.
2) Budaya Sekolah Dalam mengembangkan budaya pada proses
pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 2 Boja mengembangkannya dengan memberi salam ketika membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan
mengakhiri pelajaran
membaca do’a memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan
dengan
bersikap sopan, ramah, dan peduli kepada para siswa serta memotivasi mereka agar menumbuhkan sikap tersebut kepada sesama, hal ini sesuai dengan dengan pernyataan salah seorang guru yaitu :
G :Pengembangan budaya sekolah dalam proses pembelajaran didalam kelas dilakukan dengan cara membudayakan salam ketika membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a.
Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa guru ketika berada didalam kelas tentunya berfungsi sebagai orang yang dapat membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran. Untuk memenuhi tugas tersebut guru tidak saja harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan harmonis,
guru juga perlu mengembangkan budaya sekolah seperti membiasakan memberi salam serta berdoa ketika akan memulai dan mengakhiri pembelajaran di kelas sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkesan bagi peserta didik yang bertujuan untuk menjadikan pembelajaran yang dapat merangsang minat mereka.
tetapi
seorang
Dalam mengembangkan budaya sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, SMP Negeri 2 Boja dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai kedisiplin, tanggungjawab, kemandirian, kebersamaan, kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam kepada para siswa. Hal ini diungkapkan salah satu guru dalam wawancara bersamanya yaitu :
G : Pengembangan budaya sekolah melalui kegiatan kepramukaan disekolah, kami lakukan dengan menanamkan
kedisiplin, tanggungjawab,
nilai-nilai
kemandirian, kebersamaan, kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam.
Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa gerakan pramuka merupakan wadah pembinaan para generasi
prinsip dasar kepramukaan. Metode kepramukaan ikut serta secara aktif mendidik para siswa agar dapat menjadi kader bangsa yang bertanggungjawab atas tercapainya
dengan
menggunakan menggunakan
KS : Sekolah membuat simbol-simbol budaya sekolah berbentuk tulisan atau gambar yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik seperti memberi salam, membuang sampah pada tempatya, mencuci tangan, dll. kepada siswa apabila mereka berada dilingkungan sekolah, sehingga mereka dapat membaca simbol-simbol tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat memperkuat nilai- nilai yang ingin dikembangkan sekolah.
Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa simbol-simbol sangat berguna dalam menggantikan guru ketika mereka sedang berada diluar kelas memberikan suatu pengingat kepada siswa agar mereka selalu ingat dengan aturan aturan yang ada disuatu sekolah.
Hasil penelusuran dokumen sekolah menyusun tata tertib sekolah yang terdiri dari tata tertib pendidik, tata tertib tenaga kependidikan, dan tata tertib peserta didik. Dalam setiap tata tertib berisi petunjuk, peringatan, larangan, dan sangsi bagi yang melanggar.
3) Peran Serta Masyarakat Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah,
mengatakan bahwa untuk mencapai visi dan misi sekolah, SMP Negeri 2 Boja melibatkan orang tua siswa melalui Komite Sekolah dalam pengelolaan pendidikan mengatakan bahwa untuk mencapai visi dan misi sekolah, SMP Negeri 2 Boja melibatkan orang tua siswa melalui Komite Sekolah dalam pengelolaan pendidikan
KS : ...untuk mencapai visi dan misi sekolah kami melibatkan orang tua siswa melalui komite sekolah
pengelolaan pendidikan, khususnya dalam pendanaan sekolah, karena kalau hanya mengandalkan dana BOS jelas kurang, sehingga kami meminta sumbangan secara sukarela kepada orangtua siswa untuk menutup kekurangan dana BOS.
dalam
Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu guru SMP Negeri 2 Boja meskipun sudah ada dana BOS dari Pemerintah Pusat yang besarnya Rp. 710.000 per siswa per tahun dan bantuan dari pemerintah Propinsi Jawa Tengah untuk operasional sekolah yang besarnya Rp. 50,000 per siswa per tahun ternyata belum mencukupi untuk semua kebutuhan di SMP Negeri 2 Boja, sehingga agar semua kegiatan yang sudah direncanakan dapat dilaksanakan perlu adanya bantuan pendanaan dari orang tua siswa melalui komite sekolah. Pendanaan dari komite sekolah berupa sumbangan secara sukarela dari orang tua siswa yang disampaikan pada saat rapat pleno komite sekolah awal tahun pelajaran.
G : ... semua kegiatan yang sudah direncanakan ternyata tidak semuanya tercukupi dari dana BOS yang besarnya Rp. 710.000 dan bantuan dari Propinsi yang besarnya Rp. 50,000 per siswa per tahun,
sehingga perlu adanya bantuan pendanaan dari orang tua siswa melalui komite sekolah yang berupa sumbangan secara sukarela yang disampaikan pada saat rapat pleno komite sekolah.
Dalam penelusuran dokumen ditemukan dokumen rapat pleno komite sekolah pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berupa undangan, daftar hadir, dan notula rapat serta ada daftar sumbangan sukarela dari orang tua siswa kelas 7, kelas 8, dan kelas 9.
4) Dukungan Pimpinan Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP
Negeri 2 Boja dikatakan bahwa kepala sekolah menyusun
akademik dan melaksanakan supervisi akademik kepada guru dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan Kepala Urusan Kurikulum. Supervisi dilaksanakan untuk tiap semester. Dari hasil pelaksanaan supervisi, akan diketahui kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran
program
supervisi
penyusunan RPP, melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:
yaitu
dalam
KS : ...setiap semester kami selalu menyusun program supervisi akademik, yaitu untuk memonitoring kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan pembelajaran dengan menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran di kelas dan penilaian hasil pembelajaran, memang dalam pelaksanaannya kami dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan Kaur Kurikulum.
Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu guru SMP Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu guru SMP Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan
G : ...memang setiap semester selalu diadakan supervisi akademik kepada semua guru dan setelah pelaksanaan supervisi selalu diadakan pemberian saran dan masukan dari supervisor tentang hasil supervisi kepada guru yang bersangkutan, namun setelah itu tidak ada tindak lanjut dengan monitoring pembelajaran setelah guru mendapatkan saran dan masukan.
Dalam penelusuran dokumen ditemukan Program Supervisi Akademik yang disusun oleh Kepala Sekolah, Hasil Supervisi Akademik dan Program Tindak Lanjut Supervisi Akademik.
b. Ketersediaan Sarana Prasarana
1) Ruang Belajar Ruang belajar yang dimiliki SMP Negeri 2 Boja
sebanyak 24 ruang kelas. Luas ruang kelas rata-rata adalah 63 m2 dengan ukuran 7m x 9m. Kapasitas tiap ruang kelas bervariasi antara 28 sampai dengan 32 siswa per kelas, jadi rasio per siswa kurang lebih 2 m2. Untuk pencahayaan cukup terang karena ada jendela di samping kanan dan kiri setiap ruang. Hasil observasi dan penelusuran dokumen diketahui fasilitas yang ada disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta didik sesuai dengan jumlah siswa, meja dan kursi guru satu set, papan tulis yang terbuat dari whiteboard dan papan absen siswa. Semua ruang kelas yang dipergunakan untuk belajar siswa dari atap, dinding dan lantai dalam kondisi baik.
2) Perpustakaan Secara umum kondisi perpustakaan SMP Negeri
2 Boja adalah baik. Fasilitas yang terdapat di perpustakaan adalah satu unit komputer yang berfungsi dengan baik, meja baca berjumlah 20 buah untuk kapasitas 40 orang pembaca dalam kondisi baik. Pencahayaan di ruang baca baik. Hasil penulusuran dokumen diperpustakaan diketahui rincian koleksi buku sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Koleksi Buku Perpustakaan SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2014/2015
No Mata Pelajaran Buku
Pegangan Guru
Teks Siswa
Jumlah
Jumlah
Jumlah Jumlah
Judul Eks. 1 Pendidikan
Judul
Eks.
5 10 3 780 Agama 2 P Kn
6 24 3 780 Indonesia 7 Bahasa Inggris
5 20 3 780 8 TIK
4 8 3 360 9 Penjasorkes
3 9 3 360 10 Seni Budaya
6 12 4 1040 11 Bahasa Jawa
5 10 3 780 12 Ketrampilan
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa jumlah buku sudah memenuhi perbandingan ideal dengan jumlah siswa. Jumlah siswa SMP Negeri 2 Boja adalah 746, menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian
D, Subbagian 2 tentang kelengkapan sarana dan prasarana poin 2, 3, 4, 5, 6, 7, jumlah buku tersebut memenuhi rasio ideal 1:1.
Aktivitas pelayanan perpustakaan dikelola oleh Kepala Perpustakaan yang sudah bersertifikat dan dua orang
mengatur sirkulasi peminjaman buku. Perpustakaan buka setiap hari sesuai dengan jam pembelajaran siswa. Jadwal buka mulai pukul 07.00 dan tutup mengikuti pembelajaran adalah
pustakawan
yang
14.00. Penyimpanan buku dikelompokkan berdasarkan jenis buku dan tema buku, hal ini dilakukan untuk mempermudah petugas dalam memberikan layanan kepada pengguna. Lama peminjaman untuk siswa adalah enam hari untuk dua buah buku pinjaman dan dapat diperpanjang, dan untuk guru maksimal empat buku dalam semester.
pukul
3) Laboratorium Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Boja berukuran 8
m x 9 m, pada ruang Laboratorium IPA selain digunakan sebagai ruang praktikum, juga merangkap sebagai ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Dari segi pencahayaan, laboratorium memiliki jumlah lampu yang cukup banyak, hal ini dapat menunjang pelaksanaan praktikum. Laboratorium telah memiliki saluran limbah tersendiri sehingga sisa limbah dari m x 9 m, pada ruang Laboratorium IPA selain digunakan sebagai ruang praktikum, juga merangkap sebagai ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Dari segi pencahayaan, laboratorium memiliki jumlah lampu yang cukup banyak, hal ini dapat menunjang pelaksanaan praktikum. Laboratorium telah memiliki saluran limbah tersendiri sehingga sisa limbah dari
Pengelolaan Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Boja dilakukan oleh seorang laboran yang bertugas untuk mengatur, memelihara, mengadakan / membeli alat dan bahan, menjaga disiplin laboratorium serta menjaga
laboratorium, mengadministrasikan
keselamatan
bahan. Pada Laboratorium IPA terdapat tata tertib yang memuat larangan, anjuran dan petunjuk. Terdapat pula daftar inventaris alat praktikum.
alat
dan
Kebersihan pada laboratorium ini kurang, hal ini terbukti dari adanya debu – debu pada lemari kaca dan meja demonstrasi dan pada meja permanen yang terpasang menyatu dengan washtafel terdapat banyak debu serta washtafel terlihat tidak terawat. Secara fisik bangunan laboratorium komputer ini relatif baru, dengan luas bangunan berkisar 72 m2. Pencahayaan ruangan ini baik, karena terletak di area yang cukup terbuka. Sirkulasi udara sangat baik karena terdapat fasilitas 2 unit AC. Fasilitas pembelajaran yang terdapat di ruang laboratorium ini adalah 33 unit komputer dan internet, 32 unit untuk pembelajaran siswa dan 1 unit untuk operator. Pemanfaatan laboratorium ini sangat maksimal sesuai dengan jadwal pembelajaran TIK.
4) Media Pembelajaran Hasil observasi dan penelusuran dokumen
diketahui alat pembelajaran atau media pembelajaran yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Boja berupa alat-alat praktek untuk mata pelajaran penjasorkes, seni musik dan
untuk media pembelajaran yang dimiliki adalah Tape Recorder, Komputer, dan Laser Cristal Display (LCD) yang semuanya dalam kondisi baik. Media pembelajaran tidak permanen berada di setiap ruang kelas mengingat ruang kelas yang tidak representatif dalam hal keamanan.
ketrampilan.
Sedangkan
4.4.2 Komponen Masukan (Input)
Dalam komponen masukan (input) ini akan mencakup dua hal yaitu karakteristik guru, dan administrasi pembelajaran guru.
a. Karakteristik Guru Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, guru di SMP N 2 Boja berjumlah 41 orang. Terdiri dari guru yang bersertifikat pendidik sebanyak 31 orang, dan 10 orang guru belum bersertifikat pendidik.
Guru sebagai pelaksana kurikulum memegang peranan penting, karena tanpa guru tidak akan terjadi pembelajaran. Dari hasil penelusuran dokumen 31 orang guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja diperoleh data bahwa empat guru berpendidikan strata-
2 (S2) dan 27 guru berpendidikan strata-1 (S1) (4 guru sedang kuliah S2).
Pencapaian visi dan misi SMP Negeri 2 Boja tidaklah mudah, sehingga dalam penyelenggaraan pendidikan diperlukan tenaga pengajar yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Hasil penelitian terhadap kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 masih ditemui adanya ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu. Dari 31 guru yang bersertifikat pendidik ada satu guru bersertifikat pendidik yang mismatch, mata pelajaran dalam sertifikat tidak sesuai dengan ijasah S1, yaitu guru berijasah S1 BK mengajar Ketrampilan namun saat ini telah mengikuti sertifikasi kedua dengan PLPG sesuai dengan ijasahnya.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen, usia guru SMP Negeri 2 Boja cukup bervariasi. Ini terlihat dari tahun kelahiran, dimana yang tertua lahir pada tahun 1957, dan akan pensiun pada 07 Oktober 2017, artinya masa bakti guru tersebut tinggal 2 tahun 10 bulan lagi, sedangkan yang termuda lahir pada tahun 1978 dengan masa bakti yang sudah 7 tahun. Perbedaan usia dan masa pengabdian memberikan pengaruh terhadap
melaksanakan pembelajaran. Adapun sebaran dari usia guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:
kinerja
guru
dalam
Tabel 4.2 Usia dan Masa Bakti Guru Bersertifikat Pendidik SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2014/2015
No Usia Masa Bakti
Rentang
Rentang Jumlah (Tahun)
Jumlah
(Tahun) 1 25 - 30
Pengalaman mengajar guru dalam penelitian ini dilihat dari lamanya guru mengajar. Berdasarkan penelusuran dokumen dan tabel usia dan masa bakti guru bersertifikat pendidik SMP N 2 Boja tahun pelajaran 2014/2015 diatas, dari sejumlah 31 guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja ada satu guru yang lebih dari 30 tahun mengajar, sebanyak 11 guru sudah lebih dari 20 tahun, sebanyak 10 guru sudah lebih dari 10 tahun dan sembilan guru dengan pengalaman mengajar kurang dari 10 tahun.
b. Administrasi Pembelajaran Guru Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
dikatakan bahwa semua guru telah membuat dikatakan bahwa semua guru telah membuat
Hasil penelusuran dokumen, dari 12 guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, semuanya sudah menyusun administrasi pembelajaran dengan memenuhi sepuluh unsur penilaian administrasi pembelajaran. Dari hasil penelusuran terdapat delapan guru yang mempunyai administrasi pembelajaran sangat baik, dan empat guru mempunyai administrasi pembelajaran dengan kualitas baik. Masih terdapat indikator yang belum baik yaitu, pada agenda mengajar, daftar nilai, penentuan KKM, dan absensi siswa. Secara keseluruhan telaah dokumen tentang administrasi pembelajaran guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja hasilnya adalah baik. Hasil telaah dokumen dapat dilihat pada lampiran.
4.4.3 Komponen Proses (Process)
Komponen proses pada penelitian ini adalah menggambarkan
guru dalam mengimplementasikan pembelajaran yang meliputi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari
proses, selanjutnya proses, selanjutnya
a. Perencanaan Pembelajaran Kegiatan-kegiatan
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja tampak dalam perangkat pembelajaran yang meliputi, program tahunan berdasarkan kalender pendidikan, program semester yang dituangkan dalam jadwal pembelajaran, silabus mata pelajaran dan RPP yang dilengkapi dengan instrumen penilaian, bahan ajar dan instrumen evaluasi yang dituangkan dalam kisi-kisi.
dari
menjadi penilaian perencanaan pembelajaran adalah: 1) Kesesuaian SK, KD, Indikator, dan alokasi waktu; 2) Tujuan pembelajaran; 3) Pengembangan materi dan bahan ajar; 4)
Unsur-unsur
yang
Langkah-langkah pembelajaran; 6) sumber belajar; 7) penilaian hasil belajar.
Metode pembelajaran;
Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, dikatakan bahwa dalam perencanaan pembelajaran guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semua telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, meskipun masih ada guru yang hanya copy paste RPP tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pengawas SMP Negeri 2 Boja yang menyatakan bahwa RPP itu merupakan kewajiban bagi seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, dikatakan bahwa dalam perencanaan pembelajaran guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semua telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, meskipun masih ada guru yang hanya copy paste RPP tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pengawas SMP Negeri 2 Boja yang menyatakan bahwa RPP itu merupakan kewajiban bagi seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja,
untuk menjaga relevansinya, sehingga RPP tetap relevan dan bias digunakan sesuai kondisinya.
Hasil penelusuran dokumen, dari 12 RPP guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, semuanya sudah menyusun perencanaan pembelajaran dengan memenuhi ketujuh unsur penilaian perencanaan pembelajaran. Dari hasil penelusuran terdapat tujuh guru yang mempunyai RPP dengan kualitas sangat baik, dua guru mempunyai RPP dengan kualitas baik, dan tiga guru dalam pembuatan RPP dengan kualitas cukup. Masih terdapat indikator yang belum direncanakan dengan sangat baik oleh beberapa guru, yaitu pada pengembangan materi dan bahan ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran
melewati tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dikatakan bahwa dari hasil pengamatan proses pembelajaran semua guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Pada kegiatan inti sudah Nampak adanya kegiatan Ekplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi selama proses pembelajaran, namun masih ada yang kurang, yaitu pada elaborasi. Pada kegiatan penutup pada melewati tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dikatakan bahwa dari hasil pengamatan proses pembelajaran semua guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Pada kegiatan inti sudah Nampak adanya kegiatan Ekplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi selama proses pembelajaran, namun masih ada yang kurang, yaitu pada elaborasi. Pada kegiatan penutup pada
Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru bersertifikat pendidik SMP Negeri 2 Boja ternyata masih ada yang kurang dalam kegiatan inti pembelajaran, baikitu pada penguasaan materi, metode tidak sesuai dengan RPP, dan kurang menguasai proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru bersertifikat pendidik adalah guru professional mestinya hal ini tidak boleh terjadi.
Dari observasi pelaksanaan pembelajaran guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja didapatkan hasil lima guru melaksanakan pembelajaran dengan baik, dan empat guru melaksanakan pembelajaran dengan kualitas cukup, dan masih ada tiga guru yang melaksanakan pembelajaran dengan kualitas kurang.
Dalam kegiatan pendahuluan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil yaitu, semua guru sudah membuka pembelajaran dengan salam dan doa bersama, lalu melakukan apersepsi dan motivasi. Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai masih ada guru yang hanya menyampaikan secara lisan tidak ditulis dipapan tulis.
Pada kegiatan inti, dalam eksplorasi belum semua guru menggunakan media dan sumber belajar serta metode yang tepat sesuai dengan RPP. Guru sudah memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, namun masih ada guru yang kurang Pada kegiatan inti, dalam eksplorasi belum semua guru menggunakan media dan sumber belajar serta metode yang tepat sesuai dengan RPP. Guru sudah memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, namun masih ada guru yang kurang
Dalam elaborasi, belum semua guru melakukan kegiatan dengan membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis. Masih ada guru yang kurang memberikan kesempatan untuk berpikir kepada siswa menyelesaikan masalah, memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran yang kooperatif dan kolaboratif, dan memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat.
Pada konfirmasi, semua guru sudah memberikan penguatan dan hadiah berupa pujian terhadap keberhasilan siswa, dan memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif. Dalam kegiatan penutup masih ada guru yang tidak membuat rangkuman pelajaran karena kehabisan waktu. Masih ada guru dalam menutup pembelajaran tidak memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah.
c. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran
setidaknya ada lima tahap evaluasi, yaitu: 1) Ulangan Harian (UH); 2) Ulangan Tengah Semester (UTS); 3) Ulangan Akhir Semester (UAS); 4) Ulangan Kenaikan Kelas (UKK); 5) Ujian Sekolah dan Ujian Nasional (US dan UN).
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dikatakan bahwa semua guru baik yang sudah bersertifikat pendidik maupun belum, semua telah melaksanakan evaluasi khususnya ulangan harian, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dikatakan bahwa semua guru baik yang sudah bersertifikat pendidik maupun belum, semua telah melaksanakan evaluasi khususnya ulangan harian,
guru pasti mengadakan evaluasi. Hanya saja setelah evaluasi belum semua guru melaksanakan analisis hasil evaluasi untuk tindak lanjut remidial atau pengayaan.
Hasil telaah dokumen evaluasi pembelajaran didapatkan hasil, lima guru sudah melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan baik, dan empat guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan kualitas cukup, dan ada tiga guru dalam melaksanakan evaluasi dengan kualitas kurang. Secara keseluruhan guru bersertifikat pendidik di SMP 2 Boja dalam evaluasi pembelajaran dengan kualitas cukup. Hasil telaah dokumen dapat dilihat pada lampiran.
4.4.4 Komponen Hasil (Product)
Berdasarkan kriteria hasil evaluasi dapat dijelaskan bahwa semua guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja telah memiliki perangkat pembelajaran. Kualitas perangkat terbagi menjadi tiga kategori, sangat baik sebanyak tujuh orang, baik sebanyak dua orang, dan cukup sebanyak tiga orang, dengan
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan rata-rata cukup yang terdiri dari lima guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kualitas baik, empat guru dalam kualitas cukup, dan tiga guru dalam kualitas kurang. Dalam evaluasi pembelajaran, lima guru melaksanakan eveluasi pembelajaran dalam kategori baik, empat guru dalam
rata-rata
baik.
kategori cukup, dan tiga orang guru dalam kategori kurang.
dalam evaluasi pembelajaran dalam kualitas cukup. Berdasarkan penelusuran dokumen dari nilai rata-rata pencapaian dan daya serap siswa SMP Negeri
Secara
keseluruhan
2 Boja pada tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Ujian SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014
No Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian
2012/2013 2013/2014 1 Pendidikan Agama
7,75 7,77 2 P Kn
7,52 8,03 6 Bahasa Indonesia
7,88 7,50 7 Bahasa Inggris
5,57 5,87 8 TIK
7,52 7,63 9 Penjasorkes
7,55 7,48 10 Seni Budaya
7,73 7,89 11 Bahasa Jawa
7,78 7,28 12 Ketrampilan
4.5 Pembahasan
4.5.1 Evaluasi Konteks (Context)
Evaluasi konteks dilakukan pada sub komponen kondisi lingkungan sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana.
a. Kondisi Lingkungan Sekolah
1) Visi dan Misi Sekolah Langkah-langkah penyelenggaraan sekolah dalam
menjalankan misi SMP Negeri 2 Boja masih sejalan dengan visinya. Visi bukan hanya sekedar rumusan tujuan dari sebuah institusi, terlebih lagi merupakan cita-cita bersama dari warga sekolah dan masyarakat pada masa yang akan datang. Visi yang telah ada di SMP Negeri 2 Boja merupakan gambaran keinginan bersama dari warga sekolah dan masyarakat untuk membentuk siswa yang unggul dalam prestasi dan berbudi pekerti luhur. Tentunya visi akan terwujud jika misi-misi yang telah dirumuskan merupakan suatu langkah yang sistematis pada perwujudan visi yang ada. Visi dan misi yang diciptakan dan dipahami dengan baik dan benar dalam sebuah organisasi tentunya akan menciptakan budaya kerja yang pada akhirnya akan membentuk budaya personel dalam institusi tersebut. Jadi visi dan misi SMP 2 Boja sudah sesuai dengan Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bagian A Perencanaan Program subbagian 1 Visi Sekolah dan subbagian 2 Misi Sekolah, karena dalam merumuskan melibatkan warga sekolah, diputuskan oleh rapat dewan pendidik, menjalankan misi SMP Negeri 2 Boja masih sejalan dengan visinya. Visi bukan hanya sekedar rumusan tujuan dari sebuah institusi, terlebih lagi merupakan cita-cita bersama dari warga sekolah dan masyarakat pada masa yang akan datang. Visi yang telah ada di SMP Negeri 2 Boja merupakan gambaran keinginan bersama dari warga sekolah dan masyarakat untuk membentuk siswa yang unggul dalam prestasi dan berbudi pekerti luhur. Tentunya visi akan terwujud jika misi-misi yang telah dirumuskan merupakan suatu langkah yang sistematis pada perwujudan visi yang ada. Visi dan misi yang diciptakan dan dipahami dengan baik dan benar dalam sebuah organisasi tentunya akan menciptakan budaya kerja yang pada akhirnya akan membentuk budaya personel dalam institusi tersebut. Jadi visi dan misi SMP 2 Boja sudah sesuai dengan Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bagian A Perencanaan Program subbagian 1 Visi Sekolah dan subbagian 2 Misi Sekolah, karena dalam merumuskan melibatkan warga sekolah, diputuskan oleh rapat dewan pendidik,
2) Budaya Sekolah Perbaikan sistem persekolahan pada intinya
adalah membangun sekolah dengan kekuatan utama sekolah yang bersangkutan. Perbaikan mutu sekolah perlu adanya pemahaman terhadap budaya sekolah seperti yang disebutkan dalam Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian 9 mengenai budaya dan lingkungan sekolah bahwa sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan
kondusif untuk pembelajaran
pendidikan
yang
dalam prosedur pelaksanaan. Dalam mengembangkan budaya pada proses pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 2 dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan harmonis, dan membiasakan memberi salam serta berdoa ketika akan memulai dan mengakhiri pembelajaran di kelas sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkesan bagi peserta didik yang bertujuan untuk menjadikan pembelajaran yang dapat merangsang minat mereka. SMP Negeri 2 Boja juga menanamkan nilai-nilai kedisiplin, tanggungjawab, kemandirian, kebersamaan, kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam kepada para siswa melalui kegiatan kepramukaan serta memperkuat nilai-nilai
yang
efisien efisien
SMP Negeri 2 Boja dalam membentuk budaya sekolah telah menyusun tata tertib untuk pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik yang disusun oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang berisi petunjuk, peringatan, larangan, dan sanksi bagi yang melanggar.
Pelaksanaan tata tertib sangat tergantung pada pemahaman pihak-pihak terkait terhadap tata tertib yang disusun. Karena itu sosialisasi tata tertib perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak memahami dengan baik isi tata tertib tersebut. Kegiatan terpenting dalam menguji efektivitas tata tertib adalah pada pelaksanaannya. Di sini terkait dengan sejauh mana upaya pihak sekolah dalam menegakkan tata tertib yang telah disusun. Sebab betapapun baiknya tata tertib tapi jika tidak ditegakkan secara konsekuen maka tidak akan banyak artinya dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah.
Berdasarkan pembahasan diatas, tuntutan Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian 9 mengenai budaya dan lingkungan sekolah telah tercapai, karena sekolah telah menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan dengan menetapkan pedoman tata tertib bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang berisi petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku Berdasarkan pembahasan diatas, tuntutan Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian 9 mengenai budaya dan lingkungan sekolah telah tercapai, karena sekolah telah menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan dengan menetapkan pedoman tata tertib bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang berisi petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku
3) Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat, khususnya orang tua
siswa SMP Negeri 2 Boja melalui komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini masih minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), belum pada proses
pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Padahal peran serta dan dukungan masyarakat, baik dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat dibutuhkan.
Komite sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Dengan berasumsi bahwa pendidikan merupakan masalah semua pihak terutama dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka seharusnya pihak SMP Negeri
2 Boja berusaha seoptimal mungkin memberdayakan dan mengikutsertakan keterlibatan komite sekolah dalam segala jenis usaha yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian 10 mengenai peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah dan Kepmendiknas nomor 044/u/2002 tentang peran komite sekolah.
Dalam Kepmendiknas nomor 044/u/2002 disebutkan bahwa peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan meliputi: 1) Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite sekolah sebagai mitra kerja kepala sekolah memberikan pertimbangan dalam setiap rencana dan program yang disusun oleh sekolah. Selain itu, komite sekolah juga memberikan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan RKAS, memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah dan mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat untuk dipertimbangkan dan diperbantukan di sekolah. 2) Sebagai pendukung (supporting agency): peran komite sekolah sebagai badan pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah berupa dukungan finansial, tenaga, dan dukungan pemikiran.
3) Sebagai pengontrol (controlling agency): komite sekolah melakukan kontrol terhadap pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di samping alokasi dana dan sumber daya bagi pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan. 4) sebagai mediator: Komite sekolah memberi manfaat, yang mana dengan adanya komite sekolah, aspirasi siswa dan orang tua dapat tersalurkan dan terwakilkan. Selain itu, pihak sekolah juga selalu mendapat support dari komite sekolah agar terus dapat meningkatkan mutu pendidikan.
diatas, tuntutan Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian 10 mengenai peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah telah tercapai, karena SMP Negeri 2 Boja telah melibatkan warga dan masyarakat dalam mengelola pendidikan, namun perlu peningkatan peran serta masyarakat tidak hanya dalam pendanaan saja tetapi juga dalam kegiatan non akademik.
Berdasarkan
uraian
4) Dukungan Pimpinan Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran Glickman dalam Dharma (2008:10). Selain itu, supervisi akademik juga merupakan upaya untuk membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Jika supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.
Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila sebelumnya dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek
kemampuannya,
dikembangkan dan cara mengembangkannya. Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas maka nampaklah peranan penting dukungan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa dukungan
yang
perlu
sesuai dengan Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian D, subbagian 7 tentang kepala sekolah, poin d dan k mengenai pembuatan RKS dan RKT untuk pelaksanaan peningkatan mutu dan program serta pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja sekolah.
pimpinan
sudah
b. Ketersediaan Sarana Prasarana
1) Ruang Belajar Secara mendasar keadaan ruang belajar sebagai
salah satu bagian dari kelengkapan sarana dan prasarana dipayungi oleh Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian
7 tentang bidang sarana, poin e. Jadwal belajar dimulai dari hari Senin sampai Sabtu. Ruang belajar mencukupi untuk menampung 24 rombongan belajar.
Sesuai dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007, bagian D tentang kelengkapan sarana dan prasarana, kondisi ruang kelas digambarkan dalam kondisi cukup nyaman hal ini disebabkan sirkulasi udara yang cukup lancar.
fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan karena di sebelah kanan dan kiri terpasang jendela. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dapat dengan mudah keluar masuk ruangan dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.
Ruang kelas
memiliki
2) Perpustakaan Dengan adanya fasilitas komputer, meja baca,
daya tampung 40 siswa, pencahayaan yang baik, dan dengan rasio jumlah buku dengan jumlah siswa 1:1, dapat dikatakan bahwa perpustakaan yang ada telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007, bagian D kelengkapan sarana dan prasarana poin 2, tentang ruang perpustakaan.
3) Laboratorium Ketersediaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 2
Boja telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D, Subbagian 3 tentang Laboratorium, karena dapat Boja telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D, Subbagian 3 tentang Laboratorium, karena dapat
Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Tersedia sumber air bersih dan saluran limbah tersendiri sehingga sisa limbah dari praktikum tidak mencemari lingkungan.
4) Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan dapat membantu komunikasi dalam pembelajaran.
Dengan keberadaan alat-alat praktek dan media audio seperti seperangkat tape recorder dan media visual seperti LCD maka bisa dikatakan media pembelajaran yang ada di SMP Negeri 2 Boja sudah memenuhi Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D, Subbagian 2 tentang Perpustakaan jenis Sumber Belajar Lain, yaitu memiliki perangkat media pembelajaran.
4.5.2 Evaluasi Masukan (Input)
Evaluasi masukan (input) ini akan mencakup dua Evaluasi masukan (input) ini akan mencakup dua
a. Karakteristik Guru Tenaga pendidik adalah sumber daya manusia
yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya dalam dunia pendidikan. Adanya SDM yang berkualitas tentunya akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah diatur tentang kualifikasi yang dimiliki oleh guru. Guru, setidaknya seseorang yang harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
tempat
bertugas,
Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain latar belakang pendidikan dan pengalaman. Dari 31 guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semuanya berlatarbelakang pendidikan keguruan dan sudah berpendidikan minimal strata-1 (S1), bahkan sudah ada empat guru yang berpendidikan S2 sehingga bisa dikatakan
akademik dan kompetensi sesuai dengan tuntutan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Pendidik dan Kompetensi Guru bahwa guru pada pendidikan dasar dan menengah harus berpendidikan sarjana atau diploma IV, dan memiliki keterampilan yang disesuaikan dengan institusi pendidikan. Hal itu sesuai dengan pendapat Imran (2010:23) yang
memiliki
kualifikasi kualifikasi
Karena guru sudah bersertifikat pendidik sesuai dengan undang-undang guru maka guru memiliki kompetensi pedagogik, sehingga guru harus mampu merancang
pembelajaran, mengimplementasikan proses pembelajaran dan menilai proses dan hasil pembelajaran, untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Acep Mulyadi (2011) dengan judul Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru yang menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam di SDN Kecamatan Bekasi Timur.
b. Administrasi Pembelajaran Guru Kata administrasi secara harfiah dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai tujuan (Purwanto, 2007:1). Administrasi pembelajaran adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan pembelajaran di dalam mencapai tujuan.