PT.RADIANT UTAMA INTERINSCO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Radiant Utama Interinsco Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 41 tanggal 22 Agustus 1984 dari Hadi Moentoro, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-574-HT.01.01.TH.85 tanggal 11 Pebruari 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 49 tanggal 18 Juni 1985, Tambahan No. 860. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 3 tanggal 3 Juni 2008 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan dengan Undang- Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-44233.AH.01.02.TH.2008 tanggal 24 Juli 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 9 Desember 2008, Tambahan No. 26714.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Jalan Kapten Tendean No. 24, Mampang Prapatan, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi:

a. Jasa teknik instalasi dan rekayasa bidang minyak, gas bumi dan energi.

b. Jasa sertifikasi mutu.

c. Jasa survey bidang minyak, gas bumi dan energi.

d. Perdagangan besar (distributor) peralatan dan bahan baku/ kimia bidang minyak dan gas bumi.

e. Jasa penyewaan peralatan pertambangan minyak dan gas bumi.

f. Jasa perbaikan dan perawatan instalasi pertambangan minyak dan gas bumi.

Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan anak perusahaan rata-rata 390 dan 439 karyawan masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Radiant Utama. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Ahmad Ganis

Komisaris

Riza Jaya

Komisaris Independen

Winarno Zain

Dewan Direksi

Direktur Utama

Sofwan Farisyi

Direktur

Ramzi Siddiq Amier Muhammad Hamid Rustanto Adji Widodo

Komite Audit

Ketua

Winarno Zain

Anggota

Wirawan B. Ilyas Sri Hartono

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Saham

Pada tanggal 30 Juni 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal/Bapepam (sekarang menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan - Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-824/BL/2006 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 170.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 250 per saham.

Pada tanggal 12 Juli 2006 dilakukan pencatatan 600.000.000 saham Perusahaan milik pemegang saham pendiri pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 31 Maret 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 770.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya).

Obligasi

Pada tanggal 29 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-3214/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi Radiant Utama Interinsco I tahun 2007 dengan jumlah pokok sebesar Rp 100.000.000.000, tingkat bunga tetap 11,5% per tahun dan berjangka waktu 4 tahun.

c. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:

Tahun Anak Perusahaan

Domisili

Jenis Usaha

Persentase

Operasi Jumlah Aset

Pemilikan

Komersial 31 Maret 2010 Rp

PT Supraco Indonesia

1980 310,202,080,083 ("SI")

Jakarta

Jasa penyediaan alat-alat

eksplorasi

PT Radiant Tunas

2003 1,070,724,764 Interinsco ("RTI")

Jakarta

Jasa pembangunan, perdagangan,

pertambangan, pengangkutan darat, perbengkelan dan jasa

PT Supraco Lines ("SL") *)

Jakarta

Jasa Pelayaran dan

pengangkutan dalam negeri

PT Supraco Deep Water

2008 3,327,264,274 ("SDW") *)

Jakarta

Jasa penyedia tenaga kerja

dan manajemen sumber daya manusia

PT Radiant Bukit Barisan

Tahap eksplorasi 13,708,422,168 E&P ("RBB") *)

Jakarta

Pertambangan dan perdagangan

*) Pemilikan tidak langsung melalui SI

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing- masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Catatan 1c). Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi anak perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 3c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.

c. Prinsip Konsolidasi

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, Perusahaan memakai kurs sebagai berikut:

e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimilki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan- perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

h. Investasi

Deposito berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan atas hutang dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi terealisasi dalam satu tahun dari tanggal neraca disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehannya yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Kerugian atas penurunan nilai efek diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara dan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh temponya kurang dari satu tahun disajikan sebagai investasi sementara.Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

Investasi lainnya

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

i. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing- masing akun piutang pada akhir tahun.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO).

k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya.

Properti investasi berupa tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

m. Aset Bangun Kelola Serah

Aset tetap berupa bangunan dalam rangka bangun, kelola dan serah (B.O.T) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan diamortisasi berdasarkan umur ekonomis dari aset tetap yang bersangkutan dengan batas maksimum sesuai jangka waktu perjanjian bangun, kelola dan serah, yaitu antara 3 - 5 tahun menggunakan metode garis lurus.

n. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

10 Peralatan proyek

2-8 Peralatan dan perlengkapan kantor

2-8 Kendaraan 4-6

Kapal 10-15

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya- biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat.

o. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

p. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

q. Biaya Eksplorasi yang ditangguhkan

RBB menggunakan metode akuntansi successful effort untuk aktivitas minyak dan gas bumi. Berdasarkan metode ini, biaya untuk memperoleh hak pengelolaan atas aset minyak dan gas bumi, untuk pengeboran dan penyediaan peralatan sumur eksplorasi yang cadangannya terbukti dan untuk pengeboran dan penyediaan peralatan sumur pengembangan dikapitalisasi. Biaya geologi dan geofisika serta biaya eksplorasi lainnya dibebankan pada saat terjadinya.

r. Biaya Emisi Saham dan Obligasi

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

Biaya emisi obligasi langsung dikurangi dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.

s. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang- Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

t. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku transaksi dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

u. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari kontrak atas penyediaan jasa diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian berdasarkan kontrak.

Pendapatan sewa diakui dengan dasar akrual secara proporsional selama periode dari perjanjian sewa.

Beban diakui pada saat terjadinya.

v. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Non Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

Pajak Penghasilan Final

Pendapatan dari kapal merupakan obyek pajak final sebesar 1,2% dan beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.

Selisih antara jumlah pembayaran pajak penghasilan final dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak penghasilan final dibayar dimuka atau hutang pajak final. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari hutang pajak penghasilan final.

Perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban yang berhubungan dengan pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset dan kewajiban pajak tangguhan.

w. Laba Bersih Per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

x. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

3. KAS DAN SETARA KAS

452,725,228 Bank Rupiah Bank CIMB Niaga

2,524,613,174 2,297,254,077 Bank Mega

4,938,105,662 21,116,788 Citibank, N.A., Jakarta

4,219,834,889 1,552,426,559 Bank Mandiri

5,201,781,884 Standard Chartered Bank, Jakarta

1,106,929,018 Bank Negara Indonesia

2,778,924,219 Bank Negara Indonesia Syariah

1,786,184,936 732,495,862 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1.000.000.000)

2,476,672,173 Dollar Amerika Serikat DVB Group Merchant Bank Asia, Singapore

17,863,021,988 22,457,290,768 Citibank, N.A., Jakarta

6,482,921,373 7,368,794,202 The Royal Bank of Scotland

4,647,920,800 - Bank CIMB Niaga

2,690,014,881 2,964,764,477 Bank Mega

679,884,569 6,482,378,155 Bank Bukopin

1,138,461,209 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1.000.000.000)

109,723,823 Dollar Singapura - Bank CIMB Niaga

500,677,250 7,417,834 Deposito berjangka - Rupiah Bank CIMB Niaga

7,000,000,000 2,200,000,000 Bank Bukopin

1,200,000,000 Bank CIMB Niaga Syariah

3,500,000,000 Jumlah

71,038,837,632 64,049,156,276 Tingkat bunga deposito berjangka

per tahun Rupiah

5% - 7,5%

9% - 10,75%

4. INVESTASI SEMENTARA

Perincian dari investasi sementara tersebut adalah sebagai berikut:

Rp Investasi melalui manajer investasi

Rp

3,488,474,894 Deposito berjangka

5,593,192,787 4,936,520,932 Surat berharga yang tersedia untuk di jual

Perusahaan menunjuk PT Insight Investment (Insight) dan PT GMT Aset Manajemen (GMT) sebagai pengelola dana Perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk reksadana. Perjanjian tersebut akan berhenti apabila salah satu pihak memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain. Perincian dari investasi sementara tersebut adalah sebagai berikut:

Investasi Melalui Manajer Investasi

Rp Biaya perolehan

Rp

2,000,000,000 GMT Dana Obligasi Plus

I-Hajj Syariah

1,250,000,000 Jumlah

3,250,000,000 Laba yang belum direalisasi

553,971,398 238,474,894 Nilai Wajar

Deposito Berjangka

Merupakan deposito berjangka yang dijaminkan kepada Citibank N.A, Jakarta sehubungan dengan Project Management & Support Services dengan Mobile Cepu, Ltd. sebesar USD 613,625 dan USD 426.481 masing- masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009. Deposito berjangka memiliki jangka waktu 1 bulan (Catatan 37c).

Surat Berharga yang Tersedia Untuk Dijual

Rp Biaya perolehan

Rp

52,700,000 Jumlah

PT Jasa Marga Tbk

52,700,000 Rugi yang belum direalisasi

(24,800,000) Nilai Wajar

5. PIUTANG USAHA

Rp a.Berdasarkan pelanggan:

Rp

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 35) PT Santa Fe Supraco Indonesia

2,160,152,303 Jumlah

2,160,152,303 Pihak ketiga

PT Chevron Pacific Indonesia

31,146,019,426 Total E&P Indonesie

33,827,267,801 Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd.

27,116,617,050 PetroChina, Ltd.

25,070,622,037 Mobil Cepu, Ltd.

8,275,098,848 Buminata Aji Perkasa

3,333,335,000 EMP Kangean, Ltd.

4,561,316,229 Bank Indonesia

1,965,362,482 Pertamina EP

1,453,185,878 Vico Indonesia

7,245,471,056 ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd.

3,174,915,716 Schlumberger Geophysics Nusantara

6,530,860,484 Shell Indonesia

4,601,196,420 Dowell Anadrill Schlumberger

7,153,845,900 PT. Siemens Indonesia

3,336,574,171 Global Process System, LLC (GPS)

3,280,616,735 BP Indonesia

46,897,433,722 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 3.000.000.000)

270,696,661,080 Penyisihan piutang ragu-ragu

(4,178,525,204) Bersih 191,021,989,929

266,518,135,875 Jumlah Piutang Usaha - Bersih

Rp b. Berdasarkan umur (hari) :

Rp

Belum jatuh tempo

214,613,254,512 Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari

20,897,801,700 31 s/d 60 hari

16,743,560,720 61 s/d 90 hari

6,128,122,047 91 s/d 120 hari

193,658,596,953 272,856,813,382 Penyisihan piutang ragu-ragu

(2,636,607,024) (4,178,525,204) Bersih

Rp Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu:

Rp

Saldo awal 2,636,607,024 4,178,525,204 Pemulihan

- Penghapusan

- Penambahan -

- Saldo akhir

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

Piutang usaha dijadikan jaminan hutang obligasi sebesar 105% dan 100% dari hutang pokok obligasi masing- masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 23).

Piutang usaha kepada Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd. sebesar Rp 21,685,606,265 dan Rp 27,116,617,050 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 dijadikan jaminan atas hutang usaha kepada Global Process Systems, LLC (Catatan 17 dan 37b).

Rp Film

Rp

768,795,175 1,494,693,502 Suku Cadang

304,551,732 670,248,555 Isotope IR 192

375,736,861 512,297,044 Barang persediaan - OCTG (Oil Country Tubular Goods)

151,159,957 178,895,840 Bahan kimia

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak perlu dilakukan penyisihan penurunan nilai persediaan, karena semua persediaan dapat dipakai dalam usaha normal Perusahaan.

7. UANG MUKA

Rp Uang muka pembelian aktiva tetap

Rp

2,769,080,005 2,313,382,194 Uang muka operasional proyek

5,116,070,238 Lain-lain

1,055,937,852 Jumlah

8. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Rp Pajak penghasilan - Pasal 23

Rp

4,089,017,470 Pajak penghasilan - Pasal 24

- Pajak penghasilan - Pasal 25

- Pajak penghasilan - Pasal 28A

18,071,063,723 Pajak pertambahan nilai - bersih

9. PIUTANG DAN HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Rp Piutang

Rp

PT Radiant Utama (RU) 5,921,346,177 5,010,700,324 PT Radiant Nusa Investama (RNI)

2,462,399,121 2,541,292,978 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 2.000.000.000)

2,345,268,952 1,739,385,522 Jumlah

10,729,014,250 9,291,378,824 Hutang

PT Santa Fe Supraco Indonesia (SF) 3,782,725,000 4,803,625,000 PT Radiant Guna Persada (RGP)

481,747,434 208,839,651 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 200.000.000)

Piutang Perusahaan kepada RU terutama merupakan pemberian pinjaman. Berdasarkan perjanjian tanggal 1 Juni 2006, jangka waktu pinjaman adalah 5 (lima) tahun dan dikenakan bunga 12% per tahun dengan jaminan perusahaan dari RNI.

Piutang Perusahaan kepada RNI dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan dan SI. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti.

Hutang kepada SF merupakan hutang SI atas penyertaan saham.

Hutang Perusahaan kepada RGP merupakan hutang atas penerimaan pinjaman yang dilakukan tanpa jangka waktu dan tidak dikenakan bunga serta hutang atas sewa gedung untuk operasional Perusahaan.

Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu.

10. INVESTASI SAHAM

Merupakan investasi SI pada PT Santa Fe Supraco Indonesia, berkedudukan di Jakarta dengan persentase kepemilikan sebesar 5% atau senilai Rp 465.215.000 yang dicatat dengan metode biaya..

11. PROPERTI INVESTASI

Merupakan dua bidang tanah yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, masing-masing seluas 8.650 m 2 dan 6.975 m 2 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.

Nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 5.859.375.000 berdasarkan laporan penilaian dari Suwendho Rinaldy dan Rekan, penilai independen yang tidak berhubungan dengan Perusahaan. Penilaian dilakukan berdasarkan pendekatan perbandingan data pasar di tahun 2009.

Pada tahun 2008, seluruh tanah digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek (Catatan 16).

12. ASET BANGUN KELOLA SERAH

1 Januari

31 Maret

2010 p Biaya perolehan: Bangunan 1,783,077,300

2010 p

Penambahan p

Bangunan dalam penyelesaian

448,041,371 Jumlah biaya perolehan

2,243,293,671 Akumulasi amortisasi

Jumlah Tercatat

Rp Biaya perolehan: Bangunan

Bangunan dalam penyelesaian

1,212,101,240 Jumlah biaya perolehan

4,335,655,951 Akumulasi amortisasi

Jumlah Tercatat

Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Hak Penggunaan Tempat pada tanggal 1 April 2005 antara Perusahaan dengan PT Citra Tubindo Tbk (CT), telah disepakati pengalihan hak penggunaan tempat milik PT Citra Tubindo Tbk

kepada Perusahaan, seluas 636,36 m 2 yang terletak di Jl. Hang Kesturi KM 4, Kabil Industri Estate Batam, untuk periode 3 tahun.

Pada tanggal 2 Desember 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian yang sama dengan CT untuk area yang berbeda seluas 861 m 2 di lokasi yang sama. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 5 tahun sejak diselesaikannya bangunan.

Beban amortisasi dialokasikan sebagai beban langsung sebesar Rp. 94,180,115 dan Rp 37,673,047 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

13. ASET TETAP

Rp Biaya perolehan: Pemilikan langsung

- 113,410,283 Peralatan proyek

61,541,534,892 978,839,715 1,870,695,750 - 60,649,678,857 Peralatan dan perlengkapan kantor

9,674,432,336 299,311,245 19,089,285 - 9,954,654,296 Kendaraan

127,585,774,378 11,700,000 628,691,818 - 126,968,782,560 Kapal

- 20,700,000,000 Aset dalam penyelesaian Bangunan

- 341,576,600 Aset sewa pembiayaan Kendaraan

- 25,787,736,142 Peralatan Proyek

- - 4,468,112,285 Jumlah

255,497,058,671 3,924,517,650 2,518,476,853 - 256,903,099,468 Akumulasi penyusutan:

Pemilikan langsung Bangunan 1,020,484,744

- 1,085,112,526 Prasarana

- 113,410,283 Peralatan proyek

- 33,279,457,823 Peralatan dan perlengkapan kantor

- 3,316,666,670 Aset sewa pembiayaan Kendaraan

- 8,344,962,446 Peralatan Proyek

89,955,902,023 10,555,038,388 1,527,531,648 - 98,983,408,763 Jumlah Tercatat

Rp Biaya perolehan: Pemilikan langsung

- 113,410,283 Peralatan proyek

4,020,173,189 55,077,255,948 Peralatan dan perlengkapan kantor

- 19,500,000,000 Aset dalam penyelesaian Bangunan

(794,035,630) - Peralatan proyek

(3,983,923,189) - Aset sewa pembiayaan Kendaraan

234,092,170,000 3,604,536,894 304,664,568 (746,057,838) 236,645,984,488 Akumulasi penyusutan:

Pemilikan langsung

- 845,689,120 Prasarana

Bangunan 790,117,361 55,571,769

- 113,410,283 Peralatan proyek

36,250,000 28,417,378,002 Peralatan dan perlengkapan kantor

- 1,697,222,224 Aset sewa pembiayaan Kendaraan

57,270,341,745 9,088,377,236 304,664,568 49,652,792 66,103,707,196 Jumlah Tercatat

Perincian keuntungan atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

Rp Jumlah tercatat aktiva tetap yang dijual dan dihapuskan

Rp

- Harga jual

86,363,636 Keuntungan atas penjualan dan penghapusan

aktiva tetap tahun berjalan - bersih 299,004,795 86,363,636

Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut:

Rp Pemilikan langsung:

Rp

Beban langsung (Catatan 30 ) 7,647,149,243 7,270,316,740 Beban usaha (Catatan 31 )

1,084,560,124 774,527,609 Aktiva sewa guna usaha: Beban langsung (Catatan 30 )

Perusahaan dan anak perusahaan memiliki enam bidang tanah di beberapa daerah dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo antara tahun 2019 sampai dengan tahun 2037. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

14. BIAYA EKSPLORASI YANG DITANGGUHKAN

Merupakan pembayaran RBB kepada BP Migas sehubungan dengan penandatanganan kesepakatan Kontrak Bagi Hasil (Catatan 37f).

15. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Merupakan saldo bank milik Perusahaan yang penarikannya dibatasi dan hanya digunakan dalam rangka pembayaran hutang bank jangka pendek dan jangka panjang dengan perincian sebagai berikut:

Rp Bank Negara Indonesia

Rp

129,045,667 Bank Mandiri

177,974,191 Bank Bukopin

- Bank Pembangunan Daerah Riau

840,000,000 Jumlah

16. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Rp Rupiah

Rp

Bank Negara Indonesia

22,188,419,236 Citibank N.A., Jakarta

- Bank Mandiri

3,491,297,386 Standard Chartered Bank, Jakarta

4,049,616,900 Dollar Amerika Serikat

The Royal Bank of Scotland (USD 310,520)

- Standard Chartered Bank, Jakarta (USD 1,197,755.5)

13,864,019,913 Jumlah

43,593,353,435 Tingkat bunga per tahun selama

tahun berjalan Rupiah

6% - 13% Dollar Amerika Serikat

Bank Negara Indonesia (BNI)

Merupakan fasilitas kredit modal kerja (KMK) yang diperoleh SI pada tanggal 26 Maret 2007 dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 30.000.000.000 dan fasilitas penerbitan bank garansi dengan batas maksimum Rp 10.000.000.000 untuk jaminan tender dan pelaksanaan jasa-jasa pendukung operasi perminyakan dan gas bumi. Pinjaman ini berjangka waktu 12 bulan.

Sehubungan dengan fasilitas pinjaman di atas, SI disyaratkan membuka rekening escrow yang hanya digunakan sebagai rekening penerima dana pinjaman dan pembayaran pinjaman (Catatan 15).

Pinjaman ini dijamin dengan 3 bidang tanah dan bangunan milik SI, 8 unit kendaraan bermotor milik SI, 1 unit mesin Crawler dan 5 unit kapal atas nama anak perusahaan SI, hak atas tagihan SI dari proyek yang dibiayai dan proyek lain yang tidak sedang dijaminkan ke kreditur lain, serta jaminan perusahaan (company guarantee) dari PT Radiant Utama Interinsco Tbk (pemegang saham).

Perjanjian pinjaman BNI juga mencakup persyaratan tertentu antara lain membatasi hak SI untuk merubah anggaran dasar, bentuk/status hukum, susunan kepemilikan saham, atau susunan pengurus, menambah hutang selain yang sudah ada, melakukan investasi baru, membagikan dividen, melakukan penarikan modal, melakukan penggabungan usaha (merger), menambah piutang pihak hubungan istimewa dan menanggung hutang pihak ketiga.

Citibank N.A., Jakarta

Merupakan fasilitas pinjaman transaksi khusus bersifat berulang yang diperoleh SI pada tahun 2008 dengan maksimum pinjaman sebesar USD 6.000.000 dengan bunga 7,5% per tahun dan berjangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha SI dari BUT Petrochina International Jabung, Ltd. dan Mobile Cepu, Ltd.

Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut di atas, SI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain untuk memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu. Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan risiko atas pelanggaran perjanjian.`

Bank Mandiri

Merupakan fasilitas kredit modal kerja (KMK) yang diperoleh Perusahaan dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 10.000.000.000 dan fasilitas penerbitan bank garansi dengan batas maksimum Rp 10.000.000.000 untuk jaminan tender dan penyediaan jasa teknik penunjang bagi industri minyak dan gas.

Berdasarkan addendum perjanjian pada tanggal 20 Oktober 2008, fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan

22 Desember 2009 dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 10.000.000.000 dan jumlah maksimum penerbitan bank garansi dinaikkan menjadi Rp 20.000.000.000.Pinjaman ini berjangka waktu 12 bulan dan dijamin dengan piutang usaha, persediaan, 2 bidang hak atas tanah di Jawa Barat dan 17 unit kendaraan atas nama Perusahaan yang berlokasi di Riau dan Balikpapan

The Royal Bank Of Scotland

Merupakan fasilitas pinjaman jangka pendek yang diperoleh perusahaan dan anak perusahaan (PT. Radiant Tunas Interinsco ) pada tanggal 19 Oktober 2009 dengan maksimum pinjaman sebesar USD 3,000,000 , jangka waktu maksimum 3 bulan dan tingkat bunga 5%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha perusahaan.

Standard Chartered Bank, Jakarta

Merupakan fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh SI pada tanggal 4 September 2008 dengan maksimum kredit sebesar USD 10.000.000. Perjanjian ini berjangka waktu 12 bulan. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar suku bunga pinjaman bank ditambah 2,5% untuk fasilitas dalam Rupiah dan SIBOR ditambah 3% untuk fasilitas dalam USD. Bunga dikenakan dimuka pada setiap kali SI menarik pinjaman Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut di atas, SI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain untuk memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu. Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan risiko atas pelanggaran perjanjian

Pada tanggal 9 Februari 2009 SI menggunakan kembali fasilitas bank sebesar Rp. 4.049.616.900. Fasilitas ini dijamin dengan piutang SI dari PT. Infomedia Nusantara.Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut di atas, SI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain untuk memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu. Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan risiko atas pelanggaran perjanjian.

Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 1 Desember 2009

17. HUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

Rp Berdasarkan pemasok:

Rp

Global Process Systems, LLC (GPS) 49,073,630,464 59,345,800,000 Pratita Prama Nugraha,PT

2,307,411,293 3,801,088,410 PT Vadhana International

4,158,086,681 2,308,447,778 EDR Hydrosearch

1,896,911,000 Varcoindo Bina Jaya

2,650,815,979 3,416,415,035 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000.000)

6,967,531,289 6,093,510,319 Jumlah

Hutang usaha kepada GPS dijamin dengan piutang usaha kepada Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd. (Catatan 5, 37a dan 37b).

Jangka waktu hutang usaha berkisar antara 30 sampai 90 hari.

18. HUTANG PAJAK

Rp Pajak penghasilan

Rp

Pasal 4 (2)

17,744,106 Pasal 15 - Final

40,000,036 Pasal 21

2,648,102,157 Pasal 23

1,776,769,136 Pasal 25 / 29

115,865,721 Pasal 26

1,956,921,295 Jumlah

19. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Rp Gaji dan tunjangan

Rp

30,876,064,923 38,244,732,354 Subkontraktor

10,174,781,825 18,514,644,869 Pesangon pegawai kontrak

20. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Merupakan hutang bank jangka panjang yang diperoleh SI dengan perincian sebagai berikut:

Rp BNI Syariah

Rp

43,087,568,418 48,744,745,000 Bank Pembangunan Daerah Riau

27,600,000,000 35,400,000,000 Bank Negara Indonesia

5,750,000,000 13,000,000,000 Bank Central Asia

370,317,000 Jumlah

76,437,568,418 97,515,062,000 Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(6,123,490,904) (5,243,302,000) Hutang bank jangka panjang - bersih

70,314,077,514 92,271,760,000 Tingkat bunga per tahun selama

tahun berjalan - Rupiah

5.30% - 12.75%

6% - 13,77%

BNI Syariah

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh SI pada tahun 2008 sebesar Rp 49.907.760.000 yang digunakan untuk pembelian 271 unit kendaraan dalam rangka perjanjian kerjasama dengan PT Chevron Pacific Indonesia. Pinjaman ini berjangka waktu 60 bulan dengan pembagian keuntungan dari EBITDA dari proyek tersebut sesuai proyeksi keuangan 1 tahun.

Perjanjian pinjaman BNI Syariah dan Bank Riau juga mencakup persyaratan tertentu antara lain membatasi hak SI untuk melakukan penggabungan usaha (merger), melakukan investasi, merubah bentuk/status hukum, anggaran dasar atau susunan pengurus, membagikan dividen, melakukan akuisisi, membayar hutang SI kepada pemegang saham, mengikatkan diri sebagai penjamin dan memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya.

Berdasarkan Surat BNI Syariah No. USY/3/404/R tanggal 19 Maret 2009 dan Surat Bank Riau No. 068/KOM/2009 tanggal 23 Maret 2009, SI telah memperoleh persetujuan masing-masing dari BNI Syariah dan Bank Riau sehubungan dengan penyertaan modal SI pada PT Radiant Bukit Barisan E & P (Catatan 1c).

Tingkat imbalan bagi hasil antara Bank dan SI adalah sebagai berikut:

Tingkat imbalan bagi hasil ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kesepakatan antara bank dan Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Riau

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh SI pada tahun 2008 sebesar Rp 38.000.000.000 yang digunakan untuk pembelian 223 unit kendaraan. Pinjaman ini berjangka waktu 39 bulan dengan tingkat suku bunga 6% per tahun.

Bank Negara Indonesia

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh tahun 2008 sebesar Rp 15.000.000.000 yang digunakan untuk pembelian kapal tug boat, hopper barge, crane barge dan crawler crane. Pinjaman ini berjangka waktu 64 bulan dengan tingkat suku bunga 14,25% per tahun

Bank Central Asia

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh tahun 2007 sebesar Rp 1.810.300.000 yang digunakan untuk pembelian 2 unit kendaraan bermotor dan akan dilunasi dengan 24 kali angsuran bulanan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 9 September 2009.

Seluruh pinjaman cicilan ini dijamin oleh aset tetap yang dibiayai.

21. SEWA

Kewajiban Sewa Pembiayaan

Rp a. Berdasarkan jatuh tempo

Rp

Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2009

- Jumlah pembayaran minimum

sewa guna usaha 8,390,913,268 6,718,074,964 Bunga

(798,911,978) (460,338,379) Nilai tunai pembayaran minimum

sewa guna usaha 7,592,001,290 6,257,736,585 Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(4,990,267,475) (4,582,878,924) Hutang sewa guna usaha jangka

panjang - bersih 2,601,733,814 1,674,857,661 b. Berdasarkan lessor

PT Orix Indonesia Finance 6,703,543,855 6,257,736,585 PT. Bumiputera BOT Finance

Jumlah 7,592,001,290 6,257,736,585

Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan kebijakan untuk membeli peralatan proyek dan kendaraan melalui sewa pembiayaan (finance lease). Jangka waktu sewa antara 2 sampai 3 tahun dengan tingkat suku bunga efektif antara 5% - 8% per tahun. Hutang ini dijamin dengan kendaraan bermotor dan peralatan proyek yang dibiayai.

22. HUTANG PEMBELIAN AKTIVA TETAP

Rp PT. Tunas Financindo Sarana

Rp

234,364,333 Jumlah

234,364,333 Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(126,797,650) Hutang jangka panjang - bersih

Merupakan pinjaman atas pembelian 1 unit kendaraan sebesar Rp 340.800.000. Pinjaman ini berjangka waktu 2 tahun dimulai tahun 2008 dengan tingkat suku bunga 13% per tahun dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 13)

23. HUTANG OBLIGASI

Rp Akun ini terdiri dari : Hutang pokok

Rp

100,000,000,000 100,000,000,000 Biaya emisi obligasi, setelah dikurangi dengan amortisasi

(651,791,430) (1,173,224,575) Bersih

Pada tanggal 29 Juni 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Radiant Utama Interinsco I tahun 2007 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,5% per tahun yang dibayar secara triwulanan. Obligasi tersebut berjangka waktu

4 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juli 2011.

Dalam rangka penerbitan obligasi ini, PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Obligasi dijamin dengan piutang Perusahaan dan anak perusahaan yang timbul dari pekerjaan yang dilaksanakan Perusahaan dan/atau anak perusahaan sebesar 110% dari pokok obligasi, yang diberikan secara bertahap yaitu 80% pada tahun pertama, 100% pada tahun kedua, 105% pada tahun ketiga dan 110% pada tahun keempat.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi setelah satu tahun sejak tanggal penerbitan

Perjanjian tersebut juga mewajibkan Perusahaan memperoleh persetujuan tertulis dari wali amanat sebelum melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain mengizinkan anak perusahaan memberikan jaminan atas kewajiban pihak lain; mengizinkan anak perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perusahaan dan anak perusahaan; mengeluarkan obligasi yang sejenis di pasar modal dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini; mengadakan perubahan bidang usaha yang berbeda dari usaha inti Perusahaan; menjual, memindah/memberikan opsi, waran atau hak untuk membeli atau mendapatkan saham anak perusahaan yang menyebabkan Perusahaan kehilangan hak pengendalian atas anak perusahaan; dan mengizinkan anak perusahaan memberikan pinjaman kepada atau melakukan investasi pada pihak lain kecuali dilakukan sehubungan dengan kegiatan usahanya sehari-hari.

Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Fitch Rating Indonesia, peringkat obligasi adalah BBB(idn) (prospek stabil)

24. IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan dan SI menghitung imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 390 dan 439 karyawan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 .

Mutasi kewajiban bersih di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:

Rp Saldo awal

Rp

10,305,767,810 9,737,457,465 Beban tahun berjalan (Catatan 31)

350,000,000 Pembayaran manfaat

(228,714,848) (352,117,659) Saldo akhir

25. HAK MINORITAS

Rp a. Hak minoritas atas aset bersih

Rp

anak perusahaan: SI

12,274,671 b. Hak minoritas atas laba

bersih anak perusahaan: SI

26. MODAL SAHAM

Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan, PT Adimitra Transferindo, susunan pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 dan 2009 Jumlah Persentase

Jumlah Modal

Pemegang Saham

Saham

Pemilikan Disetor

Rp PT Radiant Nusa Investama

474,354,500 61.61 47,435,450,000 Value Monetization, Ltd.

120,000,000 15.58 12,000,000,000 Tn. Asad Umar Baredwan

20,400,000 2.65 2,040,000,000 Masyarakat umum (masing-masing di bawah 5%)

155,245,500 20.16 15,524,550,000 Jumlah 770,000,000 100.00 77,000,000,000

27. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Merupakan agio saham atas penawaran umum perdana saham Perusahaan pada tahun 2006 setelah dikurangi dengan biaya emisi saham dengan perincian sebagai berikut :

Rp

Agio atas penerbitan saham sebanyak 170.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan

harga penawaran Rp 250 Per saham 25,500,000,000 Dikurangi biaya emisi saham

(3,902,936,278) Tambahan Modal Disetor - Bersih

28. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI

Merupakan selisih nilai transaksi dengan nilai buku atas perolehan saham SI dari PT Radiant Nusa Investama dan Tn. Asad Umar Baredwan masing-masing pada tanggal 28 Juni 2002 dan 5 Maret 2003. Perolehan tersebut dilakukan antara entitas sepengendali sehingga selisih antara bagian Perusahaan atas nilai buku aset bersih dengan harga perolehan dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dalam ekuitas.

Perolehan tersebut didasarkan pada aset bersih SI pada tanggal 30 Juni 2002 dan 5 Maret 2003 sebagai berikut:

Rp

Bagian Perusahaan atas aktiva bersih 21,873,556,225 Harga perolehan

12,499,000,000 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

Rp Jasa pendukung operasi

Rp

128,722,541,427 196,692,429,945 Jasa kegiatan lepas pantai

59,923,191,212 80,998,470,503 Jasa inspeksi

27,607,920,155 28,457,297,265 Jasa pelayaran

0% dan 0.08% dari jumlah pendapatan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 35).

Berikut ini adalah rincian pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009:

Rp Chevron Pacific Indonesia

Rp

40,229,165,533 39,430,533,081 Santos

56,774,597,680 71,015,919,525 Petrochina International Jabung Ltd

19,313,950,916 19,719,422,618 Jumlah

30. BEBAN LANGSUNG

Rp Gaji dan tunjangan

Rp

102,086,869,446 157,810,263,619 Peralatan dan perlengkapan

59,964,925,952 69,338,946,100 Subkontraktor

4,900,630,367 8,752,699,282 Transportasi

11,652,707,550 6,899,853,054 Penyusutan (Catatan 13)

9,470,478,264 8,313,849,628 Material

2,701,838,127 2,830,507,722 Akomodasi

4,080,425,944 5,139,231,799 Mobilisasi dan demobilisasi

912,862,735 1,240,615,086 Perjalanan dinas

443,208,297 1,267,041,890 Beban proyek

1,257,098,096 26,332,150 Seragam dan perlengkapan keamanan

328,915,175 383,014,941 Perjamuan dan sumbangan

194,548,014 Amortisasi (Catatan 12)

37,673,047 Asuransi proyek

31. BEBAN USAHA

Rp Gaji dan tunjangan

Rp

9,670,710,034 9,504,660,808 Keperluan kantor

1,096,860,009 1,129,684,263 Penyusutan (Catatan 13)

1,084,560,124 774,527,609 Beban gedung

823,218,040 765,075,830 Transportasi

892,718,211 621,070,889 Pendidikan dan pelatihan

252,346,877 391,090,807 Imbalan pasca kerja (Catatan 24)

350,000,000 Perjalanan dinas

431,943,842 212,050,369 Jasa profesional

253,779,520 322,906,271 Perjamuan dan sumbangan

32. TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

Beban pajak Perusahaan terdiri dari:

Rp Taksiran pajak non final

Rp

2,846,237,091 Taksiran pajak final

33. DIVIDEN TUNAI

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita Acara No. 12 tanggal