PENERAPAN MODEL CONCEPT TEACHING PENDEKATAN DIRECT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 BAUBAU
PENERAPAN MODEL CONCEPT TEACHING PENDEKATAN DIRECT
PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 BAUBAU
Oleh:
Asmawati Munir
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO
e-mail: [email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII A
SMP Negeri 7 Baubau melalui penerapan model concept teaching pendekatan direct presentation. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus belajar, dengan tahapan: perencanaan;
pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Data dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar serta
lembar observasi guru dan siswa, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Keberhasilan
tindakan aktivitas siswa siklus I mencapai skor dengan rerata 2,66, pada siklus II yaitu 3,5 dan pada siklus III
yaitu 3,78. Keberhasilan tindakan aktivitas guru pada siklus I mencapai skor rerata 2,96, siklus II mencapai 3,71
dan siklus III mencapai 3,92. Rerata pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 64,58, siklus II
mencapai 72,5 dan siklus III mencapai 81,46. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model
concept teaching pendekatan direct presentation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa
kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau.
Kata Kunci: Model concept Teaching, Pendekatan Direct Presentation, Aktivitas dan hasil belajar
PENDAHULUAN
kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran
dan berujung pada kurang antusiasnya siswa (kurang
aktif) dalam proses interaksi belajar-mengajar serta
pemahaman siswa terhadap konsep biologi masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang
mengutamakan hafalan dibandingkan dengan
pemahaman konsep.
Melihat rendahnya rata-rata nilai ulangan di
kelas ditambah kurangnya motivasi belajar siswa,
maka peneliti mencoba melakukan alternatif tindakan
untuk membantu guru dalam pembelajaran sehingga
memudahkan siswa memahami pokok bahasan pada
IPA-Biologi khususnya pokok bahasan pada standar
kompetensi sistem dalam kehidupan tumbuhan, yaitu
dengan
menerapkan model pengajaran konsep
(concept teaching) pendekatan direct presentation.
Model concept teaching adalah cara dimana guru
dapat membantu siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan
untuk pembelajaran lebih lanjut serta mempelajari
dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam subjek
tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai
pembelajaran spesifik ke bidang-bidang yang lebih
umum. Salah satu pendekatan pengajaran konsep
adalah direct presentation. Jadi dapat dikatakan
dengan pendekatan presentasi langsung siswa
dituntut menggunakan proses berpikirnya untuk
menganalisa menggolongkan suatu konsep ke dalam
IPA-Biologi
merupakan
salah
satu
pelajaran yang dianggap sulit dipahami dan
dianggap sebagai pembelajaran menghafal bagi
sebagian besar siswa sekolah menengah pertama.
Pada kenyataannya untuk dapat memahami IPABiologi harus mengetahui konsep-konsep dasar
ilmu biologi disertai ketekunan mempelajarinya,
dalam hal ini konsep-konsep dasar harus dilibatkan
dalam menyelesaikan masalah biologi yang lebih
kompleks. Untuk mengubah anggapan bahwa IPABiologi itu sulit, maka guru mata pelajaran IPABiologi harus mampu menemukan kesulitankesulitan yang dihadapi oleh siswa sekolah
menengah pertama dalam pengajaran IPA-Biologi
dan mencari solusi untuk mengatasinya. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan mengenai
konsep-konsep maupun prinsip-prinsip yang
menjadi dasar agar siswa mencapai penguasaan
IPA-Biologi lebih baik. Pemahaman konsep
merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori.
Sehingga untuk dapat memahami prinsip dan teori
harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang
menyusun prinsip dan teori tersebut.
Salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru didominasi
oleh penerapan metode ceramah sehingga siswa
[18]
kelas contoh atau bukan contoh konsep, definisi
konsep yang telah ditentukan oleh guru dan
berdasarkan atribut kritis yang ditentukan oleh guru
dengan melibatkan siswa didalamnya (Petrus,
2011).
Concept learning (belajar konsep) pada
dasarnya adalah meletakkan berbagai macam hal ke
dalam golongan-golongan dan setelah itu mampu
mengenali anggota-anggota golongan individu untuk
mampu mengambil kasus tertentu.
Ada empat fase atau langkah utama di masing-masing
pendekatan pengajaran konsep. Meskipun ada variasi
dalam urutan aktivitas belajar dan perilaku guru
pendamping di fase 2 dan 3. Semua urutan dari fase
dirangkum dalam Tabel 1
Tabel 1 Sintaks Model Pengajaran Konsep (Concept Teaching) dengan Pendekatan Direct Presentation
FASE
AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
Fase 1
Penyajian tujuan dan menetapkan
kesiapan
Memperhatikan
pembelajaran
penjelasan
guru
tentang
tujuan
Fase 2
Memberi masukan contoh dan
bukan contoh (Daftar, label,
definisi)
Memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, memberi
label pada setiap contoh, membedakan dan menyatakan
atribut kritis dari konsep yang diberikan melalui contoh
dan bukan contoh
Fase 3
Menguji pencapaian
Memberikan nama pada konsep berdasarkan atribut
kritisnya, memberikan definisi konsep dan mampu
membenarkan jawaban terhadap contoh tambahan yang
diberikan oleh guru berdasarkan atribut kritis dari
konsep
melalui
presentasi
langsung
(direct
presentation).
Fase 4
Menolong siswa menganalisis
berpikir dan mengintegrasikan
belajar
Siswa mengungkapkan apa yang dipikirkannya dan
mengemukakan contoh lain agar sesuai dengan konsep.
(Diadaptasi dari Arends, 2008: 338-347).
3) Tulis sebuah definisi ringkas. Suatu definisi
adalah pernyataan mengidentifikasi setiap
atribut kritis dan menunjukkan bagaimana
atribut-atribut ini dikombinasikan. Sebagai
contoh, sebuah pulau adalah daratan yang lebih
kecil dari benua dan dikelilingi oleh air
c. Analisa konsep
Setelah konsep dipilih dan ditetapkan dalam
bentuk atribut kritis, konsep tersebut perlu
dianalisis untuk contoh dan non-contoh. Contoh
berfungsi sebagai konektor antara abstraksi
konsep dan pengetahuan awal peserta didik dan
pengalaman. Grafik, diagram, dan web, serta
gambar, dapat digunakan sebagai contoh visual
dari konsep-konsep abstrak. Mereka juga dapat
membantu guru dalam menganalisis konsep.
Tata cara pengajaran konsep
a. Memilih konsep
b. Mendefinisikan konsep
Merrill dan Tennyson dalam Arends (2008:332)
menawarkan tiga langkah berikut dalam
mendefinisikan konsep.
1) Mengidentifikasi nama konsep. Sebuah nama
adalah kata atau simbol yang digunakan
untuk merujuk kepada kelas sebagai suatu
keseluruhan atau untuk contoh kelas,
misalnya kata pulau.
2) Daftar atribut kritis dan non-kritis. Sebuah
atribut kritis adalah karakteristik yang
dimiliki oleh semua anggota kelas, sedangkan
atribut non-kritis merupakan karakteristik
bersama oleh beberapa, tapi tidak semua
anggota kelas.
[19]
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ayu Widhiantari (2008: 37)
bahwa pembelajaran model concept teaching
pendekatan direct presentation mempunyai
pengaruh positif terhadap peningkatan hasil
belajar siswa. Demikian juga dilakukan oleh
Abdullah (2009: 28) menyatakan bahwa
pembelajaran konsep dapat meningkatkan
aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa dalam
belajar. Pemilihan model ini selanjutnya
diharapkan dapat membantu siswa dalam
mempelajari bagaimana cara menerapkan
konsep-konsep dari pemahaman yang mereka
peroleh di sekolah pada dunia nyata. Pemilihan
materi selain untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar juga dianggap penting karena
pembahasan dari materi ini lebih mengarah ke
kehidupan sehari-hari.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah
apakah penerapan model concept teaching
pendekatan
direct
presentation
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
IPA-Biologi kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau ?.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatan aktivitas dan hasil belajar IPABiologi siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Baubau
dengan menggunakan model Concept Teaching
Pendekatan Direct Presentation.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
7 Baubau Kelas VIIIA, observasi dilakukan pada
tanggal 6 April 2013 dan pengambilan data
dilakukan pada tanggal 23 Januari sampai 7
Februari 2014 semester genap Tahun Pelajaran
2013/2014.
Faktor yang Diteliti
1. Faktor siswa: untuk melihat peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
mempelajari IPA-Biologi khususnya pada
materi sistem dalam kehidupan tumbuhan.
2. Faktor guru: bagaimana guru mempersiapkan
dan melaksanakan pembelajaran dengan model
Concept
Teaching
pendekatan
Direct
Presentation.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (Class-Room Action Research) yang
dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun prosedur
penelitian meliputi tahap : (1) perencanaan
(planning) (2) pelaksanaan tindakan (action) (3)
observasi dan evaluasi (observation and
evaluation) (4) refleksi (reflection). Prosedur
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
sebanyak tiga siklus. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,
seperti apa yang didesain dalam faktor yang
diselidiki untuk melihat sejauh mana pemahaman
siswa. Dalam penelitian ini yang mengajar adalah
peneliti pada kelas tersebut berkolaborasi dengan
guru sebagai observer/pengamat.
Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model Concept
Teaching pendekatan Direct Presentation yang
menggunakan instrument tes hasil belajar
sedangkan nilai keaktifan siswa dan aktivitas guru
selama
pembelajaran
diperoleh
dengan
menggunakan
lembar
observasi
selama
berlangsungnya pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Aktivitas Siswa
Data mengenai aktivitas siswa kelas VIII A
SMP Negeri 7 Baubau selama pembelajaran
belangsung dengan model Concept Teaching
Pendekatan Direct Presentation diambil dengan
menggunakan lembar observasi dengan cara
memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang
dilakukan oleh siswa dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Gambaran mengenai deskripsi nilai rerata
tiap aspek aktivitas siswa dengan model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentation dari
siklus I, II dan III dapat dlihat pada gambar 2.
[20]
Rata-Rata Aktifitas
Siswa
6
4
2
0
3.5 4
3.5
3.633.75
3.253.88 3.63 3.88 3.13
2.75
1
2.25
2
3
4
3.633.88 3.253.63 3.633.63
2.75
2.75
2.25
5a
5b
3.5 3.63
2.38
5c
6
Aspek yang dinilai
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Gambar 2. Grafik Skor Tiap Aspek Aktivitas Siswa
Keterangan nomor aspek:
1=
2=
3 =
4=
5=
6=
7=
Memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Membedakan dan membandingkan atribut kritis dari konsep yang diberikan melalui contoh dan bukan contoh
Menyatakan karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep
Memberi label pada setiap contoh
Memberikan nama pada konsep berdasarkan atribut kritisnya
Memberikan definisi konsep berdasarkan atribut kritisnya
Mampu membenarkan jawaban terhadap contoh tambahan yang diberikan oleh guru berdasarkan atribut kritis
dari konsep.
8 = Mengemukakan contoh lain agar sesuai dengan konsep
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui
bahwa rerata aktivitas siswa terendah adalah pada
aspek menyatakan karakteristik penting (atribut
kritis) dari konsep dan memberikan definisi konsep
berdasarkan atribut kritisnya dengan nilai sebesar
2,25 dan untuk aktivitas siswa tertinggi terdapat
pada aspek memperhatikan penjelasan guru tentang
fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep dengan nilai sebesar 3,53.
Siklus II terlihat setiap aspek mengalami
peningkatan dimana untuk aktivitas terendah pada
siklus I menjadi 3,63 untuk aktivitas menyatakan
karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep dan
3,25 untuk aktivitas memberikan definisi konsep
berdasarkan atribut kritisnya sedangkan untuk
aktivitas tertinggi pada siklus I tidak mengalami
peningkatan dengan kategori tetap yaitu 3,5. Hal ini
dapat dilihat juga pada Gambar 4.1 yang
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke
siklus II.
Aktivitas pada siklus III, setiap aspek
mengalami peningkatan dimana untuk aktivitas
menyatakan karakteristik penting (atribut kritis)
dari konsep mengalami peningkatan menjadi 3,88
dan 3,63 untuk aktivitas memberikan definisi
konsep berdasarkan atribut kritisnya sedangkan
untuk aktivitas tertinggi pada siklus I yang pada
siklus II tetap menjadi 4.
Hal ini dapat dilihat juga pada Gambar 2
yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I
Rerata
Aktifitas siswa
ke siklus II dan ke siklus III. Untuk deskripsi
peningkatan skor rerata aktivitas siswa siklus I
terhadap siklus II dan siklus III dapat dilihat pada
Gambar 3.
4
3
2
1
0
2,66
Siklus I
3,5
3,78
Siklus II
Siklus III
Gambar 3 Grafik Rata- Rata Aktivitas Siswa Setiap
Siklus
Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat dilihat
adanya peningkatan aktivitas siswa yang signifikan
dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III dimana
rerata aktivitas siswa mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 0,84 dan dari siklus II ke
siklus III sebesar 0,28.
Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar IPA-Biologi diperoleh dengan
menggunakan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis
deskriptif terhadap hasil belajar IPA-Biologi siswa
ditunjukkan dalam bentuk tes siklus yang terdiri dari
tes siklus I , tes siklus II dan tes siklus III. Gambaran
mengenai hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA
dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III dapat dilihat
pada Gambar 5.
[21]
Rerata Hasil
Belajar Siswa
100
64.58
72.5
Gambaran aktivitas belajar siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 7 Baubau pada materi pokok sistem
dalam kehidupan tumbuhan yang diajar dengan
model Concept Teaching pendekatan Direct
Presentation, dapat dijelaskan berdasarkan hasil
pengamatan pada siklus I, siklus II dan siklus III yang
cenderung mengalami peningkatan ke arah yang lebih
baik. Peningkatan ini menunjukkan bahwa adanya
minat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar dengan menggunakan model
Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation.
Penerapan
model
Concept
Teaching
pendekatan Direct Presentation tidak hanya
menguasai konsep dan materi pelajaran, tetapi juga
memberi rangsangan pemikiran siswa ke dalam
suasana aksi dan melibatkan siswa lebih aktif dalam
kelas, lebih komunikatif antara siswa dengan guru,
maupun antara siswa dengan siswa dalam membuat
proses pemikiran yang lebih optimal (Arends, 2008:
335). Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (2009:
23) bahwa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
guru harus memberi peluang kepada peserta didik
untuk mengemukakan gagasan-gagasannya terkait
dengan materi pelajaran yang diajarkan. Dalam hal
ini, guru harus proaktif dan responsif terhadap
fenomena yang dijumpai di kelas.
Peningkatan aspek aktivitas siswa, aspek
aktivitas guru, dan aspek perolehan hasil belajar yang
diperoleh siswa membuktikan bahwa model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentaion dapat
memberikan nilai positif bagi proses belajar mengajar
baik dari segi minat, dan hasil belajar siswa. Dengan
demikian dapat dibuktikan bahwa penerapan model
Concept Teaching Pendekatan Direct Presentaion
dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar
IPA-Biologi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau
pada materi pokok sistem dalam kehidupan
tumbuhan.
81.46
50
0
Siklus I
Siklus II Siklus III
Gambar 5. Grafik Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Secara Keseluruhan
Berdasarkan grafik 5 tersebut terlihat
bahwa hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 7 Baubau setelah diajar dengan
menggunakan model Concept Teaching Pendekatan
Direct
Presentation
menunjukkan
adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus
III. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentation dengan
memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam setiap
siklus dapat memberikan peningkatan pada hasil
belajar siswa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan untuk mencapai
ketuntasan belajar dan aktivitas siswa dengan
menerapkan model Concept Teaching pendekatan
Direct Presentation. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 3 siklus yang masing-masing terdiri dari 2
kali pertemuan yang dilaksanakan dengan prosedur
penelitian. Pada proses pelaksanaan pembelajaran,
model ini memiliki ciri khas yaitu membelajarkan
konsep suatu bahasan atau materi dengan
menampilkan contoh dan bukan contoh yang
terkandung dari materi tersebut. Dari tampilan
contoh dan bukan contoh itu, siswa dilibatkan di
dalamnya untuk mengamati dan menentukan atribut
kritis (sifat/ciri-ciri) dari suatu konsep. Sehingga
siswa dituntut juga untuk memberikan definisi pada
konsep berdasarkan atribut kritis yang ditentukan
sebelumnya oleh siswa. Kelebihan model Concept
Teaching yaitu siswa dapat memproses sendiri
proses berpikirnya melalui contoh yang diberikan
sehingga dalam mengingat suatu konsep siswa
bukan sekedar menghafal namun memaknai suatu
konsep tersebut karena siswa dituntut menentukan
atribut kritis dan memberikan definisi konsep
berdasarkan atribut ktirisnya sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan model concept
teaching pendekatan direct presentation dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA-Biologi
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau.
[22]
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran
Konsep
Terhadap
Pemahaman
Konsep
Matematika Siswa.
Jurnal Pengajaran
Matematika Sekolah Menengah, Vol.1, No.2.
Arends, R. 2008. Learning To Teach. McGrow_Hill:
New York.
Arikunto, 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Petrus, O. B., 2011. Pendekatan Konseptual. Jurnal
Pendidikan Fisika. Volume 4(4), 15 Agustus
2011. Pendidikan Fisika Universitas Flores.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.
Jakarta : Masmedia Buana Pustaka.
Usman, M. U., dan Setiawati, L. 1993. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.. Bandung:
Tarsito.
Widhiantari, A., 2008. Penerapan Model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentation
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika
Siswa Kelas VIIA SMPS Rex Mundi Pomalaa.
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Halu Oleo. Kendari.
Zamri, M., 2007. Strategi Pembelajaran Biologi di
Kalangan Pelajar Sekolah Menengah. Jurnal
Pendidikan. Volume 32. 153-175.
[23]
PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 BAUBAU
Oleh:
Asmawati Munir
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO
e-mail: [email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII A
SMP Negeri 7 Baubau melalui penerapan model concept teaching pendekatan direct presentation. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus belajar, dengan tahapan: perencanaan;
pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Data dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar serta
lembar observasi guru dan siswa, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Keberhasilan
tindakan aktivitas siswa siklus I mencapai skor dengan rerata 2,66, pada siklus II yaitu 3,5 dan pada siklus III
yaitu 3,78. Keberhasilan tindakan aktivitas guru pada siklus I mencapai skor rerata 2,96, siklus II mencapai 3,71
dan siklus III mencapai 3,92. Rerata pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 64,58, siklus II
mencapai 72,5 dan siklus III mencapai 81,46. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model
concept teaching pendekatan direct presentation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa
kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau.
Kata Kunci: Model concept Teaching, Pendekatan Direct Presentation, Aktivitas dan hasil belajar
PENDAHULUAN
kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran
dan berujung pada kurang antusiasnya siswa (kurang
aktif) dalam proses interaksi belajar-mengajar serta
pemahaman siswa terhadap konsep biologi masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang
mengutamakan hafalan dibandingkan dengan
pemahaman konsep.
Melihat rendahnya rata-rata nilai ulangan di
kelas ditambah kurangnya motivasi belajar siswa,
maka peneliti mencoba melakukan alternatif tindakan
untuk membantu guru dalam pembelajaran sehingga
memudahkan siswa memahami pokok bahasan pada
IPA-Biologi khususnya pokok bahasan pada standar
kompetensi sistem dalam kehidupan tumbuhan, yaitu
dengan
menerapkan model pengajaran konsep
(concept teaching) pendekatan direct presentation.
Model concept teaching adalah cara dimana guru
dapat membantu siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan
untuk pembelajaran lebih lanjut serta mempelajari
dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam subjek
tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai
pembelajaran spesifik ke bidang-bidang yang lebih
umum. Salah satu pendekatan pengajaran konsep
adalah direct presentation. Jadi dapat dikatakan
dengan pendekatan presentasi langsung siswa
dituntut menggunakan proses berpikirnya untuk
menganalisa menggolongkan suatu konsep ke dalam
IPA-Biologi
merupakan
salah
satu
pelajaran yang dianggap sulit dipahami dan
dianggap sebagai pembelajaran menghafal bagi
sebagian besar siswa sekolah menengah pertama.
Pada kenyataannya untuk dapat memahami IPABiologi harus mengetahui konsep-konsep dasar
ilmu biologi disertai ketekunan mempelajarinya,
dalam hal ini konsep-konsep dasar harus dilibatkan
dalam menyelesaikan masalah biologi yang lebih
kompleks. Untuk mengubah anggapan bahwa IPABiologi itu sulit, maka guru mata pelajaran IPABiologi harus mampu menemukan kesulitankesulitan yang dihadapi oleh siswa sekolah
menengah pertama dalam pengajaran IPA-Biologi
dan mencari solusi untuk mengatasinya. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan mengenai
konsep-konsep maupun prinsip-prinsip yang
menjadi dasar agar siswa mencapai penguasaan
IPA-Biologi lebih baik. Pemahaman konsep
merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori.
Sehingga untuk dapat memahami prinsip dan teori
harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang
menyusun prinsip dan teori tersebut.
Salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru didominasi
oleh penerapan metode ceramah sehingga siswa
[18]
kelas contoh atau bukan contoh konsep, definisi
konsep yang telah ditentukan oleh guru dan
berdasarkan atribut kritis yang ditentukan oleh guru
dengan melibatkan siswa didalamnya (Petrus,
2011).
Concept learning (belajar konsep) pada
dasarnya adalah meletakkan berbagai macam hal ke
dalam golongan-golongan dan setelah itu mampu
mengenali anggota-anggota golongan individu untuk
mampu mengambil kasus tertentu.
Ada empat fase atau langkah utama di masing-masing
pendekatan pengajaran konsep. Meskipun ada variasi
dalam urutan aktivitas belajar dan perilaku guru
pendamping di fase 2 dan 3. Semua urutan dari fase
dirangkum dalam Tabel 1
Tabel 1 Sintaks Model Pengajaran Konsep (Concept Teaching) dengan Pendekatan Direct Presentation
FASE
AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
Fase 1
Penyajian tujuan dan menetapkan
kesiapan
Memperhatikan
pembelajaran
penjelasan
guru
tentang
tujuan
Fase 2
Memberi masukan contoh dan
bukan contoh (Daftar, label,
definisi)
Memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, memberi
label pada setiap contoh, membedakan dan menyatakan
atribut kritis dari konsep yang diberikan melalui contoh
dan bukan contoh
Fase 3
Menguji pencapaian
Memberikan nama pada konsep berdasarkan atribut
kritisnya, memberikan definisi konsep dan mampu
membenarkan jawaban terhadap contoh tambahan yang
diberikan oleh guru berdasarkan atribut kritis dari
konsep
melalui
presentasi
langsung
(direct
presentation).
Fase 4
Menolong siswa menganalisis
berpikir dan mengintegrasikan
belajar
Siswa mengungkapkan apa yang dipikirkannya dan
mengemukakan contoh lain agar sesuai dengan konsep.
(Diadaptasi dari Arends, 2008: 338-347).
3) Tulis sebuah definisi ringkas. Suatu definisi
adalah pernyataan mengidentifikasi setiap
atribut kritis dan menunjukkan bagaimana
atribut-atribut ini dikombinasikan. Sebagai
contoh, sebuah pulau adalah daratan yang lebih
kecil dari benua dan dikelilingi oleh air
c. Analisa konsep
Setelah konsep dipilih dan ditetapkan dalam
bentuk atribut kritis, konsep tersebut perlu
dianalisis untuk contoh dan non-contoh. Contoh
berfungsi sebagai konektor antara abstraksi
konsep dan pengetahuan awal peserta didik dan
pengalaman. Grafik, diagram, dan web, serta
gambar, dapat digunakan sebagai contoh visual
dari konsep-konsep abstrak. Mereka juga dapat
membantu guru dalam menganalisis konsep.
Tata cara pengajaran konsep
a. Memilih konsep
b. Mendefinisikan konsep
Merrill dan Tennyson dalam Arends (2008:332)
menawarkan tiga langkah berikut dalam
mendefinisikan konsep.
1) Mengidentifikasi nama konsep. Sebuah nama
adalah kata atau simbol yang digunakan
untuk merujuk kepada kelas sebagai suatu
keseluruhan atau untuk contoh kelas,
misalnya kata pulau.
2) Daftar atribut kritis dan non-kritis. Sebuah
atribut kritis adalah karakteristik yang
dimiliki oleh semua anggota kelas, sedangkan
atribut non-kritis merupakan karakteristik
bersama oleh beberapa, tapi tidak semua
anggota kelas.
[19]
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ayu Widhiantari (2008: 37)
bahwa pembelajaran model concept teaching
pendekatan direct presentation mempunyai
pengaruh positif terhadap peningkatan hasil
belajar siswa. Demikian juga dilakukan oleh
Abdullah (2009: 28) menyatakan bahwa
pembelajaran konsep dapat meningkatkan
aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa dalam
belajar. Pemilihan model ini selanjutnya
diharapkan dapat membantu siswa dalam
mempelajari bagaimana cara menerapkan
konsep-konsep dari pemahaman yang mereka
peroleh di sekolah pada dunia nyata. Pemilihan
materi selain untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar juga dianggap penting karena
pembahasan dari materi ini lebih mengarah ke
kehidupan sehari-hari.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah
apakah penerapan model concept teaching
pendekatan
direct
presentation
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
IPA-Biologi kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau ?.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatan aktivitas dan hasil belajar IPABiologi siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Baubau
dengan menggunakan model Concept Teaching
Pendekatan Direct Presentation.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
7 Baubau Kelas VIIIA, observasi dilakukan pada
tanggal 6 April 2013 dan pengambilan data
dilakukan pada tanggal 23 Januari sampai 7
Februari 2014 semester genap Tahun Pelajaran
2013/2014.
Faktor yang Diteliti
1. Faktor siswa: untuk melihat peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
mempelajari IPA-Biologi khususnya pada
materi sistem dalam kehidupan tumbuhan.
2. Faktor guru: bagaimana guru mempersiapkan
dan melaksanakan pembelajaran dengan model
Concept
Teaching
pendekatan
Direct
Presentation.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (Class-Room Action Research) yang
dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun prosedur
penelitian meliputi tahap : (1) perencanaan
(planning) (2) pelaksanaan tindakan (action) (3)
observasi dan evaluasi (observation and
evaluation) (4) refleksi (reflection). Prosedur
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
sebanyak tiga siklus. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,
seperti apa yang didesain dalam faktor yang
diselidiki untuk melihat sejauh mana pemahaman
siswa. Dalam penelitian ini yang mengajar adalah
peneliti pada kelas tersebut berkolaborasi dengan
guru sebagai observer/pengamat.
Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model Concept
Teaching pendekatan Direct Presentation yang
menggunakan instrument tes hasil belajar
sedangkan nilai keaktifan siswa dan aktivitas guru
selama
pembelajaran
diperoleh
dengan
menggunakan
lembar
observasi
selama
berlangsungnya pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Aktivitas Siswa
Data mengenai aktivitas siswa kelas VIII A
SMP Negeri 7 Baubau selama pembelajaran
belangsung dengan model Concept Teaching
Pendekatan Direct Presentation diambil dengan
menggunakan lembar observasi dengan cara
memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang
dilakukan oleh siswa dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Gambaran mengenai deskripsi nilai rerata
tiap aspek aktivitas siswa dengan model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentation dari
siklus I, II dan III dapat dlihat pada gambar 2.
[20]
Rata-Rata Aktifitas
Siswa
6
4
2
0
3.5 4
3.5
3.633.75
3.253.88 3.63 3.88 3.13
2.75
1
2.25
2
3
4
3.633.88 3.253.63 3.633.63
2.75
2.75
2.25
5a
5b
3.5 3.63
2.38
5c
6
Aspek yang dinilai
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Gambar 2. Grafik Skor Tiap Aspek Aktivitas Siswa
Keterangan nomor aspek:
1=
2=
3 =
4=
5=
6=
7=
Memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Membedakan dan membandingkan atribut kritis dari konsep yang diberikan melalui contoh dan bukan contoh
Menyatakan karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep
Memberi label pada setiap contoh
Memberikan nama pada konsep berdasarkan atribut kritisnya
Memberikan definisi konsep berdasarkan atribut kritisnya
Mampu membenarkan jawaban terhadap contoh tambahan yang diberikan oleh guru berdasarkan atribut kritis
dari konsep.
8 = Mengemukakan contoh lain agar sesuai dengan konsep
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui
bahwa rerata aktivitas siswa terendah adalah pada
aspek menyatakan karakteristik penting (atribut
kritis) dari konsep dan memberikan definisi konsep
berdasarkan atribut kritisnya dengan nilai sebesar
2,25 dan untuk aktivitas siswa tertinggi terdapat
pada aspek memperhatikan penjelasan guru tentang
fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep dengan nilai sebesar 3,53.
Siklus II terlihat setiap aspek mengalami
peningkatan dimana untuk aktivitas terendah pada
siklus I menjadi 3,63 untuk aktivitas menyatakan
karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep dan
3,25 untuk aktivitas memberikan definisi konsep
berdasarkan atribut kritisnya sedangkan untuk
aktivitas tertinggi pada siklus I tidak mengalami
peningkatan dengan kategori tetap yaitu 3,5. Hal ini
dapat dilihat juga pada Gambar 4.1 yang
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke
siklus II.
Aktivitas pada siklus III, setiap aspek
mengalami peningkatan dimana untuk aktivitas
menyatakan karakteristik penting (atribut kritis)
dari konsep mengalami peningkatan menjadi 3,88
dan 3,63 untuk aktivitas memberikan definisi
konsep berdasarkan atribut kritisnya sedangkan
untuk aktivitas tertinggi pada siklus I yang pada
siklus II tetap menjadi 4.
Hal ini dapat dilihat juga pada Gambar 2
yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I
Rerata
Aktifitas siswa
ke siklus II dan ke siklus III. Untuk deskripsi
peningkatan skor rerata aktivitas siswa siklus I
terhadap siklus II dan siklus III dapat dilihat pada
Gambar 3.
4
3
2
1
0
2,66
Siklus I
3,5
3,78
Siklus II
Siklus III
Gambar 3 Grafik Rata- Rata Aktivitas Siswa Setiap
Siklus
Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat dilihat
adanya peningkatan aktivitas siswa yang signifikan
dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III dimana
rerata aktivitas siswa mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 0,84 dan dari siklus II ke
siklus III sebesar 0,28.
Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar IPA-Biologi diperoleh dengan
menggunakan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis
deskriptif terhadap hasil belajar IPA-Biologi siswa
ditunjukkan dalam bentuk tes siklus yang terdiri dari
tes siklus I , tes siklus II dan tes siklus III. Gambaran
mengenai hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA
dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III dapat dilihat
pada Gambar 5.
[21]
Rerata Hasil
Belajar Siswa
100
64.58
72.5
Gambaran aktivitas belajar siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 7 Baubau pada materi pokok sistem
dalam kehidupan tumbuhan yang diajar dengan
model Concept Teaching pendekatan Direct
Presentation, dapat dijelaskan berdasarkan hasil
pengamatan pada siklus I, siklus II dan siklus III yang
cenderung mengalami peningkatan ke arah yang lebih
baik. Peningkatan ini menunjukkan bahwa adanya
minat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar dengan menggunakan model
Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation.
Penerapan
model
Concept
Teaching
pendekatan Direct Presentation tidak hanya
menguasai konsep dan materi pelajaran, tetapi juga
memberi rangsangan pemikiran siswa ke dalam
suasana aksi dan melibatkan siswa lebih aktif dalam
kelas, lebih komunikatif antara siswa dengan guru,
maupun antara siswa dengan siswa dalam membuat
proses pemikiran yang lebih optimal (Arends, 2008:
335). Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (2009:
23) bahwa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
guru harus memberi peluang kepada peserta didik
untuk mengemukakan gagasan-gagasannya terkait
dengan materi pelajaran yang diajarkan. Dalam hal
ini, guru harus proaktif dan responsif terhadap
fenomena yang dijumpai di kelas.
Peningkatan aspek aktivitas siswa, aspek
aktivitas guru, dan aspek perolehan hasil belajar yang
diperoleh siswa membuktikan bahwa model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentaion dapat
memberikan nilai positif bagi proses belajar mengajar
baik dari segi minat, dan hasil belajar siswa. Dengan
demikian dapat dibuktikan bahwa penerapan model
Concept Teaching Pendekatan Direct Presentaion
dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar
IPA-Biologi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau
pada materi pokok sistem dalam kehidupan
tumbuhan.
81.46
50
0
Siklus I
Siklus II Siklus III
Gambar 5. Grafik Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Secara Keseluruhan
Berdasarkan grafik 5 tersebut terlihat
bahwa hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 7 Baubau setelah diajar dengan
menggunakan model Concept Teaching Pendekatan
Direct
Presentation
menunjukkan
adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus
III. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentation dengan
memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam setiap
siklus dapat memberikan peningkatan pada hasil
belajar siswa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan untuk mencapai
ketuntasan belajar dan aktivitas siswa dengan
menerapkan model Concept Teaching pendekatan
Direct Presentation. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 3 siklus yang masing-masing terdiri dari 2
kali pertemuan yang dilaksanakan dengan prosedur
penelitian. Pada proses pelaksanaan pembelajaran,
model ini memiliki ciri khas yaitu membelajarkan
konsep suatu bahasan atau materi dengan
menampilkan contoh dan bukan contoh yang
terkandung dari materi tersebut. Dari tampilan
contoh dan bukan contoh itu, siswa dilibatkan di
dalamnya untuk mengamati dan menentukan atribut
kritis (sifat/ciri-ciri) dari suatu konsep. Sehingga
siswa dituntut juga untuk memberikan definisi pada
konsep berdasarkan atribut kritis yang ditentukan
sebelumnya oleh siswa. Kelebihan model Concept
Teaching yaitu siswa dapat memproses sendiri
proses berpikirnya melalui contoh yang diberikan
sehingga dalam mengingat suatu konsep siswa
bukan sekedar menghafal namun memaknai suatu
konsep tersebut karena siswa dituntut menentukan
atribut kritis dan memberikan definisi konsep
berdasarkan atribut ktirisnya sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan model concept
teaching pendekatan direct presentation dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA-Biologi
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau.
[22]
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran
Konsep
Terhadap
Pemahaman
Konsep
Matematika Siswa.
Jurnal Pengajaran
Matematika Sekolah Menengah, Vol.1, No.2.
Arends, R. 2008. Learning To Teach. McGrow_Hill:
New York.
Arikunto, 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Petrus, O. B., 2011. Pendekatan Konseptual. Jurnal
Pendidikan Fisika. Volume 4(4), 15 Agustus
2011. Pendidikan Fisika Universitas Flores.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.
Jakarta : Masmedia Buana Pustaka.
Usman, M. U., dan Setiawati, L. 1993. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.. Bandung:
Tarsito.
Widhiantari, A., 2008. Penerapan Model Concept
Teaching Pendekatan Direct Presentation
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika
Siswa Kelas VIIA SMPS Rex Mundi Pomalaa.
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Halu Oleo. Kendari.
Zamri, M., 2007. Strategi Pembelajaran Biologi di
Kalangan Pelajar Sekolah Menengah. Jurnal
Pendidikan. Volume 32. 153-175.
[23]