BAHASA CIACIA DAN AKSARA KONTEMPORERNYA

BAHASA CIACIA DAN AKSARA KONTEMPORERNYA
Kisyani-Laksono, Yunissefendri, dan Dianita Indrawati
Universitas Negeri Surabaya

Abstract
The Ciacia language is a regional language in Indonesia that has used Hangul Korean characters since
2008. Before using Hangul script, Ciacia language used Wolio script (but later did not match) and then used Hangul
script. Therefore, in the Ciacia language, Hangul characters can be called contemporary characters. This paper aims to
find the right script for the language. The method of study is a comparison method. Comparative study of three letters:
Wolio, Latin, and Hangul indicate that Latin characters can be used to write the Ciacia language.

Keywords: Ciacia Language, Hangul Characters, Wolio, Latin; contemporary
Sunda, Jawa, Lampung, Rencong, Batak Karo,

PENDAHULUAN
Aksara merupakan sistem tanda grafis

Lontara (Bugis-Makassar), Jawi/Arab Pegon,

yang mewakili ujaran yang digunakan manusia


Latin. Berdasarkan bentuk aksara ini tampak

untuk berkomunikasi. Saat ini ada beberapa

bahwa sebenarnya wilayah Indonesia dulu sangat

aksara yang terancam punah dan ada juga aksara

kental dengan pengaruh India dan Arab. Bahkan

yang bertahan dan bahkan berkembang. Dari

Istilah Aksara Nusantara sering dikaitkan dengan

berbagai

aksara hasil inkulturisasi kebudayaan India

aksara


yang

ada,

aksara

Latin

merupakan aksara yang dapat diterima oleh

sebelum

berkembangnya

Agama

Islam

di


sebagian besar bahasa. Padsa dasarnya aksara

Nusantara dan sebelum kolonialisasi bangsa-

Latin merupakan aksara alfabetis yang mula-

bangsa Eropa di Nusantara (wikipedia.org,

mula digunakan untuk bahasa Latin sekitar abad

2015).

ke-7 SM, kemudian untuk bahasa di Eropa Barat
dan berbagai bahasa lain di dunia. Selain aksara

Aksara Hangul sebenarnya merupakan

Latin, ada juga aksara nasional yang bertahan

aksara klasik yang sudah sangat lama digunakan


sampai saat ini, antara lain aksara Kanji,

di Korea. Akan tetapi dalam bahasa Ciacia,

Hiragana Katakana, Hangul, Arab, Kiril, Sirilik,

aksara Hangul baru digunakan pada tahun 2008

Thai.

berdasarkan

perjanjian

kerja

sama

antara


pemerintah Kabupaten Baubau dengan pihak
Di Indonesia, dikenal istilah aksara

Korea. Sebelumnya bahasa Ciacia menggunakan

nusantara, yakni beragam aksara atau tulisan

aksara Jawi/Arab Pegon. Karena merupakan hal

yang digunakan di Nusantara untuk secara

yang relatif baru dan baru digunakan, aksara

khusus menuliskan bahasa daerah tertentu.

hangul untuk bahasa Ciacia dapat disebut

Berdasarkan sejarah, ada beragam aksara di


sebagai aksara kontemporer.

Indonesia, antara lain: Pallawa, Kawi, Bali,

Tulisan ini bertujuan menemukan aksara yang tepat untuk
bahasa. Adapun metode kajiannya menggunakan metode
perbandingan dengan membandingkan realisasi bunyi
bahasa Ciacia dalam aksara Hangul, Wolio, dan Latin.

BAHASA CIACIA
Bahasa Ciacia merupakan salah satu
bahasa daerah di Indonesia yang dituturkan oleh
sebagian masyarakat di Kabupaten Buton dan
sebagian

Kabupaten

Wakatobi,

Provinsi


Sulawesi Tenggara. Bahasa Ciacia termasuk
dalam rumpun Muna Buton, Austronesia Barat.
Penutur bahasa Ciacia terdapat di Kabupaten
Buton

(Pulau

Butung/Buton)

dan

Pulau

Binongko (Pulau paling selatan dari Kabupaten
Wakatobi). Penutur bahasa Ciacia berasal dari
empat subetnis, yaitu: Laporo, Burangasi,
Wabula, dan Lapandewa. Mata pencaharian
sebagian besar masyarakat di daerah itu adalah
bertanam jagung, padi, singkong, serta nelayan

atau membuat kapal. Hal itu menunjukkan
bahwa sebagian besar dari mereka adalah petani

Gambar 1.
Peta Kepulauan Sulawesi Tenggara

dan nelayan. Berikut adalah wilayah pakai bahasa
Ciacia (di dalam kotak merah).

Selain bahasa Ciacia, di Pulau Buton
terdapat juga bahasaMuna, bahasa LasalimuKamaru, bahasa Sasak. Dibandingkan dengan
bahasa lain di Pulau Buton, bahasa Ciacia
merupakan bahasa tersendiri dengan persentase
perbedaan

berkisar

antara85--91%.

Data


tahun2005 menunjukkan ada sekitar 80.000
penutur

bahasa

Ciacia,

95%

diantaranya

beragama Islam. Bahasa Ciacia merupakan
bahasa daerah yang terbanyak penuturnya jika
dibandingkan dengan bahasa daerah lain yang
ada di Buton Raya. Tahun ini (2015) angka itu

menyusut drastis karena sebagian besar anak-

dari penelitian Hanan adalah wilayah SDB yang


anak—khususnya di kota--mulai berpindah ke

tiga desanya termasuk dalam

bahasa Indonesia.

Sorawolio merupakan daerah relik untuk bahasa

Dalam hal identifikasi dialek, Pusat

Ciacia.

bahasa (2008) menyebutkan bahasa Ciacia
terdiriatas

lima

Untuk


melestarikan

dan/atau

yaitu:

(1)dialek

mengembangkan bahasa Ciacia diselenggarakan

Lapandewa; (2) dialek Kancinaa;

(3)dialek

kongres

Masiri;(4)dialekGondaBaru;

(5)dialek

menumbuhkan kebanggaan berbahasa Ciacia.

berdasarkan

Akan tetapi, ternyata ini bukan obat mujarab

penghitungan dialektometri, persentase antar

untuk pelestariannya. Secara umum ada dua cara

dialek tersebut berkisar antara 60--78%. Adapun

untuk menjaga kelestarian bahasa Ciacia, yakni

Summer Institute of Linguistic (SIL) berangapan

dengan melakukan dokumentasi (transkrip ke

bahwa

bahasa

dalam bentuk tulisan) dan/atau melindungi

tersendiri. Hasildari Pusat Bahasa menunjukkan

penggunaannya oleh penutur aslinya (cf. Halim,

bahwa isolek Kumbewaha merupakan dialek dari

1980). Akan tetapi, cara kedua lebih sulit karena

bahasa

58,89%.

memerlukan pemantauan terus-menerus. Oleh

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Hanan

sebab itu, cara pertama diangap lebih praktis dan

(2014)

pelestariannya lebih konkret terwujud.

Kumbewaha.

dialek,

Kecamatan

Selain

itu,

Kumbewaha

Ciacia

merupakan

dengan

terhadap

dan

persentase

23

isolek

Ciacia

bahasa

daerah

dan

upaya

menunjukkan bahwa bahasa Ciacia dapat dibagi

Salah satu upaya pendokumentasian

atas dua dialek. Satu dialek beranggotakan dua

adalah menuliskan kembali bahasa tersebut.

puluh dua isolek dan yang satunya adalah dialek

Padahal, bahasa Ciacia merasa tidak memiliki

Kumbewaha. Untuk mewakili penamaan dua

aksara (aksara Jawi dan Lontara dianggap kurang

dialek tersebut dia menamakan Dialek Ciacia 1

cocok) Pendokumentasian merupakan upaya

(DCC1) dan Dialek Ciacia 2 (DCC2). Dialek

untuk menuliskan kembali bahasa tersebut.

Ciacia 1 terdiri atas tujuh subdialek, yaitu

Dalam

subdialek

pendokumentasian

A atau SDA, di Rongi;

SDB di

bahasa

Ciacia,
telah

dilakukan

misalnya,
dengan

Gonda Baru, Karya Baru, Kaisabu Baru

penyusunan ”Kamus Istilah Pertanian Bahasa

(ketiganya di Kec Sorawolio), Warinta, dan

Ciacia” yang dihasilkan oleh Chun Tai Hyun

Ambuau; SDC di Takimpo; SDD di Bola Kec

dari Faculty of Interpretation and Translation,

Batuaga,

dan

Hankuk University of Foreign Studies (15 September

di Masiri, Kec. Batuaga;

2011). Kamus ini disusun dengan model bahasa

Poogalampa

Sampolawa;

SDE

Kec,

Batuaga,

SDF di Lapandewa dan Burangasi (Kec

Indonesia

sebagai

Lapandewa), Tira, Wali, dan Batuatas; SDG di

penulisan

aksara

Wabula,

Jaya,

kemudian bahasa Inggris, dan aksara Hangul.

Kancinaa, Wolowa, dan Matanauwe. Hasil lain

Karena bahasa Ciacia menggunakan aksara

Wasampela,

Holimombo

lema,

disusul

dengan

Hangul

(bahasa

Ciacia),

Hangul, hanya orang yang paham aksara Hangul

aksara gundhul,akan berbeda makna jika setelah

lah yang dapat membaca kamus tersebut.

ditulis

dan

diucapkan.Mereka

berkeyakinan

Berkaitan dengan hal tersebut, Amirul

bahwa dengan aksara Hangul Korea, semua

Tamim (Wali Kota Bau-Bau) menyampaikan

bunyi dalam bahasa Ciacia dapat ditulis. Selain

bahwa “Dalam konteks bahasa, salah satu

itu,

masalah besar yang mesti dihadapi adalah

dimaksudkan

bagaimana melestarikan berbagai bahasa daerah

kepunahan

yang bertebaran di seluruh penjuru kota ini.

Ciacia(http://www.baubaukota.go.id/).

Tanpa upaya pelestarian, bahasa-bahasa tersebut

akhirnya, pemerintah Kota Bau-Bau menjalin

akan menjadi monumen yang hanya bisa

kerjasama dengan Korea untuk melestarikan

dikenang oleh orang-orang. pada zaman global

bahasa Cia-Cia melalui adaptasi aksara Hangul

sebagaimana saat ini, bahasa lokal perlahan

ke dalam kurikulum muatan lokal. Kebijakan ini

menjadi nyanyian sunyi yang tidak diperhatikan

dianggap

sehingga ada kekhawatiran akan kepunahan pada

menyelamatkan bahasa Cia-Cia sebagai salah

masa-masa mendatang. Untuk itu, upaya-upaya

satu bahasa daerah yang banyak penggunanya.

pelestarian dan revitalisasi mesti dilakukan demi

Kerja sama antara Baubau dan Korea itu akan

menyelamatkan khasanah kebudayaan tersebut.”

diperluas sehingga tidak hanya menyentuh

penggunaan

aksara

sebagai

Hangul

langkah

juga

antisipasi
bahasa
Pada

sebuah langkah strategis untuk

wilayah kebudayaan, tetapi juga merambah ke
Pada m a s a p e m e r i n t a h a n A m i r u l

berbagai

bidang,

mulai

dari

pertanian,

T a m i n , tahun 2008, Kota Baubau memutuskan

peternakan, hingga sektor lainnya. Penggunaan

aksara Hangul dari Korea digunakan

untuk

aksara Hangul dalam bahasa Ciacia tertuang

menulis bahasa Ciacia sebagai salah satu usaha

dalam MOU antara Korea dengan Walikota

pelestariannya. Aksara tersebut juga diajarkan

Baubau yang menerang jelaskan berbagai fasilitas

disekolah dengan buku yang dihasilkan oleh

yang dapat diperoleh Baubau jika menerima dan

Persatuan Hunminjeongeum, sebuah institut di

menggunakan aksara tersebut. Dari kerja sama

Korea yang menyebarkan penggunaan abjad

ini telah tersusun kamus pertanian seperti yang

Korea. Sebelumnya, bahasa Ciacia menggunakan

telah diungkapkan sebelumnya,

aksara Jawi atau aksara “Gundhul”

(Arab).

untuk SD, dan pengetahuan pertanian dalam

Aksara Hangul Korea dipilih dengan anggapan

aksara Hangul. Penggunaan aksara Hangul

bahwa aksara tersebut cocok dengan system

dimulai dari buku siswa SD, khususnya di kota

bahasa

untuk

BauBau, dan murid SD mulai tertarik belajar

menyelamatkan bahasaCiacia. Menurut beberapa

bahasa Ciacia karena aksara Hangul. Aksara

sumber, jika bahasa Ciacia ditulis dengan aksara

Hangul bagi bahasa Ciacia merupakan aksara

Latin

kontemporer.

Ciacia

ada

sehingga

kata

yang

ditulis.Sementara,jika

ditulis

diadopsi

tidak

bisa

menggunakan

Akan

tetapi,

buku ajar

ternyata

pengaksaraan dengan Hangul juga menimbulkan

masalah baru karena masyarakat harus belajar

Selain itu, ada juga berbagai tulisan berbahasa

lagi untuk membaca bahasanya sendiri.

Ciacia dalam aksara Latin yang dimuat di

Seperti bahasa daerah lain di Indonesia,

berbagai jurnal atau majalah.

bahasa Ciacia merupakan bahasa daerah yang

Selain tulisan berbahasa Ciacia, ada

akan segera punah jika tidak diselamatkan.

juga beberapa tulisan yang membahas bahasa

Pembelajaran dengan aksara Hangul yang uni

Ciacia, di antaranya.

sebenarnya minat anak-anak. Biarpun sudah

a.

Mz Amirul Tamim. 2008. “Dialektika Dan

diajarkan dengan aksara Hangul Korea saat di

Kebijakan Keberaksaraan Di Kota Bau-

SD, tetapi setelah SMP tidak ada pelajaran

Bau.”

bahasa Ciacia dengan aksara Hangul lagi

b. Abdillah,

M.

Gunawan.

“Menyingkap

sehingga anak-anak mulai lupa dengan aksara

Rahasia Keunikan Bahasa Ciacia”. Dalam

tersebut dan minat belajar serta menggunakan

klip21.com/news Sport and Lifestyle. 2009.

bahasa Ciacia pun menurun.

Yang penting

c.

Abdullah, Mustafa. 1991. Struktur Bahasa

diperhatikan lagi adalah filsafat yang terkandung

Ciacia.

dalam aksara Hangul, apakah hal tersebut cocok

Pengembangan Bahasa.

dengan masyarakat Baubau?

Jakarta:

Pusat Pembinaan

dan

d. Sandra Safitri Hanan. 2013. “Genealogi

Saat ini Bahasa Ciacia mulai tampak
terpinggirkan dan bahasa Indonesia mulai lazim

Bahasa Ciacia”. Disertasi, UGM.
e.

digunakan oleh masyarakat Ciacia, khususnya

Indrawati, Dianita. 2013. “Proses Fonologis
dalam Pengadopsian Kata Bahasa Indonesia

oleh anak-anak muda di kota. Oleh sebab itu

ke dalam Bahasa Ciacia di Kabupaten

perlu ada pendokumentasian terhadap bahasa

Buton, Sulawesi Tenggara”. Dalam Seminar

Ciacia. Masalahnya adalah dengan aksara apa?

Internasional Austronesia, Denpasar.

Beberapa tulisan dalam bahasa Ciacia
tersebar

dalam

berbagai

buku,

misalnya:

“Teknologi Budi Daya Padi di Kota Baubau”
(ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa Ciacia
dalam aksara Hangul, dan bahasa Inggris). Buku
setebal 275 halaman ini disusun oleh Tyu Hae
Yeong dkk dan dipublikasikan oleh Min, SeungKyu,

Ph.D

sebagai

Administrator

Rural

Development Administration, Republic of Korea pada
September

2011.

Prakatanya

ditulis

oleh

Walikota Baubau Drs. H. MZ. Amirul Tamim,

f.

Kisyani-Laksono. 2014. Bahasa Ciacia: Daya
Hidup dan Daya Kembangnya sebagai
Bahasa Daerah. Kongres II
 Bahasa-Bahasa
Daerah Sulawesi Tenggara. Grand Clarion
Hotel & Convention 
Kendari, 7 –-8 Oktober
2014.

g. Kisyani-Laksono dkk. 2014 dan 2015.
“Penyusunan

Kamusdan

TataAksaraDalamRangkaReEksistensiBahasa

CiaciaDiKabupaten

Buton,SulawesiTenggara”. Surabaya.

M.Si. Selain itu ada juga buku ajar Bahasa Ciacia
dalam aksara Hangul untuk anak-anak SD.

Aksara Hangul Dalam Bahasa Ciacia

Munculnya aksara hangul Korea sebagai

Pengenalan aksara hangul di daerah bahasa

aksara yang dirasa oleh sebagian orang cocok

Ciacia belum sepenuhnya dapat dikatakan

dan tepat untuk menjadi aksara Ciacia diawali

berhasil. Hal ini dibuktikan dengan hanya di

oleh dikirimnya seorang guru SMP bernama

daerah Sorawolia saja yang mengenal aksara

Bapak Abidin ke Korea untuk belajar bahasa

Hangul. Aksara hangul hanya dikenalkan di

Korea

antara

jenjang pendidikan saja, sehingga para penutur

pemerintah Kota Bau-bau dengan salah satu

bahasa Ciacia yang tergolong dalam usia dewasa

lembaga di Persatuan Hunminjeongeum, Institut

dan tua masih belum mengenal aksara Hangul.

yang

menyebarkan

Penutur di wilayah bahasa Ciacia yang lain,

kaum-kaum

seperti Lapandewa, Batauga, Kancina, Gonda

minoritas yang tiada sistem tulisan sendiri di

Baru dan Kumbewaha masih belum mengenal

Asia. Saat sedang menempuh studi di sana, ada

aksara

seorang guru besar yang bernama Prof. Chun

mendengar informasi bahwa di daerah Sorawolia

tertarik terhadap bahasa Ciacia dan merasa

mulai digunakan aksara Hangul untuk aksara

bahwa ada kemiripan antara bunyi-bunyi bahasa

bahasa Ciacia.

dalam

telah

penggunaan

rangka

kerjasama

bertahun-tahun
abjad

Korea

ke

Hangul

ini. Mereka

lebih banyak

Ciacia dengan bunyi-bunyi bahasa Korea. Oleh
karena bahasa Ciacia masih belum memiliki
aksara, maka Prof. Chun bermaksud mencoba

HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

untuk menggunakan aksara Hangul sebagai

Untuk kepentingan tata aksara bahasa

aksara dalam menulis bahasa Ciacia. Beberapa

Ciacia, ada beberapa alternatif aksara yang bisa

usaha untuk menjadikan aksara Hangul sebagai

dijadikan alternatif, yaitu aksara Wolio (Buri

aksara Ciacia sudah dilakukan, di antaranya

Wolio), aksara Latin, dan aksara Hangul. Ketiga

penyusunan kamus pertanian dalam bahasa

aksara ini sama-sama memiliki peluang untuk

Ciacia, penulisan beberapa buku ajar untuk SMP

menjadi aksara resmi untuk bahasa Ciacia.

berbahasa

Hangul,

Aksara Wolio (Buri Wolio) merupakan aksara

penulisan papan nama jalan dengan aksara

yang memiliki hubungan kesejarahan dengan

hangul dan lain-lain.

masyarakat Ciacia. Beberapa alasan yang dapat

Keputusan untuk menggunakan aksara Hangul

diungkapkan tentang hubungan sebagai berikut.

sebagai aksara bahasa Ciacia bukan tidak

Saat tidak semua masyarakat Buton Raya

menemui masalah. Walaupun ada beberapa

mengenal

bunyi yang cocok dengan bunyi dalam bahasa

menggunakan

Korea, ada bunyi yang sulit dituliskan dalam

komunikasi antarsubetnis yang ada di Buton,

aksara Hangul. Hal ini yang kemudian menjadi

terutama masyarakat di wilayah Kesultanan

ganjalan bahwa aksara Hangul ternyata masih

Buton. Dipilihnya bahasa Wolio sebagai bahasa

belum sepenuhnya tepat untuk bahasa Ciacia

utama di wilayah tersebut didasari oleh beberapa

Ciacia

dengan

aksara

bahasa
bahasa

Indonesia,
Wolio

mereka

sebagai

alat

hal, yaitu masyarakat di wilayah Kesultanan

Ciacia sekarang ini sudah bercampur dengan

Buton terdiri atas beberapa subetnis, yaitu

bahasa Indonesia dalam pemakaian sehari-hari

Wolio, Pangana (Kamaru, Lasalimu, Kaesabu,

sehingga ada beberapa kata dalam bahasa

dan Kapontori), Muna, Cia-cia, Wakatobi,dan

Indonesia yang diserap ke dalam bahasa Ciacia.

Bajo. Etnis tersebut masing-masing memiliki

Aksara Latin yang sudah menjadi aksara resmi

bahasa yang berbeda dan hanya digunakan

bahasa

dalam komunikasi internal etnis tersebut. Hal

mempunyai

inilah yang menyebabkan masyarakat terutama

akulturasinya dengan bahasa Ciacia. Selain aksara

yang berada di wilayah Kesultanan Buton

Latin relatif lebih mudah dipelajari karena sudah

menjadikan bahasa Wolio menjadi bahasa utama

dikenal dan digunakan oleh penutur bahasa

di lingkungan Kesultanan Buton.

Ciacia.

Indonesia

secara

banyak

kultural

hambatan

tidak
dalam

Selanjutnya, oleh karena bahasa Wolia

Aksara Hangul yang merupakan aksara

dipakai dalam Wilayah Kesutanan Buton pada

Korea juga memiliki peluang menjadi aksara

masa Kesultanan Buton, maka bahasa Wolio

untuk bahasa Ciacia. Hal ini didasari oleh

memiliki

bila

beberapa studi yang dilakukan oleh beberapa

dibandingkan dengan bahasa subetnis lain.

penutur asli bahasa Ciacia yang menaruh minat

Bahasa Wolio sudah dijadikan sebagai bahasa

dan perhatian besar pada bahasa Ciacia dengan

resmi dalam kesultanan Buton. Hal inilah yang

harapan

diduga menjadi latar belakang bahasa Wolio

didokumentasikan

yang beraksara Wolio sebagai bahasa persatuan

kepunahan. Studi terhadap bunyi- bunyi bahasa

masyarakat Kesultanan Buton. Oleh karena itu,

Ciacia dilakukan oleh ahli bahasa Korea

bahasa Wolio juga lebih dikenal dengannama

menyatakan bahwa ada kemiripan bunyi- bunyi

bahasa Buton. Bahasa Wolio mempunyai aksara,

bahasa Korea dengan bahasa Ciacia. Hal inilah

yaitu aksara Wolio (Buri Wolio) yang berupa

yang kemudian memunculkan gagasan untuk

huruf Serang yang diambil dari huruf Arab. Hal

menjadikan aksara Hangul sebagai aksara Ciacia.

inilah yang juga menguatkan alasan aksara Wolio

Beberapa usaha telah dilakukan baik oleh

punya peluang kuat untuk menjadi aksara untuk

pemerintah kota Baubau maupun oleh sebuah

bahasa Ciacia.

lembaga di Korea untuk menyosialisasikan agar

kedudukan

yang

tinggi

Aksara Latin merupakan aksara yang
dapat dikuasai oleh hampir seluruh penutur

agar

bahasa

Ciacia

sehingga

terhindar

dapat
dari

aksara hangul dapat menjadi aksara bagi bahasa
Ciacia.

bahasa, terutama juga penutur bahasa Ciacia. Hal

Ketiga aksara, yaitu aksara Wolio, aksara

ini disebabkan oleh aksara Latin merupakan

Latin, dan aksara Hangul sama-sama memiliki

aksara resmi yang digunakan bahasa Indonesia

kelemahan dan kekurangan. Ini artinya ketiganya

yang juga dikuasai oleh hampir semua penutur

memiliki kekurangan dan tidak sepenuhnya

bahasa Ciacia. Terlebih lagi kondisi bahasa

mampu mewakili semua bunyi-bunyi bahasa

Ciacia. Faktor lain adalah faktor ekstralinguistik,

Dalam bahasa Ciacia terdapat tujuh

seperti kesulitan beberapa penutur Ciacia dalam

bunyi

belajar aksara dan tidak adanya hubungan

[].

kesejarahan

dengan

Jika dilakukan pengaksaraan terhadap bunyi-

penutur bahasa Ciacia. Berikut perbandingan

bunyi vokal bahasa Ciacia tersebut dengan

ketiga aksara tersebut.

aksara Latin, Wolio, dan Hangul, maka hanya

antara

aksara

Hangul

vokoid

aksara Latin saja yang secara lengkap mampu
melambangkan semua bunyi vokal BC biarpun
ada dua bunyi yang akhirnya dilambangkan
dengan akrasa yang sama, yakni e dan o. Adapun
aksara Wolio hanya mampu melambangkan
Tabel 1.
Bunyi bahasa Ciacia dalam Aksara Latin, Aksara
Wolio, dan Aksara Hangul
Bunyi
Bahasa
Ciacia

Latin

Wolio

Hangul

bunyi [].
Selanjutnya, aksara Hangul hanya mampu
melambangkan

bunyi
ᅡ,

[] dengan [
ᅵ,ᅮ, ᅦ, dan ᅩ].



a

َ‫ـ ـ ـ‬

Selanjutnya, berikut perbandingan bunyi



kontoid bahasa Ciacia dalam tiga aksara, Latin,
Wolio, dan Hangul




i

u

‫ـ ـِ ـ‬

ُ‫ـ ـ ـ‬





Tabel 2.
Bunyi Kontoid bahasa Ciacia dalam Aksara
Latin, Aksara Wolio, dan Aksara Hangul
Bunyi
Bahasa



e



e



o



o





Latin

Wolio

Hangul

‫ب‬



Ciacia



B



Bh





C







‫د‬



D

dh



G



H

‫ذ‬




ng





w





y

‫و‬
‫ي‬

‫ه‬

Berdasarkan


tabel

tersebut,

dilakukan perbandingan antara 21 bunyi kontoid
bahasa



‫ج‬



J

Ciacia

[





jika

‫ك‬



k

] dengan tiga aksara,

yaitu aksara Latin, Wolio, dan Hangul, diperoleh
hasil sebagai berikut. Aksara Latin mampu



merepresentasikan hampir semua bunyi kontoid

l
‫ل‬

)*ᄙ

bahasa

Ciacia

[].


‫م‬



m

kecuali

Selanjutnya,

aksara

Wolio hanya mampu mewakili beberapa bunyi
kontoid bahasa Ciacia saja, seperti , ‫ و‬, ‫ ت‬, ‫س‬



‫ن‬

n



bunyi

, ‫ر‬

, ‫ن‬

,‫ م‬,‫ل‬

, ‫ك‬

, ‫ج‬

,‫غ‬

, ‫ ه‬, ‫ ذ‬, ‫ د‬, ‫ ب‬, ‫[ ي‬


],





p

sedangkan

bunyi

[] tidak. Aksara
Hangul juga menunjukkan hal yang sama.


‫ر‬



r

Beberapa bunyi kontoid bahasa Ciacia seperti
[] tidak bisa diwakili oleh



aksara Hangul.
‫غ‬

gh

Kajian yang telah dilakukan terhadap bunyi



s

t

‫س‬


‫ت‬



bunyi bahasa Ciacia sangat menarik. Terdapat
beberapa bunyi vokal dan konsonan yang
menunjukkan kekhasan dalam bahasa Ciacia,
tertama konsonan. Sejumlah konsonan dalam
bahasa

Ciacia,

yaitu

sangat khas.

Bunyi 







  (  

hanya ditemukan di daerah Sorawolia dan tidak
di

daerah

lain,

)

sedangkan

bunyimerupakan bunyi khas



bahasa Ciacia yang hampir bisa ditemukan di



semua dialek bahasa Ciacia. Kekhasan ketiga









 ()

예 ()

(

bunyi terebut menyebabkan kesulitan dalam
menemukan aksara yang pas untuk mewakilinya.
Ketiga aksara yang dipilih sementara, yaitu
aksara Wolio, aksara Latin, dan aksara Hangul
masing-masing
kekurangan.

memiliki

kelebihan

yang

tepat







 ()

왜 





외 





워(

dan

Aksara Wolio tidak memiliki

lambang

)

untuk

bunyi

tapi memiliki lambang yang



()

)

tepat untuk bunyi Sedangkan aksara
Latin

juga

belum

sepenuhnya

mampu

melambangkan semua bunyi, terutama bunyi
Selanjutnya,
Hangul

aksara

Korea juga masih belum bisa





웨  ()

()


위



melambangkan bunyi dan hanya mampu



melambangkan bunyi 
Aksara Hangul



 (ada 3

.
bacaan : ei, i dan e)

yang dipakai oleh

beberapa orang yang dianggap sebagai aksara
Ciacia tidak sama dengan aksara Hangul yang

Konsonan Bahasa Korea

dipakai di Korea saat ini. Aksara Hangul yang
Tabel 4.
Vokal bahasa Korea

dipakai sekarang berjumlah 40 sebagai berikut.
Vokal Bahasa Korea
Tabel 3.
Vokal bahasa Korea
Vokal Primer





Vokal Sekunder





()

KONSONAN

KONSONAN

TUNGGAL

RANGKAP



ㄲ



ㄴ 

ㄸ 





ㅃ 





ㅆ(

)



ㅁ

ㅉ









2)

ㄹ bisa melambangkan bunyi [r dan l]

3)

ㅌ dan

ㄸ sama-sama dibaca atau

melambangkan bunyi [t]
4)

ㅇ

ㅋ dan

ㄲ sama-sama dibaca atau

melambangkan bunyi [k]
ㅈ
Dalam kaitannya dengan aksara latin,

ㅊ 

aksara Hangul



dalam aksara Latin

ㅋ
dilambangkan dengan e.
ㅌ

Selanjutnya, vokal

Hangul yang dipakai adalah [a, i, u, e, o]. Akan
tetapi muncul juga aksara wi dan

ㅍ

wa

yang

pembentukannya bukan dari gabungan [ w + i =
wi] atau [w + a = wa].

ㅎ

Dalam aksara Hangul

antara aksara hidup dan aksara mati ada
Selanjutnya, dalam bahasa Korea ada
aksara mati tunggal dan aksara mati rangkap.
Dalam konteksnya dengan bahasa Ciacia huruf

perbedaan.

Jadi,

meskipun

bacaannya bisa berbeda.

tulisan

sama

Hal inilah yang

menyebabkan aksara Hangul

sulit untuk

digunakan sebagai aksara dalam bahasa Ciacia.

mati yang dipakai adalah ㄷ [t]. Oleh karena

Oleh sebab itu, untuk membaca teks dalam

tidak semua aksara Korea (Hangul ) digunakan

bahasa Cia Cia yang ditulis dengan Hangul bagi

sebagai aksara Ciacia maka ada kesulitan untuk

orang pada umumnya akan mengalami kesulitan

membacanya. Untuk mengubah aksara Latin ke

kecuali bagi suku Ciacia (terutama yang sudah

aksara Hangul lebih mudah daripada mengubah

belajar Hangul ) mungkin sedikit lebih mudah

aksara Hangul

ke aksara Latin. Hal ini

karena bahasa Ciacia adalah bahasa ibu sehingga

disebabkan ada beberapa bunyi dalam bahasa

jika ada kesulitan menafsirkan beberapa bunyi

Ciacia yang menggunakan Hangul yang sama.

yang dilambangkan dengan Hangul, kepekaan

Ini dapat ditemukan dalam beberapa aksara

sebagai penutur bahasa Ciacia akan muncul.

sebagai berikut:
1)

ㅂㅇ (yang dimaksud huruf ㅂ dengan

PENUTUP
Berdasarkan berbagai uraian tersebut,

ㅇ di bawahnya) bisa melambangkan bunyi [f, v,

dapat disimpulkan bahwa jika dibandingkan

dan w].

dengan dengan Aksara Hangul , aksara Latin
jauh lebih tepat baik dari segi pelafalan dan segi

keterwakilan bunyi-bunyi bahasa Ciacia.

Dari

sisi nonlinguistik, di antara ketiga aksara yang
dianalisis (aksara Hangul , aksara Wolia, dan
aksara Latin), aksara Latin lebih bersifat global
sehingga tidak menunjukkan keberpihakan rasa
nasionalisme. Oleh sebab itu, dari ketiga jenis
aksara tersebut, aksara Latin yang paling cocok
untuk menuliskan bahasa Ciacia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, M. Gunawan.
2009. “Menyingkap Rahasia Keunikan Bahasa
Ciacia”. Dalam klip21.com/news Sport
and Lifestyle.
Chun Tai Hyun.
2011. ”Kamus Istilah Pertanian Bahasa Ciacia”.
Seoul: Faculty of Interpretation and
Translation, Hankuk University of Foreign
Studies.
Grimes, Barbara dalam Summer Institute of
Linguistics (SIL).
2000. “Geographical
Linguistics”.
http://www.yahoo.com. Diunduh 25
Oktober 2004.
Hanan, Sandra Safitri.
2013. Genealogi Bahasa
UGM.

Ciacia.

Disertasi,

http://www.baubaukota.go.id./2012.
InternationalPhoneticAssociation.1981.ThePrincip
lesofTheInternationalPhoneticAssociation.Lond
on:UniversityCollege.
Kisyani-LaksonodanDianiar Savitri.
2009. Dialektologi.Surabaya:Unipres Unesa.

Kridalaksana,Harimurti.
2010. KamusLinguistik. Jakarta:Gramedia.

Kisyani-Laksono dkk.
2013 dan 2014. Penyusunan Tata Aksara dalam
Rangka Re-Eksistensi Bahasa Ciacia di
Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Surabaya: Unesa.
Kisyani-Laksono.
2014. Bahasa Ciacia: Daya Hidup dan Daya
Kembangnya sebagai Bahasa Daerah.
Kongres II
 Bahasa-Bahasa Daerah
Sulawesi Tenggara. Grand Clarion Hotel &
Convention 
 Kendari, 7–-8 Oktober
2014.
Mustafa,Abdullah.
1985. StrukturbahasaCiaCia.ProyekPenelitianBahasadanSastraInd
onesia
danDaerahSulawesiSelatan,
Departemen PendidikandanKebudayaan.
PusatBahasa.
2008. BahasadanPeta Bahasa di Indonesia. Jakarta.
Summer Institute of Linguistics.
2006. LanguagesinIndonesia. Jakarta.
Tamim, Mz. Amirul.
2008. “Dialektika
dan
Kebijakan
Keberaksaraan di Kota Bau-Bau”
Tyu Hae Yeong dkk.
2011. “Teknologi Budi Daya Padi di Kota
Baubau”.
Seoul: Rural Development
Administration, Republic of Korea.