PENGEMBANGAN KETRAMPILAN SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL MELALUI PENERAPAN RECIPROCAL LEARNING BERBANTU MEDIA CERITA DAN METRIK INGATAN Ika Oktavianti, M.Pd., Drs. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Faku

PENGEMBANGAN KETRAMPILAN SOSIAL SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL MELALUI
PENERAPAN RECIPROCAL LEARNING BERBANTU MEDIA CERITA
DAN METRIK INGATAN
Ika Oktavianti, M.Pd., Drs. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Pembelajaran IPS mempunyai tujuan utama untuk mengembangkan
karakteristik waga negara Indonesia yang baik khususnya dalam cara berfikir,
bersikap dan berperilaku sosial dalam hidup bermasyarakat. Berdasarkan tujuan
utama tersebut, pembelajaran IPS tidak hanya menekankan aspek pengetahuan tetapi
harus pula mengembangkan ketrampilan sosial siswa untuk mewujudkan tujuan
bersikap dan berperilaku sosial dalam hidup bermasyarakat. Ketrampilan sosial dapat
dikembangkan pada peserta didik jika dalam pelaksanaan pembelajaran, guru
menerapkan pendekatan, model dan media pembelajaran yang tepat.
Penelitian ini merupakan field research (penelitian lapangan) dengan
menggunakan mixed methods (metode kombinasi). Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas V SD di Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik

pemerikasaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) reciprocal learning berbantu media cerita
dan metrik ingatan pada pembelajaran IPS berbasis keunggulan lokal dapat
diterapkan dalam menggembangkan ketrampilan sosial siswa, 2) terjadi
pengembangan ketrampilan sosial pada siswa setelah diterapkannya reciprocal
learning berbantu media cerita dan metrik ingatan pada pembelajaran IPS berbasis
keunggulan lokal, dan 3) perbedaan individu terutama dalam kesiapan belajar yaitu
siswa yang mengalami gangguan disabilitas intelektual, slow learner, disleksia,
disgrafia, dan anak yang mempunyai kurangnya kerapian kurang merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi pengembangan ketrampilan sosial pada pembelajaran IPS
berbasis keunggulan lokal.
Kata Kunci: Ketrampilan Sosial, Pembelajaran IPS, Keunggulan Lokal,
Reciprocal Learning, Media Cerita, Metrik Ingatan

ABSTRACT

Social learning has the main goal to develop the characteristics of a good
citizen of Indonesia, especially in the way of thinking, being and social behavior in
social life. Based on the main goal, social learning not only emphasizes the aspect of
knowledge but also to develop the social skills of students to realize the goal of
being and behaving in social life. Social skills can be developed in learners if the

implementation of learning, teachers implement the right approach, models and
learning media.
This research is a field research (fieldwork) by using mixed methods. The
subjects of this study is the fifth grade elementary school students in the District Bae
Kudus. Data collection using the method of observation, interviews, documentation
and questionnaires. The validity of the data using the triangulation of data sources
technique.
The results showed: 1) Reciprocal learning assisted stories media and
memory metrics in social learning local advantages can be applied to develop social
skills of students, 2) occured the development social skills of students after the
implementation of reciprocal learning assisted stories media and memory metrics in
social learning local advantages, and 3) individual differences, especially in
readiness of learning that students who have intellectual disabilities disorders, slow
learner, dyslexia, dysgraphia, and children who has a lack of neatness less are the
factors that influence the development of social skills in social studies of local
advantages.
Key Words: Social Skill, Social Studies, Local Advantages, Reciprocal Learning,
Stories Media, Memory Metrics
mengembangkan potensi dirinya untuk


PENDAHULUAN
Setiap manusia mempunyai banyak
kecerdasan

yang

perlu

diolah

dan

memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian

diri,

kepribadian,

dikembangkan. Dalam mengembangkan


kecerdasan,

kecerdasan

pendidikan

ketrampilan yang diperlukan dirinya,

mempunyai peran yang sangat penting,

masyarakat, bangsa dan negara”. Undang-

sesuai yang disampaikan dalam Undang-

undang tersebut menunjukkan bahwa

Undang No. 20 Tahun 2003 mengenai

pendidikan


sistem pendidikan nasional yang berbunyi

penting

“pendidikan adalah usaha sadar dan

kecerdasan manusia

terencana untuk mewujudkan suasana

intelektual atau Intelligence Quotient

belajar dan proses pembelajaran agar

(IQ),

peserta

manusia


didik

ini,

secara

aktif

akhlak

mulia,

mempunyai
dalam

kecerdasan

peran


serta

yang

mengembangkan
baik kecerdasan

emosional

atau

Emotional Quotient (EQ), dan kecerdasan

untuk mengembangkan kecerdasan yang

spiritual atau Spiritual Quotien (SQ).

lainnya, yang dalam hal ini terutama

Berangkat


dari

pengembangan

kecerdasan

emosional

merupakan

ketiga kecerdasan tersebut, persoalan

kecerdasan sosial. Lebih lanjut lagi,

yang terjadi dalam masyarakat,hanya

Daniel Goleman dalam bukunya yang

kecerdasan intelektual atau Intelligence


berjudul

(IQ)

Quotient

Intelligence”

banyak

menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi

pengembangannya.

keberhasilan seseorang hanya sekitar 20%

yang

ditekankan


“Emotional

lebih

terus

dan sisanya 80% ditentukan oleh sederet

tua

faktor yang disebut sebagai kecerdasan

maupun para pendidik karena dipacu

emosional (Akhmad Muhaimin Azzet,

adanya suatu kebanggaan bila nilai rapor

2010:36).


anak/siswa tinggi di sekolah. Tidak hanya

mempunyai peran yang sangat penting

di pendidikan formal saja, para orang tua

dalam

juga

menumbuhkembangkan

Kecerdasan

ini

umunya

dikembangkan oleh para

meminta

orang

anaknya

untuk

Disinilah

pendidikan

membantu

manusia
potensi-potensi

mengembangkan kecerdasan intelektual

kemanusiaannya melalui pengembangan

ini dengan mengharuskan anak untuk

kecerdasan sosial.

mengikuti les pelajaran les di luar

Kecerdasan Sosial sangat penting

sekolah. Kondisi ini menyebabkan orang

untuk dikembangkan agar seseorang bisa

tua bahkan pendidik mengabaikan kedua

sukses dalam meniti karir, baik itu usaha

kecerdasan yang lain yaitu kecerdasan

secara mandiri maupun berkerja di sebuah

emosional atau Emotional Quotient (EQ)

lembaga

dan kecerdasan spiritual atau Spiritual

dikarenakan bila seseorang

Quotien (SQ).

kecerdasan sosial maka ia mampu untuk

atau

perusahaan.

Hal

ini

memiliki

Menurut Akhmad Muhaimin Azzet

menjalin kerjasama, mempunyai rasa

(2010:42-43), sangat dibenarkan apabila

empati, atau piawai dalam menjalin

memacu

komunikasi.

anak

agar

mempunyai

Daniel

kecerdasan intelektual yang baik, namun

karyanya

“Social

jangan

menjelaskan

bahwa

sampai

mengembangkan

kecerdasan intelektual hingga melupakan

Goleman

dalam

Intelegence”
setiap

individu

mempunyai pembawaan yang integral,

seperti kerjasama, empati, dan sifat

pemerintah daerah menuntut pelaksanaan

mementingkan kepentingan orang lain

otonomi daerah dan wawasan demokrasi

(Akhmad Muhaimin Azzet, 2010:39-41).

dalam penyelenggaraan pendidikan, maka

Berdasarkan

tersebut,

pembelajaran IPS pada penelitian ini akan

pembelajaran seharusnya tidak hanya

disajikan pembelajaran IPS yang berbasis

menekankan pada aspek kognitif saja,

keunggulan lokal. Pembelajaran IPS yang

tetapi pula juga menekankan aspek afektif

berbasis

dan psikomotorik.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

pendapat

keunggulan

lokal

didukung

sekolah

2005 Bab III Pasal 14 Ayat 1 bahwa

merupakan salah satu mata pelajaran

kurikulum untuk SMP/MTS/SMPLB atau

akademis yang sengaja dirancang dan

bentuk

dilaksanakan

memasukkan

Pengajaran

IPS

untuk

di

mengembangkan

lain

yang

sederajat,

pendidikan

dapat
berbasis

karakteristik warga negara Indonesia

keunggulan lokal. Melalui pembelajaran

yang baik khususnya dalam cara berfikir,

berbasis keunggulan lokal, peserta didik

bersikap dan berperilaku sosial dalam

didorong

hidup bermasyarakat (Udin Saripudin

kelahirannya,

Winataputra

1989:2).

membesarkannya,

menunjukkan

bahwa

meningkatkan

dan

Hal
IPS

ini

bertujuan

untuk

mengembangkan

mencintai

tanah

berjuang

untuk

dan

gigih

semua

potensinya

menumbuhkan

daerahnya agar mampu berkembang pesat

pengetahuan, kesadaran dan sikap sebagai

seiring dengan tuntutan era globalisasi

warga negara yang bertanggung jawab,

dan informasi.

menuntut

pengelolaan

secara dinamis

dengan

pembelajaran

Pengembangan ketrampilan sosial

mendekatkan

tidak akan berjalan tanpa didukung

objektif

adanya model pembelajaran dan media

kehidupannya, maka dalam pembelajaran

yang tepat. Pada penelitian ini, peneliti

IPS, guru perlu melatih ketrampilan sosial

akan

untuk mengembangkan kecerdasan sosial

learning dengan alasan model reciprocal

anak.

learning memberikan kesempatan kepada

siswa

kepada

realitas

Berdasarkan
Nomor

22

Tahun

Undang-Undang
1999

tentang

menerapkan

model

reciprocal

siswa untuk menggali materi yang akan
didiskusikan

di

kelas,

memberikan

interaksi antara siswa dengan siswa dan

IPS, sedangkan metrik ingatan yang

siswa dengan guru. Melalui penerapan

dimaksud dalam penelitian ini merupakan

model reciprocal learning diharapkan

sebagai

pengembangan kecerdasan siswa akan

menghafal fakta dan konsep pada materi

lebih tercapai dan memberikan kontribusi

IPS yang diajarkan.

alat

bantu

mengingat

dan

Berpijak pada uraian yang telah

positif pada siswa dalam hal memperoleh
belajar,

disampaikan, penelitian mengarah pada

meningkatkan interaksi, dan partisipasi

pengembangan ketrampilan sosial siswa

serta mengembangkan hubungan baru

pada

diantara peserta didik.

keunggulan

pemahaman,

memonitor

Pada dasarnya siswa memiliki
minat (Sense of Interest) dan dorongan

pembelajaran
lokal

IPS

berbasis

melalui

penerapan

reciprocal learning berbantu media cerita
dan ingatan”

ingin melihat kenyataan (Sense of Reality)
seperti yang dijelaskan Suprayogi, dkk
(2011:66)

bahwa

mengingat

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan field

materi

pembelajaran IPS lebih banyak memuat

research (penelitian lapangan)

informasi maka upaya mengembangkan

menggunakan mixed methods (metode

kedua potensi tersebut, guru dituntut

kombinasi).

memiliki

dimaksud dalam penelitian ini adalah

kreatifitas

mengaktualisasikan

dalam

kompetensinya

Mixed

penggabungan

methods

antara

yang

pendekatan

mengidentifikasi,

penelitian

menyeleksi, dan menentukan sumber

penelitian

pembelajaran yang menunjang kegiatan

menggabungkan dua pendekatan dalam

belajar dan pembelajaran.

penelitian

terutama

untuk

Pada penelitian ini, sumber belajar
yang

diterapkan

adalah

media

kualitatif

dengan

ini

dan

pendekatan

kuantitatif.

Peneliti

dengan

tujuan

menemukan hipotesis dan juga untuk
membuktikan validitas hipotesis tersebut.
Desain penelitian yang digunakan

pembelajaran, yaitu media cerita dan
metrik ingatan. Media cerita sebagai alat

dalam

bantu

sequential

explaratory

penemuan).

Menurut

yang

digunakan

untuk

menyampaikan informasi materi pelajaran

untuk

penelitian

ini

adalah

model
(urutan

Sugiyono

(2008:473), Mixed methods

model

observasi

langsung

terhadap

proses

sequential explaratory merupakan metode

pembelajaran di kelas. Metode yang

penelitian yang menggabung metode

digunakan

penelitian kualitatif dan kuantitatif secara

menggunakan

berurutan dimana pada tahap pertama

terstruktur, yaitu gabungan antara teknik

penelitian menggunakan metode kualitatif

wawancara dengan pedoman wawancara

dan pada tahap kedua menggunakan

terstruktur dan tidak terstruktur.

dalam

penelitian

wawancara

ini
semi

Metode dokumentasi digunakan

metode kuantitatif.
Sasaran penelitian ini siswa kelas

untuk

mempelajari

membaca

dan

V SD Negeri se-Kecamatan Bae yang

mencatat apa yang tersirat dan tersurat

menjadi mitra MBS yaitu SD 1 Bacin

dalam dokumen, laporan peraturan dan

Kudus, SD 4 Dersalam Kudus, dan SD 1

literatur lainya yang relevan dengan

Panjang Kudus. Permasalahan penelitian

peneliti, seperti daftar nama siswa yang

ini

akan diperlukan dalam penelitian ini.

difokuskan

pada

pengembangan
dalam

Metode pengumpulan data yang terakhir

pembelajaran IPS berbasis keunggulan

yaitu angket yang digunakan dalam

lokal

penelitian ini adalah angket tertutup

ketrampilan

sosial

melalui

siswa

penerapan

reciprocal

learning berbantu media cerita dan metrik

dengan

ingatan.

dimana data yang diperoleh berupa data
Pengumpulan

digunakan

dalam

data

yang

penelitian

ini

menggunakan

interval

atau

rasio

skala

guttman

dikhotomi

(dua

alternatif).

menggunakan: 1) metode observasi, 2)

Teknik keabsahan data dalam

wawancara, 3) dokumentasi, dan 4)

penelitian ini menggunakan triangulasi.

angket. Metode observasi yang digunakan

Teknik triangulasi yang digunakan dalam

dalam penelitian ini adalah observasi

penelitian ini adalah teknik pemeriksaan

langsung (direct observation). Observasi

dengan

langsung menurut Mahmud (2011:170)

sumber

adalah observasi yang dilakukan tanpa

mengecek balik derajat kepercayaan suatu

perantara (secara

informasi yang diperoleh melalui waktu

langsung)

terhadap

objek yang diteliti, seperti mengadakan

memanfaatkan
berarti

penggunaan

membandingkan

dan alat yang berbeda.

dan

dalam

penelitian ini adalah “Analisis Interaksi”,

penelitian ini menggunakan Analisis data

artinya analisis ini dilakukan dalam

kualitatif dalam Matthew B. Miles dan A.

bentuk interaksi pada tiga komponen

Michael Huberman (1992:16-19) terdiri

tersebut

dari tiga alur kegiatan secara bersamaan.

berikut:

Teknik

analisis

data

yang

digambarkan

sebagai

Model analisis yang dipergunakan dalam
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Reduksi Data

Kesimpulankesimpulan
Penafsiran/Verifikasi

Gambar 4.1 Alur Analisis Interaksi
Sumber: Miles, 1992:20
Berdasarkan gambar 4.1., pada

penelitian.

Hal ini dilakukan untuk

tahap reduksi, data yang diambil dari

memudahkan

pengamatan, wawancara, dan dokumen

memahami

diklasifikasi

dikategorikan

membandingkan data-data hasil penelitian

berdasarkan beberapa tema sesuai fokus

satu dengan lainnya, dengan demikian

penelitian. Tahap berikutnya, data yang

peneliti bisa memaknai atau mengartikan

sudah dikategorikan, disajikan dalam

data penelitian. Melalui interpretasinya

analisis

perancangan deretan kolom-

dapat menjelaskan dan memahami gejala

kolom sebuah matrik untuk data kualitatif

sosial yang ditelitinya. Setelah analisis

dan menentukan jenis dan bentuk data

data selesai dan informasi telah diperoleh,

yang disajikan dalam tabel yang ditujukan

hasil-hasilnya

untuk

atau

menyederhanakan

data

hasil

peneliti
hasil

harus

membaca

dan

penelitian,

diinterpretasikan

guna mencari makna dan implikasi yang

perizinan, 2) tahap penyusunan perangkat

luas dari hasil penelitian tersebut.

pembelajaran,

Verifikasi

atau

menarik

instrumen

3)

tahap

penyusunan

penelitian,

4)

tahap

kesimpulan yaitu berupa intisari dari

pengumpulan data, dan 5) tahap analisis

penyajian data yang merupakan hasil dari

hasil penelitian.

analisis yang dilakukan dalam penelitian.

Tahapan pertama yaitu perizinan,

Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada

peneliti membuat surat ijin penelitian

catatan di lapangan atau kesimpulan dapat

yang dimulai dari Lembaga Penelitian

ditinjau sebagai makna yang muncul dari

untuk

data yang harus diuji kebenarannya,

mengajukan permohonan ijin ke Dinas

kekokohannya dan kecocokannya yaitu

Pendidikan terkait sampai pada perizinan

merupakan validitasnya. Dalam proses ini

ke Sekolah Dasar di Kecamatan Bae

peneliti membuat tafsiran terhadap data

sebagai lokasi penelitian.

yang

sudah

diklasifikasikan

selanjutnya

dilanjutkan

Tahapan kedua

sesuai

yaitu tahapan

dengan landasan teori dan mencoba

penyusunan

menghayati keterangan yang diberikan

dimulai kegiatan kajian literatur dan

informan. Dalam penelitian ini, penarikan

berdiskusi dengan guru kelas V sebagai

kesimpulan

disesuaikan

ahli

permasalahan

yang

dengan

dikaji

dalam

perangkat

untuk

yang

pembelajaran

berpengalaman

dalam

pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan

penelitian. Dalam penarikan kesimpulan,

Tim

penelitian juga meninjau ulang pada data

ketrampilan sosial dengan keunggulan

sebelumnya

berusaha

lokal khususnya keunggulan lokal Kudus

dengan

sebagai dasar penelitian dalam proses

menarik

dan

peneliti

kesimpulan

disertai

pengujian kebenaran yang disesuaikan

Kegiatan
kedua

PENELITIAN

DAN

berkaitannya

yaitu

berikutnya
pembuatan

ditahap
perangkat

pembelajaran IPS dengan menerapkan
reciprocal learning berbantu media cerita

PEMBAHASAN
Penelitian

yang

pembelajaran IPS di dalam penelitian ini.

validitasnya yaitu triangulasi data.

HASIL

Penelitian

ini

dilaksanakan

melalui beberapa tahapan yaitu 1) tahap

dan

metrik

ingatan

dalam

mengembangkan ketrampilan sosial siswa

pada

pembelajaran

IPS

berbasis

dengan

ketrampilan

sosial

keunggulan lokal dengan menentukan SK

kesadaran

dan KD yang akan diteliti. SK yang akan

membawa diri, autentisitas, kejelasan dan

diteliti

empati.

yaitu

menghargai

berbagai

situasional,

yaitu

Instrumen

kemampuan

yang

disusun

peninggalan dan tokoh sejarah yang

berikutnya yaitu lembar wawancara siswa

berskala nasional pada masa Hindu-

yang

Budha-Islam,

kenampakan

sejauhmana pemahaman siswa mengenai

alam dan suku bangsa, serta kegiatan

makna peninggalan dan tokoh sejarah

ekonomi di Indonesia dan pada KD

yang berskala nasional dari masa Hindu-

mengenal makna peninggalan dan tokoh

Budha dan Islam di Indonesia terkait

sejarah yang berskala nasional dari masa

dengan keunggulan lokal Kudus dan

Hindu-Budha dan Islam di Indonesia,

mengetahui faktor-faktor apa saja yang

peneliti

mempengaruhi

keragaman

memilih

dikarenakan

SK

sangat

dan

KD

sesuai

ini

dengan

digunakan

penerapan

mengetahui

reciprocal

learning berbantu media cerita dan metrik

keunggulan lokal yang ada di Kudus.

ingatan

Adapun perangkat

ketrampilan

pembelajaran IPS

untuk

dalam

mengembangkan

sosial

siswa

pada

tersebut yaitu silabus, RPP, media cerita

pembelajaran IPS berbasis keunggulan

dan metrik ingatan yang bertemakan

lokal. Instrumen terakhir yaitu lembar

peninggalan bersejarah di Kudus, Tokoh

angket

berpengaruh

mengetahui

dalam

sejarah

dan

perkembangan Kudus, Masjid Kudus

siswa

digunakan

sejauhmana

untuk

ketrampilan

sosial siswa.
Tahap

sebagai peninggalan sejarah bercorak

keempat

yaitu

Hindu-Islam, dan Wisata Budaya Kudus

pengumpulan data. Sesuai dengan sintaks

sebagai peninggalan Kebudayaan Hindu-

reciprocal

Budha dan Islam di Kudus.

pembelajaran dimulai dari peragaan awal

Tahap ketiga adalah penyusunan
instrumen

penelitian

dimulai

dari

learning,

pelaksanaan

dimana guru meminta empat siswa untuk
tampil

ke

depan

kelas

untuk

menyusun lembar observasi ketrampilan

memperagakan contoh pembelajaran yang

sosial

digunakan untuk

akan dilakukan. Keempat siswa diberi

mengamati aktivitas belajar siswa terkait

peran yang berbeda-beda yaitu sebagai

siswa

yang

perangkum, penanya, pengklasifikasi dan

lain yang bertanya kepada kelompok

penduga. Tujuan dari adanya peragaan

tersebut. Siswa yang berperan sebagai

awal adalah supaya siswa mengerti akan

pengklasifikasi bertugas menyusun atau

peran yang harus dilakukan berdasarkan

menemukan bagian-bagian teks yang

cerita keunggulan lokal Kudus.

tidak jelas dan menemukan cara untuk

Langkah berikutnya pembagian
peran, guru mengorganisasikan siswa

memperjelas

kesulitan-kesulitan

yang

ada.
Langkah terakhir sekaligus awal

untuk belajar dalam kelompoknya sesuai
dengan tugasnya masing-masing, yaitu

dari

sebagai

penanya,

keempat yaitu pertukaran peran. Melalui

pengklasifikasi dan penduga. Tujuan

cerita lain, yaitu pertemuan pertama

masing-masing

mempunyai

dengan cerita “Peninggalan bersejarah di

peranannya sendiri adalah supaya siswa

Kudus”, pertemuan kedua dengan cerita

tersebut mulai berlatih untuk mandiri dan

“Tokoh berpengaruh dalam sejarah dan

bertanggungjawab, serta bagaimana cara

perkembangan Kudus”, pertemuan ketiga

bekerjasama dengan temannya. Siswa

dengan cerita “Masjid Kudus sebagai

yang

perangkum

peninggalan sejarah bercorak Hindu-

bertugas untuk mencatat hal-hal penting

Islam”, dan pertemuan keempat dengan

yang ada di dalam cerita. Siswa yang

cerita “Wisata Budaya Kudus sebagai

berperan sebagai penduga membantu

peninggalan Kebudayaan Hindu-Budha

memprediksi apa yang sudah dibaca

dan Islam di Kudus”, siswa berganti

untuk

diakhir

peran, misalnya yang tadinya sebagai

pada

penanya, pada cerita selanjutnya atau

sudah

pertemuan selanjutnya, siswa tersebut

memuaskan, yaitu dari tiga kelompok

mengganti perannya menjadi penduga

termasuk sangat baik semua. Siswa yang

dan melakukan langkah selanjutnya lagi

bertugas sebagai penanya mempunyai

seperti yang sudah. Pertukaran peran ini

peran untuk bertanya kepada kelompok

dilakukan agar siswa tidak jenuh dengan

lain terkait dengan cerita yang sudah

kegiatannya

perangkum,

berperan

sebagai

menyimpulkannya

pembelajaran.
pertemuan

siswa

Untuk

pertama

penduga
hasilnya

dibaca dan menjawab jika ada kelompok

pertemuan

atau

kedua,

ketiga,

perannya

dan

dalam

kelompok, dan agar siswa bisa untuk

dan temuan dalam penelitian ini dapat

bekerja di bidang lain (profesional).

dilihat pada tabel 1 berikut.

Secara

keseluruhan

proses

pembelajaran berjalan baik. Adapun hasil
Tabel 1
Peningkatan Aktivitas Belajar IPS Melalui Penerapan Reciprocal Learning
Pertemuan Ke
SD 1 Bacin Kudus
SD 4 Dersalam
SD 1 Panjang
Kurang
Cukup
Kurang
1
Baik
Baik
Baik
2
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
3
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
4
Sumber: Data Penelitian (2014)
Berdasar

tabel

1,

secara

anggotanya,

pada

pertemuan

kedua

keseluruhan proses pembelajaran berjalan

anggotanya sudah mau berbicara dengan

baik. Adapun hasil dan temuan dalam

siswa t, kemudian ada peningkatan

penelitian

terjadi

kinerja

dalam

memberikan

ini,

peningkatan

pertama,

yang

signifikan

juga,

teman-teman
penjelasan

t

mau

ketika

aktifitas belajar siswa ketika melakukan

mengalami

kerja

pertemuan

kemampuan siswa t terlihat meningkat

pertama masih ada yang kurang, akhirnya

dibandingkan dengan pertemuan pertama.

pada

Ini berarti ada pengaruh lingkungan dan

kelompok,

pertemuan

keempat

dimana

kedua,

meningkat

ketiga

sampai

dan

kategori

sehingga

siswa lain terhadap mental t.
Peningkatan

sangat baik.
Peningkatan aktivitas belajar ini

kebingungan,

t

aktivitas

belajar

dalam penelitian ini diikuti pula dengan

dibuktikan salah satunya berdasarkan

hasil

peningkatan ketrampilan

sosial

hasil observasi terhadap siswa dengan

siswa yang dapat dilihat pada tabel 2

inisial t yang pada pertemuan pertama

berikut.

masih belum bisa berkomunikasi dengan
Tabel 2

Peningkatan Ketrampilan Melalui Penerapan Reciprocal Learning Berbantu
Media Cerita dan Metrik Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Keunggulan Lokal
Pertemuan Ke SD 1 Bacin Kudus
SD 4 Dersalam
SD 1 Panjang
63,33
78,84
72,65
1
70,00
78,16
77,50
2
72,92
79,74
80,44
3
76,25
82,37
82,21
4

Sumber: Data Penelitian (2014)
rata-rata

dalam pembelajaran IPS yaitu faktor dari

ketrampilan siswa pada awal pertemuan

diri sendiri dan faktor dari lingkungan,

menunjukkan kategori kurang sampai

antara lain perbedaan individu terutama

baik, namun pada pertemuan-pertemuan

dalam kesiapan belajar yaitu siswa yang

berikutnya menunjukkan kategori baik.

mengalami

Ini

untuk

intelektual,

sosial

disgrafia, siswa dengan kerapian kurang,

Berdasar

tabel

2,

berarti pembelajaran IPS

mengembangkan

keterampilan

Keberhasilan

mengikuti

learner,

disleksia,

peningkatan

ketrampilan sosial ini juga disebabkan
adanya

slow

disabilitas

dan kurangnya perhatian dari orang tua

siswa berhasil.

pula

gangguan

antusias

siswa

pembelajaran.

KESIMPULAN
Penerapan

ketika
Hasil

reciprocal

learning

berbantu media cerita dan metrik ingatan

wawancara terhadap siswa yang sebagian

pada

besar menjawab senang dan semangat

keunggulan lokal dapat diterapkan dalam

ketika guru menerapkan pembelajaran

menggembangkan

ketrampilan

IPS berbasis keunggulan lokal melalui

siswa.

dibuktikan

penerapan reciprocal learning berbantu

terjadinya

media cerita dan metrik ingatan dalam

sosial siswa pada pembelajaran IPS

mengembangkan

berbasis

ketrampilan

sosial

pembelajaran

Hal

ini

IPS

pengembangan

keunggulan

berbasis

sosial
dengan

ketrampilan

lokal

setelah

siswa. Hal ini berarti antusiame dan

diterapkannya

apresiasi siswa terhadap pembelajaran

berbantu media cerita dan metrik ingatan.

mengikis

segala

perbedaan

sehingga

pembelajaran

individu,

menunjukkan

reciprocal

learning

Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi

pengembangan

adanya peningkatan ketrampilan sosial,

ketrampilan sosial antara lain faktor dari

meskipun terdapat beberapa faktor-faktor

diri sendiri dan faktor dari lingkungan

yang

antara lain perbedaan individu terutama

mempengaruhi

keberhasilan

tersebut.

dalam kesiapan belajar yaitu siswa yang

Faktor-faktor yang mempengaruhi

mengalami

pengembangan ketrampilan sosial siswa

intelektual,

gangguan
slow

learner,

disabilitas
disleksia,

disgrafia, siswa dengan kerapian kurang,

dan kurangnya perhatian dari orang tua.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Abdul Madjid. 2001. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosda Karya
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar Baru
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan
FKIP UNS
Antari. Ni Md. Wina. Dkk. 2013. Pengaruh Model Reciprocal Teaching (Pembelajaran
Terbalik) Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD
Gugus I Denpasar Selatan. Artikel. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Arends. Richard I. 2008. Learning To Teach 2. Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri
Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arifin, Syamsir. 1991. Kamus Sastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Yogyakarta: DIVA
Press
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak.
Yogyakarta: Kata Hati
Black, James A. Dean J Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial Bandung:
Refika Aditama
Denzin, Norman K., dan Yvonna S. Lincoln. 1994. Handbook of Qualitative Research.
Thousand Oaks, London: Sage
Grafura, Lubis. Ari Wijayanti. 2011. Permainan Edukatif Untuk Pembelajaran Atraktif:
Untuk Semua Tingkatan Pendidikan Dilengkapi Tip Pembelajaran Atraktif.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
Hardyanta, Md. Eric. Dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran IPS
di Kelas IV SD. Artikel. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan
Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:Universitas Indonesia Press
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Poerwasarminta, W.J.S. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sadiman, Arief S. dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Sardijo, Sugandi. Ischaak. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Somantri, Muhammad Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta
Suprayogi. 2011. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang: Widya Karya
Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Wahab, Abdul Aziz. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: Alfabeta
Winataputra, Udin Saripudin. 1989. Konsep dan Masalah Pengajaran Ilmu Sosial di
Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wiryohandoyo, Soedarno dkk.1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: IKIP Semarang
Zaini, Hasyim. Dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani
Madani