PERANCANGAN ALARM BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DENGAN SARANA E-MAIL DAN TELEGRAM DI PT. BROADBAND INDONESIA PRATAMA YOGYAKARTA

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

PERANCANGAN ALARM BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DENGAN SARANA EMAIL DAN TELEGRAM DI PT. BROADBAND INDONESIA PRATAMA YOGYAKARTA
Siswanto1, Suwanto Raharjo2, Amir Hamzah3
1,2,3Teknik Informatika FTI, IST AKPRIND
massiswanto1906@gmail.com 1, wa2n@akprind.ac.id2, amir@akprind.ac.id3

ABSTRACT
PT. Broadband Indonesia Pratama has many Base Transceiver Station (BTS) tower, in
operation BTS tower is connected with other BTS tower in a special internet network scope. The
network can only be accessed by internal parties. In practically every BTS tower is connected
with electricity and UPS, but technically there are always factors that cause the interruption of
the BTS tower as when the power goes out and monitoring the user host. The main thing to do
is to design Alarm Base Transceiver Station (BTS) by means of E-mail and Telegram. The
design of the alarm serves to minimize any disruption in the BTS tower.
In this study aims to facilitate the technician in getting information faster in case of
interference and provide recommendations to improve the effectiveness and effectiveness in
handling the existence of the BTS tower. From the two means on the alarm made a comparison
to determine which means are more effective and efficient. From the two means, the

comparison result of the information delivery process when there are disturbances in the BTS
tower in realtime with based on the parameters that become the reference in the system
Netwatch on the Mikrotik interval and timeout. Difference in time process resulting from the two
means when information entered when there is a disturbance that is 5ms. A more effective and
efficient means for handling the interruption of BTS tower is Telegram.
Keyword: Alarm, Base Transceiver Station, E-Mail, Telegram.
INTISARI
PT. Broadband Indonesia Pratama memiliki banyak Base Transceiver Station (BTS)
tower, dalam pengoperasinya BTS tower saling terhubung dengan BTS tower lainnya dalam
sebuah lingkup jaringan internet khusus. Jaringan tersebut hanya dapat diakses oleh pihak
internal. Pada praktisnya setiap BTS tower terhubung dengan listrik dan UPS, tetapi secara
teknis selalu ada faktor yang menjadi penyebab adanya gangguan pada BTS tower seperti
pada saat listrik padam dan monitoring host user. Hal utama yang harus dilakukan adalah
melakukan Perancangan Alarm Base Transceiver Station (BTS) dengan sarana E-mail dan
Telegram. Perancangan alarm berfungsi untuk meminimalisir adanya gangguan pada BTS
tower.
Pada penelitian ini bertujuan untuk memudahkan teknisi dalam mendapatkan informasi
lebih cepat apabila terjadi gangguan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisien
dan efektivitas dalam melakukan penanganan adanya ganggungan pada BTS tower. Dari ke
dua sarana pada alarm dilakukan perbandingan untuk menentukan sarana mana yang lebih

efektif dan efisien. Dari kedua sarana tersebut didapatkan hasil perbanding dari proses
pengiriman informasi ketika adanya gangguan pada BTS tower secara realtime dengan
berdasarkan parameter yang menjadi acuan dalam sistem Netwatch pada Mikrotik yaitu interval
dan timeout. Selisih proses waktu yang dihasilkan dari ke dua sarana saat informasi masuk
ketika terjadi adanya gangguan yaitu 5ms. Sarana yang lebih efektif dan efisien untuk
melakukan penanganan adanya gangguan pada BTS tower adalah Telegram.
Kata kunci: Alarm, Base Transceiver Station, E-Mail, Telegram.
PENDAHULUAN
Dewasa ini teknologi komunikasi dibidang internet semakin berkembang pesat. Hal ini
diimbangi dengan bertambahnya kebutuhan masyakat akan jaringan internet yang memadahi.
Kebutuhan akan paket data internet saat ini tidak lagi untuk para orang dewasa tapi juga para
remaja saat ini. Instan dan praktis adalah kelebihan utama dari internet yang menjadi faktor

35

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

penyebab utama kenapa masyarakat semakin membutuhkan internet dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Ditambah dengan semakin populernya penggunaan smart
phone membuat akses ke internet menjadi lebih mudah. Dengan adanya kebutuhan
masyarakat akan internet yang semakin meningkat menjadi peluang bagi para pengusaha di
bidang jasa penyedia layanan internet untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang masih
sangat minim sekali terpenuhi.
Penyedian jasa layanan internet dalam melakukan distribusi internet ke pelanggan
memiliki banyak Base Transceiver Station (BTS) tower, dalam pengoperasinya Base
Transceiver Station (BTS) tower saling terhubung dengan Base Transceiver Station (BTS)
lainnya dalam sebuah lingkup jaringan internet khusus. Jaringan tersebut hanya bisa diakses
oleh pihak internal. Base Transceiver Station (BTS) berfungsi menjembatani perangkat
komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Pada praktisnya setiap Base
Transceiver Station (BTS) tower terhubung dengan listrik dan UPS, tetapi secara teknis selalu
ada faktor yang menjadi penyebab gangguan pada Base Transceiver Station (BTS) tower.
Gangguan tersebut menjadi masalah yangsangat serius bagi setiap pengusaha penyedia jasa
layanan internet. Untuk
meminimalisir adanya gangguan pada Base Transceiver Station (BTS) tersebut dapat dilakukan
dengan cara melakukan “Perancangan Alarm Base Transceiver Station (BTS) dengan
saranaE-mail dan Telegram”.
E-mail adalah Surat elektonik sebagai sarana menerima dan mengirim surat melalui
jalur internet atau dapat juga diartikan surat dengan format digital dan dikirimkan melalui

jaringan Internet. E-mail mampu mengirimkan informasi adanya gangguan pada Base
Transceiver Station (BTS) tetapi disisi lain Telegram juga mampu mengirimkan informasi
adanya gangguan pada Base Transceiver Station (BTS). Telegram adalah fasilitas yang
digunakan untuk menyampaikan informasi jarak jauh dengan cepat, akurat dan terdokumentasi.
Ke dua sarana tersebut akan memberikan hasil perbandingan yang dinilai mampu
dikembangkan hasilnya agar lebih efektif dan efisien dalam mengatasi ganggungan pada Base
Transceiver Station (BTS) khususnya listrik dan monitoring Host user. Hasil perbandingan dari
ke dua sarana tersebut akan memberikan rekomendasi dan kemudahan bagi teknisi dalam
mengetahui gangguan yang terjadi pada Base Transceiver Station (BTS) secara realtime untuk
meningkatkan efisien dan efektivitas dalam melakukan penanganan adanya ganggungan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah Merancang AlarmBase Transceiver Station (BTS) dengan
saranaE-maildan Telegram untuk mempermudah penanganan masalah gangguan pada BTS,
yaitu: listrik padam dan monitoring host user dan Memberikan rekomendasi untuk
meningkatkan efisien dan efektivitas dalam melakukan penanganan ganggungan (listrik) dan
monitoring host user pada BTS milik PT. Broadband Indonesia Pratama.
TINJAUAN PUSTAKA
Suraya dan Novianta (2015), telah melakukan penelitian tentang Sistem Pergeseran
Tanah Menggunakan Sensor Draw Wire. Penelitian diujicobakan secara simulasi di
laboratorium dengan mengkalibrasi alat penelitian, jika terjadi fluktuasi nilai pergeseran tanah
maka alat akan mendeteksinya dan hasilnya dikirimkan melalui SMS gateway. Dengan

menggunakan sistem ini, optimalisasi penggunaan lahan tempat tinggal masyarakat dan juga
mengantisipasi adanya korban dari ancaman bencana tanah longsor, waktu respon rata-rata
SMS sekitar 4 detik tergantung kualitas sinyal dan traffic data dari suatu provider oleh
pengguna.
Prasetyono (2016), juga pernah melakukan penelitian tentang Sistem Peringatan
Luapan Air. Alat ini mengunakan sensor ultrasonik sebagai pengukur ketinggian air, Lyquid
Crystal Display (LCD) sebagai monitor hasil pengukuran, buzzer dan Modem Wavecom
Fastrack. Sistem peringatan luapan air dilakukan dengan mengirim pesan SMS melalui modem
GSM ke nomer handphone yang dituju dan buzzer diaktifkan secara otomatis sesuai dengan
pengaturan batas kritis pada air.
Setiawan dkk (2007), telah melakukan penelitian tentang Sistem Peringatan Kerusakan
Perangkat Jaringan Base Transceiver Station (BTS). Penelitian tersebut memberikan visualisasi
beserta informasi kepada operator-operator tentang kerusakan perangkat jaringan pada divisi
NMC (Network Management Center). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
waterfall yang terdiri atas 6 tahapan. Sistem peringatan yang dirancang menghasilkan informasi
kepada operator berupa informasi kerusakan perangkat jaringan dan alarm pengingatnya yang

36

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017


ISSN: 2338-6313

berupa simbol di layar peta. Dengan adanya sistem ini, maka operator akan lebih mudah dalam
memantau dan mengendalikan perngkat jaringan khususnya dalam menangani kerusakan
perangkat jaringan.
Mulyani dan Andika (2014), telah melakukan penelitian tentang Sistem Pengaman
Rumah dan Pengendali Lampu. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem pengaman
rumah dan pengendali yang lebih efektif dan efesien yaitu metode R&D (Penelitian dan
Pengembangan) yang meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,
validasi desain, revisi desain, uji coba produk dan revisi produk . Sistem yang telah dibuat
memanfaatkan perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi dan informasi yaitu fasilitas
SMS dan dalam bidang elektronika yaitu mikrokontroler dan sensor. Dari hasil penelitian dapat
di simpulkan sistem yang dibuat lebih efektif dan efesien dibandingkan dengan sistem yang
telah dibuat sebelumnya.
Utomo dan Saputra (2016), telah melakukan penelitian tentang Sistem Pendeteksi
Polusi Ruangan Menggunakan Sensor Asap. Penerapan memantau polusi ruangan dengan
menggunakan SMS, sehingga memudahkan para pengguna untuk mengetahui keadaan
ruangannya. Dalam penelitian tersebut menghasil sistem yang mampu mendeteksi polusi
ruangan dengan menggunakan sensor asap dan dapat diatur atau dipantau dari jarak jauh

dengan jaringan GSM untuk mepercepat proses pengiriman informasi melalui SMS.
Suraya dan Novianta (2016), telah melakukan penelitian tentang Sistem Informasi Data
Base Multi-Node Pemantauan Pergeseran Tanah. Penelitian tersebut menghasilkan sistem
pengukuran dari unit pantau ke data kolektor terintegrasi dengan perangkat lunak, data
pengukuran yang tersimpan akan digunakan sebagai pengambil keputusan terhadap akumulasi
besarnya pergeseran tanah yang terjadi sehingga ancaman bahaya tanah longsor dapat
diketahui secara dini oleh masyarakat maupun pihak yang berwenang. Hasil informasi tertampil
di PC dalam format teks yang berupa nilai hasil pemantauan pergeseran tanah dan pada alat
pantau terdapat tiga kondisi keadaan dalam mendeteksi adanya pergeseran tanah dengan
batas ambang bawah yang berbeda, nilai ambang batas bawah untuk kondisi SIAGA=100mm,
WASPADA=180mm, dan AWAS=250mm, waktu respon rata-rata SMS sekitar 5 detik
tergantung kualitas sinyal dan trafic data dari suatu provider oleh pengguna.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data
yang sesuai kebutuhan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode observasi
Metode observasi
yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan baik secara langsung maupun secara tidak
langsungterhadap objek yang sedang diteliti.

b. Studi kepustakaan/literatur
Studi
kepustakaan/literatur
adalah
pengumpulan
data
yang
dilakukan
dengan
mempelajari
pustaka,
dokumentasi
dan
gambar-gambar
yang
berhubungandengan yang diteliti. Metode ini digunakan dalam pengumpulan data
pustaka danbahan-bahan penelitian yang dibutuhkan.
c. Motode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mencari, menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen baik itu dokumen tertulis (catatan, transkrip, dan

sebagainya), gambar maupun elektronik.
Pada tahap perancangan ini peneliti melakukan perancangan alarm yang akan
digunakan pada BTS sebagai obyek penelitian. Berikut ini adalah gambar rancangan alarm
pada BTS.

37

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

Gambar 1. Arsitektur Perancangan Jaringan
Internet adalah sumber dari NAP yang didistribusikan pada BTS, kemudian pada BTS
yang telah terhubung UPS dipasangkan alarm dengan media komunikasi menggunakan Access
Point. Apabila terjadi mati listrik, UPS akan menyala, secara otomatis alarm akan aktif dan
mengirimkan informasi melalui media Access Point ke NOC (server). NOC (server) akan
mencatat informasi yang dikirimkan alarm melalui media Acccess Point ke sistem record untuk
kemudian dilanjutkan ke SMTP dan Bot (Telegram) server. SMTP server dan Bot server
berfungsi sebagai mediator pengiriman informasi yang diterima dengan sarana e-mail dan
telegram.

PEMBAHASAN
a. Implementasi alarm BTS dengan sarana E-mail
dilakukan pada sistem netwatch yang merupakan fitur pada mikrotik. Pada sistem
netwatch peneliti meletakkan source code yang berfungsi untuk menjembatani program
alarm pada BTS tower yang telah dikonfigurasikan apabila terjadi gangguan pada BTS
tower untuk mengirimkan pemberitahuan kepada teknisi dengan sarana e-mail. Berikut ini
adalah gambar source code untuk e-mail.

Gambar 2. Source Code E-mail pada Netwatch
Pada gambar 2 adalah source code e-mail pada Menu Netwat Host lakukan
modifikasi isi pada body dan sesuaikan dengan kebutuhan /tool e-mail send to berfungsi
untuk mengirimkan informasi ke e-mail tujuan atau penerima.

38

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

Gambar 3. Cara Kerja Alarm Dengan Sarana E-mail

Berikut adalah hasil alarm BTS dengan sarana E-mail

Gambar 4. Hasil Alarm Dengan Sarana E-mail
b. Implementasi alarm BTS dengan sarana Telegram
dilakukan pada system netwatch yang merupakan fitur pada mikrotik. Pada sistem
netwatch peneliti meletakkan source code yang berfungsi untuk menjembatani program
alarm pada BTS tower yang telah dikonfigurasikan apabila terjadi gangguan padaBTS
tower untuk mengirimkan pemberitahuan kepada teknisi dengan sarana Telegram. Berikut
ini adalah gambar source code untuk Telegram.

Gambar 5. Source Code pada Telegram

39

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

Pada gambar 5 adalah source code Telegrampada Menu Netwat Host lakukan
modifikasi isi pada textdan sesuaikan dengan kebutuhan, /tool fetch url berfungsi untuk
mengirimkan informasi ke Server Bot Telegram tujuan.

Gambar 6. Cara Kerja Alarm Dengan Sarana Telegram
Berikut adalah hasil alarm BTS dengan sarana Telegram

Gambar 7. Hasil Alarm Dengan Sarana Telegram
Informasi yang disampaikan dari media antar muka tersebut adalah statis tetapi
sebuah telegram mampu menampilkan informasi dengan berupa menu dan commands
sehingga pada telegram informasi yang didapatkan tidak berupa informasi update yang
dikirimkan ketika terjadi gangguan pada BTS tower tetapi dapat melihat informasi lain yang
tersedia dalam menu bot telegram. Pada bot Telegram tersebut terdapat fasilitas
broadcast, fasilitas tersebut sangat penting dalam penelitian ini karena infromasi gangguan
yang di update akan difilter oleh bot dan kemudian informasi disebarkan ke teknisi melalui
grup pada bot. Berikut adalah gambar tampilan menu pada bot Telegram.

40

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

Gambar 8. Menu pada Bot Telegram
Pada gambar 8 merupakan tampilan Menu Bot pada Telegram, ada dua menu bot
pada Telegram, yaitu: InfoBTSTowerPatuk, DaftarHost, dan Bantuan. Dalam Bot telegram
untuk pemanggilan informasi selain menggunakan menu dapat juga menggunakan
/command. Pada bot Telegram terdapat dua /command, yaitu /infobts, /daftarhost dan
/bantuan. Command /infobts berfungsi untuk menampilkan informasi pada BTS, command
/daftarhost digunakan untuk menampilkan daftar host pada BTS tersebut dengan extensi
.word dan command /bantuan berfungsi untuk melihat command yang terdapat pada Bot.
Berikut adalah contoh gambar pemanggilan informasi dengan menggunakan /command.

Gambar 9. Informasi Berdasarkan /command pada Bot Telegram
Pada gambar 9 merupakan proses menampilkan informasi BTS dengan
menggunakan mode command. Kelebihan lain dari Bot ini adalah dapat melakukan
broadcast, broadcast dilakukan dengan cara pilih menu send new post to subscribers
dilakukan forward pesan ke dalam sebuah group. Berikut ini adalah tampilan hasil
broadcast pada sebuah group.

41

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

Gambar 10. Hasil Broadcast pada Group
Pada gambar 10 merupakan hasil dari broadcast yang dilakukan oleh Bot Telegram
ke dalam group. Group bersifat private tidak public, bersifat private yaitu tidak sembarang
member dapat masuk ke dalam group tersebut. Member dapat masuk ke dalam group jika
admin mengizinkan dan melakukan addmember pada group.
c. Perbandingan Alarm BTS Dengan Sarana E-mail Dan Telegram
Pada bagian ini peneliti melakukan perbandingan alarm Base Transceiver Station
(BTS) dengan sarana E-mail dan Telegram. Perbandingan dilakukan dengan
menggunakan parameter sebagai acuan dalam perbandingan. Dalam sistem netwatch
terdapat dua parameter ketika akan melakukan monitoring server. Dua parameter tersebut
adalah interval dan timeout, kedua parameter terdapat pada netwatch host. Interval adalah
berapa interval waktu untu setiap ping (default = 20ms) sedangkan untuk timeout adalah
berapa besar waktu indikasi timeout (default = 1000ms) jika replay lebih dari sama dengan
1000ms maka akan dihitung RTO. Hasil perbandingan dari ke dua sarana tersebut didapat
dari selisih proses waktu pengiriman informasi ketika terjadi gangguan pada BTS tower.
Setelah dilakukan konfigurasi pada alarm dengan dua parameter yaituinterval dan timeout
yang sama untuk ke dua sarana maka didapatkan hasil proses waktu tercepat dalam
pengiriman informasi ketika adanya gangguan adalah Telegram. Selisih waktu dari ke dua
sarana tersebut adalah 5ms sedangkan untuk e-mailmengalami keterlambatan dalam
pengiriman informasi ketika terjadi adanya gangguan. Hasil perbandingan dari sisi lain dari
ke dua sarana yaitu informasi yang disampaikan pada alarm BTS tower dengan sarana email hanya statis sehingga untuk alarm BTS tower dengan sarana e-mail hanya dapat
menerima informasi adanya gangguan saja. Alarm BTS dengan sarana Telegram
merupakan sarana yang lebih efektif dan efisien. Telegram dapat mengirimkan informasi
adanya gangguan pada BTS tower selain itu dalam sebuah Telegram dapat diletakan
menu, /command dan dapat melakukan broadcast adanya gangguan pada BTS tower ke
dalam sebuah group dengan nama Bipnet. Didalam group tersebut teknisi atau member
dapat melihat informasi perangkat yang terpasang serta lokasi BTS tower dan daftar host
pada BTS tower. Dari hasil perbandingan di atas dengan melihat perbandingan proses
pengujian dan hasil pengujian dengan dua parameter sebagai acuan pada sistem
netwatch maka dari ke dua saranatersebut sarana yang lebih efektif dan efisien
dalampenanganan adanya gangguan pada BTS tower adalah Telegram.

42

Jurnal JARKOM Vol. 6 No. 1 Desember 2017

ISSN: 2338-6313

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station yang merupakan perangkat
komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran
BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang
mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu
Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun
serat optik.
b. Merancang AlarmBase Transceiver Station (BTS) dengan sarana E-mail dan Telegram
dapat menggunakan Mikrotik versi 1U Rackmount [RB1100AHx2] dan menggunakan
media komunikasi Access Point Wifi Router yang difungsikan sebagai modem. Bentuk
informasi BTS yang diolah berupa E-mail dan Telegram yang dapat di update secara
berkala ketika listrik padam dan monitoring host user.
c. Perancangan alarm Base Transceiver Station (BTS) bertujuan untuk mempermudah,
dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisien dalam penanganan masalah
gangguan pada BTS saat listrik padam dan monitoring host user saja.
d. Implementasi AlarmBase Transceiver Station (BTS) dengan sarana E-mail dan
Telegram pada sistem netwatch yang merupakan fitur padamikrotik. Pada sistem
netwatch peneliti meletakkan source code yang berfungsi untuk menjembatani program
alarm pada BTS tower yang telah dikonfigurasikan apabila terjadi gangguan pada BTS
tower untuk mengirimkan pemberitahuan kepada teknisi dengan sarana E-mail dan
Telegram.
e. Hasil perbandingan dari ke dua sarana tersebut yang paling efisien dan efektif dalam
penanganan gangguan pada BTS tower adalah Telegram.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, E. D. S., & Andika, A. (2014). Sistem Pengamanan Rumah dan Pengendali Lampu
Memanfaatkan Fasilitas SMS Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Sisfoteknika, 4(2).
Prasetyono, F. A. (2016). Perancangan Sistem Peringatan Luapan Air Dengan Mikrokontroler
Berbasis SMS. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Elektro, 1(1).
Suraya, M. A. N., & Novianta, M. A. (2015). Perancangan Sistem Pergeseran Tanah
Menggunakan Sensor Draw Wire Berbasis Mikrokontroler Dengan Informasi SMS
Gateway. Prosiding Senatek Fakultas Teknik UMP.
Suraya, S., & Novianta, A. (2016). Sistem Informasi Data Base Multi-Node Pemantauan
Pergeseran Tanah Berbasis SMS Gateway dan Berorientasi Visual pada
Komputer. Jurnal Informatika, 10(1).
Setiawan, A. H., Froleen, F., & Toto, E. S. (2007). Analisis Dan Perancangan Sistem Peringatan
Kerusakan Perangkat Jaringan Base Transceiver Station PT. Indosat. TBK Berbasis
Sistem Informasi Geografi Untuk Wilayah Jakarta (Doctoral dissertation, BINUS).
Utomo, B. T. W., & Saputra, D. S. (2016). Simulasi Sistem Pendeteksi Polusi Ruangan
Menggunakan Sensor Asap Dengan Pemberitahuan Melalui SMS (Short Message
Service) Dan Alarm Berbasis Arduino. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 10(1), 5668.

43