KEBUTUHAN DASAR MANUSIA AKAN TIDUR DAN I

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA :
ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH :
FEBE EMERALD RAHARDJO – 1630006
NURUL JANNATUL FIRDAUS – 1630021
SRY HARTATTI BHANDA – 1630031

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ARTHA BODHI ISWARA
2016 – 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat berkumpul demi
menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Dosen Mata Kuliah ini sebelumnya, mengenai
Kebutuhan Dasar Manusia menurut Abraham Maslow, dibagi menjadi lima bagian,
didalamnya termasuk kebutuhan fisiologis akan istirahat. Dalam makalah ini, penulis
akan membahas mengenai Kebutuhan Dasar Manusia: Istirahat dan Tidur.

Masih banyak sekali diluar sana manusia yang masih belum mengetahui
sepenuhnya atas konsep tidur. Karena banyak sekali kegiatan yang dilakukan setiap
harinya, mayoritas manusia kurang mendapatkan waktu istirahat yang cukup, padahal
istirahat dan tidur adalah faktor fisiologis penting bagi tubuh.
Maka dengan dibuatnya makalah ini, penulis harapkan makalah ini dapat berguna
tidak hanya bagi studi, tetapi juga untuk khalayak umum.

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I - PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.....................................................................................1
BAB II - ISI.........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Istirahat dan Tidur...............................................................................2
2.1.1 Istirahat..............................................................................................................2

2.1.2 Tidur...................................................................................................................2
2.2 Fisiologi Tidur..........................................................................................................3
2.3 Siklus Tidur..............................................................................................................4
2.3.1 Tidur NREM......................................................................................................4
2.3.2 Tidur REM........................................................................................................6
2.3.3 Pola Tidur..........................................................................................................6
2.3.3 Pola Tidur..........................................................................................................6
2.4 Beberapa Faktor Yang mempengaruhi Tidur.......................................................6
2.5 Gangguan Pada Tidur.............................................................................................7
2.6 Diagnosa..................................................................................................................10
2.5 Asuhan Kebidanan pada Penderita dalam Jangkauan Usia.............................10
BAB III - KESIMPULAN...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................12
BAB IV - PENUTUP........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kesempatan yang didapatkan untuk melakukan istirahat maupun tidur, juga merupakan
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Karena kebutuhan tersebut sama prntingnya
dengan kebutuhan yang lain, dimana difungsikan untuk memulihkan kembali energi dan
kesehatan.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur tidak hanya dibutuhkan oleh mereka yang
sedang kelelahan saja, istirahat dan tidur juga sangat penting dan amat diperlukan bagi orang
yang sedang sakit, agar segera dapat memulihkan keadaannya dan juga memperbaiki
kerusakan pada sel.
1.2 Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan oleh penulis, banyak permasalahan yang
harus dipelajari dan ditemukan. Berikut rumusan masalah dari makalah Kebutuhan Dasar
Manusia Istirahat dan Tidur :
1.
2.
3.
4.
5.


Apakah definisi dari istirahat dan tidur?
Apakah fisiologi tidur?
Bagaimanakah siklus tidur manusia?
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebutuhan tidur?
Gangguan apa saja yang terdapat pada kegiatan tidur?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata
Kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I dalam materi Kebutuhan Dasar Manusia. Selain itu,
diharap makalah ini tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan studi tapi juga menjadi
sumber informasi bagi khalayak ramai, dengan tujuan agar pembaca lebih mempelajari akan
keperluan istirahat dan tidur, dan juga lebih memperhatikan kualitas tidur masing-masing.
1
BAB II

ISI
2.1

Pengertian Istirahat dan Tidur


2.1.1 Istirahat
Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas, tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan (Alimul
Hidayat 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan).
Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang
membosankan, menyulitkan dan menjengkelkan (Asmadi 2008, Teknik Prosedural
Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien). Seseorang dapat dikatakan
sedang beristirahat, apabila terdapat tanda-tanda:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan berada dibawah kontrolnya
Merasa diterima eksistensinya

Mengetahui apa yang terjadi
Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya
Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya.

2.1.2 Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin
kardiovaskuler, respirasi dan muskulosketal (Robinson 1993, dalam Potter). Tiap kejadian
tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electroenchephalogram (EEG) untuk
aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromigram (EMG) dan
electrooculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata (Tarwoto 2006, dalam Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan).
2
Seperti yang dikemukakan oleh Guyton, tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana
individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga dapat
dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh

ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan
cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan
proses fisiologis dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Tidur merupakan suatu kegiatan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indera atau
rangsangan yang cukup (Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien). Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur, apabila
terdapat tanda-tanda :
a. aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadaran yang bervariasi
c. Terjadi proses perubahan fisiologis tubuh (penurunan tekanan darah,
dilatasi pembuluh darah perifer, relaksasi otot rangka)
d. Penurunan respon atas rangsangan dari luar.
2.2 Fisiologi Tidur
Alimul Hidayat dalam Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan menerangkan bahwa fisiologi tidur merupakan usaha pengaturan
kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Rectangular Activating
System (RAS) dibagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, RAS memberikan stimulus visual, audiotori,
nyeri dan juga sensori raba. Dan juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi, proses
pikir).
Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti

norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan adisebabkan adanya pelepasan
serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar
3
Synchronizing Regional (BSR), sedangkan bangun, tergantung dari keseimbangan impuls
yang diterima pusat otak dan system limbic. Dengan demikian, system pada batang itak yang
mengatur siklus dalam tidur adalah RAS dan BSR.

2.3 Siklus Tidur
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai tiga alat EEG, EMG dan EOG,
dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada leve otak, otot dan pergerakan mata. Tidur
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dengan gerakan mata bola cepat atau disebut dengan
Rapid Eye Movement (REM) dan tidur dengan gerakan mata bola lambat Non Rapid Eye
Movement (NREM). Selama masa NREM, seorang terbagi menjadi empat tahapan dan
memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan
kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses Keperawatan).
2.3.1 Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM, gelombang
otak lebih lambat daripada orang yang sadar atau tidak tidur. Berikut adalah tanda-tanda tidur
NREM:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mimpi berkurang
Keadaan istirahat
Tekanan darah turun
Kecepatan pernafasan turun
Metabolisme turun
Gerakan bola mata lambat

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing ditandai dengan pola perubahan
gelombang otak. Berikut adalah keempat tahap tersebut, menurut Asmadi dalam Teknik
Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien:
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap I
ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot

4
menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak kekiri dan ke
kanan, kecepatan jantung dan pernafasan menurun secara jelas. Seseorang yang tidur
pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah.
b. Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai
dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahanlahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas. Tahap II ini
berlangsung sekitar 10-15 menit.
c. Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh.
Kecepatan jantung, pernapasan dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat
dominasi system saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur di tahap III ini sulit
dibangunkan.
d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalan keadaan rileks, jarang bergerak
karena keadaan fisik yang sudah lemas lunglai dan sulit dibangunkan. Pada tahap ini
terjadi mimpi dan tahao ini juga membantu memulihkan keadaan tubuh.
e. Tahap V
Tahap inimerupakan tidur REM, dimana hal tersebut ditandai dengan kembali

bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya. Tahap ini terjadi kira-kira 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.

5
2.3.2 Tidur REM
Tidur REM Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal tersebut
berarti tidur REM ini merupaka tidur yang nyenyak sekali, namun gerakan bola mata bersifat
sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah,
gerakan mata cepat, sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan otot

tidak teratur, kecepatan jantung, pernafasan tidak teratur lebih cepat, dan juga ditandai suhu
tubuh dan metabolisme yang meningkat.
2.3.3 Pola Tidur
Pola tidur setiap manusia pada umumnya mengikuti ritme sirkadian, yang merupakan
bioritme atau siklus jam biologis setiap 24 jam yang diatur oleh tubuh dalam proses
fisiologisnya. Berikut adalah gambaran table pola jumlah kebutuhan tidur untuk manusia
berdasarkan usianya:

2.4 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat
sesuai kebutuhannya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Alimul Hidayat, beberapa factor
tersebut adalah:
a. Penyakit
b. Latihan dan Kelelahan
6
c.
d.
e.
f.
g.

Stress Prikologis
Obat
Nutrisi
Lingkungan
Motivasi

2.5 Gangguan Gangguan Tidur Dan Penanganannya

a. Insomnia
Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup akan kualitas dan kuantitas
tidur. Ada tiga macam insomnia yaitu, Initial Insomnia adalah kemamuan untuk tidur
tidak ada, Intermitent Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan
tidur sebab sering terbangun, Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak
pernah tertidur kembali. Penyebab dari insomnia adlaah ketidakmampuan fisik,
kecemasan dan kebiasaan minum alcohol dalam jumlah banyak.
Cara Mengatasi penyakit insomnia:
1. Melalukan olahraga yang teratur
2. Menghindari jenis makanan serta minuman dengan asupan berlebihan saat
akan tidur
3. Lingkungan tempat tidur yang nyaman
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam tidur, biasanya disebabkan
oleh depresi, kerusakan saraf tepi dan juga beberapa penyakit seperti ginjal, liver dan
metabolisme.
Cara Mengatasi Hipersomnia :
1. Menghindari rokok, alkohol dan minuman berkafein sebelum tidur.
2. Berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan yang normal.
3. Atur tempat tidur senyaman mungkin, pastikan suhunya tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin.
7
4. Terapkan jadwal tidur, dan patuhi. Hal ini akan membuat tubuh anda
terbiasa dan akan merespon ketika saatanya harus tidur.
c. Parasomnia
Sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti somnambulisme (tidur
sambil berjalan).
Cara mengatasi Parasomnia :
1. Memastikan bahwa anak anda tidur tidak terlalalu larut malam atau
terlalu banyak menghabiskan waktu tidur. Sebaiknya anda dapat

membuat anak anda tidur dengan tenang yaitu menceritakan dongeng
yang membuat ia senang.
2. Menghindari suara atau gerakan yang membuat ribut sehingga Ia tidak
bisa tidur. Kondisi yang ditandai dengan keinginan yang tidak
terkendali untuk tidur.
d. Narcolepsy
Penderita narcolepsy akan mengantuk sepanjang hari, dan pada kasus narkolepsi yang
berat, penderitanya akan tidur tanpa disadarinya beberapa kali dalam sehari.
Cara mengatasi Narcolepsy :
Stimulan merupakan salah satu obat untuk narkolepsi. Stimulan termasuk
modafinil (Provigil) yaitu digunakan pada siang hari untuk tetap membuat Anda tetap
terjaga dan mengurangi tingkat kewaspadaan.
Efek samping dari modafinil sakit kepala, mual, mulut kering, dan diare. Efek
samping kejiwaan, seperti kecemasan, mania, halusinasi, dan berpikir bunuh diri juga
telah dilaporkan, dapat menjadi salah satu efek dari obat ini sehingga ada baiknya
untuk berkonsultasinya.
e. Apnoe tidur dan mendengkur
Mendengkur bukanlah suatu masalah, tetapi mendengkur yang disertai dengan apnoe
menjadi suatu masalah. Mendengkur di sebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran
udara di hidung dan mulut, misalnya amandel,otot otot di belakang mulut mengendor dan
bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit.
8
Cara mengatasi apnoe tidur dan mendengkur :
1. Menghindari obat obatan penenang dan obat tidur
2. Menurunkan berat badan jika anda mengalami kelebihan berat
badan
3. Hindari tidur telentang, usahakan tidur dengan posisi miring
4. Berhenti merokok bagi yang memiliki kabiasaan merokok.
5. Membatasi minuman keras, terutama pada waktu sebelum tidur
f. Mengigau.

Mengigau dapat dikatakan sebagai salah satu gangguan pada tidur bila didapati
terlalu sering dan menjadi suatu kebiasaan. Hal ini banyak terjadi pada saat sebelum tidur
REM.
g. Enuresis
Merupakan kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan
remaja dan banyak terjadi pada laki-laki. Beberapa factor yang menyebabkan Enuresis
seperti, gangguan pada bladder,stress dan toilet training yang kaki.
Cara mengatasi enuresis :
Dilakukan dengan menggunakan beberapa terapi, yaitu :


Motivational therapy : dilakukan dengan cara memberikan hadiah (reward
system) kepada anak, bila ia tidak mengompol. biasanya memakai kartu dan catatan
harian (diary) untuk mencatat hasil yang telah dicapai si anak.



Behaviour modification : penggunaan alarm yang ditempelkan di dekat alat
kelamin. Bila anak mulai ngompol, alarm akan bergetar atau berbunyi, kondisi ini akan
menyebabkan anak terbangun dan menghambat pengeluaran urine yang telah sedikit
keluar dan anak pun akan pergi ke toilet.



Bladder training exersice : dilakukan pada anak dengan kapasitas kandung kemih
yang kecil. Anak diminta untuk menahan keluarnya urine selama beberapa waktu.



Diet therapy : membatasi makanan yang mengandung kafein, cokelat, serta soda,
yang diduga mempunyai pengaruh terhadap terjadinya episode enuresis.
9
2.6 Diagnosa
Diagnosa yang diberikan pada masalah istirahat dan tidur adalah sebagai berikut :
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
a. Kerusakan transpor oksigen
b. Gangguan metabolisme
c. Kerusakan eliminasi
d. Pengaruh obat
e. Immobilitas

f. Nyeri pada kaki
g. Lingkungan yang mengganggu
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur (sleep
apnea) dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidur
5. Potensial cedera berhubungan dengan somnambulisme
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.
2.7 Asuhan kebidanan pada penderita dalam jangkauan usia
1. Masa neonatus dan bayi
a. Beri sprei yang kering dan tebal untuk menutupi perlak. Buat permukaan kasur
yang tegang dan rata.
b. Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak
c. Atur suhu ruangan menjadi 18-21o C pada malam hari dan 15,5-18 o C pada
siang hari. Hindarkan pasien dari angin dan pakaikan selimut.
d. Berikan cahaya lampu yang lembut
e. Yakinkan bahwa bayi merasa nyaman dan kering
f. Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi, misalnya membelai,
menimang, bersenandung dan terutama berikan rasa nyaman.

10
2. Masa Anak
a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten
b. Tempekan jadwal tidur
c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur
d. Dukung aktivitas ‘pereda ketegangan’, seperti bercerita, memberikan mainan
3. Masa Sebelum Sekolah
a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten
b. Tempel jadwal tidur

c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur
d. Dukung aktivitas ‘pereda ketegangan’, seperti bercerita, memberikan mainan
e. Sering perlihatkanketergantungan selama menjelang tidur
f. Dorong pasien untuk mengekspresikan ketakutannyadan jelaskan bahwa akan
selalu berada didekatnya
g. Nyalakan lampu yang agak terang
4. Masa Sekolah
Perlu mengingatkan pasien untuk waktu istirahat dan tidur, Karen anak pada usia
ini memiliki banyak aktivitas.
5. Masa Remaja
Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tiidur yang cukup lama untuk
membersihkan diri dan juga melakukan renungan.
6. Masa Dewasa
a. Bantu pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur
b. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman

11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi, karena diyakini dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental,
emosional, kesehatan, emngurangi stress pada paru, kardiovaskular, endokrin dan juga

membantu memulihkan fungsi tubuh. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat
diarahkan kembali pada fungsi yang lebih penting.
Secara umum, ada dua efek fisiologis dari tidur yaitu, efek pada system saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan antara berbagai
susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi
dalam organ tubuh.

3.2 Saran
Dengan begitu, diharapkan agar lebih lagi memperhatikan keperluan atau kebutuhan
bagi tubuh. Karena jika ada penurunan kualitas atau kuantitas pada tidur juga akan
menyebabkan banyak gangguan bagi fungsi tubuh yang lain.

12
BAB IV
PENUTUP

Demikian sub bahasan mengenai Kebutuhan Dasar Manusia, Istirahat dan Tidur.
Tentunya masih banyak kesalahan dan perlu banyak perbaikan pada makalah yang dibuat

oleh penulis, mengingat penulis juga masih harus banyak belajar akan materi yang
diberikan.
Penulis juga mengharakan jika adanya saran dan kritik yang bias ditambahkan,
agar makalah ini bisa menjadi acuan yang lebih baik lagi.
Diharapkan makalah ini dapat difungsikan sebaik-baiknya dan juga berguna bagi
khalayak ramai

13
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz (2006), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Tarwoto, Wartonah (2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta: Salemba Medika.

Asmadi (2008), Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika.
Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2013/02/08/5148137_20130208032939.jpg

14