RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU (1)

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAUPULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU
KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR
Arlius
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta
ABSTRAK
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu kabupaten pesisir
terluas di Provinsi Jambi, dengan luas wilayah 5.445 km2 atau 10,2 % dari luas
wilayah Provinsi Jambi. , luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
termasuk perairan dan 20 pulau kecil menjadi 13.102,25 km2. Disamping itu
memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5 % dari panjang.
Secara spasial pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur adalah pertanian, perkebunan, hutan, semak belukar, dan pemukiman.
Sumberdaya kelautan dan perikanan di kabupaten ini cukup potensial dan
seragam. Kawasan-kawasan pesisir yang memiliki daerah pantai yang berpotensi
sebagai objek wisata pantai, dan daerah wisata bahari di Pulau Berhala cukup
potensial untuk dikembangkan.
Isu-isu pokok spasial di Tanjung Jabung Timur Sama halnya dengan isu-isu
pokok di kabupaten lain di Indonesia, yaitu berkaitan dengan permasalahan
distribusi kependudukan, tingkat perkembangan wilayah dan pola pemanfaatan
ruang yang belum optimal. Untuk itu diperlukan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil Tanjung Jabung Timur berbasis mitigasi, yang bertujuan
sebagai pedoman pembangunan wilayah pesisir tersbut
Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan metode Sistem Informasi
Geografi (SIG) untuk manajemen, inventarisasi, dan analisis data spasial kelautan.
Sedangkan Penetapan kawasan, zona dan subzona dalam proses penyusunan
rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Tanjung Jabung
Timur menggunakan Pedoman Umum Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan (2010).
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tanjung Jabung
Timur terdiri atas: kawasan pemanfaatan Umum yang meliputi zona perikanan
tangkap, zona perikanan budidaya, zona pariwisata, zona pemukiman, zona
pertanian, zona hutan, zona industri, dan zona pelabuhan; kawasan konservasi
meliputi zona sempadan pantai, zona konservasi perairan, zona konservasi pesisir
dan pulau-pulau kecil, dan zona mitigasi bencana; dan alur meliputi alur pelyaran.

16

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu kabupaten pesisir
terluas di Provinsi Jambi, dengan luas wilayah 5.445 km2 atau 10,2 % dari luas
wilayah Provinsi Jambi. Namun dengan berlakunya Undang-Undang No. 27
Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, luas
wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk perairan dan 20 pulau kecil
menjadi 13.102,25 km2. Disamping itu memiliki panjang pantai sekitar 191 km
atau 90,5 % dari panjang pantai Provinsi Jambi (Profil Tanjung Jabung Timur,
2011).
Bila dilihat dari potensi wilayah pesisir, maka dari potensi perikanan
tangkap yaitu 77.755 ton/tahun, baru dimanfaatkan sebesar 24.625 ton pada tahun
2010 atau sekitar 35 % dari total potensi (Profil Tanjung Jabung Timur, 2011).
Disamping di bidang perikanan tangkap, wilayah pesisir Kabupaten Tanjung
Jabung Timur juga mempunyai potensi di bidang perikanan budidaya, yaitu
tambak. Selain itu yang tidak kalah pentingnya potensi kabupaten ini di sektor
kelautan lainnya, yaitu biota laut seperti terumbu karang, mangrove, dan padang
lamun, serta sektor pariwisata, minyak dan gas bumi.
Dengan lahirnya UU No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil, maka dipandang perlu adanya upaya untuk mendorong Pemerintah
Daerah dalam melakukan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

secara terpadu, yang diawali dengan melakukan penyusunan dokumen
perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara baik. Salah
satu dari dokumen perencanaan pengelolaan wilayah pesisir yang mengatur aspek
spasial adalah Rencana Zonasi.
Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
memang

telah

responsif (terpusat

merubah
pada

paradigma
tanggap

penanggulangan
darurat


dan

bencana

dari

pemulihan)

ke

preventif (pengurangan risiko dan kesiapsiagaan), tetapi dalam pelaksanaannya
17

masih sedikit program-program pengurangan risiko bencana yang terencana dan
terprogram.

Risiko

bencana


dapat

dikurangi

melalui

program-program

pembangunan yang berperspektif pengurangan risiko serta penataan ruang yang
berdasarkan pemetaan dan pengkajian risiko bencana.

Tujuan
Tujuan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi adalah: menyusun Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur berbasis mitigasi.
Ruang Lingkup Wilayah dan Waktu Perencanaan
Dalam UU No. 27 Tahun 2007 perencanaan zonasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten/Kota meliputi daerah pertemuan antara pengaruh
perairan dan daratan, ke arah daratan mencakup wilayah administrasi kecamatan

dan ke arah perairan laut sejauh 4 (empat) mil laut diukur dari garis pantai pulau
terluar ke arah laut lepas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dari 11 (sebelas) kecamatan yang ada
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang masuk Lingkup Wilayah Perencanaan
dari Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Kecamatan Mendahara, Kuala Jambi,
Muara Sabak Timur, Nipah Panjang, dan Sadu (Gambar 1.1).
Lingkup waktu perencanaan dari Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi ini adalah
selama 20 (dua puluh) tahun yaitu 2012 – 2032 yang setiap
tahun ditinjau kembali.

18

5 (lima)

Gambar 1.1. Peta Lingkup Wilayah Perencanaan Penyusunan Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Provinsi Jambi.


PENDEKATAN METODELOGI
Pendekatan Studi
Pendekatan yang dilakukan dalam pekerjaan ini adalah pendekatan
yang digunakan adalah menggunakan metode Sistem Informasi Geografi
(SIG) untuk manajemen, inventarisasi, dan analisis data spasial kelautan.
Berikut ini ditampilkan pendekatan studi yang meliputi rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan konsultan hingga menghasilkan produk zonasi
pada Gambar 2.1.

19

Gambar 2.1. Pendekatan Studi Kegiatan

Metode Pelaksanaan
Penetapan kawasan, zona dan subzona dalam proses penyusunan rencana
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Tanjung Jabung Timur
menggunakan Pedoman Umum Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan (2010). Tahapan penyusunan rencana zonasi secara umum terdiri atas
tahapan: Pembentukan kelompok kerja, pengumpulan data, survey lapangan,

penyusuan dokumen awal, konsultasi publik I, penyusunan dokumen antara,
konsultasi publik II, penyusunan draft final, dan pennyusunan dokumen final
(Gambar 2.2).

20

Tahapan :

1

Pembentukan
Kelompok Kerja

2

Pengumpulan Data

3

Survey Lapangan


4

Penyusunan
Dokumen Awal

5

Konsultasi Publik

6

Penyusunan
Dokumen Antara

7

Konsultasi Publik

8


Penyusunan
Dokumen Final

Proses/Output :
Menyusun Kelompok Kerja
Menyusun Rencana Kerja
Menyusun TOR/RAB

Pengumpulan Data Sekunder
Mengidentifikasi Pemanfaatan Sumberdaya dan Isu-Isu
Perencanaan
Peta Dasar, Peta Tematik, Peta Rencana Kerja

Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
Menyusun Katalog Informasi Sumber Daya

Analisa Data : Analisis Kebijakan, Kewilayahan, Sosial,
Potensi, dan Pemanfaatan sumberdaya, Pemanfaatan Ruang,
Kesesuaian Ruang, Daya Dukung,.

Menyusun Matriks Keterkaitan Antar Zona.
Membuat Draft Awal Rencana Zonasi dan Album Peta

Menyampaikan draft awal Rencana Zonasi.
Menjaring masukan untuk menilai kelayakan/kesesuaian
tentang draft zona yang dibuat.
Memeriksa konsistensi draft awal Rencana Zonasi dengan
RTRW dan aturan-aturan lain.
Kesepakatan awal tentang draft rencana zonasi.

Revisi Dokumen Awal

Menyampaikan hasil revisi draft Rencana Zonasi
Kesepakatan untuk Finalisasi Rencana Zonasi

Dokumen Final

Gambar 2.2. Tahapan dan Proses Penyusunan RZWP-3-K Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.

HASIL ANALISIS

Rencana Pengembangan Zona dan Subzon
A. Pola Ruang
Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk

21

fungsi budi daya. Pola ruang Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari
kawasan pemanfaatan umum, dan kawasan konservasi (Gambar 3.1).

Gambar 3.1.

Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

B. Struktur Ruang
Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Dalam ketentuan
mengenai Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten/Kota (DKP, 2010). Struktur ruang Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terdiri dari alur pelayaran, yaitu alur pelayaran lokal, alur pelayaran reginal, alur
pelayaran nasional, alur pelayaran internasional dan alur pelayaran pertambangan
(Gambar 3.2).
C. Rencana Zonasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Rencana Zonasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari Kawasan
Pemanfaatan umum dan Kawasan Konservasi (Pola Ruang) serta Alur (Struktur
Ruang). Rencana Zonasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada

22

Gambar 3.3, sedangkan arahan pemanfaatan ruang pesisirnya dapat dilihat pada
Tabel 3.1.

Gambar 3.2. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Gambar 3.3. Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Timur

23

Tabel 3.1. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
No

Kawasan

Zona

Perikanan
tangkap

Perikanan
budidaya

Pariwisata

Kode

Sub-Zona

Kode

a.

Perikanan Tangkap
Tradisional

Ikan segar

b.

Pertambakan

Ikan hidup

a. Pantai Wisata Umum
b. Wisata penyelaman

Jasa kelautan
Jasa kelautan
Perumahan rakyat

a. Pemukiman Nelayan
Pemukiman

I.

Pemanfaat
an Umum

Pertanian

Komoditi/Jenis

Luas

(

Lo k a s i

Ha )
137.938,20

5.860,00

134,21

810,71

b. Pemukiman non
Nelayan

Perumahan rakyat

a. Pertanian Sawah

Padi

b. Pertanian non Sawah

Sayuran, buahbuahan, kelapa

a. Hutan produksi

Kayu

b. Hutan non Produksi

-

a. Industri Pengolahan
Hasil Perikanan

Ikan olahan

25.502,25
100.559,73
1.515,26

Hutan
39.390,31

Industri
b. Industri Kapal
Tradisional
c. Industri Berbasis non
Kelautan

Kapal kayu
-

24

Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Sadu
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu

1,00

Kecamatan Nipah Panjang

-

Kecamatan Nipah Panjang

No

Kawasan

Zona

Kode

Sub-Zona

Kode

Alur

Lo k a s i

4.389

b. Pelabuhan Perikanan

Ikan segar

40,00

c. Pelabuhan Tradisional

Kapal barang,
Penumpang

Sempadan
Pantai

-

Mangrove &
tumbuhan pantai

Konservasi
Perairan

KKLD

Konservasi
Pesisir &
Pelau-pulau
Kecil

Mitigasi
Bencana

III

(
Ha )

Kapal Barang

Perlindungan
fauna
Perlindungan
flora dan fauna

Taman Nasional Berbak

Konservas
i

Luas

a. Perhubungan Laut
Umum

Pelabuhan

II.

Komoditi/Jenis

Alur
Pelayaran

Cagar Alam Hutan Bakau
Pantai Timur

Perlindungan
flora/Mangrove

-

2.284,36

200,00
21.687,83

5.687,02

Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Sadu
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu
5 kecamatan

a. Longsor

-

-

b. Banjir

-

12.648,00

c. Abrasi

-

5.448,25

-

4.279,51 Kecamatan Mendahara

d.Kebakaran Hutan dan
Lahan
a. Alur Pelayaran
Internasional
b. Alur Pelayaran
Nasional

25

Kapal Barang

-

Kapal Barang

-

Kecamatan Mendahara
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu

Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang

No

Kawasan

Zona

Kode

Sub-Zona

Kode

Komoditi/Jenis

Luas

(

Lo k a s i

Ha )

b. Alur Pelayaran
Regional

Kapal Barang dan
Penumpang

-

b. Alur Pelayaran Lokal

Kapal Barang dan
Penumpang

-

Sumber : Hasil Analisis, 2012

26

Kecamatan Mendahara
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Sadu

PENUTUP
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tanjung Jabung Timur terdiri
atas: kawasan pemanfaatan Umum yang meliputi zona perikanan tangkap, zona perikanan
budidaya, zona pariwisata, zona pemukiman, zona pertanian, zona hutan, zona industri, dan
zona pelabuhan; kawasan konservasi meliputi zona sempadan pantai, zona konservasi
perairan, zona konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, dan zona mitigasi bencan; dan alur
meliputi alur pelyaran.
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Tanjung Jabung
Timur harus dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana dan program pembangunan
wilayah selama 20 (duapuluh) tahun ke depan (2013 – 2033). Dalam mewujudkan program
pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Tanjung Jabung Timur
diperlukan pengelolaan kawasan secara terpadu dan serasi dengan melibatkan lembaga
formal dan non formal yang terdapat didaerah tersebut baik lembaga vertical maupun
lembaga horizontal, yang mencakup Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Provinsi Jambi
maupun Pemerintah Pusat.

DAFTAR PUSTAKA
BCEOM – MREP, 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Zona Pesisir Terpadu.
Departeman Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah. Jakarta.
BPS Kab. Tanjung Jabung Tumur. 2011. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka. Kerjasama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Badan Pusat Statistik Kab.
zTanjung Jabung Timur/
Brachtz,yson. J.F.P. 1972. Coastal Zona Management: Multiple Use with Conservation. John
Wiley and Sons, Inc. New York.
DKP Tanjung Jabung Timur. 2011. Renstra Dinas Perikanan dan Kelautan. Dinas Perikanan
danKelautan Tanjung Jabung Timur.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Penyusunan Arahan Mitigasi dan Integrated
Coastal Management Untuk Menunjang Revitalisasi Pantai Losari Kota Makasar.
KerjasamaDirektorat Jendral Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat
Pesisir dan Lautan. Jakarta.
Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2010. Ketentuan Mengenai
Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Kabupaten/Kota. Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Direktorat Jederal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementrian Kelautan dan
Perikanan RI.
27

DKP. Tanjung Jabung Timur. 2011. Data Statistik Perikanan Tahun 2011. Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
GESAM (IMO/FAO/UNESCO-IOC/WHO/UN/UNEP Joint Group of Experts on the
Scientific Aspects of Marine Enviromental Protection). 1996. The Contributions of
Science to Coastal

28