PENERAPAN OUTSOURCING DAN INSOURCING DAL

Jenis Tugas

: Individu

PENERAPAN OUTSOURCING DAN INSOURCING DALAM SISTEM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
DOSEN: . Ir. Arif Imam Suroso Msc

Oleh :
Bayu Indrayana
(P056120052.41E)

MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
Outsourcing......................................................................................................................................... 2

Alasan Memilih Strategi Outsourcing ................................................................................................ 2
Faktor – faktor Penyebab Keberhasilan Outsourcing ......................................................................... 3
Langkah Pelaksanaa Outsourcing....................................................................................................... 3
Keuntungan dan Kelemahan dari Outsourcing................................................................................... 4
IT Outsourcing .................................................................................................................................... 5
Insourcing ........................................................................................................................................... 6
Alasan memilih strategi Insourcing .................................................................................................... 6
Keuntungan dan Kelemahan Insourcing............................................................................................. 6
KESIMPULAN....................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9

i

PENDAHULUAN
Persaingan dunia usaha saat ini menuntut untuk melakukan peningkatan pada manajemen
organisasi atau perusahaan. Hal ini membuat organisasi harus mampu mengelola
organisasinya secara efektif dan efisien. Organisasi dituntut kreatif untuk selalu
memaksimalkan sumber daya yang minimal untuk mencapai hasil yang maksimal.
Hal ini tidak terlepas dari penggunaan tenaga kerja yang ada. Kecenderungan saat ini
perusahaan berusaha agar tenaga kerja inti yang ada di lingkungan organisasi tersebut fokus

untuk menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business).
Outsourcing dan Insourcing merupakan bentuk dari pengambilan ketenagakerjaan yang ada
saat ini. Tujuannya suatu perusahaan menggambil bentuk dari pengambilan resource ini
adalah agar perusahaan tersebut dapat lebih fokus dalam pencapaian bisnis intinya atau core
businessnya sehingga alangkah lebih baiknya jika perusahaan tersebut menggambil
penunjang pekerjaannya tersebut.

1

PEMBAHASAN
Outsourcing
Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”,
istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula
dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra
perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk
menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal.
Maurice F. Greaver II memberikan definisi outsourcing sebagai berikut: “Outsourcing is the
act of transferring some of a company`s recurring internal activities and decisiton rights to
outside provider, as set forth in a contract. Because the activities are recurring and a
contract is used, outsourcing goes beyond the use of consultants. As a matter of practice, not

omly are the activities transferred, but the factors of production and decision rights often are,
too. Factors of production are the resources that make the activities occur and include
people, facilities, equipment, technology, and other assets. Decision rights are the
respontsibilities for making decisions over certain elements of the activities transferred.”
Definisi outsourcing adalah pendelegasian operasi dan manajemen operasi dan manajemen
harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (pihak perusahaan outsourcing). Adapun
definisi yang lain adalah penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan
untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan berkelas dunia. Adapun hal-hal
yang didelegasikan dalam outsourcing adalah suatu fungsi dan proses bisnis tertentu untuk
disisipkan dalam operasional bisnis perusahaan secara keseluruhan outsourcing
mempengaruhi suatu organisasi secara keseluruhan dalam hal bentuk organisasi, pekerja, cara
operasional, serta cara pengukuran, (Indtajit dan Djokopranoto, 2003)

Alasan Memilih Strategi Outsourcing
Hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih outsourcing adalah harga,
reputasi yang baik dan pengalaman dari pihak provider outsourcing, tenaga kerja yang
dimiliki oleh pihak provider, pengetahuan pihak provider mengenai bentuk dari kegiatan
bisnis perusahaan, dan eksistensinya, serta beberapa faktor pendukung lainnya.
Menurut Indtajit dan Djokopranoto (2003), beberapa alasan perusahaan untuk memilih
strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi

Sumberdaya Informasi diantaranya:
1. Meningkatkan focus perusahaan
2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia
3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering
4. Membagi resiko
5. Sumberdaya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain
6. Memungkinkan tersedianya dana capital
7. Menciptakan dana segar
2

8. Mengurangi dan mengendalikan biaya operational
9. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri
10. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola
Faktor – faktor Penyebab Keberhasilan Outsourcing
Menurut Indrajit dan Djokopranoto, 2003, faktor yang menyebabkan keberhasilan langkah
outsourcing, yaitu:
1.
2.
3.
4.


Memahami maksud dan tujuan perusahaan
Memiliki misi dan perencanaan strategis
Memilih secara tepat service provider atau pemberi jasa
Melakukan pengawasan dan pengelolaan terus menerus terhadap hubungan antar
perusahaan dan pemberi jasa
5. Memiliki kontrak yang cukup tersusun dengan baik
6. Memelihara lingkungan baik dan terbuka dengan individu dan kelompok terkait
7. Mendapat dukungan dan keikutsertaan manajemen
8. Member perhatian secara berhati-hati pada persoalan yang menyangkut karyawan.
9. Memiliki justifikasi ekonomi dan keuangan yang layak
10. Menggunakan tenaga berpengalaman dari luar
Langkah Pelaksanaa Outsourcing
Apa yang perlu dilakukan dan langkah apa yang selanjutnya perlu dikerjakan agar
outsourcing dapat berjalan dengan lancar serta berhasil. Maurice E. Greaver II menyediakan
7 langkah pokok yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan outsourcing
2. Pemilihan strategi
3. Analisis biaya
4. Pemilihan pemberian jasa

5. Tahap negosiasi
6. Transisi sumber daya
7. Pengelolaan hubungan
Berdasarkan hasil survei dari 44 perusahaan yang di survei, dikatakan bahwa 73 %
perusahaan yang ada menggunakan tenaga kerja outsource dalam kerja opersionalnya
sedangkan sisanya tidak menggunkan tenaga kerja outsource. Dan dari 73 % tersebut, untuk
bidang Information Teknologi menggunakan 60% tenaga kerja outsource. Hal-hal yang
menjadi pertimbangan mereka dalam memilih outsourcing adalah :
1. Harga.
2. Reputasi yang baik dari pihak outsourcing provider.
3. Tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider outsourcing sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
4. Pihak provider perusahaan mengetahui bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan.
5. Pengalaman pihak provider outsource.
6. Eksistensinya dan lain-lainnya.
3

Adapun masalah yang terjadi ketika melakukan penggunaan outsourcing adalah :
1. Saat penentuan partner outsourcing. Bahwa pihak provider outsourcing harus betulbetul mengetahui apa yang betul-betul di butuhkan oleh pihak perusahaan dan
menjaga hubungan yang baik dengan pihak provider outsourcing.

2. Pelanggaran ketentuan outsourcing. Agar biaya produksi perusahaan berkurang,
perusahaan terkadang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan sehingga
seringah terjadi demo para buruh-buruh yang ada.
3. Pihak provider outsourcing sering memotong gaji para pekerja tanpa ada batasannya
sehingga yang mereka terima menjadi sedikit karna berkurang lebih banyak.
Keuntungan dan Kelemahan dari Outsourcing.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih outsourcing adalah harga,
reputasi yang baik dan pengalaman dari pihak provider outsourcing, tenaga kerja yang
dimiliki oleh pihak provider, pengetahuan pihak provider mengenai bentuk dari kegiatan
bisnis perusahaan, dan eksistensinya, serta beberapa faktor pendukung lainnya.
Beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem outsourcing antara lain :
1. Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri fasilitas
SI dan TI.
2. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI.
3. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan mengembangkan
bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan pengerjaannya
melaluioutsourcing.
4. Dapat mengeksploitasiskill dan kepandaian dari perusahaanoutsource dalam
mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
5. Mempersingkat waktu proses karena beberapaoutsourcer dapat dipilih sekaligus untuk

saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan.
6. Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan arsitektur SI
berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena perusahaanoutsource SI pasti
memiliki pekerja TI yang kompeten dan memilikiskill yang tinggi, serta penerapan
teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource.
7. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi
Beberapa kelemahan penggunaan sistem outsourcing antara lain :
1. Permasalahan pada moral karyawan, pada kasus yang sering terjadi, karyawan
outsource yang dikirim ke perusahaan akan mengalami persoalan yang penangannya
lebih sulit dibandingkan karyawan tetap.
2. Kurangnya kontrol perusahaan pengguna terhadap sistem informasi yang
dikembangkan dan terkunci oleh penyedia outsourcing melalui perjanjian kontrak.
3. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem
informasi akan terbentuk.

4

4. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan
tekniknya adalah perusahaan outsource.

5. Jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource.
6. Perubahan dalam gaya manajemen.
7. Proses seleksi kerja yang berbeda.
8. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal
ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang
yang nakal
IT Outsourcing
Penggunaan teknologi informasi di dalam suatu organisasi untuk mendukung proses bisnis
saat ini tidak dapat lagi dikesampingkan. Penerapan sistem informasi dalam organisasi tidak
hanya bertujuan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi saja, namun juga sebagai enabler
dan sebagai competitive advantage organisasi.
Namun untuk mengimplementasikan teknologi dan sistem informasi yang tepat bagi suatu
organisasi bukanlah hal yang mudah. Organisasi harus memperhatikan dengan seksama aspek
pembiayaan dan sumber daya yang dimilikinya. Karena bukannya tidak mungkin jika
organisasi salah melakukan pengelolaannya maka yang didapat adalah kegagalan
implementasi dan pemborosan biaya.
Pengembangan sistem informasi juga tidak terlepas dari outsourcing. Terdapat berbagai
definisi outsourcing yang berkaitan dengan TI. Dibawah ini adalah berbagai definisi
outsourcing yang berkaitan dengan TI yang dikutip oleh Diah (2008) dari berbagai sumber :

1. IT outsourcing adalah mensubkontrakkan sebuah fungsi IT dari suatu perusahaan
pada vendor eksternal (Khsetri,2007)
2. IT outsourcing didefinisikan sebagai “kontrak jangka panjang dimana satu atau lebih
service provider ditugaskan untuk bertanggung jawab mengatur satu atau lebih
operasi dan infrastruktur IS klien” (Chang, 2007).
3. “Offshore outsourcing” adalah pekerjaan outsourcing pada vendor yang berlokasi di
benua yang berbeda dengan klien (Rottman dan Lacity, 2007).
4. IT outsourcing berkembang menjadi IS outsourcing. Definisi IS outsourcing adalah
“pemberian tanggung jawab kepada pihak ketiga berhubungan dengan seluruh atau
beberapa komponen spesifik (fisik maupun sumber daya manusia) dalam IT
infrastruktur organisasi” (Menachemi, Burkhardt, Shewchuk, Burke, dan Brooks,
2007)
5. Konsep BPO merupakan perkembangan dari IS outsourcing. Perbedaan antara BPO
dan IS outsourcing adalah pada kasus BPO, provider melakukan kontrol pada
keseluruhan baik proses bisnis, sumber daya manusia, dan teknologi (Menachemi et
al., 2007).
6. Business process outsourcing (BPO) didefinisikan sebagai perluasan IT outsourcing,
dimana dalam BPO pihak ketiga bertanggung jawab dalam melaksanakan beberapa
proses bisnis (misal: call center) (Willcocks et al., 2006; Penter dan Graham, 2007).


5

7. Offshore software development dalam dunia IT sering dideskripsikan sebagai
outsourcing pembuatan software dan layanan teknis kepada kontraktor atau fasilitas
yang dimiliki sendiri yang berlokasi di negara dengan standar gaji lebih rendah
(Thoms, 2004).
Insourcing
Definisi dari Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk
dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan
difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan
secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi diterima dengan mengikuti pola
tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya,
atausharing dengan perusahaan asalnya, atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji
(Zilmahram, 2009). Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari satu
organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain
itu,Insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau
sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu
(en.wikipedia.org). Dalam kaitannya dengan TI, Insourcing atauContracting merupakan
delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam
suatu perusahaan.
Alasan memilih strategi Insourcing
Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing dalam rangka mengurangi biaya tenaga
kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas denganoutsourcing kemudian memilih insourcing

sebagai penggantinya. Beberapa organisasi merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat
memiliki dukungan pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan
mereka daripada dengan meng-outsourcing-nya (www.outsource2india.com). Sedangkan
menurut Zilmahram (2009), Insourcing dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.
2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak
dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.
3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
Keuntungan dan Kelemahan Insourcing.
Beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem insourcing antara lain :
1. Perusahaan memiliki kendali yang besar terhadap SI/TI-nya sendiri.
2. Mengurangi biaya tenaga kerja karena biaya untuk pekerja dalam perusahaan
biasanya lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk pekerja outsource.
3. Menyalurkan pemanfaatan kompetensi perusahaan secara optimal.
4. Memiliki kemampuan untuk melihat keseluruhan proses pengembangan SI.
5. Sistem Informasi yang dibuat dapat direncanakan secara terstruktur sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
6. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap SI
karena proses pengembangannya dilakukan oleh internal perusahaan tersebut.
6

7. Lebih mudah dalam mengintegrasikan SI yang dikembangkan oleh perusahaan
dengan sistem yang sudah ada.
8. Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dimodifikasi serta dikontrol
keamanan aksesnya (security acces).
9. Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif (competitif advantage) perusahaan
dibandingkan pesaing.
Beberapa kelemahan dengan sistem insourcing, antara lain :
1. Membutuhkan investasi yang tinggi karena biaya pembuatan sistem harganya sangat
mahal.
2. Pengembangan SI dapat memakan waktu yang lama karena harus merancangnya dari
awal.
3. Adanya communication gap antara IT Specialist danuser.
4. Kesulitan dalam menyatakan kebutuhanusers sehingga menyulitkan spesialis TI
dalam memahaminya dan seringkali hal ini menyebabkan SI yang dibuat kurang
memenuhi kebutuhanuser.
5. Adanya resiko yang harus ditanggung sendiri oleh perusahaan jika terjadi masalah
atau kesalahan dalam pendefinisian kebutuhan data dan informasi.
6. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang SI/TI yang kompeten dan memilikiskill
yang memadai dapat menyebabkan kesalahan/resiko yang harus ditanggung sendiri
oleh perusahaan.
7. Perusahaan belum tentu mampu melakukan adaptasi dengan perkembangan TI yang
sangat pesat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang up to date.

7

KESIMPULAN
Dalam menentukan strategi mana yang akan digunakan dalam suatu perusahaan, sangat
tergantung dari situasi yang ada. Tentu saja dengan mempertimbangkan pula keunggulan dan
kelemahan serta manfaat dan resiko yang mungkin dialami oleh perusahaan. Misalnya:
outsourcing dapat dijadikan pilihan jika dibutuhkan waktu yang cepat dalam pengembangan
aplikasi atau jika perusahaan memiliki sejumlah proses bisnis non-inti yang memerlukan
banyak waktu, usaha, dan sumberdaya untuk dilaksanakan.
Outsourcing dalam hal ini, akan membantu menghemat waktu, usaha, tenaga kerja dan juga
akan membantu pengiriman yang lebih cepat untuk pelanggan perusahaan. Sebaliknya,
insourcing lebih tepat untuk dipilih jika suatu aplikasi merupakan inti bisnis perusahaan atau
jika telah ada suatu divisi khusus dalam perusahaan yang ahli dalam suatu bidang tertentu.
Hal ini akan dapat menghemat biaya dan perusahaan memiliki kontrol yang lebih baik atas
pekerjaan yang dilakukan.
Perusahaan tidak harus memilih outsourcing, insourcing atau cosourcing atau sebaliknya.
Suatu perusahaan dapat melakukan semua strategi pada saat yang sama. Dengan melakukan
secara bersamaan, maka perusahaan akan dapat memiliki apa yang terbaik dari yang
ditawarkan kedua strategi di atas dan bisnis akan mendapatkan keuntungan kompetitif.

8

DAFTAR PUSTAKA
Dani Firmansyah. Pertimbangan Penerapan Insourcing / Outsourcing Sistem dan Teknologi
Informasi Dalam Perusahaan
Diah, 2008. Studi pada Information sharing dalam offshore IT outsourcing (Studi kasus pada
tiga perusahaan vendor IT di indonesia)
Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Proses Bisnis Outsourcing. PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Maurice F. Greaves II. 1999. Strategic Outsourcing, a Struktured Approach to Outsourcing
Decisions and Initiatives. USA: Amerika Management Association.
Mia Widhi Astuti. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN
INSourcing, Outsourcing dan Co-sourcing Kelebihan dan kekurangannya
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems, fifteenth
edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
http://www.arsipjogjaprov.info/archieve/artikel/sia.sisteminformasi.pdf
http://www.outsource2india.com/why_india/articles/outsourcing-versus-insourcing.asp.
T.Zilmahram/Habahate ; http://habahate.blogspot.com/2009/06/outsourcing-dan-insourcing.html

9