PERSPEKTIF 7 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOL
PERSPEKT'F
A
llrnu Pengetahuan
I Tehnologi
RISET MARITIM KURANG
PERHATIAN, MISKIN DATA
I .f EKAYAAN laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat
IA. bagi kemakmuran rakyat L:rdonesia. Namun, kenyataanrrya
-L \negara kepulauan terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola sumber penghidupan yang terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah dan pihak-pihak terkait terhadap pengernbangan pengetahuan, teknologi, dan riset
atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal
"kebodohan" bangsa ini.
Negara instan, itulah yang tercermin dari bangsa dengan jumlah
penduduk mencapai seperempat miliar ini. Kurangnya kesadaran
pernerintah pada penelitian dan riset teknologi terhadap kekayaan
laut di bumi Ibu Pertiwi, menjadikan masyarakat di negeri ini tidak
mengerti atas potensi sumber daya alam yang dimilikinya.padahal,
manfaatnya jangka panjang.
"Bagai tikus mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang
cocok untuk negara besar ini. |ika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa mencapai g00
9 peEpehifMenuiu
Mas Depan Marttth hdon$b | 321
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MI5KII.l DATA
miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias
enam kali lipat APBN 20LL atau setengah Produk Domestik Bruto
(PDB). Namun, sampai saat ini masih nol besar.
Ironisnya potensi laut Indonesia justru menjadi surga riset kapal
asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaary
lembaga atau negara yang ingin menguasai kekayaan nusantara.
Banyak data dan potensi sumber daya alam dicuri.Pemerintah
dengan sadar tahu.Namur; kurangnya anggaran dan mahalrrya
biaya yang harus dikeluark;rn untuk riset menjadi "pembenaran"
atas kondisi ini.Tak heran, sejak era reformasi, riset dan pemetaan
laut yang dilakukan pihak asing semakin marak.Mulai dari kedok
kerjasama institusi pemerintah, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias'bodong'tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensibocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan
Iaut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.
Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional
di bidang penelitian dan pengembangan,
dengan adanya
PP
(Peraturan Pemerintah) No 4112006, tentang perizinan kdgiatan
penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Perafuran pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian.Peraturan
tersebut harus dilaksanalan pemerintah untuk melindungi
masyarakat, bangsa dan ne1;ara dari kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan penelitian pihak asing.
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung
jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologf melalui tim yang
322 | I
Fe6pehtifMenuiu Mas Depan Madtim lndonesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian
Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI,
BPPf, serta kementerian lain yang disesuaikan dengan misi riset.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
iuga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementerian
Pertahanan. KareRa kapal riset asing bukan sekadar lewa! tetapi
membawa data in{ormasi kondisi laut L:rdonesia.Jika tidak berhatihati data laut Indonesia bisa berpindah tangan. Namury pemerintah
sendiri tidak konsekuen menjalankan peraturan tersebut. Kondisi
ini diperparah dengan terjadinya benturan antar peraturan yang
ada.Sebagai contoh, Undang-undang No 2212001, yang mengatur
tentang minvak dan gas. Aturan ini memberikan peluangbagi pihak
asing untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai
dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh izin dari Dirjen Migas
tanpa koordinasi dengan pihak-pihuk y*g berkepentingan, seperti
diatur peraturan sebelumnya. Padahal, sudah sangat jelas bahwa
penggunaan peneliti dan kapal asing harus mendapat persetujuan
Security Clearance dari pihak Kementerian Pertahanan.
Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku
(mitra kerja dan lembaga penjamin di Indonesia) pemenang tender
mencari jalan lintas dengan cara mengambil celah-celah hukum
agar survei laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini
terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah beneftt yang
harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat
waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.Padahal untuk urusan
survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan kapal asing
diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari tim yang berada di
bawah Kemenristek sebelurn akhimya memperoleh persetujuan
Security Clearance dari Kemenhan.
9
Pe*hdf Maqu Me D.prn M.ridn |rdoda | 323
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Pertahanan
Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah
para
dikeluhkan
Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang
(Security Ciearance)
agen pelaksana kegiatan? UIrtuk mengurus SC
tiga hari jika semua
lama
ditcemenhan hanya butuh waktu pating
PKKA
persyaratan ,"purd Diplornatic Clearance dari Kemenlu'
dari Kemenhub' kemudahan
iPer*ohonan Keagenan Kapal Asing)
serta
Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham
Kemenristek
persetujuan dari Sekretariat Perizinan peneliti Asing
mana yang
pihak
menunjukkan
ielah lengkap. Bukti inilah yang
informasi
bocornya
seharusnya diwaspadai melihat peluang besar
data laut Indonesia.
bersih
Kapal-kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu
inflrmasi dasar laut Lndonesid' Datanya pun langsung dikirim
via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut menang tender'
Apalagi fakta memrnjukkan seiak dulu Indonesia memegang Peranan
p""tlrri dalam jalur perdagangan dunia- Semakin meningkatnya
lut"rgint .,gan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
sangat
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya
i"tgLturtg pada minyak burni dan transportasi laut'
semakin
Meningkaktya kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan
wilayah-wilayah
mencari
guna
intensiLya survei seismik asing
baru poiensi minyak dan gas di dasar laut Lrdonesia. wilayah
nusantarapunmenjaditerbukadarisegalaarahdanrentanterhadap
nasional'
perkembangan lingkungan, baik globaf regional mauPun
daya
Keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia tetah menjadi
tipe
semua
Hampir
tarik para peneliti asing dari berbagai negara'
dasartopografi ditemutan di Indonesia, seperti continental sheloes,
continentai, insular slope, basin laut dalam, palung dan relung'
besar'
Potensi perairan pgsisir dan teluk Indonesia juga sangat
,turnrr,p"*ahamanterhadapkarakteristikdanperilakuoseanografi
324 | gPeEpehlif
Menuiu
Mas oepanMaddmlndoesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru tergantung
terhadap data yang disediakan negara lairy lembaga dan organisasi
internasional, seperti NOAA, CSIRO, ARGOS.
Ekspedisi penelitian laut Internasional pun banyak dilakukan mulai dari Ekspedisi Challenger (1872-1875), The Gazelle (1875), The
Valdivia (1899), The Siboga (1899-1900), The Planet (1906-1907),The
Snellius I (1929-1930), The Albatros (1948), The Spencer of Bird (19471950), The Galathea (1981) serta yang terakhir Deep Sea Explorer
(2010) yang dilakukan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat di
Laut Sulawesi.
Siapa bilang tak ada orang pintar di negeri ini.Mereka banyak
dan tersebar di sejumlah lembaga, tapi hanya diparkir.Perhatian
pemerintah terhadap orang-orang cerdas, termasuk ilmuwan dan
peneliti yang sangat minim, menjadikan bukan hanya data dan
potensi alam yang dicuri, orang-orarlgnya |uga ikut diboyong.
Bahaya laten datang, karena mereka jadi incaran. Para ilmuwan
muda diiming-imingi berbagai fasilitas, tempat riset yang memadai,
dan gaji besar, asalkan bekerja untuk mereka.Perburuan terhadap
ilmuwan-ilmuwan tersebut sangat agresif. Selain datang ke
kamprrs-kampus di luar negeri dan berburu mahasiswa Indonesia
yang sedang mengambil program doktoral, mereka juga datang ke
sejumlah lembaga riset di Tanah Air.Mereka mengetahui, perhatian
Pemerintah Indonesia terhadap ilmuwan dan peneliti sangat minim.
Selain gaji kecil dan fasilitas penelitian sangat terbatas, peneliti juga
sangat sulit mendapatkan hak paten atas penemuan yang sudah
dilakukan. Mengetahui kelemahan ini, negara lain menawarkan
fasilitas yang tidak diberikan pemerintah Indonesia.
Menurut sumber, perguruan tinggi di Malaysia sempat menawarkan
gajitotal ltakehomepay) 5.000 dolarAS (sekitarRp45 juta) perbulan.
9 PeEpehtifMenuiu
M.o
Oepan Maritim lndonesia |
325
RISET
MARITIM KUBANG PERHATIAN, MISKIN DATA
sebaliknya di Indonesia, gaii berikut tuniangan seoranS profesor
riset LIPI saat ini sekitar Rp5 juta per bulan. Jumlah tersebut jauh
dibandingkan dengan profesi yang sama di Amerika serikat yang
diberikan gaji sekitar Rp90 iuta per bulan atau di JePang sekitar
Rp600 juta. Adapun di Pakistan, gaji ilmuwan terkemuka bisa tiga
kali dari gaji seorang menteri.
Namun selain gaii, yang sangat didambakan seorang peneliti
adalah fasilitas riset yang memadai.Fasilitas ini sangat kurang
di Indonesia. Tak heran jika pada L990-1992, tercatat ada 177
peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
pi.,aun ke swasta, instansi lairy dan keluar negeri' Selain farilitut penelitian yang kurang, untuk mendapatkan hak paten di
Indonesia juga sangat sulit, berbelit-belit, dan lama, bisa sampai sembilan tahun.Padahaf paten adalah kebanggaan dan pengakuan terhadap peneliti sekaligus tambahan keuangan dari
royalti yang didapatkan. Selama 2001-2010, paten milik 237 juta
penduduk Indonesia hanYa LL5.
sejumlah lomba penelitian digelar, tetapi tak jelas kelaniutannya.
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan sejak
7969, ata,u r12 tahun lalu, misalnya hingga saat ini para juara tak
terlacak keberadaannya. Begitu pula para juara Pemilihan Feneliti
Remaja Lrdonesia (PPRI) yang memasuki tahun ke-10 dan Pemilihan
Peneliti Muda Indonesia (PPMI), yang terakhir dilaksanakNr2009,
tidak dipantau perkembangan prestasi para penelitinya. Belum lagi
para juara olimpiade Intemasional.
Memang sejak 200$ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar para juara olimpiade internasional difasilitasi
untuk dapat kuliah hingga ienjang doktor. Kenyataannya, untuk
mendapat beasiswa ittr butuh waktu lama dan berbelit-belit
sehingga banyak yang mencari beasiswa dari luar negeri'
326 | e peapcatif uouiu Me
De9.n M.rfrin
ltusit
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Bukan cuma perhatian yang kurang.Anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk kegiatan penelitian sangat kecil. Selama1999-2007,
anggaran penelitian hanya sekitar Q3 persen dari APBN. Kecilnya
anggaran ini menyebabkan dana penelitian harus dibagi-bagi untuk
62.995 orang yang bergerak
di bidang penelitian, yakni peneliti,
teknisi, dan.staf pendukung. Anggaran yang tidak sebanding menyebabkan penelitian tidak bisa berlanjut. Penelitian harus ditunda
beberapa tahun menunggu kucuran dana selanjutnya.
Berbagai kendala
ini, ditarnbah flrasana lembaga penelitian yang
tidak kondusif, menyebabkan peneliti-peneliti menerima tawaran
dari luar negeri.Padahal, negara sebenamya bisa memanfaatkan
orang-orang berprestasi asalkan diberikan kesempatan.
Namun, kesempatan itu sangat kecil sehingga mereka memilih mengernbangkan kemampuan di luar negeri. Di sisi lain, pemerintah
berdahh tidak bisa memaksa orang-orang berprestasi kembali ke
Indonesia. Mereka han1,a berkomentar penerima beasiswa seharusnSra pulang karerra pendidikannya sudah dibiayai pemerintah.
Keterbatasan saralra semestinya menjadi tantangan untuk tetap
bekerja.Kondisi dan kebijakan negara atas kepentingan riset ini
harus segera dibenahi.
Luas wilayah Indonesia mencapai '7,7 juta kilometer persegi, terdiri
dari 25 persen teritorial daratan (1,9 juta km2) dan 75 persen
teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas wilayah laut tersebut,2,8 ffta
krn2 merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan), 0,3 iuta
km2laut teritorial, serta2,7 iutakm2 zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Jumlah pulau besar dan kecil mencapai lebih dari 17.504 buah.
Potensi besar ini menjadikan lndonesia sebagai salah satu negara
kepulauan terbesar dengan teritorial laut paling luas di dunia dan
garis pantai sepanjang 81.000 km atau terpanjang kedua setelah
gkrsp€ftif Mauiu Ma$ D.Fn Maddh IndorEia | 327
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISI(IN DATA
Kanada.Hal ini memberi arti, bahwa sektor maritim memiliki
peran penting bagi pembrmgunan.Namun, perhatian pemerintah
terhadap potensi sumber daya laut yang terhampar luas tidak
mendapat perhatian serius.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap kepentingan riset dan
penelitian, mendapat sorotan dari berbagai pihak.Salah satunya
adalah Prof. Rokhmin Dahuri, Peneliti Senior PKSPL- IPB.Menurut
pria bersahaja ini, penelitian yang komperhensif di bidang kelautan
dan perikanan sangat diperlukan agar arah gerak pembangunan
Indonesia terarah. Selama ini pemerintah hanya mengandalkan
arah pembangunanpada kepentingan anggarary bukan bagaimana
pembangunan bisa berjalan untuk kepentingan jangka panjang.
"Y*g kita tuiu adalah satu negara yang maju, adil, makmur dan
berdaulat. Kita pemah berjaya dan disegani di kawasan Asia sebagai
negara maritim yang tangguh. Tapr, itu semua dilumpuhkan oleh
penjajah. Yang dikembangkan justru membangun daraf sehingga
laut dilupakan. Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang," ujar
Rokhmin.
Berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) di era Presiden
Gus Du4 menurut Rokhmiru seharusnya menjadi momentum yang
sangat baik dalam membangun dunia maritim. Namury itu semua
hanya tinggal impian. Sudah hampir 11 tahun kementerian tersebut
berdiri hasilnya belum. signifikan untuk membuktikan bahwa laut
menjadi sumber kemakmuran bangsa.
Berbagai penelitian tidak dilaksanakan dengan baik.Hal ini disebabkan dua faktor, yaitu faktor struktural dan teknis. Soal teknis hal ini
berhubungan dengan teknologi.Kalau dilihat dari sektor kelautan
praktig penggunaan teknologi dalam memberdayakan sumber daya
laut masih sangat lematu belum lagi variabel-variabel lain, seperti
328 |
g
[hEFhtifM€nu,uMasa Depan Maridm lndohesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN. MISKIN DATA
permodalan. Di pihak lairy Kepala Badan Litbang Kementerian
Perhubungary Denny Siahaan rnenilai, sebenamya pemerintah
telah banyak melakukan penelitian tentang potensi dan kebutuhan
pembangunan di sektor laut.
Namun, implementasinya tidak dilaksanakan. Banyak penelitian
yang telah kita lakukan, baik untuk pembangunan iangka panjang
maupun jangka pendek. Namur; kembali lagi pada kepentingan
kebi;akan pemangku jabatan.Implementasi jadi tidak terlihat.
Khusus rnengenai penelitian di bidang transportasi laut, ke depan
Badan Litbang Kementerian Perhubungan akan melakukan berbagai
penelitian dalam rangka mendukung pelaksanaan Master Plan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), merevisi
dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) dan Tatarar Transportasi lokal (Tatralok)
sesuai dengan konsep pengembangan ekonomi dalam MP3EI.
Di sisi lair; menanggapi kecurigaan riset ilegal yang dilakukan pihak
asing Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam BPI{ Ridwan Djamaluddin menanggapinya dengan bijak. Ia
sangat menyayangkan jika negara ini tidak memiliki data potensi laut.
Selain kekayaan sumber daya alam tidak terperhatikan, Indonesia juga
tidak bisa rnenginvetarisir berapa besar potensi laut yang dimilikinya.
"Sebagai orang teknis, perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi) kita masih di belakang negara-negara maju. Di sisi lain
kebutuhan terhadap informasi untuk diketahui sangat mendesak. Jadi
saya mencobaberani menghadapi tantangan dengan nrembawa wacana
bahwa sekarang kita tidak bertamng pada tataran penguasaan data.
Tapi, bertarung pada tataran penguasaan informasi," ujar Ridwan.
Dalarn melakukan riset biota larrt tidak mungkin para ahli di [rdonesia
melakukarrnya sendiri. Pertama, dana riset terbatas. Kadua, teknologi
9 Pe6p€htifMenuiu
Me
Depan Maritimlndonesia I
329
RISETMARITIM KURAN6 PEflHATIAN, MISKIN DATA
yang dimiliki masih sangat minim. ]adi bila ada negara lain yang punya
teknol.gi dan membawa dananya sendi4 daripada kita sama-sama
tidak tahu mendingan kita bekerjasama. perlu diketahui, data yang
sama bisa merrjadi infromasi berbeda di tangan orang berbeda. Inilah
yang
terbersar kaum ilmuan.
menjadi
sebetuLrya mekanisme dalar' melakukan riset di raut harus mendapatkan izin khusus yang lebih spr:sifik. selain itu, harus ada ahli dari dalam
negeri dan petugas keamanan yang ikut terlibat dalam riset mereka.
sekarang sudah ada tim antar departemen atau antar lembaga yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
sementara itu, Anggota Komisi IV DpR RI dari Fraksi Hanura,
Muradi Darmansyah mendesakpemerintah agar mengusut tuntas
kasus kapal riset asing ilegal. untuk mengadakan eksplorasi dan
penelitiary sesuai aturan kapal-kapal asing harus mendapat izin
terlebih dulu dari pemerintah Indonesia. Apalagi menyangkut
kekayaan alam Indonesia, mereka harus memenuhi ketentuanketentuan yangberlaku. ]ika dilanggar ini kriminal. Kami mengecam
riset-riset ilegal tersebut. Ini suatu hal yang memperburuk negara
kita di mata Intemasional.
Kecaman juga datang dar:i mantan KSAL, Laksamana (pum)
Bemard Kent Sondakh. Menurutnya penelitian tidak hanya dirto,
uu trdonesia, tetapi juga diatur uu Lrtemasional.selama dirinya
menjabat sebagai Komandan staf Angkatan Laut tidak menemukan
adanya indikasi kasus tersebut. Kecuali yang sudah diatur Bppr.
Jika ada kapal asing yang melakukan riset tanpa izin wajib hukumnya ditangkhp. Iika perlu ditenggelamkan saja. Apalagi jika pe-
nelitian laut untuk mencari )ayer (lapisan soFAR), di mana kapal
selam yang masuk di jalur itu tidak bisa ditembus sonar. tr-ayer iht
rahasia negara yang paling penting. pemetaan layerdigu-nakan
33O I O feapchfUenulu Mm Dep.n M..iiim tndon Cs
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
untuk kepentingan militer agar operasi kapal selam tidak terdeteksi
sonar kapal patroli air.
Ada juga kapal dari Amerika yang melakukan riset di perairan
Indonesia, tapi itu keriasama dengan BPPT.Jelas lanjut Kenf harus
dicari tahu dan dilaporkan ke Angkatan Laut. Yang paling sering
itu di wilayah Maluku, Ambon. BPPT bekerjasama dengan kapal
Amerika dan Jepang untuk penelitian ikan dan terumbu karang.
Kalarr untuk tujuan militer, apalags sampai data diperjualbelikan
tanpa kompromi harus ditangkap.
Manfaat dan keuntungan dari penelitian itu sangat luar biasa,
tapi keuntungan yang diambil sebagian besar untuk negara lain.
fika dibandingkan, menurut Bernard, kerugiannya justru lebih
besar. Karena data penting diambil mereka. Sekarang baru sadar
dan kaget. Dari dulunegara luar rnasih merupakan pihak yang
paling diuntungkan.
"Pemerintah harus tegas. TNI AL harusnya mengetahui kegiatan
penelitian yang dilakukan secara ilegal.Kita punya kapal patroli
begitu banyak, jika memang ada yang tahu, saran saya sebaiknya
segera dilaporkan. Dalam UU jelas bahwa harus ada izin dan
Security Clearance yang dikeluarkan," kata Bemard.
Hal senada dikatakan PengamatKelautan dari Universitas Diponegoro,
Sahaia Hutabarat. Ia menilai kegiatan ilegal sangat merugikan bangsa
Lrdonesi4 sehingga harus dilakukan pengusutan secera tuntas.
"Biasanya kan kalau kapal melakukan survei harr.s ada izin dari pihakpihak terkait. Apalagr mengenai militer harus mendapat izin dari BIN,
tentu dengan pengawasan Angkatan Lauti' wjar Sahala.
Sahala melanjutkary hasil penelitian harus menjadi data bersama,
meski yang melakukan penelitian adalah kapal asing.Waktu
9 PeEFhtitMenuiu
M.$ O.p.n M..irim lMon..ie
| 331
RISET LAUT ILEGAL
MARAK
penelitian kapal Amerika di Sulawesi itu juga jelas, ada izin dari
BPPT. TapL selarna itu ilegal tentunya harus ditangkap.
.
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Melihat potensi dan kekeryaan alam Indonesia yang luar biasa,
wilayah nusantara menjadi surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya
tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau
negara yang ingrn mengtrasai bumi khatulistiwa. Banyak data
dan potensi sumber daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan
ketidakpedulian bangsa ini.
Sejak era reformasi, survei clan pemetaan laut yang dilakukan
pihak
asing semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi
pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias tidak memiliki i:zin dari pemerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. hrformasi tentang medan
laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingrn menguasai wilayah Indonesia.
Sebenamya negara telah me.miliki peraturan kerjasama intemasional
di bidang penelitian dan peneembangan, dengan adanya PP
(peraturan pemerintah) No 4L/2005, tentang perizinan kegiatan
penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Peraturan pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Peraturan
tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi
masyarakat, bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan penelitian pihak asing.
332
| 9 PeEp.hrilM$uiu Mas O.pan Maririm tndon€sta
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung
jawab, yaitu Kementerian Riset dan 1'eknologi, melalui tim yang
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Keamanan,
Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian lain yang
disesuaikan dengan misi riset.
Selain
iiu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementrian
Pertahanan dan Keamanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar
lewat, tetapi membavya data informasi kondisi laut Indonesia. |ika
tidak berhati-hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
9
Pe6EhtifMenuiu Ma* Depan Maririm lnOonesla
|
333
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Namun, pemerintah sendiri ddak konsekuen menjalankan peraturan
tersebut.Kondisi ini diperp:rrah dengan terjadinya benturan antar
peraturan yang ada. Sebagai contolL Undang-undang No 221200L
yang mengatur tentang mirryak dan gas. Aturan ini memberikan
peluang bagi pihak asing untuk melakukan kegiatan survei dan
pemetaan lepas pantai dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh
izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-pihak
yang berkepentingan, sepelti yang diatur peraturan sebelumnya.
Padahal, sudah sangat jelas bahwa Penggunaan peneliti dan kapal
asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak
Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Birokrasi yang rumit serta pa njangnya waktu untuk proses perizinan
inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra
kerja dan lembaga penjamin di hrdonesia) pemenang tender mencari
jalan pintas dengan cara me:ngambil celah-celah hukum agar survei
laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena
bagi mereka yang dipikirkan adalah benefit yang harus diperoleh'
Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan.
Perusahan penjamin PT Hugo Igor Energy misalnya mitra pelaksana
kegiatan survei migas lepas pantai asing yang beralamat di bilangan
Kuningan, lakarta ini lebih senang memuluskan kegiatan survei
melalui perizinan dari Dirjen Migas dibandingkan melalui Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemmhan). Padahal untuk
urusan survei laut yang menggunakan tenaga asing dan kapal asing diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari dm yang berada di bawah
Kemenristek sebelum akhimya memperoleh persetujuan Securi$
Cle ar ance dari Kemenhan.
Lahr, benarkah proses perizinan
di Direktorat Wilayah
Pertahanan
Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang dikeluhkan Para agen
334 | 9 PcEpeh[fMenuiu Mas
Depan Maritim
lndoesia
RISET LAUT ILEGAL
MARAK
pelaksana kegiatan. Seorang sumberyang tidak mau disebutkannamanya
mengatakan, untuk mengurus SC (Security Clearance) di Kemhan
hanya butuh waktu paiing lama tiga hari jika semua persyaratan, seperti
Diplomatic Clearance dari Kemenlu, PI(I(A (Permohonan Keagenan Kapal
Asirrg) dari Kemenhub, keurudahan Khusus Bermukim (Dahsuskim)
dari Imigrasi Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat Perizinan
peneliti Asing Kemenristek telah lengkap.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya
diwaspadai melihat peluang besar bocornya informasi data laut
Indonesia. Disebutkan surnber, bahwa kapal-kapal seismik (kapal
9 PeEpehtifMenuiu Ma6a Depan Martim l.donesia |
335
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
riset) bisa sangat leluasa menyaPu bersih informasi dasar laut
Lrdonesia. Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di
mana perusahaan tersebut memenangi tender.
Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Lrdonesia memegang Peranan
penting dalam jalur perdagangan dunia. Semakin meningkatrya
ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
tergantung pada minyakbttmi dan transportasi laut. Meningkatnya
kebutuhan minyak bumi rlibuktikan dengan semakin intensifnya
survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi
minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara Pun
menjadi terbuka dari segala arah dan rentan terhadap perkembangan
lingkungan, baik global, regional mauPun nasional.
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof lllahude,
keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia telah menjadi daya
tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir semua tipe
dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental sheloes,
continental , insular slope,basinlaut dalam, palung dan relung.
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan karakteristik alam
yang luar biasa, Indonesia memiliki sumber energi altematif laut
yang berlimpah. Ocean enery resources yang dimiliki L:rdonesia
bisa dibilang terbaik dan terbesar di dunia. NamurL uPaya dalam
mengembangkan energi alternatif ini belum dikaii secara serius.
ii
t.i
ii
it
Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki
Indonesia selama ini diperkirakan ti.ggul 25 tahun lagi. Selanjutnya
,i
336 | e nespetrtifuenuiu M$a
Depan Maridn
lndonEia
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
dari mana negara ini mendapatkan energi aitematif{awabannya
adalah ada di laut. Wilayah Indonesia sekitarT,T jutakilometer persegl
terdiri dari 25 persen terjtorial daratan ('1.,9 juta km2) dan 75 persen
adalah teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas laut tersebut, 2,8 jutal
A
llrnu Pengetahuan
I Tehnologi
RISET MARITIM KURANG
PERHATIAN, MISKIN DATA
I .f EKAYAAN laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat
IA. bagi kemakmuran rakyat L:rdonesia. Namun, kenyataanrrya
-L \negara kepulauan terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola sumber penghidupan yang terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah dan pihak-pihak terkait terhadap pengernbangan pengetahuan, teknologi, dan riset
atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal
"kebodohan" bangsa ini.
Negara instan, itulah yang tercermin dari bangsa dengan jumlah
penduduk mencapai seperempat miliar ini. Kurangnya kesadaran
pernerintah pada penelitian dan riset teknologi terhadap kekayaan
laut di bumi Ibu Pertiwi, menjadikan masyarakat di negeri ini tidak
mengerti atas potensi sumber daya alam yang dimilikinya.padahal,
manfaatnya jangka panjang.
"Bagai tikus mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang
cocok untuk negara besar ini. |ika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa mencapai g00
9 peEpehifMenuiu
Mas Depan Marttth hdon$b | 321
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MI5KII.l DATA
miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias
enam kali lipat APBN 20LL atau setengah Produk Domestik Bruto
(PDB). Namun, sampai saat ini masih nol besar.
Ironisnya potensi laut Indonesia justru menjadi surga riset kapal
asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaary
lembaga atau negara yang ingin menguasai kekayaan nusantara.
Banyak data dan potensi sumber daya alam dicuri.Pemerintah
dengan sadar tahu.Namur; kurangnya anggaran dan mahalrrya
biaya yang harus dikeluark;rn untuk riset menjadi "pembenaran"
atas kondisi ini.Tak heran, sejak era reformasi, riset dan pemetaan
laut yang dilakukan pihak asing semakin marak.Mulai dari kedok
kerjasama institusi pemerintah, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias'bodong'tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensibocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan
Iaut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.
Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional
di bidang penelitian dan pengembangan,
dengan adanya
PP
(Peraturan Pemerintah) No 4112006, tentang perizinan kdgiatan
penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Perafuran pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian.Peraturan
tersebut harus dilaksanalan pemerintah untuk melindungi
masyarakat, bangsa dan ne1;ara dari kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan penelitian pihak asing.
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung
jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologf melalui tim yang
322 | I
Fe6pehtifMenuiu Mas Depan Madtim lndonesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian
Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI,
BPPf, serta kementerian lain yang disesuaikan dengan misi riset.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
iuga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementerian
Pertahanan. KareRa kapal riset asing bukan sekadar lewa! tetapi
membawa data in{ormasi kondisi laut L:rdonesia.Jika tidak berhatihati data laut Indonesia bisa berpindah tangan. Namury pemerintah
sendiri tidak konsekuen menjalankan peraturan tersebut. Kondisi
ini diperparah dengan terjadinya benturan antar peraturan yang
ada.Sebagai contoh, Undang-undang No 2212001, yang mengatur
tentang minvak dan gas. Aturan ini memberikan peluangbagi pihak
asing untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai
dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh izin dari Dirjen Migas
tanpa koordinasi dengan pihak-pihuk y*g berkepentingan, seperti
diatur peraturan sebelumnya. Padahal, sudah sangat jelas bahwa
penggunaan peneliti dan kapal asing harus mendapat persetujuan
Security Clearance dari pihak Kementerian Pertahanan.
Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku
(mitra kerja dan lembaga penjamin di Indonesia) pemenang tender
mencari jalan lintas dengan cara mengambil celah-celah hukum
agar survei laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini
terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah beneftt yang
harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat
waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.Padahal untuk urusan
survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan kapal asing
diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari tim yang berada di
bawah Kemenristek sebelurn akhimya memperoleh persetujuan
Security Clearance dari Kemenhan.
9
Pe*hdf Maqu Me D.prn M.ridn |rdoda | 323
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Pertahanan
Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah
para
dikeluhkan
Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang
(Security Ciearance)
agen pelaksana kegiatan? UIrtuk mengurus SC
tiga hari jika semua
lama
ditcemenhan hanya butuh waktu pating
PKKA
persyaratan ,"purd Diplornatic Clearance dari Kemenlu'
dari Kemenhub' kemudahan
iPer*ohonan Keagenan Kapal Asing)
serta
Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham
Kemenristek
persetujuan dari Sekretariat Perizinan peneliti Asing
mana yang
pihak
menunjukkan
ielah lengkap. Bukti inilah yang
informasi
bocornya
seharusnya diwaspadai melihat peluang besar
data laut Indonesia.
bersih
Kapal-kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu
inflrmasi dasar laut Lndonesid' Datanya pun langsung dikirim
via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut menang tender'
Apalagi fakta memrnjukkan seiak dulu Indonesia memegang Peranan
p""tlrri dalam jalur perdagangan dunia- Semakin meningkatnya
lut"rgint .,gan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
sangat
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya
i"tgLturtg pada minyak burni dan transportasi laut'
semakin
Meningkaktya kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan
wilayah-wilayah
mencari
guna
intensiLya survei seismik asing
baru poiensi minyak dan gas di dasar laut Lrdonesia. wilayah
nusantarapunmenjaditerbukadarisegalaarahdanrentanterhadap
nasional'
perkembangan lingkungan, baik globaf regional mauPun
daya
Keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia tetah menjadi
tipe
semua
Hampir
tarik para peneliti asing dari berbagai negara'
dasartopografi ditemutan di Indonesia, seperti continental sheloes,
continentai, insular slope, basin laut dalam, palung dan relung'
besar'
Potensi perairan pgsisir dan teluk Indonesia juga sangat
,turnrr,p"*ahamanterhadapkarakteristikdanperilakuoseanografi
324 | gPeEpehlif
Menuiu
Mas oepanMaddmlndoesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru tergantung
terhadap data yang disediakan negara lairy lembaga dan organisasi
internasional, seperti NOAA, CSIRO, ARGOS.
Ekspedisi penelitian laut Internasional pun banyak dilakukan mulai dari Ekspedisi Challenger (1872-1875), The Gazelle (1875), The
Valdivia (1899), The Siboga (1899-1900), The Planet (1906-1907),The
Snellius I (1929-1930), The Albatros (1948), The Spencer of Bird (19471950), The Galathea (1981) serta yang terakhir Deep Sea Explorer
(2010) yang dilakukan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat di
Laut Sulawesi.
Siapa bilang tak ada orang pintar di negeri ini.Mereka banyak
dan tersebar di sejumlah lembaga, tapi hanya diparkir.Perhatian
pemerintah terhadap orang-orang cerdas, termasuk ilmuwan dan
peneliti yang sangat minim, menjadikan bukan hanya data dan
potensi alam yang dicuri, orang-orarlgnya |uga ikut diboyong.
Bahaya laten datang, karena mereka jadi incaran. Para ilmuwan
muda diiming-imingi berbagai fasilitas, tempat riset yang memadai,
dan gaji besar, asalkan bekerja untuk mereka.Perburuan terhadap
ilmuwan-ilmuwan tersebut sangat agresif. Selain datang ke
kamprrs-kampus di luar negeri dan berburu mahasiswa Indonesia
yang sedang mengambil program doktoral, mereka juga datang ke
sejumlah lembaga riset di Tanah Air.Mereka mengetahui, perhatian
Pemerintah Indonesia terhadap ilmuwan dan peneliti sangat minim.
Selain gaji kecil dan fasilitas penelitian sangat terbatas, peneliti juga
sangat sulit mendapatkan hak paten atas penemuan yang sudah
dilakukan. Mengetahui kelemahan ini, negara lain menawarkan
fasilitas yang tidak diberikan pemerintah Indonesia.
Menurut sumber, perguruan tinggi di Malaysia sempat menawarkan
gajitotal ltakehomepay) 5.000 dolarAS (sekitarRp45 juta) perbulan.
9 PeEpehtifMenuiu
M.o
Oepan Maritim lndonesia |
325
RISET
MARITIM KUBANG PERHATIAN, MISKIN DATA
sebaliknya di Indonesia, gaii berikut tuniangan seoranS profesor
riset LIPI saat ini sekitar Rp5 juta per bulan. Jumlah tersebut jauh
dibandingkan dengan profesi yang sama di Amerika serikat yang
diberikan gaji sekitar Rp90 iuta per bulan atau di JePang sekitar
Rp600 juta. Adapun di Pakistan, gaji ilmuwan terkemuka bisa tiga
kali dari gaji seorang menteri.
Namun selain gaii, yang sangat didambakan seorang peneliti
adalah fasilitas riset yang memadai.Fasilitas ini sangat kurang
di Indonesia. Tak heran jika pada L990-1992, tercatat ada 177
peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
pi.,aun ke swasta, instansi lairy dan keluar negeri' Selain farilitut penelitian yang kurang, untuk mendapatkan hak paten di
Indonesia juga sangat sulit, berbelit-belit, dan lama, bisa sampai sembilan tahun.Padahaf paten adalah kebanggaan dan pengakuan terhadap peneliti sekaligus tambahan keuangan dari
royalti yang didapatkan. Selama 2001-2010, paten milik 237 juta
penduduk Indonesia hanYa LL5.
sejumlah lomba penelitian digelar, tetapi tak jelas kelaniutannya.
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan sejak
7969, ata,u r12 tahun lalu, misalnya hingga saat ini para juara tak
terlacak keberadaannya. Begitu pula para juara Pemilihan Feneliti
Remaja Lrdonesia (PPRI) yang memasuki tahun ke-10 dan Pemilihan
Peneliti Muda Indonesia (PPMI), yang terakhir dilaksanakNr2009,
tidak dipantau perkembangan prestasi para penelitinya. Belum lagi
para juara olimpiade Intemasional.
Memang sejak 200$ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar para juara olimpiade internasional difasilitasi
untuk dapat kuliah hingga ienjang doktor. Kenyataannya, untuk
mendapat beasiswa ittr butuh waktu lama dan berbelit-belit
sehingga banyak yang mencari beasiswa dari luar negeri'
326 | e peapcatif uouiu Me
De9.n M.rfrin
ltusit
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Bukan cuma perhatian yang kurang.Anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk kegiatan penelitian sangat kecil. Selama1999-2007,
anggaran penelitian hanya sekitar Q3 persen dari APBN. Kecilnya
anggaran ini menyebabkan dana penelitian harus dibagi-bagi untuk
62.995 orang yang bergerak
di bidang penelitian, yakni peneliti,
teknisi, dan.staf pendukung. Anggaran yang tidak sebanding menyebabkan penelitian tidak bisa berlanjut. Penelitian harus ditunda
beberapa tahun menunggu kucuran dana selanjutnya.
Berbagai kendala
ini, ditarnbah flrasana lembaga penelitian yang
tidak kondusif, menyebabkan peneliti-peneliti menerima tawaran
dari luar negeri.Padahal, negara sebenamya bisa memanfaatkan
orang-orang berprestasi asalkan diberikan kesempatan.
Namun, kesempatan itu sangat kecil sehingga mereka memilih mengernbangkan kemampuan di luar negeri. Di sisi lain, pemerintah
berdahh tidak bisa memaksa orang-orang berprestasi kembali ke
Indonesia. Mereka han1,a berkomentar penerima beasiswa seharusnSra pulang karerra pendidikannya sudah dibiayai pemerintah.
Keterbatasan saralra semestinya menjadi tantangan untuk tetap
bekerja.Kondisi dan kebijakan negara atas kepentingan riset ini
harus segera dibenahi.
Luas wilayah Indonesia mencapai '7,7 juta kilometer persegi, terdiri
dari 25 persen teritorial daratan (1,9 juta km2) dan 75 persen
teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas wilayah laut tersebut,2,8 ffta
krn2 merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan), 0,3 iuta
km2laut teritorial, serta2,7 iutakm2 zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Jumlah pulau besar dan kecil mencapai lebih dari 17.504 buah.
Potensi besar ini menjadikan lndonesia sebagai salah satu negara
kepulauan terbesar dengan teritorial laut paling luas di dunia dan
garis pantai sepanjang 81.000 km atau terpanjang kedua setelah
gkrsp€ftif Mauiu Ma$ D.Fn Maddh IndorEia | 327
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISI(IN DATA
Kanada.Hal ini memberi arti, bahwa sektor maritim memiliki
peran penting bagi pembrmgunan.Namun, perhatian pemerintah
terhadap potensi sumber daya laut yang terhampar luas tidak
mendapat perhatian serius.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap kepentingan riset dan
penelitian, mendapat sorotan dari berbagai pihak.Salah satunya
adalah Prof. Rokhmin Dahuri, Peneliti Senior PKSPL- IPB.Menurut
pria bersahaja ini, penelitian yang komperhensif di bidang kelautan
dan perikanan sangat diperlukan agar arah gerak pembangunan
Indonesia terarah. Selama ini pemerintah hanya mengandalkan
arah pembangunanpada kepentingan anggarary bukan bagaimana
pembangunan bisa berjalan untuk kepentingan jangka panjang.
"Y*g kita tuiu adalah satu negara yang maju, adil, makmur dan
berdaulat. Kita pemah berjaya dan disegani di kawasan Asia sebagai
negara maritim yang tangguh. Tapr, itu semua dilumpuhkan oleh
penjajah. Yang dikembangkan justru membangun daraf sehingga
laut dilupakan. Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang," ujar
Rokhmin.
Berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) di era Presiden
Gus Du4 menurut Rokhmiru seharusnya menjadi momentum yang
sangat baik dalam membangun dunia maritim. Namury itu semua
hanya tinggal impian. Sudah hampir 11 tahun kementerian tersebut
berdiri hasilnya belum. signifikan untuk membuktikan bahwa laut
menjadi sumber kemakmuran bangsa.
Berbagai penelitian tidak dilaksanakan dengan baik.Hal ini disebabkan dua faktor, yaitu faktor struktural dan teknis. Soal teknis hal ini
berhubungan dengan teknologi.Kalau dilihat dari sektor kelautan
praktig penggunaan teknologi dalam memberdayakan sumber daya
laut masih sangat lematu belum lagi variabel-variabel lain, seperti
328 |
g
[hEFhtifM€nu,uMasa Depan Maridm lndohesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN. MISKIN DATA
permodalan. Di pihak lairy Kepala Badan Litbang Kementerian
Perhubungary Denny Siahaan rnenilai, sebenamya pemerintah
telah banyak melakukan penelitian tentang potensi dan kebutuhan
pembangunan di sektor laut.
Namun, implementasinya tidak dilaksanakan. Banyak penelitian
yang telah kita lakukan, baik untuk pembangunan iangka panjang
maupun jangka pendek. Namur; kembali lagi pada kepentingan
kebi;akan pemangku jabatan.Implementasi jadi tidak terlihat.
Khusus rnengenai penelitian di bidang transportasi laut, ke depan
Badan Litbang Kementerian Perhubungan akan melakukan berbagai
penelitian dalam rangka mendukung pelaksanaan Master Plan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), merevisi
dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) dan Tatarar Transportasi lokal (Tatralok)
sesuai dengan konsep pengembangan ekonomi dalam MP3EI.
Di sisi lair; menanggapi kecurigaan riset ilegal yang dilakukan pihak
asing Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam BPI{ Ridwan Djamaluddin menanggapinya dengan bijak. Ia
sangat menyayangkan jika negara ini tidak memiliki data potensi laut.
Selain kekayaan sumber daya alam tidak terperhatikan, Indonesia juga
tidak bisa rnenginvetarisir berapa besar potensi laut yang dimilikinya.
"Sebagai orang teknis, perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi) kita masih di belakang negara-negara maju. Di sisi lain
kebutuhan terhadap informasi untuk diketahui sangat mendesak. Jadi
saya mencobaberani menghadapi tantangan dengan nrembawa wacana
bahwa sekarang kita tidak bertamng pada tataran penguasaan data.
Tapi, bertarung pada tataran penguasaan informasi," ujar Ridwan.
Dalarn melakukan riset biota larrt tidak mungkin para ahli di [rdonesia
melakukarrnya sendiri. Pertama, dana riset terbatas. Kadua, teknologi
9 Pe6p€htifMenuiu
Me
Depan Maritimlndonesia I
329
RISETMARITIM KURAN6 PEflHATIAN, MISKIN DATA
yang dimiliki masih sangat minim. ]adi bila ada negara lain yang punya
teknol.gi dan membawa dananya sendi4 daripada kita sama-sama
tidak tahu mendingan kita bekerjasama. perlu diketahui, data yang
sama bisa merrjadi infromasi berbeda di tangan orang berbeda. Inilah
yang
terbersar kaum ilmuan.
menjadi
sebetuLrya mekanisme dalar' melakukan riset di raut harus mendapatkan izin khusus yang lebih spr:sifik. selain itu, harus ada ahli dari dalam
negeri dan petugas keamanan yang ikut terlibat dalam riset mereka.
sekarang sudah ada tim antar departemen atau antar lembaga yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
sementara itu, Anggota Komisi IV DpR RI dari Fraksi Hanura,
Muradi Darmansyah mendesakpemerintah agar mengusut tuntas
kasus kapal riset asing ilegal. untuk mengadakan eksplorasi dan
penelitiary sesuai aturan kapal-kapal asing harus mendapat izin
terlebih dulu dari pemerintah Indonesia. Apalagi menyangkut
kekayaan alam Indonesia, mereka harus memenuhi ketentuanketentuan yangberlaku. ]ika dilanggar ini kriminal. Kami mengecam
riset-riset ilegal tersebut. Ini suatu hal yang memperburuk negara
kita di mata Intemasional.
Kecaman juga datang dar:i mantan KSAL, Laksamana (pum)
Bemard Kent Sondakh. Menurutnya penelitian tidak hanya dirto,
uu trdonesia, tetapi juga diatur uu Lrtemasional.selama dirinya
menjabat sebagai Komandan staf Angkatan Laut tidak menemukan
adanya indikasi kasus tersebut. Kecuali yang sudah diatur Bppr.
Jika ada kapal asing yang melakukan riset tanpa izin wajib hukumnya ditangkhp. Iika perlu ditenggelamkan saja. Apalagi jika pe-
nelitian laut untuk mencari )ayer (lapisan soFAR), di mana kapal
selam yang masuk di jalur itu tidak bisa ditembus sonar. tr-ayer iht
rahasia negara yang paling penting. pemetaan layerdigu-nakan
33O I O feapchfUenulu Mm Dep.n M..iiim tndon Cs
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
untuk kepentingan militer agar operasi kapal selam tidak terdeteksi
sonar kapal patroli air.
Ada juga kapal dari Amerika yang melakukan riset di perairan
Indonesia, tapi itu keriasama dengan BPPT.Jelas lanjut Kenf harus
dicari tahu dan dilaporkan ke Angkatan Laut. Yang paling sering
itu di wilayah Maluku, Ambon. BPPT bekerjasama dengan kapal
Amerika dan Jepang untuk penelitian ikan dan terumbu karang.
Kalarr untuk tujuan militer, apalags sampai data diperjualbelikan
tanpa kompromi harus ditangkap.
Manfaat dan keuntungan dari penelitian itu sangat luar biasa,
tapi keuntungan yang diambil sebagian besar untuk negara lain.
fika dibandingkan, menurut Bernard, kerugiannya justru lebih
besar. Karena data penting diambil mereka. Sekarang baru sadar
dan kaget. Dari dulunegara luar rnasih merupakan pihak yang
paling diuntungkan.
"Pemerintah harus tegas. TNI AL harusnya mengetahui kegiatan
penelitian yang dilakukan secara ilegal.Kita punya kapal patroli
begitu banyak, jika memang ada yang tahu, saran saya sebaiknya
segera dilaporkan. Dalam UU jelas bahwa harus ada izin dan
Security Clearance yang dikeluarkan," kata Bemard.
Hal senada dikatakan PengamatKelautan dari Universitas Diponegoro,
Sahaia Hutabarat. Ia menilai kegiatan ilegal sangat merugikan bangsa
Lrdonesi4 sehingga harus dilakukan pengusutan secera tuntas.
"Biasanya kan kalau kapal melakukan survei harr.s ada izin dari pihakpihak terkait. Apalagr mengenai militer harus mendapat izin dari BIN,
tentu dengan pengawasan Angkatan Lauti' wjar Sahala.
Sahala melanjutkary hasil penelitian harus menjadi data bersama,
meski yang melakukan penelitian adalah kapal asing.Waktu
9 PeEFhtitMenuiu
M.$ O.p.n M..irim lMon..ie
| 331
RISET LAUT ILEGAL
MARAK
penelitian kapal Amerika di Sulawesi itu juga jelas, ada izin dari
BPPT. TapL selarna itu ilegal tentunya harus ditangkap.
.
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Melihat potensi dan kekeryaan alam Indonesia yang luar biasa,
wilayah nusantara menjadi surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya
tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau
negara yang ingrn mengtrasai bumi khatulistiwa. Banyak data
dan potensi sumber daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan
ketidakpedulian bangsa ini.
Sejak era reformasi, survei clan pemetaan laut yang dilakukan
pihak
asing semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi
pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias tidak memiliki i:zin dari pemerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. hrformasi tentang medan
laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingrn menguasai wilayah Indonesia.
Sebenamya negara telah me.miliki peraturan kerjasama intemasional
di bidang penelitian dan peneembangan, dengan adanya PP
(peraturan pemerintah) No 4L/2005, tentang perizinan kegiatan
penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Peraturan pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Peraturan
tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi
masyarakat, bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan penelitian pihak asing.
332
| 9 PeEp.hrilM$uiu Mas O.pan Maririm tndon€sta
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung
jawab, yaitu Kementerian Riset dan 1'eknologi, melalui tim yang
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Keamanan,
Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian lain yang
disesuaikan dengan misi riset.
Selain
iiu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementrian
Pertahanan dan Keamanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar
lewat, tetapi membavya data informasi kondisi laut Indonesia. |ika
tidak berhati-hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
9
Pe6EhtifMenuiu Ma* Depan Maririm lnOonesla
|
333
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Namun, pemerintah sendiri ddak konsekuen menjalankan peraturan
tersebut.Kondisi ini diperp:rrah dengan terjadinya benturan antar
peraturan yang ada. Sebagai contolL Undang-undang No 221200L
yang mengatur tentang mirryak dan gas. Aturan ini memberikan
peluang bagi pihak asing untuk melakukan kegiatan survei dan
pemetaan lepas pantai dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh
izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-pihak
yang berkepentingan, sepelti yang diatur peraturan sebelumnya.
Padahal, sudah sangat jelas bahwa Penggunaan peneliti dan kapal
asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak
Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Birokrasi yang rumit serta pa njangnya waktu untuk proses perizinan
inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra
kerja dan lembaga penjamin di hrdonesia) pemenang tender mencari
jalan pintas dengan cara me:ngambil celah-celah hukum agar survei
laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena
bagi mereka yang dipikirkan adalah benefit yang harus diperoleh'
Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan.
Perusahan penjamin PT Hugo Igor Energy misalnya mitra pelaksana
kegiatan survei migas lepas pantai asing yang beralamat di bilangan
Kuningan, lakarta ini lebih senang memuluskan kegiatan survei
melalui perizinan dari Dirjen Migas dibandingkan melalui Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemmhan). Padahal untuk
urusan survei laut yang menggunakan tenaga asing dan kapal asing diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari dm yang berada di bawah
Kemenristek sebelum akhimya memperoleh persetujuan Securi$
Cle ar ance dari Kemenhan.
Lahr, benarkah proses perizinan
di Direktorat Wilayah
Pertahanan
Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang dikeluhkan Para agen
334 | 9 PcEpeh[fMenuiu Mas
Depan Maritim
lndoesia
RISET LAUT ILEGAL
MARAK
pelaksana kegiatan. Seorang sumberyang tidak mau disebutkannamanya
mengatakan, untuk mengurus SC (Security Clearance) di Kemhan
hanya butuh waktu paiing lama tiga hari jika semua persyaratan, seperti
Diplomatic Clearance dari Kemenlu, PI(I(A (Permohonan Keagenan Kapal
Asirrg) dari Kemenhub, keurudahan Khusus Bermukim (Dahsuskim)
dari Imigrasi Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat Perizinan
peneliti Asing Kemenristek telah lengkap.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya
diwaspadai melihat peluang besar bocornya informasi data laut
Indonesia. Disebutkan surnber, bahwa kapal-kapal seismik (kapal
9 PeEpehtifMenuiu Ma6a Depan Martim l.donesia |
335
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
riset) bisa sangat leluasa menyaPu bersih informasi dasar laut
Lrdonesia. Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di
mana perusahaan tersebut memenangi tender.
Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Lrdonesia memegang Peranan
penting dalam jalur perdagangan dunia. Semakin meningkatrya
ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
tergantung pada minyakbttmi dan transportasi laut. Meningkatnya
kebutuhan minyak bumi rlibuktikan dengan semakin intensifnya
survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi
minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara Pun
menjadi terbuka dari segala arah dan rentan terhadap perkembangan
lingkungan, baik global, regional mauPun nasional.
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof lllahude,
keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia telah menjadi daya
tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir semua tipe
dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental sheloes,
continental , insular slope,basinlaut dalam, palung dan relung.
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan karakteristik alam
yang luar biasa, Indonesia memiliki sumber energi altematif laut
yang berlimpah. Ocean enery resources yang dimiliki L:rdonesia
bisa dibilang terbaik dan terbesar di dunia. NamurL uPaya dalam
mengembangkan energi alternatif ini belum dikaii secara serius.
ii
t.i
ii
it
Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki
Indonesia selama ini diperkirakan ti.ggul 25 tahun lagi. Selanjutnya
,i
336 | e nespetrtifuenuiu M$a
Depan Maridn
lndonEia
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
dari mana negara ini mendapatkan energi aitematif{awabannya
adalah ada di laut. Wilayah Indonesia sekitarT,T jutakilometer persegl
terdiri dari 25 persen terjtorial daratan ('1.,9 juta km2) dan 75 persen
adalah teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas laut tersebut, 2,8 jutal