PENTINGNYA ANAK USIA SD MEMAHAMI KARAKTE
PENTINGNYA ANAK USIA SD MEMAHAMI KARAKTER
BUDAYA LUHUR BANGSA INDONESIA
Disusun Oleh Mahasiswa PGSD Semester 1 Kelas B2:
Mohammad Fajar Makruf Winyam Dewanto
/ (178620600069)
Aniyah Hidayah
/ (178620600126)
PENDAHULUAN
Karakter budaya luhur bangsa indonesia merupakan karakter yang baik dengan
keramahtamaannya, disiplin, jujur dan berbudi pekerti luhur yang diunggulkan
dan dikenal oleh masyarakat luar negri. Mengapa pendidikan karakter budaya
luhur ini penting diterapkan di anak usia SD. Karena Pendidikan karakter itu
sangat penting dan dibutuhkan dalam rangka tumbuh dan berkembangnya anak
khusunya di masa-masa sekolah dasar. Karena pada masa-masa itu merupakan
usia-usia emas untuk mereka berkembang menjadi lebih baik dan menjadi pribadi
yang unggul. Orang tua dan guru berhak dan wajib mengarahkan anak didiknya
atau anaknya agar mereka menjadi anak yang dapat dibanggakan serta memiliki
karakter yang baik. Kita harus mencontohkan budi pekerti yang luhur terhadap
mereka.
Pendidikan karakter ini merupakan ciri khas atau kepribadian yang dimiliki
oleh setiap manusia atau individu untuk bagaimana mereka bertindak dalam setiap
waktu,tempat,suasana dan dimanapun dia berada. Didalam hal ini mereka dituntut
untuk bersikap dan berucap yang baik agar mereka dapat diterima dengan baik
dilingkungan masyarakat, teman dan kelurga, dengan pentingnya hal tersebut
diharapkan para guru generasi yang akan datang dapat mendidik murid mereka
dengan baik agar mereka memiliki karakter dan sifat-sifat yang baik. Sebelum kita
memahami karakter anak, tentu kita harus bisa mengetahui bagaimana anak itu
tumbuh dan berkembang dulu, dengan cara mengidentifikasi : dilingkungan
keluarga mana dia dibesarkan, sekolah dimana, bagaimana masyarakat
disekitarnya dan bagaimana guru mereka mendidik dan bagaimana teman-
temanya. Kalau kita sudah mengetahui itu semua baru kita sebagai calon guru
yang baik kita dapat menerapkan bagaimana pendidikan karakter yang cocok
untuk anak tersebut. Pendidikan karakter ini sangat penting dan harus
dibudayakan disetiap karakter anak generasi penerus bangsa agar mereka
mempunyai karakter yang baik dan dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki
sifat sifat yang baik juga. Pendidikan karakter bisa juga dikatakan sebagai
pendidikan akhlak dan budi pekerti luhur yang wajib dibiasakan dan diajarkan
pada siswa atau murid kita nanti.
Menurut al Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum ad Din “Pengertian akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dapat memunculkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
pemikiran” (Solihin dan Rosyid Anwar (2005). Akhlaq Tasawuf. Jakarta:
Nuansa. Halaman : 17 )
Pendidikan karakter atau akhlak ini harus ditanamkan dalam siswa SD karena
dapat memunculkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan pemikiran. Kita sebagai calon pendidik pada murid sekolah dasar
dan calon orang tua yang baik maka kita harus menerapkan dan mendidik anakanak kita, Hal-hal atau nilai pendidikan budaya dan karakter yang harus
diterapkan disekolah, di lingkungan keluarga dan masyarakat yaitu :
1. Norma sopan santun,
2. Tenggang rasa, 3. Tanggung jawab, 4. Disiplin,
5. Jujur, 6. Religius, 7. Kreatif.
1. NORMA SOPAN SANTUN
Sopan santun ini merupakan ciri khas dari budaya indonesia yang sudah
melekat sejak dulu kala dan masyarakat internasional sudah mengerti tentang
masyarakatnya yang memiliki budaya serta sopan santun yang baik terhadap
warganya atau wisatawan manca negara, oleh karena kita harus bisa mendidik dan
mengajarkan budaya sopan santun ini terhadap Siswa SD khususnya dan
umumnya generasi penerus bangsa ini. Dari hal ini anak-anak diharapkan
memiliki jiwa sopan santun dan harus dilaksanakan dan dibiasakan baik
dilingkungan keluarga, masyarakat dan ditempat mereka belajar baik disekolah
tempat ngaji,pondok dll. Sopan santun ini harus diterapkan dimana dia berada
disetiap tempat waktu dan dalam kondisi bagaimanapun.
“Sopan santun adalah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang
natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami.
Sopan umum dari sopan santun. Sikap santun yaitu baik, hormat,
tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang
benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa
saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita.” (A.Toto
Suryana (1997) Pendidikan Agama Islam. Cet. I: Bandung: Tiga Mutiara.
Halaman : 104)
Sopan santun merupakan budi pekerti atau akhlak yang baik yang harus
dimiliki oleh setiap siswa sekolah dasar. Mengapa sopan santun ini harus
diterapkan disekolah dasar karena budaya bangsa indonesia ini terkenal ramah
tamah dan memiliki sopan santun yang tinggi oleh karena itu kita harus bisa
mengajari siswa kita agar memiliki sopan dan santun seperti mereka harus berbuat
baik kepada sesama teman, hormat terhadap guru dan orang tua, tersenyum, dan
taat kepada suatu peraturan yang berlaku disekolah. Tentu kita sebagai calon
tenaga pendidik dan pengajar di sekolah dasar harus memiliki budi pekerti yang
baik dengan mencontohkan sopan santun terhadap murid kita, karena kita
merupakan calon guru yang baik dan teladan. Seandainya kita tidak memiliki
etika atau sopan santun yang baik, bagaimana dengan murid atau anak-anak kita
nanti pasti mereka akan meniru budi pekerti kita, Karena pepatah mengatakan
buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Jadi anak atau murid-murid kita akan
memiliki karakter yang hampir sama dengan apa yang mereka lihat, dengarkan,
yaitu hampir sama dengan karakter kita.
Jadi kita sebagai calon pendidik di sekolah dasar harus bisa membudayakan
sopan dan santun ini dalam setiap kegiatan yang ada disekolah baik di dalam kelas
maupun diluar kelas seperti mrngajarkan dan membiasakan siswa dengan cara
setiap bertemu dengan guru,ataupun teman mereka siswa diwajibkan bertegur
sapa dan mengucapkan salam. Dengan hal ini berarti sopan santun ini sangat perlu
dan wajib dibudayakan terhadap para siswa agar mereka memiliki karakter dan
berbudi pekerti luhur yang baik.
2. Tenggang Rasa
Tenggang rasa merupakan jiwa dan perasaan yang dimiliki seseorang atau
individu untuk menghargai dan menghormati pendapat, gagasan atau pemikiran
orang lain yang berbeda dengan kita. Pastilah kita didalam lingkungan sekolah
siswa banyak memiliki perbedaan. Dengan adanya perbedaan itulah membuat
hidup ini lebih berwarna dan lebih menarik. Karakter Tenggang rasa ini harus
dibudayakan didalam pendidikan Siswa SD.
“Tenggang rasa adalah seseorang yang selalu menjaga perasaan
orang lain dalam aktifitasnya sehari-hari” (Ahmadi, 2000 : 34).
Mengapa di dalam Pendidikan sekolah dasar perlu adanya pengembangan
dan pembiasaan tenggang rasa ini, pasti didalam sekolah atau kelas siswa itu ada
yang berbeda suku,ras dan budaya, maupun agama. Mereka harus bisa menerima
perbedaan itu oleh karena itu guru dan orang tua harus bisa menerapkan tenggang
rasa ini disetiap kegiatannya. Kita mungkin berbeda suku dan adat-istiadat dengan
orang lain.
“Sikap tenggang rasa dapat dilihat dari adanya saling menghargai
satu sama lain, menghindari sikap masa bodoh, tidak menggangu
orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, dalam bertutur kata
tidak menyinggung perasaan orang lain, selalu menjaga perasaan
orang lain dalam pergaulan dan sebagainya” Buku Pedoman
Umum Budi Pekerti (Depdikbud, 2001 : 29)
Cara mengajarkan kepada siswa dalam menjalin persahabatan masih tetap
dapat akrab dan berlanjut dengan melaksanakan sebagi berikut : Pertama, anakanak atau siswa diwajibkan untuk saling menghormati suku atau adat-istiadat
siswa, anak dilarang merendahkan teman yang lain Kedua, anak harus dapat
menerima perbedaan itu sebagai suatu hal yang memperkaya pengetahuan , makin
banyak mereka bergaul dengan orang atau siswa lain yang berbeda suku atau adat,
makin banyak juga pengetahuan yang mereka peroleh, misalnya, mengetahui
kebiasaan-kebiasaannya, tutur sapanya, bahasanya, dan lain-lainnya. Ketiga, anak
atau siwa diharapakan pandai rnenempatkan diri dalam menghadapi perbedaan
itu. Misalnya, teman yang satu mengundang teman yang lain untuk makan
dirumahnya agar terjalin persahabatan yang baik.
3. TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab itu harus diterapkan didalam setiap kegiatan individu
atau didalam setiap aktivitas di sekolah, keluarga mapun masyarakat, perlunya
pembiasaan tanggung jawab ini di lingkungan keluarga perlunya bimbingan dan
pengarahan dari orang tua juga tidak hanya dari dari sekolah saja, bimbingan dari
parenting perlu dilakukan. Contoh pembiasan tanggung jawab pada anak, pertama
dengan cara membereskan mainan mereka setelah mereka menggunakan
meskipun hal ini sepele tapi jika kita sebagai orang tua harus membiasakannya
setiap hari, agar para anak memiliki jiwa dan tanggung jawab , minimal tanggung
jawab kepada dirinya sendiri. Mengapa tanggung jawab ini penting dibiasakan
dan dibudayakan pada siswa sekolah dasar karena nilai tanggung jawab ini sangat
berpengaruh dan berdampak positif jika para siswa memilikinya contoh dalam hal
disekolah jika siswa diberikan pekerjaan rumah atau tugas, jika mereka memiliki
kesadaran dalam hal bertanggung jawab tanpa dikasih tahu atau diingatkan oleh
guru atau orang tuanya mereka langsung mengerjakannya dengan serius dan
benar, contoh jika mereka memiliki jiwa tanggung jawab mereka akan sekolah
yang baik lancar tanpa adanya permusuhan antara teman yang satu dengan teman
yang lain karena mereka sudah memiliki resa atau jiwa tanngung jawab terhadap
dirinya, hal ini sangat berpengaruh dan berperan penting terhadap kelangsungan
hidup para generasi bangsa. Jika mereka memiliki rasa kesadaran akan pentingnya
tanggung jawab ini, insyaalah mereka akan berperan penting didalam maju dan
berkembangnya bangsa indonesia nantinya, mereka akan disegani, dihormati,
disayangi dan dibutuhkan oleh banyak orang.
Kita sebagai calon pendidik dan calon orang tua yang baik dan bijaksana
manakalanya anak-anak kita nanti diajari dan dibudayakan serta dipupuk jiwa
tanggung jawab ini, agar karakter tanngung jawab ini dapat melekat terhadap
siswa dan para generasi penerus bangsa nanti bangsa yang kuat adalah bangsa
yang memiliki rasa cinta tanah air dengan cara bertanggung jawab atas apa yang
telah dipilih dan dilakukannya.
“Tanggung jawab merupakan Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.” (Pusat
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.2010)
4. DISIPLIN
Disiplin merupakan sebuah rasa taat dan patuh kepada nilai yang
dipercaya yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin yaitu patuh terhadap aturan
atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kata disiplin berasal dari bahasa
latin yaitu Discere yang berarti belajar. Berdasarkan kata tersebut, muncullah kata
Disciplina yang mempunyai arti pengajaran atau pelatihan. Dalam bahasa Inggris
disiplin yaitu Disciple yang memiliki arti pengikut atau murid.
“Disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan,
hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam
hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan unsur
pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat
menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.” (Suradinata
Ermaya
(1996)
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Bandung:Ramadan. Halaman : 150)
Mengapa disiplin itu penting diterapkan karena didalam pembentukkan
karakter disiplin ini perlu adanya suatu proses tidak bisa instan proses itu
dilakukan denngan adanya pembiasaan dan penerapan bagi siswa. Penerapan
disiplin pada siswa ini harus dibiasakan baik disekolah dengan cara menuntut
siswa agar mereka disiplin dalam hal berpakaian, disiplin waktu berangkat
sekolah, disiplin dalam hal pengumpulan pekerjaan rumah dsb, dari hal yang kecil
maka kita sebagai guru harus bisa menerapkan hal ini agar para siswa memiliki
jiwa kedisiplinan yang baik serta memiliki karakter yang kuat dan tangguh karena
disiplin merupakan unsur pengikat,unsur integrasi dan merupan unsur yang dapat
menggairahkan kerja. Jadi kita harus bisa mencontohkan karakter disiplin ini pada
para siswa agar mereka juga bisa mencontohnya, murid tidak akan mau disiplin
jika gurunya saja tidak memiliki jiwa disiplin ini, guru juga harus mempunyai
jiwa disiplin ini dengan cara memakai pakaian yang rapi dan sopan saat mengajar
dan datang tepat waktu kesekolah atau saat mau mengajar dikelas. Dengan jiwa
disiplin ini diharapkan para siswa dapat menerapkannya baik dilingkungan
keluarga masyarakat maupun dimana mereka berada, jika siswa sudah memiliki
jiwa disiplin didalam kepribadiannya mereka akan menjadi pribadi yang baik.
Kita sebagai calon pendidik maka kita harus bisa membuat peraturan dan tata
tertib agar para siswa taat terhadap peraturan dan tata tertib itu , tata tertib dan
kepatuhan yang terjadi ini diharapkan para siswa memiki kesadaran yang muncul
dari dalam hatinya jika mereka semua sudah tertib berati mereka juga disiplin.
Penerapan disiplin ini harus diterapkan pada siswa tidak harus sekolah juga harus
diterapkan di keluarga, orang tua harus juga berperan penting didalam mendidik
anaknya dengan pembiasaan karakter disiplin ini.
5. JUJUR
Jujur merupakan sikap,nilai luhur atau budi pekerti luhur yang baik. Yang
sekarang pada generasi muda khususnya pada anak usia sekolah dasar budaya
kejujuran sudah mulai luntur. Sekarang mencari orang yang jujur itu sulit,
kejujuran sendiri berarti antara ucapan perilaku dan tindakan itu sama. Mengapa
anak usia Sekolah Dasar perlu diajari sikap kejujuran ini karena mereka harus
didik dan dibina mulai dari kecil kalau dia nanti sudah besar dia akan menjadi
pribadi dan insan yang baik mereka akan dibutuhkan dan disegenai didalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, generasi yang memiliki
kejujuran adalah generasi bangsa yang hebat,berkualitas jika para generasi
penerus bangsa ini memiliki kejujuran maka indonesia kedepan akan menjadi
negara yang maju dan memiliki pemerintah yang adil,makmur dan tanpa korupsi.
“Kejujuran didefinisikan sebagai sebuah nilai karena perilaku
menguntungkan baik bagi yang mempraktikkan maupun bagi
orang lain yang terkena akibatnya.” (Abdul Majid dan Dian
Andayani (2011) Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung:Remaja Rosdakarya. Halaman: 42)
Bagaimana cara kita mendidik dan mengajarkan kejujuran pada anakanak: 1. Mengajarkan anak-anak atau siswa didalam mengerjakan soal
ulangan,uts,uas dan unas serta didalam mengerjakan tugas mereka harus jujur
dengan cara mengerjakan sendiri tanpa mencontek atau yang lain sebagainya.
2. Dengan cara adanya pendekatan secara intensif antara guru dan siswa. Budaya
jujur harus ditererapkan tidak hanya disekolah saja , anak harus menerapkan
didalam lingkungan keluarga, jadi peranan orang tua didalam mengembangkan
sikap dan karakter jujur ini sangat dibutuhkan, jadi tidak hanya guru saja yang
dituntut untuk menjadikan siswanya memiliki karakter jujur tapi peranan orang
tua disini juga sangat berpengaruh, contoh orang tua harus adanya pendekatan
terhadap anaknya dengan cara menanyakan bagaimana tadi disekolah? Diajari apa
saja oleh pak guru,atau bu guru, apakah ada pr atau tidak? Orang tua juga harus
memiliki pendekatan terhadap anak agar para anak juga sayang dan terbuka
terhadap orang tuanya, didalam hal ini tidak langsung otomatis instan begitu saja,
perlu adanya proses didalam membentuk karakter dan pribadi jujur ini terhadap
anak. Kesimpulannya kejujuran ini sangat penting untuk diterapkan didalam
karakter dan pribadi di setiap anak generasi bangsa karena kejujuran adalah hal
yang harus ada disetiap insan karena jujur adalah dapat dipercaya antara ucapan
tingkah laku dan perbuatan itu sama, anak atau orang yang memiki karakter jujur
akan disegenani dan dicintai oleh banyak orang.
“Para pendidik harus selalu memegang asas kejujuran sehingga
dalam segala ucapan dan tingkah laku, mereka selalu menekankan
kejujuran dan senantiasa memperingatkan bahwa kejujuran
merupakan karakter yang harus dimiliki oleh orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, sebab tujuan pendidikan
islam adalah menjadikan manusia sebagai hamba Allah yang
sepenuhnya taat kepada agama-Nya.” (Muhammad Thalib (2001)
Seni dan Sikap Islami Mendidik Anak. Bandung: Irsyad Baitus
Salam. Halaman :75-76)
6. RELIGIUS
Religius merupakan karakter yang yang harus diterapkan pada siswa
karena religius ini adalah pendekatan seseorang terhadap penciptanya. Orang
islam mendekatkan diri kepada allah swt dengan cara beribadah shalat,zakat,infaq
dan shadah dsb. Hal ini perlu dan pentingnya siswa untuk melakukan semua itu
untuk siswa yang beragama islam meraka harus melakukan hal diatas.
“Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat atau patuh
dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,serta selalu
menjalin kerukunan hidup antar pemeluk agama lain.”
(T.Ramli : 2003)
Bagaimana cara membiasakan hal ini pada anak-anak atau siswa?
Cara yang dilakukan adalah mereka harus diajak untuk pembiasaan shalat 5 waktu
dengan tepat waktu, disekolah anak harus shalat dhuhur dan ahar disekolah dan
untuk shalat maghrib,isya dan shubuh orang tua harus membiasakannya. Kedua
zakat infaq dan shadaqah anak atau siswa diajari untuk mengenal lingkungannya
dan memperhatikannya bahwa mereka harus bersyukur atas apa yang dimilikinya
sekarang, bahwa diluar sana banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah dsb, oleh
karena itu guru dan para orang tua harus mendidik anaknya dengan cara
memberikan uang dana atau bantuan terhadap terhadap mereka yang
membutuhkan. Dengan cara inilah jiwa dan karakter anak yang religius itu dapat
terbentuk dan terpupuk. Kesimpulannya penting dan perlunya pembiasaan
karakter religius ini terhadap para siswa dan generasi penerus bangsa ini, dengan
cara beribadah yang baik dan benar serta memiliki jiwa toleran terhadap agama
lain.
“Karakter adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
melakukan pertimbangan fikiran. Hal ini dilakukan dengan
penanaman nilai-nilai etis religius melalui keteladanan dari
keluarga, sekolah dan masyarakat, penguatan pengamalan
peribadatan, pembacaan dan penghayatan kitab suci Al-Qur’an,
penciptaan lingkungan baik fisik maupun sosial yang kondusif.
Apabila spiritualitas anak sudah tertata, maka akan lebih mudah
untuk menata aspek-aspek kepribadian lainnya. Maksudnya, kalau
kecerdasan spiritual anak berhasil ditingkatkan, secara otomatis
akan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan lainnya seperti
kecerdasan emosional (emotional quotient), kecerdasan
memecahkan masalah (adversity quotient) dan kecerdasan
intelektual (intellectual quotient). Inilah sebenarnya kunci
mengapa aktifitas pendidikan yang berbasis agama lebih banyak
berhasil dalam membentuk kepribadian anak.”
(Iman Ghazali (2001) Ahlak Nurkarimah. Halaman : 37)
7. KREATIF
Kreatif merupakan bagaimana cara anak dalam berkarya dan menciptakan
hal yang baru. Jiwa atau karakter kreatif ini perlu dikembangkan dan dipupuk oleh
guru kepada siswanya. Bagaimna cara pengembangan karakter kreatif ini pada
siswa? Sebelum kita mengetahui caranya kita harus bisa mengetahuai bagaimana
ciri atau syarat anak atau murid itu bisa kreatif. Syarat anak-anak bisa menjadi
kreatif: 1. Menyukai penelahan,pencermatan dan penelitian, 2. Banyak
menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat, 3. Banyak membaca, 4. Selalu
memberdayakan kemampuan berkreasi, 5. Kerja keras dan cerdas, 6. Usaha yang
diiringi dengan kesabaran dan kontinuitas, 7. Banyak mencari tahu, 8. Banyak
berkarya, 9. Banyak berlatih.
“Kreatif merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.”
(Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010)
Kreatif ini perlu dikembangkan dan diterapkan mulai dari anak kecil
hingga dewasa agar mereka memiliki jiwa kreativitas yang tinggi, sekarang
banyak siswa yang kurang memiiliki kreativitas akibatnya mereka kalah saing
dengan warga dan bangsa dari luar negri, kita sebagai calon pendidik dan calon
orang tua seharusnya kita dapat mengembangkan dan kreativitas pada anak-anak
dengan cara sebagai berikut.
Pengembangan jiwa kreatif
pada anak-anak adalah dengan aktivitas-aktivitas
sebagai berikut:
1.Melakukan berbagai macam interaksi, 2. Menghadirkan pengetahuanpengetahuan masa lampau, 3. Menggunakan pengetahuan dengan cara dan
langkah yang baru, 4. Dapat menguji pengetahuan dan pemahaman yang baru, 5.
Menyusun dan merangkai pengetahuan yang ada di alam raya ini, 6. Dapat
berpikir fleksibel, 7. Dapat bermain dengan alat-alat dan pemikiran, 8. Dapat
menciptakan sesuatu yang baru dan dluar dari kebiasaan, 9. Mampu mengatasi
permasalahan dan hambatan, 10. Peka terhadap lingkungan dan disekitarnya.
KESIMPULAN
Dari 7 karakter yang harus dikembangkan dan dimiliki oleh para anak-anak
sekolah dasar: 1. Norma sopan santun, 2. Tenggang rasa, 3. Tanggung jawab, 4.
Disiplin, 5. Jujur, 6. Religius, 7. Kreatif. Semua ini tidak akan berjalan atau
berkembang tanpa adanya peran dan dukungan penuh dari kedua orang tua siswa.
Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat
dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya.
Orang tua harus juga
bertanggung jawab terhadap tumbuh dan berkembangnya anak agar anak menjadi
pribadi yang ihsan dan memiliki jiwa dan karakter yang baik.
Menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab orang
tua antara lain :
1.Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2.Memelihara kesehatan anak.
3.Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4.Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial,
mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak
kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan
berpendapat sesuai dengan usia anak.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Solihin dan Rosyid Anwar (2005) Akhlaq Tasawuf. Jakarta: Nuansa.
2. A. Toto Suryana (1997) Pendidikan Agama Islam. Cet I. Bandung: Tiga
Mutiara.
3. Ahmadi (2000)
4. Depdikbud (2001) Buku Pedoman Umum Budi Pekerti.
5. Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2010) Bahan
Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai
Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
6. Suradinata Ermaya (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung:Ramadhan)
7. Abdul Majid dan Dian Andayani (2011) Pendidikan Karakter
Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
8. Muhammad Thalib (2001) Seni dan Sikap Islami Mendidik Anak.
Bandung: Irsyad Baitus Salam.
9. T.Ramli (2003)
10. Iman Ghazali (2001) Ahlak Nurkarimah.
11. Sri Sugiharti (2005)
BUDAYA LUHUR BANGSA INDONESIA
Disusun Oleh Mahasiswa PGSD Semester 1 Kelas B2:
Mohammad Fajar Makruf Winyam Dewanto
/ (178620600069)
Aniyah Hidayah
/ (178620600126)
PENDAHULUAN
Karakter budaya luhur bangsa indonesia merupakan karakter yang baik dengan
keramahtamaannya, disiplin, jujur dan berbudi pekerti luhur yang diunggulkan
dan dikenal oleh masyarakat luar negri. Mengapa pendidikan karakter budaya
luhur ini penting diterapkan di anak usia SD. Karena Pendidikan karakter itu
sangat penting dan dibutuhkan dalam rangka tumbuh dan berkembangnya anak
khusunya di masa-masa sekolah dasar. Karena pada masa-masa itu merupakan
usia-usia emas untuk mereka berkembang menjadi lebih baik dan menjadi pribadi
yang unggul. Orang tua dan guru berhak dan wajib mengarahkan anak didiknya
atau anaknya agar mereka menjadi anak yang dapat dibanggakan serta memiliki
karakter yang baik. Kita harus mencontohkan budi pekerti yang luhur terhadap
mereka.
Pendidikan karakter ini merupakan ciri khas atau kepribadian yang dimiliki
oleh setiap manusia atau individu untuk bagaimana mereka bertindak dalam setiap
waktu,tempat,suasana dan dimanapun dia berada. Didalam hal ini mereka dituntut
untuk bersikap dan berucap yang baik agar mereka dapat diterima dengan baik
dilingkungan masyarakat, teman dan kelurga, dengan pentingnya hal tersebut
diharapkan para guru generasi yang akan datang dapat mendidik murid mereka
dengan baik agar mereka memiliki karakter dan sifat-sifat yang baik. Sebelum kita
memahami karakter anak, tentu kita harus bisa mengetahui bagaimana anak itu
tumbuh dan berkembang dulu, dengan cara mengidentifikasi : dilingkungan
keluarga mana dia dibesarkan, sekolah dimana, bagaimana masyarakat
disekitarnya dan bagaimana guru mereka mendidik dan bagaimana teman-
temanya. Kalau kita sudah mengetahui itu semua baru kita sebagai calon guru
yang baik kita dapat menerapkan bagaimana pendidikan karakter yang cocok
untuk anak tersebut. Pendidikan karakter ini sangat penting dan harus
dibudayakan disetiap karakter anak generasi penerus bangsa agar mereka
mempunyai karakter yang baik dan dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki
sifat sifat yang baik juga. Pendidikan karakter bisa juga dikatakan sebagai
pendidikan akhlak dan budi pekerti luhur yang wajib dibiasakan dan diajarkan
pada siswa atau murid kita nanti.
Menurut al Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum ad Din “Pengertian akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dapat memunculkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
pemikiran” (Solihin dan Rosyid Anwar (2005). Akhlaq Tasawuf. Jakarta:
Nuansa. Halaman : 17 )
Pendidikan karakter atau akhlak ini harus ditanamkan dalam siswa SD karena
dapat memunculkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan pemikiran. Kita sebagai calon pendidik pada murid sekolah dasar
dan calon orang tua yang baik maka kita harus menerapkan dan mendidik anakanak kita, Hal-hal atau nilai pendidikan budaya dan karakter yang harus
diterapkan disekolah, di lingkungan keluarga dan masyarakat yaitu :
1. Norma sopan santun,
2. Tenggang rasa, 3. Tanggung jawab, 4. Disiplin,
5. Jujur, 6. Religius, 7. Kreatif.
1. NORMA SOPAN SANTUN
Sopan santun ini merupakan ciri khas dari budaya indonesia yang sudah
melekat sejak dulu kala dan masyarakat internasional sudah mengerti tentang
masyarakatnya yang memiliki budaya serta sopan santun yang baik terhadap
warganya atau wisatawan manca negara, oleh karena kita harus bisa mendidik dan
mengajarkan budaya sopan santun ini terhadap Siswa SD khususnya dan
umumnya generasi penerus bangsa ini. Dari hal ini anak-anak diharapkan
memiliki jiwa sopan santun dan harus dilaksanakan dan dibiasakan baik
dilingkungan keluarga, masyarakat dan ditempat mereka belajar baik disekolah
tempat ngaji,pondok dll. Sopan santun ini harus diterapkan dimana dia berada
disetiap tempat waktu dan dalam kondisi bagaimanapun.
“Sopan santun adalah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang
natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami.
Sopan umum dari sopan santun. Sikap santun yaitu baik, hormat,
tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang
benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa
saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita.” (A.Toto
Suryana (1997) Pendidikan Agama Islam. Cet. I: Bandung: Tiga Mutiara.
Halaman : 104)
Sopan santun merupakan budi pekerti atau akhlak yang baik yang harus
dimiliki oleh setiap siswa sekolah dasar. Mengapa sopan santun ini harus
diterapkan disekolah dasar karena budaya bangsa indonesia ini terkenal ramah
tamah dan memiliki sopan santun yang tinggi oleh karena itu kita harus bisa
mengajari siswa kita agar memiliki sopan dan santun seperti mereka harus berbuat
baik kepada sesama teman, hormat terhadap guru dan orang tua, tersenyum, dan
taat kepada suatu peraturan yang berlaku disekolah. Tentu kita sebagai calon
tenaga pendidik dan pengajar di sekolah dasar harus memiliki budi pekerti yang
baik dengan mencontohkan sopan santun terhadap murid kita, karena kita
merupakan calon guru yang baik dan teladan. Seandainya kita tidak memiliki
etika atau sopan santun yang baik, bagaimana dengan murid atau anak-anak kita
nanti pasti mereka akan meniru budi pekerti kita, Karena pepatah mengatakan
buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Jadi anak atau murid-murid kita akan
memiliki karakter yang hampir sama dengan apa yang mereka lihat, dengarkan,
yaitu hampir sama dengan karakter kita.
Jadi kita sebagai calon pendidik di sekolah dasar harus bisa membudayakan
sopan dan santun ini dalam setiap kegiatan yang ada disekolah baik di dalam kelas
maupun diluar kelas seperti mrngajarkan dan membiasakan siswa dengan cara
setiap bertemu dengan guru,ataupun teman mereka siswa diwajibkan bertegur
sapa dan mengucapkan salam. Dengan hal ini berarti sopan santun ini sangat perlu
dan wajib dibudayakan terhadap para siswa agar mereka memiliki karakter dan
berbudi pekerti luhur yang baik.
2. Tenggang Rasa
Tenggang rasa merupakan jiwa dan perasaan yang dimiliki seseorang atau
individu untuk menghargai dan menghormati pendapat, gagasan atau pemikiran
orang lain yang berbeda dengan kita. Pastilah kita didalam lingkungan sekolah
siswa banyak memiliki perbedaan. Dengan adanya perbedaan itulah membuat
hidup ini lebih berwarna dan lebih menarik. Karakter Tenggang rasa ini harus
dibudayakan didalam pendidikan Siswa SD.
“Tenggang rasa adalah seseorang yang selalu menjaga perasaan
orang lain dalam aktifitasnya sehari-hari” (Ahmadi, 2000 : 34).
Mengapa di dalam Pendidikan sekolah dasar perlu adanya pengembangan
dan pembiasaan tenggang rasa ini, pasti didalam sekolah atau kelas siswa itu ada
yang berbeda suku,ras dan budaya, maupun agama. Mereka harus bisa menerima
perbedaan itu oleh karena itu guru dan orang tua harus bisa menerapkan tenggang
rasa ini disetiap kegiatannya. Kita mungkin berbeda suku dan adat-istiadat dengan
orang lain.
“Sikap tenggang rasa dapat dilihat dari adanya saling menghargai
satu sama lain, menghindari sikap masa bodoh, tidak menggangu
orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, dalam bertutur kata
tidak menyinggung perasaan orang lain, selalu menjaga perasaan
orang lain dalam pergaulan dan sebagainya” Buku Pedoman
Umum Budi Pekerti (Depdikbud, 2001 : 29)
Cara mengajarkan kepada siswa dalam menjalin persahabatan masih tetap
dapat akrab dan berlanjut dengan melaksanakan sebagi berikut : Pertama, anakanak atau siswa diwajibkan untuk saling menghormati suku atau adat-istiadat
siswa, anak dilarang merendahkan teman yang lain Kedua, anak harus dapat
menerima perbedaan itu sebagai suatu hal yang memperkaya pengetahuan , makin
banyak mereka bergaul dengan orang atau siswa lain yang berbeda suku atau adat,
makin banyak juga pengetahuan yang mereka peroleh, misalnya, mengetahui
kebiasaan-kebiasaannya, tutur sapanya, bahasanya, dan lain-lainnya. Ketiga, anak
atau siwa diharapakan pandai rnenempatkan diri dalam menghadapi perbedaan
itu. Misalnya, teman yang satu mengundang teman yang lain untuk makan
dirumahnya agar terjalin persahabatan yang baik.
3. TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab itu harus diterapkan didalam setiap kegiatan individu
atau didalam setiap aktivitas di sekolah, keluarga mapun masyarakat, perlunya
pembiasaan tanggung jawab ini di lingkungan keluarga perlunya bimbingan dan
pengarahan dari orang tua juga tidak hanya dari dari sekolah saja, bimbingan dari
parenting perlu dilakukan. Contoh pembiasan tanggung jawab pada anak, pertama
dengan cara membereskan mainan mereka setelah mereka menggunakan
meskipun hal ini sepele tapi jika kita sebagai orang tua harus membiasakannya
setiap hari, agar para anak memiliki jiwa dan tanggung jawab , minimal tanggung
jawab kepada dirinya sendiri. Mengapa tanggung jawab ini penting dibiasakan
dan dibudayakan pada siswa sekolah dasar karena nilai tanggung jawab ini sangat
berpengaruh dan berdampak positif jika para siswa memilikinya contoh dalam hal
disekolah jika siswa diberikan pekerjaan rumah atau tugas, jika mereka memiliki
kesadaran dalam hal bertanggung jawab tanpa dikasih tahu atau diingatkan oleh
guru atau orang tuanya mereka langsung mengerjakannya dengan serius dan
benar, contoh jika mereka memiliki jiwa tanggung jawab mereka akan sekolah
yang baik lancar tanpa adanya permusuhan antara teman yang satu dengan teman
yang lain karena mereka sudah memiliki resa atau jiwa tanngung jawab terhadap
dirinya, hal ini sangat berpengaruh dan berperan penting terhadap kelangsungan
hidup para generasi bangsa. Jika mereka memiliki rasa kesadaran akan pentingnya
tanggung jawab ini, insyaalah mereka akan berperan penting didalam maju dan
berkembangnya bangsa indonesia nantinya, mereka akan disegani, dihormati,
disayangi dan dibutuhkan oleh banyak orang.
Kita sebagai calon pendidik dan calon orang tua yang baik dan bijaksana
manakalanya anak-anak kita nanti diajari dan dibudayakan serta dipupuk jiwa
tanggung jawab ini, agar karakter tanngung jawab ini dapat melekat terhadap
siswa dan para generasi penerus bangsa nanti bangsa yang kuat adalah bangsa
yang memiliki rasa cinta tanah air dengan cara bertanggung jawab atas apa yang
telah dipilih dan dilakukannya.
“Tanggung jawab merupakan Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.” (Pusat
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.2010)
4. DISIPLIN
Disiplin merupakan sebuah rasa taat dan patuh kepada nilai yang
dipercaya yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin yaitu patuh terhadap aturan
atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kata disiplin berasal dari bahasa
latin yaitu Discere yang berarti belajar. Berdasarkan kata tersebut, muncullah kata
Disciplina yang mempunyai arti pengajaran atau pelatihan. Dalam bahasa Inggris
disiplin yaitu Disciple yang memiliki arti pengikut atau murid.
“Disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan,
hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam
hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan unsur
pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat
menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.” (Suradinata
Ermaya
(1996)
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Bandung:Ramadan. Halaman : 150)
Mengapa disiplin itu penting diterapkan karena didalam pembentukkan
karakter disiplin ini perlu adanya suatu proses tidak bisa instan proses itu
dilakukan denngan adanya pembiasaan dan penerapan bagi siswa. Penerapan
disiplin pada siswa ini harus dibiasakan baik disekolah dengan cara menuntut
siswa agar mereka disiplin dalam hal berpakaian, disiplin waktu berangkat
sekolah, disiplin dalam hal pengumpulan pekerjaan rumah dsb, dari hal yang kecil
maka kita sebagai guru harus bisa menerapkan hal ini agar para siswa memiliki
jiwa kedisiplinan yang baik serta memiliki karakter yang kuat dan tangguh karena
disiplin merupakan unsur pengikat,unsur integrasi dan merupan unsur yang dapat
menggairahkan kerja. Jadi kita harus bisa mencontohkan karakter disiplin ini pada
para siswa agar mereka juga bisa mencontohnya, murid tidak akan mau disiplin
jika gurunya saja tidak memiliki jiwa disiplin ini, guru juga harus mempunyai
jiwa disiplin ini dengan cara memakai pakaian yang rapi dan sopan saat mengajar
dan datang tepat waktu kesekolah atau saat mau mengajar dikelas. Dengan jiwa
disiplin ini diharapkan para siswa dapat menerapkannya baik dilingkungan
keluarga masyarakat maupun dimana mereka berada, jika siswa sudah memiliki
jiwa disiplin didalam kepribadiannya mereka akan menjadi pribadi yang baik.
Kita sebagai calon pendidik maka kita harus bisa membuat peraturan dan tata
tertib agar para siswa taat terhadap peraturan dan tata tertib itu , tata tertib dan
kepatuhan yang terjadi ini diharapkan para siswa memiki kesadaran yang muncul
dari dalam hatinya jika mereka semua sudah tertib berati mereka juga disiplin.
Penerapan disiplin ini harus diterapkan pada siswa tidak harus sekolah juga harus
diterapkan di keluarga, orang tua harus juga berperan penting didalam mendidik
anaknya dengan pembiasaan karakter disiplin ini.
5. JUJUR
Jujur merupakan sikap,nilai luhur atau budi pekerti luhur yang baik. Yang
sekarang pada generasi muda khususnya pada anak usia sekolah dasar budaya
kejujuran sudah mulai luntur. Sekarang mencari orang yang jujur itu sulit,
kejujuran sendiri berarti antara ucapan perilaku dan tindakan itu sama. Mengapa
anak usia Sekolah Dasar perlu diajari sikap kejujuran ini karena mereka harus
didik dan dibina mulai dari kecil kalau dia nanti sudah besar dia akan menjadi
pribadi dan insan yang baik mereka akan dibutuhkan dan disegenai didalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, generasi yang memiliki
kejujuran adalah generasi bangsa yang hebat,berkualitas jika para generasi
penerus bangsa ini memiliki kejujuran maka indonesia kedepan akan menjadi
negara yang maju dan memiliki pemerintah yang adil,makmur dan tanpa korupsi.
“Kejujuran didefinisikan sebagai sebuah nilai karena perilaku
menguntungkan baik bagi yang mempraktikkan maupun bagi
orang lain yang terkena akibatnya.” (Abdul Majid dan Dian
Andayani (2011) Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung:Remaja Rosdakarya. Halaman: 42)
Bagaimana cara kita mendidik dan mengajarkan kejujuran pada anakanak: 1. Mengajarkan anak-anak atau siswa didalam mengerjakan soal
ulangan,uts,uas dan unas serta didalam mengerjakan tugas mereka harus jujur
dengan cara mengerjakan sendiri tanpa mencontek atau yang lain sebagainya.
2. Dengan cara adanya pendekatan secara intensif antara guru dan siswa. Budaya
jujur harus ditererapkan tidak hanya disekolah saja , anak harus menerapkan
didalam lingkungan keluarga, jadi peranan orang tua didalam mengembangkan
sikap dan karakter jujur ini sangat dibutuhkan, jadi tidak hanya guru saja yang
dituntut untuk menjadikan siswanya memiliki karakter jujur tapi peranan orang
tua disini juga sangat berpengaruh, contoh orang tua harus adanya pendekatan
terhadap anaknya dengan cara menanyakan bagaimana tadi disekolah? Diajari apa
saja oleh pak guru,atau bu guru, apakah ada pr atau tidak? Orang tua juga harus
memiliki pendekatan terhadap anak agar para anak juga sayang dan terbuka
terhadap orang tuanya, didalam hal ini tidak langsung otomatis instan begitu saja,
perlu adanya proses didalam membentuk karakter dan pribadi jujur ini terhadap
anak. Kesimpulannya kejujuran ini sangat penting untuk diterapkan didalam
karakter dan pribadi di setiap anak generasi bangsa karena kejujuran adalah hal
yang harus ada disetiap insan karena jujur adalah dapat dipercaya antara ucapan
tingkah laku dan perbuatan itu sama, anak atau orang yang memiki karakter jujur
akan disegenani dan dicintai oleh banyak orang.
“Para pendidik harus selalu memegang asas kejujuran sehingga
dalam segala ucapan dan tingkah laku, mereka selalu menekankan
kejujuran dan senantiasa memperingatkan bahwa kejujuran
merupakan karakter yang harus dimiliki oleh orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, sebab tujuan pendidikan
islam adalah menjadikan manusia sebagai hamba Allah yang
sepenuhnya taat kepada agama-Nya.” (Muhammad Thalib (2001)
Seni dan Sikap Islami Mendidik Anak. Bandung: Irsyad Baitus
Salam. Halaman :75-76)
6. RELIGIUS
Religius merupakan karakter yang yang harus diterapkan pada siswa
karena religius ini adalah pendekatan seseorang terhadap penciptanya. Orang
islam mendekatkan diri kepada allah swt dengan cara beribadah shalat,zakat,infaq
dan shadah dsb. Hal ini perlu dan pentingnya siswa untuk melakukan semua itu
untuk siswa yang beragama islam meraka harus melakukan hal diatas.
“Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat atau patuh
dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,serta selalu
menjalin kerukunan hidup antar pemeluk agama lain.”
(T.Ramli : 2003)
Bagaimana cara membiasakan hal ini pada anak-anak atau siswa?
Cara yang dilakukan adalah mereka harus diajak untuk pembiasaan shalat 5 waktu
dengan tepat waktu, disekolah anak harus shalat dhuhur dan ahar disekolah dan
untuk shalat maghrib,isya dan shubuh orang tua harus membiasakannya. Kedua
zakat infaq dan shadaqah anak atau siswa diajari untuk mengenal lingkungannya
dan memperhatikannya bahwa mereka harus bersyukur atas apa yang dimilikinya
sekarang, bahwa diluar sana banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah dsb, oleh
karena itu guru dan para orang tua harus mendidik anaknya dengan cara
memberikan uang dana atau bantuan terhadap terhadap mereka yang
membutuhkan. Dengan cara inilah jiwa dan karakter anak yang religius itu dapat
terbentuk dan terpupuk. Kesimpulannya penting dan perlunya pembiasaan
karakter religius ini terhadap para siswa dan generasi penerus bangsa ini, dengan
cara beribadah yang baik dan benar serta memiliki jiwa toleran terhadap agama
lain.
“Karakter adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
melakukan pertimbangan fikiran. Hal ini dilakukan dengan
penanaman nilai-nilai etis religius melalui keteladanan dari
keluarga, sekolah dan masyarakat, penguatan pengamalan
peribadatan, pembacaan dan penghayatan kitab suci Al-Qur’an,
penciptaan lingkungan baik fisik maupun sosial yang kondusif.
Apabila spiritualitas anak sudah tertata, maka akan lebih mudah
untuk menata aspek-aspek kepribadian lainnya. Maksudnya, kalau
kecerdasan spiritual anak berhasil ditingkatkan, secara otomatis
akan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan lainnya seperti
kecerdasan emosional (emotional quotient), kecerdasan
memecahkan masalah (adversity quotient) dan kecerdasan
intelektual (intellectual quotient). Inilah sebenarnya kunci
mengapa aktifitas pendidikan yang berbasis agama lebih banyak
berhasil dalam membentuk kepribadian anak.”
(Iman Ghazali (2001) Ahlak Nurkarimah. Halaman : 37)
7. KREATIF
Kreatif merupakan bagaimana cara anak dalam berkarya dan menciptakan
hal yang baru. Jiwa atau karakter kreatif ini perlu dikembangkan dan dipupuk oleh
guru kepada siswanya. Bagaimna cara pengembangan karakter kreatif ini pada
siswa? Sebelum kita mengetahui caranya kita harus bisa mengetahuai bagaimana
ciri atau syarat anak atau murid itu bisa kreatif. Syarat anak-anak bisa menjadi
kreatif: 1. Menyukai penelahan,pencermatan dan penelitian, 2. Banyak
menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat, 3. Banyak membaca, 4. Selalu
memberdayakan kemampuan berkreasi, 5. Kerja keras dan cerdas, 6. Usaha yang
diiringi dengan kesabaran dan kontinuitas, 7. Banyak mencari tahu, 8. Banyak
berkarya, 9. Banyak berlatih.
“Kreatif merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.”
(Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010)
Kreatif ini perlu dikembangkan dan diterapkan mulai dari anak kecil
hingga dewasa agar mereka memiliki jiwa kreativitas yang tinggi, sekarang
banyak siswa yang kurang memiiliki kreativitas akibatnya mereka kalah saing
dengan warga dan bangsa dari luar negri, kita sebagai calon pendidik dan calon
orang tua seharusnya kita dapat mengembangkan dan kreativitas pada anak-anak
dengan cara sebagai berikut.
Pengembangan jiwa kreatif
pada anak-anak adalah dengan aktivitas-aktivitas
sebagai berikut:
1.Melakukan berbagai macam interaksi, 2. Menghadirkan pengetahuanpengetahuan masa lampau, 3. Menggunakan pengetahuan dengan cara dan
langkah yang baru, 4. Dapat menguji pengetahuan dan pemahaman yang baru, 5.
Menyusun dan merangkai pengetahuan yang ada di alam raya ini, 6. Dapat
berpikir fleksibel, 7. Dapat bermain dengan alat-alat dan pemikiran, 8. Dapat
menciptakan sesuatu yang baru dan dluar dari kebiasaan, 9. Mampu mengatasi
permasalahan dan hambatan, 10. Peka terhadap lingkungan dan disekitarnya.
KESIMPULAN
Dari 7 karakter yang harus dikembangkan dan dimiliki oleh para anak-anak
sekolah dasar: 1. Norma sopan santun, 2. Tenggang rasa, 3. Tanggung jawab, 4.
Disiplin, 5. Jujur, 6. Religius, 7. Kreatif. Semua ini tidak akan berjalan atau
berkembang tanpa adanya peran dan dukungan penuh dari kedua orang tua siswa.
Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat
dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya.
Orang tua harus juga
bertanggung jawab terhadap tumbuh dan berkembangnya anak agar anak menjadi
pribadi yang ihsan dan memiliki jiwa dan karakter yang baik.
Menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab orang
tua antara lain :
1.Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2.Memelihara kesehatan anak.
3.Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4.Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial,
mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak
kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan
berpendapat sesuai dengan usia anak.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Solihin dan Rosyid Anwar (2005) Akhlaq Tasawuf. Jakarta: Nuansa.
2. A. Toto Suryana (1997) Pendidikan Agama Islam. Cet I. Bandung: Tiga
Mutiara.
3. Ahmadi (2000)
4. Depdikbud (2001) Buku Pedoman Umum Budi Pekerti.
5. Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2010) Bahan
Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai
Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
6. Suradinata Ermaya (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung:Ramadhan)
7. Abdul Majid dan Dian Andayani (2011) Pendidikan Karakter
Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
8. Muhammad Thalib (2001) Seni dan Sikap Islami Mendidik Anak.
Bandung: Irsyad Baitus Salam.
9. T.Ramli (2003)
10. Iman Ghazali (2001) Ahlak Nurkarimah.
11. Sri Sugiharti (2005)