proyeksi kekuatan militer china di laut
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
China merupakan salah satu negara
yang
telah
melakukan modernisasi angkatan bersenjata sejak tahun 1990-an. Hal ini dilakukan, karena China telah menyaksikan kecanggihan dari sistematika persenjataan yang dipakai oleh Amerika pada saat perang Teluk pertama tahun 1991. Selain itu peningkatan militer yang dilakukan oleh China juga didasari atas kegagalan negeri tirai bambu tersebut dalam mencegah intervensi Amerika selama 1995- 1996 di Selat Taiwan. Maka dari itu pemimpin China memutuskan untuk memulai program modernisasi militer (Felix,2011 : 22).
Signifikansi peningkatan tersebut dimulai sejak tahun 2000, dimana angka anggaran resmi adalah sekitar 14,6 miliar, atau 121 miliar yuan. China meningkatkan pengeluaran pertahanan pada tahun tersebut sebesar 17,7 %. Kemudian Pada awal tahun 2001, China mengumumkan anggaran pertahanan
lebih dari $ 17.000.000.000. Pada tahun 2001 anggaran tersebut lebih tinggi dari anggaran pertahanan negara tetangga di sekitar China yaitu India, Taiwan, dan Korea Selatan. Beijing menjelaskan kenaikan ini sebagai respon terhadap perubahan drastis dalam situasi militer di seluruh dunia. Lalu pada tahun 2002 menambah 17,6% atau $ 3 miliar, sehingga total yang dilaporkan publik untuk $ 2.000.0000.000 (globalsecurity.org,2013)
Pada tahun pada tahun 2003 China kembali meningkat anggarannya menjadi $ 22 miliar (sekitar 185.300.000.000 RMB- mata uang Yuan (dikenal dengan nama Renminbi (RMB)). Kemudian Anggaran pertahanan China terus tumbuh pada tahun 2004. Menteri Keuangan China Jin Renqing mengusulkan kenaikan sebesar 11,6 % [$ 2.600.000.000] dalam pengeluaran militer. Total pendapatan pemerintah untuk anggaran pusat di perkiraan sekitar $ 157.000.000.000, naik 7 % dari tahun 2003 (globalsecurity.org,2013).
Pada tahun 2005, China juga mmengumumkan kembali bahwa anggaran militer China akan naik 12,6 persen menjadi 247.700.000.000 yuan ($ 29.900.000.000). China telah mengumumkan kenaikan dua digit dalam pengeluaran militer hampir setiap tahun selama lebih dari satu dekade. Sedangkan pada bulan Maret 2006 pemerintah China mengumumkan anggaran pertahanan resmi sekitar $ 35 milyar, meningkat hampir 15 % dibanding tahun sebelumnya. Pada bulan Maret 2007, China mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan anggaran pertahanan tahunan sebesar 17,8% dibanding tahun sebelumnya, sampai $ 45 miliar. Pada bulan Maret 2008, Dewan Negara China mengajukan proposal untuk sesi Kongres Rakyat Nasional untuk mempertimbangkan persetujuan 417.800.000.000 yuan - sekitar US$ 57.220.000.000 - anggaran pertahanan bagi negara pada Pada tahun 2005, China juga mmengumumkan kembali bahwa anggaran militer China akan naik 12,6 persen menjadi 247.700.000.000 yuan ($ 29.900.000.000). China telah mengumumkan kenaikan dua digit dalam pengeluaran militer hampir setiap tahun selama lebih dari satu dekade. Sedangkan pada bulan Maret 2006 pemerintah China mengumumkan anggaran pertahanan resmi sekitar $ 35 milyar, meningkat hampir 15 % dibanding tahun sebelumnya. Pada bulan Maret 2007, China mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan anggaran pertahanan tahunan sebesar 17,8% dibanding tahun sebelumnya, sampai $ 45 miliar. Pada bulan Maret 2008, Dewan Negara China mengajukan proposal untuk sesi Kongres Rakyat Nasional untuk mempertimbangkan persetujuan 417.800.000.000 yuan - sekitar US$ 57.220.000.000 - anggaran pertahanan bagi negara pada
besar yang menghubungkan Di tahun 2009, bagian
antara kepulauan di wilayah Asia legeslatif China (Li Zhaoxing)
Tenggara dengan Wilayah di mengatakan
bahwa China bagian utaranya (Tonnesson, meningkatkan anggaran 2001 : 38). pertahanannya sebesar 480.6
Banyak yang memakai miliar RMB (mata uang Yuan
Laut China Selatan sebagai dikenal dengan nama Renminbi-
saluran utama perdagangan RMB) atau setara dengan US$
maupun pelayaran baik di
70.3 miliar. Dalam buku putih wilayah Asia dan global. Di satu pertahanan China disebutkan
sisi kawasan Laut China selatan bahwa total anggaran China yang
juga dibatasi oleh teritori dilaporkan pada tahun 2008
perbatasan laut dari negara- sebesar 417.769 miliar RMB atau
negara di Asia tenggara seperti, setara dengan US$ 61.185 miliar
Filiphina, Vietnam, Malaysia dan (globalsecurity.org,2013).
Brunie Darussalam,dan Taiwan Peningkatan militer china
(McHale, 2012 : 22). Jika dikaji tidak hanya menggantikan
lebih mendalam kawasan Laut peralatan yang sudah usang,
China selatan itu terdapat tetapi juga merubah konsep
sumberdaya alam yang sangat perang yang lebih profesional.
melimpah salah satunya adalah Tetapi sebagian besar
minyak yang mana pada tahun kemampuan peningkatan militer
1960-an ditemukan cadangan yang baru, telah diarahkan oleh
minyak bumi yang membuat China pada pemenuhan tantangan
Kawasan laut China selatan ini kontingensi kendali di Laut
menjadi sangat penting. Selain China Selatan, di mana manuver
itu Laut China selatan merupakan terjauh terkait klaim maritim
Jalur perdangan yang sering yang diperpanjang hingga 1.500
dilewati oleh banyaknya kapal km sampai ke sebelah selatan
tanker laut yang mengangkut dari Pulau Hainan (Felix, 2011 :
minyak (McHale, 2012 : 23) 23).
Dengan adanya Dengan kemampuan
keanekaragaman ini, maka China militer yang ada, China
mendirikan garnisun militer mendirikan garnisun militer di
tepatnya di kepulauan Paracels wilayah Laut China Selatan.
yaitu di Kota Sansha. Keputusan Wilayah atau kawasan di Laut
itu dikeluarkan oleh Partai China Selatan, sebagian besar
Komunis China, yang merupakan tidak memiliki penduduk asli,
kekuatan politik tunggal di dan keanekaragamannya masih
Tiongkok. Selain itu banyak yang alami terutama
Pembentukan garnisun atau terlihat ketika di air pasang.
kelompok pasukan yang Wilayah Laut China Selatan ini
ditempatkan di Kota Sansha dikelompokkan menjadi dua
Kepulauan paracels itu telah kepulauan besar yaitu
disepakati oleh Komisi Militer Macclesfield
Pusat dari Negara China. Scarborough Shoa. Laut China
Bank
dan
Menurut
keterangan
Kementerian Pertahanan China, bahwa garnisun yang ditempatkan di kepulauan Paracels merupakan bentuk tanggung jawab dalam hal mobilisasi pertahanan nasional di wilayah Sansha dan aktivitas pasukan cadangan (Rik, 2012)
Pada dasarnya Sansha tidak memiliki banyak penduduk namun wilayah administratif Sansha meliputi kawasan perairan luas di Laut China Selatan yang diklaim China. Selain pembentukan garnisun, China juga membangun infrastruktur di kota Sansha, seperti menara suara, stasiun radio, gudang pasokan bahan pangan, dan pelabuhan kecil (Rik, 2012). Pendirian Sansha City ini dilakukan pada Juni 2012 lalu setelah mendapat persetujuan Dewan Negara China (Khairisa, 2012). Sansha City didirikan untuk mengelola administrasi lebih dari 200 pulau-pulau kecil, bukit-bukit pasir dan pulau-pulau karang di Xisha, Zongsha dan Nansha dan sekitar 2 juta kilometer persegi perairan di sekitarnya (Abdullah, 2012). Pada Minggu 22 Juli tahun 2012 media China sempat melaporkan adanya pendirian garnisun militer di kota tersebut. Sansha City sendiri diketahui berdiri di Kepulauan Paracel yang posisinya
masih menjadi sengketa kedua negara (Khairisa, 2012)
Di dalam buku putih pertahanan China tahun 2006 di jelaskan bahwa garnisun dan divisi militer merupakan markas administratif yang didirikan di pusat kota dan bertanggung jawab atas pekerjaan militer yang
berkaitan dengan militer pemerintahan, seperti tugas militer seperti kewajiban dinas dan tugas memobilisasi pertahanan nasional Garrisons and military sub-districts, ada di bawah naungan distrik militer Shengjungu. Dengan adanya division level unit maka secara langsung distrik tersebut dikepalai oleh Army senior colonel yang dibantu oleh staff officer. Lokasi penempatan garrison dan military sub-distrik dikomandoi oleh Unit dari pertahanan wilayah PLA (People Liberation Army) yang juga bertanggung jawab atas keamanan masyarakat (Dennis, 2012).
Tanggapan perihal didirikannya ganisun oleh China di wilayah Laut China Selatan juga diberikan oleh Vietnam. Negara Vietnam memprotes rencana China untuk membangun sebuah garnisun militer di sebuah pulau di Laut China Selatan, yang masih menjadi sengketa kedua negara. Vietnam menilai langkah China itu merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan kedaulatan negara-negara di Asia Tenggara (Khairisa,2012).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Luong Thanh Nghi mengatakan bahwa Sansha City yang didirikan China adalah sebuah bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Vietnam selama Kepulauan Paracel dan Spartly masih menjadi merupakan satu bagian. Selain itu Jubir Kementerian Luar Negeri Vietnam itu juga Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Luong Thanh Nghi mengatakan bahwa Sansha City yang didirikan China adalah sebuah bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Vietnam selama Kepulauan Paracel dan Spartly masih menjadi merupakan satu bagian. Selain itu Jubir Kementerian Luar Negeri Vietnam itu juga
juga memberikan tanggapan langsung melalui presidennya terkait penempatan garnisun yang dilakukan oleh China di Sansha City, terutama Presiden Benigno Aquino membuat pernyataan dalam pidato kepresidenan tahunan, sebagai reaksi atas rencana pagelaran militer Tiongkok ke kota Sansha di antara pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan. Beliau berkata dalam pidatonya bahwa Filipina tidak akan mundur dalam pertikaian wilayah menyangkut Kepulauan itu (voa.com, 2012).
Tiongkok memberi nama pulau-pulau itu dengan nama China seperti Xisha, Zhongsha dan Nansha, sedangkan Filipina menyebut kawasan yang diklaim oleh China itu merupakan bagian dari Bajo de Masinloc atau Scarborough Shoal. Juru bicara departemen Luar Negeri Filipina, Raul Hernandez, mengatakan, Manila hanya ingin memastikan bahwa kapal-kapal itu tidak melanggar zona ekonomi eksklusif Filipina dan bahwa mereka menghormati hak-hak kedaulatan Filipina atas sumberdaya alam dalam zona tersebut (voa.com, 2012)
Maka dari itu urgensi dari penulisan ini yaitu ingin mengetahui kapasitas
atau kekuatan militer China sebagai salah satu obyek yang menarik untuk di kaji dalam hubungan internasional terutama dilihat dari kasus Laut China Selatan
terutama pada penempatan militer China di luar teritorinya yaitu di Pulau sansha. Maka dalam tulisan ini akan berusaha menganalisa mengenai “Proyeksi
Kekuatan Militer China Di Laut China Selatan : Studi Kasus Penempatan Militer China Di Kota Sansha
Kepulauan
Paracels Tahun 2012. Sebagai tulisan guna memenuhi tugas akhir penulis dalam menempuh gelar sarjana ilmu politik, jurusan Hubungan Internasional.
1.2. Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana proyeksi kekuatan militer China di wilayah Laut China Selatan?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1. Untuk mengetahui kekuatan militer China dan motif
peningkatan anggaran pertahanan negara China melalui kekuatan militer yang diproyeksikan pada wilayah laut china selatan , yaitu
Kota Sansha Kepulauan Paracels.
1.4 Manfaat penelititian
Adapun dalam penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat, baik dari segi akademis dan segi praktis, diantaranya adalah:
1.4.1 Secara akademis :
1.4.1.1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk referensi kajian ilmu sosial, terutama kajian ilmu hubungan internasional.
1.4.1.2. Hasil Penelitian kekuasan dari ini memberikan
suatu Negara, dan sumbangan
juga sebagai suau pengetahuan
upaya yang lebih
peningkatan lengkap dan
power suatu terstruktur
Negara agar dapat mengenai pokok
memberikan permasalahan
pengaruh yang yang diteliti
lebih mendalam
1.4.1.3. Hasil penelitian ini pada Negara diharapkan dapat
ataupun wilayah bermanfaat bagi
lain.
penelitian
1.4.2.3 Dapat mengetahui selanjutnya,
China sebagai terutama
suatu Negara memberikan
yang ingin wawasan
menunjukkan preposisi
dan
kemampuannya para peneliti dan
bagi
dalam bidang para akademisi
militer. Kemudian Hubungan
yang terakhir Internasional
penelitian ingin khusunya
memberikan mengenai
pemaparan kekuatan militer
mengenai alasan dari negara China
peningkatan di kawasan Laut
militer tersebut di China Selatan
sekitar wilayah
1.4.2. Secara Praktisi : laut China selatan
1.4.2.1. Sebagai pemberi khususnya pulau pemahaman
sansha. bahwa peningkatan kekuatan militer yang dilakukan merupakan bentuk dari modernisasi kemiliteran yang dimiliki oleh suatu Negara.
1.4.2.2 Penelitian ini juga berusaha melihat dari peningkatan kekuatan militer yang merupakan perpanjangan
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Studi terdahulu
Penulis disini berusaha menjawab pertanyaan dari rumusan masalah dengan merujuk pada penelitian terdahulu dan berdasarkan tulisan yang telah ada sebelumnya dengan tema yang juga membahas mengenai proyeksi kekuatan militer. Dengan adanya beberapa referensi tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk melengkapi tulisan yang telah ada sebelumnya. Kemudian, rujukan yang berasal dari studi terdahulu diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian kedepannya.
Maka dari itu studi terdahulu yang digunakan penulis merujukr pada jurnal Walter C. Ladwig dengan judul India and Military Power Projection-Will the Land of Gandhi Become a ConventionalGreat Power? Di dalam Jurnal ini di jelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir, ketiga cabang angkatan bersenjata yang dimiliki oleh India telah diartikulasikan kebutuhan utamanya untuk dapat beroperasi di luar perbatasan India. Pada tahun 2007 Strategi maritim angkatan laut mengatakan secara berulang kali tentang perlunya melakukan power projection sebagai sarana penunjang tujuan kebijakan luar negeri dan mencapai tujuan nasional. Secara khusus, Angkatan Laut India tertarik untuk meningkatkan kemampuannya secara tegas agar bisa mempengaruhi operasi militer yang ada di darat (Ladwig, 2010: 1-2) .
Doktrin perang direvisi Angkatan Udara India
membayangkan adanya transformasi menjadi kekuatan kedirgantaraan yang mampu melakukan operasi spektrum penuh dan memperluas jangkauan strategis dari Teluk Persia ke Selat Malaka. Ide untuk memproyeksikan budaya India, agama, seni, dan moralitas politik luar negeri
yang dimemiliki pemerintah India, dan beberapa pejabat tinggi negara sejauh untuk menunjukkan bahwa India akan berusaha untuk menjadi superpower- soft power. Beberapa studi akademis terbaru melihat proyeksi kekuatan India cenderung untuk fokus pada aspek-aspek non-militer sebagai upaya India untuk mempengaruhi negara tetangga (Ladwig, 2010: 3).
Artikel ini berpendapat bahwa, dalam jangka menengah keterbatasan kemauan politik dan kapasitas militer akan mencegah India dari pencapaian beberapa tujuan power projection yang lebih ambisius dibahas oleh para analis pertahanan dan anggota komunitas strategis. Selain itu juga di dalam jurnal ini menunjukkan bahwa gagasan bahwa India telah menolak dan akan terus menolak proyeksi kekuatan militer tidak dapat dipertahankan. Di dalam jurnal ini juga dijelaskan mengenai pemahaman yang salah dari kedua konsep power projection militer dan alat militer untuk diproyeksi pada kemampuan hard power dan soft power, serta perubahan kebutuhan geopolitik India dalam lingkungan internasional (Ladwig, 2010: 5).
Jurnal ini berusaha untuk memperlihatkan kejelasan analitis mengenai konsep proyeksi kekuatan militer dalam konteks India serta untuk mengeksplorasi berbagai potensi kemampuan proyeksi kekuatan militer yang dimiliki oleh
India dalam beberapa tahun kedepan. Di dalam jurnal ini pembahasannya dibagi menjadi tiga bagian. Pada bagian yang pertama konsep military power projection di jelaskan melalui Sembilan tipe dari Power Projection yang dapat dijabarkan dan diidentifikasikan dalam fenomena kemampuan yang dimiliki oleh India. Kemudian bagian kedua penggunaan masa lalu India dari proyeksi kekuatan yang dimiliki negara tersebut dengan kebutuhan masa depan secara singkat dibahas dalam prioritas strategis kontemporer. Kemudian bagian ketiga yaitu Bagian terakhir membahas kegunaan masing-masing dari tiga komponen kekuatan militer konvensional (laut, udara, dan tanah) untuk memenuhi sembilan misi dan mengkaji potensi kemampuan proyeksi kekuatan India di tiga wilayah tersebut (Ladwig,2010: 6).
Jurnal tersebut menjelaskan bahwa dalam melihat power projection negara India lebih cocok memakai Sembilan tipe proyeksi kekuatan. Ketika suatu negara melakukan power projection maka akan dilihat seberapa besar kemampuan yang dimiliki oleh india dalam merespon problematika yang ada di lingkungan sekitar wilayahnya. Kekurangan jurnal tersebut ada pada telaah mendalam mengenai kekuatan militer India yang masih diprediksi akan menjadi proyeksi kemiliteran di masa depan. Selain itu juga dalam jurnal tersebut tidak disebutkan seberapa signifikan peningkatan anggaran militer yang dimiliki oleh India. Karea pada jurnal tersebut hanya terdapat elemen militer apa saja yang sudah ditingkatkan oleh India. Jika melihat realitnya tanpa disebutkan anggaran militer yang jelas, maka akan
semakin utopis atau sebatas angan- angan saja dalam memprediksi proyeksi kemiliteran yang dilakukan oleh India. Terlebih lagi, tidak disebutkan daerah atau area mana serta kawasan mana yang akan dilakukan proyeksi kekuatan militer.
Jurnal yang dibahas oleh Ludwig memiliki kesamaan dalam pembahasan yang dipakai oleh penulis, terutama dalam sisi proyeksi kekuatan militer. Namun sangat berbeda dari segi aktor dan variable serta pembahasan yang dipakai oleh penulis. Pembahasan yang dipakai oleh penulis memakai hanya dua variable saja dalam menjelaskan proyeksi kekuatan militer. Selain itu juga penulis memakai China sebagai aktor dalam melakukan Proyeksi kekuatan militer. Namun disini penulis menyebutkan area, atau daerah serta kawasan mana yang akan dilakukan proyeksi kekuatan militer, yaitu kawasan Laut China Selatan, Kepulauan Paracels.
2.2 Definisi konseptual
2.2.1. Geografi
Geografi merupakan kombinasi dari unsur tanah, laut, sungai, gunung, serta manusia. Dalam hal ini Grygiel berusaha memberikan suatu konsep bahwa geografi tidak hanya tersusun oleh aspek fisik saja, tapi juga terdapat interaksi manusia didalamnya. Kombinasi dari geologi dan human activities (geografi) memiliki 3 variabel penting : layout trade routes (letak rute perdagangan), location of resources (lokasi sumber daya alam), the nature of state border (Sifat dari perbatasan negara). Pada Geografi merupakan kombinasi dari unsur tanah, laut, sungai, gunung, serta manusia. Dalam hal ini Grygiel berusaha memberikan suatu konsep bahwa geografi tidak hanya tersusun oleh aspek fisik saja, tapi juga terdapat interaksi manusia didalamnya. Kombinasi dari geologi dan human activities (geografi) memiliki 3 variabel penting : layout trade routes (letak rute perdagangan), location of resources (lokasi sumber daya alam), the nature of state border (Sifat dari perbatasan negara). Pada
diatas dapat difahami bahwa representatif dari realita
dalam ilmu hubungan geopolitik yang merespon
internasional, menurut tradisi atau menanggapi perumusan
ini pemikiran geopolitik dan kebijakan dalam konteks
geografi sangat menentukan geostrategi sebuah negara
distribusi kekuatan (power (Grygiel, 2006 : 1)
distribution) dan Kebangkitan atau
produktivitas dalam hadirnya geografi sebagai
memberikan keuntungan bagian dari hubungan
yang alami ke beberapa internasional, memiliki 2
daerah atau area lain. Dengan elemen penting : yang
begitu baik geografi maupun pertama adanya kepentingan
geopolitik merupakan baru yang diinginkan dalam
pendekatan yang dapat geografi yaitu di bidang
digunakan dalam menentukan ekonomi internasional dan
distribusi power guna ilmu politik, kemudian yang
memberikan keutungan bagi kedua selalu ada kepentingan
sebuah negara.
geografi yang kuat dalam “Scope of geography to menganalisis kebijakan luar
the realm of foreign policy. negeri, terutama dalam
Thus, geography was no momen-momen
longer adduced as an The pergolakan geopolitik.
besar
Premature Death of Grygiel juga menambahkan
Geography explanation for aspek Foreign policy, dimana
almost every realm of human hal ini berkaitan dengan
activity its role was limited to pemetaan kapasitas nasional
The suatu entitas negara yang
foreign policy.
geographic features of a state memiliki hubungan erat
influence its relations with dengan proyeksi kekuatan
the neighboring powers by suatu negara dalam
making it more or less memberikan pilihan
defensible and more or less mengenai area atau tempat
apt to expand” (Grygiel, yang akan dipilih sebagai
2006: 9-10)
fokus dan tujuan utama (Grygiel, 2006 : 2).
Kemudian Grygiel juga “In the area of
menambahkan bahwa international relations,
geografi sebagai gambaran according to this tradition of
dari realisme kebijakan luar geopolitical thought,
negeri. Maka dari itulah geography determines the
penjelasan Geografi bisa distribution of power and
dilihat hampir setiap bidang productivity by giving a
kegiatan manusia terutama natural advantage to some
perannya yang terbatas pada regions over others”
kebijakan luar negeri. Grygiel (Grygiel, 2006: 5).
juga menuliskan bahwa gambaran atau fitur dari juga menuliskan bahwa gambaran atau fitur dari
mempengaruhi
hubungan dengan negara lain di luar wilayahnya melalui power yang dimiliki negara tersebut baik secara defence atau dengan cara mengekspansi. Dengan adanya penjelasan tersebut maka terlihat jelas bahwa gambaran kenyataan dari kebijakan luar negeri, dapat dilihat melalui seberapa kuat sebuah negara melihat elemen geografi sebagai kegiatan manusia atau aktor yang dapat memberikan pengaruh pada negara lain, melalui power yang dimiliki baik secara mempertahankan wilayah terluarnya ataupun dengan cara melakukan ekspansi di luar wilayah negara tersebut
“The early Classical Realists, geography was a form of power alongside natural resources, industrial capabilities, national character, and other intangible qualities. Therefore, although it is ‘‘the most stable factor upon which the power of a nation depends” (Grygiel,2006: 10)
Grygiel
sendiri
terilhami dari realism klasik yang memandang bahwa geografi merupakan bentuk dari perpanjangan power terhadap sumber daya natural (alam), kemampuan memenuhi kebutuhan energi, kharateristik nasional sebuah negara dan kualitas yang tidak berwujud (intangible) yang dimiliki oleh negara.
Dengan adanya faktor geografi ini maka dapat dilihat kebutuhan atau kepentingan yang diinginkan oleh sebuah negara dalam memenuhi infrastruktur didalam negerinya. Oleh karena itu, faktor inilah yang paling stabil dalam melihat kekuatan
(power)
suatu bangsa
dalam melihat beberapa kemungkinan geografis lain yang ada di luar wilayah suatu bangsa atau negara.
Morgenthau dan Spykman dalam Grygiel membedakan karateristik geografi menjadi 3 bagian, yaitu size, border, and location. Pada dasarnya tiga elemen ini saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Jika melihat penjelasan dari Morgenthau “the larger the territory, the more difficulties to conquer it”, dengan kepemilikan wilayah yang luas, maka aktor atau negara akan sulit ditaklukan. Karena dengan kepemilikan wilayah yang luas secara langsung dapat menaklukkan wilayah disekitar area sebuah negara, dengan begitu akan mendapatkan pasokan atau asupan kekuatan secara lebih dan membuat lawan sulit untuk menaklukkan negara tersebut (Grygiel, 2006: 10) .
Kemudian yang kedua “the geographic features of the territory of a state influence its ability to conduct foreign policy”, ketika merujuk pada gambaran wilayah perbatasan Kemudian yang kedua “the geographic features of the territory of a state influence its ability to conduct foreign policy”, ketika merujuk pada gambaran wilayah perbatasan
geografis suatu negara juga dalam mempengaruhi negara
memiliki keterkaitan dan lain melalui arahan kebijakan
hubungan yang erat dengan luar negeri. Karena dengan
pusat-pusat kekuatan militer, kemampuan lintas batas
karena hal ini merupakan geografis maka akan semakin
tindak lanjut atau mudah juga dalam melakukan
pendefinisian dari masalah invasi. Namun sebaliknya,
keamanan. Maka dari itu jika perbatasan (border) saja
negara mengejar kebijakan sulit untuk dilalui dan
luar negeri atas dasar dilewati, maka sebuah negara
desiderata (keinginan/yang akan sulit dalam
diingikan) dari geografis atau memproyeksikan kekuatan
lokasi yang negara inginkan. (power) dalam memperluas
Spykman dalam Grygiel cakupan wilayahnya
menjelaskan “the geographic (Grygiel, 2006: 10).
position of a state also Kemudian Spykman
influences its patterns of dalam
foreign policy”, kalimat ini menjelaskan bahwa “The
Grygiel
juga
menegaskan bahwa posisi location of a state . . . will
geografi sebuah negara juga play alarge part in
memberikan pengaruh pada determining the political
pembentukan kebijakan luar significance of that state, the
negeri (Grygiel, 2006: 10). nature of its international
Salah satu contoh, relations, and the problems of
adalah kemampuan negara its foreign policy.” Kalimat
dalam merujuk kebijakan luar diatas menjelaskan bahwa
negeri dilihat dari lokasi atau posisi dari sebuah
kemampuan sea power yang negara akan memainkan
akan memperluas peranan yang cukup besar
pengaruhnya atas wilayah dalam menentukan
dengan menaklukkan tempat- signifikansi dari kekuatan
tempat strategis yang politik negara tersebut, hal
diperlukan untuk inilah yang mendasari
beberapa pemikiran alami dari
menempatkan
pelabuhan yang berfungsi Hubungan Internasional dan
juga untuk mengisi bahan permasalahan klasik dari
bakar kapal. Berbeda dengan kebijakan luar negeri. Karena
sea power jika melihat dari pada dasarnya kebijakan luar
sisi land power perluasannya negeri yang sehat atau baik
cenderung perlahan, karena tidak hanya diarahkan dengan
harus memperhatikan realitas kekuasaan politik, hal
konsentris wilayah di sekitar itu juga harus disesuaikan
lingkaran sebuah negara. dengan posisi tertentu yang
Maka dari itu Spykman menempatkan negara di dunia
dalam Grygiel menyimpulkan (Grygiel, 2006: 10).
bahwa
land power merupakan point of control/ land power merupakan point of control/
perubahan pemerintah dapat namun sea power merupakan
merubah strategi geopolitik titik poin dan garis
suatu negara,sebagai contoh
penghubung yang geopolitik dari Asia mendominasi luas sebuah
mengarah ke Timur Tengah. perbatasan (Grygiel, 2006:
Kemudian “Level Geopolitic 11).
Systemic, Type and causes: slow, rise and decline of
empires, new transportation and production”,
2.2.2 Geostrategi
bahwasanya perubahan Kemudian yang kedua
cenderung lebih lambat dan adalah geostrategi, yaitu
tergantung oleh struktur penggambaran
pemerintahan atau kekaisaran geografis dari
fokus
yang berkuasa, contohnya kebijakan luar negeri suatu
sebuah
perubahan German dan negara, atau ke area mana
Russian empire. Kemudian negara mengarahkan
yang terakhir adalah “Level kekuatannya. Hal ini
Geography, Type and causes: merupakan tujuan dari sebuah
tectonic, de facto constant negara secara langsung dalam
with the exception of mengarahkan perhatiannya
catastrophic events that are melalui power projection
rare and unpredictable”, (proyeksi kekuatan). Variabel
kalimat ini menjelaskan utama dari geostrategi adalah
selalu state border (perbatasan
skema geografi
konstan (tetap-tidak berubah) negara). Pada dasarnya
ketika terjadi geostrategi memiliki dua
kecuali
peristiwa bencana yang elemen penting dalam
terduga melihat skema dunia
langka dan
(Grygiel,2006: 23).
internasional, yang pertama Selain itu Grygiel juga Geostrategic Player negara-
menambahkan bahwa negara yang melakukan
geostrategi merupakan power projection terhadap
pendekatan yang merujuk negara lainnya. Kemudian
pada kajian bagaimana suatu yang kedua Geopolitical
negara mengartikulasikan Pivot Point merupakan area
kapasitas ekonomi, politik, strategis yang menjadi
diplomasi, militer, dan lain sasaran power projection dari
sebagainya dalam formulasi suatu negara (Grygiel,2006:
dan implementasi foreign 22).
policy terhadap negara lain Agar lebih memahami
dalam lingkup sirkumstansi Grygiel juga membagi tiga
internasional. Geostrategi bentuk perbedaan ketika
juga seingkali dikategorikan melihat geostrategi,
dengan Geo(defense)strategy geopolitik, dan geografi.
yang merefleksikan Level Geostrategi, Type and
karakteristik geografi
(Grygiel,2006: 36). Grygiel penting dari power and melihat geostrategi sebagai
(kekuatan dan pendekatan yang keamanan) sebuah negara. mendeskripsikan konsep dari
security
Namun hal itu akan sia-sia military and diplomatic
jika dicapai dengan power dan asumsi dasar
mengorbankan keamanan tentang negara yang memiliki
territorial. Jangkauan limited resources
geografi terjauh merupakan melakukan power projection.
akan
komitmen militer paling Selain faktor geografis,
utama yang mampu terdapat pula alasan ideologis
memperkuat pertahanan suatu negara, yaitu dengan
wilayah suatu negara. adanya sistem pemerintahan
Adanya stabilitas dan yang otoriter, sehingga selalu
keamanan perbatasan negara bergantung pada pemimpin
menurut Grygiel dipengaruhi dalam melakukan power
oleh dua faktor geografi yaitu projection
perbedaan antara keamanan 37).
(Grygiel,2006:
perbatasan di darat dan di laut Grygiel
dengan karateristik bahwa perlindungan terhadap
memandang
perbatasan darat, serta skema perbatasan suatu negara
perpolitikan sebuah negara, diadakan karena terbatasnya
hal inilah yang mendasari kemampuan negara dalam
munculnya balance of power memproyeksikan
atau perimbangan kekuatan. kekuatannya. Grygiel merasa
(Grygiel, 2006: 38)
perlindungan itu merupakan Kemudian Grygiel juga satu hal penting dan harus
menjelaskan bahwa state diperhatikan ketika dipakai
border dan power projection dalam strategi perlindungan.
pada dasarnya saling Gryigel juga menambahkan
mempengaruhi geostrategi bahwa keamanan wilayah
suatu negara, karena jika (territory security) tidak sama
border stable maka power dengan keamanan sebuah
projection yang dilakukan negara (state security). Pada
oleh sebuah negara akan kenyataannya
lebih jauh, namun jika border integrity merupakan satu
Territorial
power aspek penting dalam state
unstable
maka
projection yang dilakukan security. hal ini memberikan
justru semakin dekat. Asumsi pemahaman pertahanan
logika dari kerangka border keamanan atau defences
stable tersebut berasal dari security
sebuah negara setiap negara yang memiliki terletak pada jarak terjauh
secara dari
kapasitas
power
perbatasan negara berbeda, ketika negara tersebut. (Grygiel,2006: 37)
mampu menjaga bordernya Perlindungan rute
dengan baik, maka negara perdagangan dan wilayah
tersebut cenderung bisa yang kaya akan sumber daya
melakukan power projection, alam merupakan sumber
begitupun sebaliknya jika begitupun sebaliknya jika
2.2.3 Geopolitik
Geopolitik merupakan salah satu pendekatan yang menggambarkan dunia internasional dilihat dari sudut pandang masing- masing negara “geopolitics is the world faced by each state”. Grygiel juga menilai bahwa geopolitik merupakan respon negara dalam bertindak terkait dengan apa saja yang terjadi di luar negara tersebut “It is what is ‘‘outside’’ the state, the environment within which, and in response to which, the state must act”. Menurut Grygiel, “geopolitical reality, is defined by lines of communication and by the disposition of centers of economic and natural resources”. Dari kalimat tersebut, geopolitik didefinisikan sebagai jalur komunikasi dengan memposisikan faktor ekonomi dan alam sebagai pusat sumber daya (Grygiel, 2006: 24).
Grygiel sediri mengidentifikasikan variable dari geopolitik menjadi dua ”These two variables, in turn determined by the interaction of geological features and human actions, create a set of objective and geographically specific constraints to the foreign policy of states”.
Variabel geopolitik yang pertama yaitu, interaksi fitur geologi dan tindakan manusia, keduanya merupakan penggabungan yang obyektif dalam melihat tujuan dan spesifik geografis dari kebijakan luar negeri suatu negara. Grygiel juga menyimpulkan dalam sebuah kalimat “In brief, geopolitics is an objective reality, independent of state wishes and interests, that is determined by routes and centers of resources”. Singkatnya
geopolitik merupakan suatu realitas yang objektif, dan didasari oleh keinginan independen dan kepentingan negara dalam menentukan rute serta pusat-pusat sumber daya alam (Grygiel, 2006: 24).
Geopolitik, merupakan suatu perpaduan antara geografi dan politik yang menjelaskan bahwa faktor geografi sebagai tempat dimana lingkungan fisik, teknologi, taktik, logistik, organisasi, serta hubungan temporal dan spasial berlingkup menjadi satu. Kemudian Grygiel menjelaskan, bahwasanya geografi merupakan tempat atau area dimana decision maker bisa mengaplikasikan teknologi untuk taktik dan logistik dalam sebuah ruang atau wadah yang saling terkait (Grygiel, 2006: 25). Kemudian geopolitik juga diartikan sebagai gambaran dunia internasional yang merefleksikan hubungan antara kepentingan dan Geopolitik, merupakan suatu perpaduan antara geografi dan politik yang menjelaskan bahwa faktor geografi sebagai tempat dimana lingkungan fisik, teknologi, taktik, logistik, organisasi, serta hubungan temporal dan spasial berlingkup menjadi satu. Kemudian Grygiel menjelaskan, bahwasanya geografi merupakan tempat atau area dimana decision maker bisa mengaplikasikan teknologi untuk taktik dan logistik dalam sebuah ruang atau wadah yang saling terkait (Grygiel, 2006: 25). Kemudian geopolitik juga diartikan sebagai gambaran dunia internasional yang merefleksikan hubungan antara kepentingan dan
projection sangat berguna dari sebuah wilayah ataupun
dalam memberikan pengaruh geografis tertentu (Yvind,
ataupun tujuan yang 2013).
diinginkan negara terutama respon terhadap perbatasan
2.2.4 Konsep
Power
atau negara lain.
Projection
Penjelasan mengenai Dalam penelitian ini,
power projection juga ditulis penulis mengunakan Konsep
oleh Lieutenant Colonel Gary power projection
D. Langford United States merujuk
yang
yang mengatakan geopolitik, geostrategi, dan
dari tindakan
Army
“prioritized resources to geografi. Menurut Chair in
perform power projection National Security Studies,
functions together with National Bureau of Asian
designated sea and aerial Research Dennis C. Blair
ports in support of national “Power projection is political
strategy”. Dari kalimat tadi influence exerted at a
dapat diketahui bahwa power distance through the use or
lebih threat of military force”.
projection
memprioritaskan dan lebih Konsep ini menjelasakan
mengutamakan sumber daya bahwa Power projection
yang dimiliki sebagai fungsi merupakan pengaruh politik
melakukan proyeksi kekuatan yang diberikan pada
secara bersama-sama melalui jangkauan dan jarak melalui
laut dan pelabuhan udara penggunaan ancaman atau
yang ditunjuk sebagai kekuatan militer (Blair, 2008:
mendukung strategi nasional. 393).
Dengan adanya prioritas ini Pengaruh yang
maka secara langsung dapat diberikan merupakan
mempermudah tentara dalam jangkauan yang dicapai oleh
memproyeksikan sebuah negara dalam
kekuatannya secara bersama- memproyeksikan kekuatan
sama terutama di perbatasan militernya. Blair sendiri
darat maupun laut (Langford, menjelaskan, “power
projection operations “power projection as according to their underlying
the deployment of military political purposes”. menurut
force beyond one’s own Blair memikirkan proyeksi
capital,.. In this sense nearly kekuatan sangat berguna
all states possess some ability sekali ketika menggunakan
to project power; however for operasi dari power projection
most states that capability is karena sesuai dengan tujuan-
extremely limited. interested tujuan politik yang mendasari
in states that can project sebuah negara (Blair, 2008:
large amounts of military 393). Dari kalimat tadi, dapat
power globally. The more diketahui bahwasannya
power a state has and the less power a state has and the less
oleh sebuah negara. Tanpa projection capability
adanya kemampuan untuk (Jonathan, 2013:123)
mengangkut pasukan pada jarak terjauh, maka kekuatan
Menurut Jonathan besar akan terbatas pada (pada kalimat diatas) power
daerah mereka sendiri projection
merupakan
(Jonathan, 2013:123)
penyebaran kekuatan militer Russet dan Oneal di luar ibukota/negara sendiri.
dalam Jonathan juga Kalimat sebelumnya
menyebukan secara empiris menjelaskan bahwa hampir
bahwa pertarungan sebuah semua negara memiliki
sebuah negara ada pada beberapa kemampuan untuk
elemen jarak (distance), melakukan power projection,
karena hal tersebut namun sebagian besar negara
merupakan elemen paling banyak juga yang memiliki
Jonathan kemampuan yang sangat
penting.
yang terbatas. Power projection
menjelaskan,
membedakan antara kekuatan cenderung
regional atau regional power terlihat pada negara-negara
tertarik atau
dan super power (negara yang dapat memproyeksikan
adikuasa) adalah adanya kekuatan militernya dalam
kemampuan jumlah besar.
perbedaan
sebuah negara dalam semakin besar power atau
Karena
memproyeksikan
kekuatan yang dimiliki oleh
Kemampuan suatu negara, dan mampu
kekuatannya.
memproyeksikan kekuatan, memproyeksikan kekuatan
merupakan satu hal yang serta kemampuannya pada
penting karena jarak terjauh, maka semakin
memungkinkan negara untuk tinggi juga kemampuan
menempatkan kekuatan power projection
militer pada jarak terjauh, dimiliki oleh negara tersebut
yang
selain itu juga jarak/ distance (Jonathan, 2013:123 ).
dapat diartikan seperti Jonathan sendiri
kondisi sebuah negara dalam menyebutkan terdapat dua
meningkatkan
variable dalam power kemampuannya merupakan projection, yang pertama
suatu tindakan yang (bersifat) yaitu jumlah kekuatan yang
memaksa (coerce), mencegah dimiliki oleh sebuah negara,
(deter), menyerangan atau kemudian yang kedua adalah
mempertahankan
sejauh mana negara dalam keutuhan/kedaulatan sebuah merespon kekuatan atau
Negara dengan kemampuan
negara.
kemampuan proyeksi terjauh
pada
jarak
atau proyeksi kekuatan yang kuat dapat terjauhnya. Pada dasarnya
mengekspor keamanan serta jarak atau frekuensi bisa
memungkinkan mereka dinyatakan dalam jumlah
terlibat dalam kerjasama terlibat dalam kerjasama
mampu yang besar
harus
memproyeksikan (Jonathan,2013:123).
kekuatannya jauh dari Kemampuan negara
asal/rumah/perbatasan dalam melakukan power
mereka, dengan begitu projection
interaksi yang terjadi antar negara tersebut untuk
memungkinkan
negara akan semakin meyakinkan sekutu dan
Meningkatnya mencegah musuh yang
meningkat.
interaksi antar negara berpotensi lebih kuat untuk
mengartikan bahwa akan
terjadi kemungkinan konflik dapat menempatkan pasukan
menyerang. Negara-negara
yang lebih besar. militer ke daerah yang lebih
Kemampuan negara dalam jauh secara berani dan terang-
memproyeksikan kekuatan terangan
diluar batas teritorinya akan musuh melakukan meningkatkan juga interaksi peningkatan
memungkinkan
antar negara di sekitar kredibilitas/kemampuan
wilayah tersebut. Hal inilah mereka atau bisa dikatakan
yang memungkinkan konflik hal tersebut merupakan
antar negara terjadi. Semakin sebuah ancaman bagi negara
besar jarak/proyeksi lain. Semakin jauh negara
kekuatan sebuah negara dari memproyeksikan kekuatan
wilayah asalnya, maka akan militernya secara tepat, dan
semakin kecil pula total mampu membedakan serta
kemampuan yang ditanggung tegas/keras sesuai force yang
oleh negara tersebut berlaku, maka akan semakin
(Jonathan,2013:124). memberikan pengaruh yang besar terhadap aktor
2.3 Definisi Operasional
internasional lain ataupun Kapabilitas atau kemampuan sistem internasional dalam
dari kekuatan militer China melaukan sebuah tindakan.
merupakan salah satu kajian Power projection merupakan
terpenting dalam skama hubungan alat negara dalam melakukan
internasioal, terlebih lagi kekuatan pengaruhnya atas distribusi
militer China merupakan salah satu sumber daya alam di dalam
yang mengalami perubahan secara sistem internasional
pesat. Perubahan yang sangat pesat (Jonathan, 2013:124).
itu tidak hanya mengganti peralatan Jonathan juga yang telah using saja, tetapi juga
menjelaskan bahwa merubah konsep perang yang lebih meningkatnya interaksi antar
profesional. Tetapi sebagian besar negara, kemudian kemampuan peningkatan militer menigkatnya
yang baru, telah diarahkan oleh keamanan kekuasan antar
komitmen
China pada pemenuhan tantangan
negara akan membuat kontingensi kendali di Laut China peperangan terjadi pada jarak
Selatan, di mana manuver terjauh yang lebih besar. Maka dari
terkait klaim maritim yang itu sebagai sebuah negara,
diperpanjang hingga 1.500 km diperpanjang hingga 1.500 km
Jika dilihat dari keadaan di perairan Laut China selatan terjadi banyak sekali gesekan kepentingan perihal kepemilikan pulau kedaulatan, maupun sumberdaya alam yang ada disana. Selain itu pula Banyak yang memakai Laut China Selatan sebagai saluran utama perdagangan maupun pelayaran baik di wilayah Asia dan global. Di satu sisi kawasan Laut China selatan juga dibatasi oleh teritori perbatasan laut dari negara-negara di Asia tenggara seperti, Filiphina, Vietnam, Malaysia dan Brunie Darussalam,dan Taiwan (McHale,2012 : 22)
Kehadiran kekuatan militer China di Laut China selatan merupakan salah satu fenomena yang sudah terjadi sejak lama. Dari yang melancarkan klaim wilayah sepanjang perbatasan Laut China Selatan hingga perselisihan perihal jalur perdagangan. Salah satu fenomena yang terjadi adalah hadirnya kekuatan militer China di Laut China Selatan, yang masuk kedalam ranah proyeksi kekuatan militer. Salah satu proyeksi kekuatan militer yang dilakukan China adalah dengan mendirikan garnisun militer tepatnya di kepulauan Paracels yaitu di Kota Sansha. Keputusan itu dikeluarkan oleh Partai Komunis China, yang merupakan kekuatan politik tunggal di Tiongkok. Selain itu Pembentukan garnisun atau kelompok pasukan yang ditempatkan di Kota Sansha Kepulauan paracels itu telah disepakati oleh Komisi Militer Pusat dari Negara China. Menurut keterangan Kementerian Pertahanan China, bahwa Garnisun yang ditempatkan di kepulauan Paracels merupakan bentuk tanggung jawab dalam hal mobilisasi
pertahanan nasional di wilayah Sansha,Kepulauan Paracels.
Keputusan China mengenai proyeksi kekuatan militer yang dilakukan di Laut China Selatan khususnya di Sansha City merupakan hasil perencanaan yang matang. Pemimpin China
telah mengisyaratkan adanya pertimbangan tujuan besar di balik masuknya China di Kota Sansha, khususnya menggunakan kemampuan militernya. Penulis di sini ingin menjabarkan mengenai masing – masing penjelasan perihal pemetaan kapasitas nasional suatu entitas negara yaitu pemerintah China di wilayah di Laut China Selatan.
Aktifitas China dalam memproyeksikan kekuatannya di Laut China Selatan, khususnya di Kota Sansha ini merupakan salah satu jalan dalam melakukan pemetaan geopolitik negara tersebut. Grygiel juga menilai bahwa geopolitik merupakan respon negara dalam bertindak terkait dengan apa saja yang terjadi di luar negara tersebut. China menjadi salah satu negara yang merespon keadaan diluar wilayah teritorinya dengan cara memproyeksikan kekuatan militernya. Selain itu perilaku China dalam melakukan proyeksi kekuatan militer merupakan satu jalan pemetaan Geostrategi negara tersebut.
Perilaku China ini
berhubungan dengan geo(defence)strategi yaitu merespon keamanan
wilayah (territory
security). Pada kenyataannya Territorial integrity merupakan satu aspek penting dalam state security. Hal ini memberikan pemahaman pertahanan keamanan atau defences security sebuah negara diawali melalui jarak terjauh dari perbatasan security). Pada kenyataannya Territorial integrity merupakan satu aspek penting dalam state security. Hal ini memberikan pemahaman pertahanan keamanan atau defences security sebuah negara diawali melalui jarak terjauh dari perbatasan
terdapat dua varibel yang dapat selatan.
dipakai yang pertama jumlah Kemudian China juga mampu
kekuatan yang dimiliki oleh sebuah memetakan geografi negaranya
negara, kemudian yang kedua adalah melalui sikap negara tirai bambu itu
sejauh mana negara dalam merespon di kawasan Laut China Selatan. Jika
kekuatan atau kemampuan pada merujuk pada tulisan Grygiel yang
atau proyeksi menjelaskan bahwa gambaran atau
jarak terjauh
terjauhnya. Karena pada dasarnya fitur dari geografi adalah bagaimana
jarak atau frekuensi bisa dinyatakan negara menginfluence atau dalam jumlah power
yang mempengaruhi hubungan negara lain
diproyeksikan oleh sebuah negara. di luar wilayahnya melalui power
Tanpa adanya kemampuan untuk yang dimiliki negara tersebut baik
mengangkut pasukan pada jarak secara defence atau dengan cara
terjauh, maka kekuatan besar akan mengekspansi. Serupa dengan yang
terbatas pada daerah mereka sendiri. dilakukan China ketika melakukan
Maka dari itu untuk mengetahui proyeksi ke kawasan Laut China
proyeksi kekuatan militer China di Selatan, bahwasannya power yang
Laut China Selatan, akan dianalisis dimiliki China,di gunakan sebagai
berdasarkan dua variable yang salah satu perlindungan negara
miliknya Jonathan seperti yang tersebut melalui ekspansi di perairan
dijelaskan dalam tabel berikut: yang kaya akan sumberdaya alam Konsep yang paling terlihat jelas dalam fenomena China dalam
Table 2.1 Operasionalisasi Konsep memproyeksikan kekuatannya di
power projection wilayah Laut China Selatan adalah
power projection. Karena bila
merujuk pada penjelasan konsep
ar ubu an ngan
en
tersebut dapat diketahui power
V Jon
V H de
projection merupakan penyebaran Kekuat kekuatan militer di luar
an ibukota/negara sendiri. Dalam
Darat, tulisannya Jonathan disebutkan
jumlah
laut dan bahwa Power projection cenderung
power
Kekuatan Udara tertarik atau terlihat pada negara-
yang
militer yang yang negara yang dapat memproyeksikan
dimiliki
dimiliki oleh diproye kekuatan militernya dalam jumlah
oleh
China ksikan besar. Karena semakin besar power
sebuah
China atau kekuatan yang dimiliki oleh
negara
di Laut suatu negara, dan
China memproyeksikan kekuatan serta
mampu
Selatan kemampuannya pada jarak terjauh,
kemampuan Deploy maka semakin tinggi juga
Respon
untuk ment kemampuan power projection yang
negara
mengangkut/m militer dimiliki oleh negara tersebut
dalam
memproy enempatkan China (Jonathan,2013:123 )
eksikan pasukan/milita di
kekuatan
ry base pada Peraira ry base pada Peraira
n Laut
kemamp
China
uan pada
Kota Sansha, kepulau
an Paracel s.
Sumber : Jonathan N. Markowitz And Christopher J. Fariss (2013) Going the Distance: The Price of Projecting Power. University of California, San Diego.
2.4 Alur Pemikiran
Geografi,geostrategi, Geopolitik
Power Projection
Respon negara dalam jumlah power yang
memproyeksikan dimiliki oleh sebuah
kekuatan atau negara
kemampuan pada jarak terjauh
Kekuatan militer yang dimiliki oleh
Deployment militer China (power
China di Perairan Laut militer darat, laut
China selatan, dan udara )
khususnya di Kota Sansha, kepulauan
Paracels.
2.5 Peringkat Analisis (Level of Analysis)
Dalam menelaah penelitian ini, penulis berusaha menganalisa serta menjelaskan mengenai proyeksi kekuatan miltier China yang memilih untuk ditempatkan di kepulauan Paracels yaitu di Sansha City. Dalam penelitian ini, penulis memakai peringkat analisis (level of analysis) korelasionis. Kemudian yang dimaksud dengan peringkat analisis korelasionis yaitu berupa unit eksplanasi yang berada pada level atau tingkatan yang sama dengan unit analisa (Mas`oed, 1990: 39). Di dalam penelitian ini, dapat diketahui melalui analisa proyeksi kekuatan militer China, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan yaitu berupa eksplanasi mengenai penempatan militer China di Laut China Selatan yaitu kepulauan paracels, khususnya di Sansha City.
Kemudian level of analysis (LOA) yang penulis gunakan ada pada level negara. Di dalam penelitian ini negara dilihat sebagai sebuah entitas yang mengeluarkan sikap,keputusan dan kebijakan luar negeri (foreign policy, berupa proyeksi kekuatan sebuah negara) dengan tetap mempertimbangkan faktor domestiknya, yaitu mulai dari faktor politik, kepentingan ekonomi, sosial, ideologi dan nilai-nilai yang dianut sampai dengan opini publik yang berlaku saat itu. Kemudian perilaku individu, kelompok,organisasi, lembaga negara akan diperhatikan sejauh perilaku aktor dalam negara berkaitan dengan tindakan internasional. Dengan kata lain, perlu mengetahui proses pembuatan keputusan pada suatu negara sebagai bagian atau unit yang utuh. Karena pada dasarnya negara berkewajiban
atas tindakan apa yang di keluarkan sebagai reaksi dari faktor domestik, yang mana tindakan luar negeri yang dikeluarkan akan mempengaruhi negara lain dan atau sistem internasional (Mas`oed, 1990: 41- 42).
2.6 Argumen Utama
Berdasarkan uraian konsep penelitian di atas, maka didapat suatu argumen yang merupakan jawaban rumusan masalah yaitu proyeksi kekuatan militer China dilakukan dengan menyebarkan
kekuatan militernya di luar wilayah teritori negara, dilihat dari segi kekuatan militer yang dimiliki serta kemampuan jarak terjauhnya dalam memproyeksikan kekuatan militer negara tersebut di wilayah Laut China Selatan.
BAB III
Adapun teknik pengumpulan
METODOLOGI PENELITIAN
data yang dipakai dalam penelitian
3.1 Jenis Penelitian
ini merupakan teknik penelitian Pada proposal penelitian ini
pengumpulan studi pustaka (Conny, menggunakan pendekatan penelitian