PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PRO (1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM
SOLVING BERBASIS EDUCATIVE GAMES TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR IPA SD

Disusun Oleh
Heny Rahmawati (1815150826)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM
SOLVING BERBASIS EDUCATIVE GAMES TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR IPA SD

Globalisasi terus mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satu yang sangat
berkembang yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu
mengikuti perkembangan pada zamannya dan sangat berpengaruh pada pembangunan. Teknologi

bersumber dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka dari itu IPA disebut juga sebagai tulang
punggung pembangunan. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) berasal dari bahasa Inggris yaitu
natural science, natural yang artinya alam dan science yang berarti ilmu. Maka, IPA merupakan

ilmu yang mempelajari tentang alam.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan bidang ilmu yang dipelajari pada jenjang
pendidikan Sekolah Dasar. IPA merupakan salah satu pelajaran wajib untuk sekolah dasar. IPA
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan pasti sering dialami setiap orang. Menurut Trianto
(2010:136) Ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan yang sistematis, penerapannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah
seperti observasi dan eksperimen serta menuntun sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka,
jujur dan sebagainya.1 Dengan belajar IPA siswa dapat mempelajari tentang diri sendiri, alam
semesta serta kehidupan yang terjadi sehari-hari. Pembelajaran IPA tentunya dikemas dengan
kegiatan pembelajaran yang menarik, meaningfull, siswa mengalami secara langsung melalui
kegiatan praktik yang akan mengembangkan kompetensi siswa tentang alam sekitar. Selain itu,
siswa juga dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran IPA agar dapat mempengaruhi cara
berpikir siswa untuk lebih memahami dan dapat menerapkan pembelajaran IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada kenyataannya di sekolah, mata pelajaran IPA belum mampu mengembangakn
kompetensi siswa karena motivasi siswa dalam pembelajaran IPA yang masih kurang. Hal ini


1

Beti Nugraheni, Stefanus C. Relmasira, 2017, Upaya Meningkatkan Hasil Belajat IPA Melalui Model Problem
Based Learning Berbantuan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 8 No 1. Hal 4.
10.21009/JPD.081.01

juga dapat disebabkan oleh penggunakan model pembelajaran yang cenderung monoton. Guru
belum dapat memaksimalkan penggunaan model pembelajaran dengan baik dan banyak guru
kelas yang masih menggunakan pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (teacher centered)
yang disebut juga pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang konvensional membuat siswa
menjadi pasif, siswa lebih banyak mendengarkan guru berbicara dan menghafal pengetahuan
yang diberikan oleh guru kepada. Siswa hanya menerima dan mengikuti perintah dari guru.
Pembelajaran seperti ini dapat menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, mengurangi minat
siswa, bahkan siswa menjadi malas belajar. Akhirnya dapat berdampak kepada motivasi belajar
siswa dan pola pikir siswa yang kurang kreatif.
Berdasarkan permasalahan di sekolah mengenai pembelajaran IPA di SD, terdapat hal
yang perlu ditingkatkan mengingat begitu pentingnya pembelajaran IPA di SD. Dalam
pembelajaran IPA siswa dilatih untuk memiliki sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi
pembentukan sikap siswa. Selain itu, siswa dapat menguasai konsep ilmu alam dan juga

meningkatkan kompetensi siswa untuk dapat menerapkan kosnsep IPA ke dalam kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu siswa harus aktif dalam pembelajaran agar siswa dapat memahami
materi yang dipelajarinya dengan mengalaminya secara langusng. Salah satu cara untuk dapat
mengaktifkan peran siswa dalam kegiatan belajar IPA yaitu dengan meningkatkan motivasi
belajar siswa. Menurut (Tunjungsari, 2017:161-162) IPA sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah, dapat memberikan peranan dan pengalaman bagi siswa. Pembelajaran IPA dilakukan
dengan berbagai upaya, yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi belajar.2
Motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPA dapat mendorong siswa untuk lebih
memahami materi dalam pelajaran IPA dan meningkatkan kompetensi siswa. Seperti yang
dikemukakan oleh Woolfolk & Nicolich (1984, p.270) bahwa “... Motivation is usually defined
as something that energizes and directs behavior ...”3 Berdasarkan penjelasan tersebut motivasi

pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan. Motivasi juga dapat menyebabkan perilaku siswa secara aktif dan mempengaruhi
tindakan secara kuat untuk mencapai tujuan, khususnya pada hal ini adalah tujuan dalam
pembelajaran IPA. Motivasi siswa yang mempengaruhi belajar siswa dapat dilihat dari tingkah
2

Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 8 No 2. Hal 161-162.

10.21009/JPD.082.15
3
Ika, Djukri, 2017, Pengaruh Model Collaborative Learning Terhadap Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD. Jurnal Prima Edukasi . Vol 5 No 1. Hal 51. 10.21831/jpe.v5i1.7712

laku siswa, seperti siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan siswa berpartisipasi penuh
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Motivasi juga dapat menentukan arah
belajar siswa sebab ada tujuan dari kegiatan pelajaran itu sendiri. Sehingga motivasi dapat
menimbulkan gairah, minat dan semangat siswa dalam belajar IPA.
Motivasi belajar yang muncul dalam diri seseorang dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
dan ekstrinsik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan tertentu. Sehingga
dapat menimbulkan keaktifan siswa dan siswa belajar dengan semangat. Menurut Sardiman
(2011:80-84), bahwa indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1)
adanya hasrat dan keinginan seseorang untuk berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita di masa depan; (4) adanya penghargaan dalam
proses belajar; (5) adanya aktivitas kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan; (6)
adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan
nyaman dan baik.4 Adanya kegiatan yang menarik dan menyenangkan sangat diperlukan untuk
memunculkan motivasi siswa. Kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan dapat
dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung. Guru dapat

menggunakan model pembelajaran yang dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran yang
digunakan oleh guru tentunya model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seperti
dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving berbasis Educative Games.
Model pembelajaran Creative Problem Solving berbasis Educative Games merupakan
model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan
mencari dan menemukan sendiri konsep, teori, dan kemudian dibuat kesimpulan. Menurut
Pepkin (2004: 1) model pembelajaran Creative Problem Solving adalah suatu model
pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang
diikuti dengan penguatan kreatifitas. Model pembelajaran Creative Problem Solving sangat
potensial untuk melatih siswa berpikir kreatif dalam menghadapi berbagai masalah, baik itu
masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan secara sendiri atau bersama-sama.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Creative Problem Solving mengajak siswa untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk mengevaluasi pemahamannya dan
mengidentifikasi kesalahan dalam berpikirnya, sehingga siswa mampu mengembangkan daya
4

Albertus, Punaji, Dedi, 2016, Penerapan Strategi Pembelajaran Paradigma Pedagogi Ignatian (reflektif) Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi Berprestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas V Sekolah.
Jurnal Pendidikan. Vol 1 No 4. Hal 768. 10.17977/jp.v1i4.6555


nalarnya secara kritis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.5 Model pembelajaran ini
dipadukan dengan Educative Games pada proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
lebih menarik dan menyenangkan. Permainan ini dapat dilakukan secara berkelompok, sehingga
dapat melatih siswa dalam bekerja sama, saling menghargai pendapat orang lain, saling berbagi
dan memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Seperti menurut Ismail (2006: 204) agar
pembelajaran menarik bagi siswa, maka dalam pembelajaran dapat memasukkan permainan
edukatif yang dikaitkan dengan persoalan sehari-hari, cara penyampaian materi berganti-ganti,
dan memberi kesempatan pada siswa untuk membawa sesuatu yang dapat dipelajarinya di
sekolah.6 Pembelajaran dengan permainan edukatif dan cara penyampaian materi bergantigantian dapat membuat siswa menjadi lebih semangat belajar dan tidak mudah bosan.
Pembelajaran pun dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dengan begitu setelah siswa
dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran, siswa juga dapat memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-harinya karena saling berkaitan. Siswa pun menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran karena siswa diberikan kesempatan untuk membawa sesuatu yang dapat dipelajari
di sekolah.
Pembelajaran IPA di SD dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem
Solving berbasis Educative Games diharapkan dapat mengubah pembelajaran IPA yang pada

mulanya menggunakan pembelajaran konvensional (teacher centered) menjadi kegiatan
pelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif (student centered). Selain itu, model
pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi semangat belajar dan tidak mudah bosan karena

dipadukan dengan Educative Game. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
IPA.

5

NI Luh Mita Sri Mahendra Yanti. 2017, Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbasis
Educative Games Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA Kelas IV di Gugus IV Kecamatan Kuta,
Kabupaten Badung. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 1 No 2. Hal 92. 10.23887/jipp.v1i2.11967
6
Yanti, Loc.cit