PENERAPAN JIWA WIRUSAHAN PADA INDIVIDU B
PENERAPAN JIWA WIRUSAHAN PADA INDIVIDU BERAWAL DARI
PERCAYA DIRI DAN BERORIENTASI KEDEPAN UNTUK MEJADI
WIRUSAHA YANG BERHASIL
MOHAMAD ZAKI NUFUS
D0A013069
KELAS F
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015
1
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah segala puji syukur bagi Allah, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya tugas paper ini dapat terselesaikan. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah
memberikan bimbingan dan pengajaran. Serta kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian paper akhir mata kuliah kewirausahaan ini.
Papper ini berupa kajian mengenai Wirausaha yang mempunyai peranan
cukup besar dalam pembangunan perekonomian suatu bangsa. Wirausaha
menjadi solusi yang paling tepat untuk menghadapi masalah perekonomian
ditengah-tengah masyarakat, dimana saat ini jumlah pencari kerja terus melonjak
tidak sebanding dengan lowongan pekerjaan yang makin berkurang.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya
kepada dosen mata kuliah kewirausahaan yang telah memberi pengarahan dalam
penggarapan paper ini, serta semua pihak yang telah memberikan segala bantuan
sehingga paper ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa paper ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun untuk memperbiki paper ini, dan
semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Purwokerto, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
1.
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1.
Latar Belakang........................................................................................1
1.2.
Tujuan Penulisan.....................................................................................2
II. CARA MEMBANGUN POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN......................3
2.1. Pengertian Dasar Kewirausahaan.............................................................3
2.2. Pengendalian Alat Produksi (bahan baku)...............................................4
2.3. Ditukar/dijual..............................................................................................5
2.4. Pendapatan...................................................................................................6
III.
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN...............................................7
3.1. Percaya Diri.................................................................................................7
3.2.
Berorientasi Pada Tugas Dan Hasil.......................................................8
3.3.
Mandiri.....................................................................................................9
3.4.
Berinisiatif..............................................................................................10
3.5.
Berpikir Kedepan..................................................................................11
IV.
CARA MEMBANGUN REALITAS KEWIRAUSAHAAN..................12
4.1. Dream (mimpi)..........................................................................................12
4.2.
Decisiveness (ketegasan).......................................................................13
4.3.
Doers (pelaku)........................................................................................14
4.4.
Determination (ketetapan hati)............................................................15
4.5.
Dedication (dedikasi).............................................................................16
4.6.
Devotion (kesetiaan)..............................................................................17
4.7.
Details (terperinci).................................................................................18
4.8.
Destiny (nasib).......................................................................................19
4.9.
Dollars (uang)........................................................................................20
4.10.
V.
Distribute (distribusi)........................................................................21
CIRI-CIRI UMUM WIRAUSAHA YANG BERHASIL...........................22
5.1. Tujuan Yang Berkelanjutan......................................................................22
5.2.
Ketekunan Dan Ketabahan Dalam Mencapai Tujuan.......................23
5.3.
Mengatasi Kegagalan............................................................................24
5.4.
Mengambil Resiko Adalah Biasa.........................................................25
5.5.
Kemampuan Memecahkan Masalah...................................................26
5.6.
Stamina Dan Kesehatan Fisik..............................................................27
5.7.
Kesehatan Mental Dan Emosi..............................................................28
5.8.
Obyektif..................................................................................................29
5.9.
Fleksibel..................................................................................................30
5.10.
Komitmen...........................................................................................31
5.11.
Hubungan Antar Manusia................................................................32
5.12.
Akses Terhadap Sumber Keuangan.................................................33
5.13.
Latar Belakang Keluarga..................................................................34
KESIMPULAN.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
1.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kewirausahaan adalah sebuah proses dinamis dalam menciptakan
tambahan kekayaan atau suatu proses untuk mengembangkan suatu usaha baru,
mungkin dalam bentuk membawa produk baru ke pasar yang ada , atau membawa
produk yang baru ke pasar yang baru untuk pembentukkan organisasi yang baru.
kewirausahaan adalah suatu pengambilan resiko dengan jalan membeli barang
sekarang dan menjual dengan harga yang tidak pasti
Karakteristik kewirausahaan yang meliputi rasa percaya diri, berorientasi
pada tugas dan hasil, mandiri, berinisiatif, dan berpikir kedepan merupakan
karakter yang selalu melekat pada seorang wirausaha. Kepercayaan diri adalah
sikap positif seorang
individu
yang
memampukan dirinya
untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan/situasi yang dihadapinya. Wirausaha adalah individu yang mendirikan
mengelola atau mengembangkan dalam melembagakan perusahaan yang dimiki
sendiri dan individu yang dapat menciptakan suatu pekerjaan bagi orang lain
dapat disebut berswadaya.
Ciri-ciri umum wirausaha yang berhasil diantaranya mempunyai tujuan
yang berkelanjutan, tekun dan tabah dalam mencapai tujuan, mampu mengatasi
kegagalan, mengambil resiko hal yang biasa, kemampuan memecahkan masalah,
serta memiliki stamina dan kesehatan fisik. Orientasi wirausaha menggambarkan
tujuan dari suatu perusahaan untuk digabungkan dalam kesempatan membuka
pasar baru dan pembaruan dari operasi pasar yang sudah ada. Tekun berarti terus
menerus berusaha hingga tujuan yang telah ditentukan dan diyakini sebelumnya
dapat tercapai dengan hasil yang optimal.
Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya.
Melalui lingkungan itulah anak mulai mengenal dunia sekitarnya dan pola
pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari; melalui lingkungan itulah anak
mengalami proses sosialisasi awal, latar belakang keluarga dan pengaruh atau
dorongan sosial lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa Dukungan dari keluarga untuk melakukan suatu usaha sangat
dibutuhkan hal itu akan lebih memperlancar dalam usahanya. Dukungan keluarga
memang dapat memberikan nilai tambah yang hebat bagi orang yang sedang
mengerjakan bisnis. Sehingga seorang wirausaha yang sukses tidaklah lepas
daridukungan keluarga yang mendukung dan memberi inovasi agar selalu kreativ,
inovatif dan berpikir kedepan dalam menghadapi tantangan yang ada.
I.2. Tujuan Penulisan
a.
b.
c.
d.
Mengkaji cara membangun pola pikir Kewirausahaan
Mengkaji karakteristik Kewirausahaan
Mengkaji cara membangun realitas Kewirausahaan
Mengkaji ciri-ciri umum Wirausaha yang berhasil
II. CARA MEMBANGUN POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN
2.1. Pengertian Dasar Kewirausahaan
Wirausaha
bukanlah
orang
yang
bergulat
dengan
pikiran,
merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi.
Mereka tidak
dalam
pikiran
mau berhenti
penuh
mengeksekusi, yaitu
pada eksploitasi
keraguan."Manusia
melakukan
pikiran
dengan
atau berputar-putar
entrepreneur
mindset
tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan
daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (Cholichul, 2012).
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya (Hendro, 2011).
Selain
itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
(Kasali, 2010). Sedangkan menurut Kamrianti (2012), kewirausahaan
adalah
suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada
menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
2.2. Pengendalian Alat Produksi (bahan baku)
Bahan baku adalah bahan yang belum diolah sebagai tempat bahan
produksi ( Sofyan,2009 ). Pengadaan bahan baku yaitu banyaknya kuantitas dan
seberapa baik kualitas bahan yang yang dikehendaki untuk mencapai kuantitas
dan kualitas yang diinginkan. Kriteria pemilihan bahan :1 ) Kualitas pasok , 2)
Kontuinitas pasokan 3) Mutu yang sesuai standar Pengusaha harus dapat menggali
sumber pasokan bahan baku baik yang sudah jadi maupun setengah jadi (Hendra,
2011).
Pengadaan bahan baku harus diperhatikan beberapa faktor yang
mendukung antara lain :a) Perkembangan harga produk tersebut , total harga
pembeliannya sampai ke pengusaha,b) Kondisi dari bahan yang digunakan
(Kasmir:2007) Adapun yang dimaksud bahan adalah unsur yang melekat dan
secara langsung adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada
produk yang bersangkutan (Alma:2005).
Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru 5 Faktor konversi hasil terhadap
bahan baku adalah perbandingan antara produksi (hasil) dan bahan baku yang
dipergunakan. Harga bahan baku adalah harga seluruh bahan baku yang
dipergunakan dalam pembuatan produk (Rp/kg). (Kasmir: 2007).
2.3. Ditukar/dijual
Tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu untuk mencapai volume
penjualan, mendapatkan laba tertentu dan menunjang pertumbuhan perusahaan.(
Winardi (2012). Penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka
yang
ditujukan
untuk
menciptakan,
memperbaiki,
menguasai
atau
mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak
lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang
menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama. (Kartajaya, 2006)
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat
meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi penjualan
menurut Winardi (2012) adalah kondisi dan
kemampuan penjual, kondisi pasar dan modal.
Faktor yang sangat
penting dalam mempengaruhi volume penjualan
adalah saluran distribusi yang bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat
memberikan laba yang
maksimun.
Secara
umum
mata
distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya
rantai
saluran
yang lebih besar,
tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan
semakin dikenal oleh mayarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan
yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan. ( Stanton ,
2008 )
2.4. Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu pertambahan asset yang mengakibatkan
bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari
pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan
karena bertambahnya liabilities. Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan adalah
bahwa pendapatan merupakan proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan selama jangka waktu tertentu (Simanjuntak, 2008).
Menurut Lestari, pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun barang yang berasal dari pihak lain maupun dari hasil industri
yang dinilai atas dasar jumlah uang dari harta yang berlalu saat itu (Lestari, 2011).
Haryanto (2011)
menyatakan
bahwa
besarnya pendapatan seseorang
tergantung pada sedikit banyaknya waktu yang digunakan untuk bekerja, semakin
lama ia bekerja akan semakin besar pula penghasilannya. Semakin lama masa
kerja maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar, karena masa
kerja yang lebih lama biasanya semakin banyak pengalaman.
Asumsi dasar yang digunakan adalah semakin banyak pengalaman kerja
seseorang akan semakin tinggi pula produktivitas kerja seseorang akan
menyebabkan hasil yang memuaskan. Karena pengalaman dan serta tingkat
pengetahuan yang lebih banyak memungkinkan akan lebih produktif bila
dibanding dengan yang relatif kurang dalam pengalaman kerja (Abipraja, 2013).
III.
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
3.1. Percaya Diri
Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan
untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
dihadapi. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Kasali, 2010).
Kepercayaan
diri
adalah
sikap
positif
seorang
individu
yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Orang yang tinggi
percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya.
Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain,
memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya
stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam (Suryana, 2013).
Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan diri
sendiri.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif lebih
mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan
orang lain (Patir, 2010). Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami
diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri
dan percaya diri (Bygrave, 2014). Sikap minder, rendah diri sangat menghambat
kemajuan untuk dapat membentuk jiwa wirausaha, di antaranya percaya diri dan
karakter percaya diri dapatdibentuk organisasi.
III.2. Berorientasi Pada Tugas Dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik,
dan inisiatif (Suryana 2013). Dengan adanya motivasi dalam berusaha, seorang
wirausaha akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang
dikerjakan merupakan pekerjaan halal (Alma 2013).
Ciri-ciri wirausaha adalah berorientasi ke depan dalam mengambil suatu
tindakan sebab untuk meningkatkan bisnis yang dimiliki agar nantinnya ada
ketindak berlanjutan dan perkambangan usaha yang dibangun(Siti:2010)dalam
berioerientasi kedepan maka seseorang haruslah didukung beberapa sifat antara
lain:
1. Berpikir ,teliti , inovatif dan kreatif
2. Berani mengambil resiko dan percaya akan kemampuan diri sendiri,
3. Memiliki kepribadian yang tekun dan ulet,
4. Selalu berusaha untuk meningkatkan hasil dari tugas,
5. Berusaha mencapai hasil maksimal dari hal yang telah dilakukan. (Priyanto,
2010 ).
Bentuk dari berorientasi pada tugas dan hasil adalah memenuhi kebutuhan
akan prestasi,orientasi atau tujuan adalah labasehingga harus tekun, tabah ,
memilki tekad serta berinisiatif (Meredith:2006).
III.3. Mandiri
Mandiri Artinya sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan ap
yang harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan karena kemauan
sendiri serta tidak merasa besar (Suryana, 2014). Bukan karena orang lain, tetapi
besar karena usaha kerasnya
masalah
yang
resiko
yang
dihadapi
serta
hambatan
dan
harus diselesaikan adalah milik kita sendiri dan kita yang
memutuskan cara menghadapi dan menuntaskannya, tentunya selalu berdo‟a
dan ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya adalah Ketika kita tidak
mampu memperkerjakan orang dalam memulai bisnis pertama kalinya berarti
pertama-pertama yang menjadi keputusan yaitu menjadi satu-satunya pegawai di
tempat usaha yang kita dirikan (Rukka, 2011).
Sesuai
dengan inti
untuk menciptakan seuatu
dari
jiwa
yang baru
kewirausahaan
dan
berbeda
yaitu
(create
kemampuan
new
and
different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Wirausaha harus dapat mandiri
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain
(Meredith, 2006).
Wirausaha
harus
mengembangkan
teknologi
baru,
menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan
jasa yang baru yang lebih efisien. Mampu memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen (Merrill, 2005).
III.4. Berinisiatif
Menurut Suryana (2009) mengungkapkan bahwa “Inisiatif adalah
kemampuan mengembangkan ide dan caracara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan ide dan caracara baru dalam memecahkan masalah dan
menemukan peluang (thinking new things). Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu
mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang
dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif (Drucker,
2014).
Perilaku
inisiatif
ini
biasanya
diperoleh
melalui
pelatihan
dan
pengalaman yang bertahun-tahun, dan perkembangannya diperoleh dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap , bergairah, dan semangat berprestasi. Inisiatif
ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu
akan melahirkan kreativitas (daya
perintah.
cipta) setelah
Kebiasaan berinisiatif
dibiasakan
dan melahirkan inovasi (Narzuki, 2007). Gerschenkron
berulang-ulang
adalah
seorang
ahli
yang menonjolkan inovasi sebagai sarana kepribadian menuju kewirausahaan
modern. la mengemukakan "entrepreneur
are
people
whose
task
is
to
make economic decisions" (Myron Weiner, 2006 ).
Wirausaha adalah orang yang bertugas memecahkan keputusan-keputusan
ekonomi. Menurut Alwi (2008) “Inisiatif adalah kemampuan untuk mencipta atau
daya cipta”.sehingga manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan
wujud yang sempurna oleh sebab itu dalam melakukan terus melakukan inisiatif
agar menjadi hidup yang lebih produktif.
III.5. Berpikir Kedepan
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa
depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha.
Usaha memanfaatkan
peluang
dengan
penuh
perhitungan. Orang
yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan
pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2013).
Menelusuri
sejarah
pribadi di masa lalu dapat memberikan gambaran
mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah
pengalaman hidup : hambatan dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan
bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan
keperihan, dan lain sebagainya (Salim, 2005).
Masa depan memberikan harapan, paling tidak demikian laseharusnya bagi
mereka yang beriman dan berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang
tidak menyenangkan, dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum
sesuai dengan cita-cita atau impian kita, maka adalah wajar jika kita
mengharapkan masa
depan
yang
lebih
baik,
lebih
cerah,
lebih
menyenangkan. Sebab selama masih ada hari esok, segala kemungkinan
masih tetap terbuka lebar (Alma, 2010). Dengan orientasi ke
Wirausahawan
melakukan
masa
depan.
perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka
mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan
(Meredith, 2006).
IV. CARA MEMBANGUN REALITAS KEWIRAUSAHAAN
4.1. Dream (mimpi)
Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Bahkan
impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi
hingga mencapai tujuan atau
menggapai
tujuan
selanjutnya.
Dorongan
motivasi itulah yang akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang
harus ditempuh,
misalnya
bagaimana mencari informasi dan menjalin
komunikasi maupun bekerjasama dengan orang lain (Suad, 2011).
Menurut Sukanto (2008), "Hidup ini mengerut atau berkembang sesuai
dengan keteguhan hati seseorang”. Terdapat empat tips sederhana dalam
menjadikan impian sebagai sumber energi kita, yaitu disingkat dengan kata PLUS,
yaitu; percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif.
Wirausaha harus mempunyai mimpi terhadap keinginan masa depan
pribadi dan bisnis serta mampu mewujudkan mimpinya. Hal ini merupakan
motivasi yang kuat untuk mulainya suatu usaha. Impian adalah ambisi dari
dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk maju (Manullang, 2011).
Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk
mewujudkannya. Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan
teknologi yang lebih hebat itu berkat impian orang-orang besar. Orang-orang
besar itu adalah para pemimpi (Meredith, 2006).
IV.2.
Decisiveness (ketegasan)
Ketegasan diri didefinisakan sebagai kemampuan seseorang menolak
permintaan,meluahkan
perasaan
tanpa
menyinggung
perasaan
orang
lain,memuliakan serta dapat membuat permintaan tanpa merasa tertekan.
Decisiveness (ketegasan) Yakni tidak menangguhkan waktu dan membuat
keputusan dengan cepat. Ketegasan dari seorang wirausaha dapat terbukti dari
keputusan-keputusan yang dibuatnya yang hampir semuanya cepat dan tepat. Hal
ini membuat para karyawannya selalu percaya dan menjalani semua keputusankeputusan yang dibuatnya (Turner, 2005). Merencanakan produksi merupakan
salah satu tantangan bagi seorang wirausaha. Diperlukan ketegasan dalam
merencanakan. Hal ini sangat penting karena ketegasan seorang wirausaha
akan menentukan kemampuan dirinya untuk mencapai cita-citanya secara
cerdas (Yager, 2005).
Salah satu tantangan dalam melakukan pengendalian adalah mengukur
kinerja aktual (Timpe, 2011). Pengukuran
kinerja
tersebut
membutuhkan
kejelian dan ketegasan dalam memastikan bahwa aktifitas yang dilakukan telah
disusun rencana dan diukur kinerjanya. Pengendalian harus dikaitkan dengan
usaha pencapaian kinerja yang diharapkan, maka sebelumnya harus ditentukan
tujuan aktifitas pekerjaan, kemudian penentuan standar atau dimensi-dimensi
kinerja serta
ukurannya, diikuti dengan
penentuan
metode penilaian,
pelaksanaan, dan evaluasi (Zohar, 2006).
IV.3.
Doers (pelaku)
Wirausaha
adalah
perintis
dan
pengembang
perusahaan
yang
berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara
mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai
tingkat keberhasilan
tertentu
yang
diinginkan. (Suryana, 2013).
wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung
Seorang
menindaklanjuti. Mereka
melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau
menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya (Kasali, 2010).
Mengenai pengertian wirausaha, Meredith (2006) juga menjelaskan
bahwa: “Para pelaku usaha atau wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya
dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Lebih lanjut dalam Patir (2010) dijelaskan bahwa wirausaha adalah
orang-orang
yang
mempunyai
sifat-sifat
kewiraswaswtaan/kewirausahaan:
keberanian mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam
menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan
sendiri. Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan,
artinya melihat/memandang, berpikir dengan penuh perhitungan, mencari
pilihan dari Berbagai alternative pilihan dan pemecahannya dengan harapan bisa
meminimalisasi setiap kesalahan yang kemungkinan akan muncul sehingga
terhindar dari kesalahan yang fatal.
IV.4.
Determination (ketetapan hati)
Enterpreneur memiliki keyakinan bahwa sebanarnya kegagalan itu tidak
ada bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil
kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari
masalahanya (Waiton, 2010)
Ciputra (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk
mencari peluang
menuju
sukses. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orangorang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif
(energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan
berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan
berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan
tantangan) (Cooper, 2006).
Kompetensi kewirausahaan harus dimiliki tidak hanya oleh pemilik tetapi
oleh semua yang terlibat dalam
adalah
mengenali
Implementasi
kewirausahaan
dan memenuhi pelanggan secara proaktif dan proporsional,
kesadaran akan kelangsungan
sedangkan
perusahaan.
perusahaan
tergantung
pada
pelanggan,
pengambilan risiko lebih ditekan kan pada pihak perusahaan
(Drucker, 2005). Keyakinan / ketetapan hati karana ingin berwirausaha namun
tidak mengetahui dan merasa ragu ragu dalam budayanya sendiri,sikap teguh
berpengaruh dalam memutuskan mana yang bener dan yang salah.
IV.5.
Dedication (dedikasi)
Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yg luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh. Seorang yang berdedikasi berkata,” aku
melayani, maka aku ada,” keberadaan dirinya ditentukan oleh sejauh mana dirinya
bermanfaat (Zohar, 2006).
Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi,kadangkadang
dia
mengorbankan
hubungan
kekeluargaan, melupakan hubungan
dengan keluarganya untuk sementara. Semua perhatian dan kegiatannya
dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya (Timpe, 2011). Dedikasi adalah
pengabdian; melakukan suatu pekerjaan/aktifitas dengan bersungguh-sungguh dan
dengan selalu memberikan yang terbaik tanpa perlu mengeluh serta penuh
loyalitas tinggi Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang
tinggi terhadap bisnisnya, karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan
selalu menghampirinya (Turner, 2005).
Mereka yang mempunyai dedikasi tinggi akan menjunjung tinggi juga
komitmen mereka tanpa mengingkari janji apalagi mereka tidak akan melukai
orang lain (Yager, 2005). ketika seseorang cinta karena dedikasi, maka hal itu
tidak akan sia-sia, walaupun harus dipaksa dan melelahankan mendera, dan juga
keletihan yang luar biasa, hal tersebut menjadi bahan bakar semangat untuk bisa
maju melanjutkan usahanya.
IV.6.
Devotion (kesetiaan)
Devotion yang mempunyai arti kesetiaan atau ketaatan, jadi seorang
wirausaha dalam menjalankan usahanya harus setia dan taat sesuai dengan
peraturan yang telah dibuatnya sendiri (Margono, 2012). Seorang wirausaha harus
menyenangi pekerjaannya, mencintai produknya dan nilai produk yang dihasilkan,
sehingga mendorongnya untuk menjual dan memproduksinya lebih banyak
pekerjaannya dan banyak yang dihasilkannya (Mardiyatmo, 2005).
Lakukanlah
sesuatu
karena
memang
ingin
melakukannya
tanpa
keterpaksaan dalam melakukannya. Seorang wirausaha mencintai pekerjaan
bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong
keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya (Frinces, 2008).
Hidayat (2010) mengemukan bahwa kesetiaan seorang wirausaha dapat diukur
melalui lima indkator variable yaitu: Adanya perkembangan, Recomendasi,
menambah jumlah tabungan , menceritakan hal positif, Kesediaan menerima
bunga yang rendah.
Menurut Christina Whidya Utami (2006), Loyalitas konsumen adalah
kesetiaan konsumen untuk berbelanja di lokasi tertentu. Kesetiaan tidak terbentuk
dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil
pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian sepanjang waktu.
IV.7.
Details (terperinci)
Wirausahawan harus berani dan siap
menanggung
resiko
kegagalan.
Oleh karena itu, sebelum memulai usaha harus direncanakan masak-masak, mulai
dari permodalan, produksi, untung-ruginya, jangkauan dan cara pemasarannya
(Joesoef, 2006).
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan
yang
membentuk
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi dan kemajuan pada perekonomian akan berasal dari para
wirausaha yang merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan untuk
mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Chandra, 2011).
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.
Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan
usahanya. Wirausaha adalah orang yang pandai dan berbakat mengenali
produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi (tindakan) untuk pengadaan produk baru, memasarkan,
dan mengatur permodalan operasinya (Hidayat, 2010).
Wirausahawan
adalah
individu-individu
yang
berorientasi
kepada
tindakan dan bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam mengejar
tujuannya (Swasono, 2006). Dengan demikian maka hakikat dan kriteria
wirausaha tentunya tidak sembarangan tetapi hendaknya mengacu kepada kriteria
yang berlaku secara rinci.
IV.8.
Destiny (nasib)
Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib & tujuan ,bebas dan tida
mau bergantung pada orang lain,wirausaha harus bertanggung jawab terhadap
nasib dan tujuan yang hendak ia capai (Chen, 2006)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung
kepada orang lain (Amir, 2010). setiap
wirausahawan
yang
orang
memiliki
bakat
sebagai
dan semangat berwirausaha sulit dipaksakan. Hanya mereka
mempunyai semangat
membangun
dengan
prakarsa
sendiri,ingin
memperbaiki nasib, serta mampu melihat peluang dengan sumber daya yang
ada dan mau mencobanya (Anonimous, 2006). Bila anda memiliki kemampuan
sebagai wirausahawan, pertama kali anda haruslah memiliki rasa optimis
dan prakarsa untuk meningkatkan produktivitas dengan meraih nilai tambah
dengan melakukan usaha.
Menurut Cahyono (2013), wirausahawan manusia teladan, yang mampu
berdiri sendiri di sektor swasta dengan mengandalkan kemampuan sendiri.
Menjadi wirausahawan bukan nasib buruk, tetapi tingkat kemampuan yang lebih
melekat pada nasib seseorang. Kewirausahaan dapat diajarkan tetapi untuk
menjadi wirausahawan bukan hanya diperoleh dari ilmu pengetahuan, tetapi
justru cenderung pada kiat , sifat
siasat dan tekad. Belajar yang terbaik untuk
menjadi wirausahawan ialah belajar pada seorang wirausahawan lainnya
(Swasono, 2006).
IV.9.
Dollars (uang)
Uang (dollars), yakni kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti
sebagai ukuran sukses. Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai
kekayaan, motivasinya bukan karena masalah uang (Wijandi, 2011). Uang
dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam
bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.
Uang adalah medium pertukaran (medium of exchange). Sikap terhadap
uang merupakan penerimaan individu terhadap uang sebagai
aktivitas-aktivitas
pertukaran,
medium
dalam
seperti transaksi ekonomi, dan transaksi social
(Soemanto, 2009). untuk menjadi wirausahawan memang tidaklah mudah, karena
penuh tantangan dan mengandung resiko. Seorang wirausahawan memiliki
kepribadian dan sifat spesifik. Sharma (2005) menyebutkan ada
karakteristik
wirausahawan,
kepribadian
yaitu
yang
motif
beberapa
mempengaruhi seseorang untuk menjadi
(dorongan)
berprestasi, kemandirian, toleransi
terhadap perubahan, dan sikap terhadap uang.
Dalam mengukur kinerja keuangan dapat digunakan dua indikator
yaitu Return on assets
(ROA) dan Return On Sales (ROS).
ROA
merupakan perbandingan antara net profit yang diperoleh dengan total asset
yang dimiliki perusahaan tersebut. Sedangkan ROS merupakan perbandingan
antara net profit yang
diperoleh
dengan
total
penjualan
yang
berhasil
dilakukan oleh perusahaan (Banfe, 2011).
IV.10. Distribute (distribusi)
Distribusi menurut Indriantono (2009) adalah kegiatan penyampaian
produk dari produsen sampai kepada konsumen sebagai pemakai akhir.
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada
orang orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak
mencapai sukses dalam bidang bisnisnya. Saluran distribusi terdiri dari berbagai
badan / lembaga yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi
sebagai suatu system/ jaringan (Kohli, 2010).
Sebagai instrument kebijakan perusahaan menurut Ferdinand (2009),
kebijakan distribusi dapat digunakan untuk memanajemeni persaingan dibawah
asumsi bahwa semakin tinggi intensitas distribusi diterapkan, akan semakin
kokoh kekuatan yang dimilki dan semakin besar kemungkinan bahwa barang
atau jasa yang ditawarkan dapat dijual pada pasar target tertentu.
Manajemen yang efektif dari saluran pemasaran membutuhkan keahlian,
tetapi membedakan penggunaan kekuasaan yang bersifat social (Brown et.al
2005). Strategi
distibusi
berkenaan
dengan
penentuan dan
manajemen
saluran distribusi yang digunakan oleh produsen untuk memasarkan barang
dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ditangan konsumen sasaran
dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan. Intensitas distribusi
didefinisikan
sebagai
jumlah
perantara
yang
digunakan
oleh
sebuah perusahaan
didalam area perdagangan (Tjiptono, 2007).
V. CIRI-CIRI UMUM WIRAUSAHA YANG BERHASIL
5.1. Tujuan Yang Berkelanjutan
Analisis Situasi atau tujuan menggambarkan situasi, mulai dari sumber daya
alam, bahan baku produk, sumber daya manusia, usaha yang telah ada sampai
prospek pemasaran, hambatan dan juga keuntungannya.Tujuan : meliputi tujuan
atau target yang diharapkan dapat dalam jangka pendek dan jangka panjang.
(Kurniasih:2005) Bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapai. (Bygrave:2008)
Bebas dan tidak tergantung kepada orang lain.. tujuan-dari wirausaha
dimana
pengaplikasiannya
dengan
menerapkan
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap sumber daya perusahaan
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.. tujuan dan sasaran yag digunakan
sebagai standard dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan.
Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer
keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai.(Astamoen:2005)
Tujuan
manajemen
keuangan
menurut
Irawati
(2006)
adalah:
“untuk
memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expense atau
cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam
menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau
survive dan expantion.”
V.2. Ketekunan Dan Ketabahan Dalam Mencapai Tujuan
Keberhasilan untuk menjalankan hidup berdiri sendiri dalam Wirausaha
harus berdasarkan kepada bekerja dan berusaha dengan tekun dan tekad yang kuat
untuk maju, bebas dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam berusaha,
disiplin dan berkepribadian yang kuat di dalam menjalankan usahanya, berusaha
dengan penuh keyakinan, iman dan penuh ketawakalan dalam berusaha.
(Setyawati , 2013).
Mastuti, dan Alwi (2008), seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Ketekunan dan ketabahan perlu dimiliki
seorang wirausaha yang ingin maju.Landasan yang kuat untuk meningkatkan
karsa dan karya seseorang dalam berwirausaha. Kreativitas, inisiatif, kegairahan
kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong seorang wirausaha untuk mencapia
karya yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal
kepercayaan diri. Maka, seorang wirausaha harus memiliki ketekunan dan
ketabahan untuk mencapai apa yang jadi tujuannya. (Buchari, 2010).
Teguh, tekun, dan kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak
terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ ia datang. Kadang-kadang
seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu
memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
keras merealisasikannya. ( Saiman , 2009)
V.3. Mengatasi Kegagalan
Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya,
yaitu tidak kompeten dalam manajerial, kurang berpengalaman,
baik
itu
kemampuan
usaha,mengkoordinasikan,
teknik,
mengelola
memvisualisasikan
sumber
daya,
kurang
dapat mengendalikan keuangan, gagal dalam perencanaan,
lokasi yang kurang memadai, kurangnya pengawasan peralatan,
sikap
yang
kurang
ketidakmampuan
sungguh-sungguh
dalam
dalam
melakukan
berusaha,
peralihan/transisi
kewirausahaan.(Smith , 2013 )
Marwan
(2005),
membuktikan
dalam
model
dinamis
pembelajaran wirausaha, bahwa kegagalan dan keberhasilan
wirausaha akan memperkaya dan memperbaharui stock of
knowledge serta sikap wirausaha sehingga ia menjadi lebih
mampu dalam berwirausaha. Dalam kaitannya dengan upaya
untuk
mempertahankan
usaha,
seorang
wirausahawan
memerlukan suatu strategi positioning yang kuat serta konsisten
dalam suatu lingkungan persaingan yang dinamis.
Bambang
(2013),
mengatasi
kegagaasal
saja
wirausahawan selalu waspada dan selalu melakukan evaluasi
serta pengendalian secara teratur dan berkala. Belajar dari
pengalaman-pengalaman
tersebut
akan
membantu
untuk
mencapai hasil yang lebih positif di masa yang akan datang Bila
tidak, maka wirausahawan menjadi lengah dan akibatnya tandatanda
kegagalan
tidak
diketahui
dan
kemudian
berakibat
dideritanya kegagalan. Meredith (2005), terdapat beberapa yang
tetap terus mempertahankan usahanya di tengah banyaknya
kendala dan hambatan bahkan kegagalan yang dihadapi.
V.4. Mengambil Resiko Adalah Biasa
Asri (2006) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan
peluang-peluang untuk menciptakanusaha baru atau dengan pendekatan yang
inovatifsehingga usaha yang dikelola berkembang menjadibesar dan mandiri
dalam menghadapi tantangantantangan persaingan..
Berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. individu
yang
spesifik,
mereka
berperan
sebagai
inovator,
pencari
peluang usaha yang menguntungkan, serta berani mengambil
resiko.( Hatani , 2008)
Kasmir (2007), keberanian untuk menanggung resiko yang
menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang
penuh perhitungan dan realistis. Situasi resiko kecil dan resiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat
pada masing-masing situasi tersebut. Wirausaha menghindari
situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan
menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Berani
mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap
kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Wirausaha yang tidak
mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Pengambilan
risiko
memang
sudah
biasa
dilakukan
bagi
wirausahawan yang ingin mencapai tujuan. (Ahmady , 2013)
V.5. Kemampuan Memecahkan Masalah
Indikator
kemampuan
memecahkan
masalah
adalah
prigel/ulet/rajin dalam bekerja atau berusaha, banyak akal dan
memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapi,
memahami
secara benar terhadap diri pribadi atas kemampuan yang
dimiliki, kreatif dalam mencari jalan keluar terhadap masalah
yang dihadapi.( Riyanti ,2013)
Kuntowicaksono (2012), secara simultan ada pengaruh
pengetahuan kewirausahaan, kemampuan untuk memecahkan
masalah terhadap minat kewirausahaan. Tidak ada pengaruh
secara parsial pengetahuan kewirausahaan terhadap minat
kewirausahaan. Terdapat pengaruh parsial kemampuan untuk
memecahkan
masalah
kewirausahaan
terhadap
minat
kewirausahaan. Memahami secara benar terhadap diri pribadi
atas kemampuan yang dimiliki
Pemecahan masalah atau problem solving didefinisikan
sebagai
suatu
proses
penghilangan
perbedaan
atau
ketidaksesuaian antara hasil yang diperolah dan hasil yang
diinginkan, salah satu bagian pari proses pemecahan masalah
adalah
pengambilan
keputusan
(decision
making),
yang
didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah
alternatif yang tersedia, pengambilan keputusan yang tidak tepat
akan
mempengaruhi
kualiatas
dari
hasil
dari
pemecahan
masalah yang dilakukan. (Suyugi , 2010).
Para wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan
mengumpulkan
data-data,
mengolahnya,
menganalisis,
menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari penganalisaan
tersebut. (Kiyosaki , 2005).
V.6. Stamina Dan Kesehatan Fisik
Aktivitas sehari-hari pengusaha baik dilingkungan keluarga,
lingkungan perusahaan, lingkungan sosial yang demikian padat
dan kompleks menuntut stamina fisik dan mental yang prima.
Kesehatan fisik sangat penting untuk mengimbangi tuntunan.
( Dean , 2005)
Stamina
kemampuan
yang
tinggi
menjalankan
diperlukan
bisnis,
untuk
memenuhi
kemampuan
untuk
berkonsultasi dengan para ahli: keinginan untuk mencari bantuan
orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan. Kesehatan fisik
sangat penting untuk mengimbangi tuntunan dan tekanan yang
ditimbulkan dari bisnisnya, terutama pada tahun-tahun awal.
Kesehatan mental dan emosi pada jam kerja yang panjang dan
tekanan bisnis menuntut kestabilan emosinya. (Hardian ,2011)
Uyanto (2006) berpendapat bahwa lebih dari 50 persen
memulai wirausaha pada umur 25 sampai 40 tahun. Ini juga
dikarenakan anak muda lebih semangat dan tenaga yang masih
kuat serta kondisi kesehatan yang lebih bagus. Diharapkan anak
muda sebagai pengerak perekonomian bangsa. Menjaga stamina
dan kesehatan fisik salah satu modal awal untuk menjadi
seorang wirausahawan. Seberapa kuat kita dapat menerima
setiap kenyataan dari usaha yang dijalani.
kualitas dasar daya fisik/raga kewirausahaan memiliki
karakteristik/
dimensi-dimensi
sebagai
berikut:
menjaga
kesehatan secata teratur; memelihara ketahan/stamina tubuh
dengan baik; memiliki energi yang tinggi; dan keterampilan
tubuh dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.
(Sukmadinata ,2006).
V.7. Kesehatan Mental Dan Emosi
Kesehatan
mental
adalah
terwujudnya
keharmonisan
yang
sungguhsungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). (Bygrave:2008)
Pengertian sehat mental dari orientasi klasik kurang memadai untuk
digunakan dalam konteks psikologi. Mengatasi kekurangan itu dikembangkan
pengertian baru dari kata ‘sehat’. Sehat atau tidaknya seseorang secara
mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri
terhadap lingkungan. ( Zakiah , 2005).
Lambing (2005) mengemukakan, kesehatan mental adalah terhindar
seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa,
adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa
dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada
padanya seoptimal mungkin. Kesehatan fisik, mental dan sosial.
Sangat
berkaitan dengan wirausaha hendaknya sebelum berwirausaha dibekali oleh
teknik teknik antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin timbul dalam
berwirausaha baik berupa persoalan, masalah maupun risiko lainnya sebagi
wirausaha. (Winarno,2011)
V.8. Obyektif
Kurangnya objektifitas kesalahan yang sering tampak dari seorang
wirausahawan baru adalah kurangnya objektifitas. orang-orang yang berlatih
secara teknis sering hanya melihat pada gagasan mengenai produk atau jasa
baru mereka sendiri tanpa menyadari perlunya perencanaan atau proyeksi
dalam kerja professional mereka, misalnya riset kelayakan pemasaran dan
sudut pandang bisnis. (Alma:2013)
Oktasela (2011) mengatakan
bahwa
yang
harus
dilakukan
wirausahawan dalam peluncuran usaha baru adalah dengan memperhatikan
sikap objektifitas dan selalu mencari gagasan-gagasan bagi produk atau jasa
baru. Berpikir objektif itu artinya bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang
netral dan tidak memihak. Sedangkan kebalikannya adalah berpikir subjektif,
yaitu berpikir sepihak dan tidak mendasar, yang hanya mengedepankan nafsu
semata.
Suryana (2006) mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk
nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan Objektivitas melakukan pengamatan secara
nyata untuk memperoleh kejelasan, Pada pengambilan keputusan dalam
berwirausaha haruslah berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai
dalam batas kendala tertentu, Sehingga adanya umpan balik (feedback) untuk
kelancaran dalam suatu usaha untuk kemajuan kedepan lebih mudah untuk
dikembangkan (Fikawa, 2007).
V.9. Fleksibel
Smith , (2013) Fleksibel adalah suatu hal yang
lentur mudah
dibengkokkan dan luwes, serta mudah dan cepat menyesuaikan diri:di
ingkungan baru yg masih asing baginya. Salah satu seorang wirausaha
adalah
Fleksibel
yaitu
pandai
menyesuaikan
diri
dengan
berbagai
relasi/kalangan, pandai dan dapat mengontrol emosi saat hadapi situasisituasi yang tidak menyenangkan ( Fenny, 2008)
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas hal itu adalah sifat yang dimilki seorang
wirausaha . Dalam saat berwirausaha harus adanya penyusunan strategi secara
eksplisit merupakansuatu kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan
lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota
organisasi.( Maredith, 2012). Diversifikasi produk merupakan salah satu cara
untuk
meningkatkan
volume
penjualan
yang
dapat
dilakukan
oleh
perusahaan terutama jika perusahaan tersebut telah berada dalam tahap
kedewasaan.
Bambang (2013)
diversifikasi
merupakan
strategi
pertumbuhan
perusahaan dengan cara memulai bisnis baru atau membeli perusahaan lain
di luar produk dan pasar perusahaan sekarang. Dengan diversifikasi produk,
suatu perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja,
tetapi perusahaan juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya (produk
diversifikasi).
V.10. Komitmen
Menurut Handaru (2012), dalam dunia kerja, komitmen seseorang
terhadap suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dan dijadikan
sebagai syarat seseorang untuk memegang jabatan/posisi dalam suatu perusahaan.
Meskipun hal ini sudah sangat umum, namun tidak jarang pengusaha maupun
pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh.
Komitmen
dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di
antaranya karena adanya kepuasan kerja dari karyawan dan komitmen yang tinggi
(Robbin dan Judge, 2008). Ketika seseorang mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap usahanya, maka orang tersebut akan melakukan apapun untuk
memajukan perusahaannya karena keyakinannya terhadap usahanya
Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang
sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang
(Pramadani & Fajrianthi, 2012). Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Komitmen akan
mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan tugas menuju
perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas
phisik dan psikologi dari hasil kerja (Cilliana & Wilman, 2008). Komitmen
organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu
tersebut, sementara keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada
pekerjaan tertentu seseorang individu.
V.11. Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia memegang peranan penting dalam setiap aspek
kehidupan. Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah
laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas
adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasan hati (Suharyat, 2009).
Adanya hubungan antar manusia dapat memenuhi kebutuhan antara
individu yang satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi
baru, menumbuhkan sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois (Gerungan,
2010).
Sementara tujuan dari h
PERCAYA DIRI DAN BERORIENTASI KEDEPAN UNTUK MEJADI
WIRUSAHA YANG BERHASIL
MOHAMAD ZAKI NUFUS
D0A013069
KELAS F
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015
1
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah segala puji syukur bagi Allah, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya tugas paper ini dapat terselesaikan. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah
memberikan bimbingan dan pengajaran. Serta kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian paper akhir mata kuliah kewirausahaan ini.
Papper ini berupa kajian mengenai Wirausaha yang mempunyai peranan
cukup besar dalam pembangunan perekonomian suatu bangsa. Wirausaha
menjadi solusi yang paling tepat untuk menghadapi masalah perekonomian
ditengah-tengah masyarakat, dimana saat ini jumlah pencari kerja terus melonjak
tidak sebanding dengan lowongan pekerjaan yang makin berkurang.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya
kepada dosen mata kuliah kewirausahaan yang telah memberi pengarahan dalam
penggarapan paper ini, serta semua pihak yang telah memberikan segala bantuan
sehingga paper ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa paper ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun untuk memperbiki paper ini, dan
semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Purwokerto, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
1.
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1.
Latar Belakang........................................................................................1
1.2.
Tujuan Penulisan.....................................................................................2
II. CARA MEMBANGUN POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN......................3
2.1. Pengertian Dasar Kewirausahaan.............................................................3
2.2. Pengendalian Alat Produksi (bahan baku)...............................................4
2.3. Ditukar/dijual..............................................................................................5
2.4. Pendapatan...................................................................................................6
III.
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN...............................................7
3.1. Percaya Diri.................................................................................................7
3.2.
Berorientasi Pada Tugas Dan Hasil.......................................................8
3.3.
Mandiri.....................................................................................................9
3.4.
Berinisiatif..............................................................................................10
3.5.
Berpikir Kedepan..................................................................................11
IV.
CARA MEMBANGUN REALITAS KEWIRAUSAHAAN..................12
4.1. Dream (mimpi)..........................................................................................12
4.2.
Decisiveness (ketegasan).......................................................................13
4.3.
Doers (pelaku)........................................................................................14
4.4.
Determination (ketetapan hati)............................................................15
4.5.
Dedication (dedikasi).............................................................................16
4.6.
Devotion (kesetiaan)..............................................................................17
4.7.
Details (terperinci).................................................................................18
4.8.
Destiny (nasib).......................................................................................19
4.9.
Dollars (uang)........................................................................................20
4.10.
V.
Distribute (distribusi)........................................................................21
CIRI-CIRI UMUM WIRAUSAHA YANG BERHASIL...........................22
5.1. Tujuan Yang Berkelanjutan......................................................................22
5.2.
Ketekunan Dan Ketabahan Dalam Mencapai Tujuan.......................23
5.3.
Mengatasi Kegagalan............................................................................24
5.4.
Mengambil Resiko Adalah Biasa.........................................................25
5.5.
Kemampuan Memecahkan Masalah...................................................26
5.6.
Stamina Dan Kesehatan Fisik..............................................................27
5.7.
Kesehatan Mental Dan Emosi..............................................................28
5.8.
Obyektif..................................................................................................29
5.9.
Fleksibel..................................................................................................30
5.10.
Komitmen...........................................................................................31
5.11.
Hubungan Antar Manusia................................................................32
5.12.
Akses Terhadap Sumber Keuangan.................................................33
5.13.
Latar Belakang Keluarga..................................................................34
KESIMPULAN.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
1.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kewirausahaan adalah sebuah proses dinamis dalam menciptakan
tambahan kekayaan atau suatu proses untuk mengembangkan suatu usaha baru,
mungkin dalam bentuk membawa produk baru ke pasar yang ada , atau membawa
produk yang baru ke pasar yang baru untuk pembentukkan organisasi yang baru.
kewirausahaan adalah suatu pengambilan resiko dengan jalan membeli barang
sekarang dan menjual dengan harga yang tidak pasti
Karakteristik kewirausahaan yang meliputi rasa percaya diri, berorientasi
pada tugas dan hasil, mandiri, berinisiatif, dan berpikir kedepan merupakan
karakter yang selalu melekat pada seorang wirausaha. Kepercayaan diri adalah
sikap positif seorang
individu
yang
memampukan dirinya
untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan/situasi yang dihadapinya. Wirausaha adalah individu yang mendirikan
mengelola atau mengembangkan dalam melembagakan perusahaan yang dimiki
sendiri dan individu yang dapat menciptakan suatu pekerjaan bagi orang lain
dapat disebut berswadaya.
Ciri-ciri umum wirausaha yang berhasil diantaranya mempunyai tujuan
yang berkelanjutan, tekun dan tabah dalam mencapai tujuan, mampu mengatasi
kegagalan, mengambil resiko hal yang biasa, kemampuan memecahkan masalah,
serta memiliki stamina dan kesehatan fisik. Orientasi wirausaha menggambarkan
tujuan dari suatu perusahaan untuk digabungkan dalam kesempatan membuka
pasar baru dan pembaruan dari operasi pasar yang sudah ada. Tekun berarti terus
menerus berusaha hingga tujuan yang telah ditentukan dan diyakini sebelumnya
dapat tercapai dengan hasil yang optimal.
Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya.
Melalui lingkungan itulah anak mulai mengenal dunia sekitarnya dan pola
pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari; melalui lingkungan itulah anak
mengalami proses sosialisasi awal, latar belakang keluarga dan pengaruh atau
dorongan sosial lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa Dukungan dari keluarga untuk melakukan suatu usaha sangat
dibutuhkan hal itu akan lebih memperlancar dalam usahanya. Dukungan keluarga
memang dapat memberikan nilai tambah yang hebat bagi orang yang sedang
mengerjakan bisnis. Sehingga seorang wirausaha yang sukses tidaklah lepas
daridukungan keluarga yang mendukung dan memberi inovasi agar selalu kreativ,
inovatif dan berpikir kedepan dalam menghadapi tantangan yang ada.
I.2. Tujuan Penulisan
a.
b.
c.
d.
Mengkaji cara membangun pola pikir Kewirausahaan
Mengkaji karakteristik Kewirausahaan
Mengkaji cara membangun realitas Kewirausahaan
Mengkaji ciri-ciri umum Wirausaha yang berhasil
II. CARA MEMBANGUN POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN
2.1. Pengertian Dasar Kewirausahaan
Wirausaha
bukanlah
orang
yang
bergulat
dengan
pikiran,
merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi.
Mereka tidak
dalam
pikiran
mau berhenti
penuh
mengeksekusi, yaitu
pada eksploitasi
keraguan."Manusia
melakukan
pikiran
dengan
atau berputar-putar
entrepreneur
mindset
tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan
daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (Cholichul, 2012).
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya (Hendro, 2011).
Selain
itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
(Kasali, 2010). Sedangkan menurut Kamrianti (2012), kewirausahaan
adalah
suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada
menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
2.2. Pengendalian Alat Produksi (bahan baku)
Bahan baku adalah bahan yang belum diolah sebagai tempat bahan
produksi ( Sofyan,2009 ). Pengadaan bahan baku yaitu banyaknya kuantitas dan
seberapa baik kualitas bahan yang yang dikehendaki untuk mencapai kuantitas
dan kualitas yang diinginkan. Kriteria pemilihan bahan :1 ) Kualitas pasok , 2)
Kontuinitas pasokan 3) Mutu yang sesuai standar Pengusaha harus dapat menggali
sumber pasokan bahan baku baik yang sudah jadi maupun setengah jadi (Hendra,
2011).
Pengadaan bahan baku harus diperhatikan beberapa faktor yang
mendukung antara lain :a) Perkembangan harga produk tersebut , total harga
pembeliannya sampai ke pengusaha,b) Kondisi dari bahan yang digunakan
(Kasmir:2007) Adapun yang dimaksud bahan adalah unsur yang melekat dan
secara langsung adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada
produk yang bersangkutan (Alma:2005).
Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru 5 Faktor konversi hasil terhadap
bahan baku adalah perbandingan antara produksi (hasil) dan bahan baku yang
dipergunakan. Harga bahan baku adalah harga seluruh bahan baku yang
dipergunakan dalam pembuatan produk (Rp/kg). (Kasmir: 2007).
2.3. Ditukar/dijual
Tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu untuk mencapai volume
penjualan, mendapatkan laba tertentu dan menunjang pertumbuhan perusahaan.(
Winardi (2012). Penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka
yang
ditujukan
untuk
menciptakan,
memperbaiki,
menguasai
atau
mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak
lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang
menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama. (Kartajaya, 2006)
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat
meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi penjualan
menurut Winardi (2012) adalah kondisi dan
kemampuan penjual, kondisi pasar dan modal.
Faktor yang sangat
penting dalam mempengaruhi volume penjualan
adalah saluran distribusi yang bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat
memberikan laba yang
maksimun.
Secara
umum
mata
distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya
rantai
saluran
yang lebih besar,
tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan
semakin dikenal oleh mayarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan
yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan. ( Stanton ,
2008 )
2.4. Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu pertambahan asset yang mengakibatkan
bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari
pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan
karena bertambahnya liabilities. Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan adalah
bahwa pendapatan merupakan proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan selama jangka waktu tertentu (Simanjuntak, 2008).
Menurut Lestari, pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun barang yang berasal dari pihak lain maupun dari hasil industri
yang dinilai atas dasar jumlah uang dari harta yang berlalu saat itu (Lestari, 2011).
Haryanto (2011)
menyatakan
bahwa
besarnya pendapatan seseorang
tergantung pada sedikit banyaknya waktu yang digunakan untuk bekerja, semakin
lama ia bekerja akan semakin besar pula penghasilannya. Semakin lama masa
kerja maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar, karena masa
kerja yang lebih lama biasanya semakin banyak pengalaman.
Asumsi dasar yang digunakan adalah semakin banyak pengalaman kerja
seseorang akan semakin tinggi pula produktivitas kerja seseorang akan
menyebabkan hasil yang memuaskan. Karena pengalaman dan serta tingkat
pengetahuan yang lebih banyak memungkinkan akan lebih produktif bila
dibanding dengan yang relatif kurang dalam pengalaman kerja (Abipraja, 2013).
III.
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
3.1. Percaya Diri
Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan
untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
dihadapi. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Kasali, 2010).
Kepercayaan
diri
adalah
sikap
positif
seorang
individu
yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Orang yang tinggi
percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya.
Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain,
memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya
stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam (Suryana, 2013).
Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan diri
sendiri.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif lebih
mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan
orang lain (Patir, 2010). Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami
diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri
dan percaya diri (Bygrave, 2014). Sikap minder, rendah diri sangat menghambat
kemajuan untuk dapat membentuk jiwa wirausaha, di antaranya percaya diri dan
karakter percaya diri dapatdibentuk organisasi.
III.2. Berorientasi Pada Tugas Dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik,
dan inisiatif (Suryana 2013). Dengan adanya motivasi dalam berusaha, seorang
wirausaha akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang
dikerjakan merupakan pekerjaan halal (Alma 2013).
Ciri-ciri wirausaha adalah berorientasi ke depan dalam mengambil suatu
tindakan sebab untuk meningkatkan bisnis yang dimiliki agar nantinnya ada
ketindak berlanjutan dan perkambangan usaha yang dibangun(Siti:2010)dalam
berioerientasi kedepan maka seseorang haruslah didukung beberapa sifat antara
lain:
1. Berpikir ,teliti , inovatif dan kreatif
2. Berani mengambil resiko dan percaya akan kemampuan diri sendiri,
3. Memiliki kepribadian yang tekun dan ulet,
4. Selalu berusaha untuk meningkatkan hasil dari tugas,
5. Berusaha mencapai hasil maksimal dari hal yang telah dilakukan. (Priyanto,
2010 ).
Bentuk dari berorientasi pada tugas dan hasil adalah memenuhi kebutuhan
akan prestasi,orientasi atau tujuan adalah labasehingga harus tekun, tabah ,
memilki tekad serta berinisiatif (Meredith:2006).
III.3. Mandiri
Mandiri Artinya sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan ap
yang harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan karena kemauan
sendiri serta tidak merasa besar (Suryana, 2014). Bukan karena orang lain, tetapi
besar karena usaha kerasnya
masalah
yang
resiko
yang
dihadapi
serta
hambatan
dan
harus diselesaikan adalah milik kita sendiri dan kita yang
memutuskan cara menghadapi dan menuntaskannya, tentunya selalu berdo‟a
dan ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya adalah Ketika kita tidak
mampu memperkerjakan orang dalam memulai bisnis pertama kalinya berarti
pertama-pertama yang menjadi keputusan yaitu menjadi satu-satunya pegawai di
tempat usaha yang kita dirikan (Rukka, 2011).
Sesuai
dengan inti
untuk menciptakan seuatu
dari
jiwa
yang baru
kewirausahaan
dan
berbeda
yaitu
(create
kemampuan
new
and
different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Wirausaha harus dapat mandiri
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain
(Meredith, 2006).
Wirausaha
harus
mengembangkan
teknologi
baru,
menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan
jasa yang baru yang lebih efisien. Mampu memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen (Merrill, 2005).
III.4. Berinisiatif
Menurut Suryana (2009) mengungkapkan bahwa “Inisiatif adalah
kemampuan mengembangkan ide dan caracara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan ide dan caracara baru dalam memecahkan masalah dan
menemukan peluang (thinking new things). Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu
mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang
dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif (Drucker,
2014).
Perilaku
inisiatif
ini
biasanya
diperoleh
melalui
pelatihan
dan
pengalaman yang bertahun-tahun, dan perkembangannya diperoleh dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap , bergairah, dan semangat berprestasi. Inisiatif
ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu
akan melahirkan kreativitas (daya
perintah.
cipta) setelah
Kebiasaan berinisiatif
dibiasakan
dan melahirkan inovasi (Narzuki, 2007). Gerschenkron
berulang-ulang
adalah
seorang
ahli
yang menonjolkan inovasi sebagai sarana kepribadian menuju kewirausahaan
modern. la mengemukakan "entrepreneur
are
people
whose
task
is
to
make economic decisions" (Myron Weiner, 2006 ).
Wirausaha adalah orang yang bertugas memecahkan keputusan-keputusan
ekonomi. Menurut Alwi (2008) “Inisiatif adalah kemampuan untuk mencipta atau
daya cipta”.sehingga manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan
wujud yang sempurna oleh sebab itu dalam melakukan terus melakukan inisiatif
agar menjadi hidup yang lebih produktif.
III.5. Berpikir Kedepan
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa
depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha.
Usaha memanfaatkan
peluang
dengan
penuh
perhitungan. Orang
yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan
pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2013).
Menelusuri
sejarah
pribadi di masa lalu dapat memberikan gambaran
mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah
pengalaman hidup : hambatan dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan
bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan
keperihan, dan lain sebagainya (Salim, 2005).
Masa depan memberikan harapan, paling tidak demikian laseharusnya bagi
mereka yang beriman dan berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang
tidak menyenangkan, dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum
sesuai dengan cita-cita atau impian kita, maka adalah wajar jika kita
mengharapkan masa
depan
yang
lebih
baik,
lebih
cerah,
lebih
menyenangkan. Sebab selama masih ada hari esok, segala kemungkinan
masih tetap terbuka lebar (Alma, 2010). Dengan orientasi ke
Wirausahawan
melakukan
masa
depan.
perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka
mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan
(Meredith, 2006).
IV. CARA MEMBANGUN REALITAS KEWIRAUSAHAAN
4.1. Dream (mimpi)
Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Bahkan
impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi
hingga mencapai tujuan atau
menggapai
tujuan
selanjutnya.
Dorongan
motivasi itulah yang akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang
harus ditempuh,
misalnya
bagaimana mencari informasi dan menjalin
komunikasi maupun bekerjasama dengan orang lain (Suad, 2011).
Menurut Sukanto (2008), "Hidup ini mengerut atau berkembang sesuai
dengan keteguhan hati seseorang”. Terdapat empat tips sederhana dalam
menjadikan impian sebagai sumber energi kita, yaitu disingkat dengan kata PLUS,
yaitu; percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif.
Wirausaha harus mempunyai mimpi terhadap keinginan masa depan
pribadi dan bisnis serta mampu mewujudkan mimpinya. Hal ini merupakan
motivasi yang kuat untuk mulainya suatu usaha. Impian adalah ambisi dari
dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk maju (Manullang, 2011).
Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk
mewujudkannya. Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan
teknologi yang lebih hebat itu berkat impian orang-orang besar. Orang-orang
besar itu adalah para pemimpi (Meredith, 2006).
IV.2.
Decisiveness (ketegasan)
Ketegasan diri didefinisakan sebagai kemampuan seseorang menolak
permintaan,meluahkan
perasaan
tanpa
menyinggung
perasaan
orang
lain,memuliakan serta dapat membuat permintaan tanpa merasa tertekan.
Decisiveness (ketegasan) Yakni tidak menangguhkan waktu dan membuat
keputusan dengan cepat. Ketegasan dari seorang wirausaha dapat terbukti dari
keputusan-keputusan yang dibuatnya yang hampir semuanya cepat dan tepat. Hal
ini membuat para karyawannya selalu percaya dan menjalani semua keputusankeputusan yang dibuatnya (Turner, 2005). Merencanakan produksi merupakan
salah satu tantangan bagi seorang wirausaha. Diperlukan ketegasan dalam
merencanakan. Hal ini sangat penting karena ketegasan seorang wirausaha
akan menentukan kemampuan dirinya untuk mencapai cita-citanya secara
cerdas (Yager, 2005).
Salah satu tantangan dalam melakukan pengendalian adalah mengukur
kinerja aktual (Timpe, 2011). Pengukuran
kinerja
tersebut
membutuhkan
kejelian dan ketegasan dalam memastikan bahwa aktifitas yang dilakukan telah
disusun rencana dan diukur kinerjanya. Pengendalian harus dikaitkan dengan
usaha pencapaian kinerja yang diharapkan, maka sebelumnya harus ditentukan
tujuan aktifitas pekerjaan, kemudian penentuan standar atau dimensi-dimensi
kinerja serta
ukurannya, diikuti dengan
penentuan
metode penilaian,
pelaksanaan, dan evaluasi (Zohar, 2006).
IV.3.
Doers (pelaku)
Wirausaha
adalah
perintis
dan
pengembang
perusahaan
yang
berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara
mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai
tingkat keberhasilan
tertentu
yang
diinginkan. (Suryana, 2013).
wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung
Seorang
menindaklanjuti. Mereka
melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau
menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya (Kasali, 2010).
Mengenai pengertian wirausaha, Meredith (2006) juga menjelaskan
bahwa: “Para pelaku usaha atau wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya
dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Lebih lanjut dalam Patir (2010) dijelaskan bahwa wirausaha adalah
orang-orang
yang
mempunyai
sifat-sifat
kewiraswaswtaan/kewirausahaan:
keberanian mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam
menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan
sendiri. Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan,
artinya melihat/memandang, berpikir dengan penuh perhitungan, mencari
pilihan dari Berbagai alternative pilihan dan pemecahannya dengan harapan bisa
meminimalisasi setiap kesalahan yang kemungkinan akan muncul sehingga
terhindar dari kesalahan yang fatal.
IV.4.
Determination (ketetapan hati)
Enterpreneur memiliki keyakinan bahwa sebanarnya kegagalan itu tidak
ada bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil
kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari
masalahanya (Waiton, 2010)
Ciputra (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk
mencari peluang
menuju
sukses. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orangorang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif
(energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan
berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan
berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan
tantangan) (Cooper, 2006).
Kompetensi kewirausahaan harus dimiliki tidak hanya oleh pemilik tetapi
oleh semua yang terlibat dalam
adalah
mengenali
Implementasi
kewirausahaan
dan memenuhi pelanggan secara proaktif dan proporsional,
kesadaran akan kelangsungan
sedangkan
perusahaan.
perusahaan
tergantung
pada
pelanggan,
pengambilan risiko lebih ditekan kan pada pihak perusahaan
(Drucker, 2005). Keyakinan / ketetapan hati karana ingin berwirausaha namun
tidak mengetahui dan merasa ragu ragu dalam budayanya sendiri,sikap teguh
berpengaruh dalam memutuskan mana yang bener dan yang salah.
IV.5.
Dedication (dedikasi)
Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yg luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh. Seorang yang berdedikasi berkata,” aku
melayani, maka aku ada,” keberadaan dirinya ditentukan oleh sejauh mana dirinya
bermanfaat (Zohar, 2006).
Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi,kadangkadang
dia
mengorbankan
hubungan
kekeluargaan, melupakan hubungan
dengan keluarganya untuk sementara. Semua perhatian dan kegiatannya
dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya (Timpe, 2011). Dedikasi adalah
pengabdian; melakukan suatu pekerjaan/aktifitas dengan bersungguh-sungguh dan
dengan selalu memberikan yang terbaik tanpa perlu mengeluh serta penuh
loyalitas tinggi Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang
tinggi terhadap bisnisnya, karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan
selalu menghampirinya (Turner, 2005).
Mereka yang mempunyai dedikasi tinggi akan menjunjung tinggi juga
komitmen mereka tanpa mengingkari janji apalagi mereka tidak akan melukai
orang lain (Yager, 2005). ketika seseorang cinta karena dedikasi, maka hal itu
tidak akan sia-sia, walaupun harus dipaksa dan melelahankan mendera, dan juga
keletihan yang luar biasa, hal tersebut menjadi bahan bakar semangat untuk bisa
maju melanjutkan usahanya.
IV.6.
Devotion (kesetiaan)
Devotion yang mempunyai arti kesetiaan atau ketaatan, jadi seorang
wirausaha dalam menjalankan usahanya harus setia dan taat sesuai dengan
peraturan yang telah dibuatnya sendiri (Margono, 2012). Seorang wirausaha harus
menyenangi pekerjaannya, mencintai produknya dan nilai produk yang dihasilkan,
sehingga mendorongnya untuk menjual dan memproduksinya lebih banyak
pekerjaannya dan banyak yang dihasilkannya (Mardiyatmo, 2005).
Lakukanlah
sesuatu
karena
memang
ingin
melakukannya
tanpa
keterpaksaan dalam melakukannya. Seorang wirausaha mencintai pekerjaan
bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong
keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya (Frinces, 2008).
Hidayat (2010) mengemukan bahwa kesetiaan seorang wirausaha dapat diukur
melalui lima indkator variable yaitu: Adanya perkembangan, Recomendasi,
menambah jumlah tabungan , menceritakan hal positif, Kesediaan menerima
bunga yang rendah.
Menurut Christina Whidya Utami (2006), Loyalitas konsumen adalah
kesetiaan konsumen untuk berbelanja di lokasi tertentu. Kesetiaan tidak terbentuk
dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil
pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian sepanjang waktu.
IV.7.
Details (terperinci)
Wirausahawan harus berani dan siap
menanggung
resiko
kegagalan.
Oleh karena itu, sebelum memulai usaha harus direncanakan masak-masak, mulai
dari permodalan, produksi, untung-ruginya, jangkauan dan cara pemasarannya
(Joesoef, 2006).
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan
yang
membentuk
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi dan kemajuan pada perekonomian akan berasal dari para
wirausaha yang merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan untuk
mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Chandra, 2011).
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.
Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan
usahanya. Wirausaha adalah orang yang pandai dan berbakat mengenali
produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi (tindakan) untuk pengadaan produk baru, memasarkan,
dan mengatur permodalan operasinya (Hidayat, 2010).
Wirausahawan
adalah
individu-individu
yang
berorientasi
kepada
tindakan dan bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam mengejar
tujuannya (Swasono, 2006). Dengan demikian maka hakikat dan kriteria
wirausaha tentunya tidak sembarangan tetapi hendaknya mengacu kepada kriteria
yang berlaku secara rinci.
IV.8.
Destiny (nasib)
Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib & tujuan ,bebas dan tida
mau bergantung pada orang lain,wirausaha harus bertanggung jawab terhadap
nasib dan tujuan yang hendak ia capai (Chen, 2006)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung
kepada orang lain (Amir, 2010). setiap
wirausahawan
yang
orang
memiliki
bakat
sebagai
dan semangat berwirausaha sulit dipaksakan. Hanya mereka
mempunyai semangat
membangun
dengan
prakarsa
sendiri,ingin
memperbaiki nasib, serta mampu melihat peluang dengan sumber daya yang
ada dan mau mencobanya (Anonimous, 2006). Bila anda memiliki kemampuan
sebagai wirausahawan, pertama kali anda haruslah memiliki rasa optimis
dan prakarsa untuk meningkatkan produktivitas dengan meraih nilai tambah
dengan melakukan usaha.
Menurut Cahyono (2013), wirausahawan manusia teladan, yang mampu
berdiri sendiri di sektor swasta dengan mengandalkan kemampuan sendiri.
Menjadi wirausahawan bukan nasib buruk, tetapi tingkat kemampuan yang lebih
melekat pada nasib seseorang. Kewirausahaan dapat diajarkan tetapi untuk
menjadi wirausahawan bukan hanya diperoleh dari ilmu pengetahuan, tetapi
justru cenderung pada kiat , sifat
siasat dan tekad. Belajar yang terbaik untuk
menjadi wirausahawan ialah belajar pada seorang wirausahawan lainnya
(Swasono, 2006).
IV.9.
Dollars (uang)
Uang (dollars), yakni kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti
sebagai ukuran sukses. Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai
kekayaan, motivasinya bukan karena masalah uang (Wijandi, 2011). Uang
dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam
bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.
Uang adalah medium pertukaran (medium of exchange). Sikap terhadap
uang merupakan penerimaan individu terhadap uang sebagai
aktivitas-aktivitas
pertukaran,
medium
dalam
seperti transaksi ekonomi, dan transaksi social
(Soemanto, 2009). untuk menjadi wirausahawan memang tidaklah mudah, karena
penuh tantangan dan mengandung resiko. Seorang wirausahawan memiliki
kepribadian dan sifat spesifik. Sharma (2005) menyebutkan ada
karakteristik
wirausahawan,
kepribadian
yaitu
yang
motif
beberapa
mempengaruhi seseorang untuk menjadi
(dorongan)
berprestasi, kemandirian, toleransi
terhadap perubahan, dan sikap terhadap uang.
Dalam mengukur kinerja keuangan dapat digunakan dua indikator
yaitu Return on assets
(ROA) dan Return On Sales (ROS).
ROA
merupakan perbandingan antara net profit yang diperoleh dengan total asset
yang dimiliki perusahaan tersebut. Sedangkan ROS merupakan perbandingan
antara net profit yang
diperoleh
dengan
total
penjualan
yang
berhasil
dilakukan oleh perusahaan (Banfe, 2011).
IV.10. Distribute (distribusi)
Distribusi menurut Indriantono (2009) adalah kegiatan penyampaian
produk dari produsen sampai kepada konsumen sebagai pemakai akhir.
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada
orang orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak
mencapai sukses dalam bidang bisnisnya. Saluran distribusi terdiri dari berbagai
badan / lembaga yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi
sebagai suatu system/ jaringan (Kohli, 2010).
Sebagai instrument kebijakan perusahaan menurut Ferdinand (2009),
kebijakan distribusi dapat digunakan untuk memanajemeni persaingan dibawah
asumsi bahwa semakin tinggi intensitas distribusi diterapkan, akan semakin
kokoh kekuatan yang dimilki dan semakin besar kemungkinan bahwa barang
atau jasa yang ditawarkan dapat dijual pada pasar target tertentu.
Manajemen yang efektif dari saluran pemasaran membutuhkan keahlian,
tetapi membedakan penggunaan kekuasaan yang bersifat social (Brown et.al
2005). Strategi
distibusi
berkenaan
dengan
penentuan dan
manajemen
saluran distribusi yang digunakan oleh produsen untuk memasarkan barang
dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ditangan konsumen sasaran
dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan. Intensitas distribusi
didefinisikan
sebagai
jumlah
perantara
yang
digunakan
oleh
sebuah perusahaan
didalam area perdagangan (Tjiptono, 2007).
V. CIRI-CIRI UMUM WIRAUSAHA YANG BERHASIL
5.1. Tujuan Yang Berkelanjutan
Analisis Situasi atau tujuan menggambarkan situasi, mulai dari sumber daya
alam, bahan baku produk, sumber daya manusia, usaha yang telah ada sampai
prospek pemasaran, hambatan dan juga keuntungannya.Tujuan : meliputi tujuan
atau target yang diharapkan dapat dalam jangka pendek dan jangka panjang.
(Kurniasih:2005) Bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapai. (Bygrave:2008)
Bebas dan tidak tergantung kepada orang lain.. tujuan-dari wirausaha
dimana
pengaplikasiannya
dengan
menerapkan
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap sumber daya perusahaan
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.. tujuan dan sasaran yag digunakan
sebagai standard dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan.
Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer
keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai.(Astamoen:2005)
Tujuan
manajemen
keuangan
menurut
Irawati
(2006)
adalah:
“untuk
memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expense atau
cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam
menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau
survive dan expantion.”
V.2. Ketekunan Dan Ketabahan Dalam Mencapai Tujuan
Keberhasilan untuk menjalankan hidup berdiri sendiri dalam Wirausaha
harus berdasarkan kepada bekerja dan berusaha dengan tekun dan tekad yang kuat
untuk maju, bebas dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam berusaha,
disiplin dan berkepribadian yang kuat di dalam menjalankan usahanya, berusaha
dengan penuh keyakinan, iman dan penuh ketawakalan dalam berusaha.
(Setyawati , 2013).
Mastuti, dan Alwi (2008), seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Ketekunan dan ketabahan perlu dimiliki
seorang wirausaha yang ingin maju.Landasan yang kuat untuk meningkatkan
karsa dan karya seseorang dalam berwirausaha. Kreativitas, inisiatif, kegairahan
kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong seorang wirausaha untuk mencapia
karya yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal
kepercayaan diri. Maka, seorang wirausaha harus memiliki ketekunan dan
ketabahan untuk mencapai apa yang jadi tujuannya. (Buchari, 2010).
Teguh, tekun, dan kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak
terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ ia datang. Kadang-kadang
seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu
memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
keras merealisasikannya. ( Saiman , 2009)
V.3. Mengatasi Kegagalan
Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya,
yaitu tidak kompeten dalam manajerial, kurang berpengalaman,
baik
itu
kemampuan
usaha,mengkoordinasikan,
teknik,
mengelola
memvisualisasikan
sumber
daya,
kurang
dapat mengendalikan keuangan, gagal dalam perencanaan,
lokasi yang kurang memadai, kurangnya pengawasan peralatan,
sikap
yang
kurang
ketidakmampuan
sungguh-sungguh
dalam
dalam
melakukan
berusaha,
peralihan/transisi
kewirausahaan.(Smith , 2013 )
Marwan
(2005),
membuktikan
dalam
model
dinamis
pembelajaran wirausaha, bahwa kegagalan dan keberhasilan
wirausaha akan memperkaya dan memperbaharui stock of
knowledge serta sikap wirausaha sehingga ia menjadi lebih
mampu dalam berwirausaha. Dalam kaitannya dengan upaya
untuk
mempertahankan
usaha,
seorang
wirausahawan
memerlukan suatu strategi positioning yang kuat serta konsisten
dalam suatu lingkungan persaingan yang dinamis.
Bambang
(2013),
mengatasi
kegagaasal
saja
wirausahawan selalu waspada dan selalu melakukan evaluasi
serta pengendalian secara teratur dan berkala. Belajar dari
pengalaman-pengalaman
tersebut
akan
membantu
untuk
mencapai hasil yang lebih positif di masa yang akan datang Bila
tidak, maka wirausahawan menjadi lengah dan akibatnya tandatanda
kegagalan
tidak
diketahui
dan
kemudian
berakibat
dideritanya kegagalan. Meredith (2005), terdapat beberapa yang
tetap terus mempertahankan usahanya di tengah banyaknya
kendala dan hambatan bahkan kegagalan yang dihadapi.
V.4. Mengambil Resiko Adalah Biasa
Asri (2006) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan
peluang-peluang untuk menciptakanusaha baru atau dengan pendekatan yang
inovatifsehingga usaha yang dikelola berkembang menjadibesar dan mandiri
dalam menghadapi tantangantantangan persaingan..
Berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. individu
yang
spesifik,
mereka
berperan
sebagai
inovator,
pencari
peluang usaha yang menguntungkan, serta berani mengambil
resiko.( Hatani , 2008)
Kasmir (2007), keberanian untuk menanggung resiko yang
menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang
penuh perhitungan dan realistis. Situasi resiko kecil dan resiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat
pada masing-masing situasi tersebut. Wirausaha menghindari
situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan
menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Berani
mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap
kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Wirausaha yang tidak
mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Pengambilan
risiko
memang
sudah
biasa
dilakukan
bagi
wirausahawan yang ingin mencapai tujuan. (Ahmady , 2013)
V.5. Kemampuan Memecahkan Masalah
Indikator
kemampuan
memecahkan
masalah
adalah
prigel/ulet/rajin dalam bekerja atau berusaha, banyak akal dan
memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapi,
memahami
secara benar terhadap diri pribadi atas kemampuan yang
dimiliki, kreatif dalam mencari jalan keluar terhadap masalah
yang dihadapi.( Riyanti ,2013)
Kuntowicaksono (2012), secara simultan ada pengaruh
pengetahuan kewirausahaan, kemampuan untuk memecahkan
masalah terhadap minat kewirausahaan. Tidak ada pengaruh
secara parsial pengetahuan kewirausahaan terhadap minat
kewirausahaan. Terdapat pengaruh parsial kemampuan untuk
memecahkan
masalah
kewirausahaan
terhadap
minat
kewirausahaan. Memahami secara benar terhadap diri pribadi
atas kemampuan yang dimiliki
Pemecahan masalah atau problem solving didefinisikan
sebagai
suatu
proses
penghilangan
perbedaan
atau
ketidaksesuaian antara hasil yang diperolah dan hasil yang
diinginkan, salah satu bagian pari proses pemecahan masalah
adalah
pengambilan
keputusan
(decision
making),
yang
didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah
alternatif yang tersedia, pengambilan keputusan yang tidak tepat
akan
mempengaruhi
kualiatas
dari
hasil
dari
pemecahan
masalah yang dilakukan. (Suyugi , 2010).
Para wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan
mengumpulkan
data-data,
mengolahnya,
menganalisis,
menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari penganalisaan
tersebut. (Kiyosaki , 2005).
V.6. Stamina Dan Kesehatan Fisik
Aktivitas sehari-hari pengusaha baik dilingkungan keluarga,
lingkungan perusahaan, lingkungan sosial yang demikian padat
dan kompleks menuntut stamina fisik dan mental yang prima.
Kesehatan fisik sangat penting untuk mengimbangi tuntunan.
( Dean , 2005)
Stamina
kemampuan
yang
tinggi
menjalankan
diperlukan
bisnis,
untuk
memenuhi
kemampuan
untuk
berkonsultasi dengan para ahli: keinginan untuk mencari bantuan
orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan. Kesehatan fisik
sangat penting untuk mengimbangi tuntunan dan tekanan yang
ditimbulkan dari bisnisnya, terutama pada tahun-tahun awal.
Kesehatan mental dan emosi pada jam kerja yang panjang dan
tekanan bisnis menuntut kestabilan emosinya. (Hardian ,2011)
Uyanto (2006) berpendapat bahwa lebih dari 50 persen
memulai wirausaha pada umur 25 sampai 40 tahun. Ini juga
dikarenakan anak muda lebih semangat dan tenaga yang masih
kuat serta kondisi kesehatan yang lebih bagus. Diharapkan anak
muda sebagai pengerak perekonomian bangsa. Menjaga stamina
dan kesehatan fisik salah satu modal awal untuk menjadi
seorang wirausahawan. Seberapa kuat kita dapat menerima
setiap kenyataan dari usaha yang dijalani.
kualitas dasar daya fisik/raga kewirausahaan memiliki
karakteristik/
dimensi-dimensi
sebagai
berikut:
menjaga
kesehatan secata teratur; memelihara ketahan/stamina tubuh
dengan baik; memiliki energi yang tinggi; dan keterampilan
tubuh dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.
(Sukmadinata ,2006).
V.7. Kesehatan Mental Dan Emosi
Kesehatan
mental
adalah
terwujudnya
keharmonisan
yang
sungguhsungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). (Bygrave:2008)
Pengertian sehat mental dari orientasi klasik kurang memadai untuk
digunakan dalam konteks psikologi. Mengatasi kekurangan itu dikembangkan
pengertian baru dari kata ‘sehat’. Sehat atau tidaknya seseorang secara
mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri
terhadap lingkungan. ( Zakiah , 2005).
Lambing (2005) mengemukakan, kesehatan mental adalah terhindar
seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa,
adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa
dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada
padanya seoptimal mungkin. Kesehatan fisik, mental dan sosial.
Sangat
berkaitan dengan wirausaha hendaknya sebelum berwirausaha dibekali oleh
teknik teknik antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin timbul dalam
berwirausaha baik berupa persoalan, masalah maupun risiko lainnya sebagi
wirausaha. (Winarno,2011)
V.8. Obyektif
Kurangnya objektifitas kesalahan yang sering tampak dari seorang
wirausahawan baru adalah kurangnya objektifitas. orang-orang yang berlatih
secara teknis sering hanya melihat pada gagasan mengenai produk atau jasa
baru mereka sendiri tanpa menyadari perlunya perencanaan atau proyeksi
dalam kerja professional mereka, misalnya riset kelayakan pemasaran dan
sudut pandang bisnis. (Alma:2013)
Oktasela (2011) mengatakan
bahwa
yang
harus
dilakukan
wirausahawan dalam peluncuran usaha baru adalah dengan memperhatikan
sikap objektifitas dan selalu mencari gagasan-gagasan bagi produk atau jasa
baru. Berpikir objektif itu artinya bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang
netral dan tidak memihak. Sedangkan kebalikannya adalah berpikir subjektif,
yaitu berpikir sepihak dan tidak mendasar, yang hanya mengedepankan nafsu
semata.
Suryana (2006) mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk
nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan Objektivitas melakukan pengamatan secara
nyata untuk memperoleh kejelasan, Pada pengambilan keputusan dalam
berwirausaha haruslah berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai
dalam batas kendala tertentu, Sehingga adanya umpan balik (feedback) untuk
kelancaran dalam suatu usaha untuk kemajuan kedepan lebih mudah untuk
dikembangkan (Fikawa, 2007).
V.9. Fleksibel
Smith , (2013) Fleksibel adalah suatu hal yang
lentur mudah
dibengkokkan dan luwes, serta mudah dan cepat menyesuaikan diri:di
ingkungan baru yg masih asing baginya. Salah satu seorang wirausaha
adalah
Fleksibel
yaitu
pandai
menyesuaikan
diri
dengan
berbagai
relasi/kalangan, pandai dan dapat mengontrol emosi saat hadapi situasisituasi yang tidak menyenangkan ( Fenny, 2008)
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas hal itu adalah sifat yang dimilki seorang
wirausaha . Dalam saat berwirausaha harus adanya penyusunan strategi secara
eksplisit merupakansuatu kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan
lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota
organisasi.( Maredith, 2012). Diversifikasi produk merupakan salah satu cara
untuk
meningkatkan
volume
penjualan
yang
dapat
dilakukan
oleh
perusahaan terutama jika perusahaan tersebut telah berada dalam tahap
kedewasaan.
Bambang (2013)
diversifikasi
merupakan
strategi
pertumbuhan
perusahaan dengan cara memulai bisnis baru atau membeli perusahaan lain
di luar produk dan pasar perusahaan sekarang. Dengan diversifikasi produk,
suatu perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja,
tetapi perusahaan juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya (produk
diversifikasi).
V.10. Komitmen
Menurut Handaru (2012), dalam dunia kerja, komitmen seseorang
terhadap suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dan dijadikan
sebagai syarat seseorang untuk memegang jabatan/posisi dalam suatu perusahaan.
Meskipun hal ini sudah sangat umum, namun tidak jarang pengusaha maupun
pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh.
Komitmen
dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di
antaranya karena adanya kepuasan kerja dari karyawan dan komitmen yang tinggi
(Robbin dan Judge, 2008). Ketika seseorang mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap usahanya, maka orang tersebut akan melakukan apapun untuk
memajukan perusahaannya karena keyakinannya terhadap usahanya
Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang
sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang
(Pramadani & Fajrianthi, 2012). Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Komitmen akan
mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan tugas menuju
perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas
phisik dan psikologi dari hasil kerja (Cilliana & Wilman, 2008). Komitmen
organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu
tersebut, sementara keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada
pekerjaan tertentu seseorang individu.
V.11. Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia memegang peranan penting dalam setiap aspek
kehidupan. Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah
laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas
adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasan hati (Suharyat, 2009).
Adanya hubungan antar manusia dapat memenuhi kebutuhan antara
individu yang satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi
baru, menumbuhkan sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois (Gerungan,
2010).
Sementara tujuan dari h