ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN perubahan

ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
DARI TEACHER CENTER MENJADI STUDENT CENTER DENGAN
BERBASIS ACTION RESEARCH
DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA

KARYA TULIS
diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Kuliah Analisis Kritis Perubahan
Sosial Budaya
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sudardja Adiwiharta, M.Pd

oleh
Ade Lina Sugiarti

NIM

1602578

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2017
A. Pendahuluan

Di

era

modernisasi

ini,

di

negara-negara

yang

sedang

berkembang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

tanda dari adanya suatu globalisasi, dan tampak adanya gejala
mulai ditinggalkannya tata nilai yang telah lama ada. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, itulah yang menggeser
tata nilai yang sudah ada, terjadi pula tranformasi nilai (budaya).
Arus ini telah membawa perubahan besar pada kehidupan manusia
di dunia, yang mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk
menghadapinya, tak terkecuali masyarakat Indonesia (Lisnawati,
2010, hlm. 1). Perubahan ini mencakup pada semua lini kehidupan,
salah satunya adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalani kehidupan
khususnya pada zaman sekarang ini. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai
pemberi informasi dan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup semua
usaha untuk kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercipta pola hidup pribadi
sosial yang memuaskan. (Erdinawati, 2011, hlm. 1). Pendidikan bergerak mengikuti
arus globalisasi yang hadir dan menciptakan banyak sekali pencetusan gagasan dan
ide baru bagi semua penduduk di dunia. Salah satunya adalah banyak perubahan yang
terjadi pada sistem pendidikan. perubahan di dalam dunia pendidikan terjadi karena
banyaknya tuntutan, salah satunya adalah bagaimana menciptakan manusia yang
kreatif dan berpikir kritis dalam menghadapi kehidupan modern. Oleh sebab itu,
dalam pendidikan harus adanya perubahan dalam bidang strategi pembelajaran yang

bisa menciptakan siswa yang kreatif, dan aktif.
Setiap Negara berusaha untuk memperbaharui dan mengubah setiap elemen
penting, seperti kesehatan, pembangunan, dan pendidikan. Pendidikan dianggap
sebagai salah satu tolok ukur kesuksesan sebuah Negara. Dewasa ini, banyak sekali
Negara yang berusaha untuk memperbaiki pendidikan dari berbagai lini, salah
satunya adalah Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah melalui banyak sekali
perubahan, seperti kurikulum, kebijakan, dan sistem pendidikan. Selain itu, model

dan strategi pembelajaran juga tidak luput dari bidikan pemerintah untuk
mendapatkan pembaharuan. Pembaharuan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. salah satu pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
bidang pendidikan adalah penerapan strategi student center. Strategi student center ini
pada dasarnya memiliki keutamaan dalam hal aktifitas siswa di dalam pembelajaran.
Hal yang ditonjolkan adalah kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan cara menumbuhkan keaktifan. Penerapan strategi student center ini
adalah sebagai pembaharuan dari strategi sebelumnya yaitu strategi teacher center.
Dari namanya sudah jelas terukur bagaimana perbedaan yang dimiliki oleh masingmasing strategi.
Strategi teacher center pada dasarnya lebih menjadikan guru sebagai titik utama
dalam pembelajaran, sehingga siswa harus memperhatikan guru dengan sangat serius
karena model yang paling terkenal dari teacher center ini adalah metode ceramah.

Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi pembelajaran yang diberikan
langsung oleh guru dengan cara menjelaskan di depan kelas dan siswa
memperhatikan dengan baik. Sedangkan, strategi student center merupakan hal yang
baru, yang bertolak belakang dengan strategi sebelumnya. Sehingga diperlukan upaya
dalam memperkenalkan, menerapkan, dan menggunakan strategi student center
secara berkala dan berkelanjutan.
B. Pembelajaran Teacher Center
Teacher Centered Teaching atau kerap disingkat menjadi TCL adalah suatu
pendekatan belajar yang berdasar

pada pandangan bahwa mengajar

adalah

menanamkan pengetahuan dan keterampilan (Ramdhani, 2014, hlm. 5). Pembelajaran
Teacher Center ini adalah pembelajaran satu arah di mana guru sebagai patokan inti
yang memberikan materi. Pada prosesnya, teacher center ini menjadikan guru sebagai
satu-satunya sumber untuk memberikan materi di kelas, salah satu metode yang kerap
dipakai oleh banyak guru adalah metode ceramah. Tujuan utama dari pengajaran
berbasis teacher center ini adalah penguasaan materi suatu pelajaran oleh siswa.

Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari

seberapa jauh siswa bisa

menguasai dan memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga guru
berperan penting dalam upaya untuk mencari cara bagaimana siswa dapat memahami
materi yang disampaikan, selain itu guru juga harus bisa mengelola kelas tetap
kondusif sehingga proses transfer pengetahuan kepada siswa berjalan dengan baik.
Parwati (Ramdhani, 2014, hlm. 5) menegaskan cara pandang ini memiliki
beberapa ciri sebagai berikut:
a. Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni gurulah yang harus menjadi pusat
dalam pembelajaran.
b. Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang
pasif, sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c. Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya belajar
mana kala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
Dari beberapa ciri tersebut bisa diambil kesimpulan jika TCL terlihat monoton
dalam penerapannya sehingga siswa terkadang merasa bosan dan dibatasi untuk bisa
mengeskplor kemampuan dirinya. Pada dasarnya penerapan TCL ini boleh saja
dilakukan dengan catatan harus juga memerhatikan atmosfir yang tercipta di dalam

kelas sehingga siswa tidak merasa cepat bosan atau mengantuk ketika proses belajar
sedang berlangsung.
C. Pembelajaran Student Center
Student Centered Learning adalah pendekatan yang menjadikan siswa untuk
bisa mengeksplorasi dan mencari informasi dengan berbagai model pembelajaran
karena student center learning ini merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses Experiential Learning
(pengalaman belajar). Pendekatan ini dirasa sangat baik untuk diterapkan oleh guru
dalam proses belajar mengajar, karena siswa ditekankan untuk bisa aktif dan kritis.
Pada sistem pembelajaran SCL siswa dituntut aktif mengerjakan tugas dan
mendiskusikannya dengan guru sebagai fasilitator. Dengan aktifnya siswa, maka
kreatifitas siswa akan terpupuk (Ramdhani, 2014, hlm. 7).

Student center ini menjadi pokok utama dalam pembahasan dalam
meningkatkan mutu pendidikan dengan menjadikan siswa sebagai dasar yang
berperan aktif dalam memahami materi. Oleh karena itu banyak sekali model yang
bisa ditemukan untuk merangsang keaktifan siswa.
SCL adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar siswa, bukan hanya
pada aktivitas guru mengajar. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran yang
terprogram secara rinci dan terstruktur. Situasi pembelajaran dalam SCL diantaranya

memiliki ciri-ciri:
1. Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun
pengetahuan.
2. Guru lebih berperan sebagai FEE (Facilitating, Empowering, Enabling) dan guides
on the sides daripada sebagai mentor in the centered.
3. Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam
belajar.
4. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu
mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa. Belajar lebih
dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat (lifelong learning), suatu keterampilan
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia. (Ramdhani, 2014, hlm.
9)
D. Analisis Perubahan Strategi Pembelajaran Dari Teacher Center Menjadi
Student Center Dengan Berbasis Action Research
Strategi pembelajaran di kelas merupakan hal utama yang harus sangat
diperhatikan oleh guru dan elemen lain yang terkait dengan proses pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran yang benar akan membantu siswa dalam memahami
dan menyerap materi yang diajarkan. Strategi pembelajaran teacher center bukan
dianggap kurang untuk diterapkan di dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, dalam

hal ini peneliti dan ahli pendidikan menginginkan sebuah streategi yang dapat
membangunan keaktifan siswa di kelas sehingga keadaan pasif siswa ketika guru
menerapkan teacher center pada saat pembelajaran bisa digantikan oleh student center

yang dinilai memiliki muatan yang bisa merangsang siswa aktif dan kreatif pada saat
pembelajaran. Dengan menggunakan action research atau dengan nama lain adalah
penelitian tindakan kelas, seorang peneliti bisa melihat perkembangan dari suatu
kegiatan belajar mengajar dengan penerapan strategi dan metode terentu. penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah metode penelitian yang pelaksanaanya dilakukan
untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam konteks pembelajaran di kelas
dan langkah-langkah yang dapat digunakan oleh guru dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran. Metode pembelajaran berbasis student center sangat banyak, salah satu
yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode jigsaw.
Dalam pelaksanaan penelitian action research harus berkerja sama dengan
guru mata pelajaran yang bersangkutan. Ada empat tahap kegiatan dalam action
research, yaitu: (a) masalah, (b) perencanaan (c) tindakan (d) refleksi.
a. Masalah
Masalah yang timbul di sini adalah bagaimana mengubah penerapan strategi
teacher center menjadi student center, sehingga diperlukan perlakuan yang
mendukung untuk memecahkan masalah yang timbul ketika proses belajar mengajar

menjadi tidak hidup karena dirasa guru terlalu dominan sehingga murid hanya
bertindak pasif tanpa didukung untuk bertindak aktif oleh atmosfer belajar dari
penerapan strategi teacher center. Selain itu, masalah juga akan timbul pada jenis
metode yang digunakan di dalam student center karena banyak sekali metode yang
mendukung untuk penerapan strategi jenis ini, karena itu guru sangat perlu
pengarahan dan bantuan dari orang yang memiliki keilmuan dalam bidang ini.
Masalah-masalah yang timbul akan semakin terasa dalam penerapan di dalam kelas
dan untuk penerapan yang berkelanjutan.
b. Perencanaan
Perencanaan di sini dimaksudkan kepada bagaimana peneliti dan guru mata
pelajaran bekerja sama dalam membangun dan merencanakan suatu kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya memuat seputar bahan ajar dan metode yang cocok
digunakan untuk materi yang akan disampaikan. Contohnya, yaitu:

1) Peneliti dan pendidik merencanakan penerapan metode jigsaw pada materi pokok
tentang interaksi sosial.
2) Mengembangkan skenario pembelajaran seperti halnya menyiapkan bahan dan
media yang diperlukan dalam metode pembelajaran jigsaw.
3) Menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawabanya
4) Mengembangkan format observasi selama proses penelitian berlangsung.

Langkah-langkah tersebut dirasa penting, dan peran peneliti di sini adalah bagaimana
guru bisa memahami dalam merencanakan langkah-langkah tersebut sehingga setelah
penelitian selesai guru sudah terbiasa dan memahami apa yang harus dilakukan dalam
tahap perencanaan.
c. Tindakan
Setelah langkah-langkah perencanaan tersusun secara benar dan sistematis, tahap
kedua yang harus dilakukan adalah masuk kepada tindakan. Tindakan di sini berarti
memasukan langkah-langkah perencanaan kepada praktik inti yaitu proses
pembelajaran. Untuk mengikuti tahap kedua ini, peneliti harus bisa mendorong guru
dalam mempraktikan rencana sebagai tindakan. Sehingga dalam hal ini yang
dijadikan pokok pembelajaran adalah guru, apakah guru mampu merealisasikan
rencana yang sudah disusun sebelumnya, sehingga jika masih terlihat kurang
sempurna peneliti bisa membantu guru dan memberikan arahan bagaimana
seharusnya rencana itu bisa dilakukan dengan baik. Contoh tahapan tindakan yaitu,
1) Guru memberikan apersepsi, motivasi kepada peserta didik mengenai materi yang
akan dipelajari
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa aktivitas yang dilaksanakan adalah
kerja kelompok atau tim.
4) Guru membagi peserta didik dalam tim yang terdiri dari 5 kelompok yang terdiri

dari 5 orang.
5) Guru membagi kertas yang berisi materi kepada masing-masing kelompok.

6) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta
membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda.
7) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan
apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.
8) Ketika semua tim sedang bekerja, guru berkeliling kelas, bergantian mendatangi
kelompok. guru dapat membantu apabila terjadi salah pemahaman, tetapi tidak
diperbolehkan untuk mencoba mengambil alih kepemimpinan dalam kelompok.
9) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami
Penerapan langkah ini ditekankan jika guru atau pendidik tidak boleh mengambil
alih kelas, guru hanya sebagai fasilitator, hal ini harus dibiasakan sehingga guru akan
memahami bahwa strategi student center sangatlah berbeda dengan teacher center.
Pemahaman mengenai student center bisa dibangun dalam tahap ini. Peneliti harus
memberikan arahan dan petunjuk bagaimana guru seharusnya bertindak dan memiliki
posisi yang sama sekali tidak dominan ketika di dalam kelas.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang berkenaan dengan proses dan dampak
tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari hasil observasi atau pengamatan dan hasil
belajar, serta melakukan diskusi dengan kolabolator, peneliti merefleksi apakah
pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Penekanan pada refleksi adalah dalam proses pembelajaran menggunakan
metode yang tepat. Seperti penggunaan metode jigsaw yang dapat merangsang siswa
berpikir kreatif dan mau memberikan pendapatanya kepada teman satu kelompoknya
serta dapat menumbuhkan kekuatan kerja sama di dalam kelompok. Hal terpenting
lain adalah siswa dapat berperan aktif mencari tahu sebuah materi dengan dibantu
siswa lain sehingga terciptanya suatu rasa kekeluargaan dan pemahaman baru dari
pendapat siswa lain yang dapat menambah wawasan dari masing-masing siswa.
Selain itu, sebelum melakukan refleksi, peneliti harus melakukan pengamatan.
Pengamatan di sini lebih kepada bagaimana peneliti mengamati seluruh bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar.

Peneliti harus bisa mengamati dengan objektif sehingga bisa terlihat kekurangan guru
dalam menerapkan strategi student center yang nanti bisa dibicarakan secara khusus
dengan guru mata pembelajaran yang bersangkutan untuk penerapannya. Pergantian
suatu strategi yang memiliki kekhususan masing-masing akan menjadikan guru
kebingungan ditambah dengan berbagai metode yang berhasil diciptakan dalam
student center meskipun tujuannya adalah untuk membantu guru merangsang
keaktifan siswa jika sebelumnya guru hanya berdiri di depan kelas dan
menyampaikan materi dengan mengesampingkan keaktifan seluruh siswa. Sehingga,
peneliti harus bisa menekankan tujuan utama dari adanya penelitian tindakan kelas
yang memberikan gambaran perbedaan dari setiap strategi.
E. Teori yang Relevan Dengan Analisis Perubahan Strategi Pembelajaran Dari
Teacher Center Menjadi Student Center Dengan Berbasis Action Research
Menurut Talcott Parsons dan Willbert E. Moore, teori tentang masyarakat dan
perubahan sosial tidak dapat dipisahkan. Namun juga harus diakui bahwa tidak ada
satu teori perubahan sosial yang benar-benar mencukupi untuk membaca perubahanperubahan yang terjadi dalam masyarakat. Banyak sekali teori perubahan sosial yang
bisa diaplikasikan pada permasalahan ini, seperti teori keseimbangan, teori struktur
fungsional, akan tetapi saya memiliki anggapan bahwa analisis ini juga bisa dikaji
dengan menggunakan teori kebutuhan berprestasi dari McClelland.
Perubahan menuntut semua orang untuk bisa mengikuti dan mengimbangi, hal ini
tentu saja harus diikuti oleh keinginan oleh seseorang atau suatu kelompok untuk bisa
sejajar dengan kelompok lain. Adanya perubahan dalam dunia pendidikan yang oleh
orang barat dianggap sebagai perubahan untuk menguasai kehidupan ekonomi.
Dengan adanya pendidikan yang baik yang bisa menciptakan sumber daya manusia
yang berprestasi, aktif, dan kreatif akan secara tidak langsung membantu kehidupan
ekonomi sehingga keterlibatan dalam hal mengubah sistem dunia pendidikan kearah
untuk menciptakan siswa yang berkualitas akan sangat diprioritaskan. Sehingga
setiap orang memiliki keinginan untuk berprestasi dan melakukan cara-cara yang bisa
menuntun menuju kesana, seperti halnya mengubah strategi pembelajaran di dalam
dunia pendidikan. selain itu, untuk penerapan action research sendiri bisa dikaji oleh

teori siklus di mana setiap keadaan akan berulang dan dimulai dari tahap awal seperti
penempatan tahapan dalam action research yaitu, perencanaan, penerapan,
pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap ini selalu berkolaborasi dalam satu
lingkaran dan secara tidak langsung bisa membantu tahapan lainnya.
F. Kesimpulan
Pada dasarnya, setiap strategi yang dipakai di dalam pembelajaran tidak ada
yang kurang, baik itu student center maupun teacher center. Akan tetapi, yang
menjadi pembahasan di sini adalah bagaimana menumbuhkan sifat kreatif, aktif, dan
kritis dari siswa mengingat persaingan di era globalisasi yang menuntut sumber daya
manusia yang berkualitas yang bisa dicetak dari dunia pendidikan. sehingga,
diperlukan strategi yang tepat sesuai tujuan dari pemebelajaran, penerapan student
center dirasa lebih mumpuni untuk menjawab tantangan mengenai menumbuhkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Penerapan strategi ini pun perlu diperhatikan
sebab pada dasarnya guru sudah terbiasa dengan strategi teacher center sehingga
dalam penerapan strategi baru diperlukan bantuan dari beberapa pihak yang mengerti
dan mampu menjelaskan secara rinci bagaimana pelaksanaan dari strategi student
center.
Penerapan strategi di dalam suatu pembelajaran sangat diperlukan, sehingga
banyaknya metode dan model yang juga mendukung untuk terlaksananya strategi
tersebut. Di dalam student center, banyak sekali ditemukan metode yang bisa
membantu guru dalam proses pembelajaran, yang diperlukan adalah guru mampu
menerapkan metode tersebut dengan baik sehingga bisa terlihat perbedaan antara dua
strategi ini. Banyak sekali penelitian tindakan kelas yang juga bisa membantu guru
dalam praktiknya, karena banyak sekali tahapan dan beberapa siklus yang diamati
dari pembelajaran di kelas oleh seorang peneliti tindakan kelas. Oleh karena itu,
peneliti harus bisa memberikan informasi, penerapan, dan memberikan keyakinan
bahwa guru bisa menerapkan strategi apa saja di dalam pembelajaran.

Daftar Pustaka

Erdinawati, Silvi. 2011. Pilihan Siswa Perempuan Pada Smk Bidang Keahlian
Teknik : Studi Kasus Di Smk Negeri 1 Adiwerna (Stm Adb). Universitas
Negeri Semarang.
Lisnawati, Dian. 2010. Pengaruh Globalisasi Terhadap Tingkah Laku Masyarakat
Indonesia.