Full Paper Accounting And Management Journal | hamdani | Accounting And Management Journal 1 PB
ACCOUNTING AND MANAGEMENT JOURNAL
Volume 1, No. 1, July 2017, Pages 1–80
DAFTAR ISI: 1–8
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Syariah di Indonesia Periode Maret 2015-Agustus 2016)
9–22
Evaluasi Value Proposition pada Usaha Kecil Parani Car Wash
23–44
Analisis Altman Z-Score, Grover Score, Springate, dan Zmijewski Sebagai Signaling Financial Distress (Studi Empiris Industri Barang-Barang Konsumsi di Indonesia)
45–54
Analisis Manajemen Kinerja Guru (Studi kasus Madrasah Aliyah Al Ayyubi Sidoarjo)
55–62
Edupreneurship Sebagai Strategi Daya Saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Jawa Timur Menghadapi MEA
63–80
Pengaruh Kualitas Layanan (Service Quality) Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan pada Mahasiswa Universitas NU Surabaya
Dewi Wulan Sari, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, ISTISHNA, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE MARET 2015 – AGUSTUS 2016)
Dewi Wulan Sari, Mohamad Yusak Anshori Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya e-mail: wulannawawi70@gmail.com
Abstract: This thesis aims to determine how much influence policy-contract agreement the Islamic bank financing (murabahah, istishna, mudharabah, and musyarakah) against the profitability of Islamic banks. Profitability used in this thesis is the Bukopin Syariah, BRI Syariah, BSM, and Muamalat Indonesia Bank. The data in this paper uses secondary data, monthly financial statements (balance sheet and income statement) in the period March 2015-August 2016. The financial state- ment has been taken from the publication of the report issues by the website of each bank. Mechani- cal of data management using multiple linear, regression, and test the classical assumption of nor- mality test, multikoloniaritas, heteroksidasitas, and autokorolation, while proving the hypothesis of determination R2, F statistical test, and the test T statistic.
Keywords: effect of financing, mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna, profitabilitas, ROE, pengaruh akad pembiayaan
PENDAHULUAN
Praktisi keuangan syariah, M. Gunawan Yasni (2015) mengatakan setidaknya ada empat
Saat ini perekonomian syariah mulai men- urgensi bank syariah memerlukan investor baru.
dapatkan tempatnya, terutama pada sektor per-
1. Sebagian bank umum syariah (BUS) telah bankan dengan menerapkan prinsip keterbukaan
mendekati batas minimum rasio kecukupan dan bagi hasil dirasa mampu memberikan ke-
modal (CAR)
adilan bagi nasabah dan kestabilan bagi perbank-
2. Adanya kepastian bahwa jumlah pemegang an sendiri. Atas alasan tersebut sejak tahun
saham minoritas di BUS maksimal 30%. 2007 perkembangan bank syariah mengalami
3. Rencana bank sentral menjadikan BUS seba- peningkatan.
gai bank devisa jika BUS mencapai tier 1 Meski demikian penetrasi keuangan syariah
(permodalan minimum Rp 1 T). di Indonesia tergolong lemah. Data bank sentral
4. Penargetan bank sentral untuk mengatur rasio Indonesia menunjukkan bahwa pangsa pasar
efisiensi kegiatan operasional sebesar 85%. bank syariah di Indonesia pada tahun 2015
hanya sebesar 4,61% (BI, 2015). Keterbatasan Empat urgensi di atas cukup menjadi alasan
modal merupakan salah satu tantangan yang agar bank syariah mulai menawarkan sahamnya
dihadapi bank syariah untuk dapat bersaing di kepada umum melalui private placement atau
industri jasa keuangan. Untuk memperkuat mo- bursa efek syariah. Untuk mewujudkan hal ter-
dalnya, bank syariah perlu menawarkan saham- sebut bank syariah perlu memperlihatkan profita-
nya kepada publik.
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
bilitasnya yang umumnya digambarkan oleh rasio sharing, bagi hasil dihitung dari laba kotor. Dalam ROA dan ROE.
hal ini, bank biasanya menghendaki bagi hasil ROA (return on asset) merupakan rasio
dalam bentuk revenue sharing (Darsono et al, untuk menilai seberapa besar kemampuan bank
dalam mengelola asset untuk menghasilkan laba bersih. Sementara ROE (return on equity) adalah rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan
Pembiayaan Musyarakah
bank dalam mengelola modal untuk menghasil- Musyarkah adalah akad kerja sama antara kan laba bersih. Melihat urgensi di atas, maka
dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu akan lebih tepat jika menggunakan ROE sebagai
di mana masing-masing pihak memberikan kon- ukuran untuk melihat seberapa baik kinerja
tribusi dana dengan kesepakatan bahwa keun- bank syariah dalam segi profitabilitasnya.
tungan dan risiko akan ditanggung bersama ROE dihasilkan dari perbandingan laba
(Antonio, 2001:90). Musyarakah disebut juga bersih dan modal, sedangkan laba bersih bank
dengan syirkah, yaitu sebuah aktivitas berserikat syariah terbesar didapat dari pembiayaan. Pem-
dalam melaksanakan usaha bersama antara biayaan di bank syariah memiliki banyak akad,
pihak-pihak yang terkait.
namun pada praktiknya yang sering digunakan Dalam pembiayaan musyarakah, bank sya- adalah mudharabah, musyarakah, murabahah,
riah tidak memberikan modal secara penuh, dan istishna.
akan tetapi modal yang diberikan adalah seba- gian dari total keseluruhan modal yang dibutuh- kan. Bank syariah bisa menyertakan modal se-
KERANGKA TEORETIS
suai porsi yang disepakati dengan nasabah, misal-
Pembiayaan Mudharabah
nya bank syariah memberikan modal sebesar Mudharabah adalah akad perjanjian antara
70% dari total kebutuhan modal, dan nasabah dua pihak atau lebih untuk melakukan kerja
menyerahkan modal sebesar 30% dari total ke- sama usaha. Dalam akad mudharabah ini, pihak
butuhan modal.
bank (shahibul maal) menempatkan modal sebe- sar 100%, sedangkan nasabah (mudharib) berpe-
Pembiayaan Istishna
ran sebagai pengelola usaha. Bagi hasil dari usaha yang dikerjasamakan dihitung sesuai de-
Istishna merupakan akad kontrak jual beli ngan nisbah yang disepakati bersama (Ismail,
barang antara dua pihak berdasarkan pesanan 2013:168).
dari pihak lain, dan barang pesanan akan dipro- Pendapatan yang diterima oleh bank dalam
duksi sesuai dengan spesifikasi yang telah dise- pembiayaan mudharabah ini adalah berupa bagi
pakati dan menjualnya dengan harga dan cara hasil dengan nisbah (porsi) yang telah disepakati
pembayaran yang disetujui terlebih dahulu (Is- bersama. Ada dua jenis bagi hasil yang diberikan
mail, 2013:146).
kepada nasabah, yaitu revenue sharing dan profit/ Akad istishna lebih tepat digunakan untuk loss sharing. Perhitungan revenue sharing berasal
membangun proyek, dan termasuk dalam jenis dari nisbah dikalikan dengan pendapatan sebelum
pembiayaan investasi. Mekanisme pembiayaan dikurangi biaya. Sedangkan untuk profit/loss
istishna dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
Dewi Wulan Sari, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas
pembayaran di muka, pembayaran saat penyerah- pemegang modal untuk meningkatkan investasi an barang, dan pembayaran ditangguhkan.
di industri perbankan.
Karena penelitian ini didasari dari permasa- lahan modal yang dihadapi oleh bank syariah,
Pembiayaan Murabahah
maka profitabilitas yang akan digunakan dalam Murabahah adalah akad jual beli atas ba-
penelitian ini adalah ROE (return on equity). rang tertentu pada harga asal dengan tambahan
Rumus dalam menghitung ROE yaitu: keuntungan yang telah disepakati oleh bank dan
x 100% nasabah sehingga penjual (bank) harus member
ROE =
tahu harga pokok dan berapa keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2001: 101).
Akad murabahah umumnya digunakan da-
Pengaruh Akad Pembiayaan Bank Syariah terha-
lam transaksi jual beli barang investasi atau
dap ROE
barang yang digunakan untuk pribadi, seperti Dalam sebuah lembaga perbankan, sumber kendaraan, rumah, mesin produksi, peralatan
pendapatan terbesar yang diterima oleh bank kesehatan, dan lain-lain. Akad ini lebih cocok
adalah dari penyaluran pinjaman kepada masya- digunakan untuk pembiayaan konsumtif dan
rakat (kredit), dalam istilah bank syariah disebut investasi.
pembiayaan. Berikut ini adalah akad-akad dalam pembiayaan bank syariah yang sangat beragam.
1. Skema jual beli memiliki tiga akad, yaiti
Return on Equity
murabahah, istishna, dan salam. Pada umumnya, rasio profitabilitas yang
2. Skema kerja sama usaha memiliki dua akad, sering dipergunakan oleh bank untuk mengetahui
yaitu mudharabah dan musyarakah. kinerja keuangannya adalah return on asset
3. Skema sewa menyewa memiliki dua akad, (ROA) dan return on equity (ROE). ROA meru-
yaitu ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik pakan rasio untuk menilai seberapa besar ke-
(IMBT).
mampuan bank dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba bersih, sementara ROE ada-
Dalam praktiknya, pembiayaan-pembiayaan lah rasio untuk melihat seberapa besar kemam-
yang sering digunakan oleh bank syariah di puan bank dalam mengelola modal untuk meng-
Indonesia adalah dari skema jual beli yaitu hasilkan laba bersih.
murabahah dan istishna, serta dari skema kerja Beberapa literatur menjelaskan bahwa ROA
sama usaha yaitu mudharabah dan musyarakah. lebih menggambarkan tingkat profitabilitas sebu-
Akad-akad pembiayaan yang dimiliki oleh
ah bank, khususnya bank syariah. Namun umum- bank syariah tersebut lebih memiliki kelebihan nya para stakeholder lebih melihat ROE untuk
dibanding kredit yang ditawarkan oleh bank memprediksi tingkat pengembalian yang akan
konvensional, salah satunya adalah tidak adanya diperoleh. ROE menggambarkan return dari jum-
sistem bunga dalam pembiayaan. Tidak seperti lah modal atau ekuitas suatu bank, semakin
bank konvensional yang bunga pinjamannya tinggi ROE maka tingkat pengembalian investasi
sewaktu-waktu bisa berubah mengikuti fluktuasi pun semakin besar. Hal ini memungkinkan para
BI rate, dalam pembiayaan di bank syariah sistem
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
bunga tidak berlaku dan diganti dengan sistem bel dependen. Variabel independen disebut juga bagi hasil dan margin keuntungan.
sebagai variabel bebas, di mana variabel tersebut Hal tersebut yang membuat pembiayaan di
memengaruhi atau yang memengaruhi variabel bank syariah lebih diminati oleh masyarakat.
dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel Namun sayangnya tidak didukung dengan pene-
dependen sendiri adalah variabel yang dipenga- trasi pasar yang bagus, salah satu penyebabnya
ruhi atau yang menjadi akibat karena adanya adalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh
variabel bebas. Variabel yang digunakan dalam bank syariah. Untuk menunjang modal bank
penelitian ini adalah jenis-jenis akad pembiayaan syariah memerlukan suntikan dana tambahan
yang sering digunakan oleh bank syariah yaitu: dari investor.
1. akad pembiayaan mudharabah Agar kegiatan usaha bank syariah berjalan
2. akad pembiayaan musyarakah efektif, bank syariah perlu melakukan evaluasi
3. akad pembiayaan murabahah dengan melihat akad pembiayaan mana yang
4. akad pembiayaan istishna lebih memiliki pengaruh yang positif terhadap
permodalan bank syariah. Dengan demikian bank Keempat variable tersebut merupakan va- syariah dapat memaksimalkan kegiatan usaha
riabel independen, sedangkan variabel dependen dengan meningkatkan penawaran pada jenis pem-
yang digunakan adalah ROE (return on equity) biayaan yang lebih memiliki pengaruh yang posi-
bank syariah.
tif terhadap permodalan bank syariah.
Analisis Regresi Linier Berganda METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam perhitungan ini
Sample dan Prosedur
menggunakan SPSS 20, dengan menggunakan Pengumpulan data dilakukan dengan meng-
model penelitian:
gunakan data sekunder yang diterbitkan dan Y= β o + β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε dipublikasikan oleh BI. Data tersebut dapat
Di mana:
diakses melalui www.bi.go.id. Data-data yang Y = variabel profitabilitas (ROE)
diambil adalah Laporan Keuangan bulanan bank β o = konstanta umum syariah (Bank Syariah Bukopin, BRI Sya-
X 1 = variabel pembiayaan mudharabah riah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Muamalat
X 2 = variabel pembiayaan musyarakah Indonesia) mulai Maret 2015–Agustus 2016.
X 3 = variabel pembiayaan murabahah Data yang diperlukan adalah jumlah pem-
X 4 = variabel pembiayaan istishna biayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah
yang informasinya dapat dilihat dari laporan
= error term
neraca. Dan juga jumlah pendapatan serta modal untuk menghitung rasio profitabilitas ROE.
Pengujian hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini ada beberapa tahapan, yaitu dengan menguji secara parsial (T), uji simultan
Variabel Penelitian dan Pengukuran
(F), dan uji koefisien determinasi (R 2 ). Dalam penelitian ini jenis variabel yang
Uji parsial (T) digunakan untuk menunjuk- digunakan adalah variabel independen dan varia-
kan seberapa jauh pengaruh variabel independen
Dewi Wulan Sari, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas
dengan variabel dependen secara individual. Cara
Perhitungan semua variabel (mudharabah, mu-
melakukan uji T adalah dengan membandingkan
syarakah, istishna, dan murabahah)
nilai statistik T dengan nilai T tabel. Jika nilai
Tabel 4.8
statistik T > nilai T tabel, maka H o ditolak.
Regresi Pembiayaan Murabahah, Istishna,
Jika nilai T statistik < nilai T tabel, maka H Mudharabah, dan Musyarakah
Coefficients a diterima.
Unstandardized
Standardized
Uji simultan (F) menunjukkan apakah ada
Model
Coefficients
Coefficients T Sig. Correlations
hubungan secara bersama-sama antara variabel- Zero-order
B Std. Error
variabel bebas dengan variabel terikat, Cara murabahah
-2.281E-007
-2.761 -3.917 .000 -.209
melakukan uji F ini yaitu dengan membanding- .046
kan nilai F hitung dan F tabel. Jika F hitung > musyarakah
F tabel, maka H o ditolak dan menerima H 1 .
Koefisien determinasi digunakan untuk Suatu variabel dikatakan berpengaruh apa- mengukur seberapa jauh kemampuan model
bila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, dari dalam menerangkan variasi variabel dependen.
hasil perhitungan di atas variabel yang memiliki Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
pengaruh signifikan terhadap ROE adalah mura-
1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan varia-
bahah dan mudharabah.
bel-variabel independen dalam menjelaskan va- Persamaan yang diperoleh dari tabel di atas
riabel dependen sangat terbatas. Nilai R 2 yang
adalah sebagai berikut.
mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel inde- Y = 2,748-0,0000002281X 1 -0,00002204X 2 + penden member hampir semua informasi yang
0,000003541X 3 + 0,00000004583X 4 + ε dibutuhkan untuk memprediksi variabel depen-
den (Ghozali, 2011:97). Persamaan di atas memiliki makna sebagai berikut.
a. Konstan = 2,748
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai konstan sama dengan 2,748 artinya jika Hasil penelitian ini adalah variabel mura-
nila x (pembiayaan bank syariah yang menjadi bahah berpengaruh negatif terhadap ROE bank
variabel independen) sama dengan 0, maka umum syariah dengan nilai koefisien
ROE sebesar 2,748.
- 0,0000002281, variabel istishna memiliki
b. Murabahah (X 1 ) = –0,0000002281 hubungan yang negatif dan tidak signifikan
merupakan nilai koefisien regresi variabel terhadap ROE bank umum syariah dengan
murabahah (X 1 ), terhadap ROE. Koefisien koefisien -0,00002204, variabel mudharabah
bernilai negatif artinya variabel independen berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROE
memiliki hubungan terbalik dengan variabel bank umum syariah dengan nilai koefisien
dependen. Jika pembiayaan murabahah meng- 0,000003541, dan variabel musyarakah tidak
alami kenaikan senilai 1, maka ROE meng- memiliki pengaruh terhadap ROE bank umum
alami penurunan sebesar 0,0000002281. syariah dengan koefisien 0,00000004583. Secara
c. Istishna (X 2 ) = -0,00002204 simultan keempat pembiayaan tersebut memiliki
merupakan nilai koefisien regresi variabel pengaruh terhadap ROE, hal ini sesuai dengan
istishna (X 2 ), terhadap ROE. Koefisien hipotesis lima atau H 5- diterima.
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
bernilai negatif artinya variabel independen syariah akan semakin besar, namun keuntungan memiliki hubungan berbalik dengan variabel
diterima secara bertahap. Jika pelunasan diper- dependen. Jika pembiayaan istishna mengalami
cepat, maka pendapatan yang diterima bank kenaikan senilai 1, maka ROE mengalami
syariah kurang maksimal sehingga akan ber- penurunan sebesar 0,00002204.
dampak pada profitabilitas (ROE).
d. Mudharabah (X 3 ) = 0,000003541 Faktor lain yang menyebabkan profitabilitas merupakan nilai koefisien regresi variabel
turun adalah adanya risiko gagal bayar oleh mudharabah (X 3 ), terhadap ROE. Koefisien
nasabah. Semakin besar akad murabahah yang bernilai positif artinya variabel independen
dilakukan, risiko gagal bayar juga semakin tinggi. memiliki hubungan searah dengan variabel
Variabel mudharabah juga memiliki penga- dependen. Jika pembiayaan mudharabah
ruh signifikan terhadap ROE. Mudharabah meru- mengalami kenaikan senilai 1, maka ROE
pakan pembiayaan kerjasama usaha di mana juga naik sebesar 0,000003541.
bank syariah memberikan penyertaan modal
e. Musyarakah (X 4 ) = 0,00000004583 100% kepada nasabah, dan nasabah sebagai merupakan nilai koefisien regresi variabel
pengelola usaha. Pendapatan yang diterima oleh musyarakah (X 4 ), terhadap ROE. Koefisien
bank syariah berupa bagi hasil dengan porsi bernilai positif artinya variabel independen
bagi hasil sesuai kesepakatan. Pendapatan berupa memiliki hubungan searah dengan variabel
bagi hasil jauh lebih besar dibanding pendapatan dependen. Jika pembiayaan musyarakah
dari pembiayaan lainnya.
mengalami kenaikan senilai 1, maka ROE Dalam pembiayaan mudharabah, bank mengalami kenaikan sebesar 0,00000004583.
memberikan penyertaan modal secara penuh, hal ini akan memberikan persentase bagi hasil yang lebih besar bagi bank dibanding dengan
PEMBAHASAN
jika bank memberikan pembiayaan musyarakah, Variabel murabahah memiliki pengaruh
di mana penyertaan modal dalam musyarakah, signifikan dan negatif terhadap ROE dikarenakan
dibagi antara bank dan nasabah. Bagi hasil yang pendapatan yang diterima bank syariah dari
diterima bank dipengaruhi oleh hasil yang diper- pembiayaan murabahah berupa margin keun-
oleh oleh perusahaan, dan bank syariah hanya tungan yang di dalamnya juga termasuk harga
memberikan pembiayaan mudharabah kepada jual. Dalam sistem pembayarannya, nasabah
nasabah yang memiliki prospek bagus. dapat melakukan pelunasan langsung setelah
menerima barang, atau nasabah dapat melakukan
SIMPULAN DAN SARAN
pembayaran secara bertahap. Dalam kenyataan- nya, nasabah akan membayar utangnya dengan
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa cara angsuran.
dari akad pembiayaan yang dijadikan model Dalam pembayaran secara bertahap melalui
variabel dalam penelitian ini, ada dua variabel angsuran, bank syariah dapat menaikkan penda-
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap patannya dengan menaikkan margin keuntungan.
ROE, yaitu akad murabahah yang memiliki Dengan kata lain semakin lama jangka waktu
pengaruh signifikan dan negatif, juga akad pembayaran, margin yang ditetapkan oleh bank
mudharabah yang memiliki pengaruh signifikan
Dewi Wulan Sari, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas
dan positif. Sedangkan dua variabel lainnya yaitu notes.blogspot.co.id/2014/11/ketahanan- musyarakah dan istishna tidak memiliki pengaruh
bank-syariah-dalam-menghadapi.html yang signifikan terhadap ROE.
Darsono, Astiyah, S., Harisman, Darwis, A., Dari hasil tersebut, Saran yang diberikan
Sakti, A., Ascarya, et al. 2016. Perjalanan penulis kepada bank umum syariah dari melihat
Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: hasil penelitian ini adalah agar bank syariah
Bank Indonesia.
dapat mengalihkan pembiayaan murabahah ke Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. (D. pembiayaan mudharabah karena pembiayaan
Handi, Ed.) Bandung, Jawa Barat, Indo- mudharabah memberikan pengaruh signifikan
nesia: Alfabeta.
dan positif terhadap ROE. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Pengalihan dari pembiayaan murabahah (jual
dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: beli) ke pembiayaan mudharabah (kerjasama
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. usaha) secara tidak langsung mengajak masyara-
Ghozali, I. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate kat untuk terjun dalam sektor riil. Selain itu,
dengan Program SPSS. Semarang: Penerbit bank syariah juga dapat mewujudkan tujuannya
Universitas Diponegoro. untuk menjadi lembaga yang berpihak pada
Gunawan Sudarmanto. 2005. Analisis Regresi sektor riil serta mendorong keutuhan segmen
Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: keuangan dan usaha produktif (Darsono, et al.,
Graha Ilmu
2016). Hariyani, D.S. 2015. Analisa Kontribusi Pembia- Pada kasus lain, apabila akad murabahah
yaan Musyarakah, Murabahah, dan Ijarah harus dilaksanakan, bank syariah harus membuat
Terhadap Profitabilitas. kebijakan baru mengenai hal-hal yang terkait
Ismail. 2013. Perbankan Syariah. Jakarta: Pernada pembiayaan murabahah. Hal ini dilakukan untuk
Media Grup.
menekan risiko dari pembiayaan murabahah, Kristanto, B.A. 2016. Pengaruh Pembiayaan seperti risiko gagal bayar dengan cara pemilihan
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Ter- nasabah secara cermat dan selektif.
hadap Profitabilitas pada BRI Syariah di Indonesia. Surakarta.
Mamduh. M. Hanafi. 2003. Analisis Laporan
DAFTAR RUJUKAN
Keuangan. Yogyakarta: Penerbit UPP AMK Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari
YKPN.
Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Retrieved Sep- Press.
tember 2016, from ojk.go.id: http://www. Bank Indonesia. 2015. Retrieved September
ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statis- 2016, from bi.go.id: http://www.bi.go.id/
tik/statistik-perbankan-syariah/Pages/Sta- id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Pengem-
tistik-Perbankan-Syariah—Mei-2016. aspx. bangan-Ekonomi-Syariah-Memerlukan-
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Kerjasama-Pusat-dan-Daerah-ISEF2015.
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank aspx
Umum.
Basyir, A. 2014. blogspot. Retrieved September Rahmah, G. 2015. Tempo. Retrieved September 2016, from blogspot.co.id: http://asyhar-
2016, from Tempo.co: https://m.tempo.co/
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
read/news/2015/11/22/087721104/ini-7- hadap Profitabilitas Perbankan Syariah. masalah-bank-syariah.
Syariah Paper Accounting FEB UMS. Singgih, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik
Yoga, P. 2016. Info Bank. Retrieved September Parametrik. Jakarta: PT Elek Media Kom-
2016, from infobank.com: http://infobank- putindo.
news.com/tantangan-perbankan-syariah-di- Wibowo, A. & Sunarto. 2015. Pengaruh Pem-
2016/.
biayaan Mudharabah dan Musyarakah Ter-
Rinanda Bagus Anarta Pratama & Liliani, Evaluasi Value Proposition pada Usaha Kecil Parani Car Wash
EVALUASI VALUE PROPOSITION PADA USAHA KECIL PARANI CAR WASH
Rinanda Bagus Anarta Pratama 1 , Liliani 2
Internasional Business Management, Universitas Ciputra e-mail: 1 rinandabap@gmail.com, 2 liliani@ciputra.ac.id
Abstract: This study aimed to evaluate the Value Proposition in Parani Car Wash, a home-call car cleaning startup business. The Value Proposition is viewed as part of Osterwalder’s Business Model Canvas and the SWOT approach is used to describe and explain the current Value Proposition of Parani Car Wash. This research uses qualitative approach with descriptive analysis. Data collection method in this study is using semi-structured interview technique. There are 9 informants inter- viewed, consisting of two customers of the company, two of the owners of similar companies, an expert, and four managers of the company. The results of SWOT approach indicates the strength of the Value Proposition is aligned with the needs of customers, while the weakness is related to network. Opportunities are available regarding expansion of operational areas and service variants, but there are threats related to competition.
Keywords: value proposition, business model canvas, SWOT, startup business
PENDAHULUAN
katkan kekuatan kompetitif dan pertumbuhan perusahaan, Parani Car Wash telah merancang
Model bisnis yang inovatif diperlukan peru- sahaan agar dapat menghadapi persaingan yang
model bisnis dengan Business Model Canvas. makin kompetitif. Model bisnis yang tepat sangat
Hal ini dikarenakan BMC dapat membantu pe- rancangan konsep model bisnis yang sederhana
penting agar perusahaan dapat menciptakan nilai yang superior dan membangun kekuatan kompe-
dan relevan, di mana setiap perusahaan dapat titif. Giesen, Berman, Bell dan Blitz pada Setija-
menggambarkan dan memanipulasi model bisnis untuk membuat strategi baru, menguji prakon-
wibawa (2015) mengatakan, “Anticipating mas- sive change across diverse industries, top-per-
sepsi dan efisiensi serta pembuatan value yang forming CEOs are focusing on business model
efektif.
innovation as a path to competitive power and Salah satu elemen Business Model Canvas growth”. Tujuan dari inovasi model bisnis adalah
yang penting bagi perusahaan adalah value pro- menciptakan nilai bagi perusahaan, konsumen,
position atau nilai tambah. Sebelum mencari pelanggan, Parani Car Wash harus memiliki value
dan masyarakat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan, menggambar-
proposition sebagai pembeda dari kompetitor kan, menilai, dan mengubah model bisnis adalah
dan sebagai daya tarik bagi pelanggan. value Business Model Canvas atau BMC (Osterwalder
proposition merupakan keunikan atau keunggul- dan Pigneur, 2010).
an perusahaan yang sering menjadi alasan utama Parani Car Wash adalah usaha startup yang
seseorang tertarik ingin membeli produk atau jasa (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Gambar
didirikan pada tahun 2014, bergerak dalam bi- dang jasa yang menawarkan cuci mobil dengan
1 menunjukkan value proposition utama Parani inovasi sistem panggilan. Untuk dapat mening-
Car Wash, yaitu pelanggan tidak perlu keluar
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
rumah, menyediakan air dan listrik, dan gratis wax eksterior mobil. Value proposition pendu- kung dari segi pelayanan adalah pengerjaan cepat, sabun berkualitas dengan PH seimbang yang tidak merusak lapisan cat, gratis cek dan isi angin ban dan sabun wiper, dan gratis parfum.
Parani Car Wash saat ini ingin terus mening- katkan kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan kompetitor. Pemenuhan value proposi- tion ini harus ditunjang dengan elemen-elemen lain pada Business Model Canvas. Value proposi- tion yang ditentukan oleh Parani Car Wash ditujukan kepada segmen pelanggan masyarakat Surabaya kelas menengah dengan kesibukan tinggi, di antaranya adalah wanita karier, maha- siswa, penghuni apartemen dan hotel, pengun- jung restoran dan kafe, serta ibu rumah tangga. Parani Car Wash melakukan berbagai cara untuk mendapatkan loyalitas pelanggan dengan melaku- kan customer relationship di antaranya memberi kartu ucapan terima kasih, meminta kritik dan saran, menanggapi keluhan, membership, dan pemberian potongan harga pada hari tertentu. Channel yang digunakan Parani Car Wash ada- lah melalui armada sebagai kendaraan opera-
sional dan media promosi, keluarga, komunitas, teman, website, testimoni, brosur, dan komuni- kasi secara langsung. Parani Car Wash memiliki kerjasama dengan pemasok bahan cuci, perce- takan, penyebar brosur, serta pengelola hotel, apartemen, kafe, dan restoran sebagai key part- ner. Key resource berupa karyawan yang berkua- litas, pengetahuan anggota dalam hal bisnis, opti- malisasi biaya, dan teknologi membantu perusa- haan dalam menjalankan bisnis. Key activities Parani Car Wash adalah pemasaran, penjualan jasa, penjualan produk pendukung, dan layanan purna jual. Sedangkan cost structure terdiri dari biaya pemasaran, bahan bakar, perlengkapan dan peralatan cuci, sewa lahan, pengelolaan dan pemeliharaan aset, dan pengembangan karya- wan. Revenue structure Parani Car Wash terdiri dari penjualan jasa, penjualan produk pendu- kung, investor atau franchisee dan sponsor. Se- tiap elemen yang ada harus saling terhubung dan mendukung kesuksesan value proposition Parani Car Wash.
Osterwalder dan Pigneur (2010) mengemu- kakan sebelas elemen dalam pembuatan value proposition, yaitu newness, performance, cus-
Gambar 1 Model Bisnis Parani Car Wash
Sumber: Data internal perusahaan
Rinanda Bagus Anarta Pratama & Liliani, Evaluasi Value Proposition pada Usaha Kecil Parani Car Wash
tomization, getting the job done, design, brand/ value proposition Parani Car Wash. Evaluasi status, price, cost reduction, risk reduction, ac-
akan dilakukan menggunakan pendekatan cessibility, dan convenience/usability. Namun Pa-
SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) rani Car Wash belum mampu memenuhi value
agar dapat mengidentifikasi berbagai faktor proposition yang ditetapkan secara konsisten.
secara sistematis didasarkan pada logika yang Hal ini ditunjukkan pada Tabel 1. Penelitian
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, oleh Lund dan Nielsen (2014) menunjukkan
namun secara bersamaan dapat meminimalkan bahwa bisnis start-up sering memiliki gambaran
kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2015). Pen- yang sangat buruk terhadap hubungan antara
dekatan SWOT pada value proposition memung- kegiatan yang dilakukan, sumber daya yang di-
kinkan penilaian dan evaluasi yang terfokus perlukan, dan cara mengonfigurasi keterlibatan
(Osterwalder dan Pigneur, 2010). Hasil evaluasi mitra dalam model bisnis mereka serta dalam
diharapkan mampu meningkatkan kekuatan kom- penciptaan value proposition. Oleh karena itu,
petitif untuk pertumbuhan Parani Car Wash di perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut terhadap
masa yang akan datang.
Tabel 1.1 Value Proposition Parani Car Wash yang Tidak Konsisten
No. Inkonsistensi Elemen
1. Parani belum kerjasama dengan perkantoran, hotel, kafe, Getting the Job apartemen dan restoran sehingga apabila ada pelanggan Done, Accessibility
yang meminta cuci di tempat tersebut tidak dapat dipenuhi.
2. Tidak semua wilayah dapat didatangi, hanya di Surabaya Getting the Job Done, Barat. Accessibility
3. Layanan wax gratis ditiadakan, karena membutuhkan biaya Price yang tinggi, waktu pengerjaan lama, dan keterbatasan ke- mampuan karyawan.
4. Layanan cek angin dan pompa ban gratis ditiadakan karena
Price
membutuhkan biaya yang tinggi dan menambah durasi.
5. Ketika konsumen meminta cuci pada saat jadwal padat, Risk Reduction, Convenience pelanggan harus mengantre dan ditawarkan ganti jam bahkan sampai ganti hari.
6. Tidak bisa menerima pesanan yang mendadak dan terburu- Risk Reduction, Convenience buru.
7. Tandon air hanya cukup untuk 3 mobil, ketika ada pesanan Performance cuci beruntun harus meminta waktu untuk mengisi air, bah- kan pernah sampai menggunakan air dari rumah pelanggan karena pelanggan ingin cuci mobil segera selesai.
8. Generator listrik hanya ada satu, ketika rusak saat mencu- Performance, Convenience
ci maka harus meminta listrik dari rumah pelanggan.
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
REFERENSI
lanjutan, serta evaluasi value proposition dapat
Business Model Canvas
dilakukan dengan pendekatan Business Model Canvas (Bonazzi dan Zilber, 2014). Osterwalder
Pembentukan dan pengembangan bisnis dan Pigneur (2010) menggunakan analisis SWOT tidak hanya memerlukan strategi, tetapi juga
pada elemen value proposition untuk melakukan inovasi berupa cara-cara baru untuk mencipta-
penilaian dan evaluasi yang terfokus pada aspek- kan nilai bagi pelanggan, pemasok, dan mitra.
aspek berikut.
Hasil dari inovasi model bisnis sering meme-
a. Strength atau kekuatan
1) Value proposition perusahaan selaras de- Masanell dan Zhu, 2013). Salah satu metode
ngaruhi keseluruhan perusahaan (Casadesus-
ngan kebutuhan pelanggan. yang dapat digunakan untuk inovasi model bisnis
2) Value proposition perusahaan memiliki adalah Business Model Canvas atau BMC (Oster-
dampak jaringan bisnis yang luas. walder & Pigneur, 2010). BMC dengan elemen
3) Pelanggan perusahaan sangat puas. atau parameter yang menentukan pertumbuhan
b. Weakness atau kelemahan yang berkelanjutan (Sabanti pada Dudin et al.,
1) Value proposition perusahaan dan kebu- 2015) dapat menjadi alat yang membantu mera-
tuhan pelanggan tidak sejalan sionalkan bagaimana sebuah perusahaan mem-
2) Value proposition perusahaan tidak memi- buat, menangkap, dan mengantarkan nilai (Os-
liki dampak jaringan
terwalder dan Pigneur, 2010). BMC memiliki
3) Perusahaan sering menerima keluhan sembilan elemen, yaitu customer segment, value
c. Opportunity atau peluang proposition, channels, customer relationship, reve-
1) Perusahaan dapat menghasilkan pendapat- nue stream, key resources, key activities, key
an berulang.
partnership, dan cost structure (Osterwalder et
2) Perusahaan dapat menentukan kebutuhan al., 2014).
tambahan pelanggan.
3) Perusahaan dapat menentukan pelengkap
Value Proposition
atau perluasan nilai.
4) Perusahaan dapat melakukan pekerjaan Value proposition adalah alasan mengapa
lain untuk pelanggan. konsumen beralih dari satu perusahaan ke per-
d. Threat atau ancaman
usahaan lainnya dikarenakan dapat memecahkan
1) Ketersediaan produk dan jasa substitusi. persoalan atau memenuhi kebutuhan konsumen
2) Pesaing mengancam untuk menawarkan dengan menggunakan sekumpulan produk atau
harga atau nilai yang lebih baik. jasa yang mengikuti persyaratan dari segmen
pelanggan (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Me- nurut Kerin et al. (2013), value proposition
METODOLOGI PENELITIAN
dapat memberikan manfaat dan menciptakan nilai untuk pembeli yang ditargetkan. Elemen-
Penelitian akan dilakukan dengan mengguna- elemen yang mampu mendorong pembentukan
kan pendekatan kualitatif di mana data secara value proposition dijelaskan pada Tabel 2.
diungkapkan secara deskriptif melalui kata-kata Value Proposition berdasarkan inovasi dapat
secara tertulis maupun lisan dari orang-orang memastikan keunggulan kompetitif yang berke-
yang diamati. Subjek penelitian ini adalah empat
Rinanda Bagus Anarta Pratama & Liliani, Evaluasi Value Proposition pada Usaha Kecil Parani Car Wash
Tabel 2 Elemen-Elemen Value Proposition
No. Elemen Penjelasan
1. Newness Value proposition dibuat untuk menjawab kebutuhan baru kon- sumen yang sebelumnya tidak dipertimbangkan karena belum ada penawaran yang serupa.
2. Performance Memperbaiki performa produk atau jasa telah secara tradi- sional menjadi cara umum untuk membuat value.
3. Customization Membuat produk atau jasa yang menjawab kebutuhan spesifik konsumen individu atau consumer segment.
4. Getting the job done Terkadang value terbuat karena ingin menolong konsumen menyelesaikan sesuatu yang mereka perlukan.
5. Design Desain adalah elemen yang penting tetapi susah untuk di- ukur. Produk mencolok karena memiliki desain yang sangat baik.
6. Brand/status Terkadang konsumen mendapatkan value dalam hal kebanggaan (prestige) ketika memakai produk merek tertentu.
7. Price Harga dapat menjadi elemen yang penting ketika perusahaan menargetkan konsumen yang sensitive terhadap harga dengan menawarkan value yang sama pada harga yang lebih rendah.
8. Cost reduction Membantu konsumen untuk mengurangi biaya adalah salah satu cara penting dalam membuat value, karena konsumen merasa menghemat.
9. Risk reduction Penyediaan value yang meminimkan bahkan menghilangkan kemungkinan risiko yang akan terjadi sangat membantu konsu- men.
10. Accessibility Menyediakan produk dan jasa untuk konsumen yang sebe- lumnya tidak memiliki akses merupakan salah satu cara mem- buat value.
11. Convenience/ usability Membuat produk menjadi lebih nyaman atau lebih mudah digu- nakan dapat membuat value walaupun hanya sedikit.
Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010)
orang manajemen usaha Parani Car Wash, sejenis dipilih untuk mendapatkan gambaran seorang pemilik perusahaan cuci mobil panggilan
dan pembanding value proposition usaha cuci sejenis, seorang pemilik usaha cuci konvensional
mobil. Sedangkan pelanggan dipilih untuk yang telah berdiri lebih dari dua tahun, seorang
memberikan gambaran mengenai value proposi- pakar yang mendalami BMC dan dua orang
tion Parani Car Wash sekaligus memperoleh pelanggan yang pernah menggunakan jasa Parani
gambaran kebutuhan pelanggan terhadap jasa Car Wash lebih dari lima kali. Manajemen in-
cuci mobil panggilan secara lebih mendalam. ternal perusahaan dipilih untuk mendapatkan
Pengumpulan data dilakukan dengan wa- sudut pandang tentang model bisnis perusahaan
wancara yang merupakan percakapan dengan dan kondisi internal perusahaan. Pemilik usaha
maksud-maksud tertentu. Pada metode penelitian
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
ini peneliti dan narasumber bertemu langsung menyampaikan evaluasi dan pendapatnya. Ana- untuk mendapatkan informasi secara lisan.
lisis wawancara dengan menggunakan coding, Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur
cara membaca coding adalah lampiran-halaman- untuk mencairkan suasana namun tetap pada
nama narasumber-baris. Contoh (F-2-FM-5) garis utama penelitian dan menemukan permasa-
yang berarti kutipan diambil dari lampiran F- lahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang
halaman 1-Ferdyo Muhammad-baris 5. diajak wawancara diminta lebih dalam lagi untuk
Analisis SWOT pada elemen value proposi- menyampaikan pendapat dan ide-idenya (Sugi-
tion adalah analisis yang dilakukan untuk menge- yono, 2015).
tahui faktor internal berupa kekuatan dan kele- Uji validitas dan reliabilitas sangatlah pen-
mahan, serta faktor eksternal berupa peluang ting dalam sebuah penelitian. Validitas data,
dan ancaman pada value proposition yang di- berupa ketepatan antara data yang terjadi pada
dapat dari hasil wawancara. Kecocokan tersebut objek penelitian dengan data yang dapat dilapor-
akan diklarifikasikan menjadi empat jenis yaitu kan oleh peneliti diperoleh melalui member
strength, weakness, opportunity, dan threat. check. Peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu mendapatkan data dari perusahaan sejenis, pakar, konsumen, dan anggota internal Parani
Analisis Strength dan Weakness
Car Wash dengan teknik yang sama untuk meli-
1. Value Proposition Selaras dengan Kebutuhan hat konsistensi maupun keberagaman pada suatu
Pelanggan
topik (Sugiyono, 2015). Analisis data dilakukan Hasil wawancara dengan pelanggan dan dengan menerapkan empat tahap kegiatan me-
internal perusahaan menunjukkan bahwa value nurut Miles dan Huberman, yang terdiri dari
proposition Parani Car Wash selaras dengan reduksi data, penyajian data, perbandingan data,
kebutuhan pelanggan yaitu tidak perlu keluar verifikasi dan penarikan kesimpulan (Sugiyono,
rumah, tidak antre di ruang tunggu, serta me- 2015).
nyediakan air dan listrik. Elemen value proposi- tion yang sudah sesuai dengan kebutuhan pe-
langgan adalah performance, getting the job done
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dan convenience.
Hasil Analisis Data
“Kalau saya prefer gini sih, anak saya nggak re- Berdasarkan hasil wawancara yang telah
wel, ayo ma cepetan pulang tempatnya kotor, gitu dilakukan dengan sembilan narasumber, daya
kan” (G-9-EN-3).
yang didapatkan memiliki kaitan langsung de- “ehm... waktu sih. Kalau misal pengen cuci mo- ngan penelitian yang dilakukan. Pengumpulan
bil siang-siang panas kan males to keluar” (H-3- data dilakukan dengan cara bertemu langsung
SD-27).
dan melakukan rekaman suara sebagai bukti Keselarasan value proposition terhadap ke-
wawancara. Wawancara terlebih dahulu dilaku- butuhan pelanggan ini merupakan sebuah ke-
kan kepada pakar, perusahaan sejenis, dan pe- kuatan bagi Parani Car Wash dan harus diting-
langgan yang hasilnya diinformasikan kepada katkan, mengingat pelanggan bersifat dinamis.
internal perusahaan untuk dijadikan bahan ka- Heinonen et al (2013) menjelaskan bahwa value
jian, selanjutnya pihak internal perusahaan
Rinanda Bagus Anarta Pratama & Liliani, Evaluasi Value Proposition pada Usaha Kecil Parani Car Wash
terbentuk dan tertanam dalam realitas dan ke- “Channel, nah, tergantung channel dengan cus- tomer relationship-nya. Itu untuk dampak jaring-
hidupan pelanggan yang bersifat sangat dinamis an. Sedangkan kalau untuk ke supplier ke bela-
dan multi-kontekstual, sehingga perusahaan per- kang, sama ditentukan dari key resources yang lu melihat kebutuhan pelanggan lebih jauh. Hal
dibutuhkan… Jadi begini, hubungannya key part- ners… key partners, key resources, key activities
ini selaras dengan pernyataan pakar yang menje- dengan value proposition apa, adalah hubungan-
laskan bahwa konsumen merupakan elemen nya, value proposition ini hanya bisa dihasilkan yang dinamis dan perusahaan perlu melihat kebu-
dari key activities, yang sumber dayanya diambil dari key resources, yang didapatkan dari key part-
tuhan pelanggan. ners, yang dibiayai oleh cost” (I-3-GA-15).
“… customer itu digambarkan kalau di value pro- position design itu sebagai eee salah satu elemen
Parani Car Wash belum memiliki dampak yang bergerak dinamis, jadi dilihat mereka ini
jaringan yang luas karena tidak memiliki key kerjanya apa, task yang berusaha diselesaikan cus-
partners, channels, dan key resources yang baik, tomer itu apa, seperti itu…” (I-2-GA-2).
dan belum ada key activities yang bertujuan Pernyataan tersebut didukung oleh hasil
untuk perbaikan dalam hal jaringan bisnis. Parani wawancara dengan manajemen internal bahwa
Car Wash yang belum memiliki badan usaha Parani Car Wash harus bisa mencari tahu kebu-
juga menjadi hambatan untuk memperluas dam- tuhan pelanggan untuk bisa menentukan value
pak jaringan. Hal ini merupakan sebuah an- proposition.
caman bagi Parani Car Wash, karena dapat menghambat perkembangan perusahaan. Penje-
“… Value proposition kita ya dicocokkan dengan lasan ini selaras dengan hasil wawancara dengan mereka mereka itu, bukan bukan dia yang men-
manajemen internal.
cocokkan kita. Dia membutuhkan apa dan kita
semakin berkembang dan semakin ee pengen memenuhi kebutuhan mereka...” (L-3-AI-5).
“Dampak selama ini, jaringan yang kami miliki masih belum cukup luas eh belum begitu luas ya, karena masih berkutak berkutak di sini aja,
Osterwalder, et al. (2014) juga menjelaskan kita masih belum bisa berkembang ke area yang
bahwa dengan melihat kebutuhan pelanggan,
lebih besar” (J-4-FM-1).
value proposition dan model bisnis akan lebih “Dan untuk franchise kami udah mendapatkan
efektif serta menguntungkan bagi perusahaan. penawaran dari Bangkalan, Solo, sing email wingi
Kalimantan yo, empat limaan yo koyoke... Tapi
2. Perusahaan belum Memiliki Dampak Jaringan karena kami belum ada badan hukum dan kami belum berani mengambil risiko ee untuk level
yang Luas
yang tinggi” (M-4-AS-14).
Menurut Messersmith dan Wales pada Zac-
ca et al (2015), hubungan yang kuat dengan Parani Car Wash yang merupakan perusa- jaringan bisnis dapat membantu perusahaan da-
haan start-up memiliki gambaran yang kurang lam mengumpulkan informasi dan ide untuk
baik terhadap hubungan antara kegiatan yang pemecahan masalah, bersamaan dengan kemam-
dilakukan, sumber daya yang diperlukan, dan puan belajar serta dukungan moral dan teknis.
cara mengonfigurasi keterlibatan mitra dalam Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar, cara
model bisnis serta dalam penciptaan value propo- menentukan dampak jaringan adalah dengan
sition (Lund dan Nielsen, 2014). Penelitian Lund melihat channel, customer relationship, key re-
dan Nielsen (2014) juga memberikan masukan sources, dan key activities.
kepada Parani Car Wash bahwa hubungan antara
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 1, July 2017
kegiatan yang dilakukan, sumber daya yang diper- “Udah sih, pelayanannya juga udah bagus, res- ponsnya udah cepet, ee kalau mau order juga gam-
lukan, dan cara mengonfigurasi mitra dalam pang. Cepet juga balesnya” (H-10-SD-30).
model bisnis adalah hal utama yang perlu diper- hatikan.
Namun pelanggan juga menunjukkan bahwa terkadang hasil cuci mobil kurang bersih, hal ini
3. Pelanggan Perusahaan Cukup Puas menunjukkan bahwa masih ada hal yang mem- Oliver pada Wu et al. (2016) mengartikan
buat pelanggan menyampaikan keluhan terhadap kepuasan pelanggan sebagai ringkasan keadaan
Parani Car Wash.
psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang “Kurang interiornya. Terus, kaca depan itu kalau
mengelilingi harapan yang tidak cocok digabung- kita pakai itu masih ada noda itu di depan” (G-5-
kan dengan perasaan-perasaan yang terbentuk
EN-27).
dalam pelanggan tentang pengalaman pengon- “Iya sih aku pernah komplain kan, aku pernah
sumsian, atau dengan kata lain tingkat kepuasan nyuciin mobil si… eh siang, siang gitu sorenya
seseorang setelah membandingkan kinerja atau komplain kan ini kok ada bekas-bekas air. Karena hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harap-
waktu itu jam operasionalnya udah habis kan, jam berapa waktu itu, terus besoknya aku iniin lagi,
annya. Berdasarkan hasil wawancara dengan aku panggilin eh, aku minta komplain terus datang
pakar, hal yang perlu dipertimbangkan untuk lagi untuk bersihkan kacanya itu” (H-6-SD-1). memenuhi kepuasan pelanggan adalah menge- tahui pain dan gain pelanggan.
Keluhan yang diterima perusahaan selalu direspons dengan tanggap oleh Parani Car Wash,
“Hal yang dipertimbangkan untuk kepuasan pe- hal ini selaras dengan hasil wawancara dari langgan, ya kita harus tahu pain dan gain, titik.
internal perusahaan.
Ya itu hehehe” (I-4-GA-27).
“Ya tentunya kita terima kan. Kita minta maaf atas Berdasarkan wawancara dengan internal kesalahan kita, terus kita bilang kita nggak akan
perusahaan, dapat diketahui bahwa pelanggan mengulangi atau kalo fatal ya kita kasih ganti rugi Parani Car Wash puas dengan value proposition
cuci mobil gratis, kayak gitu” (L-8- AI-7). sistem panggilan dan pelayanan yang diberikan.
Parani Car Wash mampu memuaskan pe- “Kalau kepuasan sih mereka merasa puas karena
langgan dengan menyelesaikan permasalahan di syukur ya aja ada cuci mobil panggilan gitu, ini
gak perlu keluar rumah nih, kita cuma tunggu di mana pelanggan tidak perlu keluar rumah serta
rumah, terus kita udah tahu jadi, kayak gitu. Jadi menyediakan air dan listrik, namun perusahaan mereka merasa terbantu” (L-6-AI-23).
masih menerima keluhan dalam hal teknis cuci. “Beberapa juga ada yang puas sampai repeat or-
Melihat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa der lagi, dan setiap Sabtu selalu mencuci” (M-4-
pelanggan Parani Car Wash cukup puas. AS-19).
Analisis Opportunity dan Threat
Pernyataan pelanggan berikut ini selaras dengan pernyataan internal perusahaan dan me-
1. Perusahaan dapat menghasilkan Pendapatan nunjukkan kepuasan selama menggunakan jasa
Berulang
Parani Car Wash. Pendapatan berulang akan jauh lebih menguntungkan dibanding dengan pendapatan
Rinanda Bagus Anarta Pratama & Liliani, Evaluasi Value Proposition pada Usaha Kecil Parani Car Wash
transaksional (Alt dan Zimmermann, 2014). masi yang mencuci mobil ke-5 kali akan menda- patkan diskon 50% seperti itu” (K-6- PW-23).
Hasil wawancara dengan pakar menunjukkan cara perusahaan menghasilkan pendapatan ber-
Bucklin dan Lattin dalam Yim dan Kwon ulang.
(2015) membuktikan bahwa pembelian dilaku- “Ya kalau mau mendapatkan repeat order ya
kan melalui harga diskon menggunakan kupon tergantung dari yang pertama customer relation-
akan memiliki dampak positif pada kemungkinan ship dengan cutomer bagaimana, sistem kontrak
pembelian kembali. Seorang pelanggan yang kah, sistem subscription kan, sistem membership
kah, sistem apa itu semua masuk kategori prod- diwawancarai juga menyatakan bahwa diskon
uct model. Product modelnya seperti apa” (I-4- tersebut cukup efektif untuk membuat pelanggan GA-15).
tertarik menggunakan jasa Parani Car Wash kembali.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha cuci mobil panggilan sejenis, meningkatkan
“Adaaa, promo ini, dikasih stiker kan, eh kok stiker, kewaspadaan pelanggan bisa dilakukan melalui
stempel diskon 50% kalo udah 5 kali nyuci… Yaaa kan lumayan tuh kan kalo udah 6 kali diskon tuh,
pesan singkat dan melakukan kerjasama dengan aku kan sering nyuci mobil tuh, nah kalau nyuci 6
instansi untuk menghasilkan pendapatan yang kan lumayan dapet diskon, jadi cuci mobil untuk berulang.
mengejar diskon hahaha” (H-9-SD-2). “… semuanya sih masih simple sih, jadi pakai
Parani Car Wash memiliki kesempatan un- sms, nomer pelanggan yang udah order kita
tuk lebih meningkatkan pendapatan berulang simpen kita masukin ke group, maupun…
pokoknya satu nama gitu, nah kita sms lagi gitu, dengan cara meningkatkan kewaspadaan pelang-
setiap hari, kayak gitu.” (E-7-EA-25) gan melalui pesan singkat untuk membuat pe- langgan tertarik untuk melakukan cuci kembali,
“…Hast itu cucinya itu di misalkan, kayak di proyek pelabuhan Gresik, gitu, jadi nyuci nggak
dan Parani Car Wash juga dapat melakukan nyuci mobil, nyuci truk gitu, tapi lumayan, dua
kerjasama dengan instansi baik pemerintah ratus lima puluh arma… apa… dua ratu lima
maupun swasta sehingga memiliki akses terhadap puluh dump truk, terus misalkan nyuci di Toyota,
itu kayak gitu-gitu… Instansi… iya” (E-4-EA-6). fasilitas. Hasil wawancara dengan internal per-
usahaan menunjukkan bahwa Parani Car Wash “Agar pelanggan balik lagi gitu ya, ee saat ini kami
belum melakukan kerjasama dengan instansi. mempunyai member card, nah kalau menurut
kami itu salah satunya agar pelanggan bisa balik “Pernah. tapi kami belum berani mengiyakan kare- lagi, di mana member card itu terdapat ee infor-
na akses masuknya untuk ke tempat tersebut susah, masi yang mencuci mobil ke-5 kali akan menda-
perlu kerjasama, dan kami juga sedang mengusaha- patkan diskon 50% seperti itu” (K-5-PW-17).
kan proposal kerja sama tersebut” (M-4-AS-3). Hasil wawancara dengan internal perusa-
“Ee ada yang memberi masukan kalau mereka haan menunjukkan bahwa Parani Car Wash